skripsi mahabbah

Upload: qirmumtaz

Post on 14-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dgdg

TRANSCRIPT

TAFSIR SURAH AL-IMRAN AYAT 14 MENURUT TAFSIR KLASIK DAN TAFSIR MODERN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dalam Memenuhi Syarat Syarat Untuk Gelar Sarjana (SI) Dalam Ilmu Ushuluddin

OlehMOHD ZAID BIN ABDUL WAHID

NIM:861212-35-5255PROGRAM STUDI

TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)

SUMATERA UTARA (SU), 2012

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mohd Zaid Bin Abdul Wahid

Nim : 861212-35-5255Jurusan : Tafsir Hadis

Tempat /Tanggal Lahir : Pulau Pinang /12 Disember 1986

Pekerjaan : Guru Kafa/ Pegawai imamAlamat : 99 mk2 SamaGagah 13500 Pmtng Pauh

Pulau Pinang

Menyatakan dengan sebenarnya bahawa skripsi yang berjudul TAFSIR SURAH AL-IMRAN AYAT 14 MENURUT TAFSIR KLASIK DAN TAFSIR MODERN benar-benar karya ahli saya,kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya ,maka kesalahan dan kekeliruan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya.Medan, Mac 2014Yang membuat pernyataan

Mohd Zaid Bin Abdul WahidNIM.861212-35-5255TAFSIR SURAH AL-IMRAN AYAT 14 MENURUT TAFSIR KLASIK DAN TAFSIR MODERN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dalam Memenuhi Syarat Syarat Untuk Gelar Sarjana (SI) Dalam Ilmu Ushuluddin

OlehMOHD ZAID BIN ABDUL WAHID

NIM:861212-35-5255

JURUSANTAFSIR HADIS

Pembimbing

Dr.Sukiman

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)

SUMATERA UTARA (SU), 2012 PERNYATAAN

Saya Pembimbing yang ditugaskan untuk membimbing skripsi dari mahasiswa yaitu :

Nama : Mohd Zaid Bin Abdul Wahid

Nim : 861212-35-5255Jurusan : Tafsir HadisJudul : Tafsir Surah Al-Imran Ayat 14 Menurut Tafsir Klasik Dan Tafsir Modern

Berpendapat bahwa skripsi tersebut memenuhi syarat ilmiah berdasarkan ketentuan yang berlaku dan selanjutnya dapat dimunaqasahkan.Medan, Mac 2014Pembimbing

Dr.sukimanPERSETUJUAN

Skripsi Berjudul :

TAFSIR SURAH AL-IMRAN AYAT 14 MENURUT TAFSIR KLASIK DAN TAFSIR MODERN

OlehMOHD ZAID BIN ABDUL WAHID

NIM:861212-35-5255Dapat diajukan dan disahkan sebagai pensyaratan untuk Memperolehi Gelar (SI) pada Program Studi Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara

Medan, 21 Januari 2014ABSTRAK

Nama : Mohd Zaid Bin Abdul Wahid

Nim : 861212-35-5255

Fakultas : UshuluddinJurusan : Tafsir HadisJudul Skripsi : Tafsir Surah Al-Imran Ayat 14 Menurut

Tafsir Klasik dan Tafsir Modern

Pembimbing : Dr.Sukiman DAFTAR ISI

Hlm

SURAT PERNYATAAN

PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGHANTAR .i

DAFTAR ISI iv

BAB 1: PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah .

B.Rumusan Masalah

C.Batasan Istilah

D.Tujuan Dan Penelitian ..

E.Kegunaan Penelitian ..

F.Metodologi Penelitian

G.Sistematika Pembahasan

BAB II: LATAR BELAKANG TAFSIR KLASIK

A.Tafsir Ibnu Kasir

B.Tafsir Al-Aisar

C.Tafsir Mubin

BAB III :TAFSIR MODERN

A. Tafsir Al-Munir

B. Tafsir Al-Quranul Majid (Surah An-Nuur)

C. Tafsir Imam Shafie

BAB IV: Harta dan Bahaya Fitnah WanitaBAB V : KesimpulanPENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran-saran

C.Glosary

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHCinta kepada Allah adalah istilah yang ringan di ucapkan, tetapi implementasi dalam kehidupan sehari-hari bukanlah perkara mudah. Kecintaan selalu membutuhkan pengorbanan, dan pengorbanan orang yang mencintai Allah nilainya tidak dapat disamakan dengan pengorbanan yang dilakukan seorang manusia kepada kekasihnya.

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang telah diberi rasa cinta, sehingga manusia mampu menjadikan dirinya makhluk yang mampu mengasihi sesamanya. Dengan perasaan cinta itu pula manusia dapat mencintai dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun apa yang terjadi pada zaman sekarang sebagian manusia dengan mengatasnamakan cinta untuk berbuat suatu kedzaliman (kedurjanaan), hal tersebut yang tidak diharapkan oleh ajaran Islam.

Islam adalah agama yang ajarannya didasarkan pada realitas, bukan pada khayalan. Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antar manusia, sebab hal itu adalah fitrah manusia.

Secara naluriah, seseorang akan mencintai pasangan, keluarga, harta, dan tempat tinggalnya. Akan tetapi tidak sepatutnya sesuatu yang bersifat duniawi tersebut lebih dicintai dibanding Allah dan Rasul-Nya. Jika manusia lebih mencintai sesuatu yang bersifat duniawi berarti imannya tidak sempurna, dan ia harus berusaha untuk menyempurnakannya.

Dalam masalah cinta pasti memiliki konsekuensi dari perasaan cinta yang dimiliki. Bila cinta itu suci dan sejati akan mendapat kebahagiaan tersendiri, tetapi bila kadar cinta itu tidak sebesar iman yang dimiliki berarti akan berakibat fatal bagi diri dan cintanya.

Bahwa rasa cinta memang membutuhkan pembuktian dari setiap orang yang mengaku mencintai, karena sebuah pengakuan itu termasuk hal yang mudah, akan tetapi membuktikan pengakuan itulah yang sulit. Terkadang seseorang menganggap mudah sebuah pengakuan bahwa dirinya telah mencintai Allah. Padahal, pengakuannya tersebut itu belum teruji dengan bukti yang menunjukkan ke arah cinta yang sebenarnya.

Cinta hamba kepada Allah merupakan sarana yang bisa mengangkatnya ke derajat yang lebih tinggi, sempurna dan suci. Kedudukan yang tinggi ini menuntut manusia untuk berkorban demi Penciptanya, sebagaimana yang dilakukan oleh setiap orang yang mencinta. Seorang pencinta harus mencintai objek cintanya dengan hati yang tulus. Ia harus sanggup berkorban demi yang dicintai dengan penuh suka cita. Ia juga harus mampu menunjukkan cintanya atas segala ujian yang menimpanya.[1]

Jika telah sampai pada tingkat yang demikian, maka cinta hamba kepada Khaliqnya itu merupakan keimanan yang hakiki. Keimanan yang hakiki bukanlah sekedar pengetahuan dan ketundukan jiwa. Dengan kata lain, iman yang benar adalah imannya sang pencinta kepada Sang Khaliq dengan penuh ketulusan, yang bahkan bisa memabukkan dan melupakan diri sendiri dan akan berpengaruh pada seluruh ucapan, tindakan dan sikapnya.

Seorang mukmin yang hakiki adalah orang yang memahami keindahan dan keagungan Tuhan, mengetahui kasih sayang dan kebesaran-Nya. Begitu pula seorang mukmin yang hakiki meyakini sepenuhnya bahwa Tuhan adalah satu-satunya pemberi nikmat dan anugerah. Tiada nikmat Allah dan tiada anugerah kecuali dari Sang Khaliq.

Diantara kesempurnaan rasa cinta tersebut adalah, memerangi musuh-musuh kekasih-Nya. Hal ini termasuk dalam kategori berjihad dijalan Allah, yaitu mengajak orang-orang yang manyimpang dari jalan Allah agar kembali kepada-Nya, walaupun harus dengan mengangkat senjata, itupun setelah mengajak mereka dengan argumentasi yang bijaksana. Orang yang mencintai Allah, tentu akan senang kalau sebagian besar makhluk-Nya mengikuti ajaran-Nya.[2]

Hal yang paling mudah dipahami oleh akal pikiran mengapa manusia hanya patut mencintai-Nya adalah kerena adanya anugerah nikmat yang telah diberikan Allah kepada manusia. Kenikmatan yang telah dirasakan oleh manusia selama ini pada hakekatnya adalah milik Allah SWT.

Ketika Allah mencintai hamba-Nya mengandung arti bahwa Allah telah membukakan mata hati manusia supaya dapat mendekatkan diri dan melihat Tuhan dengan mata batinnya. Cinta Allah kepada hamba-Nya berarti dekatnya Tuhan terhadap jiwa seorang hamba yang telah di jauhkan dari maksiat, dan dibersihkan jiwanya dari kotoran-kotoran duniawi.[3]

Pemberian anugerah cinta ini tidak ada yang mampu menghargainya, kecuali mereka yang mengetahui dan memahami siapa hakekat Sang Pemberi. Dialah Dzat yang Maha Pemberi dan Maha Pencipta.

Jika cinta Allah kepada hamba-Nya merupakan sesuatu yang agung dan anugerah yang istimewa, maka nikmat Allah kepada hamba-Nya berupa hidayah untuk mencintai-Nya, sedangkan anugerah taufik untuk makrifat kepada-Nya merupakan anugerah yang agung dan istimewa.

Sesungguhnya cinta yang agung dari Allah kepada hamba-Nya tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang memiliki prestasi besar dalam amalnya dan ibadahnya, yang melebihi amal dan ibadah orang-orang biasa.

Daya kreatif cinta tidaklah berhenti pada eksternalisasi dan pemeliharaan alam semesta. Manusia tidak menyadari bahwa cinta dan hasrat mereka telah menjadi bukti nyata cinta Allah. Cinta sang hamba sebenarnya adalah cinta Allah yang tercermin pada diri makhluk. Akibatnya, seperti yang ditulis Ibn Arabi, Tak ada yang mencintai Sang Khaliq kecuali Sang Khaliq. Dan Tak ada yang mencinta dan dicinta kecuali Sang Khaliq sendiri[4]

Cinta hamba kepada Tuhan seharusnya merupakan cinta yang melebihi dari segalanya. Seperti Rabiah al-Adawiyyah, yang karena terlalu cintanya kepada Tuhannya sehingga tidak ada lagi ruang dihatinya untuk mencintai selain Allah.[5]

Begitu banyak peneliti, ilmuwan, sastrawan bahkan para orang bijak masa lalu sampai masa sekarang telah melakukan kajian terhadap masalah Cinta sebagai bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Kemudian bagaimana al-Quran berkomentar tentang hal ini? Inilah yang menumbuhkan rasa ingin tahu penulis, untuk mengetahui informasi secara mendalam dari al-Quran, yang menjadi latar belakang penulisan skripsi Tafsir Cinta Dalam Al-Quran (Studi Tentang Ayat-ayat Cinta Dalam Al-Quran). B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan lebih terarah dan mudah difahami penulis mengidentifikasikan masalah dalam skripsi ini pada suatu tema yaitu tentang cinta kepada perhiasan, wanita dan harta benda. Pembahasan cinta kepada apa-apa yang diingini,yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternakan dan sawah ladang.

Ini kerana, supaya pembahasan tidak melebar maka penulis membatasi bahasan skripsi ini dengan mengambil sampel ayat dari surah Al-Imran ayat 14.C. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, agar rumusan masalah lebih terarah, maka perlu adanya rumusan masalah iaitu:

1. Bagaimana realitas cinta hamba kepada Allah berdasarkan ayat-ayat Al-Quran?

2. Bagaimana wujud cinta Allah kepada hambanya ,yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternakan dan sawah ladang?D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan PenelitianSehubungan dengan pernyataan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan ini adalah:

1. Untuk mengetahui realiti cinta hamba kepada Allah berdasarkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan cinta kepada Allah.Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan tambahan wawasan keilmuwan yang berkaitan dengan penafsiran atas ayat-ayat cinta.

