print pbl 1 kedkel

26
WRAP UP PBL SKENARIO 1 KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN AHMAD FAUZAN PRAWIRA 1102007012 AHMAD RIFAI SANUSI 1102007014 ASEP HIDAYAT 1102007210 FITRIA ANDESTI 1102007123 PEBRIAN RACHMAN 1102007012 DEA NOVIANA SAPUTRI 1102008065 HUDANIA ADDINA 1102008116 LINDA AYU PERMATASARI 1102008139 NOVI ITALIANA 1102008178 NOVITA INTAN SARI 1102008180 KELOMPOK 1 BLOK KEDOKTERAN KELUARGA 1

Upload: asyatx

Post on 12-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas kedkel, umum, medis

TRANSCRIPT

WRAP UP PBL SKENARIO 1KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN

PERNAFASAN

AHMAD FAUZAN PRAWIRA 1102007012

AHMAD RIFAI SANUSI 1102007014

ASEP HIDAYAT 1102007210

FITRIA ANDESTI 1102007123

PEBRIAN RACHMAN 1102007012

DEA NOVIANA SAPUTRI 1102008065

HUDANIA ADDINA 1102008116

LINDA AYU PERMATASARI 1102008139

NOVI ITALIANA 1102008178

NOVITA INTAN SARI 1102008180

KELOMPOK 1 BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA1

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN

Seorang dokter berkunjungke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari terutama pada saat udara dingin, kelelahan dan flu.

Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 3.5 x 7 m bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang kakak yg berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu di rumah tersebut tinggal kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi rumah kurang pencahayaan dan ventilasi.

Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat sesak nafas yang terutama timbul apabila kelelahan atau “banyak pikiran”. Kakek dan ayahnya adalah perokok berat.

Ayah pasien adalah seorang buruh bangunan yag merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan kakek dan neneknya tidak bekerja.

Bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dalam kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?

2

Sasaran Belajar

1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga1.1 Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,

peranan keluarga1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)

2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga2.1 Bentuk keluarga traditional2.2 Bentuk keluarga non traditional

3. Memahami dan menjelaskan genogram4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang sakit

6.1 Syariat terhadap orang sakit6.2 Kesabaran bagi keluarga si sakit.

3

1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga1.1 Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,

peranan keluargaDefinisiKeluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional, dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998)Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004)

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Struktur keluargaa. Ciri-ciri struktur keluarga

1) Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

2) Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota keluarga.

3) Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

Struktur keluarga1) Dominasi jalur hubungan darah

a) Patrilineal

4

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga Patrilineal.

b) MatrilinealKeluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.

2) Dominasi keberadaan tempat tinggal

a) PatrilokalKeberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.

b) Matrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari istri.

3) Dominasi pengambilan keputusana) Patriakal

Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami.b) Matriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

Ciri-ciri keluarga Indonesia1. Suami sebagai pengambil keputusan2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh3. Berbentuk monogram4. Bertanggung jawab5. Pengambil keputusan6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa7. Ikatan kekeluargaan sangat erat8. Mempunyai semangat gotong-royong

Peranan KeluargaPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

5

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)Menurut WHO (1978)Fungsi Biologisa. Untuk meneruskan keturunan’b. Memelihara dan membesarkan anakc. Memenuhi kebutuhan gizi keluargad. Memelihara dan merawat anggota keluarga

Fungsi Psikologisa. Memberikan kasih sayang dan rasa amanb. Memberikan perhatian diantara anggota keluargac. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluargad. Memberikan identitas keluarga

Fungsi Sosialisasia. Membina sosialisasi pada anakb. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan

anakc. Meneruskan nilai – nilai keluarga

Fungsi Ekonomia. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluargab. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluargac. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,

Misalnya : Pendidikan anak , jaminan hari tua.

Fungsi Pendidikana. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perannya sebagai orang dewasa.c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6

Menurut Friedman (1998)Fungsi Affectivea. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling

mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan.b. Mengenal identitas individuc. Rasa aman

Fungsi Sosialisasi Perana. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi

sosial dan belajar berperan,b. Fungsi dan peran di masyarakatc. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah

Fungsi ReproduksiMenjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat

Fungsi ekonomia. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian danac. Fungsi perawatan Kesehatand. Konsep sehat sakit keluargae. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga

keluarga mandiri.

