sosiologi - kajian sosiologi

17
Sosiologi Kajian Sosiologi Bab 1

Upload: rania-afifa-dewi

Post on 16-Apr-2017

608 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Sosiologi

Kajian SosiologiBab 1

Page 2: Sosiologi - Kajian Sosiologi

AnggotaBellanita Indah LestariFabia FebriyantiMina HadiyantiNenda Rizki AmaliaRania Afifa DewiYuni Yusdiani Santika

Page 3: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Sejarah dan Perkembangan Konsep

Dasar Ilmu Sosiologi

Metode Pengkajian Sosiologi

Fenomena di Masyarakat Sebagai

Sumber Data Penelitian

Fungsi Sosiologi Mengkaji Realitas

Sosial

Closing

Page 4: Sosiologi - Kajian Sosiologi

A. Sejarah & Perkembangan Konsep Dasar Sosiologi

1. Sejarah Perkembangan Sosiologi Dahulu, sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung dalam

filsafat. Materi yang dibahas belum bisa dikatakan sebagai ilmu sosiologi karena materi filsafat saat itu masih berkaitan dengan etika yang membahas bagaimana seharusnya masyarakat itu sedangkan sosiologi membahas kenyataan yang ada di masyarakat itu.

Ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah :1 Plato (429-347 Sebelum Masehi) membahas unsur-unsur sosiologi

tentang negara. 2. Aristoteles (384-322 SM)membahas unsur sosiologi dgn etika sosial.

Plato Aristoteles

Page 5: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Thomas Hobbes J.J RosseauJohn Locke

Mereka memberikan sumbangan dalam sejarah ilmu sosiologi dengan membentuk ilmu yang disebut sosiologi dengan pemikiran mereka tentang kontak sosial. Namun,

sampai awal tahun 1800-an, sosiologi masih belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan.

Page 6: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Auguste Comte

Tahun 1798-1857 , Auguste Comte menciptakan istilah sosiologi (1839) terhadap keseluruhan

pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat.

Lahirlah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Inilah tahap awal

pemikiran sosiologi. Comte berpendapat bahwa tingkah laku dan kejadian di masyarakat dapat diamati dan diukur secara ilmiah.

Comte pun dianggap sebagai bapak sosiologi yang memulai

kajian sosial dengan metode ilmiah

Page 7: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Setelah Auguste Comte mencetuskan tentang ilmu sosiologi, banyak ilmuwan lainnya yang mengembangkan

ilmu sosiologi, misalnya Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, dan lainnya.

Setelah itu ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi termuka yaitu :

1. Difusionisme , pengaruh masyarakat individual saling bergantung dan meyakini bahwa perubahan sosial

terjadi karena ciri budaya masyarakat lain.2. Fungsionalisme, memandang masyarakat sebagai suatu

institusi sehingga perubahan satu institusi berpengaruh kepada institusi lain.

3. Strukturalisme, struktur sosial sebaai peran yang paling berpengaruh dalam masyarakat karena peran suatu

masyarakat dapat menentukan tingkah laku manusia.

Tahun 1900-an merupakan perkembangan sosiologi memasuki tahap modern dengan ciri utam,a ialah terjadinya spesialisasi terus menerus pada bidang

sosiologi.

Page 8: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Masuknya sosiologi ke tanah air dapat dilihat dari pemikiran para pujangga di masa lalu. Salah satunya Wulang Reh, karya Sri Paduka Mangkunegoro 4 dari Surakarta yang mengajarkan tata hubungan anggota masyarakat jawa kepada golongan lainnya. Tokoh lainnya ialah Ki Hajar Dewantara yang membahas konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia. Ini membuktikan bahwa unsur ssosiologi sudah ada meskipun tidak murni sosiologi.

Persinggungan antara masyarakat dengan dunia barat terjadi ketika penjajahan belanda. Di zaman ini banyak karya sarjana Belanda yang mengambil rakyat Indonesia sebagai pusat kajiannya. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtchogeschool) di Jakarta menjadi salah satu sekolah yang mengajarkan ilmu sosiologi sebelum akhirnya ditutup pada tahun 1934-1935.

Sesudah proklamasi, Prof. Mr. Soenario Kolopaking memberikan kuliah sosiologi tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (UGM). Tahun 1950 banyak masyarakat Indonesia yang secara khusus mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.

Page 9: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Objek Kajian Sosiologi Sebagai IlmuSosiologi mempelajari 3 aspek, yaitu :1. Mempeajari hubungan timbal balik antara macam gejala-gejala sosial.

Contoh : gejala ekonomi dengan agama.2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala

non sosial, contohnya gejala geografis, gejala biologis, dsb.3. Mempelajari ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.