2. Sebagai motifasi bagi kaum muslimin pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya agar mengetahui penjelasan tentang ayat-ayat cinta kepada Allah.

3. Sebagai khazanah keilmuwan yang berkaitan dengan masalah cinta kepada Allah dan sebaliknya cinta Allah kepada hamba-Nya.

E. Penegasan JudulUntuk menghindari kesalahfahaman dalam memahami skripsi ini serta untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang apa yang dikehendaki oleh judul di atas, maka perlu diuraikan kata-kata berikut ini:

Tafsir

Tafsir : Ilmu yang menjelaskan makna ayat sesuai dengan dlilalah (petunjuk) yang dzahir (lahir) dalam batas kemampuan manusia. Artinya, Ilmu Tafsir mengkaji bagaimana menjelaskan kehendak Allah SWT. yang terkandung dalam al-Quran melalui level dan makna serta menjelaskan hukum-hukum yang dikandungnya, sesuai dengan kemampuan mufassir (ahli tafsir).[6]

Cinta

Cinta : Berasal dari bahasa sansakerta, yaitu "citta" yang memiliki arti "yang selalu dipikirkan, disenangi dan dikasihi".[7] Adapun cinta yang di maksud penulis adalah cinta makhluk dengan makhluk, cinta makhluk terhadap Allah dan cinta Allah kepada makhluk-Nya. Perasaan cinta dalam bahasa Arab disebut dengan hubb, sedangkan siapa yang dicintai disebut mahbub. Perasaan cinta itu tidak boleh terbagi. Ia adalah milik yang khusus bagi orang yang bercinta. Demikian halnya cinta (mahabbah) kepada Allah. Adalah khusus dari abid kepada mabudnya, tidak boleh bercampur dengan kecintaan terbatas dan terbagi dengan makhluk, atau benda-benda duniawi lainnya.[8]Al-Quran : Kalam Allah SWT, yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita secara mutawatir, dipandang sebagai pahala bagi yang membacanya, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri denagn surat an-Nas.[9]F. Kajian PustakaPembahasan masalah cinta (mahabbah), telah banyak dikaji oleh tokoh-tokoh Islam dengan berbagai sudut pandang, hal ini menunjukkan bahwa eksistensi cinta manusia sangatlah menarik untuk ditelaah dan dikaji, baik dipandang dari segi penafsiran ayat, filsafat maupun tasawuf. Untuk mengetahui keikhasan skripsi ini, berikut disampaikan beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki masalah serupa cinta, diantaranya yaitu

1. Cinta Kepada Allah Dalam Kajian Tafsir Tematik. Lilik Habibah, Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits tahun 2001. Dalam skripsi tersebut memaparkan bahwa cinta seorang hamba kepada Allah disebabkan karena kecenderungan manusia suka pada keindahan, karena Allah adalah yang Maha Indah. Dengan kata lain bahwa skripsi tersebut hanya membahas cinta seorang hamba kepada Sang Khaliq saja, bukan sebaliknya.

2. Konsep Cinta Dalam Pemikiran Ibn Arabi. Muhammad Hanafi, Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2003. Dalam skripsi tersebut memaparkan tiga konsep cinta dalam pemikiran Ibnu Arabi yaitu: cinta alami, cinta spiritual dan cinta kudus. Dari sini dapat diketahui bahwa dalam skripsi tersebut hanya menjelaskan konsep cinta Ibnu Arabi dan lebih cenderung pada pendekatan filsafat.

3. Konsep Cinta Dalam Pemikiran Ibn Qayyim Al-Jauziyyah. Ismail Hasan, Fakultas Ushuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2005. Dalam skripsi tersebut membahas tentang konsep cinta Ibn Qayyim Al-Jauziyyah yang menempatkan cinta sebagai dasar bertaqarrub (beribadah) kepada Allah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa skripsi tersebut lebih dekat pada telaah filsafat.

4. Konsep Mahabbah Menurut Al-Ghazali. Enif, Fakultas Usuluddin, jurusan Aqidah Filsafat tahun 2003. Dalam skripsi tersebut menjelaskan, bahwa menurut al-Ghazali, mahabbah adalah tujuan yang terjauh dan termasuk derajat yang tinggi, sedangkan kerinduan, kesenangan dan keridhahan mengikuti kecintaan.

Berdasarkan beberapa skripsi yang telah penulis paparkan di atas, penulis akan menegaskan bahwa skripsi yang akan penulis bahas tidak ada kesamaan yang mendasar dengan beberapa skripsi diatas. G. Sumber DataUntuk menulis skripsi ini penyusun menggunakan sumber data yang terbagi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Adapun data tersebut adalah:

1. Sumber data primer

a. Al-Quran al-Karim

b. Lathaif al-Isyarah, karya Imam al-Qusyairi

c. Ruh al-Maani, karya Sayyid Mahmud al-Alusi al-Baghdadi2. Sumber Data Sekunder

a. Tafsir Ibnu Kathirb. Tafsir Al-Aisarc. Tafsir Mubind. Tafsir Al-Munir

e. Tafsir Al-Quranul Majid

f. Tafsir Imam SyafieH. Metode PenelitianUntuk mengumpulkan bahan-bahan materi yang akan dibahas dalam skripsi ini digunakan metode Library research, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengutip beberapa bahan materi yang diuraikan dalam buku-buku yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini.

Dalam mengolah atau menganalisa bahan-bahan materi yang telah terkumpul, digunakan sebagai berikut:

1. Metode Maudhui: ialah menghimpun ayat-ayat al-Quran dari berbagai ayat-ayat dan surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya, kemudian penulis membahas dan menganalisis kandungan ayat-ayat tersebut, sehingga menjadi kesatuan yang utuh,[10] namun tidak menutup kemungkinan untuk meggunakan beberapa metode, apabila diperlukan selain metode diatas.

2. Metode Induktif: iaitu suatu metode yang dimulai dengan mengemukakan dalil yang bersifat khusus dengan kesimpulan yang bersifat umum.[11]

3. Metode Deduktif: iaitu metode yang dimulai dengan mengemukakan dalil yang bersifat umum, kemudian dilanjutkan dengan kenyataan yang bersifat khusus.[12]I. Sistematika PembahasanBab I: Pendahuluan, Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian, Penegasan Judul, Kajian Pustaka, Sumber Data, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan.Bab II : Tafsir Klasik menurut Ibnu Kathir, Al-Aisar, Ibnu Mubin dan Menurut Para Ahli Tasawuf mengenai kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternakan dan sawah ladang.Bab III : Tafsir Modern menurut Ibnu , Al-Quranul Majid dan Imam ShafieBab IV Harta dan Bahaya Fitnah Wanita-Definisi Harta menurut Ulama Hanafiyah, pendapat jumhur Ulama Fiqih selain Hanafiyah, Kedudukan Harta dan Anjuran untuk berusaha memilikinya, Fungsi Harta, Bahaya Fitnah Wanita menurut Rasulallah, Aisyah Radhiyal-laahu anhu, Jurir bin Athiyyah Al-Khathafi, Jumil Butsainah, Muhamad bin Ishaq Syaikhul Islam. Bab V: Penutup, Kesimpulan dan Saran.BAB II: LATAR BELAKANG TAFSIR KLASIK

(MENURUT IBNU KATSIR, IBNU AL-AISAR DAN IBNU MUBIN)A. Tafsir Ibnu Katsir

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Di jadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternakan dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Al-Quran, Ali Imran:14) Allah Taala memberitahukan mengenai apa yang dijadikan indah bagi manusia dalam kehidupan dunia, berupa berbagai ragam kenikmatan wanita dan anak. Allah swt memulainya dengan menyebut wanita, kerana fitnah yang ditimbulkan oleh wanita itu lebih berat, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis shahih, bahwa rasululla saw bersabda:( ) Aku tidak meninggalkan suatu fitnah yang lebih bahaya bagi kaum laki-laki daripada wanita.

Jika keinginan terhadap wanita itu dimaksudkan untuk menjaga kesucian dan lahirnya banyak keturunan, maka yang demikian itu sangat diharapkan,dianjurkan dan disunnahkan. Sebagaimana beberapa hadis telah menganjurkan menikah dan memperbanyak nikah.( ) Dan sebaik-baik ummat ini yang paling banyak isterinya.Juga sabdanya:

( , , , .)

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan nya adalah wanita shalihah. Jika dia (suami) memandangnya, dia (isteri) menyenangkannya, jika dia (suami) memandangnya, dia (isteri) menyenangkannya, jika memerintahnya, maka dia mentaatinya, dan jika ia (suami) tidak berada di sisinya, dia senantiasa menjagaDan sabdanya dalam hadits lain:

(( , , ))

Dijadikan aku menyukai wanita dan wangi-wangian, dan dijadikan kesejukan mata hatiku di dalam shalat.Kecintaan kepada anak dimaksudkan untuk kebanggaan dan sebagai perhiasan, dan hal ini termasuk ke dalam kategori (ayat) ini. Tetapi terkadang juga kecintaan kepada anak itu dimaksudkan untuk memperbanyak keturunan dan memperbanyak jumlah umat Muhammad saw yang hanya beribadah kepada Allah swt semata, yang tiada sekutu bagi-Nya. Hal ini sangat terpuji, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits:

( , )Kahwinilah wanita yang dicintai (keibuan) dan yang melahirkan banyak keturunan, kerana aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak, sebagai umat yang terbanyak pada hari Kiamat kelak.

Demikian halnya dengan kecintaan kepada harta benda. Terkadang dimaksudkan untuk berbangga-bangga, angkuh dan sombong kepada orang-orang lemah serta menindas orang-orang fakir, hal ini merupakan perbuatan tercela. Tetapi terkadang dimaksudkan untuk memberikan nafkah kepada kaum kerabat, mempererat silaturrahim, berbuat baik dan ketaatan, yang terakhir ini merupakan perbuatan terpuji secara syari.[13]Para mufassir berbeda pendapat mengenai ukuran " ". Tetapi ringkasnya, qinthar adalah harta yang banyak, sebagaimana yang dikatakan oleh adh-Dhahhak dan lainnya. Dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan daripada Abu Hurairah sebagai hadits mauquf seperti riwayar Waki dalam tafsirnya. Dan inilah yang lebih shahih.13[13] Diriwayatkan an-Nasa-i dan al-Hakim. Al-Hakim mengatakan hadits ini shahih dengan syarat Muslim tanpa kata juilat. Dan diriwayatkan Imam ath-Thabrani dalam kitab a;-Ausath dan ash-Shaghiir.Kecintaan kepada kuda terbahagi kepada tiga:

1) Pertama, kecintaan memelihara kuda dengan maksud untuk persiapan berperang di jalan Allah. Kapan dibutuhkan, maka mereka pergi berperang menunggangi kudanya. Bagi mereka ini disediakan pahala yang banyak.2) Kedua, kecintaan memelihara kuda dengan maksud untuk kebanggaan, memusuhi dan menetang Islam. Tindakan semacam ini tidak termasuk perbuatan dosa.3) Ketiga, kecintaan memelihara kuda dengan maksud untuk mengembangbiakkan dengan tidak melupakan hak Allah dalam pemanfaatannya. Makah hal ini untuk pemiliknya adalah sebagai penunjang kebutuhannya, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang akan kami kemukakan pada pembahasan firman Allah swt: ( )Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang. (Al-Quran, Al-Anfaal:60)

Sedangkan mengenai firman-Nya: ()(pilihan)Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dia menuturkan, al-musawwamah bererti yang digembalakan dan yang sangat bagus. Demikian juga yang diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair, Abdurrahman bin Abdullah bin Abzi, as-Suddi, ar-Rabi bin Anas, Abu Sinan, dan selain mereka. Dan Mak-hul mengatakan: Al-musawwamah bererti belang putih di dahi dan kaki-kakinya. Dan ada juga yang berpendapat lain.