2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga2.1 Bentuk keluarga traditional

a. Nuclear Family atau keluarga intiAyah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b. Reconstituted NuclearPembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

c. Niddle Age atau Aging CoupleSuami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.

d. Keluarga Dyad / Dyadie NuclearSuami istri tanpa anak.

e. Single parentSatu orang tua ( ayah atau ibu) dengan anak.

f. Dual carier

7

Suami istri / keluarga orang carier dan tanpa anakg. Commuter Maried

Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

h. Single AdultOrang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinganannya untuk kawin.

i. Extended Family1,2,3 generasi bersama dalam satu rumah tangga

j. Keluarga UsilaUsila dengan atau tanpa pasangan , anak sudah pisah.

2.2 Bentuk keluarga non traditionala. Commune Family

Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama, pengalaman yang sama.

b. Cohibing CoupleDua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

c. Homosexual / LesbiSama jenis hidup bersama sebagai suami istri.

d. InstitusionalAnak-anak / orang – orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

e. Keluarga orang tua (pasangan)yang tidak kawin dengan anak.

3. Memahami dan menjelaskan genogram

Definisi genogram adalah  suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga pasien  yang berguna  bagi  pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan  informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.  Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.   

Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain  serta informasi-informasi lain yang relevan.   Dengan genogram  dapat digunakan juga  untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.

Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang  anggota keluarga   pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga  sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya generasi keluarga.  Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.

8

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :1.     mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga2.     pola multigenerasi  dari penyakit dan disfungsi

Fungsi Genogram 1. Bagaimana proses traingulasi terjadi dalam keluarga; mencari dimana

komunikasi mengalami masalah.2. Memahami label/julukan apa saja yang pernah diungkapkan orangtua dan

cukup “membentuk” karakter diri kita sendiri.3. Memahami ikatan ganda yang pernah dilakukan orangtua yang mungkin

membuat diri sendiri tidak bisa mandiri melainkan takut berdiri sendiri tanpa bantaun (dukungan) orangtua

Simbol-simbol yang digunakan dalam GENOGRAM

9

Bentuk-bentuk hubungan

4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga

Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan. Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah, keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.

Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi, organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.

Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka

10

seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

Hanya saja, terkadang tidak semua pimpinan peka terhadap dinamika yang ada, sehingga membuat suatu keluarga kehilangan ruh nya. Dan terkadang terlalu tegang dalam menerima atau menanggapi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada pada setiap individu yang ada dalam keluarga. Keadaan tersebut kadang bisa membuat tiap anggota yang tinggal didalam keluarga tersebut menjadi kikuk, bungkam, takut, serba salah, dan tak nyaman yang akhirnya kemunikasi terhenti dan akhirnya keluarga bukan menjadi suatu tempat yang aman, nyaman dan tentram.

Semestinya dinamika itu justru akan membuat kita menjadi lebih bersemangat dan produktif dengan mengembalikan pada visi dan misi pertama kali keluarga itu dibentuk. Perbedaan bukan untuk dihindari tapi justru untuk disiasati bagaimana perbedaan itu akan memacu kita untuk mendapat jalan terbaik bagi terbinanya keluarga yang demokratis dan saling menghargai. Perbedaan tanggung jawab, hak dan kewajiban juga akan menciptakan keharmonisan keluarga. Pemimpin, menteri dan rakyat semua saling bahu membahu untuk menjadikan tugas dan kewajiban tersebut menjadi suatu yang akan membuat keluarga itu lebih hangat dan hidup. Dinamika keluarga itu betul betul terjadi dengan energi yang positif sehingga akan melahirkan individu2 yang unggul yang beriman dan bertakwa.

5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga

Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:a. Host: Penjamu. Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat

mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain: - Faktor keturunan. Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti

misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.

- Mekanisme pertahanan tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai berikut:

i. Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu hidung, sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar limpa.

ii. Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi, pemberian serum.

- Umur. Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.

- Jenis kelamin. Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim pada perempuan.

- Ras. Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu, misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat, terutama Negara Inggris.

11

- Status perkawinan. Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.

- Pekerjaan. Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.

- Kebiasaan hidup. Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.

b. Agent: Bibit penyakit. Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:- Golongan nutrient. Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh

untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.

- Golongan kimia. Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam berat, gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.

