pembahasan emulsi

Upload: angelanfa

Post on 05-Jul-2018

362 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    1/58

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. 1. Latar Belakang

    Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling

    melarutkan, dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk globula (fase terdispersi) di

    dalam cairan lainnya (fase kontinyu). Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase

    terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O.

    idalam proses pembuatan emulsi biasanya ditambahkan campuran dua atau lebih

     bahan kimia yang tergolong ke dalam emulsifier dan stabili!er. "ujuan dari penambahan

    emulsifier adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase (teganganinterfasial) sehingga mempermudah terbentuknya emulsi.

    I. 2. Rumusan Masalah

    alam makalah #engolahan dengan $uhu "inggi ini terdapat beberapa masalah yang

    akan dibahas diantaranya %

    &. 'pa yang dimaksud dengan emulsi

    . 'pa saja teori yang menjelaskan teori polar dan nonpolar

    *. 'pa saja sifat fisik emulsi

    +. Bagaimana metode pembuatan emulsi

    . 'pa yang dimaksud dengan emulsifier

    -. 'pa peralatan yang digunakan dalam proses emulsifikasi

    . 'pa yang dimaksud dengan kesetabilan emulsi

    . 'pa saja macam aplikasi emulsi bahan pangan

    I. 3. Tujuan an Man!aat

    • Tujuan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    2/58

    "ujuan pokok bahasan teknologi emulsi ini adalah menekankan pemahaman tentang

    konsep 0 konsep dasar emulsi serta aplikasinya. $etelah membaca bahasan ini saudara

    diharapkan mampu untuk %

    &. 1enjelaskan definisi emulsi dengan bantuan gambar.

    . 1enguraikan teori polar dan non polar.

    *. 1enguraikan sifat fisik emulsi.

    +. 1enjelaskan metode pembuatan emulsi.

    . 1enjelaskan emulsifier.

    -. 1enguraikan peralatan proses emulsifikasi.

    . 1enjelaskan kestabilan emulsi

    . 1enjelaskan beberapa macam aplikasi emulsi bahan pangan

    • Man!aat

    alam pembuatan makalah "eknogi Emulsi, "im penulis berharap makalah ini dapat

     bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan mereka dalam mengetahui

    "eknologi Emulsi.

    BAB II. PEMBAHA"AN

    TE#N$L$%I EMUL"I

    II. 1. Pengert&an Emuls&

    Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan

    yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. 2ika minyak yang merupakan fase terdispersi dan

    larutan air merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air.

    $ebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan

    seperti minyak sebagai fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi

    dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    3/58

     penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besardan akhirnya menjadi suatu fase tunggal yang

    memisah ('nonim, &44). Emulsi merupakan preparat farmasi yang terdiri atau lebih !at

    cair yang sebetulnya tdk dapat bercampur (immicible) biasanya air dengan minyak lemak.

    $alah satu dari !at cair tersebut tersebar berbentuk butiran5butiran kecil kedalam !at cair 

    yang lain distabilkan dengan !at pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan). $edang

    menurut 6armakope 7ndonesia edisi ke 777, emulsi merupakan sediaan yang mengandung

     bahan obat cair atau larutan obat terdispersi dalam cairan pemba3a distabilkan dengan !at

     pengemulsi atau surfactan yang cocok.

    alam batas emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium

    dispersi sebagai fase luar atau kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan

    fase luar air disebut emulsi minyak5dalam5air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi

    8m/a9. $ebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut

    emulsi air5dalam5minyak dan dikenal sebagai emulsi :a/m9. ;arena fase luar dari suatu

    emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak dalam air diencerkan atau ditambahkan

    dengan air atau suatu preparat dalam air.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    4/58

    #olimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat dugunakan bersama

    surfakatan pada emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi pada antar permukaan

    dan juga meningkatkan kekentalan fase air, sehingga mengurangi kecepatan pembenrukan

    agregat tetesan. 'gregasi biasanya diikuti dengan pemisahan emulsi yang relatif cepat

    menjadi fase yang kaya akan butiran dan yang miskin akan tetesan. $ecara normal

    kerapatan minyak lebih rendah daripada kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan

    agregat tetesan meningkat, terbentuk krim. 1akin besar agregasi, makin besar ukuran

    tetesan dan makin besar pula kecepatan pembentukan krim ('nonim, &44).

    $emua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan

    mikroorganisme. 'danya penga3etan sangat penting untuk emulsi minyak dalam air karena

    kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. ;arena jamur dan ragi lebih sering ditemukan

    daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik atau bakteriostatik. Bakteri

    ternyata dapat menguraikan bahn pengemulsi ionik dan nonionik, gliserin dan sejumlah

     bahan pengemulsi alam seperti tragakan dan gom ('nonim, &44).

    ;omponen utama emulsi berupa fase disper (!at cair yang terbagi5bagi menjadi

     butiran kecil kedalam !at cair lain (fase internal)) 6ase kontinyu (!at cair yang berfungsi

    sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal)) dan Emulgator (!at

    yang digunakan dalam kestabilan emulsi). Berdasarkan macam !at cair yang berfungsi

    sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi % Emulsi tipe

    3/o (emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak, air berfungsi

    sebagai fase internal C minyak sebagai fase eksternal) dan Emulsi tipe o/3 (emulsi yang

    terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air) ('nsel, &44).

    "ujan pemakaian emulsi antara lain secara umum untuk mempersiapkan obat yang larut

    dalam air maupun minyak dalam satu campuran%

    a.Emulsi dalam pemakaian dalam (peroral) umumnya tipe O/W

     b.Emulsi untuk pemakaian luar dapat berbentuk O/W maupun W/O

    II. 2. Te'r& La(&san As'r)s& an Tegangan Permukaan

    "eori terjadinya emulsi terdapat + metode yang dapat dilihat dari sudut pandang yang

     berbeda ('nsel, &44)%

    &. "eori tegangan permukaan ("eori $urface "ension)

    aya tarik menarik molekul (;ohesi (sejenis) dan 'desi (berlainan jenis)).

    aya kohesi tiap !at selalu sama, sehingga pada permukaan suatu !at cair (bidang batas antara air dan udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    5/58

    keseimbangan gaya kohesi (tegangan permukaan/surface tension). $emakin tinggi

     perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua !at

    cair itu semakin susah untuk bercampur. "egangan pada air bertambah dengan

     penambahan garam5garam anorganik atau senya3a elektrolit, tetapi berkurang

    dengan penambahan senya3a organik tertentu seperti sabun.

    . "eori Oriented Wedengane, Emulgator terbagi %

    &. Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air 

    . ipofilik% bagian emulgator yg suka pd minyak 

    Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak yang membentuk 

    suatu keseimbangan (DB) antara kelompok hidrofil C lipofil. 1akin besar DB

    makin hidrofil (emulgator mudah larut dalam air C sebaliknya).

    *. "eori 7nterpelasi film

    Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk 

    lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispersi menyebabkan partikel

    sejenis yang akan tegabung akan terhalang.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    6/58

    =eegum, bentonit.

     b. Emulgator buatan % dibuat secara sintetiks. Fontoh % $abun "3een @, +@,

    -@, @ $pan @, +@, @

    'dapun cara pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan

    a .engan 1ortir dan stamper  

    $ering digunakan membuat emulsi minyak lemak dalam ukuran kecil

     b. Botol

    1inyak dengan =iskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol

     pengocokan dilakukan terputus5putus utk memberi kesempatan emulgator utk

     bekerja

    c. engan 1iGer  

    #artikel fase dispersi dihaluskan dengann memasukkan kedlm ruangan yang

    didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi.

    d.engan Domogeni!er 

    engan mele3atkan partikel fase dispersi mele3ati celah sempit, shg partikel akan

    mempunyai ukuran yang sama

    Fara membedakan tipe emulsi

    a. engan #engenceran, "ipe O/W dapat diencerkan dengan air, "ipe W/O

    dapat diencerkan dengan minyak 

     b. Fara #engecatan, "ipe O/W dapat di3arnai dengan amaranth/metilen

     blue, "ipe W/O dapat di3armai dengan sudan 777

    c. Fara creaming test, creaming merupakan peristi3a memisahkan emulsi

    karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar

    dlm emulsimis % air susu setelah dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada

     permukaan. #emisahan dengan cara creaming bersifat refelsibel.

    d. ;onductifitas

    Elektroda dicelup didalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian

    sebaliknya.

    II. 2. Te'r& P'lar an N'n P'lar

    Emulsifier merupakan 8surfactant9 yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus

    hidrofilik dan gugus lipofilik. ?ugus hidrofilik bersifat polar dan mudah bersenya3a

    dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenya3a dengan

    minyak. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    7/58

    minyak5dalam5air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi 81/'9. $ebaliknya emulsi

    yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air5dalam5minyak 

    dan diberi tanda sebagai emulsi 8'/19.

    #ada umumnya dikenal dua tipe emulsi yaitu %

    a) Tipe A/M (Air/Minyak) atau W/O (Water/Oil)

    Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak 

    merupakan fase luarnya. Emulsi tipe '/1 umumnya mengandung kadar air 

    yang kurang dari &@ 5 A dan mengandung sebagian besar fase minyak.

    Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi

    sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.

    #ada fase ini bersifat non polar maka molekul 0 molekul emulsifier tersebut

    akan teradsorbsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan oleh air. 'kibatnya

    tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar 

    menjadi fase kontinyu.

     b) Tipe M/A (Minyak/Air) atau O/W (Oil/Water)

    1erupakan suatu jenis emulsi yang fase terdispersinya berupa minyak yang

    terdistribusi dalam bentuk butiran5butiran kecil didalam fase kontinyu yang

     berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung kadar air yang lebih dari *&

    5 +&A sehingga emulsi 1/' dapat diencerkan atau bercampur dengan air dan

    sangat mudah dicuci.