Dengan adanya analisis cara hidup dan bergaul manusia, maka melahirkan cabang-cabang sosiologi yaitu :

4. Kriminologi, mengkaji tindak kriminal5. Demografi, bentuk, komposisi, dan persebaran manusia6. Ekologi manusia, struktur lingkungan perkotaan&pola penempatan serta

pertumbuhan penduduk.7. Ekologi politik, mendapatkan, menggunakan, dan terjadinya politik.8. Psikologi sosial, tingkah laku antar individu9. Sosiolinguistik, cara berbahasa.10.Sosiologi Pendidikan, lembaga pendidikan mentransformasi perilaku

budaya&tradisi.11.Sosiologi Ilmu Pengetahuan, mitos, pandangan hidup, ilmu pengetahuan,

dan pengaruhnya.12.Sosiologi Hukum, hubungan antara hukum formal.13.Sosiometri, pengukuran ilmiah antara anggota-anggota kelompok14. Sosiologi Urban, kondisi&masalah sosial yg terjadi di kota-kota.

menu

Page 10: Sosiologi - Kajian Sosiologi

B. Sosiologi Berfungsi Mengkaji Realitas SosialSosiologi terapan mampu menangani masalah sosial praktis dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seseorang melakukan kajian di suatu tempat mengenai kemiskinan lalu menghasilkan analisis yang akurat lalu atas dasar analisi tersebut dijadikan kajian untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk mewujudkan peran tersebut, sosiologi berusaha mengupas realitas untuk mengungkap fakta dibalik fenomena sosial.

1. Berbagai Realitas Sosial di MasyarakatSorjono Soekanto (1982) menyatakan bahwa suatu masyarakat tersusun oleh 6 realitas sosial, yaitu : a. Interaksi Sosialb. Kebudayaanc. Nilai dan Norma Sosiald. Stratifikasi Sosiale. Status dan Peran Sosialf. Perubahan Sosial

Page 11: Sosiologi - Kajian Sosiologi

2. Hubungan Antarrealitas Sosiala. Hubungan antara Nilai Sosial dengan Interaksi SosialBerlangsungnya interaksi sosial di masyarakat tidak dapat dilrpaskan

dari pengaruh nilai-nilai sosial.Ini terjadi karena seseorang yang bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku.

b. Hubungan antara Norma Sosial dengan Interaksi SosialAgar suatu pergaulan dalam masyarakat tertib dan teratur,

dibutuhkan aturan dan norma-norma yang dapat mengarahkan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang berlaku.

c. Hubungan antara Status&Peranan Sosial dengan Interaksi SosialSetiap orang yang memiliki status dan peran yang harus dijalankan.

Contoh : seorang berstatus ustad maka peran dimasyarakat sebagai pembimbing.

d. Hubungan antara Kebutuhan Dasar, Norma, dan Institusi SosialSuatu norma yang berkaitan akan membentuk rangkaian norma yang

disebut sebagai institusi untuk mengatur kebutuhan dasar.e. Hubungan Antara Peran Sosial dengan KebudayaanPeran sosial terjadi karena adanya kebudayaan di masyarakat, tidak

terjadi secara naluriah.f. Hubungan antara Kelas Sosial dengan Interaksi SosialKelas sosial mempengaruhi tingkah laku seseorang, nilai yang dianut,

dan gaya hidup kelas tersebut.

Back

Page 12: Sosiologi - Kajian Sosiologi

C. Fenomena di Masyarakat sebagai Sumber Data Penelitian SosiologiSemua realitas sosial dapat dipelajari oleh ilmu sosiologi dan dapat dipelajari pengaruhnya terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Berbagai gejala sosial dapat dikaji oleh sosiologi. Untuk memahaminya, kita memerlukan suatu studi sosial. Studi ini memungkinkan kita melakukan identifikasi data sosiologis mengenai fenomena dengan lingkungan.. Studi sosial merupakan kajian segala sesuatu yang berhubungan dengan individu, kelompok, atau institusi yang menyusun masyarakat. Saat kita mengkaji ketiga hal tersebut, berarti kita meneliti dari sudut pandang hubungan sosial dan kelompok.

Dalam pelaksanaan kajian sosial, kita membutuhkan 4 keterampilan pokok yaitu :1. Mengkaji, mengumpulkan data/informasi.2. Intelektual, menentukan dan menganalisis persoalan.3. Kerja kelompok, memudahkan pelaksanaan penelitian kajian sosial.4. Sosial, kemampuan berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat (supel).

