ppt pbl 19

Upload: neng-nurmalasari

Post on 29-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Gagal jantung kronik

Neng nurmalasari102010326 Gagal jantung kronik Anamnesis Keluhan utamaRiwayat penyakit sekarang (Tempat, kualitas penyakit, kuantitas penyakit, urutan waktu, memperberat, gejala)Riwayat penyakit dahuluRiwayat keluargaRiwayat pribadiRiwayat sosial

Pemeriksaan fisik Ronki basah, efusi pleuraImplus apeks yang bergeser dan menetapBunyi jantung ke tiga (S3)Bunyi jantung keempat (S4)Kulit pucat, dingin dan berkeringat

Pemeriksaan penunjang Semua pasien yang baru didiagnosis gagal jantung memerlukan pemeriksaan berikut : Hitung darah lengkap untuk menyingkirkan anemiaUreum dan elektrolit untuk melihat bukti gangguan fungsi ginjal sebagai penyebab retensi cairan atau akibat menurunnya perfusi ginjalRontgen toraks untuk melihat bukti kardiomegali, hipertensi vena, atau edema paru.EKG untuk melihat bukti iskemia atau infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri, aritmia.Echocardiografi untuk menyingkirkan penyakit katup atau perikardial

Definisi Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi ketika jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri penting dari definisi ini adalah 1.) gagal didefinisikan relative terhadap kebutuhan metabolic tubuh, dan 2.) penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhanEtiologiGagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang (1) meningkatkan beban awal, (2) meningkatkan beban akhir, atau (3) menurunkan kontraktilitas miokardium. Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa (1) disritmia, (2) infeksi sistemik dan infeksi paru-paru, dan (3) emboli paruEpidemiologi 1,5% sampai 2% orang dewasa di Amerika Serikat dilaporkan menderita CHF (congestive heart failure), dan terjadi 700.000 perawatan dirumah sakit pertahun.Faktor resiko terjadinya gagal jantung yang paling sering adalah usia.CHF (congestive heart failure) merupakan alasan paling umum bagi para lansia untuk di rawat di rumah sakit, data menunjukkan sekita 75% pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosa CHF (congestive heart failure) berusia antara 65 dan 75 tahun.44% pasien Medicare yang di rawat oleh karena CHF (congestive heart failure) akan di rawat kembali pada enam bulan kemudian.Terdapat 2 juta kunjungan pasien rawat jalan pertahun yang menderita CHF (congestive heart failure), dan biaya yang dikeluarkan diperkirakan mencapai 10 miliar dollar per tahun.Daya tahan hidup selama delapan tahun bagi semua kelas CHF (congestive heart failure) adalah 30%, untuk CHF (congestive heart failure) berat angka mortalitas dalam 1 tahun adalah 60%.Faktor resiko terpenting untuk CHF (congestive heart failure) adalah penyakit arteri koroner dengan penyakit jantung iskemik. Hipertensi adalah faktor resiko terpenting kedua untuk CHF (congestive heart failure). Faktor resiko terpenting lain terdiri dari kardiomiopati, aritmia, gagal ginjal, diabetes dan penyakit katup jantung.

Gagal Jantung KongestifKegagalan jantung dengan adanya retensi cairan (kongesti sirkuler) seperti pada distensi vena jugular, edema peripheral, asites, dan ronki basah.Gagal Sirkulasi NonkardiakMerupakan gangguan struktural jantung (gagal ginjal akut, hipertiroidisme, anemia, kehamilan, fistula A-V, beri-beri, dan penyakit Paget). Gagal Jantung Sistolik dan DiastolikGagal jantung sistolik merupakan ketidakmampuan jantung memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan, fatique, kemampuan aktivitas fisik menurun, dan gejala hipoperfusi lainnya.Gagal jantung diastolic merupakan ketidakmampuan jantung untuk merelaksasi dan adanya gangguan pengisian ventrikel