    #ada fase ini bersifat polar maka molekul 0 molekul emulsifier tersebut akan

    teradsorbsi lebih kuat oleh air dibandingkan minyak. 'kibatnya tegangan

     permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar menjadi fase

    kontinyu.

    alam formula pembuatan emulsi terdapat dua !at yang tidak bercampur yang

    mempunyai fase minyak dalam air atau air dalam minyak, biasanya yang stabilitasnya

    dipertahankan dengan emulgator atau !at pengelmusi. >at pengemulsi (emulgator)

    adalah komponen yang ditambahkan untuk mereduksi bergabungnya tetesan dispersi

    dalam fase kontinu sampai batas yang tidak nyata. Bahan pengemulsi (surfaktan)

    menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antar tetesan dalam fase

    eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan

     berkoalesensi, juga mengurangi tegangan antarmuka antar fase, sehingga

    meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran. #enggunaan emulgator 

     biasanya diperlukan A 0 @A dari berat fase minyak. ('nief, @@+).

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    8/58

    Cara Pembuatan Zat Pengemulsi (Emulgator) Emulsi :

    a) Metode gom basah (Anief, 2000)

    Fara ini dilakukan bila !at pengemulsi yang akan dipakai berupa cairan atau

    harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air seperti kuning telur dan

    metilselulosa. 1etode ini dibuat dengan terlebih dahulu dibuat mucilago yang

    kental dengan sedikit air lalu ditambah minyak sedikit demi sedikit dengan

     pengadukan yang kuat, kemudian ditambahkan sisa air dan minyak secara

     bergantian sambil diaduk sampai =olume yang diinginkan.

     b) Metode gom kering 

    "eknik ini merupakan suatu metode kontinental pada pemakaian !at

     pengemulsi berupa gom kering. Fara ini dia3ali dengan membuat korpus

    emulsi dengan mencampur + bagian minyak, bagian air dan & bagian gom,

    lalu digerus sampai terbentuk suatu korpus emulsi, kemudian ditambahkan sisa

     bahan yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai terbentuknya suatu

    emulsi yang baik.

    c) Metode H! (Hidrofilik ipofilik !alan"e)

    Fara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu

    surfaktan yang memiliki nilai DB. $ebelum dilakukan pencampuran terlebih

    dahulu dilakukan perhitungan harga DB dari fase internal kemudian

    dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai DB yang sesuai dengan

    DB fase internal. $etelah diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka

    selanjutnya dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang

    diharapkan.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    9/58

    ;husus untuk emulsi non ioni, nilai DB 0 nya dapat dihitung dengan

    menggunkan rumus.

    &. DB I dimana E adalah persentase berat hidrofilik molekul

    (atau persentase berat oksietilen untuk emulsifier yang merupakan kondensasi

    etilen oksida). $ebagai contoh kandungan oksietilen didalam polioksietelen

    stearat adalah A, maka DB nya I

    . DB I dimana $ adalah bilangan yang saponifikasi

    ester dari emulsifier, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah alkali yang

    dibutuhkan ( mg ;OD) untuk menyambungkan satu gram lemak dan ' adalah

     bilangan asam dari emulsifier yang ditentukan dari prosedur kerja. $ebagai

    contoh, bilangan saponifikasi dari gliserol monostearat tipe komersil (mono

    dan gliserol) adalah & dan bilangan asam nya adalah @@, maka nilai DB5

    nya I I

    "able -5&. dispersibilitas emulsifier didalam air pada berbagai nilai DB.

    D&s(ers&)&l&tas #&saran N&la& HLB

    • "idak terdispersi

    • $edikit terdispersi

    •  "erdispersi seperti susu dengan

     pengadukan

    •  "erdispersi sperti susu dengan kondisi

    yang stabil

    •  "erdispersi menjadi larutan yang tembus

    & 0 +

    * 0 -

    - 0

    0 &@

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    10/58

    cahaya hingga jernih

    • "erdispersi menjadi larutan jernih

    &@ 0 &*

    &* J

    Fontoh beberapa jenis emulsifier 

    Nama

    Umum

    Nama #&m&a HLB I*

    %M" ?lycerol monostearater *. .

    B%M$ ?lycerolmonooleat . .@4

    "(an +, $orbitan monostearate +. .-+

    "(an -, $orbitan monooleat +.* .@

    Teen +, #olyoGyethylene

    monostresrate

    &+.4 .+

    Teen -, #olyoGyethylene monooleleate & .+

    DB adalah nomor yang diberikan bagi tiap5tiap surfaktan. aftar di ba3ah ini

    menunjukkan hubungan nilai DB dengan bermacam5macam tipe system%

     Hilai DB "ipe system

    * 0 - '/1 emulgator  

    0 4 >at pembasah (3etting agent)

    0 & 1/' emulgator  

    &* 0 & >at pembersih (detergent)

    & 0 & >at penambah pelarutan (solubili!er)

    1akin rendah nilai DB suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan tersebut,

    sedang makin tinggi nilai DB surfaktan akan makin hidrofil.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    11/58

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    12/58

    6aktor 0 faktor yang mempengaruhi =iskositas suatu emulsi adalah =iskositas medium

    dispersi, persentase =olume medium dispersi, ukuran partikel fase terdispersi dan jenis serta

    konsentrasi emulsifier/stabili!er yang digunkan.

    $emakin tinggi =iskositas dan persentase medium disperse, maka makin tinggi

    =iskositas emulsi. emikian juga semakin kecil ukuran partiker suatu emulsi, maka semakin

    tinggi =iskositasnya dan makian tinggi konsentrasi emulsifier/stabili!er yang digunakan.

    "able - 0 . Dubungan antara ukuran partikel emulsi dengan penampakannya

    Ukuran Part&kel Penam(akan

    Makr'gl')ula ;edua fasenya dapat dibedakan

    1 m&kr'n "ampak putih seperti susu

    ,.1 0 1 m&kr'n "ampak biru keputihan

    ,., 0 ,.1 m&kr'n 'bu5abu agak transparan

    "ransparan

    *. ispersibilitas dan aya Emulsi

    ispersibilitas atay daya larut suatu emulsi ditentukan oleh medium dispersinya. Bila

    medium dispersinya air, maka emulsinya dapat diencerkan dengan air, sebaliknya bila

    medium dispersinya lemak, maka emulsinya dapat dilarutkan dengan minyak.

    +.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    13/58

    .  jenis bahan yang menjadi medium dispersi,

    *.  jenis dan jumlah emulsifier, prosedur dan kondisi pengolahan serta macam5macam peralatan

    yang digunakan.

    ari ketiga faktor tersebut, faktor kedua yang terakhir merupakan faktor yang terpenting

    yang harus dia3asi.

    1. Penentuan Me&um D&s(ers&

    $ifat5sifat medium dispersi pada umumnya akan menjadi sifat5sifat emulsi. 2ika

    emulsi yang diinginkan dapat larut dalam air, mudah mengering, dapat meresap pada

     bahan5bahan yang terbuat dari selulosa, seperti kertas dan serat tekstil, serta mempunyai

    sifat5sifat sama dengan air, maka medium dispersinya haruslah air. 2ika sifat5sifat yang

    diinginkan adalah sebaliknya, maka medium dispersinya haruslah minyak atau pelarut

    minyak.

    #ada umumnya lebih mudah membuat emulsi yang stabil dalam jangka 3aktu

    lama bila tipenya minyak dalam air dibandingkan dengan bila tipenya air dalam minyak.

    #ada pembuatan emulsi , tipe emulsi apa yang akan terbentuk tergantung pada

     perbandingan air dan minyak, jenis bahan yang terdapat pada kedua fase dan nilai DB

    emulsifier yang digunakan. ari ketiga faktor tersebut, dua faktor yang terakhir 

    merupakan faktor5faktor penting yang harus dia3asi.

    2. Pem&l&han 4en&s Bahan

    2enis dan jumlah masing5masing bahan yang digunakan untuk membuat emulsi

     bergantung pada tujuan penggunaannya. #ada dasarnya bahan5bahan digunakan untuk 

    membuat emulsi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan hidrofilik, lipofilik, dan

    emusifier.Bahan L&('!&l&k  terdiri dari minyak, lemak, lilin, pelarut non polar, bahan5bahan

    yang larut lemak (!at 3arna, obat5obatan, pestisida dan lain5lain) serta emulsifier yang

    mudah larut dalam lemak. #ada banyak kejadian bahan lipofilik yang akan digunakan

    harus dipanaskan dahulu supaya cair atau larut bersama5sama dengan bahan bahan lain.

    Bila hal itu dilakukan, suhunya harus cukup tinggi untuk menjamin tidak adanya

     pemisahan bahan5bahan atau kristalisasi (M 5&@NF diatas titik cair dari bahan yang

    mempunyai titik cair tertinggi).

    #emilihan jenis bahan dan jumlah yang digunakan tergantung pada tujuan

     penggunaan emulsi dan sifat5sifat emulsi yang diinginkan, ;ecuali untuk bahan5bahan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    14/58

    aktif, bahan5bahan yang akan digunakan biasanya diseleksi menurut sifat5sifatnya, seperti

    mudah tidaknya bahan tersebut menghasilkan emulsi yang stabil. $ebagai contoh minyak 

    nabati biasanya sulit mengemulsi dibandingkan dengan minyak mineral dan pelarut non

     polar yang mengandung klor lebih sulit mengemulsi dari pada hanya mengandung

    hidrokarbon biasa. ;arena masalah pembuatan emulsi lebih kompleks (serta penyimpanan

    dan transportasinya) dibandingkan dengan pembuatan larutan, maka cara pembuatan

    terbaik adalah memilih bahan5bahan dasar yang mudah diemulsifikasi bila hal tersebut

    memungkinkan.

    Bahan H&r'!&l&k  yang biasa digunakan didalam emulsi adalah air, garam5garam,

     pelarut polar, bahan5bahan yang larut dalam air (!at 3arna, obat5obatan, pestisida, dll)

    serta emulsifier yang mudah larut dalam air. #ada 3aktu pembuatan emulsi, bila bahan

    lipofilik dipanaskan, maka lebih baik memanaskan bahan hidrofilik 5* NF diatas suhu

     bahan lipofilik dengan tujuan mencegah pendinginan dan kristalisasi. Bila didalam

    formula suatu emulsi minyak dalam air terdapat garam atau asam, maka ada baiknya

     bahan hidrofiliknya dibagi menjadi dua bagian, bagian yang terakhir cukup sedikit saja

    untuk melarutkan garam atau asam dan ditambahkan setelah emulsi primer yang baik 

    terbentuk.

