skripsi u.zenal

Upload: uzaenalmuttaqin

Post on 13-Jul-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN KESHALEHAN SOSIAL MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN ZIS ( ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH )( Penelitian di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi )

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) STAI Al-Masthuriyah

Oleh : UJANG ZAENAL MUTAQIN NRK: 42498.2007 NIMKO : 0902.1301

SUKABUMI 2011 M./1432 H

PENDIDIKAN KESHALEHAN SOSIAL MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN ZIS (ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH)(Penelitian di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi)

Oleh :

UJANG ZAENAL MUTAQIN NRK: 42498.2007 NIMKO : 0902.1301

Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II

Drs. KH. Hamdun Ahmad, M.Ag

H. Abu Bakar Sidiq, M.Ag

Menyetujui : Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Masthuriyah

Drs. KH. Hamdun Ahmad, M.Ag

PENGESAHAN Skripsi berjudul Pendidikan Keshalehan Sosial Melalui Gerakan Pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq Dan Shadaqah) (Penelitian di MTS syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi), telah dipertanggungjawabkan dalam sidang munaqosah sekolah tinggi agama islam (STAI) al-masthuriyah sukabumi pada tanggal 10 juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memeperoleh Gelar Pendidikan Agama Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islan (Tarbiyah)

Sukabumi, 10 Juni 2011 Sidang Munaqosyah Ketua, Sekretaris,

Drs. KH. Hamdun Ahmad, M.Ag.

Dr. H. A. Darun Setiady, M.S.i.

Tim Penguji

Penguji I

penguji II

Drs. H. Puadiatma, M.Ag

Taufik Hidayat, S.Pd

PERSEMBAHAN

Dengan ucapan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, terutama doa kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini Kakaku tercinta, dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doa kepada peneliti Semua guruku yang telah mengajarkan kepada peneliti Teman teman seperjuangan di STAI Alilmu

pengetahuan umum dan agama, terutama doa

Masthuriyah yang telah memberika motivasi kepada peneliti dalam menuntut ilmu

Terkhusus untuk orang yang tersayang, yang senantiasa ikhlas, sabar, dan tak pernah bosan memberikan dukungan, doa serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

KATA PENGANTAR

Setiap kata yang mengagungkan-Nya indah, setiap jalan menuju ridho-Nya penuh hikmah dan segala puji hanya milik-Nya yaitu Allah Tuhan Semesta alam yang patut disembah manusia, sehingga dengan ridho dan hidayah-Nya penyusun diberi nikmat iman dan Islam untuk dapat menyelesaikan studi ini. Sholawat dan salam tercurah pada panutan alam, pembimbing manusia ke jalan akhlakul karimah, yang merubah manusia dari alam gelap ke alam terang, tiada lain Hibibina Wa Nabiyana Muhammad SAW. Kepada keluarga, sahabatnya dan para tokoh yang menyampaikan ajarannya hingga sampai kepada kita semua, Alhamdulillah. Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Pendidikan Keshalehan Sosial Melalui Gerakan Pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah). Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan bahka jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Walaupun demikian penulis mengharapkan agar skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak lain yang memerlikannya. Dengan segala kerandahan hari, kritik dan saran yang sifatnya membangun serta membantu, sangat diharapkan penulis dalam perbaikan dimasa yang akan datang. Atas

segala bimbingan dan bantuan, penulis telah dapatkan dari berbagai pihak sehingga penulisan ini dapat selesai sesuai dengan harapan, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak K.H.E. Fachrudin Masthuro, selaku sesepuh dan Direktur Perguruan Islam Al-Masthuriyah. 2. Bapak Drs. K.H. Hamdun Ahmad, selaku Ketua STAI Al-Masthuriyah. 3. dra. Hj. N. machendrawati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan H.

Abubakar Sidik, M.Ag. selaku dosen Pembimbing II, dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Masthuriyah. 5. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Masthuriyah. 6. Shalahudin Sanusi, S.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gelarsari Sukabumi. 7. Seluruh Guru dan Staf Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gelarsari Sukabumi. 8. Ayahhanda (Cecep Suparman) Ibunda (Yoyoh Rohanah) sebagai pemberi motivasi utama baik materil maupun spiritual bagi penulis dan penunjuk jalan menuju ridho Allah SWT. 9. Sekalian teman senasib dan seperjuangan Jurusan PAI, Syariah dan Dakwah Angkatan 2011. Dan tak lupa pula seluruh Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah. 10. Seseorang yang senantiasa berdoa dan memberikan motivasi yang sangat besar bagi penulis. Al-

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan yang penulis terima dari semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, demikian juga kita senantiasa ada dalam rahmat dan ridho-Nya. Amin.

Sukabumi 10 Juni 2011

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Ujang Zaenal Mutaqin, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 21 Juni 1988. Anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan bapak Cecep Suparman dan Ibu Yoyoh Rohanah yang beralamat di Kp. Korosokbol RT/RW 28/09 Desa Gunungendut Kalapanunggal Sukabumi. Riwayat pendidikan penulis memasuki Pendidikan Dasar dari Tahun 1994 sampai Tahun 2000 menyelesaikan sekolah di MIS Irsyaduttholibin, kemudian melanjutkan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari Tahun 2000 sampai Tahun 2003 menyelesaikan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Darul Ahkam Sukabumi, kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas dari Tahun 2003 sampai Tahun 2006 di Madrasah Aliyah Darul Ahkam Sukabumi. Dan pada Tahun 2006 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi, Pada tahun 2008 sampai sekarang terdaftar sebagai Mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Masthuriyah. Dan akhirnya penulis menyelesaikan program ini dengan melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Pendidikan Keshalehan Sosial Melalui Gerakan Pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) di Madrasah Tsanawiyah Syarikat Islam 2 Kalapanunggal.

DAFTAR ISIHalaman KATA PENGANTAR...................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................ ........................................................................................................................................... iv DAFTAR ISI....................................................................................................................v ABSTRAK........................................................................................................................ ........................................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................................ ........................................................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... ........................................................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1 A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah......................................................................1 Rumusan Masalah...............................................................................5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.........................................................5 Kerangka Pemikiran............................................................................6 Hipotesis..............................................................................................8 Langkah-Langkah Penelitian...............................................................9

BAB II

ANALISIS TEORITIS TENTANG

HUBUNGAN PELAKSANAAN

PELATIHAN DENGAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PAI DI MADRASAH IBTIDAIYAH.......................................................................... 21 A. Guru Pendidikan Agama Islam............................................................ 21 1. 2. 3. 4. B. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam.................... 21 Syarat Guru Pendidikan Agama Islam........................... 22 Tugas Guru Pendidikan Agama Islam........................... 27 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.................. 30

Pelatihan Guru Pendidikan Agama Islam............................................ 32 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengertian Pelatihan....................................................... 32 Tujuan Pelatihan............................................................. 35 Jenis Pelatihan................................................................ 37 Strategi Pelatihan........................................................... 38 Pelaksanaan Pelatihan.................................................... 39 Evaluasi Pelatihan.......................................................... 41

C.

