skripsi zuama

Upload: ismail-andi-baso

Post on 08-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    1/65

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Memasuki era milenium baru perlu diupayakan pengembangan

    strategi program kesehatan yang efektif guna mendapatkan generasi

    penerus bangsa yang kuat dan berkualitas.

    Generasi penerus bangsa yang kuat dan berkualitas dapat

    diwujudkan melalui upaya-upaya yang terarah, sehingga dapat

    dihasilkan anak-anak yang sehat yang merupakan modal dasar untuk

    pembentukan generasi yang diharapkan. Tetapi kenyataannya pada

    masa sekarang ini, masalah yang dihadapi adalah masih tingginya

    angka kematian anak terutama pada masa neonatal.

    Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes

    RI) tahun 1999 Salah satu strategi menurunkan angka kematian

    neonatal adalah mengikutsertakan dukun bayi, keluarga, masyarakat

    bersama-sama dengan tenaga kesehatan yang ada.

    Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi

    dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

    hamil. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian

    bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama

    kehidupan (Sarwono, 2002).

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    2/65

    2

    Semua neonatal di daerah wilayah kerja badan KIA harus

    dikontak secepat mungkin setelah lahir, tujuannya adalah menjaga

    agar pertumbuhan neonatal dapat berlangsung normal dan

    menemukan sedini mungkin bila ada kelainan-kelainan sehingga

    dapat ditangani dengan cepat (Dainur, 1995).

    Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang

    sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

    masyarakat. Dengan memberikan pelayanan kesehatan dasar secara

    cepat dan tepat. Salah satu kegiatan pelayanan kesehatan dasar yang

    sangat penting dilakukan mengingat bayi yang berusia kurang dari

    satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau

    memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan

    yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain adalah

    dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

    dan pelayaan kepada neonatal 0 sampai 28 hari (Departemen

    Kesehatan RI, 1999).

    Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan kesehatan

    neonatal adalah jika kunjungan (cakupan) pemeriksaan neonatal

    mencapai 85% dengan frekuensi minimal 2 kali, yaitu 1 kali pada umur

    0 7 hari dan 1 kali pada umur 8 28 hari. Adanya perbedaan

    cakupan atau jumlah kunjungan disetiap daerah secara tidak

    langsung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan ibu,

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    3/65

    3

    tingkat pengetahuan ibu, budaya dan status ekonomi yang masih

    rendah (Departeman Kesehatan RI, 1999).

    Terdapat perbedaan angka cakupan neonatal di tiap propinsi, ini

    dapat dilihat pada daerah propinsi yang tertinggi cakupan

    Kunjungan Neonatal pertama (KN1) yaitu Daerah Istimewa

    Yogyakarta sebesar 80%, Bengkulu sebesar 65% dan Kalimantan

    Selatan 64%. Sedangkan propinsi memiliki angka cakupan KN 1 yang

    terendah antara lain Propinsi Papua sebesar 23%, Propinsi Papua

    Barat sebesar 39% dan Propinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 42%

    (Litbang Depkes.go.id, 2009).

    Pada cakupan KN 2 angka tertinggi terdapat pada propinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 67%, Propinsi Maluku Utara

    sebesar 62% dan DKI Jakarta sebesar 57%. Sedangkan untuk

    Propinsi dengan cakupan KN2 yang terendah terdapat pada Propinsi

    Kalimantan Barat 20%, Propinsi Kalimantan Tengah 22% dan Propinsi

    Bangka Belitung sebesar 24%. Pada Propinsi Kalimantan Timur

    angka cakupan neonatal KN 1 sebesar 82,77% (Litbang Depkes.go.id,

    2009).

    Berdasarkan sumber data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten

    Kutai kartanegara (2009) daftar cakupan KN1 di seluruh puskesmas

    yang tersebar di kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2007

    antara lain pada daerah Loa Kulu sebesar 72,5%, Muara Jawa dan

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    4/65

    4

    Samboja sebesar 89,8%, Handil Baru sebesar 63,6%, serta Loa

    Janan sebesar 45,1%.

    Persentase cakupan KN 1 di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun

    2007 terdapat pada Puskesmas Batuah sebesar 37,2%, Loa Duri

    sebesar 60,3%, Sanga-Sanga sebesar 123,4%, dan pada Sungai

    Mariam sebesar 65,4%. Persentase cakupan KN 1 pada tahun 2007

    sebesar 35,4% tersebar di Puskesmas Muara Badak, Marangkayu

    sebesar 78,6%, Mangkurawang sebesar 119,2%, Rapak Mahang

    sebesar 81,5% serta sebesar 99,2% terdapat di Loa Ipuh (Dinas

    Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2009).

    Angka cakupan KN 1 di Kabupaten Kutai kartanegara pada tahun

    2007 dengan persentase sebesar terdapat di Teluk Dalam sebesar

    66,7%, daerah Separi III sebesar 72,7%, Sebulu I sebesar dengan

    persentase 36,5%, Sebulu II sebesar 110,9%, Muara Kaman sebesar

    47,9%, Muara Wis sebesar 81,8%, persentase daerah Kahala sebesar

    110,1% serta persentase untuk daerah Kembang Janggut sebesar

    69,7% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2009).

    Pada tahun 2008 daftar cakupan kunjungan neonatal pertama

    pada seluruh puskesmas Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain

    sebagai berikut : Muara Jawa sebesar 90,5%, Loa Kulu sebesar

    34,5%, persentase KN 1 daerah Samboja sebesar 100%, Handil Baru

    sebesar 149,8%, Loa Janan sebesar 88,8%, pada daerah Batuah

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    5/65

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    6/65

    6

    Muara Badak 36,3% dan 105%, Badak Baru 0 % dan 57,2%,

    Marangkayu 73,2% dan 59,2%, Mangkurawang 116,2% dan 79,4%,

    Rapak Mahang 79,6% dan 111,8% Loa Ipuh 95,5% dan 84,5%, Teluk

    Dalam 66,5% dan 77,6%, Separi III 63,3% dan 121,4%, Sebulu I

    36,5% dan 52,6%, Sebulu II 110,5% dan 101,5%, Muara Kaman 42%

    dan 19,3%, Kota Bangun 23,8% dan 81,9%, Rimba Ayu 66,7% dan

    36,6%, Muara Wis 75,5% dan 40,4%, Kahala 101,9% dan 28,2%,

    Kembang Janggut 83,9% dan 84,4%, Tabang 0 % dan 167%. (Data

    Dinas Kesehatan Kab. Kukar 2009).

    Studi Pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ke beberapa desa

    diwilayah kerja Puskesmas Sungai Mariam, yang mana

    masyarakatnya berasal dari latar belakang pendidikan dengan

    persentase 60% wanita berpendidikan sekolah dasar (data profil

    Puskesmas), suku (penduduk lokal dan pendatang), lingkungan yang

    terisolir oleh anak sungai, serta kondisi geografis yang berbeda maka

    terjadilah interaksi didalam masyarakat sehingga menimbulkan

    asumsi-asumsi yang beragam. Namun dari berbagai asumsi yang

    timbul dimasyarakat yang paling menonjol adalah bahwa setiap bayi

    yang baru lahir tidak boleh keluar rumah atau melakukan perjalanan

    jauh sebelum berusia 40 hari (termasuk melakukan kunjungan

    neonatal).

    Berdasarkan gambaran latar belakang yang telah diuraikan diatas

    peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap faktor-faktor

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    7/65

    7

    yang mempengaruhi rendahnya kunjungan neonatal di Puskesmas

    Sungai Mariam Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor faktor apa

    saja yang mempengaruhi rendahnya cakupan kunjungan neonatal 0

    28 hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana

    Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

    cakupan kunjungan neonatal 0 28 hari di Puskemas Sungai

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun

    2009.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap

    rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun

    2009

    b. Mengetahui pengaruh antara tingkat status ekonomi terhadap

    rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    8/65

    8

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun

    2009

    c. Mengetahui pengaruh antara budaya terhadap rendahnya

    cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009

    d. Mengetahui pengaruh antara sarana pelayanan kesehatan

    terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di

    Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten

    Kartanegara Tahun 2009

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Dinas Kesehatan

    Sebagai masukan untuk mengambil intervensi bagi Puskesmas

    yang cakupannya masih rendah / dibawah target.