Firman-Nya: () Binatang ternak. Yaitu unta, sapi dan kambing. Sedangkan firman-Nya: () Sawah ladang. Yakni tanah yang digunakan untuk bercucuk tanam dan bertani.Imam Ahmad meriwayatkan dari Suwaid bin Hubairah, dari Nabi saw, beliau bersabda:

( , )Sebaik-baik harta kekayaan seseorang adalah kuda yang banyak beranak atau pohon kurma yang banyak berbuah.

Selanjutnya Allah Taala berfirman: ( ) Itulah kesenangan hidup di dunia. Dengan kata lain, itulah bunga sekaligus perhiasan kehidupan dunia yang fana.

Firman-Nya: ( , ) Dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga). Yaitu tempat kembali dan juga pahala yang baik.B. Tafsir Al-Aisar((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga). (Surah Ali Imraan : 14)PENJELASAN AYAT:(1)( ) :

Dijadikan kecintaan kepada apa yang disukai (syahawaat). Yang tersebut dalam ayat ini menjelaskan bahawa apa yang ada pada manusia seolah-olah sesuatu yang indah sehingga mereka tidak melihatnya sebagai sesuatu yang buruk dan jelek.2 Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa Umar Radhiyallahu Anhu ketika turun ayat ini, Zuyyina Lin-Naas dan seterusnya, ia berkata, Ya Tuhanku, sekaranglah saatnya (kami akan mencintai ini semua), kerana Engkau telah menjadikannya indah bagi kami. Maka Allah Taala menurunkan ayat berikutnya, Katakanlah, inginkah Aku kebarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu? dan seterusnya.3 Tersebut dalam kitab Shahih Muslim, bahawa Rasulullah saw bersabda, Surga itu diliputi dengan segala yang tidak didukai dan neraka itu diliputi dengan segala yang disukai.(2)() :Kata Syahawaat dari bentuk jama dari kata Syahwah yang artinya sesuatu yang diingini dan disukai secara alami dan insting seperti makanan yang lazat dan minuman yang segar.)(((((((((((((((( ((((((((((((((( ((3)Al-Qinthaar adalah ukuran berat yaitu seribu seratus uqiyah perak. Al-Muqantharah adalah banyak sekali bertumpuk-tumpuk.() ((((((((((( (((((((((((((( ((4)Kuda yang punya tanda istimewa dan sangat indah yang dipersiapkan sebagai kenderaan untuk berperang dan berjihad.

)((((((((((((((5)Unta, lembu dan kambing yang biasa disebut binatang ternak.)((((((((((((6)Tanam-tanaman, kebun-kebun dan semua tumbuhan yang bermanfaat.(( )((((((((((((((((( (((((((((7)Semua yang disebut dalam ayat ini berupa wanita, anak-anak dan seterusnya, itu semua adalah kesenangan hidup duniawi, dimana setiap orang menikmatinya di dunia, lalu setelah itu ia mati dan meninggalkannya.MAKSUD AYAT SECARA UMUMSetelah Allah Taala menyebutkan sikap ingkar dan keras kepala dari orang-orang kafir, baik dari golongan Nasrani, Yahudi mahupun musyrik, maka di sini Allah Taala menyebutkan alasan kekafiran dan penyebabnya. Yaitu segala sesuatu yang dibuat indah oleh Allah Taala dalam pandangan manusia secara umum untuk menguji mereka berupa kecintaan kepada segala yang menarik sesuai tabiat manusiawi, baik kepada wanita-wanita4, anak-anak, harta yang banyak dan melimpah dari jenis emas, perak, kuda-kuda istimewa, binatang-binatang ternak, sawah ladang yang penuh dengan tanam-tanaman dari jenis biji-bijian, tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan makanan, wewangian dan yang lainnya.Kesenangan-kesenangan inilah yang membuat orang-orang kafir itu menolak kebenaran. Kerana kebenaran tersebut, biasanya dapat menjadi penghalang antara mereka dengan segala kesenangan itu sehingga mereka tidak bisa memperolehnya. Mereka tidak mengerti, bahawa itu semua hanyalah sekadar kesenangan yang semu, yang semestinya mereka tidak menggadaikan syurga yang ada di negeri keabadian dan kedamaian dengan kesenangan-kesenangan yang fana itu.Kerana itulah Allah Taala menyebutkan bahawa segala jenis perkara yang disukai itu, tidak lain hanyalah kesenangan duniawi semata. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, semuanya itutidak ada gunanya di sana, yang berguna di akhirat justeru sikap zuhud dan mengesampingkan kesenangan-kesenangan itu kecuali sekadar apa yang menjadi bekal menuju amal ukhrawi, yaitu untuk beriman dan beramal salih serta untuk menjauhi kekafiran, kemusyrikan dan segala bentuk dosa dan kemaksiatan.Allah Taala menutup ayat ini dengan firman-Nya yang berisi motivasi untuk mendorong beramal demi negeri akhirat. Allah mengajak hamba-hamba-Nya agar bersikap zuhud terhadap kesenangan yang fana supaya jiwa-jiwa mereka terpikat kepada kenikmatan yang abadi. Alla Taala berfirman. Dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik. Yakni tempat kembali yang indah, sambutan serta hidangan yang mulia dan kehidupan di sisi Allah yang baik dan bahagia.PENGAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL1.Allah Taala membuat segalanya itu indah, dalam erti dijadikan-Nya itu menarik dan disenangi manusia sebagai ujian dan cobaan bagi mereka. Allah Taala berfirman:

((((( ((((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((( ((((( (((((((((((((( (((((((( (((((((( (((((( (((

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. Al-Kahfi : 7)14 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahawa Nabi saw bersabda: Tidaklah aku tinggalkan suatu fitnah yang paling dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi (godaan) wanita. Dan hadits yang lain disebutkan, Wapadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita, sebab fitnah yang pertama kali (muncul) pada Bani Israel ada pada (masalah) wanita. (HR. Muslim)Sementara setan membuat sesuatu menjadi indah dalam rangka untuk menyesatkan manusia. Jadi Allah menghias-hiasi sesuatu yang baik dan membuat buruk (pada pandangan manusia) sesuatu yang memang buruk, sedangkan setan menhias-hiasi sesuatu yang buruk dan membuat buruk (pada pandangan manusia) sesuatu yang sebenarnya indah.2. Semua perkara yang indah, yang disebut pada ayat ini adalah sebagai ujian kepada manusia. Semua itu memang baik dan indah. Ia tidak menjadi buruk kecuali jika diperolehnya dengan cara yang tidak halal dan dipergunakan secara rakus, sehingga kesenangan-kesenangan itu dapat merosak akhlak pemiliknya, atau kecintaannya kepada kesenangan duniawi itu telah menguasai hatinya sehingga ia lupa akan pertemuannya dengan Allah dan kenikmatan yang ada di sisi-Nya. Maka ia pun celaka disebabkan oleh kesenangan-kesenangan itu, seperti yang terjadi pada kaum Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik.

3. Segala yang ada di dunia ini hanyalah sekadar kesenangan sementara, hanya sedikit sekali dan cepat hilang. Kerana itu, bagi orang yang berakal hendaknya melihat kesenangan duniawi itu secara professional, sehingga ia tidak berusaha mendapatkannya dengan cara-cara yang dapat menghalangi dirinya dari tempat kembali yang baik di sisi Allah Taala[15]. 15[15]Yang dimaksud dengan tempat kembali yang baik di sini adalah segala kenikmatan yang abadi yang disiapkan oleh Allah Taala untuk para kekasih-Nya; negeri kedamaian (syurga).Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami untuk mendapatkan tempat kembali yang baik, Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.C. TAFSIR MUBIN((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Manusia itu dihiasi dengan (sifat) suka pada benda-benda yang diingini nafsu, iaitu perempuan, anak-pinak, harta benda yang banyak berpikul-pikul (seperti) emas, perak, kuda pilihan (terlatih), binatang ternakan, dan kebun-kebun tanaman. Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia. Sesungguhnya, di sisi Allah lah tempat kembali yang sebaik-baiknya. (Surah Ali Imran 3 : 14)

HURAIAN DAN KEFAHAMAN

Menurut riwayat dari penulis-penulis sejarah hidup Rasulullah saw, ketika utusan-utusan Nasrani dari Najran itu datang, mereka memakai pakaian yang indah-indah, sutera dewangga. Dan terberita lagi bahwa pakaian-pakaian yang indah dan mewah, perhiasan, sampai ada salib emas, semuanya itu adalah pemberian dari Raja Romawi yang berkuasa di Timur, yang berkedudukan pada waktu itu di Syam, yaitu Raja Heraclius.

Menurut setengah riwayat bahwa kepala perutusan keberatan mengakui kebenaran Rasulullah saw, oleh karena jaminan hidup dan kemegahan dan perhiasan yang mahal-mahal itu niscaya akan dicabut kembali oleh Raja Heraclius kalau mereka menukar agama.

Kata riwayat itu pula, sahabat-sahabat Nabi saw yang ada di Madinah, yang hidup miskin terpesona oleh pakaian mereka yang indah-indah itu. Oleh sebab itulah kata ahli-ahli sejarah itu maka turun ayat ini .

Menurut riwayat dari Imam ar-Razi pula, seorang bangsawan Arab Nasrani yang bernama Alqamah, pernah mengakui terus-terang kepada saudaranya yang telah masuk Islam bahwa dalam hatinya dia membenarkan dan mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw, Cuma katanya kalau dia masuk Islam, segala kemewahan dan kebesaran yang telah dianugerahkan oleh Raja Romawi akan dicabut kembali dari dia.

Dan ada pula riwayat bahwa setelah kaum Muslimin mendapat kemenangan gilang-gemilang dalam peperangan Badar, Rasulullah pernah mengajak kaum Yahudi di Madinah supaya masuk Islam, tetapi mereka tidak mahu, melainkan mereka banggakan kekuatan, kebesaran jumlah harta mereka dan kelengkapan senjata mereka. Maka menurut riwayat itu, inilah sebab turun ayat ini.

Memberi peringatan bahwa semuanya itu hanyalah sesuatu yang diperhiaskan saja oleh syaitan bagi manusia, karena keinginan-keinginan syahwat.Terlepas daripada menilai sebab-sebab turun ayat menurut dua tiga riwayat itu, sekarang kita kaji isi ayat itu sendiri.

"Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini," (pangkal ayat 14).Di sini telah terdapat tiga kata. 1) Pertama Zuyyina , artinya diperhiaskan. Maksudnya segala barang yang diingini itu ada. baiknya dan ada buruknya, tetapi apabila keinginan telah timbul, yang kelihatan hanya eloknya saja dan lupa akan buruk atau susahnya.

2) Kedua ialah Hub, artinya kesukaan atau cinta.