    Emuls&!&er merupakan suatu langkah maju didalam bidang teknologi pembuatan

    emulsi dengan menggunakan teori DB dalam proses pemilihannya. $istem ini diciptakan

     berdasarkan beberapa percobaan empiris dan merupakan perbaikan dari pernyataan yang

    menyatakan bah3a untuk membuat emulsi minyak didalam air lebih baik menggunakan

    emulsifier yang larut air dan demikian sebaliknya. #eneratan teori ini didalam proses

     pembuatan emulsi ternyata dapat mengeliminir sebagian besar dari jumlah percobaan yang

    seharusnya dibuat.

    II. +. Pr'ses Pem)uatan Emuls&

    #roses pembuatan emulsi dapat bermacam5macam tergantung pada tujuan yang

    ingin dicapai, namun prinsipnya proses tersebut melibatkan dua hal pokok, yaitu

     penurunan tegangan permukaan oleh emulsifier dan input energi mekanis. #ada umumnya

    kalau terjadi penurunan tekagangan permukaan , maka pembentukan emulsi akan lebih

    mudah terjadi sehingga input energi mekanis yang dibutuhkan semakin berkurang.

    emikian sebaliknya, bila jumlah emulsifier yang ditambahkan hanya sedikit, maka untuk

    membentuk emulsi yang stabil diperlukan lebih banyak input energi mekanis

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    15/58

    1. Peng'lahan "kala La)'rat'r&um

    #engolahan skala labolatorium patut mendapat perhatian karena sering menemui

    kesulitan, terutama dalam usaha meniru teknik pengolahan skala pabrik. $ebagai contoh,

     proses pembuatan emulsi yang agak kental dengan peralatan skala labolatorium

    sebenarnya membutuhkan input energi yang sangat tinggi per satuan =olume emulsi. Bila

     proses pembuatan emulsi tersebut menggunakan 83aring lendor9, maka sebagian dari

    energi yang diberikan akan dipakai untuk mendisfersikan sejumlah besar udara kedalam

    sistem emulsi. ;arena itu peralatan emulsi di labolatorium sering tidak memberikan hasil

    yang sama dengan pengolahan di pabrik.

    2. Peng'lahan "kala Pa)r&k 

    2iak proses pembuatan emulsi pada skala labolatorium telah dikerjakan mendekati sama

    dengan keadaan pabrik, maka nantinya hanya akan terdapat masalah5masalah biasa yang pada

     banyak kejadian dapat dipecahkan dengan mudah. engan dasar pembuatan di labolatorium,

    maka penetapan suatu prosedur pembuatan emulsi pada skala pabrik akan lebih mantap.

    alam hal ini perlu diperhatikan bah3a sering kali perbedaan kecil didalam prosedur dapat

    menyebabkan produk akhir yang berbeda total.

    II. 5. Peralatan Emuls&!&kas&

    #emilihan perlatan emulsifikasi biasanya tergantung pada pengunaaan emuliny,

    sebagai contoh, untuk membuat emulsi insektisida di lapangan tidak dibutuhkn peralatan

    yang rumi. $edangkan untuk membuat emulsi di pabrik dibutuhkan peralatan yang dapat

     bekerja ekonomis. "ujuan penggunaan peralatan emulsifikasi,baik yang sederhana maupun

    yang kompleks,adalah untuk memecah atau mendispersikan fase terdispersi didalam medium

    disperse,sehingga ukuran partikel dari emulsifikasi yang terbentuk cukup kecil untuk 

    menahan penggumpalan yang berakibat pada pecahnya emulsi.faktor5faktor utama yang

    dipakai sebagai bahan yang pertimbangan dalam pemilihan peralatan emulsifikasi adalah

    =iskositas emulsi pada berbagai tahap pembuatan,jumlah input energi mekanis yang

    dibutuhkan dan kebutuhan akan alat penukar panas.pembuatan emulsi sanagat dipengaruhi

    oleh tipe pengadukan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    16/58

    #eralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di dalam industri pangan

    adalah berbagai tipe miGer, homogeni!er bertekanan (pressure homogeni!er), gilingan koloid

    (colloid mill) dan peralatan ultrasonic (ultrasonic de=ice)

    a. 1iGer 

    1iGer dengan pengaduk yang berkecepatan rendah mempunyai daya mencampur 

    yang rendah dan hanya menimbulkan sedikit putaran. #enggunaannya didalam proses

    emulsifikasi dibatasi oleh bahn5bahan yang mempunyai =iskositas yang tinggi, pada beberapa

     jenis bahan, gerak pengaduk ini menyebabkan massa bahan mengembang dan memudahkan

    emulsifikasi.

    1iGer digunakan di dalam industri terdapat dalam berbagai kapasitas, mulai dari yang

    lebih kecil satu liter sampai yang berukuran beberapa meter kubik.

    #ada gambar dapat dilihat suatu pengaduk sederhana yang berputar didalam suatu

    tabung silinder besar. $elama pengadukan cairan ikut berputar mengikuti suatu garis edar 

    yang besar dan sedikit =ertical.proses pencampuran akan berlangsung dengan efisien bila ada

    gerak liran lateral dan =ertical yang mendistribusikan bahan5bahan secara cepat keseluruh

     bagian tangki

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    17/58

    'gar pengadukan berlangsung efisien, maka pada tangki biasanya dipasang piring5

     piring penghalang (baffles) yang berfungsi mencegah cairn naik(gambar -5*). #ada miGer 

    yang menggunakan pengaduk berbentuk propeller, cairan didorong naik turun menjadi

    turbulen.sebagai akibatnya pengadukan berlangsung lebih efisien. #engauk berbetuk 

     propeller umumnya digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai =iskositas rendah

    sampai sedang. Bila emulsifier yang digunakan cukup dan proses pengadukan dilakukan

    sebagaimana mestinya, maka emulsi yang terbentuk akan mempunyai ukuran partikel yang

    lebih kecil dibandingkan dengan homogeni!er atau gilingan koloid.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    18/58

    1iGer yang mempunyai pengaduk turbi umumnya mempunyai kecepatan yang lebih

    tinggi gaya sentrifugal yang terbentuk akan mendorong cairan kesegala arah sehingga proses

     pencampurannya berlangsung efisien (gambar -5+). 1iGer ini dapat digunakan untuk 

    mengemulsikan cairan yang mempunyai =iskositas agak tinggi serta dapat digunakan untuk 

    membuat adonan kue, membuat mentega da margarine.partikel emulsi yang terbentuk 

    umumnya mempunyai diameter kira5kira .

     b. ?ilingan koloid

    gilingan koloid sebenarnya merupakan suatu modifikasi dari turbi, namun pada kasus

    ini jarak antara rotor dan stator hanya beberapa per seribu inchi saja (gambar -5) . dengan

     jarak yang kecil ini, maka gaya gesekan yang besar dapat terjadi. $ebagian besar gayagesekan ini akan hilang menjadi panas, sehingga temperatr bahan akan meningka dengan

    sangat besar, karena gilingan koloid selalu dilengkapi dengan unit pendingin khusus.

    #ada umumnya gilingan koloid lebih

    cocok digunakan untuk mengemulsikan bahan5bahan yang mempunyai =iskositas tinggi

    dibandingkan dengan homogeni!er bertekanan. Bahan yang masuk dapat berupa cairan atau

    asta dan laju pengeluarannya berbanding terbalik dengan =iskositasnya,emulsi yang

    dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran partkel yang Geragam,dan ukurannya

    tergantung pada jarak rotor dan statornya. #ada umumnya diameter ukuran partikel tersebut

     berkisar antara &5 mikron

    c. Domogeni!er 

    homogeni!er adalah sejenis alat yang digunakan untuk mendispersikan suatu cairan

    didalam cairan lainnya,alat ini cocok digunakan untu membuat emulsi dengan kestabiilan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    19/58

    tinggi, ;arena dapat menghasilkan emulsi yang berukuran partikel lebih kecil dari satu

    micron serta seragam. idalam industri pangan,homogeni!er banyak digunakan untuk 

    mereduksi ukuran globula lemak didalam susu segar system emulsinya lebih stabil.

    Domogeni!er yang digunakan di dalam industri tersebut terdapat didalam banyak 

    model dan kapasitas.perbedaan model tersebut terdapat dalam banyak model dan kapasitas.

    #erbedaan model tersebut umumnya terletak pada konstrukis lubang dan alat pengatur 

     pengeluaranya.

    idalam homogeni!er, pada prinsipnya cairan yang akan diemulsikan dipaksa

    mele3ati suatu lubang sempit diantara lubang tetap dan suatu batang yang dapat digerak5

    gerakan. uas lubang dapat diperkecil dengan menekan batn ke dalam lubang dengan

     bantuan sekrup pengatur.batang dan kumpulan lubang5lubang tersebut dibuat dari baja ynag

    sangat kut agar dapat menahan gesekan dari laju bahan yang sangat tinggi. Emulsifikasi

    terjaid pada saat bahan mele3ati lubang dan ketika bahan bergesekan dengan dinding yng

    mengelilingi batang. isamping itu pegas yang terletak diatas batang dapat menghasilkan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    20/58

    getaran mekanis yang berfrekuensi tinggi,sehingga dapat membuat cairan terdispersi (seperti

    metode ultrasonik).pada gambar -5- dapat dilihat salah satu model homogen!er yang banyak 

    digunakan didalam industri. #ada homogei!er model ini,cairan yang akan diemulsikan

    dipaksa melalui lubang5lubang yang berukuran &@ 5+  cm dengan gaya yang berkisar antara

    @@5@@@ psi.

    ibandingkan dengan gilingan koloid, homogeni!er dapat menghasilkan partikel yang

     berukuran lebih kecil tetapi tidak seragam. #erbedaan lainnya adalah kenaikan temperature

     pada saat homogenisasi cukup rendah,yakni berkisar antara &@5*@@6 3alaupun pada kejadian

    tertentu kenaikan temperature tersebut dapat mencapai @54@@6,yakni tergantung pada tipe

     pompa yang digunakan menekan cairan. #ada umumnya pompa dengan system piston

    menyebabkan kenaikan temperature yang lebih rendah dengan pompa yang bergerigi.

