ppt combine (ss)

159
Diagnostik Fisis Pandas RUMKITAL Mintohardjo

Upload: nurika-arviana

Post on 24-Jul-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Combine (Ss)

Diagnostik Fisis

Pandas

RUMKITAL Mintohardjo

Page 2: Ppt Combine (Ss)
Page 3: Ppt Combine (Ss)

PENDAHULUAN

Page 4: Ppt Combine (Ss)

Komponen Anamnesis

Page 5: Ppt Combine (Ss)

Identifikasi data

Page 6: Ppt Combine (Ss)

Keluhan Utama

Page 7: Ppt Combine (Ss)

Keluhan

Page 8: Ppt Combine (Ss)

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 9: Ppt Combine (Ss)

Akhir masasehat

Sehat

Keluhan utama

Minta pertolongan dokter/Petugas kesehatan

Keluhan terpenting

Keluhan pentinglainnya

Lamanya

Page 10: Ppt Combine (Ss)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Page 11: Ppt Combine (Ss)
Page 12: Ppt Combine (Ss)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Penyakit terdapat dalam keluarga pasien (sedarah) atau penyakit menular pada orang-orang yang amat dekat hidupnya dengan pasien (suami / istri). (3)

– Diabetes Melitus– Hipertensi– Penyakit jantung– Batu ginjal / batu empedu– Alergi

Page 13: Ppt Combine (Ss)

RIWAYAT HIDUP DAN KEBIASAAN

• Hal-hal penting dalam perjalanan kehidupan pasien • Kebiasaan-kebiasaan. (3)

Page 14: Ppt Combine (Ss)

Kebiasaan - kebiasaan

• Makan• Minum• Merokok• Minum obat-obatan• Tidur• Buang air besar / buang air kecil

Page 15: Ppt Combine (Ss)
Page 16: Ppt Combine (Ss)

KEPALA

Kontur

Ukuran

Bentuk

Page 17: Ppt Combine (Ss)

RAMBUT

Page 18: Ppt Combine (Ss)
Page 19: Ppt Combine (Ss)

WAJAH

Page 20: Ppt Combine (Ss)
Page 21: Ppt Combine (Ss)

TELINGA

Page 22: Ppt Combine (Ss)
Page 23: Ppt Combine (Ss)
Page 24: Ppt Combine (Ss)

PEMERIKSAAN OTOSKOPIK1. Pasangkan spekulum yang bersih pada otoskop.

2. Dengan kepala pasien dicondongkan menjauh dari pemeriksa, pegang heliks (daun telinga) dan tarik ke arah posterosuperior.

3. Masukkan spekulum ke dalam saluran telinga pasien untuk dilihat secara langsung. Saat melewati kanalis, lakukan observasi jaringan parut, eritema, titik perdarahan atau discharge.

4. Lanjutkan pemasukan spekulum dengan visualisasi langsung sampai membran timpani terlihat semua.

5. Inspeksi membran mengenai warna, translusensi, refleks cahaya, ruptur, eritema dan penonjolan.

Page 25: Ppt Combine (Ss)
Page 26: Ppt Combine (Ss)

HIDUNG

Page 27: Ppt Combine (Ss)
Page 28: Ppt Combine (Ss)

PEMERIKSAAN LEHER

Page 29: Ppt Combine (Ss)
Page 30: Ppt Combine (Ss)

INSPEKSI

AsimetriAsimetri

Pulsasi Vena Jugularis

Pulsasi Vena Jugularis

Pulsasi Arteri Carotis

Pulsasi Arteri Carotis

Massa atau Pembengkakan

Massa atau Pembengkakan

PergerakanPergerakan

Page 31: Ppt Combine (Ss)

Webbed neck

Merupakan salah satu gambaran KLINIS dari Leher yang Asimetris

Page 32: Ppt Combine (Ss)

Goiter

Contoh gambaran pembesaran kelenjar Thyroid pada pasien Goiter

Page 33: Ppt Combine (Ss)
Page 34: Ppt Combine (Ss)

PALPASI • Pembesaran/massa pada leher dapat disebabkan oleh:

• Limpoma• Tumor seperti:

• Branchial cyst tumor• Tumor carotid body• Sarcoma

Page 35: Ppt Combine (Ss)

Horse collar

Page 36: Ppt Combine (Ss)

PALPASI THYROID

Nilai kesan tentang Besar, Batas, Dan Keras/Lunaknya

Page 37: Ppt Combine (Ss)