Kualitas Guru Pendidikan Agama Islam.............................................. 43 1. 2. Pengertian Kualitas........................................................ 43 Ciri-Ciri Guru Berkualitas.............................................. 46

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................ 50 A. B. C. D. Gambaran Umum MI Gelarsari Sukabumi.......................................... 50 Realitas Pelaksanaan Pelatihan Guru MI Gelarsari Sukabumi............. 54 Realitas Peningkatan Kualitas Guru PAI MI Gelarsari Sukabumi....... 56 Realitas Korelasi Pelaksanaan Pelatihan Guru

dengan Peningkatan Kualitas Guru PAI...................................................... 72 BAB IV PENUTUP..........................................................................................................75 A. B. Simpulan.............................................................................................75 Saran...................................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................77 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................78

ABSTRAK Ujang Zaenal Muttaqin : Pendidikan keshalehan social melalui gerakan pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) (Penelitian di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi)

Penelitian ini didasari pada permasalahan yang sering terjadi dalam suasana kehidupan yang sekarang yang penuh tantangan dan rintangan, manusia sering terjebak hanya dengan ibadah yang sifatnya Mahdlah, ibadat yang semata-mata berhubungan dengan tuhan untuk kepentingan sendiri. Kelompok yang sangat tekun melakukan sholat, puasa, dan seterusnya, namun tidak perduli akan keadaan sekelilingnya. Dengan ungkapan lain, hanya mementingkan hablum minallah. Boleh jadi hal itu memang bermula dari fenomena kehidupan beragama kaum muslimin itu sendiri, dimana memang sering kita jumpai sekelompok orang tekun beribadah, namun kelihatan sangat bebal terhadap kepentingan masyarakat umum, tak tergerak melihat saudara-saudaranya yang lemah tertindas. Islam sebagai agama samawi yang membawa rahmat bagi seluruh alam tidak hanya berisikan ajaran-ajaran ritual belaka. Itu disebabkan karena kurang pekanya perasaan seseorang sekaligus karena kurang memiliki kesalehan social. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan keshalehan sosial melalui gerakan pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) di lingkungan MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode naratif, yang terdiri dari: menentukan jenis data, menentukan sumber data, dan analisis data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi, wawancara, serta dokumentasi.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesalehan sosial adalah bimbingan pendidikan terhadap anak didik yang dilakukan secara sadar untuk membantu manusia menjadi manusia, yaitu manusia yang seutuhnya yang peduli terhadap sesama manusia. Tidak arogan, memiliki sifat peduli, jauh dari sifat individualistik, lebih mengutamakan budaya kasih sayang, hormat kepada orang tua, mempunyai sifat kekeluargaan, dan memiliki semangat untuk bermusyawarah. Dalam suasana kehidupan yang sekarang yang penuh tantangan dan rintangan, manusia sering terjebak hanya dengan ibadah yang sifatnya Mahdlah, ibadat yang semata-mata berhubungan dengan tuhan untuk kepentingan sendiri. Kelompok yang sangat tekun melakukan sholat, puasa, dan seterusnya, namun tidak perduli akan keadaan sekelilingnya. Dengan ungkapan lain, hanya mementingkan hablum minallah. Boleh jadi hal itu memang bermula dari fenomena kehidupan beragama kaum muslimin itu sendiri, dimana memang sering kita jumpai sekelompok orang tekun beribadah, namun kelihatan sangat bebal terhadap kepentingan masyarakat umum, tak tergerak melihat saudara-saudaranya yang lemah tertindas.

Islam sebagai agama samawi yang membawa rahmat bagi seluruh alam tidak hanya berisikan ajaran-ajaran ritual belaka. Islam merupakan agama yang lengkap dan menyeluruh, Islam juga menawarkan suatu sistem ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan. Bahkan tidak hanya itu, Islam juga mengatur lingkup terkecil dalam komunitas kehidupan, yaitu kehidupan bertetangga dan berkeluarga. Begitupun juga Islam bukan hanya dilaksanakan di atas sajadah dan didalam masjid saja, namun lebih dari itu Islam juga harus dilaksanakan dalam rangka kehidupan bermasyarakat, berkeluarga dan bernegara. Kesalahan yang umum terjadi di masyarakat Islam sekarang adalah memiliki kesalehan individual yang begitu tinggi, namun dilain pihak kesalehan sosial masyarakat Islam begitu rendah. Padahal untuk mencapai kesuksesan di dunia maupun di akhirat dua komponen itu harus dilaksanakan secara seimbang. Maka pendidikan keagamaan yang utuh yang diberikan sejak dini kepada anak-anak, merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa toleransi terhadap sesama manusia pada umumnya dan muslim pada khususnya. Lebih dari itu pemahaman tentang dua komponen di atas, sangatlah penting dalam rangka memupuk pemahaman yang luas tentang komponen-komponen dalam lingkup agama Islam, supaya mereka mampu melaksanakannya secara seimbang, sehingga manakala mereka dewasa nanti

memiliki pemahaman yang seimbangan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Dari kecendrungan-kecenderungan diatas yang patut menjadi perhatian adalah globalisasi ekonomi yang ditandai dengan bisnis ekonomi Negaranegara lain, spiritalisasi dalam kehidupan beragama adalah kecendrungan orang untuk meyakini adanya tuhan namun menolak untuk menjalankan tuntunan agama yang diajarkan oleh Rasullah SAW. Abad modern jelas akan merupakan abad kompetitif. Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa akan menghadapi kompetisi yang ketat didunia Internasional dalam banyak hal menyangkut pendidikan dan pergaulan manusia khususnya anak-anak. Harapan yang ingin dicapai dari gerakan pemberdayaan ZIS adalah dengan keterbiasaan peduli terhadap sesama yang ditanamkan sejak kecil, maka manakala mereka dewasa, kesolehan sosial sudah tertanam dalam benak mereka masing-masing. Berdasarkan uraian diatas maka tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui langsung bagaimana pelaksanaan pendidikan keshalehan sosial melalui gerakan pemberdayaan ZIS di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal.

B.

Perumusan Masalah Untuk melaksanakan penelitian agar berjalan dengan baik maka perlu

terlebih dahulu dibuat rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan ZIS di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal ? 2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam

pemberdayaan ZIS di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal ? 3. Bagaimana pendidikan kesolehan sosial melalui pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Sodaqoh) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal ? C. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh hasil yang optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu ditetapkan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ZIS di MTs

Syarikat Islam 2 Kalapanunggal 2. Untuk mengetahui bagaimana keterlibatan siswa dalam

pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal.

3.

Untuk mengetahui pendidikan kesolehan sosial melalui

gerakan pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Sodaqoh) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal.. D. Kerangka Berfikir Menurut bahasa pendidikan adalah pemeliharaan badan, bathin dan sebagainya. (WJS. Poerwadarminta 1976 : 125) Sedangkan menurut istilah pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Ahmad D. Marimba 1987 : 97) Menurut seorang ahli pendidikan inggris bernama Sir Person bahwa pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh para orang tua maupun para guru untuk mempersiapkan generasi mendatan, atas dasar landasan pandangan hidup yang diyakini oleh masyarakat. (Muhammad Amin 1992 : 97) Menurut orang Yunani bahwa pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia, ( Ahmad Tafsir, : ) Pendidikan juga lebih dari sekedar pengajaran. Karena, dalam kenyataannya, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individuindividu. Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat

mewariskan kekayaan dan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi dirinya dalam setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan benar-benar merupakan latihan fisik, mental dan moral individu-individu, sehingga ia mampu menjadi manusia yang berbudaya dan menjadi warga negara yang berarti bagi suatu negara. Kesalehan sosial adalah sebuah bentuk kepedulian yang dimiliki terhadap sesama manusia. Selain daripada itu Kesalehan sosial juga adalah prilaku orang-orang yang peduli dengan nilai-nilai Islami, yang bersifat sosial, dan mau membantu orang lain. Pendidikan kesalehan sosial adalah bimbingan pendidikan terhadap anak didik yang dilakukan secara sadar untuk membantu manusia menjadi manusia, yaitu manusia yang seutuhnya yang peduli terhadap sesama manusia, tidak arogan, memiliki sifat peduli, jauh dari sifat individualistik, lebih mengutamakan budaya kasih sayang, hormat kepada orang tua, mempunyai sifat kekeluargaan, dan memiliki semangat untuk bermusyawarah. Dalam kitab suci Al-Quran, ayat-ayat tentang zakat seringkali kita temui menyertai perintah untuk melaksanakan shalat. Hal ini mengandung makna, bahwa umat islam tidak cukup hanya melaksanakan ibadah ritual saja, akan tetapi dituntut pula untuk melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-sehari yaitu salah satunya zakat.

