buku formalin

27
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan buku “AWAS !!! Bahaya FORMALIN pada Makanan”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan mampu menyelesaikan buku ini dengan baik. Buku ini kami buat dalam rangka menyempurnakan tugas matakuliah “Kimia Analisis I”. Kami menyadari bahwa isi dari buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan buku ini. Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Upload: kiki-mulqiah

Post on 21-Jan-2016

586 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

yyy

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Formalin

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-

Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan buku “AWAS !!!

Bahaya FORMALIN pada Makanan”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin

kami tidak akan mampu menyelesaikan buku ini dengan baik.

Buku ini kami buat dalam rangka menyempurnakan tugas matakuliah

“Kimia Analisis I”. Kami menyadari bahwa isi dari buku ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan buku ini.

Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan buku ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bekasi, 2 Oktober 2012

Penyusun

Page 2: Buku Formalin

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……......................................………………………………. i Daftar Isi………………………………….................................................... ii

BAB I . PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang……………………….....................................................I.II. Maksud & Tujuan………………….......................................................

BAB II . PEMBAHASANII.I. Pengertian Formalin....................…………...........................................II.II. Reaksi Aldehida....................................................................................II.III. Formalin dalam Kehidupan Sehari-hari….….....................................II.VI. Bahaya Paparan Formalin...................................................................II.V. Penanganan Bila Terpapar Formalin....................................................II.VI. Bagaimana menyikapinya ? ……………….......................................II.VII. Ciri-ciri Makanan Mengandung Formalin.........................................II.VIII. Cara Pendeteksian Makanan Berformalin........................................II.XI. Penanganan Pemerintah terhadap Makanan Berformalin..................

BAB III . PENUTUPIII.I. Kesimpulan……….............................................................…………III.II. Saran………………………....................................................……...

DAFTAR PUSTAKA………...………………………….........................

Page 3: Buku Formalin

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil pemantauan BB-POM di Surabaya, dari 91 contoh pangan olahan yang dijual di pasaran, sebanyak 24 di antaranya positif mengandung formalin. Selain mi basah, makanan lain yang mengandung banyak formalin adalah bakso, tahu, ikan asin, dan ikan segar. Beberapa kasus telah ditemukan di beberapa daerah, antara lain di daerah Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Jakarta.

Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu mie yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan. Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli makanan yang harganya murah, tanpa mengindahkan kualitas.

Banyak cara yang dilakukan para produsen makanan serta produk nonpangan untuk mengawetkan hasil produksi mereka. Salah satunya menggunakan senyawa formalin atau formaldehida. Sebenarnya penggunaan formalin sebagai bahan pengawet telah lama diterapkan. Namun, karena hal itu berdampak buruk pada kesehatan, pemerintah, melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 1168/1999, memasukkan formalin ke 10 bahan tambahan yang dilarang.

Ironisnya, di lapangan, peraturan tersebut belum berjalan efektif. Buktinya, hingga saat ini, penggunaan formalin sebagai bahan tambahan pengawet berbagai produk masih marak. Banyak kalangan tetap menggunakan formalin sebagai bahan pengawet dengan dalih produk-produk yang dihasilkan memiliki daya tahan lebih lama dan tampilannya lebih menarik.

Page 4: Buku Formalin

BAB II

PEMBAHASAN

II.I. PENGERTIAN FORMALIN

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan

Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.

Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reaksi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.

Page 5: Buku Formalin

Nama lain formalin :

Formol

Methylene aldehyde

Paraforin

Morbicid

Oxomethane

Polyoxymethylene glycols

Methanal

Formoform

Superlysoform

Formic aldehyde

Formalith

Tetraoxymethylene Methyl oxide

Karsan

Trioxane

Oxymethylene

Methylen

glycol.

II.II. REAKSI ALDEHIDA

Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:

a. Oksidasi

Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).

Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut

Page 6: Buku Formalin

Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.

Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.

Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).

b. Adisi Hidrogen (Reduksi)

Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.

Page 7: Buku Formalin

II.III. FORMALIN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.

Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.

Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan untuk pengawetan mayat manusia untuk dipakai dalam pendidikan mahasiswa kedokteran. Untuk pengawetan biasanya digunakan formalin dengan konsentrasi 10%.

Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15

Page 8: Buku Formalin

persen. Bila tidak diberi bahan pengawet makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam.

Formaldehid juga dipakai untuk reaksi kimia yang bisa membentuk ikatan polimer, dimana salah satu hasilnya adalah menimbulkan warna produk menjadi lebih cerah. Sehingga formalin dipakai di industri plastik. bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca. Sehingga formalin juga banyak dipakai di produk rumah tangga seperti piring, gelas dan mangkuk yang berasal dari plastik atau melamin. Bila piring atau gelas tersebut terkena makanan atau minutan panas maka bahan formalin yang terdapat dalam gelas akan larut. Dari penelitian hasil air rebusan yang kemudian dibawa ke Laboratorium Kimia Universitas Indonesia, ini didapatkan hasil, bahwa kandungan formalin pada hampir semua produk yang diteliti, kandungan formalin sangat tinggi antara 4,76 9,22 miligram per liter.