3) Ketiga ialah Syahwat, yaitu keinginan-keinginan yang menimbulkan selerayang menarik nafsu buat mempunyainya. -Maka disebutlah di sini enam macam hal yang manusia sangat menyukainya karena ingin hendak mempunyai dan menguasainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanyalah keuntungannya saja, sehingga manusia tidak memperdulikan kepayahan buat naencintainya. " (yaitu) diri hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang di asuh , dan binatang-binatang tewrnak dan sawaah ladang "

Antara enam macam yang sangat disukai, diinginkan dan dengan berbagai macam usaha manusia ingin mempunyainya ialah:1) Pertama: PerempuanSudah ditakdirkan oleh Tuhan bahwa tiap-tiap orang laki-laki apabila bertarnbah kedewasaannya bertambah pulalah keinginannya hendak mempunyai teman hidup orang perempuan. Apabila syahwat kepada perempuan itu sedang tumbuh dan mekar, maka seluruh tubuh orang perempuan itu laksana besi berani buat menumbuhkan syahwat si laki-laki hendak mempunyainya. "Zuyyina", diperhiaskan kepadanya, sehingga meskipun misalnya telah didapatnya perempuan itu, hanya kesusahan yang akan dihadapinya, tidaklah diperdulikannya. Adapun keinginan kepada perempuan itu adalah syahwat yang mesti ada pada tiap laki-laki .

Kalau tidak ada syahwatnya kepada perempuan, itulah laki-laki sakit. Allah mentakdirkan bahwa laki-laki mengingini perempuan adalah mengandung hikmat yang lebih dalam, yaitu karena. hendak menyambung keturunan, hendak menjalin hidup berdua, sebab yang satu akan mencukupkan yang lain. Tetapi kalau syahwat si laki-laki tidak terkendali, niscaya dia tidak memperdulikan hikmatnya, hanyalah melepaskan syahwatnya, lalu zinalah yang terjadi, dan kalau mereka beranak, kacaulah keturunan.

Maka agama pun mengajarkan penyaluran syahwat itu, mencari jodoh, mencari isteri untuk teman hidup, dengan jalan yang halal. Baik sebelum jodoh bertemu atau sesudahnya, sebahagian besar hidup manusia adalah didorong oleh cinta kepada perempuan. Ada manusia yang jatuh bangkit lagi karena digiurkan oleh senyum perempuan. Tetapi tidak kurang pula manusia yang naik bintang kehidupannya, karena dorongan perempuan. Ahli ilmu jiwa yang terkenal, Prof. Freud, malahan memusatkan seluruh kegiatan hidup rnanusia kepada soal hubungan laki-laki dan perempuan belaka yang dinamainya libido.

Tuhan Maha Adil. Di dalam ayat ini tidak disebutkan yang sebaliknya, yaitu bahwa perempuan tergila-gila kepada laki-laki. Perempuan yang tergila-gila kepada laki-laki diumpamakan tidak ada saja, karena sangat jarang. Yang jarang itu ialah perempuan-perempuan yang tidak beres (abnormal). Umumnya pada perempuan hanyalah kesetiaan, penyerahan diri dan kelemah-lembutan. Tetapi kesetiaan, penyerahan diri dan kelemah-lembutan itulah pula yang membuat laki-laki tambah terpesona. Memang, pada perempuan diadakan juga syahwat. Tetapi latar-belakang dari syahwat perempuan ialah karena insting atau naluri hendak mengasuh anak.

Di masa muda, di kala gelora syahwat kelamin masih sedang naik, cinta kasih suami-istri masih dipengaruhi urusan persetubuhan. Sehingga ahli-ahli Biologi yang mengatakan bahwa cinta suami-istri itu ialah kepuasan bersetubuh. Orang yang tidak menyadari hikmat syahwat yang dihiaskan Tuhan itu tidaklah akan merasa puas dengan satu perempuan, karena daya tarik tiap-tiap perempuan itu adalah sebanyak dirinya. Kalau kita misalkan bahwa penduduk dunia ini di zaman sekarang ada 3.000.000.000 (tiga milyar) orang, yang separohnya adalah perempuan. Allah mentakdirkan bahwa 1:5 milyar perempuan di dunia ini membawakan daya tarik sendiri-sendiri. Tetapi manusia yang insaf hanya memilih dan menetapkan satu, meskipun Islam mengizinkan sampai empat. Pendeknya perhiasan kesukaan kepada perempuan karena keinginan syahwat, adalah hikmat yang tertinggi dari Tuhan untuk melengkapkan hidup.

2) Kedua: Anak Laki-lakiDi ayat ini disebut , ditonjolkan kesukaan karena ingin mempunyai anak, terutama anak laki-laki, termasuk hal yang dihiaskan pula bagi manusia. Dia menjadi yang kedua sesudah kesukaan syahwat perempuan. Anak adalah hasil utama dan pertama dari hubungan dengan perempuan tadi. Kalau syahwat kepada perempuan pada kulitnya karena syahwat faraj atau setubuh, pada batinnya ialah karena kerinduan mendapat keturunan. Sekali lagi kita katakan: Tuhan Maha Adil! Pada yang pertama disebutkan bahwa laki-laki menginginkan perempuan, tetapi pada yang kedua diterangkan bahwa laki-laki menginginkan anak laki-laki. Jika disini tidak disebut menginginkan anak perempuan, karena yang akan menginginkannya bukan lagi ayahnya, tetapi ibunya.

Memang, oleh karena keinginan kepada anak laki-laki sebagai penyambung turunan, sedang anak perempuan setelah dewasa hanya akan menjadi penghuni rumah orang lain, maka di zaman jahiliyah tidak suka kepada anak perempuan itu sampai membawa kepada benci. Mereka malu mendapat anak perempuan . Muka mereka menjadi hitam bila orang mengabarkan bahwa mereka telah dapat anak perempuan, bahkan sampai ada yang menguburkan anak perempuan itu hidup-hidup. Maka di dalam ayat ini masih dibayangkan bahwa keinginan mendapat anak laki-laki itu lebih juga utama bagi mereka daripada mendapat anak perempuan.

Kedatangan Islam dan teladan yang diberikan Rasulullah saw tentang mencintai anak perempuan, itulah yang telah memperbaiki jiwa mereka sehingga kekejaman menjadi hilang. Rasulullah saw menyayangi anak-anak perempuannya: Fatimah az-Zahra', Zainab, Ummu Kultsum dan Ruqaiyah. Malahan pada waktu sakit akan meninggal, baginda raih bahu Fatimah dan baginda berbisik. Lalu Fatimah menangis, Kemudian beliau raih lagi dan baginda pun berbisik pula Fatimah tesenyum girang.

Beberapa lama kemudian baru diceritakannya, bahwa ayahnya membisiki yang pertama menyebabkan dia menangis ialah karena beliau berkata bahwa di antara. ummatnya yang begitu banyak dia sendirilah, Fatimah, yang akan dahulu sekali menuruti beliau. Dan tidak sampai enam bulan di belakang meninggal pulalah Fatimah, sebagai orang yang pertama meninggal dunia sesudah Rasulullah saw meninggal.

Demikian Rasulullah memperlihatkan contoh kasih mesra kepada anak-anak perempuan. Sampai ada sabda beliau, bahwa barangsiapa yang dipikuli Allah dengan cobaan, dianugerahi anak perempuan, lalu dididiknya anak perempuan itu baik-baik lalu dicarikannya suami dengan baik, anak itu akan menjadi syafaatnya juga di akhirat.

Maka dengan teladan Rasulullah saw yang seketika anaknya Ruqaiyah meninggal, beliau sendiri yang menyediakan kafan dan baju yang akan dipakaikan pada jenazahnya kelak, diulurkannya satu demi satu dari balik tabir tempat mayatnya dimandikan. Meninggal Ruqaiyah, lalu dikawinkannya suami Ruqaiyah itu dengan adiknya Ummu Kultsum. Suami kedua anak perempuan itu ialah Usman bin Affan sendiri. Kemudian Ummu Kultsum pun meninggal pula, sehingga Usman dua kali kematian isteri. Ketika itu Rasulullah berkata kepada Usman: "Sayang Usman aku tidak mempunyai lagi anak perempuan yang ketiga. Kalau ada lagi adiknya, dengan dia juga engkau akan saya kawinkan."

Demikianlah contoh-contoh yang mengharukan dari hal kasih Rasul saw kepada anak perempuannya, yang mengesankan dan mempertinggi budi bangsa Arab. Tetapi dalam hati kecil mereka tetaplah anak laki-laki lebih utama. Sampai kepada zaman kita ini pun, kuranglah gembira orang Arab hendak menceritakan kepada temannya bahwa isterinya telah melahirkan anak perempuan, dan dia akan gembira dan temannya akan menyambut pula dengan gembira , kalau dia memberitakan baru mendapat laki-laki.

Di waktu masih kecil anak-anak laki-laki sebagai perhiasan mata, karena dia tumpuan harapan, maka setelah dia besar, dia menjadi kebanggaan karena kejayaan (sukses) hidupnya. Sehingga ada orang tua-tua yang tidak bosan-bosan memuji anak laki-lakinya di hadapan orang lain, dengan tidak memperdulikan apakah orang lain itu telah bosan mendengarkan atau tidak. Keinginan dan kebanggaan dengan anak laki-laki ialah gejala dari kesadaran manusia bahwa dia akan mati. Dia pasti mati, tetapi di dalam instingnya ada pula keinginan hidup terus. Hidup itu akan diteruskan oleh anak, dan anak akan beranak dan bercucu pula. Kadang-kadang pula didorong oleh perasaan akan adanya pelindung di hari tua.

Perangai manusia itu kadang-kadang ganjil-ganjil dan lucu. Di waktu muda belia seorang ayah membimbing anaknya dan memarahi kalau anak bersalah. Tetapi setelah dia tua, dia menjadi kekanak-kanakan. Kadang-kadang dia akan menangis seperti anak-anak kalau sekiranya anaknya. mencium tangannya atau mukanya. Dia merasai suatu nikmat yang amat besar dan mengharukan apabila anak-anaknya menunjukkan cinta kepadanya. Teringat peristiwa saya akan ayah saya dihari tuanya . Karena iseng dia menimba air sumur . setelah kelihatan oleh kami anak-anaknya ( saya dan Wadud ), kami lekas-lekas datang dan dengan lemah lembut meminta timba itu dari tangan beliau dam kami yang menimba .

Beliau senyum dan bangga karena dilarang menimba air sumur itu, sebab ember penimba itu berat. Wadud berkata: "Biar kami saja yang menimbanya, Buya! ember itu berat. "Beliau tersenyum tetapi airmatanya menggelenggang. Hal itu tidak dapat saya lupakan selama hidup.3) Ketiga: Berpikul-pikul Emas dan PerakEmas dan Perak yaitu kekayaan. Manusia semuanya mempunyai keinginan mempunyai kekayaan emas dan perak. Di dalam ayat disebut emas dan perak, karena memang ukuran (standard) kekayaan yang sebenarnya ialah emas-perak. Walaupun satu waktu kita hidup dengan uang kertas, namun uang kertas itu mesti mempunyai sandaran (dekking) emas di dalam bank. Tidak akan tercapai banyak maksud kalau tidak ada uang. Kita mempunyai keinginan banyak hendaknya uang itu , malahan di dalam ayat disebut berpikul-pikul, karena sangat banyaknya. Keinginan mempunyai kekayaan itu tidaklah ada batasnya. Dari kecil sampai besar, dari muda sampai tua, dari hidup sampai mati, tidak ada manusia menginginkan kekayaan dengan terbatas. Manusia ingin harta satu juta. Tetapi setelah satu juta, kalau bertambah lagi, menjadi 100 juta, manusia masih ingin 1.000 juta.

Sehingga Nabi kita saw pernah bersabda:

"Kalau adalah bagi anak Adam dua buah lembah dari emas , masihlah dia menginginkan yang ketigo. Tapi tidaklah yang akan memenuhi perut anak Adam selain tanah , Dan Allah akan memberi taubat pada yang taubat " (Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas).

Keinginan kepada harta tidaklah terbatas, padahal hidup itu sendiri terbatas, Kalau manusia tidak membatasi seleranya, sampai matinya dia tidak akan merasa puas dengan yang ada.