    2. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

    Sebagai masukan untuk mengembangkan pelayanan neonatal dan

    menyusun rencana prefentif bagi neonatal yang bermasalah

    3. Bagi Tenaga Kesehatan

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk

    melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

    kunjungan neonatal.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    9/65

    9

    4. Bagi Responden

    Diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan

    pengetahuan tentang kunjungan neonatal.

    5. Bagi Peneliti

    Diharapkan dari hasil ini dapat menambah wawasan, pengalaman

    yang sangat berharga yaitu saat melaksanakan penelitian dan

    pada masa yang akan datang

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    10/65

    10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Tentang Neonatal

    1. Pengertian Neonatal

    Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan nahwa

    neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu.

    menurut Jumiarni (1995) neonatus adalah bayi yang baru mengalami

    proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan

    intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

    Berdasarkan artikel media online neonatus adalah masa

    kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana

    terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim

    menjadi diluar rahim, pada masa ini terjadi pematangan organ hampir

    pada semua sistem dan masa perubahan yang paling besar terjadi

    selama jam ke 24 - 72 pertama dimana transisi ini hampir meliputi

    semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah sistem

    pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Oleh karena itu sangatlah

    diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan

    suatu tindakan anestesi terhadap neonatus

    (http://ayeepnlie.blogspot.com, 2009).

    http://ayeepnlie.blogspot.com/http://ayeepnlie.blogspot.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    11/65

    11

    Masa neonatal berlangsung pada masa ini dan anak tidak lagi

    menjadi parasit, tetapi telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri

    sendiri. Pada masa ini ditandai dengan penyesuaian terhadap

    lingkungan baru diluar rahim si ibu. Menurut kriteria kesehatan

    penyesuaian tercapai dengan terlepasnya tali pusat sedangkan

    menurut kriteria psikologi, adalah penyesuaian tercapai bila mencapai

    kembali berat badan yang berkurang setelah lahir dan mulai

    menampakkan tanda - tanda kemampuan dalam tingkah laku

    (Suryanah,1996).

    Berdasarkan artikel media online, ciri-ciri bayi neonatal

    merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan.

    Pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi

    menjelang dua minggu. Periode yang tersingkat dari semua periode

    perkembangan yang ada, menurut kriteria medis penyesuaian ini akan

    berakhir pada saat tali pusat lepas dari pusarnya, sedangkan menurut

    kriteria fisilogi berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda

    kemajuan perkembangan perilaku, sekalipun pada umumnya bayi

    menyelesaikan penyesuaian ini dalam dua minggu atau sedikit lebih

    cepat (http://tafany.wordpress.com, 2007).

    http://tafany.wordpress.com/http://tafany.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    12/65

    12

    2. Periode Neonatal

    Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999)

    Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai

    umur 28 hari yang terbagi menjadi 2 periode, antara lain :

    a. Perode Neonatal Dini yang meliputi jangka waktu 0 - 7 hari setelah

    lahir

    b. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangka

    waktu 8 - 28 hari setelah lahir.

    Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku merupakan

    permulaan atau periode agar keberadaan seabagi individu dan bukan

    sebagai parasit didalam tubuh ibu. Kamus juga merumuskan bayi

    sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang pertama.

    Menurut istilah medis, bayi adalah seorang anak yang muda usianya

    (ttp://tafany.wordpress.com, 2007).

    Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan.

    Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan yang amat menakjubkan. Pada saat kelahiran, banyak

    perubahan dramatik yang terjadi di dalam tubuh bayi karena berubah

    dari ketergantungan menjadi tidak tergantung pada ibu. Dari sudut

    pandangan ibu, proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik.

    Bayi terus berenang dalam uterus selama 9 bulan, janin mendapat

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    13/65

    13

    kehangatan, perlindungan, bebas dari rasa sakit dan hampir tidak

    mengalami ketegangan. Kemudian persalinan dimulai dan janin

    didorong, dan meluncur melalui jalan lahir yang sempit

    (http://ayurai.wordpress.com, 2009).

    Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik

    secara fisik maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya,

    karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang

    terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda.

    Secara psikologi, masa bayi merupakan saat terbentuknya sikap dari

    orang-orang yang berarti bagi bayi (http://tafany.wordpress.com,

    2007).

    3. Pertumbuhan dan perkembangan usia neonatal

    Menurut buku Asuhan Keperawatan Perinatal oleh Jumiarni (1995)

    dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi :

    a. Sistem pernafasan

    Selama dalam uterus janin mendapat okisgen dan pertukaran

    gas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada

    paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan

    pernafasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut :

    1. Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir

    http://ayurai.wordpress.com/http://tafany.wordpress.com/http://ayurai.wordpress.com/http://tafany.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    14/65

    14

    2. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon

    dioksida kemoreseptor pada sinus karotis (stimulus kimiawi)

    3. Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang

    permulaan gerakan pernafasan (stimulus sensorik)

    4. Refleks deflasi Hering Breur

    Pernafasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu

    30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui

    jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi

    normal jumlahnya 80-100ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan

    tersbut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.

    Frekueunsi pernafasan dihitung dengan melihat gerakan nafas atau

    perut. Pernafasan neonatal normal berkisar antara 30-60 x

    permenit.

    Berdasarkan artikel media online kategori sistem pernafasan

    pada neonatal ialah apabila tali pusar diputus bayi mulai harus

    bernapas sendiri, menghisap dan menelan. Sekarang bayi harus

    memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan menelan, tidak

    lagi memperolehnya melalui tali pusar. Refleksi-refleksi ini belum

    berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi seringkali tidak

    cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat

    badanya menurun bayi (http://tafany.wordpress.com, 2007).

    b. Jantung dan Sistem Sirkulasi

    http://tafany.wordpress.com/http://tafany.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    15/65

    15

    Berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2

    meningkat dan tekanan CO2 menurun, hali ini mengakibatkan

    turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah

    arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosa

    menutup, dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian

    tali pusat dipotong aliran darah dari placenta melaui venacava

    inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin

    sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan

    ibu.

    Frekuensi denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba

    arteri temporalis atau karotis, dapat juga secara langsung

    didengarkan di daerah jantung dengan menggunakan stetoskop

    binokuler. Frekuesnsi denyut jantung neonatal normal berkisar

    antara 120 - 140 kali/menit.

    c. Saluran pencernaan

    Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan

    pada neonatal relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan

    dengan orang dewasa, pada masa neonatal saluran pencernaan

    mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam

    pertama berupa mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengan

    adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    16/65

    16

    transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat

    kehijauan.

    Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatal nampaknya sangat

    erat hubungannya dengan frekuensi pemberian makan/minum.

    Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada

    neonatal kecuali amylase pancreas, aktifitas lipase telah ditemukan

    pada janin tujuh sampai delapan bulan.

    d. Hepar

    Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan

    penting dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai

    disimpan didalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat

    terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.

    Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir

    masih dalam keadaan immature (belum matang), hali ini dibuktikan

    dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas

    penghancuran darah dari peredaran darah

    Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, misalnya enzim

    UDPG : Uridin Disofat Glukoronid Transferase) dan enzim G6PD

    (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase) yang berfungsi dalam sintesis

    bilirubin, sering kurang sehingga neonatal memperlihatkan gejala

    ikterus fisologis.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    17/65

    17

    e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

    Glomerulus diginjal dibentuk pada janin umur 8 minggu, jumlah

    pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan pada akhir

    kehamilan diperkirakan 820.000. ginjal janin mulai berfungsi pada

    usia kehamilan 3 bulan.

    Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan

    kadar natrium relative lebih besar daripada kalium. Pada neonatal

    fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain :

    1. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa

    2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume

    tubulus proksimal

    3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relative

    kurang.

    Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh

    pemberian air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai

    memproses air yang didapatkan setelah lahir.

    f. Metabolisme

    Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar

    gula darah. Untuk menambah energy pada jam-jam pertama

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    18/65

    18

    sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga

    kadar gula darah mencapai 120 mg/100 ml.

    Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dan ibu yang menderita

    DM atau BBLR perubahan glukosa mejadi glikogen akan meningkat

    atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak

    dapat memenuhi kebutuhan neonatal maka kemungkinan besar

    bayi akan menderita hipoglikemi.

    g. Kulit

    Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan

    padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan,

    kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak

    berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu

    yang disebut vernik kaseosa.

    h. Kelenjar endokrin

    Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormone dari ibunya.

    Pada kehamilan sepuluh minggu kortikotropin telah ditemukan

    dalam hipofisis janin, hormone ini diperlukan untuk

    mempertahankan glandula supra renalis janin.

    Pada neonatal kadang-kadang hormone yang didapatkan dari

    ibu masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat misalnya

    pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    19/65

    19

    perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina

    yang menyerupai haid pada bayi perempuan.

    Kelenjar adrenal pada waktu lahir relative lebih besar bila

    dibandingkan dengan orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah

    sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak

    beberpa bulan sebelum lahir.

    i. Imunologi

    Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis immunoglobulin

    (suatu protein yang mengandung zat antibody) diantaranya IgG

    (Imunoglobulin gamma G). pada neonatal hanya terdapat

    immunoglobulin gamma G, dibentuk dalam bulan kedua setelah

    bayi dilahirkan, Immunoglobulin gamma G pada janin berasal dari

    ibunya melalui plasenta.

    j. Suhu Tubuh

    Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5 C 37 C.

    pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla stau pada

    rectal. Hasil pengukuran per aksilla biasanya lebih rendah daripada

    hasil pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksilla lebih

    terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah

    rectal. Suhu tubuh perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu

    lingkungan karena pada neonatal, pusat pengaturan panas belum

    sempurna.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    20/65

    20

    k. Reflek atau rangsangan spontan

    Beberapa reflek primitif yang terdapat pada neonatal antara lain :

    1. Refleks Moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yang

    mengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan dan tangan

    terbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.

    2. Refleks menggenggam dengan perlakuan bila telapak tangan

    dirangsang akan membei reaksi seperti menggenggam.

    3. Refleks berjalan (Stepping) dengan perlakuan apabila bayi

    diangkat tegak dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar,

    maka bayi akan melakukan gerakan melangkah seolah-olah

    berjalan.

    4. Refleks menghisap apabila diberi rangsangan pada ujung mulut

    kepala akan menoleh kearah rangsangan, bibir dibawah dan

    lidah akan bergerak kearah rangsangan serta bila dimasukkan

    sesuatu kedalam mulutnya akan membuat menghisap.

    l. Pola-pola perilaku selama masa neonatal

    Pola pola perilaku selama masa neonatal antara lain :

    1. Tiarap dengan perlakuan tiarap dalam sikap refleksi, memutar

    kepala dari sisi, kepala melengkung pada suspensi ventral

    2. Terlentang dengan perlakuan biasanya fleksi dan sedikit kaku

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    21/65

    21

    3. Visual dengan perlakuan dapat memfiksasi muka atau cahaya

    pada garis penglihatan, gerakan mata bonek (Dolls eye) pada

    pemutaran tubuh.

    4. Refleks dengan perlakuan respon moro aktif, refleks melangkah

    dan pemutaran tubuh.

    5. Sosial dengan perlakuan penglihatan memilih pada muka

    manusia.

    B. Tinjauan Umum Tentang Kunjungan Neonatal (KN)

    1. Pengertian kunjungan neonatal

    Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga

    kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan

    pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar gedung

    puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke

    rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan

    neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,

    pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa

    perawatn mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian

    vitamin K dan penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA

    (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

    Kunjungan neonatal terbagi dalam dua kategori menurut

    Departemen Kesehatan RI (2004) antara lain :

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    22/65

    22

    a. Kunjungan Neonatal ke satu (KN 1)

    Kunjungan neonatal yang ke satu (KN 1) adalah kunjungan

    neonatal pertama kali yaitu pada hari pertama sampai hari ketujuh

    (sejak 6 jam setelah lahir).

    b. Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2)

    Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal yang

    kedua kali yaitu pada hari kedelapan sampai hari kedua puluh

    delapan.

    Menurut definisi operasional standar pelayanan minimal bidang

    kesehatan di kabupaten di Jawa Timur (2004) kunjungan neonatal

    adalah kontak neonatus (0 28 hari) dengan petugas kesehatan

    untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 0 7

    hari minimal 2 kali, usia 8 sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2) didalam/diluar Institusi Kesehatan.

    2. Pengertian cakupan kunjungan neonatal

    Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neonatal yang

    memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan,

    perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling

    sedikit 2 kali di satu wilayah kerja tertentu (Departemen Kesehatan

    RI, 1999).

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    23/65

    23

    Kunjungan bayi adalah: kontak pertama pemeriksaan kesehatanbayi (termasuk neonatal) oleh petugas kesehatan baik didalam

    maupun diluar institusi kesehatan (definisi operasional standar

    pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten di Jawa Timur

    tahun 2004).

    Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut :

    Keterangan :

    - Pembilang / jumlah bayi baru

    Jumlah neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan

    sesuai standar, paling sedikit 2 kali di satu wilayah kerja pada

    kurun waktu-waktu tertentu

    - Penyebut / penduduk sasaran bayi

    Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu

    sama jika tidak ada data, dapat digunakan angka estimasi

    jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungan

    CBR dikalikan jumlah peduduk

    - Ukuran konstanta : persentase (%)

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    24/65

    24

    C. Tinjauan Umum Tentang Faktor yang Diteliti

    1. Tingkat Pengetahuan

    Menurut Notoatmojo (2005), pengetahuan adalah hasil

    penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

    melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dsb) dengan

    sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

    pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas perhatian dan

    persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan seseorang

    diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indra penglihatan

    (mata).

    Menurut kamus bahasa Indonesia Poerwadarminta (1997)

    dijelaskan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

    sesudah melihat atau menyaksikan, mengalami atau diajar.

    Pengetahuan merupakan faktor penting untuk melakukan

    perubahan perilaku kesehatan dan pengetahuan tentang kunjungan

    neonatal secara tidak langsung akan mempegaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan neonatal (Departemen Kesehatan RI, 1999).

    Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif (Notoadmojo,

    2005) ada 6 tingkatan yaitu:

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    25/65

    25

    1. Know(tahu) : diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan terkini

    adalah mengingat kembali (recall).

    2. Comprehension (memahami) : memahami diartikan sebagai

    kemampuan untuk menjelaskan suatu kemampuan secara benar

    tentang objek yang telah diketahui sebelumnya dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    3. Application ( aplikasi ) : diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi tertentu

    atau kondisi real atau sebenarnya.

    4. Analysis ( analisis) : suatu komponen untuk menjabarkan materi

    atau suatu objek kedalam komponen-komponen tapi masih dalam

    struktur organisasi tersebut, ada kaitannya satu sama lain.

    5. Synthesis (sintesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan

    meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu

    bentuk ke seluruh yang baru.

    6. Evaluation (evaluasi) : berkaitan dengan kemampuan untuk

    melaksanakan justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek atau

    materi.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    26/65

    26

    2. Status Ekonomi

    Menurut kamus bahasa Indonesia Poerwadarminta (1997)

    dijelaskan bahwa status adalah tingkatan atau kedudukan seseorang

    dalam hubungan dengan masyarakat disekelilingnya, sedangkan

    ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, dan pemakaian

    barang-barang, serta kekayaan. Jadi status ekonomi adalah tingkatan

    kekayaan seseorang dalam hubungan dengan masyarakat

    disekelilingnya.

    Status ekonomi adalah suatu keadaan atau situasi dimana

    diperlukan kecermatan dalam hal pengeluaran uang (Princeton

    Univercity, 2000).