Barang-barang tersebut bila digunakan dalam keadaan dingin sebenarnya tidak berbahaya. Tetapi sangat berbahaya bila wadah-wadah ini dipakai untuk menaruh bahan makanan panas seperti membuat minuman teh, kopi, atau makanan berkuah panas.

II.IV. BAHAYA PAPARAN FORMALIN

Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin.

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.

Page 9: Buku Formalin

Formalin merupakan zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan.

Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini. Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal ini juga akan lebih mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis seperti pada penderita Autism, penderita alergi dan sebagainya.

Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), secara umum ambang batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB, yaitu ILO, UNEP, serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi. Bila formalin masuk ke tubuh melebihi ambang batas tgersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan system tubuh manusia. Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat atau jangka pendek dan dalam jangka panjang, bisa melalui hirupan, kontak langsung atau tertelan.

Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak, Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, yang

Page 10: Buku Formalin

berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru) atau edema paru ( pembengkakan paru).

Bila terkena kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Meskipun dalam jumlah kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh. Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Gangguan otak mengakibatk efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, gangguan emosi, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, daya ingat berkurang dan gangguan perilaku lainnya. Dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak juga bisa terjadi.

Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung. Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan

Page 11: Buku Formalin

kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.

II.V. PENANGANAN BILA TERPAPAR FORMALIN

Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang harus dilakukan adalah menghindarkan penderita dari daerah paparan ke tempat yang aman. Bila penderita sesak berat, kalau perlu gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. Bila terkena kulit lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan longgar.

Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit atau ke dokter. Bila tertelan segera minum susu atau norit untuk mengurangi penyerapan zat berbahaya tersebut. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit.

Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.

Yang lebih menyulitkan adalah pemantauan efek samping jangka panjang. Biasanya hal ini terjadi akibat paparan terhadap formalin dalam jumlah kecil. Dalam jangka pendek akibat yang ditimbulkan seringkali tanpa gejala

Page 12: Buku Formalin

atau gejala sangat ringan. Jangka waktu tertentu gangguan dan gejala baru timbul.

II.VI. BAGAIMANA MENYIKAPINYA?

Isu adanya formalin yang terdapat dalam bahan makanan dan alat makan seharí-hari ini memang harus diwaspadai. Tetapi sebaiknya tidak harus disikapi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus sama sekali tidak makan tahu, bakso, mi basah atau ikan asin. Atau kita tidak harus menghindari bahan plastik atau melamin untuk alat makan kita. Karena tidak semua bahan makanan atau alat makan tersebut mengandung formalin. Yang penting konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas makanan dan alat makan yang dibeli atau dipakai.

Untuk alat makan berasal dari plastik atau melamin, kalau mudah sekali pudar atau kusam, berarti bahannya banyak yang terkikis maka produk seperti ini perlu dihindari. Jika tidak yakin akan kualitas produk melamin yang Anda punya, sebaiknya jangan gunakan piranti makan tersebut untuk makanan serta minuman panas. Untuk makanan dingin, biasanya tidak berbahaya. Formalin yang sudah membentuk polimer dalam keadaan dingin sulit untuk terurai.

Dalam mengonsumsi bahan makanan kita harus mencermati makanan yang mengandung formalin. Kalau tahu tahan sampai berhari-hari, kenyal dan padat sangat mungkin mengandung formalin. Sebetulnya, makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang khas, sehingga bisa dideteksi oleh orang awam sekalipun.

Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi pekerja industri yang memakai formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat. Pencegahan paparan pada kulit sebaiknya menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung bahan kimia

Page 13: Buku Formalin

yang tahan terhadap bahan kimia. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan sebelum makan.

Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, sangatlah tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan formalin sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya. Paling utama adalah dengan tidak menggunakannya pada makanan, karena masih ada pengawet makanan yang aman. Depkes atau Badan POM beserta instansi terkait harus mengawasi secara ketat dan terus menerus dalam masalah ini.

II.VII. CIRI-CIRI MAKANAN YANG MENGANDUNG FORMALIN

Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin:

Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es.

Bau agak menyengat, bau formalin.

Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal.

Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:

Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es.

Tahu terlampau keras, namun tidak padat.

Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal),  sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur.

Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm).

Page 14: Buku Formalin

Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin :

Tekstur tubuh ikan akan menjadi kaku dan sulit dipotong

Ikan tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)

Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin :

Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air

Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin.

Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).Tubuh ikan bersih, cerah.

Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin :

Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.

Ciri Daging ayam Berformalin

Pada ayam potong akan berwarna putih bersih

Tidak rusak pada suhu kamar lebih dari 1 hari,padahal kalau tanpa formalin akan berbau busuk dalam 12 jam

II.VIII. CARA PENDETEKSIAN MAKANAN BERFORMALIN

Untuk mengetahui suatu bahan mengandung formalin atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik makanan tersebut (bau yang

Page 15: Buku Formalin

menyengat, tekstur yang kaku, warna yang lebih terang) dan tingkat keawetan produk yang lebih tahan lama. Namun, tanda-tanda tersebut tidak akan terdeteksi bila kandungan formalin terlalu rendah. Karena itu, uji laboratorium perlu dilakukan untuk memastikannya. Secara garis besar, tanda-tanda bahan makanan yang mengandung formalin dapat diketahui melalui analisa kualitatif dan kuantitatif.