4) Keempat: Kuda Kenderaan yang DiasuhDi zaman dahulu, di kala ayat ini diturunkan, yang diasuh dan dipingit, diberi pelana dan sanggurdi ialah kuda. Disikati bulunya dan diistimewakan makannya , sehingga sampai ke zaman kita sekarang ini amat masyhurlah kuda tunggang Arab di seluruh dunia Mempunyai kuda tangkas itupun menjadi satu keinginan, dihiaskan Tuhan kesukaan mempunyainya. Dia alat penghubung dari satu tempat ke lain tempat.

Dia kenderaan intimewa di dalam perang dan di dalam damai. Di waktu kecil penulis Tafsir ini masih mendapati datuk-datuk di kampung kami, mempunyai kenderaan memakai genta, yang dari jauh sudah kedengaran bunyinya. Di zaman negeri kami masih memakai pangkat Tuanku Laras, masyhurlah "Kuda Tuanku Laras." Untuk memelihara kuda, di negeri kami Minangkabau sehingga diadakan pacuan kuda menurut adat tiap-tiap tahun pada beberapa negeri. Lantaran itu maka kenderaan kuda bukan saja sebagai perhiasan melainkan menjadi pelengkap hidup yang mesti (vital), sebagai rangkaian dari yang sebelumnya, yaitu kekayaan emas-perak, anak-cucu dan isteri yang setia.

Di zaman kita sekarang mundurlah kuda kendaraan yang dipingit dan naiklah kepentingan kenderaan bermotor. Dia menjadi alat perlengkapan hidup di zaman modern, sehingga mobil tidak lagi barang mewah, tetapi barang penting. Jalan jalan raya di seluruh dunia telah diubah pembuatannya daripada 100 tahun yang lalu, di zaman memakai gerobak dan pedati. Maka dihiaskanlah dalam hati manusia keinginan memakai kendaraan. Timbullah perlombaan merk mobil dan model mobil. Sehingga ada orang yang gila mobil. Apatah lagi industri-industri mobil itu tidak henti-hentinya mengubah model tiap-tiap tahun, karena kepentingan berniaga, sehingga melihat model yang baru, orang jadi bosan dengan model mobilnya yang telah dianggap usang.5) Kelima: Binatang-binatang TernakKalau kenderaan bermotor adalah alat penting dalam kehidupan kota, maka binatang ternak amat penting dalam kehidupan di padang-padang yang luas, sebab pengikut Nabi Muhammad saw bukan orang kota saja. Pada kehidupan suku-suku Badwi, hitungan kekayaan ialah pada binatang ternak. Berapa puluh ekor unta, kerbau dan lembunya, berapa ratus ekor kambing dan domba dan biri-birinya. Di negeri kita sendiri kekayaan kaum Muslimin di pulau Sumbawa dan pulau Lombok ditentukan oleh beberapa puluh atau beberapa ekor memelihara lembu dan berapa pengirimnya ke Jawa atau ke Singapura dalam setahun.6) Keenam: dan Sawah-LadangKekayaan dari perkebunan dan pertanian. Teringatlah kita akan luas-luasnya sawah di Sindenreng dan Wajo di Sulawesi. Teringat kita perkebunan karet di Kalimantan. Tetapi sebelum mengukurnya kepada negeri kita, teringatlah kita betapa luas-luasnya kebun di sekeliling kota Madinah di zaman dahulu. Teringat kita bagaimana setelah kaum Muslimin menyeberang ke Andalusia (Spanyol) mereka memperbaiki pengairan (irigasi) yang sampai sekarang sudah 500 tahun mereka meninggalkan negeri itu, namun bekas tangan mereka masih ada. Terkenang kita bagaimana jasa kaum Muslimin memajukan pertanian di India seketika mereka berkuasa (kerajaan Mongol).

Di dalam ayat ini ialah menjelaskan kekayaan pertanian ini dihiaskan bagi manusia, sehingga kadang-kadang seluruh tenaga, seluruh kegiatan hidup mereka tumpahkan untuk mencapainya. Sehingga kadang-kadang mereka tidak mengiri-menganan lagi, menumpahkan seluruh tujuan hidup untuk itu, untuk keenamnya atau untuk salah satu dari keenamnya, atau se-bahagian dari keenamnya. Sehingga kadang-kadang mereka asyik dengan itu, manusiapun lupa akan yang lebih penting. Oleh sebab itu maka Tuhan bersabda memberi peringatan dengan lanjutan ayat:

"Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia." Tegasnya bahwasanya semuanya itu. hanyalah perhiasan hiclup di dunia , niscaya usianya akan habis untuk itu, sedangkan perhiasan untuk di akhirat kelak dia tidak sedia. Padahal di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup yang akan dihadapi. Sesudah dunia adalah akhirat. Tuhan lebih tegaskan lagi Namun di sisi Allah ada (lagi) 5ebaik-baik tempat kembali" (Ujung ayat 14).

Di Ujung ayat 14, Ali Imran diterangkan bahwa ada lagi yang lebih penting, entah berapa ribu kali lebih penting daripada perhiasan dunia itu, ialah sebaik-baik tempat kembali disediakan Allah. Sebab selama-lama hidup di dunia kita pasti kembali juga kepada Allah. Tuhan menyediakan bagi kita sebaik-baik tempat kembali itu.

BAB III

LATAR BELAKANG TAFSIR MODERN

(MENURUT TAFSIR AL-MUNIR, TAFSIR AL-QURANUL MAJID DAN TAFSIR IMAM SYAFIE)

A. Tafsir Al- Munir

KEGHAIRAHAN SYAHWAT DI DUNIA

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia kesukaan kepada benda - benda yang diinginkan nasfu, yaitu perempuan - perempuan , anak-anak, harta benda yang banyak bertumpuk-tumpuk dari emas dan perak, kuda peliharaan yang terpilih lagi terlatih, binatang - binatang ternak serta kebun - kebun tanaman. Semuanya itu adalah kesenangan hidup di dunia dan (ingatlah), pada sisi Allah tempat kembali yang sebaik - baiknya (yaitu surga).

Kaitan ayat dengan ayat sebelumnya

Disebutkan didalam ayat sebelumnya tentang akibat terpedaya dengan harta benda dan anak - pinak.Sehubungan dengan itu , disini pula disebutkan hal yang memperdaya manusia dan sebab - sebabnya sebagai peringatan kepada manusia agar menghindari syahwat diri sendiri dan tidak terpengaruh dengan keasyikan terhadapnya sehingga mengabaikan praktek ukhrawi.Tafsir dan Ulasan

Manusia dijadikan dengan sifat menyukai syahwat dan ia menjadi hiasan indah dimata dan hati mereka.Kesukaan terhadapnya adalah fitrah dalam diri mereka. Sesiapa yang menyukai sesuatu tanpa perhiasan padanya, dicurigai ia akan ditinggalkan pada suatu hari. Sesiapa yang menyukai sesuatu dengan perhiasannya, tidak mungkin ia berpaling daripadanya. Al-Quran mengungkapkan tentang sesuatu keinginan sebagai syahwat (keinginan hawa nafsu).

Ini adalah pernyataan berlebihan (mubalaghah) menunjukkan sesuatu yang sangat dicintai dan disukai.Ia juga menunjukkan bahwa syahwat adalah dicela, justru manusia perlu menyukainya secara sederhana.Manusia harus mengontrol naluri dan tidak dipengaruhi oleh udara nasfu secara membabi buta dengan sifat cintakan dunia.Manusia tidak seharusnya tersirna dengan kekuasaan yang sementara dan harta yang akan binasa sampai menolak kebenaran dan tidak beriman dengan agama yang benar. Sedangkan mereka sudah mengenalnya sebagaimana mengenali anak mereka sendiri.Ini sebagaimana perlakuan utusan Nasrani dari Najran dan selain mereka dari kalangan pemimpin kuffar.

Siapakah yang membuat syahwat menjadi perhiasan?. Ada pendapat yang mengatakan yang menghiasnya adalah Allah SWT untuk menguji dan menduga manusia.Ini berarti Allah SWT membentuk fitrah manusia menyukai syahwat.Firman Allah SWT:

((((( ((((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((( ((((( (((((((((((((( (((((((( (((((((( (((((( ((( '' Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dimuka bumi sebagai perhiasan baginya , karena Kami hendak menguji mereka , siapakah diantaranya yang lebihbaik amalnya '' ( al - kahfi , 18 ; 7 )

Allah SWT juga berfirman:((((((((( ((((((( ((((((( (((((( (((((((((( '' Demikianlah Kami membaguskan ( menghias ) pada pandangan tiap - tiap umat akan amal perbuatan mereka ; '' ( al - An'am , 6 ; 108 ) .

Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa setanlah yang menghias syahwat dengan bisikan dan memperindahkan kecenderungan pada syahwat untuk menyesatkan manusia, sebagaimana firman Allah SWT:(((((( (((((( (((((( (((((((((((( ((((((((((((( '' Dan ( ingatlah ) ketika setan memperhiaskan kepada mereka perbuatan mereka ( yang salah itu , untuk dipandang elok dan diteruskan ) , '' ( al - Anfal , 8 ; 48 )

Namun, Islam memadai hal agama dan duniawi. Ayat tersebut bukanlah berarti melarang kesukaan yang sederhana terhadap syahwat. Namun, yang dilarang adalah kesukaan yang berlebihan dan berlebihan terhadap syahwat serta cenderung dengan perlakuan tersebut sehingga melanggar benteng aqidah dan agama disamping bersikap alpa terhadap akhirat. Ini sebagaimana firman Allah SWT:

(((( (((( (((((( ((((((( (((( (((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( (((( (((((((((( ( ''Katakanlah (wahai Muhammad) Siapakah yang (berani) mengharamkan perhiasan Allah yang telah dikeluarkannya untuk hamba - hambaNya dan demikian juga benda - benda yang baik lagi halal dari rezeki yang dikurniakanNya? "(Al - A'raf , 7 ; 32)Selanjutnya Allah SWT menyebut enam jenis syahwat dan kelezatan yaitu:

1. Perempuan

Pria tertarik dan cenderung wanita.Ia merupakan aspirasi kaum pria dan fokus pengamatan mereka.Hati pria tenteram bilamana di damping wanita.Firman Allah SWT:

((((((((((((((( ((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( ( Supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya di antara kamu (suami isteri)

perasaan kasih sayang dan belas kasihan".30:21 Orang pria juga selalu bermurah hati menyumbang harta kepada wanita. Ayat diatas dimulai dengan wanita karena fitnah dari lebih dahsyat dibandingkan yang lain.Dinukilkan didalam shahih Bukhari bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Setelah aku ini tidak ada suatu fitnah yang lebih membahayakan terhadap kaum pria selain wanita " ( Diriwayatkan oleh Imam al - Bukhari , Ahmad , al - Tirmidzi , al - Nasa'i , Ibnu Majah dari ' Usamah bin Zaid )

Dalam ayat tersebut, wanita disebut terlebih dahulu dari anak - pinak meskipun cinta terhadap wanita mungkin berakhir, sementara kecintaan dan kasih sayang terhadap anak-anak tidak berakhir.Ini karena cinta terhadap anak-anak tidak terjadi secara berlebihan dan berlebihan, berbeda dengan cinta terhadap wanita.Jika seseorang pria bergaul dengan seorang wanita untuk menjaga kesucian diri dan meramaikan zuriat, maka ia adalah dituntut dan dianjurkan dari segi syarak.Ini berpatokan pada sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, al - Nasa'i dari Abdullah bin Amr:

:

"Dunia seluruhnya adalah benda kesenangan.Sebaik - baik benda kesenangan adalah wanita yang solehah''

Didalam satu lagi riwayat disebutkan:

: : , , .

