Download - Pembahasan BBNF
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
1/14
PEMBAHASAN
4.1 Peraga G-15
Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat
diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang
mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda
terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara
spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini
memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat
diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian
batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat
kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat
diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak
fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa
bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan
ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).
Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnyayang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan
pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat
dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas
pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan
memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,
memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL
berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.
Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan
900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-
rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen
10 %.
Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi
mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari
komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui
bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
2/14
di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau
dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan
granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris
berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak
dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau
jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat
eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya
relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih
cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui
di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti
kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur
holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu
piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa
proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa
piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga
menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu
bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat
menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk
individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,
pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang
tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding
mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang
cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
3/14
Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,
panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh
plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste
(Plagioclasite) (IUGS, 1976).
4.2 Peraga P-18
Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapatdiamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang
mana pada peraga P-18 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda
terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara
spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga -18 ini
memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat
diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian
batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi derajat
kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat
diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak
fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa
bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan
ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).
Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya
yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkanpengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
4/14
dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya mineral opaque. Mineral
plagioklas pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorlesskeruh
dan memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya
prismatik, memiliki kembaran carlsbad. Plagioklas tersebut memiliki sudut kembaran
28,50 jika ditinjau dari kurva plagioklas termasuk ke dalam mineral Andesin.
Sedangkan untuk mineral opaque dari kenamapakan PPL, XPL dan baji kuarsa tampak
hitam karena sinar polarisasi tidak dapat menembus mineral opaque sehingga tidak ada
sinar yang diteruskan ke lensa okuler. Komposisi mineral penyusun batuan ini
didominasi oleh Plagioklas dengan rata-rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan
pengamatan sekitar 90 % dan mineral opaque 10 %.
Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi
mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari
komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dapat diketahui bahwa magma
induk bersifat intermediet. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku di zona
hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau dike pada
suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan granularitas,
ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris berupa
plagioklas yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak dapat dideskripsikansecara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau jeda pembekuan yaitu
terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat eksis dengan bentuk
sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya relatif jauh lebih
kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih cepat dari
fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui di mana
batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti
kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur
holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu
plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa proses
kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa
plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih cepat daripada
waktu yang dibutuhkan plagioklas agar terbentuk sehingga menghasilkan mineral-
mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu bagi mineral untuk
mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat menandakan proses
terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk individu kristal pada
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
5/14
mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam, pada fenokris fabrik
euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang tampak cenderung
mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding mineral afanit
karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang cenderung
hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.
Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,
panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh
plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste
(Plagioclasite) (IUGS, 1976).
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
6/14
4.3 Peraga STA 42
Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat
diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang
mana pada peraga STA-42 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda
terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara
spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga STA-42 ini
memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat
diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian
batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat
kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat
diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak
fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa
bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan
ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).
Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya
yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan
pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat
dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas
pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan
memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,
memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk hornblende dari kenamapakan PPL
berwarna coklat keruh, memiliki relief tingg dan memiliki belahan. Pada kenampakan
XPL, mineral ini memiliki warna coklat dan bentuknya tabular (seperti lonjong).
Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-rata
kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 77,77 % dan mineral
hornblende 22,22 %.
Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi
mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari
komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan hornblende dapat
diketahui bahwa magma induk bersifat intermediet. Magma induk bergerak ke
permukaan dan membeku di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik,
biasanya pada korok atau dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
7/14
tekstur berdasarkan granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda
dimana ada fenokris berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar
kristalin yang tidak dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya
perbedaan waktu atau jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih
dahulu sehingga dapat eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin
yang ukuran kristalnya relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses
kristalisasi relatif lebih cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal.
Setelah dapat diketahui di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur
granularitas, tekstur lain seperti kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana
batuan terbentuk. Tekstur holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas
interlocked-crystals yaitu piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa
dasar menandakan bahwa proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk
membentuk fenokris berupa piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada
mineral afanit relatif lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan
plagioklas agar terbentuk sehingga menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus
karena tidak memiliki cukup waktu bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang
ideal. Tekstur lain yang dapat menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik.
Fabrik merupakan bentuk individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada
batuan ini fabrik beragam, pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang
berupa mineral afanit yang tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang
telah terbentuk. Dari hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih
dahulu dibanding mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang
mineral afanit yang cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah
fenokris terbentuk.
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
8/14
Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,
panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh
plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste
(Plagioclasite) (IUGS, 1976).
4.4 Peraga M.12.9
Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat
diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang
mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda
terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara
spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini
memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat
diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian
batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat
kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat
diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak
fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa
bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan
ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
9/14
Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya
yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan
pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat
dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas
pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan
memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,
memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL
berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.
Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan
900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-
rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen
10 %
Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,
panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh
plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste
(Plagioclasite) (IUGS, 1976).
Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi
mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari
komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui
bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
10/14
di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau
dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan
granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris
berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak
dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau
jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat
eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya
relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih
cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui
di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti
kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur
holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu
piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa
proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa
piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga
menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu
bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat
menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk
individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,
pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang
tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding
mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang
cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
11/14
4.1 Peraga G-15
Pada kenampakan secara mikroskopis ada beberapa sifat tekstur yang dapat
diamati. Yang pertama adalah granularitas, yaitu hubungan antar butir kristal yang
mana pada peraga G-15 menunjukkan ukuran anta butir kristal yang berbeda-beda
terdapat fenokris yang dikelilingi massa dasar kristalin yang tidak bisa diamati secara
spesifik. Maka dari itu dari sisi granularitas, batuan pada sayatan peraga G-15 ini
memiliki tekstur inequigranular, porfiroafanitik. Kenampakan selanjutnya yang dapat
diamati adalah derajat kristalisasi. Pada sayatan dapat diamati dominan seluruh bagian
batuan tersusun atas interlocked-crystals yang berarti bahwa dari segi deraat
kristalisasi, peraga ini memiliki tekstur holokristalin. Tekstur selanjutnya yang dapat
diamati adalah fabrik. Pada sayatan dari 3 sudut pandang yang diambil, tampak
fenokris dapat tumbuh dengan sempurna, dengan bidang batas yang jelas tanpa
bertumpukan dengan mineral lain. Hal itu menunjukkan bahwa dari segi fabrik, batuan
ini memiliki tekstur euhedral (Panidiomorfik).
Setelah mendapatkan beberapa data tentang tekstur pada batuan, hal selanjutnya
yang dapat diamati adalah komposisi mineral yang menyusun batuan ini. Berdasarkan
pengamatan komposisi mineral penyusun batuan ini ada 2 mineral yang dapat
dideskripsi yaitu Plagioklas dan mineral asosiasinya orthopiroksen. Mineral plagioklas
pada sayatan ini tampak pada kenampakan PPL, warnanya colorless keruh dan
memiliki relief sedangkan pada kenampakan XPL, memiliki ciri bentuknya prismatik,
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
12/14
memiliki kembaran carlsbad. Sedangkan untuk orthopiroksen dari kenamapakan PPL
berwarna coklat, memiliki relief sedang, memiliki belahan dan bentuknya prismatik.
Pada kenampakan XPL, mineral ini memiliki gelapan sejajar membentuk sudut gelapan
900. Komposisi mineral penyusun batuan ini didominasi oleh Plagioklas dengan rata-
rata kelimpahan dari akumulasi 3 medan pengamatan sekitar 90 % dan orthopiroksen
10 %
Dengan mengetahui tekstur dari batuan ini holokristalin, inequigranular, euhedral,
panidiomorphic dan komposisi mineral penyusun yang seluruhnya didominasi oleh
plagioklas, menurut klasifikasi Streicksen, batuan ini dinamakan Anorthosiste
(Plagioclasite) (IUGS, 1976).
Dengan mengetahui kenampakan pada sayatan berupa tekstur dan komposisi
mineral dapat diinterpretasikan tentang proses bagaimana batuan ini terbentuk. Dari
komposisi mineral beserta asosiasinya berupa plagioklas dan piroksen dapat diketahui
bahwa magma induk bersifat basa. Magma induk bergerak ke permukaan dan membeku
di zona hipabisal yaitu zona antara plutonik dan vulkanik, biasanya pada korok atau
dike pada suatu tubuh gunung api. Hal itu dapat dilihat dari tekstur berdasarkan
granularitas, ukuran kristal satu dengan yang lain berbeda-beda dimana ada fenokris
berupa plagioklas dan piroksen yang dikelilingi oleh massa dasar kristalin yang tidak
dapat dideskripsikan secara spesifik yang menandakan adanya perbedaan waktu atau
jeda pembekuan yaitu terdapat fenokris yang terbentuk lebih dahulu sehingga dapat
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
13/14
eksis dengan bentuk sempurna sedangkan massa dasar kristalin yang ukuran kristalnya
relatif jauh lebih kecil dari fenokris menjadi tanda bahwa proses kristalisasi relatif lebih
cepat dari fenokris dengan kedalaman berada di zona hipabisal. Setelah dapat diketahui
di mana batuan peraga terbentuk berdasarkan tekstur granularitas, tekstur lain seperti
kristalinitas juga dapat diinterpretasikan bagaimana batuan terbentuk. Tekstur
holokristalin yang berarti seluruh bagian batuan tersusun atas interlocked-crystals yaitu
piroksen dan plagioklas serta mineral afanitik sebagai massa dasar menandakan bahwa
proses kristalisasi berjalan dalam waktu yang cukup untuk membentuk fenokris berupa
piroksen dan plagioklas, sedangkan proses kristalisasi pada mineral afanit relatif lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan piroksen dan plagioklas agar terbentuk sehingga
menghasilkan mineral-mineral afanitik yang halus karena tidak memiliki cukup waktu
bagi mineral untuk mengkristal ke bentuk yang ideal. Tekstur lain yang dapat
menandakan proses terbentuknya batuan adalah fabrik. Fabrik merupakan bentuk
individu kristal pada mineral-mineral penyusun batuan. Pada batuan ini fabrik beragam,
pada fenokris fabrik euhedral dan pada massa dasar yang berupa mineral afanit yang
tampak cenderung mengisi ruang sisa dari fenokris yang telah terbentuk. Dari hal
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa fenokris terbentuk lebih dahulu dibanding
mineral afanit karena berhasil mencapai bentuk idealnya ketimbang mineral afanit yang
cenderung hanya mengisi ruang kosong pada batuan setelah fenokris terbentuk.
-
8/10/2019 Pembahasan BBNF
14/14