Gagal Jantung Kanan dan KiriGagal Jantung AkutMerupakan gagal jantung yang terjadi secara mendadak, dapat disebabkan oleh robekan daun katup secara tiba-tiba akibat endokarditis, trauma, atau infark miokard luas.5 Curah jantung yang menurun secara tiba-tiba menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa disertai edema perifer.Beberapa ahli awalnya menyamakan gagal jantung akut dengan edema pulmonal akut. Beberapa tahun belakangan, terdapat pengertian baru yaitu gagal jantung akut dapat menjadi awal dari gagal jantung kronik.Gagal Jantung KronikMerupakan gagal jantung yang terjadi secara perlahan-lahan dengan manifestasi klinis yang awalnya tidak terlalu menonjol. Merupakan ujung dari berbagai macam gangguan pada jantung.

Mekanisme adaptifhipertrofi miokard meningkatkan massa elemen kontraktil dan memperbaiki kontraksi sistolik, namun juga meningkatkan kekakuan dinding ventrikel, menurunkan pengisian ventrikel dan fungsi diastolic.Penurunan perfusi ginjal menyebabkan stimulasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang menyebabkan peningkatan kadar renin, angiotensin II plasma dan aldosterone. Angiotensin II merupakan vaskonstriktor kuat pada arteriol eferen (dan sistemik) ginjal, yang menstimulasi pelepasan norepinefrin (noradrenalin) dari ujung saraf simpatik, menghambat tonus vagal, dan membantu pelepasan aldosterone dari adrenal, menyebabkan retensi natrium dan air serta ekskresi kalium di ginjla. Gangguan fungsi hari pada gagal jantung dapat menurunkan metabolism aldosterone, sehingga meningkatkan kadar aldosterone lebih lanjut.Aktivasi system saraf simpatik pada gagal jantung kronis melalui baroreseptor, menghasilkan peningkatan kontraktilitas miokard pada awalnya, namun kemudian pada aktivasi system RAA dan neurohormonal berikutnya menyebabkan peningkatan tonus vena (preload jantung) dan arteri (afterload jantung), meningkatkan norepinefrin plasma, retensi progresif garam dan air, dan edema. Stimulasi simpatik kronis menghasilkan regulasi turun reseptor B jantung, menurunkan respons jantung terhadap stimulasi. Kejadian ini, bersama dengan gangguan baroreseptor, kemudian akan menyebabkan peningkatan stimulasi simpatik lebih lanjut.

Gejala dan tandaDispnea disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vaskular paru yang mengurangi kelenturan paruBatuk nonproduktif juga dapat terjadi akibat kongesti paru,Timbul ronkiHemoptisisEdema perifer, dll. CHF akutPasien dipersilahkan duduk tegak bila tidak mengalami hipotensiOksigenasi: segera ambil gas darah arteri pada suhu kamar, kemudia pasang masker pada 60% : intubasi bila terjadi kegagalan ventrikel atau apabila pasien mengalami sianosis secara progresif dan status mentalnya menurun.Tangani iskemia miokard bila ada indikasiBerikan morfin, nitrogliserin, dan diuretic per IV (furosemid) bila tidak ada hipotensi bermaknaPertimbangkan inotropik (dobutamin, dopamine) intravena (IV)- gunakan segera bila terdapat hipotensiBila perlu, ganti dengan nitrat IV bila terdapat tahanan vaskuler perifer yang tinggi (hipertensi). Nitrogliserin lebih aman dari nitruprusida.Pompa balon intra-abdomen diindikasikan bila terdapat hipotensi yang sulit untuk ditangani (syok kardiogenik), iskemia yang sulit ditangani dalam persiapan untuk graft pintasan koroner emergensi (CABG), atau regurgitasi mitral akut dalam persiapan untuk perbaikan atau pengganti katup peroperatif.Kateterisasi koroner dan angioplasty balon atau CABG darurat digunakan pada pasien iskemia tertentu.

CHF kronisPenatalaksanaan definitive pada penyebab yang mendasarinya adalah optimalModifikasi gaya hidup dengan pembatasan asupan garam, olahraga dan pendidikan mengenai pemantauan gejala (menimbang badan setiap hari, dispnea, edema, nyeri dada) direkomendasikan.Diuretic, inotropik, inhibitor ACE, dan penyekat beta merupakan terapi utama untuk CHF.