'' Dunia adalah benda kesenangan, sebaik - baik benda kesenangannya adalah wanita yang solehan.suami merasa senang jika melihatnya.jika suami menyuruhnya ia taat.pada saat ketiadaan suami sisisi ia menjaga dirinya dan harta yang di miliki.Nabi Saw tidak melarang hubungan cinta yang terjalin diantara pria dan wanita secara sopan.Beradab dan sesuai syariat. Imam Ahmad, Al - nasai, Al - Hakim dan Al - Baihaqi meriwayatkan dari Anas bin Malik sabda beginda: Diberikan kepadaku kesukaan terhadap dunia kamu yaitu wanita haruman dan dijadikan pendingin mataku didalam shalat.

2. Anak pinak.

Ini mencakup keseluruhan anak-anak (keturunan). Mereka adalah jantung hati dan pendingin mata.namun begitu anak-anak dan harta benda bisa menjadi fitnah yang harus diawasi . Ini sebagaimana Firman Allah SWT:

(((((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((" Sesungguhnya harta dan anak - anakmu hanyalah cobaan " . ( Al - Taghabun.64 : 15 )

Kecintaan terhadap anak dan istri adalah untuk menjaga keturunan manusia. Disamping itu merupakan kesukaan terhadap suatu yang tetap dampaknya menjadi sebutan yang baik dan memori yang abadi.

Ungkapan anak pinak pria (banin) mencakup juga anak perempuan (banat) ia disebut Cuma dari segi keutamaan. Lazimnya kecintaan terhadap anak pria lebih mendalam dari kecintaan terhadap anak perempuan ini karena ingatan dan sebutan berkelanjutan dikalangan manusia dikaitkan dengan anak lelaki. Sementara anak perempuan akan berpisah dari keluarganya dan bergaul dengan keluarga lain. Begitu juga harapan terhadap anak lelaki untuk menjaga dan membela ketika di butuhkan adalah tergantung pada anak lelaki. Selain itu, kemungkinan mencemarkan nama baik ( martabat ) keluarga, anak perempuan adalah lebih tinggi dibandingkan anak lelaki.3.Harta benda yang banyak bertumpuk-tumpuk , dari emas dan perak.

Perkataan al-qanatir berdasarkan pemahaman bangsa Arab berarti harta yang banyak. Manakala kata al-muqonntarah (bertimbun-timbun) adalah untuk penegasan. Kecintaan pada harta adalah naluri pada manusia untuk memenuhi kebutuhan, kepentingan dan keinginan mereka.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim, serta Al - Tarmizi dari Ibn Abbas, bahwa:

, , .

"Jika anak adam memiliki harta seluas sebuah lembah, niscaya ia inginkan sebuah lagi.sekiranya ia memiliki (harta seluas) dua buah lembah, niscaya ia ingin yang ketiga. Tidak ada yang memenuhi rongga (perut) anak adam melainkan tanah. Sesungguhnya Allah menerima taubat orang yang bertaubat.

Faktanya, harta bukanlah suatu yang dicela.Ia merupakan nikmat karunia dari Allah . Bagaimana pun , ia dicela bila mana harta menyeret kepada kejahatan , keangkuhan dan kefasikan . Ini sebagaimana firman Allah SWT :

(((( (((( (((((((((( (((((((((( ((( ((( ((((((( (((((((((((( ((( Ingatlah ! Sesungguhnya manusia melampaui batas (yang seharusnya atau yang menerima kebaikan). Karena dia melihat dirinya sudah cukup apa yang dihajatinya. - 96 : 6:7Adalah sesuatu kebaikan jika dengan harta yang dimiliki, seseorang muslim menunaikan hak Allah dan hak manusia, bersyukur di atas nikmat, menghubungkan silaturrahim, serta memberi kontribusi di jalan Allah.Malahan, ia mendorong kepada kebaikan dan taqarrub kepada Allah swt. Dinukilkan di dalam riwayat hadis sebelumnya:

"Sebaik - baik harta yang bersih adalah untuk orang yang saleh . "

4.Kuda peliharaan yang terpilih lagi terlatih

Kuda yang terpilih , atau dipelihara di tempat tertentu , atau yang tegap lagi terlatih dan dipelihara oleh golongan atas dan kaya adalah suatu kesenangan yang menjadi kemegahan dan sasaran persaingan manusia.Namun , ia dicela jika dapat menyebabkan kejahatan dan kelalaian terhadap Allah swt sehingga mengabaikan kewajiban terhadapnya. Namun, ia dipuji jika digunakan untuk tujuan jihad di jalan Allah. Ini mengacu pada firman Allah swt:

((((((((((( ((((( ((( ((((((((((((( (((( (((((( ((((( (((((((( (((((((((( ..

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh yang menginvasi) Segala jenis kekuatan yang kamu sanggupi dan dari tim - tim berkuda yang lengkap tersedia.

Menurut para Ulama dipandu kepada hadis tentang kesukaan kepada kuda adalah dalam tiga kategori, yaitu:

( i ) Itu dipelihara untuk persediaan untuk penggunaan di jalan Allah, maka pemiliknya di beri imbalan

( ii ) Itu dipelihara semata - mata untuk menunjukkan kemegahan, maka pemiliknya mendapat dosa.

( iii ) Ia dijadikan sebagai pertahanan untuk diri sendiri, disamping membiakkan zuriatnya. Dalam pada itu, jika tidak terlupakan hak allah swt padanya, maka pemilik kuda ini mendapat perlindungan dari allah.

5. Binatang - binatang ternak

Ia merupakan sumber kekayaan manusia yang nyata dan terdekat. Hasil dari dapat dibangun dan dikembangkan kehidupan, di samping menjadi kemegahan.

6. Kebun - kebun tanam - tanaman.

Pohon - pohon dan tanaman adalah sumber kehidupan secara alami dan berkelanjutan di daerah pendalaman serta kota. Ini lebih diperlukan dari benda - benda lain yang disebutkan sebelumnya. Jika itu digunakan dengan tujuan untuk kemanfaatan manusia, maka pemiliknya mendapatkan imbalan. Jika pemilikannya hanya ingin meraih hasil yang banyak dan menonjolkan keangkuhan, pemiliknya akan menerima padah.

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa enam hal tersebut adalah harta benda kesenangan yang dinikmati di dunia. Namun, apa yang disisi Allah adalah sebaik - baik tempat kembali dalam kehidupan akhirat. Adalah tidak wajar bagi orang - orang beriman terpedaya dengan syahwat. Perhatian kepadanya hanyalah sekedar untuk dijadikan sebagai perantara (medium) untuk membangun kehidupan di dunia. Pemilikannya harus tidak sampai mengabaikan kewajiban keagamaan terhadap akhirat. Orang mukmin berusaha demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Ini sebagaimana firman Allah swt:

(((((((( (((((((( ((( (((((((((( (((((((( ((((( (((((((((( (((((((( ((((((( ((((((( (((((((( ((((( "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah Kami dari siksa neraka " . ( 2:201 )

Pedoman Hidup dan Hukum - hakam

Ada orang yang dipalingkan oleh hawa nafsu dan syahwat dari menurut ajaran islam seperti Yahudi dan lain - lain yang sezaman dengan Muhammad SAW . Lantaran itu , ayat diatas mencela mereka. Jika seseorang insan ingin selamat dari perhitungan Allah pada hari kiamat, ia harus menghindari diri dari cengkeraman hawa nafsu dan syahwat yang dilarang. Ini karena membiarkan diri dipengaruhi syahwat menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam neraka dan kebinasaan. Diriwayatkan di dalam Sahaih Muslim dari Anas:

Sorga disajikan dengan hal tidak disukai, sedangkan neraka dibentang dengan syahwat.

Sorga tidak dapat dicapai kecuali dengan memenuhi hal hal yang tidak disukai manusia dan bersabar menanggungnya. Manusia tidak selamat daripada neraka, melainkan dengan meninggalkan syahwat terlarang dan dapat menahan kemauan nafsu.

Syahwat yang disebut didalam ayat tersebut adalah yang melampaui batasan atau berlebihan atau yang menyebabkan terjadi pengabaian kewajiban agama.Jika ini dalam lingkungan kesederhanaan yang wajar dan masuk akal, ia tidak mengundang kecelakaan. Malahan, jika tujuannya untuk kebaikan, ia menjadi sebab mendapat pahala dan menambah imbalan, pemeliharaan diri, dan memperoleh keridhaan Allah swt menyebut empat jenis harta (aset). Setiap jenis digunakan oleh golongan tertentu Emas dan Perak menjadi Aset pengusaha. Kuda peliharaan yang terpilih lagi terlatih menjadi asset raja raja. Binatang ternak menjadi aset orang orang yang tinggal di gurun atau perlembahan. Sementara kebun tanaman pula aset bagi penduduk desa .

Firman Allah swt artinya Semuanya itu adalah kesenangan hidup didunia. ( 3:14 ) yakni kemewahan hidup didunia, kemudian ia hancur. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dituntut agar berzuhud dan memandang remeh terhadap dunia disamping peduli terhadap akhirat. Ibn Majah dan selainnya meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasullah saw bersabda:

Sesungguhnya dunia adalah benda kesenangan, tidak ada suatu benda kesenangan dunia yang lebih baik dari wanita solehah.

Thabit di dalam hadits shahih:

"Berzuhudlah didunia, niscaya Allah akan mencintai kamu".

Maksud hadits diatas adalah berpantanglah dari kesenangan dunia seperti kemegahan dan harta yang melebih harga keperluan.Imam al - Tirmizi mengemukakan riwayat dari al - Miqdam bin Ma'dikariba bahwa Rasulullah saw bersabda:

.

"Anak Adam tidak memiliki hak melainkan pada hal - hal berikut: Rumah yang ditinggali, pakaian yang menutup auratnya, potongan roti dan air".

Firman Allah swt artinya: "Pada sisi Allah ada tempat kembali yang sebaik baiknya (sorga). (3:14). Menunjukkan bahwa habuan dunia harus dikurangi dan dipandang remeh, di samping memberi konsentrasi ke tempat kembali di sisi Allah swt yaitu akhirat.

B ) Tafsir Al Quranul Majid (SURAH AN NUUR)Teungku Muhammad Hasbi Ash - Shiddieqy, Prof.Dr.

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Manusia telah dihiasi dengan kecenderungan menyukai syahwat: yakni (cinta) istri, anak - anak, hartayang banyak dari emas dan perak, kuda yang digembalakan (yang dilatih), binatang - binatang unta, sapi, kambing, dan beraneka macam tanaman. Itulah permata hidup didunia . Disisi Allahlah sebaik - baik tempat kembali.

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( Pernyataan "manusia telah dihiasi dengan kecenderungan menyukai syahwat memberi pengertian bahwa kecenderungan kepada syahwat (kesenangan duniawiah) memang merupakan tabiat manusia yang asli (fitrah). Hal ini tidak perlu diingkari, bahkan merupakan sesuatu yang perlu yang diperlukan dalam kehidupan umat manusia. Namun dalam diri manusia juga dilengkapi dengan akal, yang akan mampu mendorongnya melakukan perbuatan takwa, yang menyeimbangkan dan mengendalikan syahwat.

Syahwat adalah kecenderungan manusia untuk memperoleh apa yang dirasa dan dianggapnya lezat (menyenangkan), meskipun kadangkala bersifat semu dan sementara.Yang dimaksud dengan "syahwat" dalam ayat ini adalah segala yang diinginkan syahwat.dalam ayat lain, allah juga menjelaskan bahwa manusia memang diciptakan atas dasar kecenderungan pada syahwat.

((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( :Yakni ( cinta ) istri , anak - anak , harta yang banyak dari emas dan perak , kuda yang digembalakan ( yang dilatih ) , binatang - binatang unta , sapi , kambing , dan beraneka macam tanaman .

