laporan tutorial kurhab iv
DESCRIPTION
Laporan tutorial ini berisi tentang kegagalan gigi tiruan dan pelaksanaannya, semoga bermanfaat dan dapat memberikan ilmu bagi yang membaca.TRANSCRIPT
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
1/36
LAPORAN TUTORIAL
GANGGUAN PENGUNYAHAN
Diajukan guna melengkapi tugas tutorial dan memenuhi salah satu syarat
untuk kelulusan Blok Kuratif dan Rehabilitatif IV
Disusun oleh :
Kelompok Tutorial VI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
2/36
ANGGOTA KELOMPOK
Ketua : Nurbaetty Rochmah (111610101074)
Sciber papan : Lita Damafitra (111610101054)
Sciber meja : Sheila Dian Pradipta (111610101071)
Anggota :
1. Choiril Faizol A. (111610101021)2. Eddy Yudha Y. (111610101022)3. Whylda Dyastie E.F. (111610101038)4. Ayu Nurfitria (111610101058)5. Anugerah Nur Yuhyi (111610101063)6. Fitria Krisnawati (111610101064)7. Sitti Nur Qomariah (111610101066)8. Tiara Fortuna B. B. (111610101067)9. Adinda Martina (111610101072)10.Dewi Martinda H. (111610101173)
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
3/36
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat
menyusun laporan ini meskipun kami menyadari masih ada beberapa kekurangan
di dalamnya.
Dalam laporan ini kami membahas tentang Gangguan Pengunyahan yang
terdapat pada Blok Kuratif dan Rehabilitatif IV. Semoga bisa bermanfaat,
khususnya bagi kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menggali pengetahuan
serta untuk memperoleh ilmu di dalamnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Sulistiyani, M.Kes sebagai tutor selaku dosen pembimbing padadiskusi tutorial yang telah memberi bimbingan dan waktu untuk
menyelesaikan laporan ini.
2.Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.Akhirnya kami pun berharap, Semoga laporan ini bisa memenuhi syarat
untuk tugas tutorial. Dan kami pun berharap semoga Allah SWT meridhoi amal
usaha kami juga memberikan balasan kebaikan yang lebih baik, Amin.
Jember, April 2014
Penulis
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
4/36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangKehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies, trauma, penyakit
periodontal atau atrisi yang berat. Kehilangan gigigeligi dapat menimbulkan
berbagai dampak, yaitu dampak fungsional, sistemik dan emosional. Dampak
fungsional yaitu berkurangnya kemampuan mengunyah, menggigit serta
berbicara. Dampak sistemik berupa penyakit sistemik seperti defisiensi
nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular, akibat status kesehatan
gigigeligi yang buruk dan perubahan pola konsumsi. Dampak emosional
kehilangan gigigeligi menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri sehingga
dapat mengakibatkan keterbatasan aktivitas. Untuk dapat mengembalikan
fungsi tersebut maka dibuatkan gigi tiruan yang dapat menggantikan gigi
yang hilang. Gigi tiruan adalah suatu protesa yang berfungsi untuk
menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan digunakan padarahang atas maupun rahang bawah.
Gigi tiruan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu gigi tiruan
lepasan (GTL) dan gigi tiruan cekat (GTC). Gigi tiruan lepasan terdiri atas
gigi tiruan penuh (GTP) dan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL). Gigi tiruan
cekat (GTC) adalah gigi tiruan jembatan. Pemilihan jenis gigi tiruan yang
dibutuhkan oleh seorang pasien disesuaikan dengan jumlah elemen gigi yang
hilang, kondisi jaringan pendukung gigi tiruan, lokasi gigi yang hilang, usia
pasien, kesehatan sistemik pasien, keinginan dan kebutuhan pasien. Gigi
tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi yang
hilang, dan dilekatkan ke satu atau lebih gigi asli atau akar gigi yang
bertindak sebagai penyangga. Jembatan dapat terlepas setelah dipasangkan
beberapa lama di dalam rongga mulut. Terlepasnya jembatan dapat
disebabkan karena perubahan bentuk retainer, gigi penyangga yang goyah,
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
5/36
terlarutnya semen, kesalahan dalam pemilihan retainer, karies, dan bentuk
preparasi yang kurang memberikan retensi bagi retainer.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud
untuk membahas faktor kegagalan gigi tiruan jembatan serta penatalaksanaan
dari kegagalan gigi tiruan jembatan.
1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa saja faktor kegagalan gigi tiruan jembatan?2. Bagaimana evaluasi kegagalan pada gigi tiruan jembatan?3. Bagaimana rangkaian penatalaksanaan secara kompleks dari kegagalan
gigi tiruan jembatan?
4. Bagaimana upaya pencegahan kegagalan gigi tiruan jembatan?
1.3TujuanTujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu memahami dan menjelaskan faktor kegagalan dari gigi tiruanjembatan.