Di samping zakat yang bersifat wajib, masih ada kewajiban lain walaupun kedudukannya tidak sama dengan zakat, namun mendekatinya yakni Infaq dan Shodaqoh. Ditinjau dari segi bahasa, zakat berasal dri kata zakka yuzakki zakaatan(Ibrahim Unais 1972 : 396). Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat (Abdurrahim dan Mubarak 2002 : 1). Selain itu zakat juga sering dinamakan dengan infaq dan sodaqoh, menurut sebagian ulama fiqih, mengatakan bahwa sedekah wajib dinamakan zakat, sedang sodaqoh sunah dinamakan infaq. Dinamakan demikian karena harta itu tumbuh dan berkembang. Dalam ajaran Islam, harta yang dizakati akan tumbuh dan berkembang, bertambah karena suci dan berkah yang dapat membawa kebaikan bagi hidup. (Muhammad Daud Ali 1998:38). Firman Allah Swt :

Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan taqwa dan janganlah kalian saling tolong menolong dan dosa dan permusuhan (Q.S 2 : ayat 2). Di samping zakat yang bersifat wajib, masih ada kewajiban lain walaupun kedudukannya tidak sama dengan zakat, namun mendekatinya yakni Infaq dan Shodaqoh.

Dalam menumbuh kembangkan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya kesolehan sosial tersebut, maka perlu diadakan pembinaan dan pengarahan dari mulai dini kepada anak-anak secara serius, yang diarahkan untuk memupuk keimanan, karena keimanan merupakan dasar dari segala bentuk ketaatan.(Husein Shahab, 1991 : 9). Pendidikan dan pembinaan adalah merupakan saran membentuk karakter anak yang sesuai dengan tujuan diciptakannya. Pembinaan dan pendidikan kepada anak-anak dilakukan agar mereka lebih meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah dan juga peduli akan sesamanya, serta agar dapat memahami konsep dasar islam yaitu semua kemaujudan ini adalah diciptakan oleh Allah yang Maha Esa (Sayyid MH.Thabattabai 1990 : 22). Pemberdayaan adalah berasal dari terjemahan istilah inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreatifitas.(Lili Bariadi, Muhamad Zen, M. Hudri 2005 : 53). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian Pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaikbaiknya dengan hasil yang memuaskan. Istilah pemberdayaan juga diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan.(Nanih Machendrawaty, dan Agus Ahmad Syafei, 2001:42).

Siswa

Pemberdayaan ZIS

Sholeh secara sosial

Peranan Zakat, infaq dan shodaqoh disamping membersihkan diri dan harta, namun lebih jauh dari pada itu peranan ZIS sangat dominan sekali

dalam membentuk seorang diri manusia yang peduli akan sesamanya tidak hanya sibuk memperhatikan diri pribadi dalam artian memiliki keshalehan individu saja, akan tetapi juga memiliki keshalehan sosial atau kepedulian terhadap sesama manusia. E. Langkah-Langkah Penelitian Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam penelitian ini di perlukan alat atau langkah-langkah tertentu agar dalam penyusunannya dapat berjalan dengan lancar. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan studi pendahuluan Studi pendahuluan ini dilakukan guna mengetahui judul penelitian yang dibahas, apakah layak atau tidak untuk diteliti ?. Untuk mengetahui kelayakan judul tersebut, upaya yang ditempuh adalah mencari dan menelaah keterangan yang berkaitan dengan judul tersebut. Dengan langkah ini diharapkan dapat diperoleh kejelasan terhadap kelayakan judul tersebut.

2. Menentukan Tempat dan waktu penelitian

1.

Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan akan

dimulai sejak pelaksanaan Seminar Usulan Penelitian Skripsi (SUPS) sampai pada tahap pelaksanaan sidang Munaqosyah. Tabel 1 Waktu Penelitian BULAN April Mei Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 X X X X X X X Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal. 3. Menentukan Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, kepala sekolah, pengurus UPZ dan guru agama MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Sukabumi. Juni Minggu Ke 1 2 3 4

No KEGIATAN I 1 2 II 1 2 3 II 1 2. PERENCAAAN Penelitian Awal Bimbingan PELAKSAAN Wawancara Analisis Data Bimbingan PELAPORAN Munaqasyah

4. Menetukan Metode dan Tekhnik Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif, yaitu metode penelitian yang memusatkan penelitiannya terhadap masalah-masalah aktual yang berlangsung saat ini, dengan tujuan untuk membuat perencanaan yang sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta dan sifat populasi di tempat penelitian. Dalam penelitian ini, guna mendapatkan data yang diinginkan dan diharapkan. Maka dalam penelitian ini digunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi objektif lokasi penelitian, serta kelangsungan proses pelaksanaan gerakan pemberdayaan ZIS di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Kabupeten Sukabumi guna

melengkapi hasil wawancara dan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dalam menentukan masalah-masalah yang akan diteliti. Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis dan rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki. Tujuan observasi adalah untuk

mengumpulkan data dan informasi mengenai fenomenafenomena baik yang berupa peristiwa maupun tindakan dalam situasi yang sesungguhnya (Zainal Arifin, 1991:40). 2. Angket Angket adalah pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis, adapun angket ini akan ditujukan terhadap siswa MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal, yaitu kepada 49 Responden/Siswa. 3. Wawancara Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada responden, Menurut Muhammad Ali (2001:64 yang di kutip oleh Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2008:165) teknik

wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

Dengan teknik ini peneliti lakukan terhadap kepala sekolah, guru agama, dan pengurus UPZ MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana Pendidikan keshalehan sosial yang diberikan kepada seluruh siswa. Wawancara ini digunakan untuk membantu dan memudahkan dalam pengumpulan data. 4. Dokumentasi Untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian, maka penulis mempergunakan teknik ini untuk

mengumpulkan data yang terdapat dalam arsif-arsif dan papan yang ada di lingkungan sekolah, dan berkaitan dengan permasalahan yang diambil dalam penelitian ini. 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah sejumlah individu atau objek yang terdapat di daerah tertentu, yang dijadikan sumber data dan berada dalam daerah yang batas-batasnya meempunyai pola-pola kualitas serta memiliki keragaman dan ciri di dalamya. (Winarto Surachman 1964 : 91)

Berdasarkan pengertian diatas, maka pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal yaitu sebanyak 240 Orang. b. Sampel Penelitian Sampel adalh sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Suharsimi Arikunto 1993 : 104) untuk itu pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tekhnik random sampling, yaitu sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya 100 orang maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi selanjutnya jika populasinya besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%25% atau lebih. (Suharsimi Arikunto 1993 :104) Berdasarkan prinsip diatas, maka sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 49 orang, maka dapat dilihat melalui tabel berikut ini : No Responden 1 Kelas VII 2 Kelas VIII 3 Kelas IX Jumlah Populasi 90 Orang 77 Orang 73 Orang 240 Orang Sampel 18 Orang 16 Orang 15 Orang 49 Orang

6. Analisis Data

Data yang dianalisis melalui pendekatan kualitatif data yang diperoleh dalam penelitian ini memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (S. Nasution, 1992:5). Adapun data dalam skripsi ini akan dianalisis oleh penulis dengan cara : a. Menelaah data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang dilukiskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar fhoto dan sebagainya dengan jelas dibaca, dikaji dan disadur. b. Mereduksi data, maksudnya memilih dan

memilah data-data dari berbagai sumber yang sesuai dengan data yang diinginkan atau yang menunjang terhadap penelitian. c. Menguji keabsahan data yaitu melaksanakan

pemeriksaan terhadap keabsahan data-data yang terkumpul dengan menggunakan tekhnik keabsahan data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan uji keabsahan data adalah sebagai berikut : Perpanjangan keikutsertaan, dilakukan untuk menghilangkan distorsi data. Dan penulis akan mengikuti kegiatan yang

berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan keshalehan social. Ketekunan pengamatan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan di lapangan penelitian, sehingga ditemukan data secara benar. Ketekunan

pengamatan dilakukan dengan cara mengamati lokasi penelitian, kemudian menanyakan kepada pihak yang mengetahuinya, seperti siswa, ketua UPZ, dan Kepala Sekolah. d. Diambil kesimpulan hubungan antara data

tentang pemberdayaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh) dengan data pendidikan keshalehan social.