PALPASI THYROID

Terdapat 2 metode palpasi dalam pemeriksaan kelenjar thyroid pada leher, yaitu dengan menggunakan 2 tangan dan menggunakan 1 tangan

2 TANGAN

1 TANGAN

Page 38: Ppt Combine (Ss)

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening :

Dinilai :• Ukuran • Nyeri tekan• Kemerahan• Suhu pd perabaan• Mobilitas• Konsistensi

Page 39: Ppt Combine (Ss)
Page 40: Ppt Combine (Ss)

AUSKULTASIAuskultasi dilakukan untuk mencari ada tidaknya bruit

dalam pemeriksaan KELENJAR THYROID

Page 41: Ppt Combine (Ss)

PEMERIKSAAN KHUSUS

Jugular Venous Presure (JVP)

1. JVP diukur pada seseorang dengan posisi setengah duduk 45° dalm keadaan rileks

2. Bendunglah vena itu di daerah proksimal (disebelah atas klavikula), sampai vena itu tampak jelas

3. Bendunglah dengan jari di sebelah distal yaitu di bawah dagu

4. Bendungan di atas klavikula di lepas.

5. Perhatikan ujung kolom darah tadi ke garis/ bidang horizontal yang melalui angulus sternalis lodovici.

Page 42: Ppt Combine (Ss)
Page 43: Ppt Combine (Ss)
Page 44: Ppt Combine (Ss)
Page 45: Ppt Combine (Ss)

Pemeriksaan kaku kuduk• Untuk memeriksa kaku kuduk Tangan pemeriksa

ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring

• Kepala ditekukan ( fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada

• Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada.

• Kaku kuduk (+) menunjukkan tanda peradangan meningen (co: meningitis)

Page 46: Ppt Combine (Ss)
Page 47: Ppt Combine (Ss)

THORAX

Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya lesi pada dinding dada, kelainan bentuk dada, menilai frekuensi,

sifat dan pola pernapasan.

Page 48: Ppt Combine (Ss)

PALPASI THORAX

Paru-paru

- Nyeri tekan dan abnormalitas pada kulit yang berada di atasnya

- Tes ekspansi respiratorius

- Vocal fremitus

Jantung

• Ictus Cordis • Thrill

Page 49: Ppt Combine (Ss)

• Posisi pasien :

- duduk untuk memeriksa dada bagian belakang

- berbaring terlentang untuk memeriksa dada bagian depan

• Posisi pemeriksa: di sebelah kanan pasien

PALPASI THORAX (2)

Page 50: Ppt Combine (Ss)

• Palpasi dengan hati-hati pada setiap daerah tempat terasanya nyeri yang dikeluhkan atau tempat terlihatnya lesi atau memar.

• Nyeri tekan interkostal terdapat pada daerah pleura yang mengalami inflamasi.

• Luka memar biasanya ditemukan di daerah fraktur tulang iga

PALPASI THORAX (3)

Page 51: Ppt Combine (Ss)

• Tes ekspansi respiratorius

- Perhatikan : jarak antara kedua ibu jari tangan, kesimetrisan, adakah gerakan tertinggal

Page 52: Ppt Combine (Ss)

Normal Gerakan Dada tertinnga unilateral

Mengembang secara simetris dengan melebarnya jarak diantara kedua ibu jari dan tidak ada gerakan yang

tertinggal.

- efusi pleura- pneumonia lobaris- obstruksi bronkial yang unilateral.

Tes ekspansi respiratorius

Page 53: Ppt Combine (Ss)

Letakkan kedua telapak tangan di dinding dada

pasien Kemudian minta pasien untuk mengucapkan kata ‘tujuh puluh tujuh’,

Rasakan getaran yang terasa di tangan dan bandingkan kesimetrisannya

Pemeriksaan Vocal Fremitus

Page 54: Ppt Combine (Ss)

Normal Mengeras Melemah

Simetris, tidak ada yang mengeras atau melemah

Pada keadaan yang membuat isi paru menjadi lebih padat (konsolidasi), seperti :-Pneumonia lobaris-Tuberkulosis

- PPOK- Efusi pleura- pneeumothorax

Hasil Pemeriksaan Vocal Fremitus

Page 55: Ppt Combine (Ss)

Palpasi Ictus Cordis• Posisi pasien tidur terlentang • Letakkan telapak tangan di

dada bagian anterior setinggi ics IV tau V di linea midklavikularis kiri

• Rasakan apakah teraba getaran

• Jika tidak ditemukan, minta pasien untuk posisi lateral dekubitus kiri

• Lakukan perabaan lagi pada dinding dada anteriornya.