2. Mampu memahami dan menjelaskan evaluasi kegagalan pada gigi tiruanjembatan.
3. Mampu memahami dan menjelaskan rangkaian penatalaksanaan secarakompleks dari kegagalan gigi tiruan jembatan.
4.
Mampu mengetahui dan menjelaskan pencegahan kegagalan gigi tiruanjembatan.
1.4ManfaatManfaat yang diharapkan dari penulisan laporan tutorial ini adalah
dapat melengkapi informasi tentang faktor kegagalan gigi tiruan jembatan serta
penatalaksanaan dari kegagalan gigi tiruan jembatan.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
6/36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan Jembatan
2.1.1 Definisi
Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang menggantikan
kehilangan satu atau lebih gigi-geligi asli yang dilekatkan secara permanen
dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau beberapa gigi,
akar gigi atau implan yang telah dipersiapkan.
2.1.2 Tujuan Pemakaian
Kegunaan pemakaian gigi tiruan jembatan antara lain:
1. Memperbaiki penampilanPada pasien dengan kehilangan gigi, terutama gigi anterior,
tentu saja penampuilan harus diperhatikan.
2. Kemampuan mengunyahBanyak pasien tidak bisa makan dengan baik karena
banyaknya gigi yang hilang.
3. Stabilitas OklusalStabilitas oklusal dapat hilang karena adanya gigi yang
hilang. Kehilangan gigi dapat menyebabkan gigi disekitarnya
ekstrusi, migrasi dan merusak stabilitas oklusi pasien.
4.
Memperbaiki pengucapanKehilangan gigi insisivus atas dapat menganggu
pengucapan seseorang.
5. Sebagai splinting periodontalKehilangan gigi dapat menyebabkan gigi tetangganya
goyang, jadi gigi tiruan jembatan dapat berfungsi juga sebagai
splinting.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
7/36
6. Membuat pasien merasa sempurnaPasien percaya jika penggunaan gigi tiruan dapat
memberikan banyak keuntungan terhadap kesehatannya secara
umum.
2.1.3 Indikasi dan Kontra Indikasi
Adapun indikasi dari pemakaian gigi tiruan jembatan, adalah
sebagai berikut :
1. Kehilangan satu atau lebih gigi2. Kurangnya celah karena pergeseran gigi tetangga ke daerah
edentulus
3. Gigi di sebelah daerah edentulus miring4. Splintbagi gigi yang memiliki ketebalan email yang cukup untuk
dietsa.
Adapun kontraindikasi dari pemakaian gigi tiruan jembatan adalah
sebagai berikut :
1. Pasien yang tidak kooperatif2. Kondisi kejiwaan pasien kurang menunjang3. Kelainan jaringan periodonsium4. Prognosis yang jelek dari gigi penyangga5. Diastema yang panjang6. Kemungkinan kehilangan gigi pada lengkung gigi yang sama7. Resorbsi lingir alveolus yang besar pada daerah anodonsia.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
8/36
2.1.4 Komponen Gigi Tiruan Jembatan
Adapun komponen dari gigi tiruan jembatan adalah sebagai
berikut:
1. RetainerRetainer merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang
menghubungkan gigi tiruan tersebut dengan gigi penyangga. Retainer
berfungsi untuk memegang/menahan (to retain)gigi tiruan agar tetap
stabil di tempatnya serta menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang
diganti) ke gigi penyangga.
2. KonektorKonektor adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer.
Konektor dapat berupa sambungan yang disolder, struktur cor
(alumina derajat tinggi, jika terbuat dari porselen seluruhnya).
3. PontikPontik merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang
menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk
mengembalikan fungsi kunyah dan bicara, estetis, rasa nyaman, serta
mempertahankan hubungan antar gigi tetangga untuk mencegah
migrasi atau hubungan gigi tersebut dan ektrusi gigi lawan.
4. Penyangga (abutment)Abutment adalah gigi penyangga dapat bervariasi dalam
kemampuan untuk menahan gigitiruan cekat dan tergantung pada
faktor-faktor seperti daerah membran periodontal, panjang serta jumlah
akar.
2.2 Dampak Desain Gigi Tiruan Jembatan yang Buruk
Desain gigitiruan yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan
pengaruh buruk pada beberapa jaringan di rongga mulut, terutama pada
jaringan gingiva, misalnya :
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
9/36
a. Tidak adanya rest, dan rest yang jelek atau patah karena preparasi yangtidak cukup, umumnya dapat mengakibatkan migrasi dari komponen-
komponen logam ke apikal sehingga terjadi gingivitis hiperplasia. Jika
migrasi dibiarkan berlanjut, maka dapat terjadi dehiscence dan penetrasi
akar..
b. Celah antara lengan cengkram dan tepi gingiva menyebabkan makananterperangkap dan meningkatkan kemungkinan besar pembusukan makanan
dan gingivitis.
c. Penempatan cengkram atau konektor yang terlalu cepat ke tepi gingiva.d. Adanya penimbunan sisa makanan diantara pinggiran basis gigitiruan dan
gigi alami. Timbunan sisa makanan akan mendorong tepi gingiva keluar
dari perlekatannya terhadap inflamasi jaringan akibat toksin yang dibentuk
oleh mikroorganisme yang berinkubasi.
