pembahasan bbnf

Upload: riskhipuyo

Post on 02-Jun-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    1/14

    PEMBAHASAN

    4.1 Peraga G-15

    Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat

    diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang

    mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda

    terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara

    spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini

    memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat

    diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian

    batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat

    kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat

    diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak

    fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa

    bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan

    ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).

    Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnyayang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan

    pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat

    dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas

    pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan

    memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,

    memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL

    berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.

    Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan

    900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-

    rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen

    10 %.

    Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi

    mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari

    komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui

    bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    2/14

    di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau

    dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan

    granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris

    berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak

    dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau

    jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat

    eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya

    relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih

    cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui

    di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti

    kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur

    holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu

    piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa

    proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa

    piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih

    cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga

    menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu

    bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat

    menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk

    individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,

    pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang

    tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal

    tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding

    mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang

    cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    3/14

    Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,

    panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh

    plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste

    (Plagioclasite) (IUGS, 1976).

    4.2 Peraga P-18

    Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapatdiamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang

    mana pada peraga P-18 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda

    terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara

    spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga -18 ini

    memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat

    diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian

    batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi derajat

    kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat

    diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak

    fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa

    bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan

    ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).

    Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya

    yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkanpengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    4/14

    dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya mineral opaque. Mineral

    plagioklas pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorlesskeruh

    dan memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya

    prismatik, memiliki kembaran carlsbad. Plagioklas tersebut memiliki sudut kembaran

    28,50 jika ditinjau dari kurva plagioklas termasuk ke dalam mineral Andesin.

    Sedangkan untuk mineral opaque dari kenamapakan PPL, XPL dan baji kuarsa tampak

    hitam karena sinar polarisasi tidak dapat menembus mineral opaque sehingga tidak ada

    sinar yang diteruskan ke lensa okuler. Komposisi mineral penyusun batuan ini

    didominasi oleh Plagioklas dengan rata-rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan

    pengamatan sekitar 90 % dan mineral opaque 10 %.

    Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi

    mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari

    komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dapat diketahui bahwa magma

    induk bersifat intermediet. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku di zona

    hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau dike pada

    suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan granularitas,

    ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris berupa

    plagioklas yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak dapat dideskripsikansecara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau jeda pembekuan yaitu

    terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat eksis dengan bentuk

    sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya relatif jauh lebih

    kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih cepat dari

    fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui di mana

    batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti

    kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur

    holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu

    plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa proses

    kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa

    plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih cepat daripada

    waktu yang dibutuhkan plagioklas agar terbentuk sehingga menghasilkan mineral-

    mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu bagi mineral untuk

    mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat menandakan proses

    terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk individu kristal pada

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    5/14

    mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam, pada fenokris fabrik

    euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang tampak cenderung

    mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal tersebut dapat

    diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding mineral afanit

    karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang cenderung

    hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.

    Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,

    panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh

    plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste

    (Plagioclasite) (IUGS, 1976).

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    6/14

    4.3 Peraga STA 42

    Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat

    diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang

    mana pada peraga STA-42 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda

    terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara

    spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga STA-42 ini

    memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat

    diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian

    batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat

    kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat

    diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak

    fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa

    bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan

    ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).

    Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya

    yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan

    pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat

    dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas

    pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan

    memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,

    memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk hornblende dari kenamapakan PPL

    berwarna coklat keruh, memiliki relief tingg dan memiliki belahan. Pada kenampakan

    XPL, mineral ini memiliki warna coklat dan bentuknya tabular (seperti lonjong).

    Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-rata

    kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 77,77 % dan mineral

    hornblende 22,22 %.

    Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi

    mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari

    komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan hornblende dapat

    diketahui bahwa magma induk bersifat intermediet. Magma induk bergerak ke

    permukaan dan membeku di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik,

    biasanya pada korok atau dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    7/14

    tekstur berdasarkan granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda

    dimana ada fenokris berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar

    kristalin yang tidak dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya

    perbedaan waktu atau jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih

    dahulu sehingga dapat eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin

    yang ukuran kristalnya relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses

    kristalisasi relatif lebih cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal.

    Setelah dapat diketahui di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur

    granularitas, tekstur lain seperti kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana

    batuan terbentuk. Tekstur holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas

    interlocked-crystals yaitu piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa

    dasar menandakan bahwa proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk

    membentuk fenokris berupa piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada

    mineral afanit relatif lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan

    plagioklas agar terbentuk sehingga menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus

    karena tidak memiliki cukup waktu bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang

    ideal. Tekstur lain yang dapat menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik.

    Fabrik merupakan bentuk individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada

    batuan ini fabrik beragam, pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang

    berupa mineral afanit yang tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang

    telah terbentuk. Dari hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih

    dahulu dibanding mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang

    mineral afanit yang cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah

    fenokris terbentuk.

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    8/14

    Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,

    panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh

    plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste

    (Plagioclasite) (IUGS, 1976).

    4.4 Peraga M.12.9

    Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat

    diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang

    mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda

    terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara

    spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini

    memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat

    diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian

    batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat

    kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat

    diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak

    fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa

    bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan

    ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    9/14

    Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya

    yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan

    pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat

    dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas

    pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan

    memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,

    memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL

    berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.

    Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan

    900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-

    rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen

    10 %

    Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,

    panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh

    plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste

    (Plagioclasite) (IUGS, 1976).

    Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi

    mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari

    komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui

    bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    10/14

    di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau

    dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan

    granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris

    berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak

    dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau

    jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat

    eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya

    relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih

    cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui

    di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti

    kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur

    holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu

    piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa

    proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa

    piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih

    cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga

    menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu

    bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat

    menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk

    individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,

    pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang

    tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal

    tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding

    mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang

    cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    11/14

    4.1 Peraga G-15

    Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat

    diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang

    mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda

    terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara

    spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini

    memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat

    diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian

    batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat

    kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat

    diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak

    fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa

    bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan

    ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).

    Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya

    yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan

    pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat

    dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas

    pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan

    memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    12/14

    memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL

    berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.

    Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan

    900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-

    rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen

    10 %

    Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,

    panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh

    plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste

    (Plagioclasite) (IUGS, 1976).

    Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi

    mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari

    komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui

    bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku

    di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau

    dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan

    granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris

    berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak

    dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau

    jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    13/14

    eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya

    relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih

    cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui

    di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti

    kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur

    holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu

    piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa

    proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa

    piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih

    cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga

    menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu

    bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat

    menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk

    individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,

    pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang

    tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal

    tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding

    mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang

    cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.

  • 8/10/2019 Pembahasan BBNF

    14/14