• Tentukan lokasinya dan amplitudonya.

Page 56: Ppt Combine (Ss)

Palpasi Ictus Cordis (2)

• Normal :

iktus cordis teraba di ics V atau ics IV di sebelah medial linea midklavikularis kiri dengan amplitudo kecil dan pelan.

• Pergeseran iktus cordis ke arah lateral mungkin dapat disebabkan :

- pembesaran jantung yang dapat ditemukan di gagal jantung kongestif, kardiomiopati. - deformitas dinding dada

Page 57: Ppt Combine (Ss)

• iktus cordis ini tidak selalu teraba. • Terjadi pada :

- Tebalnya dinding dada

- Emfisema

- Efusi pericardial,

- Shock,

- Dekstrokardia (jarang)

Palpasi Ictus Cordis (3)

Page 58: Ppt Combine (Ss)

adalah getaran yang teraba pada dinding thoraks yang berasal dari terjadinya turbulensi

aliran darah di dalam jantung atau saat dipompa keluar dari jantung.

•Thrill = murmur pada auskultasi

•Turbulensi aliran darah dapat terjadi :- stenosis katup jantung- insufisiesi katup jantung

Palpasi thrill

Page 59: Ppt Combine (Ss)

Palpasi thrill (2)

Meraba thrill paling baik dengan menggunakan kepala tulang metakarpal (bukan dengan ujung jari) dan ditekan dengan sangat ringan pada kulit.

Page 60: Ppt Combine (Ss)

Palpasi thrill (3)

Page 61: Ppt Combine (Ss)

Teknik perkusi

Page 62: Ppt Combine (Ss)

Teknik perkusi

Page 63: Ppt Combine (Ss)
Page 64: Ppt Combine (Ss)
Page 65: Ppt Combine (Ss)

Bunyi perkusi dada:

Page 66: Ppt Combine (Ss)
Page 67: Ppt Combine (Ss)

Paru-hepar-jantungParu-hepar-jantung

Page 68: Ppt Combine (Ss)
Page 69: Ppt Combine (Ss)

Teknik Auskultasi Paru

Paru Anterior

Paru Posterior

Page 70: Ppt Combine (Ss)

Suara Nafas Normal

Suara Nafas brocovesicular / sub

bronchial

Suara Nafas vesicular

Suara Nafas bronchial

Suara Nafas tracheal

Page 71: Ppt Combine (Ss)

Suara nafas Normal

Page 72: Ppt Combine (Ss)

Suara Napas yang Abnormal

1. Terdapatnya suara napas tracheal, bronchial, sub-bronchial/bronkovesikuler di tempat yang tidak seharusnya bronchiolus di daerah prifer dada mengalami infiltrasi/konsolidasi

1. Terdapatnya suara napas tracheal, bronchial, sub-bronchial/bronkovesikuler di tempat yang tidak seharusnya bronchiolus di daerah prifer dada mengalami infiltrasi/konsolidasi

2. Suara napas vesikuler yag memanjang Rasio fase inspirasi : ekspirasi menjadi 3:2 atau 3:3 lumen bronchiolus mengalami penyempitan

2. Suara napas vesikuler yag memanjang Rasio fase inspirasi : ekspirasi menjadi 3:2 atau 3:3 lumen bronchiolus mengalami penyempitan

3. Suara napas terdengar lemah Dapat diakibatkan dinding

• dada yang tebal, • atau akibat aliran udara yang berkurang emfisema, bronkus yang mengalami obstruksi•ataupun akibat interposisi cairan atau udara di dalam rongga pleura efusi pleura, pnemothorax

3. Suara napas terdengar lemah Dapat diakibatkan dinding

• dada yang tebal, • atau akibat aliran udara yang berkurang emfisema, bronkus yang mengalami obstruksi•ataupun akibat interposisi cairan atau udara di dalam rongga pleura efusi pleura, pnemothorax

Page 73: Ppt Combine (Ss)

4. Suara napas mengeras Akibat adanya infiltrat pada paru dan ateletaksis paru akibat kompresi sedangkan lumen bronkus tetap terbuka.

4. Suara napas mengeras Akibat adanya infiltrat pada paru dan ateletaksis paru akibat kompresi sedangkan lumen bronkus tetap terbuka.