Diagnosis banding 1. stenosis aorta tiga gejala khas stenosis aorta adalah nyeri dada (angina pektoris), sinkop, dan gagal jantung kongestif. Jika gejala telah muncul, prognosis akan buruk bila obstruksi tidak dilatasi. 2. regurgitasi aorta Pada regurgitasi aorta kronis, terdapat periode laten yang lama ketika pasien tetap asimtomatik karena jantung berespons terhadap beban volume. Jika mekanisme kompensasi tersebut gagal, muncullah gejala-gejala gagal jantung kiri. Pada regurgitasi aorta akut, tidak terdapat mekanisme kompensasi sehingga pasien mendadak mengalami sesak napas, edema paru, dan hipotensi sering disertai kolaps kardiovaskular.

3. stenosis mitral Gejala stenosis mitral mencangkup dispnea, rasa lelah dan hemoptisis. Kadang-kadang pasien mengeluh palpitasi atau denyut jantung yang cepat. Akhirnya, pasien dengan stenosis mitral dapat mengalami gejala neurologis seperti baal atau lumpuh transien di ekstermitas, penurunan penglihatan mendadak atau gangguan koordinasi.4. Regurgitasi mitral Manifestasi regurgitasi mitral tergantung pada seberapa cepat inkompentensi katup tersebut terjadi. Pasien dengan regirgitasi mitral kronik mengalami gejala secara bertahap seiring dengan waktu. Keluhan umum adalah dispnea, mudah lelah, dan palpitasi. Pasien dengan regurgitasi mitral akut datang dengan gejala-gejala gagal jantung kiri: sesak napas, ortopnea, dan syok. Nyeri dada mungkin terjadi pada dengan regurgitasi mitral yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner.

5. PPOKPenyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan sindrom yang ditandai dengan abnormalitas uji aliran udara ekspirasi yang tidak menunjukkan perubahan bermakna selama periode beberapa bulan observasi. Perubahan patologis paru sesuai dengan emfisema atau bronchitis kronisGejala klinis PPOK berupa batuk dan napas pendek yang bersifat progresif lambat dalam beberapa tahun pada perokok dan mantan perokok. Beratnya penyakit ditentukkan oleh berdasarkan derajat obstruksi saluran napas (volume ekspirasi paksa selama 1 detik (FEV1)). Pada penyakit obstruksi dengan derajat ringan, FEV1 60-80% dari perkiraan usia atau jenis kelamin, batuk, dispneu minimal dan pemeriksaan fisis normal. Pada penyakit sedang, FEV1 40-59% disertai adanya batuk, sesak napas saat melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, mengi, hiperinflamasi, dan penurunan udara masuk. Sedangkan pada penyakit berat FEV1 < 40% disertai batuk, sesak napas saat aktivitas ringan, tanda-tana PPOK sedang dan kemungkinan gagal napas serta kor pulmonal

komplikasi Gagal jantung akut maupun kronis sama-sama berbahaya dan dapat menyebabkan aritmia, hipoksia, sinkop, yang berujung pada kematian.

Prognosis Prognosis pada pasien gagal jantung bergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya gagal jantung serta bisa tidaknya masalah-masalah tersebut diatasi. Jika hal yang menyebabkan terjadinya gagal jantung dapat diatasi maka pasien dapat bertahan hidup. Pada lanjutnya, pasien dapat bertahan sekitar 6 bulan hingga 4 tahun lamanya berdasarkan kemampuan bertahan.

Pencegahan Pencegahan gagal jantung, harus selalu menjadi objektif primer terutama pada kelompok dnegan risiko tinggi. Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor risiko jantung koronerPengobatan infark jantung segera di triase, serta pencegahan infark ulanganPengobatan hipertensi yaang agresifKoreksi kelainan kongenital serta penyakit jantung katupMemerlukan pembahasan khususBila sudah ada disfungsi miokard, upayakan eliminasi penyebab yang mendasari, selain modulasi progresi dari disfungsi asimptomatik menjadi gagal jantung