BAB I I

ANALISIS TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN KESALEHAN SOSIAL DAN GERAKAN PEMBERDAYAAN ZIS (ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH)

F. Pengertian Pendidikan Keshalehan sosial Untuk mengetahui tentang pendidikan keshalehan sosial, sebaiknya di ketahui dahulu mengenai pendidikan dan keshalehan sosial. Menurut bahasa pendidikan adalah pemeliharaan badan, bathin dan sebagainya. (WJS. Poerwadarminta 1976 : 125) Sedangkan menurut istilah pendidikan adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Ahmad D. Marimba 1987 : 97) Menurut seorang ahli pendidikan Inggris bernama Sir Person bahwa pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh para orang tua maupun para guru untuk mempersiapkan generasi mendatan, atas dasar landasan pandangan hidup yang diyakini oleh masyarakat. (Muhammad Amin 1992 : 97) Menurut orang Yunani bahwa pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia, ( Ahmad Tafsir, : )

Adapun kriteria manusia adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri Cinta akan tanah air Memiliki pengetahuan Kemampuan mengendalikan diri memang penting dalam kehidupan ini telah diketahui sejak dulu sekali pada dekade 90-an (sekitar tahun 1995) muncul buku goleman yang menjelaskan betapa pentingnya kemampuan mengendalikan diri tersebut, ia menyebutkan Emotional Quetion (EQ) yang orang indonesia kenal sebagai kecerdasan emotional, Goleman mengatakan bahwa EQ lebih penting daripada IQ (Intelegence Quetion) nah orang yunani sudah lam mengenal istilah ini. Pytagoras salah satu filosof besar pada zaman itu memberi isyarat pada muridmuridnya tidak memakan kacang-kacang tanah dan ayam putih. Karena katanya dua makanan ini akan menyebabkan manusia sulit untuk mengendalikan diri. Cinta tanah air orang Yunani lama menyebutkan itu adalah dalam arti cinta pada tempat tinggal, konsep inilah yang menjadi cikal bakal pelajaran civic dan kewarganegaraan yang kita kenal sekarang, kalau difikir-fikir, sebenarnya sampai sekarang inti civic tetap saja cinta tempat tinggal. Civic justru akan rusak manakala maknanya digeser dari pengertian itu. Ya cinta tempat tinggal, jangan merusak alam, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencorat-coret

tembok, jangan mengganggu ketenangan tetangga, bila yang seperti ini terwujud maka ketenangan hidup akan tercapai. Bila konsep ini digeser, misalnya menjadi cinta bangsa maka bahannya ialah chauvinisme, bila disempitkan maka akan lebih bahaya lagi, bila diubah menjadi cinta dunia, maka konsep lain akan akan diterima sebagai terlalu luas dan abstrak, memang yang terbaik adalah cinta tempat tinggal, dimanapun ia berada ia akan mencintai tempat itu. Sekalipun tinggal di negara lain. Manusia yang menjadi tujuan pendidikan,haruslah memiliki pengetahuan yang tinggi, intinya ialah orang harus berfikir benar, mendengar ini mungkin akan ada orang yang bertanya adakah orang yang berfikir tidak benar. Banyak orang gila misalnya, orang yang sudah kuat ekonominya, namun masih mencuri harta milik orang atau istilah kerennya adalah korupsi maka orang tersebut bis dikatakan orang yang tidak benar atau sejenis orang gila, ia orang yang sakit secara kejiwaan. Yang diatas itu ialah aspek pertama pada pendidikan yaitu tentang konsep manusia, konsep ini masih layak digunakan untuk saat sekarang jadi orang yang korupsi bisa dikategorikan orang yang tidak mampu berfikir benar dan tidak mampu untuk mengendalikan diri. Dan tidak cinta akan tempat tinggalnya karena dengan cara korupsi tempat tinggal dia atau bisa dikatakan negaranya akan mengalami krisis, berarti dia akan merusak tempat tinggalnya sendiri.

Selain daripada itu pendidikan juga bisa diartikan sebagai sebuah proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Pendidikan juga lebih dari sekedar pengajaran. Karena, dalam

kenyataannya, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu. Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan dan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi dirinya dalam setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan benar-benar merupakan latihan fisik, mental dan moral individu-individu, sehingga ia mampu menjadi manusia yang berbudaya dan menjadi warga negara yang berarti bagi suatu negara. Sedangkan Jhon Dewwey seorang ahli pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental, secara intelektual dan emosional ke arah alam sesama manusia (Khursid, Ahmad 1958 : 9). Para ahli pendidikan Indonesia sudah sejak lama berpandangan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.(Azyumardi Azra, 1998 : 4). Dari beberapa pandangan diatas jelaslah bahwa pendidikan adalah suatu proses belajar dan penyesuaian individu-individu secara terus-menerus terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita masyarakat, pendidikan merupakan proses yang

komprehensif, mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mempersiapkan mereka agar mampu mengatasi segala tantangan. Keshalehan sosial adalah sebuah bentuk kepedulian yang dimiliki terhadap sesama manusia. Adapun krieteria orang yang memiliki keshalehan sosial menurut adalah sebagai berikut : 1. Memiliki teladan yang baik 2. Mempunyai kepedulian/kesetiakawanan social 3. Semangat berinfaq, zakat dan shadaqoh 4. Memiliki disiplin waktu 5. Berjiwa toleran 6. Dapat memberi manfaat kepada sesama manusia 7. Tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa 8. Bijak dan bajik kepada tetangga 9. Tidak mengkomersilkan aib diri dan orang lain 10. Amar Maruf dan nahyi mungkar 11. Adil 12. Pemaaf dan bukan pendendam 13. Mendahulukan orang lain dari diri sendiri 14. Hormat pada orang tua dan sesama

15. Lebih mengutamakan budaya kasih sayang, bersikap santun dan 16. kekeluargaan. 17. Saling menasehati untuk mentaati kebenaran dan kesabaran 18. Memiliki semangat musyawarah 19. Berjiwa terbuka Berdasarkan pengertian diatas, bila disatukan dapat diambil suatu pengertian, bahwa pendidikan keshalehan sosial adalah bimbingan pendidikan terhadap anak didik yang dilakukan secara sadar untuk membantu manusia menjadi manusia, yaitu manusia yang seutuhnya yang peduli terhadap sesama manusia. Tidak arogan, memiliki sifat peduli, jauh dari sifat Individualistik, lebih mengutamakan budaya kasih sayang, hormat kepada orang tua, mempunyai sifat kekeluargaan, dan memiliki semangat untuk bermusyawarah. G. Pengertian Zakat, Infaq dan Shodaqoh Zakat secara etimologi berarti Nama yang artinya kesuburan, thaharah yang berarti kesucian, barokah yang berarti keberkahan juga tazkiyah thathier yang berarti mensucikan. Zakat itu pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada orang-orang tertentu (Al Majmu 5 : 325) Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat.(Abdurrahim, dan Mubarak, 2002:11). Menurut hukum Islam (istilah syara), zakat itu adalah pengambilan

tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada orang-orang tertentu.(Al Mawardi dalam kitab Al hawiy). Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan mengeluarkannya, akan tetapi dibalik pengurangan yang bersifat dhohir ini, hakikatnya akan bertambah dan berkembang (nilai intrinsik) yang hakiki disisi Allah Swt. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda yaitu vertikal dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki bnyak arti dalam kehidupan umat Islam. Zakat memiliki banyak hikmah baik yang berkaitan dengan Allah secara langsung maupun hubungan sosial terhadap sesama manusia, antara lain akan menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan demikian, akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah Swt, memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari orang yang berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tidak memiliki apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya. Zakat dapat mensucikan diri pribadi dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan begitu akhirnya terciptalah suatu rasa ketentraman batin jauh dari kegundahankegundahan. Mannan mendefinisikan zakat sebagai upaya untuk menyucikan yang menumpuk. (MA. Mannan, 1972 : 256).