- Golongan fisik. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau trauma mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang ekstrim, baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.

- Golongan mekanik. Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam golongan fisik. Bedanya, pada golongan mekanik unsure campur tangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya, pukulan, dan lain-lain.

- Golongan biologic. Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologic dapat berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik yang berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri, virus, jamur.

c. Lingkungan. Yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism. Secara umum, lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:- Lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat

di sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologi.

- Lingkungan non fisik. Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk faktor social budaya, norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya sebagai reservoir bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit.(sumber: hardius usman. pengenalan epidemiologi)

12

6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang sakit.6.1 Syariat terhadap orang sakit

Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Al-Barra` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara: Beliau memerintahkan kami agar mengikuti iringan jenazah, mengunjungi orang sakit, menjawab undangan, menolong orang yang dizhalimi, berbuat baik bagi orang yang bersumpah, menjawab salam, menjawab orang yang bersin, dan beliau melarang kami memakai bejana yang terbuat dari perak, cincin emas, kain sutra, kain yang bercampur dengan sutra, al-qissi dan al-istibraq.”

Sakit Menurut Islam

1) Sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang diturunkan kepada mukmin dan juga kepada kafir

2) Sakit akan menghapuskan dosaFirman Allah ta’ala :

" Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura : 30)Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR. Muslim)

3) Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api NerakaRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim).

4) Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannyaAllah ta'ala berfirman :

13

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al-An’am : 42)

5) Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibahRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.”(HR. Tirmidzi, shohih)

“Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidik

hamba-hamba-Nya.”(Al-hadits)

Bagi Penderita

Wajib bersabar dan ikhlas terhadap cobaan (sakit) yang menimpanya, sedang bersabar (dari cobaan itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan di sisi Allah

Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).“Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izin Allah”.

Bagi Keluarga, Kerabat, dan Orang lain

Di syariatkan menjengk orang sakit Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah r.a. bahwa

Nabi saw. Bersabda : "Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin."

Keutamaan dan Pahala Menjenguk Orang Sakit :o Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi SAW) :

"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."

14

o Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.: "Wahai

Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah di surga.”

o Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw.

bersabda:"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau berkata, "Hadits hasan”

o Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah

saw. Bersabda :o "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru

dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal didalam surga.”

o Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan

mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materii.

o Menjenguk orang sakit bukan berarti semata-mata membesarkan hati

penderita, tetapi hal itu juga merupakan tindakan dan perbuatan baik kepada keluarganya.

o Janganlah suami atau wali melarang istri atau putrinya menjenguk orang

yang punya hak untuk dijenguk olehnya, seperti kerabatnya yang bukan muhrim, atau besan (semenda), atau gurunya, atau suami kerabatnya, atau ayah kerabatnya, dan sebagainya dengan syarat-syarat seperti yang telah disebutkan di atas.

o Menjenguk orang sakit itu, apa pun jenisnya, warna kulitnya, agamanya,

atau negaranya, adalah amal kemanusiaan yang oleh Islam dinilai sebagai ibadah dan qurbah (Pendekatan diri kepada Allah)

Adab menjenguk orang sakit, di antaranya ada yang tidak khusus untuk menjenguk orang sakit :1. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya dengan

mengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.2. Jangan berkunjung pada waktu yang tidak layak untuk berkunjung, seperti

pada waktu si sakit minum obat, atau waktu mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat.

3. Jangan terlalu lama (kecuali bagi orang yang mempunyai hubungan khusus dengan si sakit seperti yang saya sebutkan di atas).

4. Menundukkan pandangan (apabila di tempat itu terdapat wanita yang bukan mahramnya).

5. Jangan banyak bertanya, dan hendaklah menampakkan rasa belas kasihan.

15

6. Mendoakannya dengan ikhlas.7. Menimbulkan optimisme kepada si sakit.8. Menganjurkannya berlaku sabar, karena sabar itu besar pahalanya, dan

melarangnya berkeluh kesah, karena berkeluh-kesah itu dosa.9. Mendoakan si sakit

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw. "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini disampingnya sebanyak tujuh kali : (Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan bagõ 'arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tesebut.”

6.2 Kesabaran bagi keluarga si sakit.

Kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya. Diantara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya.

