koloid emulsi dan koloid buih

27
 Koloid Emulsi dan Koloid Buih Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstuktur mata kuliah Kimia Dasar II Di Susun Oleh: Risya Anjani 1122080069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012-2013 KATA PENGANTAR  Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang Insya Allah dimuliakan oleh Nya. Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku umatnya mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. Amin Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu selaku dosen yang telah memberikan kami kesempatan menjelaskan Koloid Emulsi dan Koloid Buih. Suatu kebanggaan bagi saya yang telah diberi kepercayaan oleh ibu, untuk menjelaskan hal tersebut. Maka dari itu, saya sebagai pihak yang diberkan tugas, mencoba memaparkan  beberapa ilmu yang saya ambil dari beberapa sumber, dalam ben tuk makalah yang akan saya  presentasikan ini.

Upload: ertianermeraldo

Post on 02-Jun-2018

317 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 1/27

 

Koloid Emulsi dan Koloid Buih 

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstuktur mata

kuliah Kimia Dasar II 

Di Susun Oleh: Risya Anjani 1122080069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI 

SUNAN GUNUNG DJATI 

BANDUNG 

2012-2013 

KATA PENGANTAR  

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada

kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang Insya Allah dimuliakan

oleh Nya.

Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi

Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita

selaku umatnya mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. Amin 

Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu selaku dosen yang

telah memberikan kami kesempatan menjelaskan Koloid Emulsi dan Koloid Buih. Suatu

kebanggaan bagi saya yang telah diberi kepercayaan oleh ibu, untuk menjelaskan hal

tersebut.

Maka dari itu, saya sebagai pihak yang diberkan tugas, mencoba memaparkan

 beberapa ilmu yang saya ambil dari beberapa sumber, dalam bentuk makalah yang akan saya

 presentasikan ini.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 2/27

 

Bandung, Maret 2013

Penulis

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 3/27

  DAFTAR ISI 

Kata Pengantar i 

Daftar Isi ii 

Bab I Pendahuluan 

A.  Latar Belakang 1 

B.  Tujuan 1 

C.  Rumusan Masalah 1 

Bab II Pembahasan 

A.  Pengertian Pembangunan dan Kemiskinan 2 

B.  Dampak-dampak Adanya Pembangunan 4 

C.  Indikator-indikator Pembangunan 6 D.  Indikator-indikator Kemiskinan 7 

E.  Penyebab Adanya Kemiskinan 9 

F.  Usaha Mengatasi Kemiskinan 9 

G.  Pembangunan dan Kemiskinan 10 

Bab III Kesimpulan 12 

Daftar Isi 13 

BAB I 

PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang

Semua zat yang ada disekitar kita, yang setiap saat kita lihat terdiri atas materi. Materi

didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan volum. Papan tulis yang ada di kelas,

kursi yang kita duduki, udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, sendok dan garpu

dan lainnya terdiri atas materi. merupakan contoh makanan dan bahan yang kita manfaatkan

dalam kehidupan sehari-hari kita.

Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada

campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel padat.

Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat

kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar. Koloid adalah kondisi

 pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-

 partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul

Sistem koloid berhubungan dengan proses  –   proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 4/27

makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses

sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel  –   sel makhluk hidup merupakan

suatu koloid sehingga proses –  proses dalam sel melibatkan sitem koloid.

Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi

(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang

disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral –  mineral yang terdispersi dalam tanah, yang

dibutuhkan oleh tumbuh –  tumbuhan juga merupakan koloid.

B.  Tujuan 

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu koloid emulsi

dan koloid buih.

C.  Rumusan Masalah 

1.  Apa itu koloid?

2.  Bagaimana sifat-sifat koloid?

3.  Apa yang dimaksud dengan koloid emulsi?

4.  Apa saja macam-macam koloid emulsi?

5.  Bagaimana sifat-sifat koloid emulsi?

6.  Apa yang dimaksud dengan koloid buih?

7.  Apa saja macam-macam koloid

8.  Bagaimana cara pembuatan koloid

BAB II 

PEMBAHASAN 

A.  Pengertian Koloid 

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih partikel-

 partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 5/27

dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Dimana di antara campuran homogen dan

heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase)

 peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki

sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan.

Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada

setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen.

Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa

diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh dari sistem koloid adalah

tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih

terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayonais, hairspray, jelly, dan lain-lain

Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu

 bahan berada dalam keadaan subdifisi ini. Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik

dan penting yang tidak merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang lebih besar

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut

dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa

 pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam.

Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel –  partikel kecil padat atau cair

yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan

dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut

akan mengendap ke bawah.

Larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar mempunyai perbedaan dalam beberapa

hal. Pada jumlah fase,larutan sejati hanya mempunyai satu fase, sedangkan sistem koloid dan

suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati bersifat homogen,

sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar bersifat heterogen. Kemudian dalam

 penyaringan,larutan sejati tidak dapat disaring, dan sistem koloid juga tidak dapat disaring,

kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam

kestabilan larutan sejati dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil (tidak

memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil (memisah)

Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau dengan

mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat mempengaruhi cahaya tampak,

ukuran partikelnya yang cocok untuk menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang

 besar. Bila konsentrasi koloidnya besar, penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan

koloid kelihatan jenuh. Jadi, cahaya tak diteruskan, contohnya susu. Sinar yang datang pada

susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi, sehingga tak

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 6/27

diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil, dispensi koloidnya kelihatan seperti awan dan bila

diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja larutan kanji yang encer akan

kelihatan terang.

Ciri –  cirinya:

1. Larutan (Dispersi Molekuler)

- 1 fase

- jernih

- homogen

- diameter partikel: <1 br="" nm=""> - tidak dapat disaring

- tidak memisah jika didiamkan

2. Koloid (Dispersi Koloid)

- 2 fase

- keruh

- antara homogen dengan heterogen

- diameter partikel: 1 nm - tidak dapat disaring dengan penyaring biasa,

melainkan dengan penyaring

ultra

- tidak memisahkan jika didiamkan

3. Suspensi(Dispersi Kasar)

- 2 fase

- keruh

- heterogen

- diameter partikel: >100 nm

- dapat disaring dengan kertas saring biasa

- memisah jika didiamkan

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu

koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan

ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel

yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,

molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel

dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih.

Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 7/27

Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.

Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloidmemiliki sifat

heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat"didispersikan" ke

dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar darisatu

nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di

 bawah ini :

1. Campuran antara air dengan sirup.

2. Campyuran antara air dengan susu.

3. Campuran antara air dengan pasir.

Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan

air secarahomogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak

dapat dipisahkandengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro).

Secaramakroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat

dibedakan manayang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.

Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut"

tetapi "larutan"itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak

memisah dan juga tidakdapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh).

Secara makroskopiscampuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan

mikroskop ultra ternyata masihdapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di

dalam air. Campuran seperti inilahyang disebut koloid.

Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan

air secaraheterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir

akanmengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat

dipisahkandengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah

tampak hetrogen,dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti

inilah yang disebut suspansi.

Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang

didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut

medium dispersi . Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkanmedium dispersi

 bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak,sedangkan

medium dispersinya adalah air.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 8/27

B.  Sifat-sifat Koloid 

Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus koloid

timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar daripada larutan. Sifat-sifat tersebut adalah

sebagai berikut:1.  Sifat Fisika

Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat

seperti rapatan, tegangan muka dan viskositas hampir sama dengan medium pendispersinya.

Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi. Sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan

mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya lebih kecil.

2.  Sifat Koligatif

Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligatif. Sifat ini hanya

 bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid

umumnya lebih rendah daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat

koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel koloid. Kecuali

 pengukuran tekanan osmosa, dipakai untuk menetapkan berat molekul rata-rata koloid

makromolekul.

3.  Sifat Optis

Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilalukan pada

larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang

sama dilakukan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak kelihatan. Efek ini dikenal

sebagai efek Tyndall.

4.  Sifat Kinetik

a.  Gerakan Brown

Selain menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop ultra

nampak sebagai bintik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak dengan jalan

 berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut

gerakan Brown.

 b.  Difusi

Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang

konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerakan Brown, sehingga dapat

dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena gerakan Brown.

c.  Pengendapan

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 9/27

Partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi

 bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat

massa partikel lebih besar dari medium suspensinya, maka partikel tersebut akan mengendap.

Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan mengapung.

5.  Sifat Listrik

Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya ionisasi atau

 penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan

listrik. Bergeraknya partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan listrik ini disebut

elektroforesis.

6.  Koagulasi

Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan tergantung oleh gaya gravitasi

 bumi, sehingga antara partikel dapat saling bergabung membentuk gumpalan yang akan

mengendap didasar wadah. Peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel

koloid ini disebut koagulasi.

7.  Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga mempunyai daya adsorpsi yang

 besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang melekat pada

 permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.

Absorpsi adalah proses penyerapan oleh suatu benda baik berupa padatan atau cairan yang

langsung keseluruh bagian benda itu.

C.  Komponen Penyusun Koloid 

1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.

2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.

D.  Bentuk Partikel Koloid 

1. Bulatan : misalnya virus, silika.

2. Batang : misalnya virus.

3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.

4. Serat : misalnya selulosa.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 10/27

 

E.  Koloid Emulsi 

1)  Pengertian Emulsi 

Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispresi berupa zat cair dan medium pendispresi berupa zat pada, zat cair, atau gas. Ada tiga jenis emulsi, yaitu emulsi gas

(aerosol cair), dan emulsi padat (gel). Akan tetapi, pada umumnya emulsi yang dimaksud

adalah jenis emulsi yang terdispersi dalam zat cair.

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat

terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan

menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Contoh

emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak

adalah minyak ikan, minyak bumi.

Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh emulgator adalah

sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh emulgator lainnya adalah kasein

dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise. 

2)  Macam-macam Emulsi 

a)  Emulsi Gas (aerosol cair)

Emulsi gas atau aerosol cair merupakan emulsi dalam medium pendispersi gas.

Aerosol cair, seperti hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, dapat membentuk

system koloid dengan bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol seperti CFC. Aerosol

cair juga mempunyai sifat-sifat seperti sol liofob, yaitu efek Tyndall, gerak Brown, dan

kesetabilan dengan muatan partikel.

 b)  Emulsi Cair

Emulsi cair melibatkan campuran dia zat cair yang tidak dapat saling melaurtkan,

yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair

 polar) dan zat lainya seperti munyak (meski dapat berupa lemak). Emuldi cair yang terdiri

dari air dan minyak dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, Emulsi minyak dalam air dan

emulsi air dalam lemak.

Sifat emulsi cair yang penting ialah:

1. Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses

sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 11/27

2. Pengenceran

Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.

c)  Emulsi Padat atau Gel

Gel merupakan emulsi dalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap

terbentuk akibat penggumpalan seagian sol cair. Pada menggumpalan ini, partikel-partikel sol

akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut

sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap

dalam lubang-lubang struktur tersebut. Dengan demikian, terbentuk suatu massa berpori yang

semi-padat denga struktur gel.

Terdapat dua jenis gel, yaitu gel elastis dan gel non-elastis. Gel elastis, dapat berubah

sesuai bentuk jika diberi gaya dan akan kembali ke bentuk semula ketika gaya yang ada di

tiadakan. Sedangkan gel non-elastis, tidak dapat berubah ketika di beri gaya. Beberapa sifat

gel yang penting adalah

si : Gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan

menambahkan zat cair. Sebaliknya, gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat

diubah kembali ke bentuk awalnya.

gembung : Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila

dicelupkan ke dalam zat cair. Akibatnya volum gel bertambah atau menggembung.

is : Gel anorganik akan mengerut jika dibiarkan dan diikuti

 penetesan pelarut. Proses ini disebut sinersis.

tropo : Beberapa gel dapat diubah kemabali menjadi sol cairapabila diberi

agitasi(diaduk). Sifat ini disebut tiksotropi.Contohnya: gel besi oksida, perak oksida dan cat

tiksotropi modern

Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:

1.  Gel elastic

Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke

 bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.

2. Gel non-elastis

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 12/27

Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah

gel silika.

Bagaimana air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair ? 

Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan suatu pengemulsi (emulgator). Oleh

karena kebanyakan emulsi berupa dispersi minyak dalam air atau dispersi air dalam minyak,

maka zat pengemulsi tersebut harus dapat larut baik dalam air maupun dalam minyak. Contoh

zat pengemulsi tersebut adalah senyawa organik yang memiliki gugus polar dan non polar.