5. Suara napas amforik• Menyerupai tiupan pada botol yang kosong• Dapat terjadi bila terdapat kavitas besar yang berhubungan terbuka dengan suatu bronkus

5. Suara napas amforik• Menyerupai tiupan pada botol yang kosong• Dapat terjadi bila terdapat kavitas besar yang berhubungan terbuka dengan suatu bronkus

6. Suara nafas ‘cog-wheel’• Suara nafas yang tersendat-sendat• Pada pleuritis adhesiva alveolus mengembang tidak serentak dan tidak merata setiap inspirasi.

6. Suara nafas ‘cog-wheel’• Suara nafas yang tersendat-sendat• Pada pleuritis adhesiva alveolus mengembang tidak serentak dan tidak merata setiap inspirasi.

7. Suara nafas ‘metamorphosing’ Suara inspirasi yang mendadak berubah dari halus => kasar sumbatan bronkus/bronkiolus yang mendadak lepas

7. Suara nafas ‘metamorphosing’ Suara inspirasi yang mendadak berubah dari halus => kasar sumbatan bronkus/bronkiolus yang mendadak lepas

8. Suara nafas asthmatic : ekspirasi yang memanjang disertai dengan wheezing.8. Suara nafas asthmatic : ekspirasi yang memanjang disertai dengan wheezing.

Page 74: Ppt Combine (Ss)
Page 75: Ppt Combine (Ss)
Page 76: Ppt Combine (Ss)

Pemeriksaan Jantung

sela iga 2, tepi

sternum kanan/garis

sternalis

sela iga 2, tepi

sternum kanan/garis

sternalis

sela iga 2, tepi

sternum kiri

sela iga 2, tepi

sternum kiri

tepi sternum

bawah kiri

tepi sternum

bawah kiri

ICS 5 sedikit medial dari garis midklavikularis kiri

ICS 5 sedikit medial dari garis midklavikularis kiri

Page 77: Ppt Combine (Ss)

Penilaian Auskultasi

• Bunyi jantung (1 dan 2)• Splitting

• Bunyi Jantung Tambahan• Irama dan Frekuensi Denyut Jantung

• Bising Jantung• Pericardial friction rub

Page 78: Ppt Combine (Ss)

Bunyi jantung

Melemah pada keadaan• Fibrosis katup mitral• Infark miokard• Emfisema• Efusi pericardial/pleura kiri

Melemah pada keadaan• Fibrosis katup mitral• Infark miokard• Emfisema• Efusi pericardial/pleura kiri

Mengeras pada keadaan• Mitral stenosis/tricuspid stenosis• Takikardia• Blokade jantung• Hipertiroidisme• Anemia• Demam rematik akut

Mengeras pada keadaan• Mitral stenosis/tricuspid stenosis• Takikardia• Blokade jantung• Hipertiroidisme• Anemia• Demam rematik akut

Bunyi Jantung I

Bunyi Jantung I

katup mitral dan trikuspid menutup bersamaankatup mitral dan trikuspid menutup bersamaan

katup aorta dan pulmonal bersamaan membukakatup aorta dan pulmonal bersamaan membuka

katup Mitral di garis midklavikula sinistra intercostae Vkatup Mitral di garis midklavikula sinistra intercostae V

katup Trikuspid di garis parasternal sinistra intercostae IVkatup Trikuspid di garis parasternal sinistra intercostae IV

Page 79: Ppt Combine (Ss)

Penilaian Auskultasi

Bunyi jantung

Bunyi Jantung II

katup Aorta dan Pulmonal menutup bersamaankatup Mitral dan Trikuspid bersamaan membuka

katup Aorta di garis sternalis dextra intercostae II

katup Pulmonal di garis sternalis sinistra intercostae II

Melemah pada keadaan• Hipotensi• Shock• Fibrosis katup semilunar• Emfisema• Pulmonal stenosis

Melemah pada keadaan• Hipotensi• Shock• Fibrosis katup semilunar• Emfisema• Pulmonal stenosis

Mengeras pada keadaan• Setelah aktifitas• Hipertensi sistemik• Hipertensi pulmonal

Mengeras pada keadaan• Setelah aktifitas• Hipertensi sistemik• Hipertensi pulmonal

Page 80: Ppt Combine (Ss)

Splitting

Dewasa dengan hipertensi pulmonal (misalnya karena payah jantung kiri) bunyi jantung II terdengar pecah/’splitting’ karena katup pulmonal dan katup aorta tidak menutup secara bersamaan.