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah tebung reaksi kecil (10 buah), rak tabung reaksi (1 buah) , pipet tetes (2 buah), pipet takar 2 ml (2 Buah), pipet gondok 2 ml (1 buah), gelas kimia 100 ml (6 buah), tabung sentrifuge (1 buah), labu ukur 10ml (1 buah), gelas ukur (1 buah), bola hisap (1 buah), lumpang porselen (1 buah), timbangan analitik OHAUSS, Spektrofotometri Spektonik 2.1 (1 set), corong kaca, Alat sentrifuge (1 set).

Bahan

Bahan yang digunakan adalah isophrophil Alcohol (IPA) 45%, Phenil Hydrazine, formalin, Kit Formalin, Larutan NaOH p.a. Potassium Ferrysianida, kertas saring, aquades, kapas, bahan makanan yang akan diuji (tahu, ikan asin, atau bakso)

Prosedur kerja

a. Analisa KualitatiAda 2 test yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya formalin dalam suatu bahan, yaitu:- Test KMnO4

Awalnya sampel dihancurkan dalam blender, dan ditambahkan 30 ml aquades,kemudian disaring dengan kapas. Ambil 2 ml filtrat, lalu tambahkan 1 tetes KMnO4. Adanya formalin ditunjukkan oleh hilangnya warna pink dari KMnO4.- Test Fehling

Ambil 2 ml filtrat yang telah diblender di atas, kemudian ditambahkan 1 ml larutan fehling dan panaskan dalam penangas ± 30 menit. Adanya formalin pada bahan ditunjukkkan oleh terbentuknya warna hijau kekuningan pada larutan.

Page 16: Buku Formalin

b. Analisa KuantitatifSampel dihancurkan dengan lumpang, dan timbang sebanyak 1

gram. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge, tambahkan 12,5 ml isophropyl alcohol 45 %, dan disentrifuge dengan kecepatan 2600 rpm selama 10 menit. Saring dengan kapas, filtratnya di letakkan dalam gelas kimia 100 ml. Ambil 0,5 gram filtrat dalam tabung reaksi, tambahkan 0,5 isophropyl alcohol (IPA) 45 % dan ),5 ml phenil hydrazine, kemudian tutup gelas kimia dengan kapas dan diamkan 10 menit. Tambahkan 0,3 ml potassium ferrysianida dan diamkan 5 menit. tambahkan 2 ml NaOH p.a. dan diamkan 4 menit. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan isoprophyl alcohol 45% sampai volume 100 ml, dan diamkan 10 menit. Pindahkan larutan dalam kuvet. Ukur absorbansi dengan panjang gelombang 520 nm.

NB : proses pembuatan kurva standar = prosedur pengujian formalin. Blankonya aquadest.

II.IX. PENANGANAN PEMERINTAH TERHADAP MAKANAN BERFORMALIN

Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996.Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.

Karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia.Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.

Page 17: Buku Formalin

BAB III

PENUTUP

III.I. KESIMPULAN

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.

Bahaya penggunaan formalin dalam produk makanan bagi kesehatan tidak dapat dirasakan secara langsung. Namun, penggunaan dalam kurun waktu lama sangat mengkhawatirkan. Selain tahu, mi basah, ikan segar dan produk lainnya, masih banyak produk yang menggunakan formalin sebagai pengawet.

III.II. SARAN

Pengungkapan makanan berformalin harus ditindak lanjuti dengan penegakan hukum yang tegas agar masyarakat betul-betul dapat menikmati makanan yang bebas dari bahan-bahan pengawet berbahaya.Kita sebagai konsumen seharusnya bisa memilih produk makanan yang tidak berformalin dengan mempelajari ciri-ciri makanan yang tidak berformalin dan mana yang menggunakan zat formalin yang berbahaya bagi tubuh manusia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Page 18: Buku Formalin

DAFTAR PUSTAKA

Alamat Website :

http://dokter-herbal.com/bahaya-formalin.html

http://blog.ub.ac.id/santana/2011/06/30/pengaruh-formalin-bagi-sistem-tubuh/

http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida

http://adhillamark.blogspot.com/2009/07/cara-cepat-deteksi-formalin.html

http://dokter-herbal.com/bahaya-formalin.html

http://abynoel.wordpress.com/formalin-iiiihhsereeeemm/

http://www.scribd.com/doc/87448768/20/REAKSI-REAKSI-TERHADAP-ALDEHID

http://abynoel.wordpress.com/formalin-iiiihhsereeeemm/

'http://id.scribd.com/doc/73459925/Boraks-Dan-Formalin

http://id.scribd.com/doc/97420768/BAB-I