Bagian non polar akan berinteraksi dengan minyak atau mengelilingi partikel-  partikel

minyak. Sedangkan bagian polar akan berinteraksi dengan air. Jika bagian polar ini

terionisasi menjadi bermuatan negatif. Muatan negatif ini menyebabkan partikel-partikel

minyak saling tolak menolak dan tidak akan bergabung. Dengan kata lain, emulsi menjadi

stabil.

Untuk jelasnya, ambil contoh sistem koloid emulsi saus salad. Saus salad terbuat dari

larutan asam cuka (polar) dan minyak (non polar). Pengocokan minyak dan cuka pada

awalnya akan menghasilkan campuran yang mengandung butiran minyak yang terdispersi

dalam larutan asam cuka. Namun, setelah pengocokan dihentikan, maka butiran -butiran

tersebut secara bertahap akan bergabung kembali membentuk partikel yang cukup besar.

Akibatnya, asam cuka dan minyak akan terpisah lagi. Untuk menstabilkan saus salad ini

dapat ditambahkan zat pengemulsi seperti kuning telur yang mengandung lesitin. Saus salad

atau sistem koloid yang terbentuk kita kenal sebagai mayones.

1)  Sifat-sifat Emulsi 

Beberapa sifat emulsi yang penting adalah :

- Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi,

 penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Pada proses demulsifikasi dapat

terbentuk krim (creaming) atau sedimentasi. Pembentukan krim dijumpai pada emulsi

minyak dalam air. Apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel minyak akan

naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi terjadi pada emulsi air dalam minyak.

Apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel -partikel air akan turun ke bawah.

- Pengenceran

Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.

Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan spontan membentuk lapisan terpisah.

Sifat ini dapat digunakan untuk menentukan jenis emulsi.

2)  Pembuatan Emulsi 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 13/27

Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah mencampurkan kedua zat cairan dengan

emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian

(selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers dengan emulgator dan

mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan dispers medium lainnya

kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit sambil

mengaduknya.

A.  Koloid Buih 

1)  Pengertian Buih 

Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cair atau

zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

 buih cair dan buih padat.

2)  Macam-macam Buih 

a)  Buih cair

Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium

 pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida

yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih

(surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas

sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas

seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah

antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair

memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya,

 bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%,

gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka

 bentuk gelembung gas adalah polihedral.

Beberapa sifat buih cair yang penting:

  Struktur buih cair berubah dengan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh :

- Drainase atau pemisahan medium pendispersi (zat cair) akibat

kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda.

- Rusaknya film antara dua gelembung gas.

- Ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat difusi

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 14/27

  gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan.

-  terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan

 permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar

  Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Apabila gaya tersebut kecil, maka

struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Namun, jika

gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.

Contoh buih cair:

  Buih hasil kocokan putih telur

Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu

 protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untuk membentuk buih yang

relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.

  Buih hasil akibat pemadam kebakaran

Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium

sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan

 bamtuam zat pembuih tersebut.

 b)  Buih padat

Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium

 pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan).

Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui:

  Roti

Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan

roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis

mengelilingi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.

  Styrofoam

Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium

 pendisperasi polistirena.

  Batu apung

Batu apung merupakan buih padat yang terbentuk akibat proses solidifikasi gelas

vulkanik.

B.  Cara Pembuatan Koloid 

 Pembuatan sistem koloid sol

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 15/27

1. Cara Kondensasi 

a. Reaksi dekomposisi rangkap

Misalnya:

- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan

melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna

kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan

HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

 b. Reaksi redoks

Misalnya:

- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya

dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;

2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)

- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air

dengan mengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)

c. Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:

- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan

memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih; FeCl3 (aq) +

3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)

- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih; AlCl3 (aq)

+ 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

d. Reaksi pergantian pelarut

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi

yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid.Misalnya;

- Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut

dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu

dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut

ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan

menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 16/27

- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih

dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi

kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

2. Cara Dispersi 

a. Cara mekanik

Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat

dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel

 berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut

 penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:

- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.

- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,

deterjen, dsb.

- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.

- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.

 b. Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari

suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis

ataupun pelarut tertentu.