Yang lebih wajib lagi ialah kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab hak mereka adalah sesudah hak Allah Ta'ala, dan berbuat kebajikan atau berbakti kepada mereka termasuk pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya :

"Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka." (Maryam : 14)

Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara dan merawat kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena Allah telah mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh anak laki-laki.

Al-Qur'an sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua ini dalam urutan setelah mentauhidkan Allah Ta'ala, sebagaimana firman-Nya :

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-Nisa': 36)

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..." (al-lsra': 23)

16

Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu" menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya, dan mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap keduanya ketika kondisi mereka telah lemah atau tua merupakan pintu yang paling luas yang mengantarkannya ke surga dan ampun.

Di dalam merawat orang sakit, orang yang mendampingi sedikit banyak harus tahu :

a. Apa kebutuhannya, obat-obatannya, makanannya, dan sebagainya.b. Usahakanlah untuk terus berkomunikasi dengan orang sakit.

c. Untuk bisa menumbuhkan kasih dalam merawat orang sakit, kita harus merawat bukan sekedar melakukan tugas. Jadi dalam merawat itu harus ada kasih.

d. Baik orang yang merawat maupun yang dirawat harus mempersiapkan hati menghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Sabda Rasulullah:

: الد�ع�و�ة�، �ة� اب �ج� و�إ �ز�، �ائ ن �ج� ال �اع� �ب و�ات �ض�، �م�ر�ي ال �اد�ة� ي و�ع� ،� �م ال الس� د$ ر� خ�م�س& � �م ل �م�س� ال ع�ل�ى � �م ل �م�س� ال ح�ق$�ع�اط�س� ال �ت� م�ي �ش� و�ت

“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin (bila yang bersin mengucapkan hamdalah, pent.).” (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 5615)

Hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, bila ada sebagian orang yang melakukannya maka gugur kewajiban dari yang lain. Bila tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka wajib bagi orang yang mengetahui keberadaan si sakit untuk menjenguknya.

Kemudian yang perlu diketahui, orang sakit yang dituntunkan untuk dijenguk adalah yang terbaring di rumahnya (atau di rumah sakit) dan tidak keluar darinya. Adapun orang yang menderita sakit yang ringan, yang tidak menghalanginya untuk keluar dari rumah dan bergaul dengan orang-orang, maka tidak perlu dijenguk. Namun bagi orang yang mengetahui sakitnya hendaknya menanyakan keadaannya. Demikian penjelasan Syaikh yang mulia Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t dalam kitabnya Syarhu Riyadhish Shalihin (3/55).

Sabda Rasulullah

ع� ج� �ر� ي �ى ت ح� �ة� ن �ج� ال ف�ة� خ�ر� ف�ي ل� �ز� ي �م� ل �م� ل �م�س� ال �خ�اه� أ ع�اد� �ذ�ا إ �م� ل �م�س� ال �ن� إ

17

“Sesungguhnya seorang muslim bila menjenguk saudaranya sesama muslim maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah hingga ia pulang (kembali).” (HR. Muslim no. 6498)

Dalam lafadz lain (no. 6499):

: : . �اه�ا ن ج� ق�ال� �ة�؟ ن �ج� ال ف�ة� خ�ر� و�م�ا الله�، و�ل� س� ر� �ا ي �ل� ق�ي �ة� ن �ج� ال ف�ة� خ�ر� ف�ي ل� �ز� ي �م� ل �ضBا، م�ر�ي ع�اد� م�ن�

“Siapa yang menjenguk seorang yang sakit maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah.” Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah khurfatil jannah itu?”. Beliau menjawab, “Buah-buahan yang dipetik dari surga.”

Sedangkan anak kecil, orang gila, dan yang sejenisnya, maka tidak mungkin dapat melakukan hal demikian. Karena itu berlipatgandalah beban keluarganya. Dengan demikian, mereka harus benar-benar menyadari kondisi kesehatannya dan mengusahakan pengobatannya, sehingga terkadang harus membawanya ke dokter, memasukkannya ke rumah sakit, atau hal-hal lain yang tidak dapat dibatasi.Fatwa-fatwa Kontemporer(Dr. Yusuf Qardhawi)

18

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A, Justam J dan Bustami Z S. 1983. Bunga rampai dokter keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga, Jakarta

Azwar A, 1995. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta

Usman H. 1998. Pengenalan epidemiologi, Jakarta

19