    Peranan kepala keluarga sangatlah penting dalam menentukan

    ekonomi keluarga. Pada banyak keluarga, ayah merupakan satu-

    satunya sumber pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan

    keluarga misalnya membeli pangan, sandang, papan dan biaya

    kesehatan (Tinuk Istiarti T, 2000)

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Depkes, tahun 1999

    bahwa pada status ekonomi masyarakat yang masih rendah, secara

    tidak langsung keadaan ini dapat menimbulkan faktor resiko ancaman

    kesehatan bagi pertumbuhan dan perkembangan neonatal. Biasanya

    golongan masyarakat ini sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan

    maupun informasi kesehatan.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    27/65

    27

    Berdasarkan sumber informasi media online Upah Minimal

    Regional (UMR) pada tahun 2009 2010 pada Propinsi Kalimantan

    Timur Kota Samarinda sebesar Rp.1.002.000,-

    (http://allows.wordpress.com, 2009).

    3. Budaya

    Budaya adalah penciptaan, penerbitan dan pengelolaan nilai-nilai

    insani, tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri dalam

    lingkungan, baik fisik maupun sosial. Dalam budaya terdapat nilai-nilai

    ataupun kepercayaan yang sangat mempengaruhi perilaku kesehatan

    (Munandar Sulaiman, 1995)

    Budaya merupakan hasil cita, rasa dan karsa manusia dimana

    unsur perilaku memegang peranan penting dalam proses

    pembentukan budaya. Berbicara tentang budaya berarti berbicara

    juga tentang perilaku (Fauliya Eva, 1998).

    Berdasarkan hasil survey Departemen Kesehatan tahun 1999,

    bahwa beraneka ragamnya budaya yang ada di Indonesia sangat

    mempengaruhi keberhasilan program KIA termasuk dalam hal ini

    kunjungan neonatal.

    4. Sarana Pelayanan Kesehatan

    Sarana adalah sesuatu yang dipakai sebagi alat untuk

    mempermudah pekerjaan, upaya atau tujuan (Poerwadarminta, 1997).

    http://allows.wordpress.com/http://allows.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    28/65

    28

    Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi

    rendahnya kunjungan neonatal ke puskesmas. Banyaknya jenis

    sarana pelayanan kesehatan yang ada disekitar puskesmas dan

    kurang memadainya fasilitas yang ada di puskesmas memungkinkan

    masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih memadai dan

    mudah dijangkau (Profil PKM, 2008).

    Pada tahun 2006, di Propinsi Sulawesi Tengah menunjukkan

    bahwa cakupan K1 secara keseluruhan sebesar 86,3% cakupan ini

    mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2005, 88,1% dan

    belum mencapai target 90%, K1 kisaran tertinggi Kota Palu sebasar

    98,1% dan kisaran Terendah Kabupaten Tojo Una-una 75,5%.

    Sedangkan cakupan K4 secara keseluruhan sebesar 77,0%, hal ini

    bila dibandingkan tahun 2005 (80,2%). K4 dengan kisaran tertinggi

    Kota Palu sebesar 88,1% dan terendah Kabupaten Tojo una-una

    63,1% Untuk target propinsi sebesar 82,2%. Dari hal tersebut diatas

    bahwa terjadi penurunan cakupan (http://kiasulteng.wordpress.com,

    2006).

    Kedua indikator pelayanan Antenatal K1 dan K4 tersebut secara

    propinsi masih tingginya ibu hamil yang tidak melakukan ANC (K1)

    dan pemeriksaan ulang (K4), ini disebabkan kerena masih rendahnya

    pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan ANC kefasilitas

    pelayanan kesehatan atau masyarakat yang kurang puas dengan

    kualitas pelayanan petugas, disisi lain faktor yang mendukung hal

    http://kiasulteng.wordpress.com/http://kiasulteng.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    29/65

    29

    tersebut diatas adalah distribusi bidan di kabupaten/kota yang tidak

    merata, juga adanya mutasi atau perpindahan karena pengangkatan

    PNS/ mengikuti suami (http://kiasulteng.wordpress.com, 2006).

    D. Kerangka Teoritis

    Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga

    kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan

    pemeriksaan kesehatan neonatal baik di dalam maupun di luar

    puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan rumah.

    Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan neonatal adalah

    jika cakupan pemeriksaan neonatal mencapai 85% dengan frekuensi

    minimal 2 kali yaitu 1 kali pada umur 0 7 hari dan 1 kali umur pada

    umur 8 28 hari (Depkes RI, 1999)

    Menurut Depkes RI (1999), adanya perbedaan cakupan

    kunjungan neonatal (KN) di tiap daerah dipengaruhi oleh faktor

    pendidikan, pengetahuan, status ekonomi, budaya dan sarana

    pelayanan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan

    kerangka teoritis sebagai berikut ini :

    http://kiasulteng.wordpress.com/http://kiasulteng.wordpress.com/
  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    30/65

    30

    Sumber : Departemen Kesehatan, 1999

    Faktor faktor yang

    Faktor internal

    1. Pendidikan

    2. Pengetahua

    Faktor eksternal

    1. Budaya

    2. Sarana

    Pelayanan

    Kunjungan

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    31/65

    31

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional

    dimana suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara

    faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

    atau pengumpulan data sekaligus dalam satu waktu (Notoatmodjo,

    2005).

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor faktor yang

    mempengaruhi rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di

    Puskesmas Sungai Mariam pada tahun 2009.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskemas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara.

    2. Waktu Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September 2010

    sampai dengan Oktober 2010.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    32/65

    32

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

    mempunyai neonatal (0 28 hari) yang ada di wilayah kerja

    Puskesmas Sungai Mariam tahun 2009.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai

    neonatal (0-28 hari) di wilayah kerja Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai kartanegara tahun 2009.

    Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling

    dimana menurut Prof. Rozaini Nasution (2003) sampel diambil atas

    dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu, juga

    sampel yang dikehendaki tidak berdasarkan pertimbangan yang

    dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja,

    kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.

    D. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep dalam penelitian ini yang menjadi variabel

    independen (bebas) adalah pengetahuan, status ekonomi, budaya

    serta sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan variabel dependen

    (terikat) adalah kunjungan neonatal.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    33/65

    33

    Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

    dibawah ini :

    Gambar 1. Kerangka konsep penelitian

    E. Hipotesis Penelitian

    1. Ada pengaruh antara pengetahuan dengan rendahnya cakupan

    kunjungan neonatal (0 - 28 hari) di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009.

    2. Ada pengaruh antara status ekonomi dengan rendahnya cakupan

    kunjungan neonatal (0 - 28 hari) di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009.

    Independen Dependen

    Pengetahuan

    Status Ekonomi

    Budaya

    Sarana Pelayanan

    Kesehatan

    Kunjungan

    Neonatal (0-28 hari)

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    34/65

    34

    3. Ada pengaruh antara budaya dengan rendahnya cakupan

    kunjungan neonatal (0 - 28 hari) di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009.

    4. Ada pengaruh antara sarana pelayanan kesehatan dengan

    rendahnya cakupan kunjungan neonatal (0 - 28 hari) di Puskesmas

    Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai

    Kartanegara Tahun 2009.

    F. Variabel Penelitian

    Pada penelitian ini variabel yang diteliti terdiri atas :

    1. Variabel Dependen (Terikat)

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kunjungan neonatal di

    Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai

    Kartanegara.