Hubungan dari pengertian zakat baik secara bahasa ataupu istilah adalah bahwasannya, zakat adalah harta yang dikeluarkan dan apabila harta itu dikeluarkan zakatnya maka akan menjadi berkah, suci, tumbuh dan berkembang. Zakat adalah ibadah yang bersifat maaliyah yang mempunyai dimensi pemerataan karunia yang diberikan kepada seseorang oleh Allah Swt sebagai fungsi sosial ekonomi dan sebagai perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan muslim, ciri dari kesholehan sosial seseorang, sebagai pengikat batin antara miskin dan kaya, sebagai tanda peka terhadap orang lain. Zakat juga mampu untuk mempersatukan umat karena melalui zakat lah akan terbentuk sebuah tatanan masyarakat islam yang maju dan peduli terhadap sesamanya, menciptakan kehidupan yang harmonis dan rukun. Dalam kehidupan masyarakat seperti itu, maka tidak akan pernah terjadi bahaya kominisme karena melalui zakat kesenjangan sosial yang selalu memicu terjadi sebuah praktek-praktek kapitalisme dan sosialisme, karena dengan sendirinya hal tersebut mampu terkikis, menuju terbentukya sebuah tatanan masyarakat yang Baldatun thoyibatun wa Rabun Ghofur. (Hasan Rifai, 1996). Adapun pengertian infaq adalah penggunaan harta untuk memenuhi kebutuhan (Sharful maal ilal hajjah).(Al-Jurjani :39 :tt). Dengan demikian, infaq mempunyai cakupan yang lebih luas dibanding zakat dalam hal kategorisasi, infaq dapat diumpakan sebagai alat transportasi yang mencakup kereta api, sepeda motor, mobil dan kapal. Sementara zakat hanya di umpamakan sebagai mobil.

Maka hibah, wasiat, wakaf nazar, nafkah kepada keluarga dan kaffarat berupa harta adalah termasuk infaq. Bahkan itu sendiri juga termasuk salah satu kegiatan infaq. Sebab semua itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan bagi pihak pemberi maupun pihak pemberi maupun pihak penerima. Dengan kata lain, infaq merupakan kegiatan penggunaan harta secara komsumtif, yang pembelanjaannya atau pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan, bukan secara produktif, yaitu penggunaan harta untuk dikembangkan dan diputarkan lebih lanjut secara ekonomis (tanmiyatul maal). Adapun istilah shodaqoh, maknanya berkisar kepada 3 pengertian yaitu sebagai berikut : Pertama, shodaqoh adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan atau pihak-pihak lain yang berhak menerima shodaqoh tanpa disertai imbalan (Mahmud Yunus, 33:1936), wahbah Az Zuhaili 919 : 1996). Shadaqoh ini hukumnya adalah sunnah bukan wajib, karena itu, untuk membedakan shodaqoh dengan zakat maka para fuqoha (ahli ilmu fiqih) menggunakan istilah shodaqoh tathawwu atau as shodaqoh al mafrudhah (Az Zuhaili 70: 1996). Namun seperti uraian Az Zuhaili (916 : 1996), hukum sunnah ini bisa menjadi haram bila diketahui bahwa penerima shadaqoh akan menggunakannya kepada hal yang haram, sesuai kaidah syara : Al wasillatu ilal haram haramun yakni segala yang diperantarakan kepada yang haram maka hukumnya haram pula.

Bisa pula hukumnya wajib, misalnya untuk menolong orang yang berada dalam keadaan terpaksa (mudhthar) yang amat membutuhkan pertolongan, misalnya berupa makanan atau pakaian. Menolong mereka adalah untuk menghilangkan dharar (izalah ad dharar) yang wajib hukumnya. Jika kewajiban itu tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan shadaqoh maka shadaqah maka shadaqah itu hukumnya wajib. Sesuai kaidah syara : Maa laa yatimul wajibu illa bihi fahua wajibun. Yakni segala sesuatu yang tanpanya suatu kewajiban tak terlaksana sempurna, maka sesuatu itu menjadi wajib pula hukumnya. Dalam urf (kebiasaan) para fuqaha, sebagaimana dapat dikaji dalam kitab kitab-kitab fiqh berbagai madzhab, jika disebut istilah secara mutlak, maka yang di maksudkan adalah shadaqah dalam arti yang pertama ini yang hukumnya bukan zakat. Kedua, shadaqah adalah identik dengan zakat (Zallum 148 : 1983). Ini merupakan makna kedua dari shadaqah, sebab dalam nash-nash syara terdapat lapazh shadaqah yang berarti zakat. Misalnya fiman Allah SWT :

sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil zakat........... (QS At Taubah : 60) Dalam ayat tersebut zakat diungkapkan dengan kata ash shadaqah. Begitu pula hadits sabda Rasullah SAW kepada Muadz bin jabal RA ketika ia diutus ke yaman :

...beritahukanlah kepada mereka (ahli kitab yang telah masuk islam), bahwa Allah telah mewajibkan zakat atas mereka, yang diambil dari orang kaya diantara mereka, dan diberikan kepada orang fakir diantara mereka....(HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadits diatas , kata zakat diungkapkan dengan kata shadaqoh. Berdasarkan nash-nash diatas, shadaqah merupakan istilah lain dari zakat. Namun demikian, penggunaan kata shadaqah dalam arti zakat ini tidaklah bersifat mutlak. Artinya untuk mengartikan shadaqah sebagai zakat haruslah berdasarkan qarinah (indikasi) yang menunjukan bahwa kata shadaqah dalam konteks ayat maupun hadits tertentu, artinya zakat yang berhukum wajib bukan shadaqah tathawwu yang berhukum sunnah. Pada ayat 60 surat At Taubah diatas lapadz asshadaqat diartikan zakat karena di ujung ayat terdapat ungkapan faridhatan minallah yang artinya sebagai suatu ketetapan Allah. Ungkapan ini merupakan qarinah yang menunjukan bahwa yang dimaksud dengan lapdz asshadaqat dalam ayat tadi adalah zakat yang wajib bukan shadaqah yang lain-lain. Begitu pula pada hadits muadz bin jabal kata shadaqah diartikan sebagai zakat, karena pada awal hadits terdapat lapadz iftaradha yang artinya mewajibkan atau memfardhukan. Ini merupakan qarinah bahwa yang dimaksud dengan shadaqah pada hadits itu adalah zakat, bukan yang lain. Dengan demikian kata shadaqah tidak dapat diartikan zakat kecuali bila terdapat qarinah yang menunjukannya.

Ketiga, shadaqah adalah sesuatu yang maruf (benar dalam pandangan syara). Pengertian ini didasarkan pada hadits shahih riwayat imam muslim bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :

Artinya : setiap kebaikan adalah shadaqah (HR. Muslim) Berdasarkan ini maka mencegah diri dari perbuatan maksiat adalah merupakan shadaqah, memberi nafkah kepada keluarga adalah shadaqah, ber amar maruf nahi munkar juga shadaqah. Adapula yang mendefinisikan shodaqoh adalah : adalah segala pemberian yang dengannya kita mengharap pahala dari Allah SWT (Al Jurjani, tt : 132). Pemberian (Al athiyah) di sini dapat diartikan secara luas, baik pemberian yang berupa harta maupun pemberian yang berupa suatu sikap atau perbuatan baik. Namun demikian bisa saja lafazh shadaqah dalam suatu nash bisa memiliki lebih dari satu makna, tergantung qarinah yang menunjukannya. Maka bisa saja shadaqah dalam suatu nash berarti zakat sekaligus berarti shadaqah sunnah. Misalnya firman Allah SWT :

Artinya : Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka........(At Taubah : 103)

Kata shadaqah pada ayat diatas dapat diartikan zakat karena kalimat sesudahnya kamu membersihkan dan mensucikan mereka menunjukan makna bahasa dari zakat yaitu tat-thir yang artinya mensucikan. Dapat pula diartikan shadaqah (yang sunah), karena asbabun nuzulnya berkaitan dengan harta shodaqah, bukan zakat menurut ibnu katsir (400-401 : 1989) ayat ini turun sehubungan dengan beberapa orang yang tertinggal dalam perang tabuk, lalu bertaubat seraya berusaha menginfaqan hartanya. Jadi penginfaqan harta mereka, lebih bermakna sebagai penebus dosa daripada zakat. Karena itu, ibnu katsir berpendapat bahwa kata shadaqah dalam ayat di atas bermakna umum, bisa shadaqah wajib (zakat) atau shadaqah sunnah (Ibnu Katsir, 400 : 1989). As Sayyid sabiq dalam kitabnya Fiqhu sunnah Juz I (277 : 1992) juga menyatakan shadaqah tathawwu. Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan infaq adalah suatu bentuk kegiatan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan pihak pemberi maupun pihak penerima. Zakat adalah hak yang telah ditentukan besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta tertentu, penerimanya juga telah ditentukan yaitu terdiri dari 8 asnaf sementara shadaqah adalah pemberian berupa harta maupun perbuatan baik. Shodaqah wajib disebut zakat (berupa harta). Shadaqah sunnah, tidak harus berupa harta dan tidak ditentukan besarnya serta dapat diberikan kepada siapa saja. Namun walaupun ada perbedaan dalam segi pengertian tapi ketiga-tiganya tetap sama yakni untuk memupuk dan meningkatkan rasa solidaritas dan kepekaan

