pembahasan farkoter
DESCRIPTION
faTRANSCRIPT
C. Ketajaman Penglihatan
Pada pengujian ketajaman mata digunakan kartu Snellen dengan huruf uji
pada jarak antara subjek dan kartu yakni 15 feet. Subjek uji diminta untuk melihat
dan membaca huruf-huruf pada kartu Snellen. Ketajaman penglihatan sangat
bergantung pada ketajaman fokus retina mata dan sensitivitas interpretasi visual di
otak. Ketajaman penglihatan mata normal yakni visus dengan nilai 15/15 yang
merupaka jarak subjek dengan kartu Snellen. Hal ini menunjukkan jarak dimana
garis yang membentuk huruf dapat dipisahkan dengan sudut penglihatan mata
normal tanpa kelainan refraktif sejauh 15 feet. Berdasarkan data yang diperoleh
sejumlah dua orang dari delapan orang memiliki visus 15/15 atau dapat dikatan
normal, sedangkan enam orang lainnya memiliki visus kurang dari 15/15 yang
dapat diindikasikan mengalami gangguan ketajaman penglihatan baik dikedua
mata ataupun di salah satu matanya. Ketajaman penglihatan diukur berdasarkan
resolusi spasial dari proses penglihatan. Nilai visus yang kurang dari 15/15 dapat
dikatakan memiliki gangguan penglihatan yakni miopi (rabun jauh) dimana terjadi
kerusakan refraksi optik mata akibat bayangan benda jatuh di depan retina. Miopi
juga dapat disebabkan oleh bola mata yang lebih panjang (miopi aksial). Miopi
dapat disebabkan pula oleh elemen refraktif optik yang terlalu refraktif.
Kerusakan refraktif optik dapat ditanggulangi dengan pemberian kaca mata
dengan lensa negatif. Jadi nilai visus yang kurang dari 15/15 umumnya
diakibatkan oleh adanya kerusakan refraktif optik pada mata dimana akan sangat
mempengaruhi ketajaman mata untuk melihat suatu objek pada jarak tertentu.
D. Penglihatan Binokular
Pada pengujian penglihatan binokular dilakukan dengan subjek uji
memasukkan benang ke dalam lubang jarum dan dicatat waktu yang diperlukan.
Kemudian salah satu mata ditutup lalu kembali memasukkan benang ke dalam
lubang jarum dan dicatat waktunya. Data yang diperoleh menujukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk memasukkan benang ke dalam jarum dengan dua
mata terbuka lebih cepat dari pada dengan satu mata. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan penglihatan stereoskopik dapat dihasilkan akibat adanya bayangan
yang jatuh di retina pada kedua mata tidak sama ukurannya. Bentuk dan jarak
dapat ditentukan lebih baik dan efek bintik buta pada mata ditutupi oleh mata lain.
Penglihatan binokular merupakan deteksi batas untuk sebuah stimulus lebih
rendah denga dua mata dibandingkan dengan satu mata. Ketika beberapa sel di
korteks visual menerima masukan optik dari kedua mata akan mendapatkan visual
binokular yang lebih baik daripada yang didapatkan oleh satu mata saja.