Bisa normal dengan ciri pada inspirasi ‘splitting’ terdengar jelas sedangkan pada ekspirasi “splitting menghilang

Pada RBBB, dengan cirri ‘splitting’ dapat terdengar jelas baik saat inspirasi maupun ekspirasi

Splitting bunyi jantung II pada orang normal disebabkan karena pada waktu inspirasi, katup pulmonal menjadi lebih terlambat menutupnya daripada katup aorta

Page 81: Ppt Combine (Ss)

Bunyi jantung Tambahan

setelah bunyi jantung II, nada > rendah. setelah bunyi jantung II, nada > rendah.

N : anak/dewasa muda sehat.N : anak/dewasa muda sehat.

Abn : usia > 40 thn.Abn : usia > 40 thn.

Pada : regurgitasi mitral tanpa adanya gagal jantungPada : regurgitasi mitral tanpa adanya gagal jantung

sesaat sebelum bunyi jantung I.sesaat sebelum bunyi jantung I.

N : amat sangat lemah tidak terdengar N : amat sangat lemah tidak terdengar

Patologis : hipertrofi ventrikel Patologis : hipertrofi ventrikel

Page 82: Ppt Combine (Ss)

Bunyi jantung Tambahan

segera setelah bunyi jantung I, nada > segera setelah bunyi jantung I, nada >

Krn distensi tiba2 pada aorta/a.pulmonalis yang patologik saat systole (aneurysma, hipertensi pulmonal, AS, PS, AI)

Krn distensi tiba2 pada aorta/a.pulmonalis yang patologik saat systole (aneurysma, hipertensi pulmonal, AS, PS, AI) Pada ekspirasi terdengar > jelas Pada ekspirasi terdengar > jelas

PM : pulmonal (‘pulmonary ejection sound’) /di apex (‘aortic ejection sound’)

PM : pulmonal (‘pulmonary ejection sound’) /di apex (‘aortic ejection sound’)

Opening snapOpening snapbunyi diastolik yang tajam pada keadaan mitral stenosis.bunyi diastolik yang tajam pada keadaan mitral stenosis.

terjadi dengan cepat setelah bunyi jantung II stenosis mitral berat terjadi dengan cepat setelah bunyi jantung II stenosis mitral berat

pada apeks, pada tepi kiri bawah sternum, atau diantaranyapada apeks, pada tepi kiri bawah sternum, atau diantaranya

Page 83: Ppt Combine (Ss)

Bunyi jantung Tambahan

Terdengar ditengah fase sistolikTerdengar ditengah fase sistolik

Umumnya tidak patologik walaupun kadang terdengar pada perikarditis.Umumnya tidak patologik walaupun kadang terdengar pada perikarditis.

Irama dan Frekuensi Denyut Jantung

Page 84: Ppt Combine (Ss)

• Terjadi karena aliran darah dalam jantung menjadi turbulen sehingga menimbulkan getaran dibedakan menjadi :

Murmur SistolikMurmur Sistolik Murmur DiastolikMurmur Diastolik

Pansistolik murmur • Bila pada fase sistolik katup atrioventikular menutup tidak sempurna

• Terdapat pada MI

Pansistolik murmur • Bila pada fase sistolik katup atrioventikular menutup tidak sempurna

• Terdapat pada MI

Ejection sistolik murmur•Bila pada fase sistolik katup semilunaris membuka tidak sempurna

• Terdapat pada AS, PS

Ejection sistolik murmur•Bila pada fase sistolik katup semilunaris membuka tidak sempurna

• Terdapat pada AS, PS

Mid diastolic murmur•Bila pada fase diastolik atrioventikular membuka tidak sempurna

• Terdapat di MS

Mid diastolic murmur•Bila pada fase diastolik atrioventikular membuka tidak sempurna

• Terdapat di MS

Early diastolic murmur•Bila pada fase distolik katup semilunaris menutup tidak sempurna

• Terdapat pada AI, PI

Early diastolic murmur•Bila pada fase distolik katup semilunaris menutup tidak sempurna

• Terdapat pada AI, PI

Page 85: Ppt Combine (Ss)

Terdengar seperti bunyi sepatu kulit yang masih baru

karena permukaan pericardium parietal dan visceral menjadi kasar dan pada pergesekan waktu systole dan diastole jantung menimbulkan bunyi

Terdapat pada perikarditis

Page 86: Ppt Combine (Ss)