karena ummat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang diciptakan oleh Allah untuk mengemban tugas sebagai Khalifah di muka bumi, tugas umat islam ialah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentaram dan sejahtera. Oleh karena itu, Islam seharusnya menjadi rahmatan lil alamin. Tapi kenyataanya Islam masih jauh dari kondisi ideal, karena belum optimal dalam mengelola potensi yang ada (Qs. Ar-Radu : 11). Andai semua potensi yang ada dan melimpah dikembangkan secara baik, dipadu dengan aqidah Islamiyah (tauhid), tentu akan memberikan hasil yang optimal. Dengan demikian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslumin akan semakin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kemiskinan dan kesenjangan sosial akan semakin sedikit. Salah satu sisi ajaran Islam yang perlu dikembangkan dan ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pemberdayaan Zakat, infaq dan shodaqoh. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan Islam. Potensi dana dana zakat, infaq dan shodaqoh, menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: ummata wahidatan (umat yang satu), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijtima (tanggung jawab bersama). Zakat menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta dan keseimbangan tanggung jawab individuindividu dalam masyarakat.1. Dasar Hukum ZIS (zakat, infaq dan shodaqoh)

Zakat dalam Alquran disebut sebanyak 82 kali. (M. Fuadz Baqi : tt) ini menunjukan dasar hukum zakat yang sangat kuat, antara lain :

Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Apapun yang diusahakan oleh kamu, tentu kamu akan mendapat pahalanya disisi Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui kegiatan apapun yang kamu kerjakan.(Al-Baqarah : 110). Dengan demikian hukum zakat adalah wajib bagi orang yang sudah mencapai nisab Sementara itu, hukum infaq dan shodaqoh adalah bersifat sunah serta tidak ditentukan waktunya (tidak harus mencapai nisab). Jenis Zakat dan perkembangannya Secara umum zakat terbagi menjadi dua : pertama, zakat yang berhubungan dengan badan atau disebut zakat fitrah. (Ibnu Rusyid, tt : 178-202) kedua, zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat mal. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari nafkah keluarga yang wajar yang dilaksanakan maksimal sebelum khatib turun dari mimbar pada hari raya idul fitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah selesai menunaikan ibadah puasa. Selain untuk menggembirakan hati fakir miskin pada hari raya idul fitri, zakat fitrah dimaksudkan untuk mensucikan dan membersihkan dosa-

dosa kecil yang mungkin ada ketika melaksanakan puasa ramadhan. (Daud Ali, 1998 : 49) Menurut UU. 38/1999 dalam menjelaskan pasal 11, zakat mal adalah bagian harta yang disishkan oleh seorang muslim atau badan dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya. Daud Ali berpendapat, zakat mal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan huku) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. ( Muhammad Daud Ali, 1998 : 42) Jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat yang dikemukakan secara terperinci dalam Al-Quran dan hadits, pada dasarnya ada empat jenis, yaitu tanam-tanaman, buah-buahan, hewan ternak, emas dan perak, serta harta perdagangan.(Didin Hafidhudin, 2002 : 28) Sedangkan pada jenis harta yang berkembang pada masa sekarang, Hasbi Ash-Sidiqiey menyebutkan, kini banyak jutawan membangun rumah, vila, bungalow, motel, toko dan bangunan-bangunan lain untuk disewakan, untuk memperoleh penghasilan daripadanya. (Hasbi AshShidieqiy, 1976 : 51) Dari jenis harta ini, ia menyebutkan untuk dipungut zakat karena jika tidak akan terdapat suatu kepincangan dan kedzaliman karena ketidakadilan.

Sementara Didin Hafidhuddin menyebutkan sumber-sumber zakat dalam perekonomian modern diantaranya adalah zakat surat-surat berharga seperti saham dan obligasi, zakat perdagangan mata uang, zakat madu dan produk hewani, zakat investasi properti, zakat asuransi syariah, zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung walet, ikan hias, dan zakat sektor rumah tangga modern. (Didin Hafidhuddin, 2002 : 103-121) a. Sektor-sektor pertanian modern yang sangat potensial adalah : 1). Sektor pertanian Ada lima arti penting pertanian ; a). Sebagai sumber pokok mata pencaharian b). Sebagai sumber persediaan pangan c). Sebagai pasar pokok industri d). Sebagai sumber pendapatan dalam perdagangan luar negeri. e). Sebagai sumberdaya bagi sektor-sektor ekonomi lainnya. (Sicat dan Ardnt, 1991 : 3) 2). Sektor industri 3). Jasa b. Sektor-sektor ekonomi modern meliputi : 1). Zakat profesi

2). Zakat perusahaan 3). Zakat surat-surat beharga dan obligasi 4). Zakat perdagangan mata uang 5). Zakat hewan ternak yang diperdagangkan 6). Zakat madu dan produk hewani 7). Zakat investasi 8). Zakat asuransi 9). Zakat usaha modern seperti tanaman anggrek ikan hias dan sebagainya 3. Golongan Penerima Zakat Sesuai dengan firman Allah bahwa zakat diberikan kepada delapan asnaf:

sesungguhya sedekah (zakat) itu diperuntukan kepada fakir miskin, amil zakat, muallaf, hamba sahaya, orang berhutang, orang yang berjuang dijalan Allah, dan para musafir sebagai suatu ketentuan dari Allah (Qs. Attaubah 9 : 60) Afzalurrahman menegaskan bahwa kelompok yang berhak menerima zakat telah ditetapkan dalam kitab suci Al-Quran, oleh karena itu, negara tidak mempunyai otoritas untuk mempergunakan dana zakat

selain untuk kepentingan delapan Asnaf di atas. (Afzurrahman, 1996 : 295) a. Golongan Fakir Golongan yang memiliki harta namun kebutuhan hidup mereka lebih banyak dibandingkan dengan harta yang mereka miliki, (Taqyudin Abu Bakar Ibnu Muhammad al-Husaini, 1995 : 441) atau oarang yang sehat yang jujur tetapi tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan. (Afzulrrahman, 1996 : 295) Fakir berarti orang yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan, ataun orang yang mempunyai penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. (Mansyur Ali Nashif, tt : 29) Selaras denagn pendapat ini, Taqyudin Abu Bakar menyatakan fakir yaitu orang-orang yang memeliki pekerjaan, namun penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya misalnya,

seseorang membeutuhkan RP. 25.000/hari tetapi hanya memiliki Rp. 2.500. (Lili Bariadi, Muhammad Zain dan M. Hudri, 2005 :12) b. Golongan Miskin Golongan orang yang mempunyai harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun tidak memenuhi standar. (Taqyudin Abu Bakar Muhammad al-Husaini, 1995 : 445) atau orang yang lemah dan tidak berdaya (cacat) karena telah berusia lanjut, sakit atau karena akibat dari peperangan, baik mapu bekerja maupun

tidak namun tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk menjamin kebutuhan sendiri dan keluarganya. (Afzulrrahman, 1996 : 298) misalnya, seseorang membutuhkan Rp. 10.000,-/hari akan tetapi hanya mempunyai Rp. 7.000,-/hari. (Taqyudin Abu Bakar Ibnu Muhammad al-Husaini, 1995 : 445)

c. Golongan Amilin Amilin adalah para pekerja yang telah ditentukan dan diserahi tugas untuk mengambil harta zakatdari wajib zakat, mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya. (Ibnu.Qudamah, tt : 694) dengan kata lain amilin adalah badan atau lembaga yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh pemerintah atau masyarakat. (Qurasy Shihab : 2000) menurut Syafii, amil mendapat bagian seperdelapan dari seluruh zakat yang terkumpul, untuk digunakan sebagai biaya operasional, administrasi dan honor/gaji bagi anggota tim. Setiap amil boleh menerima zakatnya sebagai petugas sesuai dengan kedudukan dan prestasi kerjanya, kendatipun dia orang kaya. (A.Nawawi Rambe, 1994 : 219) 2. Tujuan dan hikmah ZIS (zakat, infaq dan shodaqoh)