Dalam ayat ini Allah menjelaskan enam macam yang sangat dicintai (disenangi) manusia, yaitu:

1. Perempuan: yang memang menjadi fokus pandangan dan jiwa manusia. Tidak dapat diragukan, bahwa kecintaan para pria kepada perempuan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan umat manusia, dan dengan kecintaan antara kedua makhluk berlawanan jenis itulah dilindungi kelansungan hak (kehidupan) umat manusia.

Pernyataan " kecintaan pria kepada perempuan "didahulukan dibanding pernyataan" cinta kepada anak", karena cinta kepada perempuan (istri) bias luntur, bahkan berubah menjadi permusuhan yang akhirnya kedua pihak harus mengakhiri kecintaannya (cerai). Sedangkan cinta anak - anak akan tetap melekat, karena cinta anak tidak dipengaruhi oleh berbagai gelombang sebagaimana mencintai perempuan (istri). Kerapkali kita saksikan, seorang pria tega mencelakakan anak - anaknya lantaran dia mencintai perempuan lain. Sering pula terjadi, seorang pria beristeri beberapa perempuan, tetapi karena begitu cintanya kepada seorang istri di antara mereka, maka anak - anak dan istri yang lain ditelantarkan .

2. Anak: yang dimaksudkan dengan kata banin dalam ayat ini bukan hanya anak lelaki saja, tetapi bersifat umum, termasuk juga anak - anak perempuan, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain. Hikmah mencintai istri dan anak - anak adalah untuk melanjutkan keturunannya.

3. Harta yang banyak, emas dan perak: pertanyaan ini memberi pengertian bahwa kekayaan materi yang banyak bisa menjadi fitnah bagi pemiliknya, bahkan menggoyahkan jiwa (iman) - nya, sehingga lupalah dia terhadap berbagai kewajibannya. Inilah sebabnya, kita temukan bahwa orang - orang yang mula- mula menolak dakwah Nabi dan merasa terhina saat menerima dakwah Nabi adalah para taipan .

Mencintai harta adalah suatu kebiasaan (sifat) manusia, yang tidak bisa dipisahkan dari dirinya, karena dengan hartalah mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan juga mencapai segala keinginan dan cita - cita.

Kepemilikan harta menjadi tercela, ketika dengan harta itu seseorang menjadi angkuh, sombong, kikir, serakah, serta tidak memenuhi hak - hak Allah dan hak sesame manusia (fakir - miskin). Jika kita penuhi segala kewajiban agama dan hak umat, maka jadilah harta yang dimilikinya menjadi harta yang baik, yang mampu berfungsi sebagai bekal, penghubung, dan yang mendekati diri kepada Allah.

4. Kuda: yang digembalakan di tempat pengembalaan dan kuda yang dilatih (kuda pacuan). Baik kuda yang digembalakan untuk diperdagangkan, untuk bekerja (penarik pedati) atau kuda yang dilatih untuk pacuan atau hanya sebagai kebanggaan para pembesar dan hartawan.

5. Unta, Sapi, Kambing: Binatang - binatang tersebut merupakan harta kekayaan penduduk desa (petani). Binatang - binatang ternak itulah mereka, menjadi salah satu fokus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, selain sebagai kebanggaan diri.Allah telah memberikan nikmat yang besar kepada hamba-nya dengan binatang- binatang itu.

6. Beraneka macam tanaman: baik tanaman pangan maupun tanaman keras yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik bagi masyarakat pedesaan maupun perkataan.

Sebenarnya, kebutuhan manusia terhadap tanaman - tanaman lebih dari kebutuhan yang telah disebutkan.sebab, makanan merupakan kebutuhan utama (primer) bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya.Tetapi, penyebutannya dalam ayat ini ditempatkan dibelakang karena pengaruhnya terhadap jiwa tidak setinggi lima macam syahwat yang lain. Sesungguhnya, sinar dan udara juga sangat diperlukan oleh manusia.manusia, demikian juga makhluk - makhluk hidup yang lain, tidak mungkin bisa hidup tanpa udara. Namun sedikit sekali pikiran manusia yang tertuju ke udara, bahkan umumnya tidak merasakan sesuatu yang sangat penting dalam sehari-harinya. Dianggapnya udara sebagai hal yang sudah selayaknya. Itulah permata hidup di dunia. Di sisi Allahlah sebaik - baik tempat kembali.C ) Tafsir Imam Syafi'e

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( ((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap sesuatu yang diinginkan, yaitu perempuan - perempuan, anak - anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi allah - lah tempat kembali yang baik (surga) .3 ; 14

((((((( (((((((( (((( (((((((((((( (((( (((((((((((( "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap sesuatu yang diinginkan, yaitu perempuan - perempuan."

A) Al - Umm, Bab Ma Ja'a Fi Amr an Nikah[16]Imam Syafi'i mengatakan, "Dalam kondisi tertentu" pria digolongkan sebagai al - ayama yang wajib dinikahi oleh wali mereka. Ketika seorang budak yang baligh membutuhkan nikah dan dia memiliki biaya, maka wali si budak wajib menikahkannya. Seandainya ayat dan as - sunnah secara khusus ditujukan terhadap permpuan, maka menurutku hal itu juga harus diberlakukan terhadap laki - laki. Sebab, yang dimaksud ayat ini adalah menikahi perempuan yang terjaga kehormatannya (iffah) untuk mengarahkan dorongan syahwat dan kekhawatiran akan fitnah. Hal tersebut bagi pria disinggung dalam al - quran, Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap sesuatu yang diinginkan, yaitu perempuan - perempuan.

Imam Syafi'i mengatakan, Namun, orang yang tidak khawatir atas dirinya dan tidak membutuhkan nikah, baik lelaki maupun perempuan, karena tidak memiliki dorongan syahwat seperti yang dimiliki oleh kebanyakan makhluk, seperti firman yang berarti "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap sesuatu yang diinginkan, yaitu perempuan - perempuan" atau karena suatu hal yang menghilangkan syahwat (seperti penyakit pikun atau lainnya), maka menurutku tidak masalah ketika dia tidak mahu menikah, bahkan saya menyukai hal itu agar dia biasa konsentrasi dalam ibadah kepada Allah swt.

___________________________________________________________________________16 [16] Al - umm, jilid V, hlm144.lihat pula al - umm, ditahqiq Dr.Abdul Muthalib, jilid VI, hlm.372 dan376

BAB IVHARTA DAN BAHAYA FITNAH WANITAA. Definisi HartaMenurut etimologi, harta adalah:Artinya:Sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh manusia, baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun (yang tidak tampak), yakni manfaat seperti kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.

Sesuatu yang tidak dikuasai manusia tidak bisa dinamakan harta menurut bahasa, seperti burung di udara, ikan di dalam air, pohon di hutan dan barang tambang yang ada dibumi.Dalam bahasa Arab, harta disebut dengan sebutan al-mal yang mempunyai arti condong, cenderung, dan miring. Manusia cenderung ingin memiliki dan menguasai harta. Adapun harta menurut istilah ahli fiqih terbagi menjadi dalam dua pendapat diantaranya yaitu:

1. Menurut Ulama HanafiyahArtinya:Harta adalah segala sesuatu yang dapat diambil, disimpan, dan dapat di manfaatkan.Menurut definisi ini, harta memiliki dua unsure diantaranya sebagai berikut:a. Harta dapat dikuasai dan dipeliharaSesuatu yang tidak disimpan atau dipelihara secara nyata, seperti ilmu, kesehatan, kemuliaan, kecerdasan, udara, panas matahari, cahaya bulan, tidak dapat dikatakan harta. b. Dapat dimanfaatkan menurut kebiasaanSegala sesuatu yang tidak bermanfaat sepeti daging bangkai, makanan yang basi, tidak dapat disebut harta, atau bermanfaat, tetapi menurut kebiasaan tidak diperhitungkan manusia, seperti satu biji gandum, setetess air, segenggam tanah, dan lain-lain. Semua itu tidak disebut dengan harta sebab terlalu sedikit sehingga zatnya tidak dapat dimanfaatkan, kecuali kalau disatukan dengan hal lain.2. Pendapat Jumhur Ulama Fiqih selain HanafiyahArtinya:segala sesuatu yang bernilai dan mesti rusaknya dengan menguasainya.Pengertian ini merupakan pengertian umum yang dipakai dalam undang-undang modern, yakni:Artinya:segala yang bernilai dan bersifat harta.Ulama Hanafiyah memandang bahwa manfaat termasuk sesuatu yang dapat dimiliki, tetapi bukan harta. Adapun menurut ulama selain Hanafiyah, manfaat termasuk harta sebab yang penting adalah manfaatnya dan bukan zatnya. Pendapat ini lebih umum di gunakan oleh kebanyakan manusia.Manfaat yang dimaksud pada pembahasan ini adalah faedah atau kegunaan yang dihasilkan dari benda yang tampak, seperti mendiami rumah atau mengendarai kendaraan. Adapun hak, yang ditetapkan syara kepada seseorang secara khusus sebagai dampak dari penguasaan sesuatu, terkadang dikaitkan dengan harta, seperti hak milik, hak minum, dan lain-lain. Akan tetapi, terkadang tidak dilakukan dengan harta seperti hak mengasuh, dan lain-lain.Ulama Hanafiyah sebagaimana memandang manfaat, berpendapat bahwa hak yang dikaitkan dengan hartapun tidak dikatakan harta sebab tidak mungkin menyimpan dan memelihara zatnya. Ulama selain Hanafiyah berpendapat bahwa hak milik dan manfaat dapat dipandang sebagai harta sebab dapat dikuasai dengan cara menguasai pokoknya. Selain itu, kemanfaatan adalah maksud dari harta. Jika tidak memiliki manfaat, manusia tidak mungkin mencari dan mencintai harta tersebut. Perbedaan pendapat di atas, berdampak pada perbedaan dalam menetapkan beberapa ketetapan yang berkaitan dengan hukum, terutama dalam hal gasab, persewaan, dan waris.Jika ditelaah secara seksama, setiap barang akan memiliki alasan sebagaiman di kemukakan oleh ulama Hanfiyah, yakni dibutuhkan oleh pemiliknya dan akan menimbulkan pertentangan bila di gasab. Oleh karena itu,pada dasarnya setiap orang yang meng-gasab semestinya bertanggung jawab atas manfaat yang diambil dari benda tersebut. Berkenaan dengan hak, seperti hak dalah Khiyar syarat dan ruyah, menurut ulama Hanafiyah tidak dapat diwariskan, sedangkan menurut ulama selain Hanafiyah dapat diwariskan.B. KEDUDUKAN HARTA DAN ANJURAN UNTUK BERUSAHA DAN MEMILIKINYADalam Al-Quran dan Hadist, cukup banyak ayat atau hadist yang membicarakan harta. Pada bahasan ini hanya akan dikemukakan sebagian kecil saja tentang kedudukan harta menurut Al-Quran dan Hadist, serta anjuran untuk berusaha dan memilikinya.1. Kedudukan Harta dalam Al-Quran dan As-Sunnaha. Dalam Al-Quran1. Harta Sebagai FitnahArtinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S. At-Taghabun: 15).2. Harta sebagai PerhiasanArtinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.3. Harta untuk Memenuhi kebutuhan dan mencapai kesenangan.Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).b. Dalam As-Sunnah1. Kecelakaan bagi Penghamba pada harta:Yang Artinya:Celakalah orang yang menjadi hamba dinar (uang), orang yang menjadi hamba dirham, orang yang menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi ia bangga, bila tidak diberi ia marah, mudah-mudahan dia celaka dan merasa sakit, jika dia kena suatu musibah dia tidak akan memperoleh jalan keluar. (H.R. Bukhari).2. Penghambat harta adalah orang terkutukArtinya:Terkutuklah orang yang menjadi hamba dinar dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba dirham. (H.R. Tirmidzi).C. FUNGSI HARTAFungsi harta bagi manusia sangat banyak sekali. Harta dapat menunjang kegiatan manusia, baik dalam kegiatan yang baik maupun dalam kegiatan buruk. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha untuk memiliki dan menguasainya. Tidak jarang dengan memakai beragam cara yang dilarang syara dan hukum Negara atau ketetapan yang telah disepakati oleh setiap manusia.Biasanya cara memperoleh harta, akan berpengaruh terhadap fungsi harta. Seperti orang yang memperoleh harta dengan cara mencuri, ia memfungsikan harta tersebut untuk kesenangan semata, seperti mabuk, bermain wanita, judi, dan lain-lain.Sebaliknya, orang yang mencari harta dengan cara halal, biasanya memfungsikan atau memanfaatkan harta tersebut dengan cara yang halal pula, biasanya memfungsikan hartanya untuk hal-hal yang bermanfaat. Dalam pembahasan ini, akan dikemukakan fungsi harta yang sesuai dengan ketentuan syara, Antara lain:1. Kesempurnaan ibadah mahzah, seperti shalat memerlukan kain untuk menutupi aurat.2. Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagai kefakiran mendekatkan kepada kekufuran3. Meneruskan estafeta kehidupan, agar tidak meninggalkan generasi lemah4. Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, Rasulullah SAW. Bersabda:Artinya:Tidaklah seseorang itu makan walaupun sedikit yang lebih baik daripada makanan yang ia hasilkan dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah, Daud, telah makan dari hasil keringatnya sendiri (H.R. Bukhari dari Miqdam bin Madi Kariba).Dalam hadist lain dinyatakan:Artinya:Bukanlah orang yang baik bagi mereka, yang menimbulkan masalah dunia untuk masalah akhirat, dan meninggalkan masalah akhirat untuk urusan dunia, melainkan seimbang di antara keduanya, karena masalah dunia dapat menyampaikan manusia kepada masalaha akhirat. (H.R. Bukhari).[17]BAHAYA FITNAH WANITAKelazatan yang beraneka ragam dan warna ada di dunia. Demikian pula pemandangan yang memesona. Allah Taala menjadikan semua itu sebagai ujian dan cobaan dari-Nya.Allah Taala juga menjadikan para hamba turun-temurun menguasainya, generasi demi generasi, agarAllah Taala melihat apa yang mereka lakukan di atasnya.Segala macam kelezatan dunia adalah fitnah (godaan) dan ujian. Namun, fitnah (ujian) dunia yang paling besar dan paling dahsyat adalah wanita. 17[17]Hendi Subendi, fiqih Muamalah, Bandung, Gunung Djati Press, 1997, hlm. 28-30.Wahbah Al-Juhailli, Al-Islami wa Adillatuh, juz IV, Damsyik, Dar Al-Fikr, 1989, hlm. 40Fitnah wanita sangatlah besar, Terjatuh ke dalam fitnah wanita sangatlah genting dan amat besar bahayanya karena wanita adalah umpan dan jeratan setan. Betapa banyak orang yang baik, sehat, dan merdeka yang diberi umpan para wanita oleh setan. Orang itu pun menjadi tawanan dan budak syahwatnya. Dia tergadai oleh dosanya (menjadi jaminan bagi dosanya). Sungguh sulit baginya untuk lepas dari fitnah tersebut. Dosanya itu adalah dosa akibat ulahnya sendiri karena tidak berhati-hati dan tidak menjaga diri dari bala tersebut. Jika dia menjaga dirinya dan berhati-hati dari fitnah wanita, tidak mencoba-coba masuk ke tempat-tempat masuknya tuduhan/prasangka, tidak menantang fitnah, disertai meminta pertolongan dengan berpegang teguh kepada Allah Taala, niscaya dia akan selamat dari fitnah ini dan terbebas dari ujian ini.