    Domogeni!er dapat digunakan untuk mendispersikan cairan maupun pasta,karena

    tekanan pemasukannya tinggi maka =iskositas dispersinya hanya mempunyai pengruh yang

    kecil terhadap laju pengeluarannya. Bila cairan atau pasta yang dimasukan telah dicampur 

    dahulu, maka setelah homogenisasi akan dihasilkan suatu emulsi yang halus dengan partikel

     berukuran @,&5@, mikron

    d. #eralatan

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    21/58

    #rinsip dari alat ini yaitu suatu pisau dengan bentuk mata runcing ditempatkan

    didepan mulut sebuah pipa. Fairan dipompa melalui pipa dan pancarannya menimpa mata

     pisau sehingga terjadilah getaran. #isau tersebut secara normal terjepit pada satu atau lebih

    titik dan berensonansi pada frekuensi yang menghasikan gelombang ultrasonic didalamcairan.intentitasnya tidak terlalu besar tetapi cukup ,dan dekatdengan pisau terjadi rongga

    didalam cairan yang menyebabkan terjadi emulsifikasi. Fairan disuplai secara normal ke

    mulut pipa oleh sebuah pompa tipe bergerigi yang getaran biasanya berkisar @5@@ psi.

    frekuensi getaran biasanya berkisar 5*@ ;h! dan ukuran partikel fase terdispersinya sekitar 

    &5 mikron . peralatan ultrasonikyang dirancang untuk industri terdiri dari

    kerangka,penyemrot yang dapat diatur,penyemrot yang dipasang pisau penggetar dan bel

    rensonan.

    II. -. #esta)&lan Emuls&

    emusi dapat diklasifikasikan menurut kestabilannya, pertamP adalah 8emulsi

    temporer99,yaiitu emulsi yang memerlukan pengocokan yang kuat sebelumb digunakan.

    Fontohnya adalah 86rench dressing9 yang terbuat dari minyak, cuka dan bumbu kering,

    emulsi temporer biasanya mempunyai =iskositas yang rendah. ;edua adalah 8emulsi

    semipermanen9,yaitu emulsi yang mempunyai =iskositas kentalseperti krim, contohnyaadalah 8salad dressing9 yang mengandung sirupp, madu9, condensed soup9 atau stabili!er 

    komersil seperti gum dan pectin.ketiga adalah 8emulsi permanen9 yaitu emulsi yang

    mempunyai =iskositas tinggi. Liskositas yang tinggi ini akan memperlambat penggumpalan

    fase terdispersi

    $elama suatu emulsi disimpan dapat terjadi perubahan5perubahan fisik didalam

     butiran5butiran terdispersinya yang berakibat pada penurunan mutu. #erubahan stabilitas

    dapat terjadi melalui proses creaming,flocculation dan coalescence

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    22/58

    5creaming meliputi flotais atau sedimentsi butir5butir teremulsi akibat gaya gra=itasi,yaitu

     pada akhirnya mengakibatkan system emulsi berubah menjadi dua lapisan emulsi. Qang

    satunya mempunyai fase terdispersi dengan konsentrasi yang tinggi,sedangkan yang lainnya

    mempunyi fase terdispersi dengan konsentrasi yang rendah..pada creamin tidak terjadi

     pemecahan emulsi,tetapi bila creaming yang terjadi bil creaming yang terjadi diikuti dengan

     peningkatan ukuran partikel,maka proses tersebut dapat berakhir dengan pemecahan emulsi.

    Freaming hanya terjadi pada emulsi yang encer dan dengan syarat bah3a kedu fasenya

    mempunyai berat jenis yang berbeda dan medium pendispersinya adalah cairan yang mudah

    mengalir. #ada creaming,jika fase terdispersinya mempunyai berat jeis yang lebih besar dari

    medium dispersinya, maka creamnya akan keba3ah,demikian juga sebalikya.laju creaming

    tergantung pada perbedaan berat jenis antara fase terdispersi dan medium dispersi, ukuran

     butiran dan =iskositas medium dispersi. ;ecepatan pemisahn butiran (L) dapat dihitung

    dengan persamaan $tokes %

    LI

    RI radius butiran

    gI percepatan gra=itasi

    d& dan d Iberat jenis kedua fase

    laju creaming dapat dipercepat dengan cara sentrifugasi dan pengenceran fase kontinyu. #ada

    sentrifugasi hanya terjadi penekanan pengaruh perbedaan bert jenis kedua fase, sedangkan

     pada pengenceran fase kontinyu terjadi perubahan rasio distribusi emulsifier didalam sistem

    emulsi dan juga mengakibatkan perubahan distribusi emulsifier pada interfase5nya

    5flocculation atau fkokulasi pengelompoka butiran5butiran menjadi gumpalan5gumpalan yang

    longgar dan tidak teratur. #ada flokulasi tidak terjadi penggabungan butiran5butiran yang

    kecil menjadi butiran5butiran yang lebih besar.pada umumnya butir5butir yang mengelompok 

    dapat didispersikan kembali dengan pengadukan atau pengocokan,apabila gaya5gaya antara

     butiran5butirannya ( gaya =an der 3alls) lemah.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    23/58

    5 coalescence ialah pengabungan butir5butir emulsi yng kecil menjaid butir5butir yang lebih

     besar. #roses ini tidak re=ersibel dan terjadi setelah flokulasi,yakni apabila lapisan interfasial

    emulsifiernya pecah. Foalescence adalah suatu proses thermodinamika yang terjadi secara

    spontan dan mempunyai peranan yang penting pada pemisahan kedua fase di dalam emulsi

    menjadi dua lapisan yang berbeda.laju coalescence dipengaruhi oleh daya tahan lapisan

    interfasial emulsifier terhadap gesekan atau tumbukan yang meningkat selama pengadukan

    atau pembekuan emulsi.

    Emulsi dapat dipecahkan dengan beberapa cara,yaitu % pemanasan, penambahan

    elektrolit,pengadukan mekanis dan sentrifugasi dengan kecepatan tinggi.pemanasan tidsk 

    efektif untuk memecahkan emulsi tipe air dalam minyak da penambahan suatu elektrolit akan

    merusak kesetimbangan antar fase.pengadukan mekanis yang dapat merusak struktur molekul

    emulsifier atau merubah posisi molekul emulsifier yang sudah mapan pada lapisan interfasial

    sehingga memungkinkan terjadinya penggabungan kembali molekul5molekul fase yang

    sejenis. $edanglan sentrifugasi berkecepatan tinggi akan menyebabkan fase yang mempunyai

     berat jenis lebih rendah mengapung sehingga membentui lapisan krim dipermukaan.

    6aktor5faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi adalah sebagai berikut %

    • #erbedaan berat jenis antara kedua fase. #erbedaan yang minimum adalah yang baik.

    • ;ohesi fase terdispersi,sifat kohesi yang minimum adalah yang baik 

    • #ersentase padatan didalam emulsi.persentase fase terdispersi yang rendah adalah

    yang baik 

    • "emperatur luar yang ekstrim. "emperatur luar yang tinggi atau rendah adalah kurang

     baik 

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    24/58

    • istribusi ukuran butiran fase terdispersi.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    25/58

    Fara pembuatan yogurt adalah dengan mencampurkan &@,A susu tanpa lemak, A

    lemak susu, &A sukrosa dan *A biakan campuran streptococcus lactis dan lactobacillus

     bulgaricus, selanjutnya diinkubasi pada suhu +* NF selama & jam. Emulsifier atau stabili!er 

    seperti gelatin akan memberikan hasil yang lebih baik tanpa menghambat proses

     pengasaman.

    ;E2<

    ;eju adalah produk yang dibuat dari tahu susu sapi atau he3an lainnya. "ahu tersebut

    diperoleh dengan mengkoagulasikan kasein susu denagn suatu en!im (biasanya rannin) atau

    asam (biasanya asam laktat). "ahapan pembuatan keju yaitu%

    • koagulasi susu oleh rennet,

    •  pemecahan dadih dan pengeluaran 3hey (pemanasan),

    •  pengepresan dadih,

    •  penggaraman dan

    •  pemeraman.

    #roses homogenisasi susu hanya dilakukan pada pembuatan keju lunak dengan

    maksud menyempurnakan daya olesannya serta mereduksi kehilangan lemak didalam 3hey

     pada 3aktu tahunya dipisahkan. #ada keju semi lunak dan keju keras tidak dilakukan

    homogenisasi susu hal ini dikarenakan homogenisasi dapat menyebabkan peningkatan luas

     permukaan lemak sehingga reaksi lipofilik selama proses pematangan akan meningkat dan

    mengakibatkan keju yang diperoleh mempunyai bau dan rasa yang kurang enak.

    #ada pembuatan keju, penambahan emulsifier merupakan campuran garam5garam

    fosfat akan memberikan hasil yang lebih baik (tekstur dan penampilannya) terutama pada

    keju5keju yang tidak difermentasi seperti cottage cheese.

    1EH"E?'

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    26/58

    1entega merupakan emulsi air didalam minyak (3/o) dengan kandungan @A dari

     berat lemak. Bahan baku untuk membuat mentega adalah lemak susu, biasanya dalam bentuk 

    krim. ;rim dipisahkan dari susu dan mengandung *@5*A lemak. $ebelum di proses lebih

    lanjut krim dipasteurisasi terlebih dahulu.

    #engocokan dapat dilakukan dengan sistem batch atau sistem kontinyu yang

    menggunakan pengaduk mekanis dan dirancang untuk mengubah sistem emulsi alamiah di

    dalam air dan tiap5tiap globula tersebut dikelilingi oleh sutau membran fofpolipid yang

    mengandung lechitin. #engocokan ini akam memecah membran sehingga globula5globula

    tersebut bertubrukan satu dengan yang lainnya, hasilnya globula tersebut berkumpul bersama

    dan membentuk granula mentega yang kecil, makin lama makin besar ukurannya dan

    akhirnya terpisah dari fase air krim. 6ase air terpisah disebut buttermilk.

