pbl blok 6 mata

19
PBL Struktur dan fisiologi pada mata Ayu Natalia 102011302 Pendahuluan Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. 1 Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur yaitu kelopakmata/palpebra, alis mata, konjungtiva, dan alat-alat lakrimal (Aparatuslakrimalis). Mata memiliki struktur umum yang terdiri dari Sklera bagian putih mata yang merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat, Konjungtiva merupakan selaput tipis yang melapisi bagiandalam kelopak mata dan bagian luar sklera, Kornea yaitu struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya, Iris merupakan jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan didepan lensa berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil (daerah hitam ditengah iris). 2 Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk

Upload: ayu-natalia

Post on 01-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

PBL

Struktur dan fisiologi pada mata

Ayu Natalia

102011302

Pendahuluan

Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.1 Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur yaitu kelopakmata/palpebra, alis mata, konjungtiva, dan alat-alat lakrimal (Aparatuslakrimalis). Mata memiliki struktur umum yang terdiri dari Sklera bagian putih mata yang merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat, Konjungtiva merupakan selaput tipis yang melapisi bagiandalam kelopak mata dan bagian luar sklera, Kornea yaitu struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya, Iris merupakan jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan didepan lensa berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil (daerah hitam ditengah iris).2

Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.2

Email: [email protected]

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat

Pembahasan

Skenario 5 :

Bapak A berusia 45 tahun, datang ke puskesmas mengeluh penglihatannya berkurang dalam 2 mingguini. Kemudian ia berobat ke Puskesmas. Oleh dokter dilakuan pemeriksaan visus dan diketahui visus kedua matanya menurun sehingga ia dianjurkan untu memakai kaca mata.

Istilah yang tidak diketahui:

Visus. Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. (Dorland edisi 20)

Struktur Anatomi Pada Mata

Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. 1 Terlihat dari bagian paling luar, mata memiliki kelopak mata yang merupakan struktur perlindungan pertama. Kelopak mata berperan sebagai shutter yang melindungi bagian anterior mata dari lingkungan. Kelopak mata akan menutup ketika ada suatu keadaan yang mengancam mata, seperti misalnya ada benda yang mendekat ke mata, cahaya yang terlalu terang, atau ketika ada benda yang masuk ke mata. Kedipan yang terus menerut membantu dalam menjaga kelembapan mata, membersihkan dan antibakteri. Di dalam kelopak mata terdapat kelenjar lakrimalis yang memproduksi air mata secara terus-menerus. Cairan ini mengalir dari bagian permukaan anterior mata dan menuju ke kanal kecil di setiap ujung mata. Bulu mata berfungsi sebagai pelindung terhadap debu, sehingga debu tidak akan langsung jatuh ke mata.3

Lapisan terluar saraf yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih. Sclera member bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sclera di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya. 1

Lapisan tengah bola mata disebut tunika vascular (uvea), dan tersusun dari koroid, badan siliaris, dan iris. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot siliaris melekat pada ligament suspensorik. Tempat perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek berjarak dekat di depan mata. Iris perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil, dan Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.1

Lensa adalah struktur bikonveks yang bening dan tepat dibelakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Lensa disokong oleh serabut-serabut halus (zonula) yang terbentang diantara lensa dan korpus siliaris.1

Gambar 1. Anatomi mata2

Mata terletak dalam tulang orbita yang strukturnya diperlihatkan pada gambar. Orbita memiliki bentuk seperti piramida berisi empat. Pada apeks posterior terletak kanal optik yang merupakan tempat lewatnya saraf optik ke otak. Fisura orbita superior dan inferior merupakan tempat lewatnya pembuluh darah dan saraf kranialis yang memberikan persarafan pada struktur orbita. Pada dinding anterior media terdapat fosa untuk sakus lakrimalis. Kelenjar lakrimal terletak di anterior pada aspek superolateral orbita. 4

Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang. Ruang anterior terletak dibelakang kornea dan didepan iris. Ruang posterior terletak didepan lensa dan dibelakang iris. Ruang tersebut berisi aqueous humor. Suatu cairan bening yang diproduksi prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena. Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaukoma. Rongga posterior terletak diantara lensa dan retina dan berisi vitreous humor. Semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea. 1

Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan, merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi emnjadi 10 lapisan terpisah, terdiri dari fotoreseptor (sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga mengandung vitamin A. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) yang terletak bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya 10 lapisan.1

Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrite sensitive cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120juta sel batang terletak terutama pada perifer retina. Sel batang tidak sensitive terhadap warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan dimalam hari. Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari.1

Sel batang mampu berespons terhadap cahaya tingkat rendah; dengan demikian, sel batang memberika pengelihatan terbatas dalam keadaan gelap. Banyak sel batang biasanya berkonvergensi pada satu sel bipolar. Konvergensi banyak sel batang pada satu sel bipolar mengurangi ketajaman pengelihatan sel batang, namun meningkatkan sensitivitasnya. Sel batang tidak peka warna. Dengan demikian, semua stimulasi dipersepsikan sebagai bayangan kelabu. Stimulasi sel kerucut memerlukan cahaya dengan tingkat yang lebih tinggi sehingga sel kerucut tidak mencetuskan potensial aksi dalam keadaan gelap atau temaram. Karena hanya sedikit sel kerucut yang berkonvergensi pada satu sel bipolar, terdapat peningkatan ketajaman pengelihatan sel kerucut.5

Jalur Visual ke otak.1

Saraf optik terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung tepat disisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.

Pada kiasma optik,serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal (lateral) setiap retin atetap berada disisi yang sama sementara serabut neuron yang berasal dari separuh bagian nasal (medial) setiap retina menyilang ke sisi yang berlawanan.

Setelah kiasma otik,serabut akson membentuk Traktus optik ,yang memanjang untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuklei genikulasi lateral talamus.aksonnya menjalar ke korteks lobus oksipital.

Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior, okulomotorik, dan nuklei praktekum untuk berpartisipasi dalam refleks pupilaris dan siliaris.

Struktur Histologi pada Mata

Pada Tunika Fibrosa yang terdiri dari kornea, limbus kornea, sklera mempunyai struktur makroskopiknya tersendiri.1 Pada kornea secara histologis terdapat 5 lapisan, yaitu :

Epitel kornea yang terdiri dari 5-6 lapis epitel skuamous kompleks non keratin (tidak berjaringan tanduk), banyak akhiran saraf bebas.

Membrana Bowman adalah suatu membrana bassalis yang menebal yang tebalnya 7-12 m, terdiri dari fibril kplagen yang halus serat-serat kolagen bersilangan acak & aseluler. Fungsi: membantu stabilitas & kekuatan kornea.

Stroma/substansia propria adalah lapisan paling tebal, tidak ada pembuluh darah, serat kolagen tersusun rapih, ada sel-sel fibroblas, 90% massa kornea.

Membrana Descemet, struktur homogen serat kolagen yang memiliki tebal 4-5m yang tersusun seperti jala

Endotel Kornea epitel selapis gepeng/kuboid rendah, menstransport & membuat protein untuk sekresi. 1

Limbus Kornea juga mempunyai 5 lapisan mikroskopis, di antara lain adalah :

Epitel konjungtiva bulbi yang mengandung sel epitel berlapis gepeng dan dapat berubah menjadi epitel berlapis atau silindris.

Jaringan ikat konjungtiva bulbi yang ada campuran dari serat kolagen dan serat elastin.

Stroma limbus yang merupakan jaringan ikat.

Saluran Schlemm adalah lubang yang menampung humor akues.

Jaringan trabekular yang terdapat diantara celah fontana. 1

Bagian mikroskopis Sklera adalah :

Terdiri dari jaringan ikat padat kolagen, srat-seratnya berjalan ke segala arah, subtansia dasar cukup banyak sedikit fibrosa dan serat elastin.

Sebagian non-vaskular.

Antara sklera dan koroid terdapat suatu lapisan tipis. Area kribosa adalah bagian posterior dari sklera yang berlubang ditembus oleh N.optikus. 1

Pada Tunika Vaskulosa terdapat juga iris, korpus siliaris, koroidea yang juga mempunyai bagian-bagian mikroskopisnya masing-masing.1 Pada iris terdapat :

Endotel iris yang mengandung epitel selapis gepeng.

Lapisan jaringan ikat jarang, fibroblas, sel pigmen.

Lapisan jaringan ikat jarang bersama pembuluh darah.

M. Stigfer pupil yang merupakan otot polos dipersarafi oleh serat saraf parasimpatis dan M. Dilatator pupilae yang dipersarafi oleh saraf simpatis, menarik iris, sehingga pupil menjadi besar.

