masalah disiplin
DESCRIPTION
masalah disiplinTRANSCRIPT
-
5/28/2018 masalah disiplin
1/5
Gangguan perilaku disruptif
A. Latar Belakang
Gangguan perilaku disruptif dicirikan dengan tingkah laku yang mengacau secara sosial.
Gangguan ini meliputi gangguan hiperaktivitas defisit perhatian, gangguan menentangoposisional, dan gangguan tingkah laku. Gejala gangguan ini seringkali terjadi secara bersamaan.
Pada gangguan hiperaktivitas defisit perhatian, anak-anak mengalami tingkat perkembangan
yang tidak tepat dalam hal impulsivitas, hiperaktivitas, dan kurang perhatian. Keadaan ini dapat
bergantung dan juga dapat tidak bergantung pada lingkungan sekitarnya. Dalam beberapa kasusgangguan ini hanya terjadi di sekolah. Anak dengan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian
mungkin tidak memperlihatkan kurang perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas dari keadaan
yang satu dibanding keadaan yang lainnya, terutama bila situasinya masih baru. Oleh karena itu,
pasien-pasien ini mungkin tidak tampak menderita gangguan hiperaktivitas defisit perhatian diruang periksa kita.
Awal timbul (bukan diagnosis) sebelum usia 4 tahun sering dijumpai. Kira-kira sepertiga dari
anak dengan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian terus berlanjut dengan gejala sampaidewasa. Gangguan ini sering dijumpai dan dapat terjadi sampai 3% dari anak-anak, dengan rasio
laki-laki terhadap perempuan sebesar 6:1 sampai 9:1.
Berdasarkan hal tersebut, maka penting bagi perawat untuk mengetahui penyebab,patofisiologi dan komplikasi yang terjadi dari gangguan hiperaktivitas pada anak, sehingga
nantinya perawat mampu memberikan asuhan keperawatan gangguan hiperaktivitas pada anak
serta melakukan implementasi keperawatan secara tepat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan dapat memberikan
asuhan keperawatan pada gangguan hiperaktivitas pada anak.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis pada gangguan hiperaktivitas anak.b. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan hiperaktivitas.
BAB IIKONSEP DASAR
A. PengertianSindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagaimenderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal.(Nelson, 1994)B. Etiologi
Pandangan-pandangan serta pendapatpendapat mengenai asal usul, gambarangambaran,
bahkan mengenai realitas daripada gangguan ini masih berbedabeda serta dipertentangkan satu
-
5/28/2018 masalah disiplin
2/5
sama lainnya. Beberapa orang berkeyakinan bahwa gangguan tersebut mungkin sekali timbul
sebagai akibat dari gangguangangguan di dalam neurokimia atau neurofisiologi susunan syaraf
pusat. Istilah gangguan kekurangan perhatian merujuk kepada apa yang oleh banyak orang
diyakini sebagai gangguan yang utamanya. Sindroma tersebut diduga disebabkan oleh faktor
genetik, pembuahan ataupun racun, bahayabahaya yang diakibatkan terjadinya prematuritas
atau immaturitas, maupun rudapaksa, anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.Telah dilakukan pula pemeriksaan tentang temperamen sebagai kemungkinan merupakan
faktor yang mempermudah timbulnya gangguan tersebut, sebagaimana halnya dengan praktek
pendidikan serta perawatan anak dan kesulitan emosional di dalam interaksi orang tua anak yang
bersangkutan. Sampai sekarang tidak ada satu atau beberapa faktor penyebab pasti yang tidak
dapat diperlihatkan.C. Patofisiologi
Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifatimpulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme
patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 9
tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik
terhadap pengobatanpengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan yang rendah
(a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut
dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan elektroensefalografi,
potensialpotensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria
ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup
perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan,
maka angkaangka laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta penilaian yang diberikan
oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.D. Manifestasi KlinikUkuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini memperlihatkan
aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan anakanak kontrol yang normal,tetapi gerakangerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka
selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan
serta bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan ataumerenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadapperasaan frustasi dan secara emosional mereka adalah orangorang yang labil serta mudah
terangsang. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau pertenangan,
mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku. Beberapa orang di
antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif, tetapi ciri ini sering terjadi secara sekunderterhadap permasalahanpermasalahan psikososial yang mereka alami. Beberapa orang lainnya
-
5/28/2018 masalah disiplin
3/5
sangat bergantung secara berlebihlebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu bebas dan
merdeka, sehingga kelihatan sembrono.Kesulitan-kesulitan emosional dan tingkah laku lazim ditemukan dan biasanya sekunder
terhadap pengaruh sosial yang negatif dari tingkah laku mereka. Anak-anak ini akan menerima
celaan dan hukuman dari orang tua serta guru dan pengasingan sosial oleh orang-orang yangsebaya dengan mereka. Secara kronik mereka mengalami kegagalan di dalam tugas-tugas
akademik mereka dan banyak diantara mereka tidak cukup terkoordinasi serta cukup mampu
mengendalikan diri sendiri untuk dapat berhasil di dalam bidang olah raga. Mereka mempunyai
gambaran mengenai diri mereka sendiri yang buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah
dan kerap kali mengalami depresi. Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidakmampuan
belajar membaca matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat
tertinggal 1 2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesunguhnya diharapkan dari kecerdasan
mereka yang diukur.