    2. Variabel Independen (Bebas)

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, status

    ekonomi, budaya dan sarana pelayanan kesehatan.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    35/65

    35

    G. Definisi Operasional

    Variabel Defenisi Operasional Kriteria Objektiv Alat Ukur Skala Ukur

    Variabel Dependent

    KunjunganNeonatal

    Kontak neonataldengan tenagakesehatan untukmendapatkanpelayanan kesehatan

    1. Tidak adakunjungan, bilascore < 50%

    2. Ada kunjungan bilascore 50% Menggunakan

    kusionerNominal

    Variabel Independen

    Pengetahuan

    Segala sesuatu yangdiketahui ibu tentangkunjungan neonatal

    1. PengetahuanKurang baik bilascore < 50%

    2. Pengetahuan Baikbila score 50%

    MenggunakanKusioner

    Nominall

    Status Ekonomi

    Tingkat pendapatanseseorang dalamsatu bulan yang

    diukur atau dinilaidengan sejumlahuang berdasarkanUMR 2010Kalimantan timur Rp.1.002.000

    1. Rendah, Bila < Rp.1.002.000

    2. Tinggi, Bila Rp.

    1.002.000Menggunakan

    KusionerOrdinal

    Budaya

    Nilai-nilai kebiasaanatau kepercayaan ibutentang kunjunganneonatal

    1. Tidak adapengaruh, bilascore < 50 %

    2. Ada score bila adapengaruh 50%

    MenggunakanKusioner

    Ordinal

    SaranaPelayananKesehatan

    Segala fasilitas yangtersedia untukmendapatkanpelayanan kesehatanneonatal

    1. Tidak lengkap, bilascore < 50%

    2. Lengkap, bila score 50%

    MenggunakanKusioner

    Nominal

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    36/65

    36

    H. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara primer dan sekunder di

    wilayah kerja Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana

    Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

    1. Data Primer

    a. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung di

    lokasi penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang

    dapat dituangkan dalam penyajian data.

    b. Melakukan wawancara langsung dan menggunakan kuisioner

    kepada para responden ibu yang memiliki neonatal 0 28 hari

    tahun 2009.

    2. Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengamatan

    pengkajian terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

    permasalahan yang akan diteliti yaitu pengumpulan data jumlah ibu

    yang memiliki neonatal 0 28 hari.

    I. Teknik Pengolahan Data

    1. Coding

    Coding dimaksudkan untuk merubah bentuk data menjadi kode

    agar mempermudah dalam pengolahan data.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    37/65

    37

    2. Pengolahan data

    Pengolahan data menggunakan komputerisasi dengan

    perangkat lunak pengolah statistik.

    J. Teknik analisa data

    Data yang dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah menjadi dua

    macam, sebagai berikut :

    1. Analisa Univariat

    Tujuan analisa ini adalah menjelaskan dan mendeskripsikan

    karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel

    terikat yaitu kunjungan neonatal maupun variabel bebas yaitu

    pengetahuan, status ekonomi, budaya serta sarana pelayanan

    kesehatan.

    2. Analisa bivariat

    Analisa bivariat ini digunakan untuk menguji hubungan

    masing-masing dua variabel yaitu variabel kunjungan neonatal

    dengan variabel pengetahuan, variabel kunjungan neonatal dengan

    variabel status ekonomi, variabel kunjungan dengan variabel

    budaya dan variabel kelelahan dengan variabel sarana pelayanan

    kesehatan. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square (X2)

    dengan menggunakan Statistic Product and Service System

    (SPSS).

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    38/65

    38

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Puskemas Sungai Mariam

    Luas Batas Wilayah Puskesmas Sungai mariam

    Puskemas Sungai Mariam merupakan salah satu puskemas

    yang ada di wilayah pantai Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Puskesmas Sungai Mariam terletak di Kecamatan Anggana.

    Jarak tempuh dari kota Tenggarong lewat jalan raya adalah 80

    km, melewati ibukota propinsi Samarinda, sedangkan jarak

    tempuh ke ibukota propinsi Samarinda hanya berjarak

    sekitar 20 km.

    Puskemas Induk Sungai Mariam terletak di Desa Sungai

    Mariam, dibangun pada tahun 1974 dengan luas tanah 5,612 km

    persegi dengan luas bangunan 692,8 km persegi. Bila

    dibandingkan dengan konsep kerja puskemas, dimana sasaran

    penduduk yang dilayani oleh sebuah puskemas rata rata 30.000

    penduduk, maka keberadaan satu puskemas ini sudah memenuhi

    target, ini berarti bahwa Puskemas Sungai Mariam diharapkan

    sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya.

    Namun dengan kondisi geografis yang terpencar di daerah delta

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    39/65

    39

    Mahakam maka tidak semua wilayah mudah dijangkau oleh

    petugas puskemas.

    Puskemas Sungai Mariam memiliki Sembilan puskemas

    pembantu antara lain :

    a. Puskemas pembantu Desa Anggana

    b. Puskemas pembantu Desa Kutai Lama

    c. Puskemas pembantu Desa Handil Terusan

    d. Puskemas pembantu Desa Muara Pantuan

    e. Puskesmas pembantu Desa Sepatin

    f. Puskemas pembantu Desa Tani baru

    g. Puskemas pembantu Desa Sidomulyo

    h. Puskemas pembantu Tanjung Berukang

    i. Puskemas pembantu Sungai Tempurung

    Dari kesembilan puskesmas pembantu tersebut semua telah

    tersedia petugas yang siap memberikan pleayanan kepada

    masyarakat. Setiap puskesmas pembantu terisi oleh 1 orang

    perawat.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    40/65

    40

    Ketenagaan Puskesmas terdiri dari :

    NOJENIS

    ADA STATUSLOKASI

    TENAGAINDUK PUSTU POLINDES

    RWTINAP

    1 Dokter 4

    PNS

    PNS

    PNS T3D

    2DokterGigi

    3

    PNS

    PNS

    PNS

    3 Perawat 27

    PNS

    PNS

    PNS

    PNS

    PNS

    TKK

    CPNS

    CPNS

    CPNS

    CPNS PNS

    PNS

    PNS

    PNS

    PNS PNS

    CPNS

    CPNS

    T3D T3D

    TKK

    TKK

    TKK TKK

    TKK

    TKK

    TKK

    4PerawatGigi

    1PNS

    5 Bidan 19 PNS PNS

    PNS

    PNS

    PNS

    PNS

    PNS PNS

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    41/65

    41

    PNS

    PNS

    T3D

    PNS

    PNS

    PNS

    CPNS

    PNS

    PTT

    T3D

    T3D

    6As.Apoteker

    2PNS

    T3D

    7 Analis 1 PNS 8 Kesling 1 PNS

    9 Nutrisionis

    1PNS

    10 Kesmas 2CPNS

    PNS

    11Administr

    asi11

    PNS

    PNS

    PNS

    CPNS

    CPNS

    CPNS

    CPNS

    T3D

    T3D

    TKK

    T3D

    Sumber : Profil dan Perencanaan Puskesmas Tahun 2009

    2. Karakteristik Responden

    a. Distribusi Umur

    Umur adalah umur responden dihitung dalam tahun

    berdasarkan ulang tahun terakhir pada ibu yang melakukan

    kunjungan neonatus.

    Lanjutan dari hal

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    42/65

    42

    Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Pada IbuBayi yang Melakukan Kunjungan Neonatus di Puskemas SungaiMariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    No Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)

    1. 20 22 tahun 3 10

    2. 23 25 tahun 1 3.33. 26 28 tahun 12 40

    4. 29 31 tahun 7 23.3

    5. 35 37 tahun 6 20

    7. > 37 tahun 1 3.3

    Total 30 100

    Pada tabel 1 tersebut diatas, kelompok usia responden

    terbanyak adalah pada kelompok usia 26 28 tahun yaitu sebesar

    40% sedangkan pada kelompok usia 23 - 25 tahun dan usia di

    atas 37 tahun hanya sebesar 3,3%. Berikut ini tabel distribusi

    menurut golongan kelompok umur ibu bayi yang melakukan

    kunjungan neonatus.

    b. Distribusi Tingkat Pendidikan

    Pendidikan merupakan jenjang pembelajaraan formal yang

    pernah diselesaikan oleh responden. Pendidikan berhubungan

    dengan proses belajar seseorang, semakin tinggi pendidikan

    seseorang maka semakin mudah dalam menerima informasi.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    43/65

    43

    Tabel berikut ini menunjukkan distribusi responden menurut

    tingkat pendidikan.

    Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Bayiyang Melakukan Kunjungan Neonatus di Puskemas SungaiMariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

    1. SD 4 13.3

    2. SMP 12 40

    3. SMA 10 33.3

    4. Akademik 4 13.3

    Total 30 100

    Pada tabel 2 tersebut di atas, terlihat bahwa responden

    terbanyak adalah berpendidikan SMP yakni sebanyak 12 orang

    dengan persentase sebesar 40 %, sedangkan untuk akademik

    dan SD hanya sebanyak 4 responden dengan persentase 13,3 %

    serts untuk pendidikan SMA sebesar 33,3 %

    c. Distribusi Pekerjaan

    Pekerjaan adalah jenis kegiatan atau jenis mata

    pencaharian yang ditekuni oleh seseorang dalam memenuhi

    kebutuhan dirinya dan anggota keluarganya. Pekerjaan

    seseorang menunjukkan tingkat ekonomi orang tersebut

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    44/65

    44

    Dalam penelitian ini jenis pekerjaan responden adalah jenis

    kegiatan yang dilakukan oleh responden sehari hari. Pada

    tabel berikut ini distribusi responden menurut jenis pekerjaan :

    Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu Bayi yangMelakukan Kunjungan Neonatus di Puskemas Sungai MariamKecamatan Anggana Tahun 2009

    No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

    1. PNS 2 6.7

    2. Tidak bekerja/IRT 25 83.3

    3. THL 3 10

    Total 30 100

    Data tabel 3 tersebut di atas, menunjukkan bahwa terdapat 25

    responden dengan persentase sebesar 83,3 % yang tidak bekerja

    atau hanya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bekerja sebagai

    Pegawai negeri Sipil (PNS) sebesar 2 orang atau hanya 6,7%.

    3. Analisis Univariat

    Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

    mendiskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti

    yaitu variabel terikat adalah kunjungan neonatal dan variabel bebas

    mencakup pengetahuan, status ekonomi, budaya serta pelayanan

    kesehatan.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    45/65

    45

    a. Distribusi Kunjungan Neonatal

    Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan

    umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi.

    Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut

    antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga

    kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 28 hari)

    minimal 2 kali, satu kali pada umur 0 sampai 7 hari dan dua kali lagi

    pada umur 8 sampai 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan

    neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan

    kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada

    ibu.

    Pada penelitian ini variabel terikat pada penelitian ini adalah

    kunjungan neonatal, berikut distribusi kunjungan neonatal di

    Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Tahun 2009.

    Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Neonatus diPuskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    No Kunjugan Neonatus Frekuensi Persentase (%)

    1. Ada Kunjungan 13 43,3

    2.Tidak AdaKunjungan

    17 56,7

    Total 30 100

    Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa dalam

    kunjungan neonatal, responden yang melakukan kunjungan

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    46/65

    46

    neonatal adalah sebanyak 13 orang atau sebesar 43,3% dan

    responden yang tidak melakukan kunjungan adalah sebanyak 17

    orang atau sebanyak 56,7%.

    b. Distribusi Pengetahuan

    Distribusi pengetahuan responden tentang Kunjungan

    Neonatus di Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana

    Tahun 2009 dalam pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di PuskemasSungai Mariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    No Pengetahun Frekuensi Persentase (%)

    1. Baik 20 66,7

    2. Kurang baik 10 33,3

    Total 30 100

    Berdasarkan tabel 5 tersebut distribusi pengetahuan dapat

    dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang baik

    sebanyak 20 responden atau sebesar 66,7% dan pengetahuan

    yang rendah adalah sebanyak 10 responden dengan persentase

    sebesar 33,3 %.

    c. Distribusi Status Ekonomi

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    47/65

    47

    Distribusi status ekomoni responden di Puskemas Sungai

    Mariam Kecamatan Tahun 2009 dalam pada penelitian ini dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Ekonomi di PuskemasSungai Mariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    No Status Ekonomi Frekuensi Persentase (%)

    1. Tinggi 11 36,7

    2. Rendah 19 63,3

    Total 30 100

    Terlihat pada tabel 6 diatas bahwa tingkat Status Ekonomi

    responden setiap bulan berdasarkan UMR Kalimantan Timur

    menunjukkan bahwa proporsi terbesar responden adalah tingkat

    status ekonomi tinggi di bawah Rp. 1.002.000 yaitu sebesar

    63,3% dan sisanya hanya sebesar 36,7% dengan tingkat status

    ekonomi di atas Rp. 1.002.000.-

    d. Distribusi Budaya

    Budaya dalam penelitian ini merupakan nilai-nilai kebiasaan

    atau kepercayaan ibu tentang kunjungan neonatal. Berikut ini

    distribusi budaya di Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Tahun

    2009 dalam pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Budaya Tentang KunjunganNeonatus di Puskemas Sungai Mariam Kecamatan AngganaTahun 2009

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    48/65

    48

    No Budaya Frekuensi Persentase (%)

    1. Ada Pengaruh 13 43,3

    2. Tidak Ada Pengaruh 17 56,7

    Total 30 100

    Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa responden

    yang tidak berpengaruh terhadap budaya sebanyak 17 orang

    dengan persentase sebesar 56,7% dan sebesar 43,3%

    berpengaruh terhdapa budaya dalam kunjungan neonatus di

    Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kutai

    Kartanegara.

    e. Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan

    Berikut ini distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan di

    Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Tahun 2009 dalam pada

    penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan di

    Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Tahun 2009

    NoPelayananKesehatan

    Frekuensi Persentase (%)

    1. Lengkap 16 53,3

    2. Tidak Lengkap 14 46,7

    Total 30 100

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    49/65

    49

    Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa responden

    yang mengatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan lengkap

    sebanyak 16 responden dengan persentase sebesar 53,3% dan

    responden yang mengatakan sarana pelayanan kesehatan tidak

    lengkap sebanyak 14 responden atau sebesar 46,7%.

    4. Analisis Bivariat

    Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi rendahnya cakupan kunjungan neonatal 0 28 hari

    di Puskemas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten

    Kutai Kartanegara yang terdiri dari pengetahuan, status ekonomi,

    budaya serta sarana pelayanan kesehatan.

    a. Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap rendahnya cakupan

    neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan

    Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009.

    Hasil analisis pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap

    rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 9. Distribusi Pengaruh Tingkat Pengetahuan terhadap RendahnyaCakupan Neonatal 0 28 hari di Puskemas Sungai MarianKecamatan Anggana Kabupaten Kutai kartanegara Tahun 2009

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    50/65

    50

    Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat dari 13 responden

    yang melakukan kunjungan neonatal,sebanyak 1 orang atau

    sebesar 10% memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai

    kunjungan neonatal dan sebanyak 12 responden dengan

    persentase sebesar 60% memiliki tingkat pengetahuan baik

    mengenai kunjungan neonatal, sedangkan dari 17 responden

    yang tidak melakukan kunjungan neonatal, sebanyak 9

    responden dengan persentase sebesar 90% memiliki

    pengetahuan rendah mengenai kunjungan neonatal dan

    persentase sebesar 40% atau sebanyak 8 orang memiliki tingkat

    pengetahuan baik mengenai kunjungan neonatal.

    TingkatPengeta

    huan

    Cakupan KunjunganNeonatal 0-28 hari

    Total Pvalue

    ORAda

    KunjunganTidak AdaKunjungan

    n % n % N %

    Baik 12 60 8 4020 100

    0,017 13,500Kurang

    Baik1 10 9 90 10 100

    Total 13 43,3 17 56,7 30 100

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    51/65

    51

    Berdasarkan uji statistik Chi square didapatkan nilai p

    sebesar 0,017 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai (0,05)

    sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara tingkat

    pengetahuan terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari

    di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten

    Kartanegara Tahun 2009.

    Nilai Odss Ratio (OR) yang diperoleh sebesar 13,500 artinya

    ibu yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang untuk

    melakukan kunjungan neonatal 13,500 kali dibandingkan dengan

    ibu yang memiliki pengetahuan rendah tentang kunjungan

    neonatal.

    b. Pengaruh tingkat status ekonomi terhadap rendahnya cakupan

    neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan

    Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009.

    Distribusi pengaruh tingkat status ekonomi terhadap

    rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 10. Distribusi Pengaruh Tingkat Status Ekonomi terhadapRendahnya Cakupan Neonatal 0 28 hari di Puskemas SungaiMarian Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai kartanegaraTahun 2009

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    52/65

    52

    Berdasarkan tabel 10 tersebut analisis pengaruh antara status

    ekonomi dengan kunjungan neonatal diperoleh hasil sebanyak 8

    responden atau sebesar 72.7% dari 11 responden ibu yang

    memiliki status ekonomi yang tinggi melakukan kunjungan

    neonatal, sedangkan persentase sebesar 73,7% atau sebanyak

    14 responden memiliki status ekonomi yang rendah tidak

    melakukan kunjungan neonatal.

    Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,023 yang artinya

    nilai tersebut lebih kecil dari nilai (0,05) sehingga dapat diberi

    kesimpulan bahwa ada pengaruh tingkat status ekonomi

    terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas

    TingkatStatus

    Ekonomi

    Cakupan Kunjungan

    Neonatal 0-28 hari TotalP

    valueOR

    AdaKunjungan

    Tidak AdaKunjungan

    n % N % N %

    Tinggi 8 72,7 3 27.311 100

    0,023 7,467Rendah 5 26,3 14 73,7 19 100

    Total 13 43,3 17 56,7 30 100

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    53/65

    53

    Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara

    Tahun 2009.

    Berdasarkan hasil analisis juga diperoleh nilai OR sebesar

    7,467 artinya ibu yang memiliki status ekonomi yang tinggi

    memiliki peluang untuk melakukan kunjungan neonatal 7,467 kali

    dibandingkan dengan ibu yang memiliki status ekonomi yang

    rendah.

    c. Pengaruh budaya terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28

    hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana

    Kabupaten Kartanegara Tahun 2009

    Tabel distribusi untuk melihat tingkat pengaruh budaya

    terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas

    Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 11. Distribusi Pengaruh Budaya terhadap Rendahnya CakupanNeonatal 0 28 hari di Puskemas Sungai Marian KecamatanAnggana Kabupaten Kutai kartanegara Tahun 2009

    Budaya

    Cakupan KunjunganNeonatal 0-28 hari

    TotalP

    valueOR

    AdaKunjungan

    Tidak AdaKunjungan

    n % n % N %

    Adapengaruh

    2 15,4 11 84,613 100

    0,020 0,099Tidak adapengaruh

    11 64,7 6 35,3 17 100

    Total 13 43,3 17 56,7 30 100

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    54/65

    54

    B

    Berdasarkan tabel 11 diatas dapat dilihat dari 13 responden

    yang melakukan kunjungan neonatal adalah sebanyak 11

    responden dengan persentase sebesar 64,7 % yang tidak

    terpengaruh budaya dan 2 orang dengan persentase sebesar

    15,4% terpengaruh budaya dalam melakukan kunjungan

    neonatal. Sedangkan dari 17 responden yang tidak melakukan

    kunjungan neonatal sebanyak 6 responden dengan persentase

    sebesar 35,5% yang tidak terpengaruh budaya dan 84,6% atau

    sebanyak 11 responden terpengaruh oleh budaya.

    Analisis pengaruh antara budaya dengan kunjungan

    neonatal diperoleh hasil uji statistik dengan nilai p sebesar 0,020

    dimana nilai p tersebut lebih kecil dari nilai (0,05) sehingga

    dapat disimpulkan ada pengaruh budaya terhadap rendahnya

    cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009.

    Hasil analisis juga diperoleh nilai OR sebesar 0,099 yang

    artinya ibu yang tidak terpengaruh budaya memiliki peluang

    untuk melakukan kunjungan neonatal sebesar 0,099 kali

    dibandingkan dengan ibu yang terpengaruh oleh budaya.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    55/65

    55

    d. Pengaruh antara pelayanan kesehatan terhadap rendahnya

    cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009.

    Hasil distribusi tabel silang untuk melihat tingkat pengaruh

    antara sarana pelayanan kesehatan dengan kunjungan neonatal

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 12. Distribusi Pengaruh Sarana Pelayanan Kesehatan terhadapRendahnya Cakupan Neonatal 0 28 hari di Puskemas SungaiMarian Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai kartanegaraTahun 2009

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 13 responden yang

    melakukan kunjungan neonatal adalah sebanyak 6 responden

    SaranaPelayananKesehatan

    Cakupan KunjunganNeonatal 0-28 hari

    TotalP

    valueOR

    AdaKunjungan

    Tidak AdaKunjungan

    n % n % N %

    Lengkap 6 37,5 10 62,516 100

    0,749 0.099Tidak

    Lengkap7 50 7 50 14 100

    Total 13 43,3 17 56,7 30 100

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    56/65

    56

    dengan persentase sebesar 37,5% mengatakan sarana pelayanan

    kesehatan lengkap dan 7 responden atau sebesar 50% mengatakan

    sarana pelayanan kesehatan tidak lengkap. Sedangkan dari

    17 responden yang tiak melakukan kunjungan neonatal sebanyak

    7 responden atau sebesar 50% mengatakan sarana pelayanan

    kesehatan tidak lengkap dan persentase sebesar 62,5% mengatakan

    sarana pelayanan lengkap.

    Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar 0,749

    dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai (0,05) sehingga dapat

    disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh sarana antara pelayanan

    kesehatan terhadap rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di

    Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten

    Kartanegara Tahun 2009

    B. Pembahasan

    Pada penelitian ini faktor-faktor yang terbukti memiliki pengaruh

    yang bermakna dengan kunjungan neonatal antara lain pegetahuan,

    status ekonomi, sedangkan yang tidak terbukti berpengaruh adalah

    pelayanan kesehatan.

    1. Pengetahuan

    Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan

    antara pengetahuan dengan kunjungan neonatal hal ini dikarenakan

    nilai p sebesar 0,017 yang kemudian dibandingkan dengan nilai

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    57/65

    57

    (0,.05). Nilai Odds Ratio menunjukkan bahwa ibu dengan

    pengetahuan yang baik tentang kunjungan neonatal mempunyai

    peluang untuk melakukan kunjungan neonatal sebesar 13,500 kali

    dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang

    baik.

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. pengetahuan

    merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

    seseorang. Perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan merupakan

    faktor untuk melakukan perubahan perilaku kesehatan (Notoadmodjo,

    2005).

    Berdasarkan hasil untuk responden yang memiliki pengetahuan

    baik dan melakukan kunjungan neonatal, sudah sangat jelas karena

    responden mengetahui apa manfaat dari melakukan kunjungan

    neonatal, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang

    kurang baik dan melakukan kunjungan neonatal karena jarak antara

    Puskesmas Sungai Mariam dengan tempat tinggal responden tidak

    jauh jaraknya, selain itu responden melakukan kunjungan neonatal

    berdasarkan ajakan tetangga yang rutin melakukan kunjungan

    neonatal.

    Untuk responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak

    melakukan kunjungan neonatal karena walaupun responden telah

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    58/65

    58

    mengetahui apa manfaat dari kunjungan neonatal akan tetapi

    kesadaran responden sangat kurang dan menganggap tidak ada

    masalah terhadap bayinya, sehingga mereka tidak perlu melakukan

    kunjungan neonatal di Puskesmas Sungai Mariam, sedangkan

    responden dengan pengetahuan kurang baik dan tidak melakukan

    kunjungan neonatal karena pengetahuan yang kurang tentang

    manfaat dari kunjungan neonatal, tidak bersedia untuk hadir apabila

    ada penyuluhan tentang kunjungan neonatal dan jarak antara tempat

    tinggal responden dengan puskesmas sungai mariam cukup jauh. Hal

    ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

    keperawatan jurusan kebidanan Balikpapan yang telah dilakukan

    pada daerah binaan kelompok II desa Teluk Dalam Kecamatan

    Samboja tahun 2006.