Pars Iridika Retina adalah 2 lapisan sel kubis berpigmen, letaknya adalahpada bagian dalam. 1

Korpus siliaris tediri dari :

M. Siliaris terdiri dari pars merdionalis, pars radiata, pars sirkularis dan juga merupakan otot polos, di antara serat-serat otot polos terdapat jala-jala serat elastin dan melanosit.

Jaringan ikat vaskular.

Pars siliaris retina terdiri atas 2 lapisan sel kubis yang berpigmen dan tak berpigmen (dalam). 1

Koroidea terdiri dari :

Lapisan suprakoroidea atau fuska sklera yang terdiri dari serat kolagen dan elastin.

Lapisan vaskulosa yang terdiri pembuluh darah yang menuju korpus siliaris.

Lapisan kariokapilaris adalah tempat berakhirnya arteri koroidea. Diantara kapilar ada jala-jala serat kolagen dan serat elastin yang halus, sedikit fibroblas dan melanosit.

Lapisan Elastika Bruch. 1

Tunika Nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina.6 Retina dibagi atas 3 bagian :

Pars Optika Retina. Dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan khatulistiwa bola mata.

Pars Siliaris merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.

Pars Iridika merupakan lapisan permukaan belakang iris. 6

Retina terdapat dibagian belakang melanjut sampai ke nervus optikus, secara histologis retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya :

o Lapisan 1 lapisan berpigment.

o Lapisan 2,4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.

o Lapisan 5 (sisa), 6 , 7, 8, 9 merupakan lapisan neuron.

o Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.6

Pada daerah macula lutea retina mengalami penyederhanan sesuai dengan fungsinya untuk melihat jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang daripada optik disk (papilla), optik disk disebut juga titik buta oleh karena cahaya yang jatuh di daerah ini memberikan kesan tidak dapat melihat. Bulbus okuli berisi tiga jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berlainan.6

1. Aques Humor.

Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini diperkirakan dihasilkan oleh prosessus silliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior, melalui cel;ah Fontana (sudut irirs) masuk ke dalam kamera okuli anterior. Setelah masuk melalui saluran schlem dan menghilang ke dalam pembuluh vena silliaris anterior. 7

2. Lensa Kristalina.

Merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf terletak antara irirs dan korpus vitreous yang sangat elastis. Kedua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium,lensa ini terdiri dari 5 lapisan.7

3. Korpus Vitreous.

Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian daripada bulbus okuli, sehingga bola mata ini tidak kempis. 7

Mekanisme penglihatan

Sensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang terbesar luas yang memberikan informasi mengenai interaksi tubuh dengan lingkungan secara umum. Sebaliknya, setiap indera khusus (special senses) memiliki reseptor-reseptor yang sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan, yang berespons terhadap rangsangan lingkungan tertentu. Indera mencakup penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan juga penghidu.

Mata menangkap pola iluminasi dalam lingkungan sebagai suatu gambaran optik pada sebuah lapisan sel-sel peka cahaya, yaitu retina, seperti sebuah kamera menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat dicuci-cetak untuk menghasilkan gambar yang mirip dengan bayangan asli, demikian citra yang dikode di retina disalurkan melalui serangkaian pengolahan visual yang semakin kompleks setiap langkahnya sampai akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai gambar yang mirip dengan asli. 3

Otot-otot iris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf parasimpatis mempersarafi otot sirkuler, dan serat simpatis mempersarafi otot radial. Melalui peran sitem saraf otonom, keadaan-keadaan diluar rangsangan cahaya dapat menyebabkan perubahan ukuran pupil. Sebagai contoh dilatasi pupil yang menyertai peningkatan umum aktivitas sitem saraf simpatis sebagai respons terhadap bahaya yang mengancam atau sedang terjadi. 3

Mata membiaskan cahaya masuk untuk memfokuskan bayangan di retina. Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket individual energy seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara gelombang. Fotoreseptor di mata peka hanya terhadap panjang gelombang antara 400-700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya merupakan sebagian kecil dari spectrum elektromagnetik total. Selain memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, energi cahaya juga bervariasi dalam intensitas, yaitu amplitude atau tinggi gelombang. 3

Gelombang cahaya mengalami divergensi atau pemancaran keluar ke semua arah dari setiap titik sumber. Gerakan kedepan suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus dibelokkan kearah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya. 3