Contoh:

- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.

- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.

- Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru

terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga

 bermuatan positif

- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid.

Contohnya; gelatin dalam air.

c. Cara busur bredig

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol

logam, seperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah

menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian

kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin)

sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan

diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap,

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 17/27

uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin,

sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena

logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini

dikategorikan sebagai metode dispersi.

Bab III 

Penutup 

A.  Kesimpulan 

Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari –  hari untuk proses apapun. Koloid juga

saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan

cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat

 partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol,

emulsi, dan buih.

Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas

 permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.

Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal,misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan

koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya

 berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai

interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut

tidak ada atau sangat lemah.

Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan

kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara

kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi

(pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai

 bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.

B.  Daftar Pustaka 

  Elaine.2006.”Pengertian dan Jenis-Jenis Koloid”. 

  http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi-ajar/7-peranan-

koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari/ 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 18/27

  http://Nuranimahabbah's Blog.htm

  Keenan,C.W,dkk.1984.”Kimia Untuk Universitas”.Erlangga: Jakarta. 

  Syukri,S.1999.”Kimia Dasar 2”.ITB: Bandung. 

  www.nabilahfirest.multiply.com

  www.sistemkoloid11.blogspot.com

  Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja

A. Pengertian Sistem Koloid 

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan

dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid memiliki ukuran diantara larutan dan

suspensi , tidak jernih tetapi tidak memisah jika didiamkan, dan tidak dapat dipisahkan

dengan cara penyaringan.

  Apabila suatu zat dicampur dengan zat lain akan terjadi penyebaran secara merat dari

zat satu ke zat yang lain yang disebut debgan sistem dispersi.

  Sistem dispersi adalah pencampuran secara merata antara dua zat atau lebih. Sistemdisperse terdiri dari dua bagian, yaitu fase terdispersi (komponen yang jumlahnya lebih

sedikit) dan pendispersi (komponen yang jumlahnya banyak). Berdasarkan perbedaan

ukuran zat yang terdispersi.

Sistem dispersi dibedakan menjadi larutan koloid dan suspensi. 

1. Larutan

Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di

dalam suatu larutan lebih kecil 10-7 (<1nm)>.

2. Suspensi

Suspensi adalah disperse zat padat dalam air atau campuran heterogen yang terdiri daripartikel-partikel padat dalam suatu cairan yang bila dibiarkan akan mengendap ke

bawah karena pengaruh gravitasi. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat

berukuran cukup besar. Oleh karena zat terdispersi memiliki ukuran yang cukup besar,

medium pendispersi (air) tidak mampu menahannya sehingga padatan tersebut

mengendap. Ukuran partikel zat yang terdispersi dalam suspensi lebih besar dari 10-5

cm (> 100 nm) sehingga masih dapat diamati. Contoh : pasir dilarutkan dalam air.

3. Koloid

Koloid disebut juga disperse koloid atau suspensi koloid, adalah campuran yang ukuran

partikelnya terletak antara suspensi dan larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 19/27

kecil dibandingkan partikel-partikel suspensi, tetapi lebih besar dibandingkan partikel-

partikel larutan. Ukuran partikel koloid antara 10-7 - 10-5 cm (1 nm – 100 nm). 

B. Jenis-jenis Koloid 

Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan

fase pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan fase terdispersi dan fase

pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum

dalam tabel berikut.

No Fase

Terdispersi 

Medium

Pendispersi Nama Kolid  Contoh 

1.  Padat   Padat   Sol padat  Gelas berwarna, intan

hitam, paduan logam 

2.  Padat   Cair  Sol Sol emas, sol belerang,

tinta, cat, tanah liat  

3.  Padat   Gas  Aerosol Padat   Asap (smoke), debu 

4.  Cair  Gas  Aerosol Cair Kabut (fog), awan,

embun 

5.  Cair  Cair  Emulsi  Susu, santan, minyakikan, mayonnaise 

6.  Cair  Padat   Emulsi Padat  Jelly, mutiara, keju,

mentega, nasi 

7.  Gas  Cair  Buih/busa Buih sabun, krim kocok,

pasta 

8.  Gas  Padat   Buih padat  Karet busa, batu apung,

styrofoam, kerupuk  

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi 

1. Aerosol 

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.

Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat :

debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol

cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.

Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).

Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2. 

2. Sol 

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol :

putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang

terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan,permata (gem). 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 20/27

3. Emulsi 

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.

Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi

padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas.

Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.

Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air

dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air

dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly,

mutiara, opal.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun

dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil

yang disebut emulsi. 

4. Buih 

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem

koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakandalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih cair :

krim kocok (whipped cream), busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.

Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung

pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak

dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol. 

5. Gel 

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku

disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi

medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar,

semir sepatu, mutiara, mentega. 

Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab

semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.

C.  Sifat-Sifat Koloid 

a.  Efek Tyndall 

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 

b.   Adsorbsi 

Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap

partikel atau ion atau senyawa yang lain. 

Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena

 permukaannya menyerap ion H + 

Koloid As 2S 3 bermuatan negatif karena

 permukaannya menyerap ion S  2- 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 21/27

Penyerapan pada permukaan ini

disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang

artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).

Contoh : 

(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena

permukaannya menyerap ion H+.(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit

karena permukaannya menyerap ion S2.

c.  Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. 

d.  Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan

terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan

pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampurankoloid yang berbeda muatan. 

e. Koloid Pelindung 

  Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain 

  Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi

sebagai koloid pelindung 

  Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula. 

f. Dialisis 

Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana

menggunakan selaput semipermeabel contoh : kertas selofan, usus kambing. Mesin

dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah 

g. Adsorsi Koloid 

Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid.

Sifat adsorbs digunakan dalam proses:

1. Pemutihan gula tebu.

2. Norit.

3. Penjernihan air. 

Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman

penyebab diare.

Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan (+). Adanya

muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion

OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-) dan tolak-menolak dengan sesamanya,

maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.

D.Koloid Liofil dan Liofob 

Koloid ini terjadi pada sol. Sol liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka (dapat

mengikat) pada cairan (fase pendispersinya). Sol liofob adalah koloid yang fase

terdispersinya tidak suka paca cairan (fase pendispersinya) pada koloid liofil

pengikatan medium pendispersi disebabkan oleh gaya tarik menarik (berupa gayaelektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi.

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 22/27

 

Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi

menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil.

Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob: 

  Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yangcukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,

sabun, deterjen 

  Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik

yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium

pendispersinya. Contoh: dispersi emas, belerang dalam air 

Sifat-Sifat   Sol Liofil  Sol Liofob 

Pembuatan  Dapat dibuat langsung dengan

mencampurkan fase terdispersidengan medium terdispersinya 

Tidak dapat dibuat hanya

dengan mencampur faseterdispersi dan medium

pendisperinya 

Muatan partikel  Mempunyai muatan yang kecil atau

tidak bermuatan 

Memiliki muatan positif atau

negative 

Adsorpsi

medium

pendispersi 

Partikel-partikel sol liofil

mengadsorpsi medium

pendispersinya. Terdapat proses

solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya

lapisan medium pendispersi yangteradsorpsi di sekeliling partikel

sehingga menyebabkan partikel sol

liofil tidak saling bergabung 

Partikel-partikel sol liofob

tidak mengadsorpsi medium

pendispersinya. Muatan

partikel diperoleh dari

adsorpsi partikel-partikel ionyang bermuatan listrik  

Viskositas

(kekentalan) 

Viskositas sol liofil > viskositas

medium pendispersi 

Viskositas sol hidrofob

hampir sama dengan

viskositas medium

pendispersi 

Penggumpalan  Tidak mudah menggumpal dengan

penambahan elektrolit  

Mudah menggumpal dengan

penambahan elektrolitkarena mempunyai muatan 

Sifat reversibel  Reversibel, artinya fase terdispersi sol

liofil dapat dipisahkan dengan

koagulasi, kemudian dapat diubah

kembali menjadi sol dengan

penambahan medium pendispersinya 

Irreversibel artinya sol liofob

yang telah menggumpal tidak

dapat diubah menjadi sol 

Efek Tyndall  Memberikan efek Tyndall yang lemah  Memberikan efek Tyndall

yang jelas 

Migrasi dalammedan listrik  

Dapat bermigrasi ke anode, katode,atau tidak bermigrasi sama sekali 

Akan bergerak ke anode ataukatode, tergantung jenis

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 23/27

muatan partikel 

E. Peranan Koloid dalam Kehidupan 

a. Mengurangi polusi udara Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi

dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini

memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid

sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari

asap dan partikel berbahaya 

Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri

untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh

buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang

berharga (misalnya debu logam). 

b. Penggumpalan lateks 

Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu

dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang

molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel

koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus

dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya.

Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat; HCOOH atau

asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan pelindung yang

mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan menetralkan muatan

partikel karet sehingga karet akan menggumpal. 

Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan amonia;

NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks

dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal. 

c. Membantu pasien gagal ginjal Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan

dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin

pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati

selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa

koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid,

senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat

dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien. 

d. Penjernihan air 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 24/27

Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang

air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air

bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai. Upaya

penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar

seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada dasarnya

penjernihan air itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula mengendapkan atau

menyaring bahan-bahan yang tidak larut

dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia, misalnya

tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan selanjutnya

mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang

dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai air minum, harus dimasak

terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya. 

Untuk memperjelas tentang penjernihan air perhatikan gambar 9.13 berikut! 

Proses

pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun pada

dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air

baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut mengendap.

Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu yang lama. Benda-benda

yang berupa koloid tidak dapat diendapkan dengan cara itu. 

Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung koloid

diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah

aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos

(FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel

koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air berkisar antara 5,5–

6,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat, sedangkan untuk senyawa besi

sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5. 

Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses pengendapan,

benda-benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan mengendap. Setelah mengalami

pengendapan, air tersebut disaring melalui penyaring pasir sehingga sisa endapan yangmasih terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut. 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 25/27

Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk

menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit (kaporit)

atau klorin (Cl2). 

e. Sebagai deodoran 

Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau

mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja

kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang. 

f. Sebagai bahan makanan dan obat  

Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid

sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul. 

g. Sebagai bahan kosmetik  

Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik digunakandalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan tertentu. 

h. Sebagai bahan pencuci 

Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen.

Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai

emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-

kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan

air.

F.  Pembuatan Koloid 

1. Cara Kondensasi  

Cara Kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis,

reaksi dekomposisi rangkap, dan reaksi pergantian pelarut. 

a.  Reaksi Redoks 

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol

belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2 S) dengan belerang dioksida (SO 2 ),

 yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2. 

2H 2 S (g) + SO 2 (aq) → 2H 2 O (l) + 3S (s) 

b. Reaksi Hidrolisis 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 26/27

Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan

terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai

berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi : 

Na 2 SO 3 (aq) + 2HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H 2 O (l) + S (s) 

c. Reaksi Substitusi 

Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan

terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai

berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi 

Na 2 SO 3 (aq) + 2HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H 2 O (l) + S (s) 

d. Reaksi Dekomposisi Rangkap 

Contohnya adalah pembuatan sol As 2 S 3 dengan mereaksikan larutan H 3 AsO 3

dengan larutan H 2 S. Reaksinya adalah sebagai berikut: 

2H 3 AsO 3 (aq) + 3H 2 S (aq) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l) 

e. Penggantian Pelarut  

Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang

semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika

dicampur dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel. 

2. Cara Dispersi 

Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi

dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur

bredig). 

1) Cara mekanik  

Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat

kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol

belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir,

kemudian mencampur dengan air. 

 2) Cara peptisasi 

8/10/2019 Koloid Emulsi Dan Koloid Buih

http://slidepdf.com/reader/full/koloid-emulsi-dan-koloid-buih 27/27

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan

dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi). 

3) Cara busur bredig 

Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan

koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian

diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar kedalam

air,lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi

cara busur bredig ini merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi 

DAFTAR PUSTAKA 

1.  (http://shift-7.blogspot.com/2012/06/pengertian-sistem-koloid.html 

2.  (http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi-ajar/7-

peranan-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari/) 

3.  (http://linayohananana.wordpress.com/kimia-xi/9-koloid/jenis-jenis-koloid/) 

4.  http://makalahsistemkoloid.blogspot.com/ 

5.  http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra%20060150/jenis.html