Tambahan lainnya, kita harus kritis dalam mengajukan pertanyaan mengenai objek yang dikaji dan berusaha menemukan sendiri jawabannya. Metode seperti ini dinamakan metode penemuan. Informasi yang kita cari adalah data sosiologis. Data sosiologis ialah keterangan/informasi mengenai objek sosiologi yang dibutuhkan untuk membuktikan teori.

Page 13: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Jenis-jenis data sosiologis ada 2, yaitu :1.. Data Kualitatif.Data kualitatif adalah hasil penelitian yang tidak dapat diukur dengan angka/ukuran lain

yang bersifat eksak. Data kualitatif dapat diperoleh melalui :a. Penelitian historis, mengkaji peristiwa-peristiwa masa lampau untuk dapat

memahami kejadian masa kini.b. Penelitian komparatif, membandingkan dua objek yang dikaji.c. Studi kasus, memusatkan perhatian kepada fenomena sosial yang nyata di

masyarakat.d. Penelitian historis-komparatif , gabungan antara penelitian historis dan komparatif.

Metode ini digunakan untuk mengkaji suatu objek yang membutuhkan dua pendekatan sekaligus persoalan lebih efektif untuk dipecahkan.

2. Data KuantitatifMerupakan informasi hasil penelitian yang berupa angka-angka. Gejala-gejala yang

dikaji dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, ataupun rumus-rumus yang lalu diuji dengan rumus-rumus hitung statistik. Dalam ilmu sosiologi, sosiologi lebih banyak menggunakan uji statistik dalam mengkaji objek penelitian. Biasanya metode kuantitatif menggunakan uji statistik secara lebih rumit.

Back

Page 14: Sosiologi - Kajian Sosiologi

D. Metode Pengkajian Sosiologi1. Metode SurveiDisebut juga sebagai metode polling dan paling banyak digunakan

dalam sosiologi. Digunakan untuk mengukur sikap orang-orang mengenai berbagai hal. Ada dua macam pertanyaan dalam metode survei, yaitu :

a. Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian bebas.

b. Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang menghendaki responden menjawab sesuai dengan opsi yang ada..

Seorang peneliti dapat memilih kelompok individu sebagai responden (sampel). Sampel dapat dipilih secara acak (random) atau dapat dipilih sebagai perwakilan dari masyarakat (proporsional). Metode ini dapat digunaka untuk mengetahui informasi tentang sikap dan perilaku manusia.

2. Metode Eksperimen TerkontrolDigunakan untuk mempelajari kelompok-kelompok kecil. Hanya ada

sedikit pengkajian sosiologi yang dapat dilakukan dalam sebuah laboratorium dalam kondisi yang terkontrol. Sebagai contoh ada dua kelompok yang memiliki kesamaan dalam berbagai aspek tetapi ada satu aspek yang berbeda yang akan diteliti. Aspek-aspek tersebut disebut juga sebagai variabel.

Page 15: Sosiologi - Kajian Sosiologi

3. Metode Pengamatan Lapangan (Observasi)Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.

1.    Tujuan ObservasiDengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.

2.    Jenis-jenis ObservasiBerdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.a.    Observasi partisipasiObservasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompokyang ditelitinya. Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian. Kelemahannya, yaitu ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu sehingga proseduryang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti lain.b.    Observasi non partisipasiObservasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Kelemahan cara ini antara lain kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya.

Page 16: Sosiologi - Kajian Sosiologi

4. Metode Analisis Isi (Content Analysis)Analisis isi merupakan metode penlitian yang digunakan untuk mengetahui simpulan dari sebuah teks. Atau dengan kata lain, analisis isi merupakan metode penelitian yang ingin mengungkap gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten. Oleh karenanya, secara praksis metode ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda, menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain (Weber, 1990: 9). Dengan demikian, analisis isi lebih akrab digunakan di bidang komunikasi.

Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk mengumpulkan data diantaranya:1.Menetapkan unit yang terekam, hal ini sangat penting dalam proses pengaregorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level :

a. Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing katab. Paragraf, kalau sumberdaya manusia atau komputer yang tersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukan pengkodeaan berdasarakan paragraf. Namun hal ini sulit mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.c. Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketika teks tersebut tidak terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita, dan berita koran.

d. Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori. Pertama kita harus mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua, harus seberapa dekatkah hubungan antar unit dalam satu kategori. Melakukan tes coding di teks sampel. Hal ini diupayakan agar tidak ada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi hal-hal yang tidak tepat dalam skema klasifikasie. Menilai akurasi atau reabilitasf. Merefisi aturan pengkodingan

Back

Page 17: Sosiologi - Kajian Sosiologi

Terima Kasih Atas Perhatiannya