    #ada proses pengocokan terjadi pemecahan emulsi dan granula5granula akan

    terbentuk pada @ N6. #ada titik ini pengadukan dihentikan dan buttermilk dikeluarkan dari

    3adah, keadaan emulsi sudah berubah. 1assa buttermilk merupakan komponen utama dan

    merangkap &A buttermilk didalamnya. isini butterfat menjadi fase kontinyu dan sisa

     buttermilk yang sebagian besar terdiri dari air dengan terlarut laktosa, kasein dan padatan

    susu lainnya tersuspensi sebagai butiran5butiran di dalam massa lemak. Dal ini terjadi setelah

     proses pengocokan yang berlangsung +@ menit. $etelah itu massa mentega dicuci dengan air 

     bersih untuk mengeluarkan sisa5sisa buttermilknya, kemudian sisa air pencuci dikeluarkan

    dan ditaburi garam. ;emudian diteruskan dengan menyeragamkan dispersi garam dan

    memecah butir5butir air sampai sekecil5kecilnnya.

    #enambahan garam sebanyak ,A dari produk akhir sudah cukup untuk membuat

    rasanya enak. ?aram ini berfungsi sebagai bahan penga3et dan dapat mencegah

     pertumbuhan spora5spora bakteri, juga biasanya ditambahka Hatrium ben!oat. $elain itu juga

    ditambahkan emulsifier seperti lechitin, monogeliserida atau kuning telur dengan tujuan

    untuk meningkatkan kestabilan emulsi.

    $'' RE$$7H?

    $alad dressing atau salad krim merupakan suatu emulsi pangan yang mengandung *@5

    @A minyak, yang mempunyai bentuk hampir sama dengan mayonnaise, tetapi umunya

    mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah serta menggunakan pasta pati sebagai

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    27/58

     pengental. $edangkan kuning telur, cuka dan bumbu5bumbu lain berfungsi sebagi emulsifier.

    #ada pembuatan salad dressing yang perlu diperhatikan pemanasan patinya, dengan tujuan

    untuk memperoleh derajat kekentalan yang diinginkan. Fuka ditambahkan pada pasta pati

    yang telah dimasak sebelumnya. ;emudian ditambahkan minyak, kuning telur dan bahan5

     bahan lainnyasebelum dilakukan emulsifikasi dengan pengadukan. esitin dalam kuning telur 

    akan berfungsi sebagai emulsifier dan gum tragacanth biasanya sebagai stabili!er.

    BAB III PENUTUP

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Teknologi Emulsi iniialah :

    • Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,

    dalam bentuk tetesan kecil.

    •  Emulsifier merupakan 8surfactant9 yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus hidrofilik dan

    gugus lipofilik.

    • Emulsi mempunya tipe yaitu % "ipe '/1 ('ir/1inyak) atau W/O (Water/Oil) dan "ipe 1/'

    (1inyak/'ir) atau W/O (Water/Oil).

    • 

    $ifat 6isik Emulsi% #enampakan, Liscositas, ispersibilitas dan aya Emulsi,

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    28/58

     $ebutkan kelebihan dan kekurangan metode cara pembuatan !at pengemulsi

    (emulgator) emulsi

    2a3aban

     #ada metode pembuatan !at pengemulsi ini tidak ada secara sepesifkasi

    terperinci yang menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari

    metode ini, pemakaian metode ini tergantung suatu pabrik akanmemakai metode apa dalam penggunaan !at pengemulsi pada

    campuran emulsi.

     Bagaimana cara mendapatkan nilai DB pada campuran emulsi

    2a3aban

      Hiai DB suatu emulsifier dapat ditentukan dengan salah satu metode

    titrasi, membandingkan struktur kimia molekul, mencari korelasi

    dengan nilai tegangan permukaan struktur kimia molekul, mencari

    korelasi dengan nilai tegangan permukaan dan tegangan interfasial,

    koefisien pengolesan, daya larut !at 3arna, konstanta dielektrika dan

    dengan teknik kromatografi gas 0 cairan.

     

    #ersentase masing5masing emulsifier dalam suatu kombinasi emulsifier dengan nilai DB juga dapat dihitung dengan formulasi berikut% imana %

     ' I Emulsifier '

     B I Emulsifier B

     K I Hilai DB yang diinginkan

     'pa pengaruh emulsifier terhadap campuran emulsi

    2a3aban

     #engaruh emulsifier terhadap campuran emulsi untuk mereduksi

     bergabungnya tetesan disperse dalam fase kontinyu sampai batas yang

    tidak ditentukan.

     Fontoh larutan minyak dan air. ;edua campuran ini memiliki fase,

    densitas dan =iscositas yang berbeda yang tidak dapat salaing

    melarutkan, apabila kedua campuran ini ditambahkan emulsifier maka

    terjadi pencapuran dan salaing melarutkan.

     ari praktikum yang telah dilakukan kapan terbentuknya emulsi

    2a3aban

     $elama @ menit setelah terjadi pencampuran, penambahan emulsifier

    dan setelah terjadi pengadukan.

     Bertahanya campuran emulsi tergantung seberapa banyak emulsifier

    yang digunakan dan suhu sekitar larutan yang mempengaruhi Bagaimana proses pembuatan emulsi pada skala pabrik

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    29/58

    2a3aban

      #ada proses pembuatan emulsi pada skala pabrik alat5alat Qang

    digunakan disesuaikan dengan Bahan baku yang akan digunakan juga

    hasil yang disesuaikan,misalnya penggiling koloiddigunakan untuk 

     bahan baku yang mempunyai =iskositas yang tinggi dan hasil yang

    dihasilkan seragam Bagaimana cara pembutan tahu susu murni

    2a3aban

    #ada dasarnya pembuatan tahu susu ini sama dengan proses pembuatan

    tahu kedelai, bahan utamanya pun sama yaitu kacang kedelai hanya

     bedanya pada saat pembuatannya ditambahkan susu sapi. #ada saat

     pengumpalannya di tambahkan asam cuka agar mudah menggumpal.

    • #el'm('k 3

     'pa yang dimaksud dengan globula

    2a3aban

     ?lobula merupakan fase yang terdispersi yang berupa gumpalan5

    gumpalan.

     'pa yang dimaksud emulsi perolal

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    30/58

    2a3aban

     Emulsi dalam pemakaian dalam (peroral) umumnya tipe O/W. Emulsi

    tipe o/3 (emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke

    dalam air)

     'pa perbedaan + metode adsorbsi

    2a3aban

     "eori tegangan permukaan ("eori $urface "ension)

    aya tarik menarik molekul (;ohesi (sejenis) dan 'desi

    (berlainan jenis)). aya kohesi tiap !at selalu sama, sehingga pada

     permukaan suatu !at cair (bidang batas antara air dan udara) akan

    terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan gaya

    kohesi (tegangan permukaan/surface tension). $emakin tinggi

     perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan

    antara kedua !at cair itu semakin susah untuk bercampur. "egangan

     pada air bertambah dengan penambahan garam5garam anorganik atau

    senya3a elektrolit, tetapi berkurang dengan penambahan senya3a

    organik tertentu seperti sabun.

     "eori Oriented Wedengane, Emulgator terbagi %

    5 Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air.

    5 ipofilik% bagian emulgator yg suka pd minyak 

    Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak 

    yang membentuk suatu keseimbangan (DB) antara kelompok 

    hidrofil C lipofil. 1akin besar DB makin hidrofil (emulgator 

    mudah larut dalam air C sebaliknya).

     "eori 7nterpelasi film

    Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak,

    sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase

    dispersi menyebabkan partikel sejenis yang akan tegabung akan

    terhalang.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    31/58

     "eori Electric ouble ayer (lapisan listrik rangkap).

    "erjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yg

    menyelubungi partikel shg terjadi tolak5menolak antara partikel

    sejenis. "erjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari

    ketiga cara berikut%

    a."erjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel

     b."erjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan sekitarnya

    c."erjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitarnya.

     6actor 0 factor apakah yang memepengaruhi kerusakan emulsi

    2a3aban.

     Freaming è isebabkan oleh terjadinya perbandingan antara air danemulsifier yaitu air yang terkandung lebih banyak daripada emulsifier 

    sehingga hasil emulsifikasi yaitu creamSyang akan keba3ah hal ini

    disebabkan karena fase terdispersinya mempunyai berat jenis yang

    lebih besar dari medium pendispersinya

      6locculationèdisebabkan karena kurangnya pengadukan atau

     pengocokan pada proses emulsifikasi sehingga menyebabkan terjadi

     pengelompokan butiran butiran menjadi gumpalan yang longgar dan

    tidak teratur.

      Foalescenceèdisebabakan ;arena kecepatan pengadukan dan

     pengocokan yang berlebihan pada proses emulsifikasi sehingga terjadi

     penggabungan butir5butir emulsi yang kecil menjadi butir5butir yang

    lebih besar 

    • #el'm('k /

     'pa yang dimaksud dengan nilai DB, ;egunaan DB pada suatu larutan

    emulsi

     Didrophilic 0 ipophilic Balance yang disingkat dengan DB

    menggambarkan rasio berat gugus hidrofilik dan lipofililik didalam

    molekul emulsifier.

      Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak yang

    membentuk suatu keseimbangan (DB) antara kelompok hidrofil C

    lipofil. 1akin besar DB makin hidrofil (emulgator mudah larut

    dalam air C sebaliknya).

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    32/58

     'pa perbedaan sifat fisik hidrofilik dan lipofilik

    2a3aban

     Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air 

    5  1erupakan suatu jenis emulsi yang fase terdispersinya berupaminyak yang terdistribusi dalam bentuk butiran5butiran kecil

    didalam fase kontinyu yang berupa air. Emulsi tipe ini

    umumnya mengandung kadar air yang lebih dari *& 5 +&A

    sehingga emulsi 1/' dapat diencerkan atau bercampur dengan

    air dan sangat mudah dicuci.

    5  #ada fase ini bersifat polar maka molekul 0 molekul emulsifier 

    tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh air dibandingkan

    minyak.

     ipofilik% bagian emulgator yg suka pada minyak 

    5 Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan

    minyak merupakan fase luarnya. Emulsi tipe '/1 umumnya

    mengandung kadar air yang kurang dari &@ 5 A dan

    mengandung sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat

    diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi sangat

    sulit bercampur/dicuci dengan air.