E. Pemeriksaan PenunjangTidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan kekuranganperhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-
gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai
dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuanini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat
membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak itu.F. Komplikasi
1. Diagnosis sekunder- gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan mengerjakan aritmatika
(sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan kata-kata yang
diungkapkan).
G. Penatalaksanaan MedisRencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan psikostimulan,
modifikasi perilaku, pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua mungkin
mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan dari obatharus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial yang terus
menerus karena pengunaan obat-obat psikostimulan.Rating scale Connersdapat digunakan
sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari pengobatan.Psikostimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat (Benzedrine), dan dekstroamfetamin
sulfat (Dexedrine)- dapat memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan
meningkatkan efek paradoksikal pada kebanyakan anak dan sebagian orang dewasa yang
menderita gangguan ini.
-
5/28/2018 masalah disiplin
4/5
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian1. Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram.
Data yang dapat diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat badan lahir rendah,
anoksia, penyulit kehamilan lainnyan atau ada faktor genetik yang diduga sebagai penyebab dari
gangguan hiperaktivitas pada anak.
2. Kaji riwayat perilaku anak.
l Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan banyak menuntut, yang
mempunyai tanggapan tanggapan yang mendalam dan kuat, dengan disertai kesulitan
kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan bulan pertama kehidupannya, sukar untuk
menjadi tenang pada waktu akan tidur serta lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik
dilaporkan agak umum terjadi pada mereka.
l Laporan guru tentang permasalahanpermasalahan akademis serta tingkah laku di dalam kelas.
B. Diagnosa KeperawatanKerusakan interaksi sosialGangguan konsep diri
Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
Resiko tinggi perubahan peran menjadi orang tua
Resiko tinggi kekerasan
Resiko tinggi mencederai diri sendiri
C. PerencanaanIntervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada pasien rawat jalan dan komunitas.
1. Bantu orang tua dalam mengimplementasikan program perilaku agar mencakup penguatan
yang positif.
Latih kefokusan anak
Jangan tekan anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten
dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba
pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak untuk duduk dan diam. Mintalah agar
anak menatap mata anda ketika bicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada lembut.
Telatenlah
-
5/28/2018 masalah disiplin
5/5
Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata
dan tangan dengan cara menghubungkan titik titik yang membentuk angka atau huruf.
Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai
diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10.
Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
Bangkitkan kepercayaan diri anak
Gunakan teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya
memberikan pujian bila anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya
diri anak.
Kenali arah minatnya
Jika anak bergerak terus jangan panik, ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana sebenarnya
tujuan keaktifan dari anak. Yang paling penting adalah mengenali bakat anak secara dini.
Minta anak bicara
Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu anak dalam
bersosialisasi agar ia mempelajari nilainilai apa saja yang diterima di kelompoknya.
2. Sediakan struktur kegiatan harian
Anak hendaknya mempunyai daftar kegiatan harian yang berjalan dengan teratur menurut jadwal
yang ditetapkan dan hendaknya segera mengikuti serta melaksanakan kegiatan rutinnya itu,
sebagaimana iharkn dari dirinya dan untuk itu anak dihadiahi kata
kata pujian.Perangsangan yang berlebihan serta kelelahan yang sangat hebat hendaknya dihindarkan. Anak
membutuhkan saat santai setelah bermain, terutama setelah ia melakukan kegiatan fisik yang
kuat dan keras. Periode sebelum tidur harus merupakan masa tenang, dengan cara
menghindarkan acara televisi yang merangsang, permainan yang keras dan jungkir balik.
3. Beri obat stimulans sesuai instruksi.
a. Stimulans dapat dihentikan sementara pada akhir pekan dan hari libur. Di mana untuk
menentukan apakah kemampuan pengendalian yang dimiliki oleh anak itu sendiri telah
mengalami suatu kemajuan.
b. Stimulans tidak diberikan sesudah pukul 3 atau 4 sore, dimana efek samping stimulans adalah
insomnia. Insomnia dapat dicegah dengan tidak lagi memberikan pengobatan perangsang setelah
jam 3 sore serta mengatur sedemikian rupa, sehingga periode sebelum tidur itu merupakan saat
yang tenang serta tidak merangsang.