Menurut Yusuf Qardhawi tujuan zakat itu dibagi menjadi dua yaitu, tujuan untuk hidup individual dan untuk tujuan sosial

kemasyarakatan. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka berinfaq atau memberi, mengembangkan akhlak seperti akhlak Allah, mengobati hati dari cinta dunia yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan kata lain, esensi dari semua tujuan adalah untuka memberikan pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat

meningkatkan harkat dan martabat manusia melebihi martabat benda, menghilangkan sifat kikir dan materialistis dalam diri manusia. (Yusuf Qardhawi, 1991 : 848-876) Tujuan kedua memiliki dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan masyarakat, zakat merupakan suatu bagian dari sistem jaminan sosial dalam Islam. Kehidupan masyarakat sering terganggu oleh problema kesenjangan sosial, gelandangan, problema kematian dalam keluarga dan hilangnya perlindungan, problema bencana alam maupun kultural dan lain sebagainya. (Ibid,881 917) Sedangkan tujuan dan hikmah lain dari zakat, Didin Hafiduddin menguraikan sebagi berikut : pertama, menupaka perwujudan ketundukan, ketaatan dan rasa syukur atas karunia tuhan (QS. Attaubah : 103 ; Ar-

Rum : 39) kedua, zakat menupakan hak mustahik yang berpungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak dan dapat beribadah kepada Allah; ketiga, merupakan pilar amal bersama (jamai) antara orang kaya yang berkecukupan dengan para mujahid yang seluruh waktunya habis untuk berjihad di jalan Allah AlMaidah : 2); keempat, sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh umat Islam; kelima, sebagai sarana memasyarakatkan etika bisnis karena zakat bukan hanya saja sebagai pembersihan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain atas harta yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai ketentuan Allah swt; keenam, merupakan salah satu instruemn bagi pembangunan kesejateraan umat, pertumbuhan dan pemerataan

pendapatan; ketujuh, mendorong umat untuk bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta untuk dapat memenuhi kehidupan diri dan keluarganya serta dapat berzakat dan berinfaq. (Didin Hafidhuddun, 2002 : 10-15) C. Hubungan Pendidikan Kesalehan Sosial dengan optimalisasi ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh)1.

Optimalisasi

ZIS

(Zakat, infaq dan shodaqoh) sebagai sarana pendidikan kesalehan sosial

ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh), merupakan sarana pendidikan yang punya kedudukan sangat penting dan strategis dalam membentuk manusia yang bukan hanya mementingkan kepedulian individu namun juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Yusuf Qardhawi membagi dua tujuan dari ajaran ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh), yaitu tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan sosial kemasyarakatan. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka memberi, mengembangkan akhlak seperti Akhlak Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain, esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat meninggikan harkat dan martabat manusia melebihi martabat benda dan menghilangkan sifat materialisme dalam diri Manusia. (Lili Bariadi, Muhammad Zain dan M Hudri, 2005 : 16-17) 2. Pemberdayaan

ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh) sebagai sarana penyeimbangan antara kesalehan individu dengan kesalehan sosial Pemberdayaan ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh), di samping sebagai sarana pendidikan kesalehan sosial, juga menjadi sebuah saran supaya manusia berkesinambungan dalam hal kesalehan individual dengan kesalehan sosial. Karena untuk mencapai predikat Insan Kamil maka salah satu

syaratnya adalah memiliki kesalehan individual dengan kesalehan sosial yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Menurut Muhammad Daud Ali bahwa tujuan pokok dalam pelaksanaan ZIS (Zakat, infaq dan shodaqoh) adalah untuk mengembangkan rasa tanggung jawab sosial khususnya bagi mereka yang memiliki harta berlebih. (Muhammad Daud Ali, Sehingga umat muslim memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran Allah SWT (Zainal Muttaqin, 1997 : 2

BAB III ANALISIS EMPIRIS PENDIDIKAN KESALEHAN SOSIAL MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN ZIS (ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH) A. Kondisi Objektif MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal 1. Sejarah singkat berdirinya MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Sukabumi didirikan pada tahun 1998, didirikan oleh sebuah divisi pendidikan Syarikat Islam Indonesia (SII) yaitu Majelis Pendidikan Syarikat Islam (MPSI). l 09 Juni 2000 dengan No. SK WI/I/PP.005/980/2000, kemudian setelah berdiri selam 8 tahun maka sekolah ini oleh pemerintah di akreditasi pada tahun 2006 dengan kategori Akreditasi B. MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal selama berdiri baru mengalami 1 kali pergantian Kepala Sekolah, adapun yang pernah menjadi Kepala Sekolah MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Adalah : 1. Adang Suganda, S.Ag, yang menjabat selama 3 tahun yaitu dari tahun 1998 sampai 2003. 2. Agus, S.Pd.I.,MM, yang menjabat dari tahun 2003 sampai sekarang.

2

2. Kondisi Geografis MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Sukabumi terletak di daerah dataran tinggi dekat dengan perusahaan PLTU Nasional yaitu Chevron Geothermal Salak ( CGS ). Adapun jarak Madrasah dengan : 1. Jarak ke Pusat Ibukota Provinsi adalah >40 KM 2. Jarak ke Ibukota Kabupaten adalah 40 KM 3. Pusat Kecamatan adalah 5 KM 3. Keadaan Guru dan Tenaga Pendidik Jumlah Guru di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal menurut data yang diperoleh dari hasil dari wawancara dan dokumentasi yaitu 27 Orang dan tenaga kependidikan sebanyak 4 Orang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Personal Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran Umum Guru Mata Pelajaran Agama Guru BK Kepala TU Administrasi (Tata Usaha) Pustakawan Laboran Instruktuir Ekskul Personal Lainnya Total Lk 1 1 11 4 0 1 1 0 0 4 1 24 Jumlah Pr. Total 0 1 0 1 4 15 1 5 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 1 2 7 31

3

Seluruh Guru di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal ini rata-rata semuanya adalah Strata 1 dari perguruan tinggi swasta dan negeri, baik dalam maupun luar negeri. bahkan sebagiannya lagi adalah Strata 2 yang telah tersertifikasi, dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini : Tabel 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Nama Guru Agus, S.Pd.I.,MM D.Suhenda, S.Pd.I.,MM Itang Suheri, S.Pd.I.,MM Irwan Ruswandi, SE Handi, S.Pd.I Leni Nurliana, S.Pd.I Resna Susilawati, S.Pd.I Nain Nuraeni, S.Pd.I Ujang Hermawan, S.Pd.I Saepudin, S.Pd.I Shamtoto, A.Ma Yuyun Yuningsih, S.Ag Sidik, SE Pendi Ependi, S.Pd.I Eko A Pujiarto, S.Pd.I Alan Suryana, S.Pd Ujang, S.Pd.I Abdullah Yusuf Ujang Zaenal Muttaqin Lala Nurlatifah, A.Ma Neneng Nurasyiah, S.Pd.I Aisyah, S.Pd.I Agus Yusuf Ibrahim, S.Pd.I Fitri Rahmani Parid Wajdi Pendidikan Strata 2 Strata 2 Strata 2 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Diploma 2 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 Strata 1 SLTA SLTA Diploma 2 Strata 1 Strata 1 Strata 1 SLTA SLTA

4

Adapun Struktur organigram MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal adalah sebagagai berikut : Kepala Madrasah Wakil Kepala Bid. Kurikulum Wakil Kepala Bid. Kesiswaan Wakil Kepala Bid. Sarpras Kepala Tata Usaha Wali Kelas VII A Wali Kelas VII B Wali Kelas VIII A Wali Kelas VIII B Wali Kelas IX A Wali Kelas IX B 4. Keadaan Murid Jumlah murid di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebanyak 240 Orang yang terdiri dari : 1. Kelas VII 2. Kelas VIII 3. Kelas IX : 90 Orang : 77 Orang : 73 Orang : Agus, S.Pd.I.,MM : Itang Suheri, S.Pd.I.,MM : D. Suhenda, S.Pd.I.,MM : Handi Munandar, S.Pd.I : Handi, S.Pd.I : Itang Suheri, S.Pd.I.,MM : Yuyun Yuningsih, S.Ag : Irwan Ruswandi, SE : Ujang Hermawan, S.Pd.I : Saepudin, S.Pd.I : Resna Susilawati, S.Pd.I