    5  #ada fase ini bersifat non polar maka molekul 0 molekul

    emulsifier tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh minyak 

    dibandingkan oleh air.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    33/58

    PENDAHULUAN

    1.1  Tujuan Prakt&kum

    •  1ahasis3a dapat memahami proses pembuatan sediaan emulsi

    •  1ahasis3a dapat menentukan nilai DB butuh yang digunakan dalam pembuatan sediaan

    emulsi

    •  1ahasis3a dapat mengetahui pengaruh nilai DB terhadap stabilitas emulsi

    •  1ahasis3a mampu memahami e=aluasi sediaan emulsi

    1.2 Pr&ns&( Prakt&kum

    •  #enentuan nilai DB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulssi sesuai dengan

    konsentrasi surfaktan sesuai formulasi.

    •  #embuatan sediaan emulsi dengan terlebih dahulu mencampurkan fase air dengan t3een @

    dan fase minyak dengan span @, kemudian kedua fase tersebut dicampurkan pada suhu @ oF

    hingga terbentuk suatu emulsi.

    •  E=aluasi stabilitas sediaan emulsi dengan mengamati apakah terjadinya pemisahan antara

    fase minyak dan fase air dalam suatu system emulsi.

     

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    34/58

    II TIN4AUAN PU"TA#A

    2.1.De!&n&s& Emuls&

    Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang

    lain, dalam bentuk tetesan kecil. 2ika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air 

    merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. $ebaliknya, jika air 

    atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak 

    merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut sistem emulsi air dalam minyak.

    Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah

    koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu

    fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi ($urfaktan) menstabilkan dengan cara

    menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas

    fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. $urfaktan juga mengurangi tegangan antar 

     permukaan antar fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.

    Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi

    dalam cairan pemba3a, distabilkan dengan !at pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi

    merupakan sediaan yang mengandung dua !at yang tidak tercampur, biasanya air dan

    minyak, di mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir5butir kecil dalam cairan yang lain.

    ispersi ini tidak stabil, butir5butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua

    lapisan air dan minyak yang terpisah. >at pengemulsi (emulgator) merupakan komponen

    yang paling agar memperoleh emulsa yang stabil. $ebagai emulgator agar5agar dilarutkan

    dulu dalam air panas dan dibiarkan sehari semalam lalu didihkan lagi. alam air dingin agar5

    agar tidak larut tetapi mengembang dan larutannya @,A agar5agar masih berupa selai.

    igunakan larutan agar5agar sebagai emulgator, adalah karena =iskositas larutannya

    yang tinggi, maka itu penggunaannya sebagai emulgator adalah merupakan campuran dengan

    emulgator lain seperti, #?', $pan dan "3een, "ragacantha. $etelah dibuat larutan lalu dibuat

    emulsi dengan minyaknya dengan diaduk kuat5kuat dengan miGer (alat pencampur). $emua

    emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di sekeliling butir5butir tetesan yang

    terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan

    dispers sebagai fase terpisah. "erbentuk dua macam tipe emulsi yaitu 3emulsi tipe 1/' di

    mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe '/1 di mana fase intern adalah air dan

    fase eGtern adalah minyak. >at pengemulsi adalah #.?.'., "ragacantha, ?elatin, $apo,

    $enya3a 'mmonium k3artener, Fholesterol, $urfactan seperti "3een, $paan dan lain5

    lainnya.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    35/58

    Emulsa dapat dibedakan dalam%

    &.  Emulsa Lera (Emulsi alam) dan

    .  Emulsa $puria (Emulsi buatan)

    #embuatan emulsi minyak lemak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab,

    dengan perbandingan untuk &@ bagian minyak lemak dibuat &@@ bagian emulsi. ?om arab

    yang digunakan adalah separo jumlah minyak lemak. $edangkan air yang digunakan adalah

    &, G berat #?'.

    2.2  De!&n&s& "ul!aktan

    $urfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik)

    dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan

    campuran yang terdiri dari minyak dan air. $urfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang

     bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda

    molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian

     polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil

    yang panjang. $urfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi dan limbahnya

    dapat mencemarkan lingkungan, karena sifatnya yang sukar terdegradasi, selain itu minyak 

     bumi merupakan sumber bahan baku yang tidak dapat diperbarui.

    2.3  T&(e Emuls&

    $alah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar (sebagai contoh air),

    sedangkan lainnya relatif non polar (sebagai contoh minyak).

    &. Bila fase minyak didispersikan sebagai bola5bola ke seluruh fase kontinu air, sistemtersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak dalam air (o/3).

    . Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, emulsi tersebut dikenal sebagai

     produk air dalam minyak (3/o).

      Emulsi yang dipakai untuk obat luar bertipe o/3 atau 3/o, ntuk tipe o/3 menggunakan

    !at penegemulsi disamping beberapa yang dikemukakan tadi yakni natrium lauril sulfat,

    trietanolamin stearat.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    36/58

     

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    37/58

    nonpolar dari surfaktan. 1etode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator 

    yang ditambahkan adalah metode DB (Dydrophilic5ipophilic Balance).

    2./  N&la& HLB

    DB adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara senya3a hidrofilik (suka

    air) dengan senya3a oleofilik (suka minyak). $emakin besar harga DB berarti semakin

     banyak kelompok senya3a yang suka air. artinya, emulgator tersebut lebih mudah larut dalam

    air dan demikian sebaliknya. kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga DB5nya.

    HAR%A HLB # E % U N A A N

    & 0 * 'nti foaming agent

    + 0 - Emulgator tipe 3/o

    0 4 Bahan pembasah ( 3etting agent)

    0 & Emulgator tipe o/3

    &* 0 & etergent

    &@ 0 & ;elarutan (solubili!ing agent)

    Rumus I

    ' A b I ((G 0 DB b)/ DB a 0 DB b) G &@@ A

    B A a I ( &@@A 0 'A)

    ;eterangan %

    G I Darga DB yang diminta ( DB Butuh)

    ' I Darga DB tinggi

    B I Darga DB rendah

    Rumus II

    (B& G DB&) J (B G DB) I (B campuran G DB campuran)

    2.2 URAIAN BAHAN

    &. $leum R&7&n& ($umber 67 777, hlm. +4)

      Hama ain % 1inyak 2arak 

      1inyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji  %i"in&s

    "omm&nis . yang telah dikupas.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    38/58

      #emerian % Fairan kental, jernih, kuning pucat atau hamper tidak

     ber3arna, bau lemah rasa manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan.

      ;elarutan % larut dalam , bagian etanol (4@ A) # , mudah larut

    dalam etanol mutlak dan dalam asetat glacial #.

      Bobot per m % @,4* gram 0 @,4-+ gram.

      ;hasiat % laksati=um.

      #enyimpanan % alam 3adah tertutup baik, terisi penuh.

    2. A&r sul&ng 8$umber 67 777 hlm 4-)

      Hama Resmi % 'Pua destillata

      Hama ain % aPuades, air suling

      R1TB1 % DOT&,@

      #emerian % Fairan jernih, tidak ber3arna, tidak berbau, tidak berasa

      #enyimpanan % alam 3adah tertutup rapat.

      #enggunaan % $ebagai fasa cair 

    3. "(an -, (Dandbook #harmacy, &&)

      Hama Resm % $orbotin 1onooleat

      Hama lain % $pan @

      #emerian % arutan berminyak, tidak ber3arna, bau karakteristik dari asam lemak 

      ;elarutan % #raktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat bercampur dengan

    alkohol, seidikit larut dalam minyak kapas.

      #eyimpanan % alam 3adah tertutup rapat

      ;egunaan % $ebagai emulgator tipe minyak 

      DB butuh % +,*

    /.  Teen -, (Dandbook #harmacy, *+)

      Hama Resmi % #olyoGyethyllene sorbitan monooleate

      Hama lain % "3een @

      #emerian % Fairan kental seperti minyak, jernih kuning, bau karakteristik dari asam

    lemak 

      ;elarutan % 1udah larut dalam air, dalam etanol 4 A #, dalam etanol #, sukar larut

    dalam parafin cair # dan dalam minyak biji kapas #.

      #eyimpanan % alam 3adah tertutup baik 

      ;egunaan % $ebagai emulgator tipe air 

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    39/58

      DB butuh %&,@

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    40/58

    III MET$DE PRA#TI#UM

    2.1 Alat an Bahan

    ALAT BAHAN

      "imbangan

      1ortir dan $tamper 

      Batang pengaduk 

      ?elas ukur 

      #ipet tetes

      ;aca 'rloji

      Fa3an porselin

      Oleum Richini

      "3een @

      $pan @

      'Puadest

    R/  Oleum Richini &@ gram

      "3een @ , gram

      $pan @

    'Puadest ad @ gram

     

    2.2 *'rmulas&

    2.3 Perh&tungan HLB )utuh

    •  DB butuh yang digunakan yaitu &

    •  ;onsentrasi $urfaktan , gram

    •  DB "3een @ &,@ DB $pan @ +,*

    •  "3ee @ I G &@@

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    41/58

      I G &@@ A

      I G &@@ A I &,4-A

    •  #enimbangan "3een @ I G , gram I &,44 gram U &, gram

    •  $pan @ I &@@ A 5 &,4-A I ,@+A

    •  #enimbangan $pan @ I @,@& gram

    2./ Pen&m)angan Bahan

    #enimbangan Bahan untuk #embuatan $ediaan Emulsi sebanyak Botol

    &.  Oleum Richini &@ gram G I @ gram

    .  "3een @ &, gram G I *,- gram

    *.  $pan @ @,@& gram G I &,+@ gram

    +.  'Puadest ad &@@ m

      2. Pr'seur Pem)uatan

      $iapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

      "ara botol coklat @ gram

      #anaskan aPuadest

      "imbang Oleum Richini, $pan @, "3een @.

      1asukan $pan @ dalam fase minyak (Oleum Richini). #anaskan hingga suhu @oF.

    (Fampuran &)

      1asukan "3een @ dalam fase air. #anaskan hingga suhu @oF. (Fampuran )

      #anaskan mortir dengan air panas.