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam juga bersabda. . ) Artinya : Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allah menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada bani Israil adalah karena wanita.Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2742 (99)), dari Shahabat Abu Said al-Khudri radhiyallaahu anhu.Aisyah radhiyal-laahu anhaberkata:

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam pernah minum madu di tempat Zainab binti Jahsyi dan tinggal bersamanya. Aku dan Hafshah bersepakat untuk mengatakan kepada beliau apabila beliau menemui salah seorang dari kami, Apakah engkau telah memakan maghafir? Sungguh aku mendapati darimu aroma maghafir. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menjawab, Tidak, tetapi tadi aku minum madu di rumah Zainab binti Jahsyi dan aku tidak akan mengulanginya dan aku bersumpah. Jangan engkau beberkan hal ini kepada seorang pun. Maka turunlah ayat ini.

Artinya: Wahai Nabi, mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui, Maha bijaksana [At-Tahrim: 1-2].Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 4912) dan Muslim (no. 1474)Jarir bin Athiyyah al-Khathafibersenandung:

Sesungguhnya indahnya mata-mata hitam wanita jelitaTelah membunuh kita dan tiada lagi menghidupkannyaMereka pun taklukkan si cerdas hingga tiada berdayaSedang mereka manusia paling lemah dari ciptaan-NyaJamil Butsainahberkata:

:

Mereka berkata: Jihadlah, wahai Jamil di peperanganJihad mana lagi selain bersama mereka yang ku inginkanPada setiap alur cerita diantara mereka adalah suka citaDan setiap korban di tengah mereka adalah syahid matinyaMuhammad bin IshaqRahimahulloh menyatakan, As-Sirri bin Dinar pernah singgah di kota Dzarib di Mesir. Di sana tinggal seorang wanita cantik yang amat menggoda karena kecantikannya. Karena tahu dirinya menarik, sang wanita berkata, `Aku akan menggoda lelaki ini. Maka wanita itupun masuk ke tempat lelaki itu dari pintunya. Wanita itu membuka wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau bertanya, `Ada apa denganmu? Wanita itu berkata, `Maukah Anda merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat? Beliau menghadap wanita itu sambil melantunkan syair:

Berapa banyak pecandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita ituNamun akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyataMereka merasakan kemaksiatan yang tiada abadiUntuk merasakan akibat kemaksiatan yang tak kunjung sirnaWahai kejahatan, sesungguhnya Allah melihat dan mendengar hambaNyaDengan kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu tertutupi jua.(Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin, Ibnul Qayyim, hal.339)Syaikhul Islam Ibnu TaimiyahRahimahulloh menuturkan perihal akibat menuruti syahwat yang diharamkan:

Barangsiapa yang hatinya menghamba kepada kecantikan rupa yang diharamkan, baik wanita maupun anak muda, maka ini betul-betul merupakan adzab yang tak dapat dianggap remeh. Mereka adalah orang yang paling berat siksanya dan paling sedikit pahalanya. Karena orang yang tergila-gila kepada rupa di saat hati terkait erat dengannya sementara yang dituju jauh darinya, maka akan terkumpul berbagai macam keburukan dan kerusakan yang tak satu pun mampu mengukurnya selain Rabbul Ibad.Di antara bencana yang timbul (karena syahwat terhadap wanita yang diharamkan) adalah berpalingnya hati dari Allah. Karena hati manakala telah mengenyam manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas untuk-Nya, niscaya dia tidak lagi merasakan sesuatu yang lebih nikmat, lebih lezat, dan lebih baik dari hal itu(Majmu al-Fataawa X / 187).Ibnu al-JauziRahimahulloh mengisyaratkan berbagai dampak buruk tersebut dan berkata:

Ketahuilah bahwa dampak negatifnya berbagai macam, ada yang sifatnya segera dan ada pula yang tertunda, terkadang kasat mata, dan terkadang tersembunyi pula. Antaranya ialah:

a) Dampak paling berat dan berbahayayang tidak dirasakan oleh penderita adalah berbaliknya iman dan marifah. Selain itu kematian hati dan lenyapnya kelezatan munajat, bertambah kuatnya dorongan menuju dosa dan melalaikan al-Quran, meremehkan istighfar dan dampak lain yang membahayakan agamanya. Terkadang dampak tersebut merayap dengan pelan membawanya kepada kegelapan hingga menutup seluruh cakrawala hati, hingga bashirahnya menjadi buta.b) Dampak buruk yang paling ringanadalah berupa penyakit fisik yang menimpanya di dunia dan terkadang akibat buruk memandang akan dirasakan oleh mata. Maka barangsiapa yang menyadari telah terjerumus ke dalam dosa yang menimbulkan efek buruk, maka hendaklah bersegera menghindar dari dampak negatifnya dengan cara taubat yang tulus, mudah-mudahan dia akan terhindar(Dzammul Hawa: 217)BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulannya, enam perkara di atas adalah dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini. Itulah kesenangan hidup di dunia. Ada isteri, ada anak, ada harta, ada kereta, ada rumah. Apa lagi yang manusia mahukan jika semua ini sudah menjadi miliknya? Tapi manusia sering lupa bahawa harta pemilikan ini akan di ambil balik oleh Tuan langit dan bumi. Pemilikan yang bersifat sementara tetapi itulah yang dipegang oleh manusia seolah-olah tidak akan berpisah dengan semua ini. Lupa akan manusia itu bahawa keenam-enam benda ini adalah kesenangan yang bersifat sementara di dunia yang fana ini. Lupa akan nikmat yang enam perkara itu jika diperolehi di akhirat adalah lebih baik, kerana akhirat itu adalah kekal abadi.

Jika manusia berfikir bahawa kesenangan di dunia ini adalah maksimum, maka tekaan itu meleset. Kerana tempat kembali yang terbaik adalah di sisi Allah SWT iaitu memasuki syurgaNya. Cinta dan keinginan.Ya Allah ya Tuhan ku kurniakanlah aku kecintaan kepada Mu dan Rasul Mu. Dan anugerahkanlah keinginan untukmelihat Mu di dalam syurga al Firdaus nanti. Aminya Rab!Itulah kenginan dan kecintaan yang terlebih besardarikuYa Rab!B. Saran-SaranSesudah Allah SWT menjelaskan pada ayat sebelum ini kekeliruan pandangan orang kafir terhadap harta dan anak-anak serta penyimpangan mereka dari kebenaran maka dalam ayat ini diterangkan segi kesesatan mereka yang disebabkan oleh harta dan anak yang dijadikan tumpuan harapan mereka. Adalah keliru kalau manusia menjadikan harta dan anak sebagai tujuan hidupnya. Wanita, anak-anak, emas dan perak, kendaraan, binatang peliharaan, dan semua kekayaan adalah menyenangkan dan dipandang baik oleh manusia dan sangat dicintainya. Dia tidak memandang jelek mencintai benda-benda itu, bahkan dia tidak dapat terhindar dari mencintainya. Amat sedikit sekali orang yang memahami keburukan atau bahayanya, sekalipun bukti-bukti cukup jelas dan banyak yang memperlihatkan keburukan dan bahayanya itu. Dia tidak mau lagi surut dari mencintainya. meskipun sudah menderita disebabkan harta benda kesayangannya itu. Kadang-kadang manusia menyukai sesuatu, padahal dia mengetahui sesuatu itu buruk, dan tidak berguna. Siapa yang menyukai sesuatu tetapi ia belum memandungnya baik untuk dirinya, mungkin pada suatu waktu dia dapat melepaskan diri dari padanya. Sesungguhnya Allah menjadikan tabiat manusia cinta kepada harta benda kesenangan itu. Tetapi terserah kepada manusia itu sendiri, sampai di mana ia dapat mempergunakan harta benda itu untuk mengabdi kepada Allah SWT dan mendapatkan keridaan-Nya.

Firman Alla: Artinya:Sesungguhnya, Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al-Quran, surah Al Kahfi: 7)Benda-benda kesenangan manusia itu secara terperinci adalah sebagai berikut:

a) Pertama: Wanita (istri), wanita a