5

5. Sarana dan prasarana a. Sarana Tanah Luas tanah seluruhnya adalah 8.000 M2 b. Luas tanah Madrasah menurut sumber pengadaan adapaun luas tanah yang digunakan oleh MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal adalah berasal dari tanah wakaf yaitu seluas 8.000 m2, dapat dilihat dalam tabel 4 Tabel 4 Sumber tanah Madrasah Pemerintah Mandiri / beli sendiri Wakaf / Hibah Pinjam / Sewa Status Kepemilikan Sudah bersertifikat Belum bersertifika 860 m2 4.140 m2 -

c. Jumlah ruangan adapun jumlah ruang yang digunakan MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal adalah Sebagai Berikut : 1. Rombongan Belajar 2. Kantor 3. Perpustakaan 4. Laboratorium : 9 Ruangan : 3 Ruangan : 1 Ruangan : 1 Ruangan

6

B. Gerakan Pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) Sebagai Sarana Pendidikan Keshalehan Sosial 1. Pelaksanaan Pendidikan Keshalehan Sosial di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Gerakan pemberdayaan ZIS di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal ternyata sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum adanya Perbup no 20 tentang 10 pembiasaan Akhlak Mulia di sekolah. Hal ini berjalan sebab MTs Syarikat Islam 2 ini adalah sekolah yang berbentuk Madrasah yang berada dibawah naungan sebuah partai politik namun sekarang sudah menjadi ormas Islam yaitu Syarikat Islam Indonesia (SI Indonesia) yang dulunya adalah SDI (Syarikat Dagang Islam) yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1905 namun oleh HOS. Cokroaminoto diganti menjadi Syarikat Islam Indonesia pada tahun 1912. Adapun rincian program kerja yang telah dilaksanakan di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal dapat dilihat dalam tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5 No 1 2 3 Program yang dilaksanakan Zakat fitrah Infaq Shodaqoh Waktu pelaksanaan Bulan Ramadhan Setiap Minggu Tidak ditentukan Besar (Rp) Sesuai dengan harga beras ( 3.1 L). 1000 per siswa Tidak ditentukan

7

Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan dari mulai berdirinya sekolah yaitu pada tahun 1998, kegiatan ini langsung dipantau oleh Kepala Sekolah. Adapun pelaksanaannya dilakukan oleh masing kelas dan dipungut oleh ketua kelasnya masing-masing, kemudian diserahakan kepada wali kelas untuk selanjutnya dikelola oleh UPZ sekolah. 2. Gambaran tentang Pendidikan Keshalehan sosial melalui gerakan pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Pendidikan keshalehan sosial sangatlah penting dalam upaya membina kepribadian bangsa, khususnya bagi perkembangan kepribadian anak-anak yang peduli terhadap sesama, karena Islam adalah agama yang luas yang mengatur umatnya baik dari lingkup terkecil maupun lingkup terbesar, dalam Islam diatur bagaimana tata cara kita berhubungan dengan Allah langsung dan begitupun hubungan dengan sesama manusia. Selain dari itu, keshalehan sosial adalah sebuah sikap peduli yang dalam Islam sangat dititik beratkan sekali. Untuk terbentuknya keshalehan sosial dalam diri anak-anak maka Kepala Sekolah dan guru-guru serta wali kelas bersepakat untuk membentuk sebuah lembaga penampungan zakat, infaq dan shodaqoh atau UPZ di sekolah.

8

Adapun kegiatan pemungutannya dilaksanakan setiap satu minggu sekali dengan format UPZ sebagai lembaga penampungan zakat, infaq dan shodaqoh menerima setoran dari tiap-tiap wali kelas.

9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN Berdasarkan data yang telah diolah pada Bab III dan juga pada bab lainnya, maka menurut hasil dari wawancara, bahwa siswa MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal Sukabumi sangat berantusias sekali terhadap adanya gerakan pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) di Madrasah tersebut. Dan sebagian besar wali murid berpendapat bahwa kesadaran tentang kesadaran akan pentingnya ZIS disebabkan dengan adanya pendidikan keshalehan sosial melalui gerakan pemberdayaan ZIS. Sebagian wali murid yang menyekolahkan anak-anaknya di MTs Syarikat Islam adalah anggota Syarikat Islam Indonesia ( SII ), dan mereka sangat paham sekali tentang kewajiban memiliki keshalehan sosial karena mereka sudah terbiasa sejak kecil mempelajari akan pentingnya keshalehan sosial dalam kehidupan beragama, bertetangga, kehidupan berbagsa dan bernegara. Sebagian siswa di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal mempunyai sikap keshalehan sosial yang tinggi baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumahnya, bahkan sebagian dari mereka berpendapat bahwa keshalehan sosial yang mereka miliki adalah karena adanya gerakan pemberdayaan ZIS di sekolah, ini terbukti dari sekian banyak siswa di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal, sudah sadar dan terbiasa untuk berifaq dan bershodaqoh.

10

A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan Pendidikan Keshalehan Sosial melalui gerakan

pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal, sangatlah menjadi pilar utama dalam menanamkan sikap peduli terhadap sesama, karena pihak sekolah maupun wali murid menganggap bahwa penanaman pendidikan keshalehan sosial yang ditamankan sejak dini sangat berpengaruh sekali terhadap dalam jiwa siswa, sehingga nanti manakala siswa tumbuh dewasa sudah memiliki sikap kepedulian terhadap sesama dan juga siswa tidak hanya memiliki keshalehan Individual saja, akan tetapi juga mereka mampu

meyeimbangkan dengan keshalehan sosial sehinggal diantara keduanya ada kesinambungan. 2. Gambaran tentang Pendidikan Keshalehan sosial melalui gerakan pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal, telah dilaksanakan jauh sebelum adanya Perbup no 23 tentang 10 pembiasaan Akhlak mulia di sekolah, karena sekoalh ini merupakan bagian dari Syarikat Islam Indonesia ( SII ). Yang sudah terbiasa dengan adanya kegiatan pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ).

B. Saran saran

11

Dengan diperolehnya gambaran empiris tentang pendidikan keshalehan sosial melaui gerakan pemberdayaan ZIS ( Zakat, Infaq dan Shodaqoh ) di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal, maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan : 1. Sesuai dengan program 10 pembiasaan akhlak mulia di sekolah yang sangat ditekankan oleh bapak Bupati Sukabumi, denagn demikian penulis sangat mengharapkan sekali pihak sekolah maupun pihak-pihak yang terkait untuk dapat lebih meningkatkan lagi usaha dalam memupuk rasa kepedulian sosial bagi siswa di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal. 2. Perlu adanya sebuah kerjasama anatara pihak sekolah dan wali murid di MTs Syarikat Islam 2 Kalapanunggal demi tercapainya program yang diharapkan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Shahab, Husein, Jilbab Menurut Al-Quran dan Assunah, (Bandung:.1991) ThabathabaI, Sayyid H.M, Hikmah Islam, (Bandung: Mizan IKAPI, 1996) Abdurrahim, dan Mubarak, Zakat dan Peranannya dalam Pembangunan Bangsa Serta Kemaslahatannya Bagi Ummat.( Jakarta: CV.Surya Handayani Pratama,2002) Arikunto, Suharsimi, Prosedur-Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001) Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunah, (Kuwait: Daar al-Bayan, 1968) Hafidhuddin, Didin, pengelolaan Zakat Menurut UU no.38 Tahun 1999 dalam Menunjang Perekonomian, Jakarta, makalah dipresentasikan tanggal 22 Nopember 2001 di Bank IFI Faris, Muhammad Abdul Abu, Infaquz-zakat fil mashalihil ammah, (Yordania: Dar al-Furqon,tt)