      1asukan campuran dan campuran & dalam mortir. 'duk ad hingga dingin.

      "ambahkan aPuadest ad &@@m.

      "imbang emulsi dalam botol @ gram

      akulan e=aluasi terhadap sediaan emulsi.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    42/58

      2.+ E9aluas& "e&aan

    &.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    43/58

    •  'mati =olume terpindahkan dari sediaan emulsi yang telah dibuat

    . #emeriksaan Liskositas

      1engukur =iskositas emulsi menggunakan Liskometer Brookfield %

    •  1asukan emulsi kedalam beaker glass

    •  #asang alat brookfield dan masukan spindel dalam emulsi

    •  #ilih pengatur kecepatan amati jarum penunjuk pada saat konstan

    •  Fatat angka yang ditunjuk jarum hitung =iskositasnya.

     

    I: HA"IL PEN%AMATAN

      /.1 . Uj& Pemer&an

    •  Bentuk % Emulsi tipe 1/' (minyak dalam air)

    •  Warna sirup % #utih susu

    •  Bau sirup % 1inyak 2arak 

    •  Rasa % Dambar 

    /.2  Pemer&ksaan (H

      erajat keasaman sediaan emulsi yang dibuat adalah pD ,* (sediaan bersifat Basa emah).

    /.3  Pemer&ksaan B4

    #erhitungan B2

    W pikno I &,*@@4 g

    Wp J air I +,&* g/ml

    W air I +,&* g 0 &,*@@4 g I ,@ g/ml

    Wp J emulsi I +,&@ g/ml

    W emulsi I +,&@ g/ml 0 &,*@@4 g I ,-g/ml

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    44/58

    1assa jenis emulsi I I I @,44 g/ml

    B2 I I @,44

    /. :'lume Ter(&nahkan

    Lolume terpindahkan dari pembuatan sediaan emulsi adalah &@+ m.

    /.+ Uj& :&sk's&tas

    ;ecepatan % *@ rpm ;oefisien % &@

    $pindel % $kala % -

    Liskositas I $kala G koefisien

      I G &@

      I -@ c#

    /.5 Pengamatan #esta)&lan Emuls&

    DB

    Butuh

    Lolume '3al

    (Lo)

    Lolume 'khir (Lu)6

    6ase 1inyak 6ase 'ir  

    & &@+ m *& m * m @,++-

    6 (Lolume $edimentasi) I

    6 I I @,++-

    ;eterangan %

    $etelah emulsi disimpan selama + jam, terbentuk lapisan 0 lapisan dengan konsentrasi yang

     berbeda 0 beda dalam suatu emulsi (Freaming). apisan dengan konsentrasi yang lebih pekat

    akan berada dibagian atas atau ba3ah tergantung dari bobot jenisnya. alam sistem emulsi

    m/a (minyak dalam air) ini terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air dimana fase

    minyak berada dibagian atas dan fase air berada diba3ah. Dal itu dikarenakan bobot jenis

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    45/58

    oleum ricini lebih rendah dari pada air. "etapi setelah dilakukan pengocokan kembali emulsi

    kembali terdispersi kebentuk semula.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    46/58

    :. PEMBAHA"ANalam pembuatan suatu emulsi digunakan suatu emulgator atau surfaktan yang

     bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka air dan minyak serta membentuk lapisan

    film pada permukaan fase terdispersi. #ada percobaan ini digunakan dua surfaktan yang

    dikombinasikan dengan tujuan untuk memperoleh DB surfaktan yang persis sama dengan

    DB minyak yang dibutuhkan.

    alam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe air ("3een @) dan

    emulgator tipe minyak (span @). #ada percobaan ini sebagai fase minyak digunakan Oleum

    Ricini yang dicampur dengan span @, sedangkan sebagai fase air adalah aPuadest yang

    dicampur dengan t3een @.Emulsi oleum ricnini digunakan sebagai laksati=um.

      alam pembuatan emulsi oleum ricini, terlebih dahulu dihitung berapakah nilai DB

     butuh yang akan digunakan dalam pembuatan emulsi. DB butuh setara dengan DB

    campuran surfaktan yang digunakan untuk mengemulsikan minyak sehingga membentuk 

    emulsi yang stabil. imana nilai DB (Dydrophylic5ipophylic Balance) sendiri merupakan

    angka yang menunjukan ukuran keseimbangan dan regangan gugus hidrofilk dan lipofilk 

    yaitu t3een @ dan span @ sebagai surfaktan yang menjadi emulgator dalam pembuatan

    emulsi oleum ricini. $urfaktan adalah suatu !at yang mempunyai gugus hidrofilk dan lipofilk 

    segaligus dalam molekulnya, oleh karena itu surfaktan digunakan sebagai emulgator yang

     berfungsi untuk membuat partikel minyak menjadi terdispersi dalam air.

      Hilai DB butuh yang digunakan adalah &. ari hasil perhitungan nilai DB buth

    maka diketahui penimbangan t3een @ dan span @ untuk setiap @ gram emulsi yaitu &,

    gram dan @,@& gram.

      #embuatan sediaan emulsi dilakukan dengan mencapurkan fase minyak dengan $pan

    @ dan fase air dengan t3een @. "3een @ bersifat polar sehingga dapat bercampur dengan

    air sedangkan span @ bersifat nonpolar sehinggan dapat bercampur dengan minyak. 1asing5

    masing campuran tersebut kemudian dipanaskan hingga suhu @o

    F. #embuatan emulsi

    dilakukan pada suhu yang sama yaitu @oF untuk mencegah pemisahan kembali antara fase

    minyak dan fase air yang telah dicampurkan. $etelah sediaan emulsi terbentuk, kemudian

    dimasuka ke dalam botol yang telah ditara @ gram. $elanjutnya dilakukan beberapa e=aluasi

    terhadap sediaan emulsi yang telah dibuat.

    Emulsi oleum ricini terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan organoleptis untuk 

    mengetahui kestabilan fisik dari sediaan, namun terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

    =olume terpindahkan dari sediaan emulsi yang telah ditara dalam botol. Lolume

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    47/58

    terpindahkannya yaitu &@+ m. $ediaan emulsi mengalami kelebihan =olume sebanyak @,+

    m.

    $ediaan emulsi yang dibuat berbentuk emulsi tipe minyak dalam air, ber3arna putih

    susu, bau minyak jarak serta rasa yang hambar dan lama kelamaan menimbulkan rasa mual.

    Rasa mual tersebut disebabkan oleh sifat pemerian dari oleum ricini itu sendiri. $elanjutnya

    dilakukan pemeriksaan pD yang menghasilkan pD emulsi yaitu ,*. ;emudian dilakukan

    e=aluasi =iskositas dari emulsi menggunakan =iskometer Brookfield. Dasij uji =iskositas

    dapat diketahui =iskositas sediaan emulsi sebesar -@ c#. Liskositas ini mempengaruhi

    kestabilan dari emulsi selama penyimpanan, dimana emulsi yang mempunyai =iskositas yang

    lebih besar tidak mudah mengalami pemisahan antara fase minyak dan fase air selama

     penyimpanan. Bobot jenis emulsi sebesar @,44 gram/m. Bobot jenis emulsi lebih rendah

    dibandingan dengan bobot jenis air, hal itu dikarenakan dalam emulsi mengandung fase

    minyak yaitu oleum ricini, dimana oleum ricini memiliki bobot jenis yang lebih rendah

    dibandingkan air yaitu @,4* gr/ml 0 @,4-+ gr/ml. Hilai bobot jenis yang dihasilkan dari

    sediaan emulsi yang kami dapat tidak sesuai dengan literatur, hal itu disebabkan karena

    adanya kelebihan dalam penambahan aPuadest sehingga bobot jenis menjadi lebih besar dari

    literatur.

    $etelah pembuatan, emulsi kemudian didiamkan selama + jam untuk mengamati

    kestabilan dari sediaan emulsi yang telah dibuat. $etelah didiamkan selama + jam emulsi

    terlihat tidak stabil karena terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air. Lolume fase

    minyak yang terbentuk adalah *& m dan =olume fase air yang terbentuk adalah * m

    dengan nilai 6 sebesar @,++-. 6ase minyak berada dibagian atas dan fase minyak berada

    dibagian ba3ah, itu disebabkan oleh bobot jenis oleum ricini lebih rendah dibandingkan

    dengan air.

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    48/58

    :I. #E"IMPULAN

    Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang

    lain, dalam bentuk tetesan kecil. alam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe

    air ("3een @) dan emulgator tipe minyak (span @). #ada percobaan ini sebagai fase minyak 

    digunakan Oleum Ricini yang dicampur dengan span @, sedangkan sebagai fase air adalah

    aPuadest yang dicampur dengan t3een @. Emulsi oleum ricnini digunakan sebagai

    laksati=um.

    Berdasarkan hasil e=aluasi terhadap sediaan emulsi, dapat disimpulkan sebagai

     berikut %

    &) 

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    49/58

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Emulsi adalah suatu sitem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari

    paling sedikit dua fase sebagai globul-globul dalam fase cair yang lainnya. System

    ini biasanya distabilkan dengan menggunakan emulgator. Apabila menggunakan

    surfaktan sebagai suatu emulgtor dapat pula terjadi emulsi dengan system

    kompleks. System ini merupakan jenis emulsi minya-air-minyak atau sebaliknya.

    Dalam pembuatan suatu emulsi, pemiilihan emulgator merupakan faktor yang

    penting untuk diperhatikan karena mutu dan estabilan emulsi banyak dipengaruhi

    oleh emulgator yang digunakan. Bila dihubungkan dengan bidang farmasi, ternyata

    banyak sediaan obat di pasaran dalam bentuk emulsi. Untuk itu kiranya perlu

    adanya pengetahuan yang mendasar mengenai emulsi tersebut.

    erdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu

    suspensi far masi yang baik. Di samping khasiay tera!eutik, stabilitas kimia dari

    komponen-komponen formulasi, kelanggenan sediaan dan bentuk estetik dari

    sediaan"sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan farmasi"dan sifat-sifat

    yang lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi. #iri-ciri utama dari suspensi ini,

    yang tergantng pada sifat fase terdispers, medium disperse dan bahan pembantu

    farmasi.