PEMERIKSAANPEMERIKSAAN

ABDOMABDOMENEN

Page 87: Ppt Combine (Ss)
Page 88: Ppt Combine (Ss)

Tahap Pemeriksaan Fisik Abdomen

• Inspeksi• Auskultasi• Perkusi• Palpasi

Page 89: Ppt Combine (Ss)

Persiapan

• Cuci Tangan

• Penjelasan dan Informed Consent Lisan

• Pengosongan Vesika Urinaria

• Memposisikan Pasien

• Persiapan Lingkungan

Page 90: Ppt Combine (Ss)
Page 91: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Warna Kulit

Page 92: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Bentuk Abdomen

Page 93: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Pulsasi

• Massa

Page 94: Ppt Combine (Ss)

EfloresensiEfloresensi

• Pigmentation

• Striae

Page 95: Ppt Combine (Ss)

Inspeksi

• Caput Medusa

• Roseola Spot

Page 96: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Hematom

• Ptekiae

Page 97: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Bekas Operasi

Page 98: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Umbilikus

Page 99: Ppt Combine (Ss)

InspeksiInspeksi

• Hernia Umbilikus

• Pengamatan Gerak Dinding Perut Saat Keadaan Statis dan Saat Bernafas

Page 100: Ppt Combine (Ss)
Page 101: Ppt Combine (Ss)

Auskultasi AbdomenAuskultasi Abdomen

Auskultasi dapat menunjukkan

- Bunyi ramai (rushing sound), bernada tinggi

obstruksi intestinal awal

- Bunyi seperti terkocak (succussion sound)

peningkatan cairan dan udara dalam viskus cekung yang

berdilatasi

Page 102: Ppt Combine (Ss)

Auskultasi diatas hepar yang membesar kadang menunjukkan harsh bruit tumor vaskuler, terutama hepatoma, atau friction rub kasar dari nodul permukaan, venous hum pada umbilikus dapat menandakan hipertensi portal dan peningkatan aliran darah kolateral di sekitar hepar.

Page 103: Ppt Combine (Ss)
Page 104: Ppt Combine (Ss)

Perkusi Abdomen

Fungsinya :

1. Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria: suara redup atau pekak

2. Memperkirakan ukuran hati dan limpa

3. Distensi abdomen: penuh gas, masa tumor, dan ascites

Normal perkusi abdomen : timpaniNormal perkusi abdomen : timpani

Page 105: Ppt Combine (Ss)

Pemeriksaan ascites

Page 106: Ppt Combine (Ss)

Shifting dullnes positif jika bunyi redup berpindah ke sisi terendah saat perkusi.

Page 107: Ppt Combine (Ss)
Page 108: Ppt Combine (Ss)
Page 109: Ppt Combine (Ss)

Batas Hepar

- - Batas bawah hepar garis midklavikula dimulai dari SIAS ke atas sampai terdengar bunyi pekak.

- - Batas atas hepar batas bawah hepar ke atas (midclavicula) hinga terdengar redup.

Page 110: Ppt Combine (Ss)
Page 111: Ppt Combine (Ss)

Palpasi abdomenPalpasi abdomen

1.Meminta izin dan jelaskan tujuan dilakukan palpasi

2.Menanyakan pada pasien apakah ada nyeri ada abdomen sebelum dilakukan palpasi, menanyakan tentang makan, BAB, dan BAK

3.Buat agar kondisi rileks

Page 112: Ppt Combine (Ss)

• Posisi pasien: relaks telentang, kedua tangan pasien diletakkan di samping, dengan kedua tungkai fleksi pada sendi paha dan lutut. Pakaian pasien dilepas seperlunya

• Pemerisa: pemeriksa berdiri di sebelah kanan perut pasien

Page 113: Ppt Combine (Ss)

Dalam keadaan normal, semua organ di dalam rongga

perut pasien tidak dapat diraba, kecuali pada orang kurus dan dinding perut yang lembek; dapat diraba: sedikit ujung hepar di proc. Xiphoideus, kutub bawah ginjal kanan,

aorta abdominalis, vertebrae lumbalis IV dan V, uterus dalam keadaan gravid >3 bulan, vesica urinaria yang

penuh.

