pembahasan formalin

Upload: adhey-trisna-dewi

Post on 14-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Formalin adalah salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Di Indonesia penggunaan formalin untuk makanan sebagai pengawet sudah dilarang, hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang ditinggalkan. Residu tersebut memiliki sifat karsinogenik bagi tubuh manusia. Di Indonesia ada beberapa peraturan yang melarang penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan diantaranya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Repubrik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No. 7/1996 tentang pangan dan UU No. 8/1999 tentang perlindungan konsumen.

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN

Formalin adalah salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Di Indonesia penggunaan formalin untuk makanan sebagai pengawet sudah dilarang, hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang ditinggalkan. Residu tersebut memiliki sifat karsinogenik bagi tubuh manusia. Di Indonesia ada beberapa peraturan yang melarang penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan diantaranya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Repubrik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No. 7/1996 tentang pangan dan UU No. 8/1999 tentang perlindungan konsumen.

Pada praktikum kali ini dilakukan analisa formalin pada bahan makanan secara kualitatif. Pada praktikum ini menggunakan asam kromatopat dengan prinsip pemeriksaan : formalin dalam sampel akan bereaksi dengan asam kromatopat dalam suasana asan dan dengan bantuan pemanasan, membentik kompleks berwarna ungu. Warna ungu tersebutlah yang menandakan adanya formalin pada bahan makanan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat/ mengetahu ada/ tidak nya formalin pada bahan makanan yang diujikan. Sampel yang digunakan pada pemeriksaan formalin kali ini adalah sampel thu, ikan asin, ikan teri.

Pada analisa formalin ini, hal pertama yang dilakukan adalah melakuakn preparasi sampel. Sampel yang akan diuji digerus dengan mortar dan pastle hingga halus, hasil gerusan ditimbang pada timbangan analitik. Untuk sampel tahu ditimbang sebanyak 10 gram, sampel ikan asin ditimbang sebanyak 5 gram, sampel ikan teri ditimbang sebanyak 10 gram. Masing masing hasil timbangan dilarutkan dengan 100 ml aquades diaduk hingga homogen dan disaring menggunakan kertas saring, sehingga didapatkan filtrate dari masing masing sampel. Didalam proses penyaring ini, perlu diperhatikan beberapa hal Antara lain : Pastikan kertas saring ukurannya sesuai dengan corong

Kertas saring yang digunakan dalam keadaaan bersih dan tidak terkontaminasi.

Sebelum digunakan untuk menyaring sampel, kertas saring sebaiknya dibasahi dengan aquades .

Sambil menunggu proses penyaringan, dapat dilakukan pembuatan pereaksi asam kromatopat 0,5%. Caranya adalah memipet H2SO4 pekat sebanyak 62,5 ml dan diencerkan sampai 100 ml dengan aquades pada labu ukur 100 ml, sehingga didapakan konsentrasi H2SO4 sebesar 60%. Setelah itu ditimbang bubuk asam kromatopat sebanyak 0, 5 gram yang dilarutkan dengan larutan H2SO4 60% yang telah dikerjakan tadi. Sehingga didapakanlah konsentrasi dari asam kromatopat 0,5 %. Pelarutan dengan H2SO4 60% bertujuan untuk mendapatkan suasana asam yang sesuai, sehingga formalin dapat bereaksi dengan baik dan mengahasilkan kompleks berwarna ungu.

Tahap selanjutnya adalah prosedur uji. Disiapkanlah beberapa tabung reaksi dan diberi label sesuai dengan sampel. Hasil Filtrat dari masing masing sampel di pipet masing masing 1 ml dan dimsukan kedalam tabung sesuaikan dengan sampel dan tabung reaksi yang telah dilabel. Ditambahkan 5 ml asam kromatopat 0,5 % untukmasing masing tabung, kemudian dihomogenkan dengan cara mengoyang goyang tabung secara perlahan dan yang terakhir adalah proses pemanasan pada air yang mendidih selama kurang lebih 5 menit. Asam kromatopat sebagai pereaksi dan pemanasan sebagi pemercepat reaksi. Selain melakukan uji pada sampel kita juga membuat blanko yang terdiri dari 1 ml aquades dan 5 ml asam kromatopat 0,5 %. Blanko ini dibuat dengan tujuan untuk mengontrol dan memastikam bahwa aquades yang kita gunakan terbebas dari formalin, yang mungkin nantinya bisa membuat hasil postif palsu. Perlakuan blanko sama seperti perlakuan pada sampel uji.

Setelah dipanaskan/ ditangaskan selama kurang lebih 5 menit, hasil dapat diamati apakah ada terjadi perbuhan warna. Bila sampel positif mengandung formalin maka akan terjadi perubanhan warna menjadi keunguan ( violet ). Akan tetapi hasil dari analisa formalin kali ini didapatkan hasil negative untuk blanko dan juga semua sampel uji ( sampel tahu, ikan asin dan ikan teri), ini ditandai dengan tidak adanya perbuhan warna sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan, tetap berwarna kecoklatan jernih. Jadi dapat dikatakan bahwa aquades yang kita gunakan terbebas dari formalin. Dan dari hasil analisa ini disimpulkan bahwa sampel Tahu, ikan asin, dan ikan teri tidak mengandung formalin. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisa formalin diantaranya :

Pastikan peralatan yang kita gunakan dalam keadaan bersih dan terbebas d ari kontaminasi terutama formalin.

Pastikan gerusan sampel benar - benar halus

Penimbangan dan konsentarsi yang sesuai.

Pengawatan pada perubahan warna harus teliti.

Gunakan APD yang baik, lengkap dan benar.