    B.  Tujuan percobaan$.  %enghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan

    emulsi&.  %embuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan'.  %enge(aluasi ketidakstabilan suatu emulsi).  %enentukan *+B butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    50/58

     

    BAB II

    PEMBAHASANA.  Teori Umum

    Sistem dibuat stabil dalam suatu at pengemulsi. Berbagai tipe at

    pengemulsi akan dibicarakan kemudian dalam hal ini baik fase terdispersi atau fase

    kontinu bias berkisar dalam konsistensi dari suatu cairan mobil sampai suatu massa

    setengah padat semi solit. Suatu emulsi adalah system yang tidak stabil secara

    termodinamika yang mengandung paling dua fase cair yang tidak bercampur,

    dimana satu diantaranya didipresikan sebagai bola-bola dalam fase cair lainnya.

    /adi sistem emulsi berkisar dari cairan lotion yang mempunyai (oskositas relatif 

    rendah sampai salep atau krim, yang merupakan semisolid Anonim, &0$'.

    Emulsi merupakan sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan

    yang satu terdispersi di dalam suatu larutan sangat halus dan merata dalam fase

    cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh at pengemulsi. Sifat fisika dari suatu

    emulsi dan kestabilannya tidak dapat dipertimbangkan secara terpisah. 1leh karena

    itu, bagian ini berkenaan dengan sifat-sifat fisika yang lebih penting dari emulsi,

    perubahan-perubahannya terhadap pengaruh luar dan hubungannya dengan

    kestabilan emulsi +achman, $22).

    Suatu energi bebas antarmuka yang tinggi cenderung untuk mengurangi

    daerah antarmuka, pertama dengan menyebabkan tetesan-tetesan tersebut

    bergabung. Dispersi halus dari minyak dan air memerlukan daerah kontrak

    antarmuka yang luas, dan untuk memperoleh 3 memperoduksi hal ini memerlukan

    sejumlah dan beberapa kerja yang sama dengan hasil jali tegangan permukaan dan

    perubahan luas. Berbicara secara termodinamik, kerja ini adalah energi bebas

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    51/58

    antarmuka yang dimaksudkan ke system tersebut. 4ni adalah suatu alasan untuk

    memasukkan kata-kata 5tidak stabil secara termodinamik6 dalam definisi klasik dari

    emulsi buram +achman, $22).

    7ang lebih bermakna dalam bidang farmasi masa kini adalah pengamatan

    tentang beberapa senya8a yang larut dalam lemak seperti (itamin, diabsorbsi lebih

    sempurna jika diemulsikan dari pada jika diberikan peroral dalam suatu larutan

    berminyak 5termodinamik6 dalam definisi klasik dari emulsi buram +achman, $22).

    Suatu emulsi merupakan suatu cara pemberian oral yang baik untuk cairan-

    cairan yang tidak larut dalam air, terutama jika fase terdispersi mempunyai fase yang

    tidak enak Anonim, &0$'.

    Dalam suspensi at yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat

    mengendap. /ika dikocok-kocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi

    kembali. Dapat mengandung at tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.

    9eketalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agfar sediaan mudah dikocok dan

    dituang Dirjen :1%, $2;2.

    Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu disperse kasar di mana

    partikel at padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair. :artikel-

    partikel tersebut kebanyakan mempunyai diameter lebih besar dari 0,$ mikrometer,

    dan beberapa partikel tersebut bila diselidiki di ba8ah mikroskop menunjukkan

    adanya gerakan Bro8n jika dispersi mempunyai (iskositas rendah %artin, $22'.

    9estabilan termodinamika suatu emulsi berbeda dari kestabilan seperti

    didefinisikan oleh pembuat formula atau pemakai berdasarkan pertimbangan

    subyektif secara menyeluruh kestabilan yang dapat diterima dalam bentuk sediaan

    di bidang farmasi tidak membutuhkan kestabilan yang termodinamik. /ika emulsi

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    52/58

    membentuk krim ke atas atau membentuk krim ke ba8ah, emulsi basa tetap dapat

    diterima secara farmaseutika 9amianti, $22$.

    Seringkali partikel-partikel dari suatu suspensi mengendap terlalu cepat

    sehingga tidak konsisten dengan batasan sebagai suatu preparat yang baik secara

    farmasetik. :engendapan yang cepat tersebut merintangi pengukuran dosis yang

    tepat dan dari segi estetis menghasilkan suatu lapisan supernatant yang tidak sedap

    dipandang. Dalam banyak suspesi yang beredar di perdagangan, at pensuspensi

    ditambahkan ke medium disperse untuk menghasilkan struktur yang membantu

    terdispersinya fase dalam suspensi. 9arboksimetilselulosa, metilselulosa dan

    bentonit merupakan beberapa diantara at pensuspensi yang digunakan untuk

    mengendalikan struktur yang membantu tedispersinya suspensoid Ansel, $2

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    53/58

    Umumnya masing-masing at pengemulsi punya emulsi kadang-kadang-

    kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemprosesan khusus. Untuk menjamin

    karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai bentuk sediaan yang berguna, emulsi

    harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-

    masalah yang berhubungan. Sekarang emulsi masih terus digunakan dalam

    berbagai penggunaan farmasi dan kosmetik. :enggunaannya di dalam bidang

    farmasi lebih lanjut digolongkan berdasarkan cara pemberian, yakni topical, oral atau

    secara parental. :ada dasarnya penggunaan komestik dan penggunaan farmasi

    topical adalah serupa dan bersama-sama membuat atau membentuk salah satu

    kelompok emulsi yang paling penting +achman, $22).

    B.  Uraian Baan$.   Air Suling Dirjen :1%,$2;2

    =ama >esmi ? A@ua destillata=ama +ain ? Air Suling:emerian ? #airan jernih, tidak ber8arna, tidak berbau,

    tidak mempunyai rasa:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup baik9egunaan ? Sebagai :elarut

    &.  :arafin #air Dirjen :1%, $2;2=ama resmi ? :araffinum +i@uidumSinonim ? :arafin cair  :emerian ? #airan kental transparan, tidak berfluoresensi,

    tidak ber8arna, hamper tidak mempunyairasa.

    9elarutan ? :raktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

    2:, larut dalam kloroform :, dan dalam

    eter :.:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup rapat, terlindung dari

    cahaya.9egunaan ? +aksati(um.

    '.  Span B4A= %1=1 SEA>A=ama lain ? Arlacel-

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    54/58

    9elarut ? %udah larut dalam minyak nabati, tidak larut dalam air,

    :EC Alkohol:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup baik9egunaan ? sebagai emulgator fase minyak

    ).  8een-BAU%

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    55/58

    MET%DE $E&'AA.  Alat

     Adapun alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ? Batang

    pengaduk, #a8an porselin, Deck glas, Celas kimia, Celas ukur, %ikser, %ikroskop,

    1bjek glas, :enangas air, ermometer, :ipet tetes.B.  Baan

     Adapun bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ? A@uadest ,

     Aluminium foil, Span-

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    56/58

    Dengan men nyamakan atau mendekatkan harga *+B kombinasi surfaktan

    pada *+B butuh untuk fasa minyak tertentu, akan diharapkan hasil emulsi yang lebih

    baik. 9estabilan emulsi pada *+B butuh dari fasa minyak berbeda-beda, tergantung

    dari efisiensi kombinasi surfaktan.Di samping itu digunakan emulgator kombinasi karena sulit untuk mencari

    emulgator tunggal sesuai dengan *+B butuh, selain itu pengemulsi hidrofilik pada

    fase air dan at hidrofobik pada fase minyak akan membentuk lapisan kompleks

    pada batas minyak3 air, lapisan ini akan membungkus globul-globul lebih rapat

    dibandingkan emulgator tunggal. elah diketahui pula bah8a rantai hidrokarbon dari

    molekul t8een berada dalam bola minyak antara rantai-rantai span dan penyusun ini

    menghasilkan atraksi Gan der Halls yang efektif. Dengan cara ini lapisan antarmuka

    diperkuat dan kestabilan emulsi 13H ditingkatkan mela8an pengelompokan partikel.Dalam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe air 8een

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    57/58

    tujuannya selain agar emulsi lebih cepat homogen, disamping itu untuk mencegah

    terjadinya emulsi yang tidak stabil. Dimana pengocokan secara kontinu akan

    mengganggu pembentukan tetesan, jadi 8aktu juga berpengaruh dalam pembuatan

    emulsi, dimana untuk mendapatkan emulsi yang stabil sebaiknya dilakukan secara

    berseling, sehingga kecepatan dua cairan, yang tidak tercampur3teremulsi secara

    sempurna dengan 8aktu yang berseling.Untuk membantu memecah fase dalam minyak menjadi tetesan-tetesan

    digunakan alat pengaduk yang mekanik yaitu mikser. Adapun mekanismenya adalah

    setelah terjadi perceraian a8al tetesan-tetesan, tetesan berikutnya akan

    mendapatkan kekuatan tambahan karena turbulensi arah mikser yang berputar 

    secara tyrbulen menyebabkan deformasi tetesan-tetesan tersebut menjadi tetesan

    yang lebih kecil sehingga emulsi yang terjadi nantinya akan lebih homogen. Dalam

    hal ini yang harus dihindari adalah terbentuknya busa, yang disebabkan oleh

    surfaktan yang larut dalam air. 9arenanya untuk memperkecil terbentuknya busa

    emulsifikasi harus dilaksanakan dalam sistem tertutup. Adapun hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada *+B butuh $0,$$ dan $&

    hasilnya stabil tercampur sempurna karena kombinasi dari dua emulgator yakni

    t8een-

  • 8/16/2019 pembahasan emulsi

    58/58

     

    BAB (PENUTUP

    A.  $e"impulanDari hasil praktikum dapat disimpulkan bah8a *+B butuh $0,$$ dan $& emulsi

    yang paling stabil adalah emulsi dengan *+B ;,4. /akarta

    %artin, Alfred dkk. $22'. 5Iarmasi Iisika Edisi 444. U4-:ress. /akarta.

     Ansel #. *o8ard. $2