Page 114: Ppt Combine (Ss)

Objek yang diperiksa pada pemerisaan Objek yang diperiksa pada pemerisaan palpasi abdomenpalpasi abdomen

Page 115: Ppt Combine (Ss)

Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh dan lakukan pemeriksaan turgor kulit

Menyeluruh di 9 regio abdomen

Yang dinilai:Kesupelan dinding perutRigiditas / defense muskular*Nyeri tekanTurgor kulit*

Page 116: Ppt Combine (Ss)

◦Rigiditas / defense muskular*

◦Turgor kulit*

Page 117: Ppt Combine (Ss)

Melakukan pemeriksaan untuk nyeri tekan dan nyeri lepas

Perhatikan wajah pasien

Tanyakan apakah terasa sakit atau tidak saat menekan dan saat melepas tekanan tersebut

Page 118: Ppt Combine (Ss)

Melakukan pemeriksaan palpasi hepar

Diakukan mulai dari caudal ke cranialLakukan palpasi saat ekspirasi dan rasakan hepar saat inspirasi

Nilai:Perbesaran heparTepiPermukaanKonsistensiNyeri tekan

Page 119: Ppt Combine (Ss)

Melakukan palpasi vesica fellea

Pemeriksaan dilakukan dari caudal ke cranial sepanjang linea mediana sampai ke arkus costae

Nilai:- Perbesaran vesika fellea- Murphy Sign

Page 120: Ppt Combine (Ss)

Melakukan pemeriksaan palpasi lien

Pemeriksaan melengkung spanjang garis schuffner

Nilai:- Perbesaran lien- Tepi- Permukaan- Konsistensi- Nyeri tekan

Page 121: Ppt Combine (Ss)

Melakukan palpasi ginjal

Dilakukan dengan 2 tangan (bimanual)

Nilai:- Perbesaran ginjal- Nyeri ketok

Ginjal normal tidak teraba, kecuali pada orang kurus, terutama

wanita, kutub bawah ginjal kadang dapat teraba.

Ballotement positif dapat terdapat pada perbesaran ginjal atau tumor

pada ginjal.

Page 122: Ppt Combine (Ss)

Melakukan pemeriksaan asites dengan teknik undulasi

cara ini dilakukan untuk megetahui apakah ada ascites pada abdomen

Page 123: Ppt Combine (Ss)
Page 124: Ppt Combine (Ss)

Pemeriksaan AnorektalPemeriksaan Anorektal

Pada posisi lithotomi diagnosis letak kelainan menggunakan posisi jam yakni jam 3 sebelah kanan, jam 9 sebelah kiri, jam

6 ke arah sacrum dan jam 12 ke arah pubis

Page 125: Ppt Combine (Ss)
Page 126: Ppt Combine (Ss)

Daftar PustakaDaftar Pustaka

• OGCCU King Edward Memorial Hospital team. Clinical Guidelines Abdominal Examination / Palpation Section B; 2009. P 1-2. Available at : http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionb/1/b1.6.2.pdf, accessed on March 31th 2012.

• M. Reza, P. Paraskevas. Hospital Surgery chapter Abdominal Examination; 2009. P 742• J. Michael, M.D. Klamut. Introduction to the Practice of Medicine – II, Examination of the

Abdomen; 2003. P 14. Available at : http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/medicine/pulmonar/pdself/abdomen.pdf, accessed on March 31th 2012.

• Khasnis, R.M. Gokula. Spider Nevus. J postgrad Med; 2002. P48:307. Available at : http://www.jpgmonline.com/text.asp?2002/48/4/307/71. Accessed on March 31th 2012.

• http://www.professionalmedicaleducation.co.uk/finals-revision-guide-book/course-guide-learning_surgery-abdomen.pdf. accessed on 31th March 2012.

• Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol. 4. Kurt J Isselbacher, et.al. 2002. Hal 270• Aru W, Bambang S, idrus A, Marcellus S, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5thed. Interna

Publishing. 2009: p 70-2)• Undulation test. Available at: http://www.scribd.com/doc/27922543/pemeriksaan-asites.