Berkas cahaya yang memasuki mata harus melalui beberapa media refraksi, yaitu kornea, humour aqueous, lensa mata, dan korpus vitreus. Pertama berkas cahaya yang memasuki mata, memfokus bayangan pada retina melalui akomodasi, Mengubah gelombang cahaya menjadi impuls saraf, mengolah aktivitas saraf dalam retina yang diteruskan melalui N. Optikus dan mengelola impuls saraf itu di otak. 1

Pembelokkan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari suatu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan berbeda. 3 Cahaya sinar yang melewati kornea aqueous humor dan lensa akan membelok, suatu proses yang dikenal sebagai proses refraksi. Hal ini memungkinkan cahaya dari area yang luas difokuskan pada area yang lebih kecil di retina. Berkas sinar paralel dibelokkan oleh lensa cembung menuju titik utama di retina. Jika jarak obyek kurang dari tujuh meter, lengkungan lensa harus ditingkatkan untuk memudahkan fokus pada retina. Hal ini disebut akomodasi. Pandangan jauh dapat diperoleh, jika lensa berada dalam posisi istirahat normal. Beberapa orang terbiasa dengan penglihatan jarak dekat. Hal ini menunjukkan mata mereka terlalu panjang, jadi retinanya jauh lebih dari lensa, sehingga titik fokus berada didepannya. Pada kasus ini, obyek dekat dapat dilihat dengan lensa datar pada mata saat istirahat (normalnya digunakan untuk penglihatan jauh). Akan tetapi untuk penglihatan jauh, kacamata konkav penting untuk membuat titik fokus lebih dekat. Beberapa individu lain terbiasa dengan penglihatan jauh. Hal ini membuktikan mata mereka terlalu pendek, sehingga retina terlalu dekat dengan lensa dan titik fokus berada dibelakangnya. 5

Pada kasus ini, obyek yang jauh dapat dilihat dengan menggunakan lensa yang lebih tebal (lensa yang lebih cembung biasanya digunakan oleh orang normal untuk penglihatan dekat), sehingga sahaya akan lebih dibelokkan dan membawa titik fokus kedepan. Untuk pandangan dekat, karena mereka sudah menggunakan lensa yang kebih cembung, mereka harus menggunakan kacamata konveks untuk membelokkan cahaya bergerak dari obyek yang dekat dengan lebih tajam. 5

Kelainan-kelainan pada Akomodasi Mata

Bola mata bergerak di dalam orbit dengan enam otot orbital, yang berbentuk seperti pita dan menempel pada sklera. Otot-otot ini bekerja pada mata dan mengoordinasi gerakannya, sehingga kedua mata dapat fokus pada suatu obyek yang sama. Kelemahan pada satu atau lebih otot dapat mengakibatkan salah satu mata berdeviasi. Kondisi ini biasa disebut penglihatan juling (squint). 5

Mata normal akan memfokuskan objek yang terletak sejauh enam meter atau lebih, tepat pada retina keadaan mata ini disebut sebagai emetrop. Pada miopi, bayangan jatuh di depan retina, Miopi (Mata dekat) kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm.8

Pada hipermetropi bayangan jatuh dibelakang retina Hipermetropi (mata jauh) gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm.8 Jatuhnya bayangan di depan retina pada mata miopi disebabkan jarak antero-posterior mata melebihi normalnya (mata terlalu lonjong kebelakang). Sebaliknya, begitu pula dengan mata hipermetropi. 5

Presbiopi kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah.8

Astigmat adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Jadi cahaya tidak jatuh pada satu titik fokus melainkan bidang fokus (terdiri dari banyak titik fokus) yang menyebabkan suatu benda terlihat berbayang lebih dari satu.8

Penutup

Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. Mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi Sklera, Konjungtiva, Kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, Humor aqueus, serta Humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri. Jika terjadi kelainan diantara salah satu komponen media refraksi tersebut makan akan menimbulkan gangguan dalam mekanisme penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi: untuk pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005.

2. Roizen MF. Optic Phisiology. New York: Candice Fuhran; 2007.

3. Sherwood L. Human physiology: from cells to system. Canada: Brooks/Cole; 2007: (7).h.195-205.

4. James B, Chew C, Bron A. Lectures notes oftalmologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.

5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.360-2

6. Watson R. Anatomi & fisiologi untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.

7. Asih Y. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2003.

8. Tate SS. Anatomi dan fisiologi edisi internasional. New York: Candice Fuhran; 2004.