    2. Status Ekonomi

    Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh status ekonomi

    terhadap kunjungan neonatal dengan nilai p sebesar 0,023 dimana

    bila dibandingkan dengan nilai (0,05) berarti nilai p lebih kecil

    daripada . Nilai Odss Ratio menunjukkan bahwa ibu dengan status

    ekonomi tinggi mempunyai peluang untuk melakukan kunjungan

    neonatal sebesar 7,467 kali daripada ibu yang memiliki status

    ekonomi rendah.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    59/65

    59

    Berdasarkan hasil penelitian untuk responden dengan status

    ekonomi baik dan melakukan kunjungan neonatal, segala kemudahan

    dapat responden peroleh karena administrasi dari jasa yang diperoleh

    dari kunjungan neonatal tidak menjadi masalah, sedangkan respoden

    dengan status ekonomi rendah dan melakukan kunjungan neonatal

    karena walaupun kesulitan dalam hal biaya pembayaran atas jasa

    kunjungan neonatal responden berusaha dengan cara membuat

    keterangan tidak mampu agar responden dapat memperoleh

    pelayanan jasa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Depkes (1999) bahwa status

    ekonomi masyarakat yang masih rendah secara tidak langsung dapat

    menimbulkan faktor risiko ancaman kesehatan bagi pertumbuhan dan

    perkembangan neonatal. Biasanya golongan masyarakat ini sulit

    dijangkau oleh pelayanan kesehatan maupun informasi kesehatan

    Responden dengan status ekonomi baik dan tidak melakukan

    kunjungan neonatal, walaupun responden mampu dalam pembiayaan

    atas jasa dari kunjungan neonatal akan tetapi responden tidak

    melakukan kunjungan neonatal karena merasa bahwa bayinya tidak

    ada masalah dalam kesehatan, kurangnya kesadaran responden akan

    manfaat dari kunjungan sehingga tidak perlu melakukan kunjungan

    neonatal, sedangkan responden dengan status ekonomi rendah dan

    tidak melakukan kunjungan neonatal karena selain tidak mampu

    dalam membayar jasa dari pelayanan atas kunjungan neonatal

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    60/65

    60

    responden juga tidak berusaha mengurus surat tidak mampu. Jarak

    tempat tinggal dengan Puskesmas Sungai Mariam cukup jauh

    sehingga membutuhkan biaya untuk sarana transpotasi yang menurut

    responden daripada untuk transportasi lebih baik biaya dipergunakan

    untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian serupa telah dilakukan oleh

    Hamdana Yunisar, mahasiswa kebidanan Balikpapan pada tahun

    2006.

    3. Budaya

    Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara budaya

    terhadap kunjungan neonatal dengan nilai p sebesar 0,020 dimana

    nilai tersebut lebih kecil dari dibandingkan dengan nilai (0,05). Nilai

    Odds Ratio menunjukkan bahwa ibu dengan tidak terpengaruh

    budaya mempunyai peluang untuk melakukan kunjungan neonatal

    sebesar 0.099 kali daripada ibu yang terpengaruh budaya.

    Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak melakukan

    kunjungan neonatal adalah ibu yang terpengaruh budaya.

    Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa sebagian masyarakat

    masih memegang budaya mengenai pantangan untuk keluar rumah

    sebelum anak berusia 40 hari, yang mempengaruhi perilaku

    kesehatan sehingga menyebabkan rendahnya jumlah kunjungan

    neonatal di Puskemas Sungai Mariam.

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    61/65

    61

    Sedangkan responden yang melakukan kunjungan adalah

    responden yang tidak terpengaruh dengan budaya, karena responden

    sudah berfikir secara moderen sehingga pemeliharaan atau

    perawatan neonatal sangat penting dari pada mengikuti budaya yang

    menurut responden hanya sebagai mitos saja. Sedangkan responden

    yang terpengaruh dan tidak ada kunjungan dikarenakan masih

    mempercayai hal hal yang ditabukan oleh keluarga.

    Menurut Fauliyah Eva (1998) budaya merupakan hasil cita, rasa

    dan karsa manusia dimana unsur perilaku memegang peranan

    penting dalam proses pembentukan budaya. Berbicara tentang

    budaya berbicara mengenai perilaku wilayah kerja. Berdasarkan hasil

    survey Departemen Kesehatan (1999) bahwa beraneka ragamnya

    budaya yang ada di Indonesia sangat mempengaruhi keberhasilan

    program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk cakupan kunjungan

    neonatal (Depkes RI, 1999).

    4. Sarana Pelayanan Kesehatan

    Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh kunjungan

    neonatal terhadap sarana pelayanan kesehatan dengan nilai p

    sebesar 0,749 dibandingkan dengan nilai (0,05), nilai p tersebut

    lebih besar nilai .

    Berdasarkan hasil penelitian di Puskemas Sungai Mariam segala

    kelengkapan sarana dan prasarana sudah cukup memadai mengingat

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    62/65

    62

    puskemas ini adalah puskemas tipe baik yang dapat memberikan

    pelayanan sesuai dengan tindakan yang harus diberikan.Hal ini

    terlihat bahwa masyarakat tidak melakukan kunjungan ke sarana

    pelayanan kesehatan yang ada tetapi dikarenakan faktor faktor yang

    lain dan salah satunya adalah dengan keberadaan puskemas yang

    masih tergolong jauh terjangkau oleh warga.

    Hasil penelitian dari respondesn menunjukkan dari kelengkapan

    sarana yang ada, responden melakukan kunjungan hal ini

    menunjukkan bahwa mereka merasa puas dan cukup mendapatkan

    pelayanan dari petugas, sedangkan yang tidak melakukan kunjungan

    dikarenakan kebutuhan kunjungan hanya dilakukan seperlunya saja

    dan juga dikarenakan keterjangkauan dari sarana pelayanan

    kesehatan masih sangat dicapai mengingat wilayah yang sangat

    terpencil dan terisolir. Responden yang melakukan kunjungan

    walapun mereka menganggap sarana tidak lengkap karena tidak ada

    alternatif lain selain sarana yang ada.

    Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi

    rendahnya kunjungan neonatal ke puskesmas. Banyaknya jenis

    sarana pelayanan kesehatan yang ada disekitar puskesmas dan

    kurang memadainya fasilitas yang ada di puskesmas memungkinkan

    masyarakat mencari alternative pengobatan yang lebih memadai dan

    mudah dijangkau (Profil Pkm, 2008).

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    63/65

    63

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi

    rendahnya cakupan kunjungan neonatal 0 28 hari di Puskesmas

    Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara

    tahun 2009, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    64/65

    64

    1. Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap rendahnya

    cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam

    Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009 dengan

    hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,017 dimana nilai

    tersebut lebih kecil dari nilai (0,05).

    2. Ada pengaruh tingkat status ekonomi terhadap rendahnya cakupan

    neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan

    Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009. dengan Hasil uji

    statistik diperoleh nilai p sebesar 0,023 dimana nilai tersebut lebih

    kecil dari nilai (0,05).

    3. Ada pengaruh budaya terhadap rendahnya cakupan neonatal 0

    28 hari di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana

    Kabupaten Kartanegara Tahun 2009 dengan hasil uji statistik

    diperoleh nilai p sebesar 0,020 dimana nilai p tersebut lebih kecil

    dari nilai (0,05).

    4. Tidak ada pengaruh antara sarana pelayanan kesehatan terhadap

    rendahnya cakupan neonatal 0 28 hari di Puskesmas Sungai

    Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kartanegara Tahun 2009

    dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,749 dimana

    nilai p tersebut lebih besar dari nilai (0,05).

    B. Saran

  • 8/6/2019 Skripsi Zuama

    65/65

    65

    Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan, maka ada

    beberapa hal yang dapat disarankan yaitu :

    1. Diharapkan kepada Puskemas Sungai Mariam Kecamatan

    Anggana Kabupaten Kartanegara untuk meyusun dan

    meningkatkan program terpadu terhadap kunjungan neonatal

    terutama pada program kunjungan neonatal 0 sampai 28 hari.

    2. Petugas Kesehatan hendaknya memberikan sosialisasi mengenai

    pentingnya kunjungan neonatal kepada masyarakat khususnya

    ibu setelah melahirkan untuk kesehatan ibu dan anak.

    3. Kepada masyarakat terutama ibu ibu yang mempunyai bayi usia

    0 sampai 28 hari agar lebih aktif untuk melakukan kunjungan

    neonatal.

    4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang faktor

    yang mempengaruhi kunjungan neonatal 0 sampai 28 hari

    mengingat luasnya faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan

    neonatal.

    5. Bagi institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

    acuan untuk menambah wawasan dan referensi bagi mahasiswa

    untuk pengetahuan teori maupun praktek.