Accessed on March 31th 2012.• Region of abdomen. Available at: http://www.scribd.com/doc/20431022/1/PEMERIKSAAN-

FISIK-ABDOMEN. Accessed on March 31th 2012.• Diagnosis Fisik: Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di Bangsal. Janice L Willms, Henry

Schneiderman & Paula S. Algranati. 2005. Hal 282.• Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan. Dr. R. Darmanto Djojodibroto Spp. Fccp. Pustaka

Populer Obor. Jakarta 2001. Hal 53

Page 127: Ppt Combine (Ss)

PEMERIKSAAN FISIK

EKSTREMITAS

Page 128: Ppt Combine (Ss)

EKTREMITAS ATAS

EKTREMITAS BAWAH

Page 129: Ppt Combine (Ss)

INSPEKSI

GO

GO

GO

Page 130: Ppt Combine (Ss)

Proporsi ukuran terhadap tubuh

Page 131: Ppt Combine (Ss)

Deformitas

Page 132: Ppt Combine (Ss)

Kulit

Page 133: Ppt Combine (Ss)

Warna Kulit

IKTERIK

PUCAT

SIANOSIS

HIPEREMIS

Page 134: Ppt Combine (Ss)

Efloresensi

Plaque

Urtikaria Papul

Palmar eritem

Makula

Pustul

Page 135: Ppt Combine (Ss)

RambutRambut rontok

Hirsutisme

Page 136: Ppt Combine (Ss)

Edema

Page 137: Ppt Combine (Ss)

KUKU

CLUBBING FINGER

KOILONYCHIA

OSLER NODE

SPLINTER HEMORAGI

Page 138: Ppt Combine (Ss)

1.Tremor

2.Chorea

3.Atetose

4.Distonia

5.Balismus

6.Spasme

Page 139: Ppt Combine (Ss)
Page 140: Ppt Combine (Ss)
Page 141: Ppt Combine (Ss)

• Kekuatan Otot• Jika nyeri atau ada injury, mulailah pada sisi normal. • Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan

menggunakan pengujian otot secara manual atau Manual Muscle Testing (MMT)

• Pelaporkan hasil uji kekuatan otot:– 5 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan

gravitasi, dan melawan tahanan maksimal. Normal – 4 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan

gravitasi, dan melawan tahanan sedang. Good– 3 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan

gravitasi, tanpa tahanan. Fair – 2 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa

melawan gravitasi. Poor– 1 : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat

dipalpasi. Trace– 0 : kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi.

Page 142: Ppt Combine (Ss)
Page 143: Ppt Combine (Ss)

• Finger to finger

• Finger to nose

• Heel to knee

Page 144: Ppt Combine (Ss)

PALPASI KULIT

Page 145: Ppt Combine (Ss)

• Edema pitting

• Non pitting

Page 146: Ppt Combine (Ss)

Pergerakan sendi

• Pergerakan sendi aktif

• Pergerakkan sendi inaktif

Page 147: Ppt Combine (Ss)

Palpasi Otot

•Atrofi

Page 148: Ppt Combine (Ss)

REFLEKS FISIOLOGIS• Biceps• Triceps• Patella• Achilles• Kremaster• Manuver Jendrassik

Page 149: Ppt Combine (Ss)

Refleks Biceps

Page 150: Ppt Combine (Ss)

Refleks Triceps

Page 151: Ppt Combine (Ss)

REFLEKS PATELLA

Page 152: Ppt Combine (Ss)

REFLEKS ACHILLES

Page 153: Ppt Combine (Ss)

REFLEKS BRACHIORADIALIS

Page 154: Ppt Combine (Ss)

MANUVER JENDRASSIK, REFLEKS KREMASTER

Page 155: Ppt Combine (Ss)

Refleks bisep

Refleks trisep

Reflek brachioradialis

Reflek patella

Reflek achiles

reflek kremaster

Posisi dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.

dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku

dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien.

dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang

pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.

berbaring terlentang dengan paha sedikit abduksi

Cara Identifikasi: pasien memflexikan siku. pemeriksa mengamati fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal

ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.

ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi

ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan.posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.

ketukan pada tendon patella

Identifikasi: mintalah pasien untuk plantar flexi.

ketukan hammer pada tendon achilles

Identifikasi: menggores permukaan dalam paha dengan benda tajam

kontraksi m.kremaster dan penarikan testis ke atas

Respon fleksi lengan pada sendi siku

ekstensi lengan bawah pada sendi siku

-flexi pada lengan bawah-supinasi pada siku dan tangan

plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris

plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius

Page 156: Ppt Combine (Ss)

REFLEKS PATOLOGIS• Babinsky• Chaddock• Oppenheim• Gordon• Schaffer• Gonda• Hoffmann-Tromner• Klonus

Page 157: Ppt Combine (Ss)

BABINSKI

GORDON

CHADDOCK

OPPENHEIM

Page 158: Ppt Combine (Ss)

SCHAFFER

Hoffman-tromner

Klonus

Page 159: Ppt Combine (Ss)

Lasegue, brudzinski, kernig

Laseque