e. Penekanan atau penutupan basis yang terlalu menekan pada tepi gingivadapat mengakibatkan trauma mekanik, respon inflamasi dan jika dalam
keadaan kronik, dapat mempercepat terbentuknya poket.
f. Kontrol plak yang kurang dari pasieng. Kurangnya perawatan di rumah, baik pada kebersihan gigitiruan cekat
maupun kebersihan mulut yang menyebabkan respon tidak
menguntungkan karena makanan terperangkap. Dengan berkurangnya
perawatan di rumah, maka masalah jaringan periodontal sering mengikuti
gingivitis dan karies gigi.
h. Konstruksi GTC yang tidak benar mempengaruhi kondisi kesehatanrongga mulut, menghambat kemampuan saliva sebagai self-cleaning,
trauma mekanis pada gingiva, mengalami kesulitan dalam membersihkanrongga mulut yang dapat menimbulkan bau mulut.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
10/36
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
3.1.1 Faktor Biologis
1. Karies pada gigi penyangga
Karies pada gigi penyangga merupakan kegagalan biologis
yang paling umum. Karies dapat mempengaruhi jembatan dalam
beberapa cara, baik secara langsung pada margin dari retainer atau
tidak langsung dengan di tempat lain pada gigi dan menyebar ke
permukaan casting atau mungkin disebabkan karena kegagalan
sementasi.
Penyebab :
- Tepi retainer yang terlalu panjang- Tepi retainer yang terbuka- Kerusakan atau keausan pada retainer- Oral hygieneyang buruk- Kesalahan pemilihan retainerPemeriksaan :
- Pemeriksaan visual (diskolorasi di sekitar margin)- Melakukan sondasi pada retainer dengan eksplorer yang tajam- Radiografi pada karies interproksimalPenatalaksanaan
- Apabi lesi karies kecil maka dapat dilakukan prosedur konservatif- Lapian emas adalah pilihan bahan yang tepat untuk karies pada
margin
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
11/36
- Pada daerah dengan akses yang terbatas, amalgam lebih dipilihdaripada emas karena marginal seal jangka panjang
- Pada area yang membutuhkan estetik dapat digunakan glassionomer
- Apabila karies terletak di proksimal, protesa harus dilepas untukmeningkatkan akses. Apabila lesi kecil maka dilakukan perluasan
untuk mengambil jaringan kariesnya kemudian ditumpat dengan
menggunakan amalgam.
2. Degenerasi pulpa
Saat pemeriksaan pasien mengeluhkan adanya sensitivitas
pada gigi abutment pasca insersi gigi tiruan jembatan, rasa sakit spontan
atau kelainan periapikal yang terdeteksi pada gambaran radiografi.
Penyebab:
- Panas yang berlebih pada saat preparasi- Pengurangan gigi yang berlebihan- Trauma oklusal- Keterlibatan semen
Penatalaksanaan
- Membuat perforasi dan direstorasi dengan gold foil atau amalgam- Apabila retainer logam menjadi longgar atau terjadi fraktur
porselen maka dilakukan pembuata protesa baru
- Dilakukan perawatan endodontic untuk mengembalikan kualitasdan kuantitas truktur gigi untuk pendukung dan retensi dari
protesa.
3. Kerusakan jaringan periodontalPemeriksaan klinis menunjukkan adanya resesi gingiva,
keterlibatan daerah furkasi, pembentukan poket, dan kegoyangan gigi.
Halini dapat berupa kerusakan periodontal yang menyeluruh di rongga
mulut yang mungkin berhubungan dengan drifting gigi atau mungkin
terlokalisasi pada abutment jembatan.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
12/36
Penyebab :
- Instruksi tidak adekuat padaprosthesis hygieneatau pasien denganimplementasi rendah
- Protesa yang menghalangi oral hygiene yang baiko Adaptasi marginal buruko Permukaan axial over konturo Konektor terlalu besar sehingga membatasi embrasur pada
servikal
o Kontak pontik yang besar pada puncak edentolouso Protesa dengan permukaan yang kasar sehingga
menyebabkan akumulasi plak
- Trauma oklusi- Jumlah gigi abutment kurang
Penatalaksanaan
- Apabila penyakit periodontal ringan hingga sedang dilakukanscaling dan root planning serta kontroll plask
- Apabila penyakit periodontal sedang hingga berat dilkukan bedahflap, bone graft, dsb.
- Occlusal adjustment- Apabila prognosis dari gigi abutment menurun, maka gigi tersebut
harus dicabut
4. Masalah oklusalKegagalan gigi tiruan jembatan yang berhubungan dengan masalah
oklusal dapat ditandai dengan adanya facet yang besar, kegoyangan gigi,rasa nyeri pada saat di perkusi, kontak yang terbuka, fraktur cusp, dan
keterlibatan nyeri pada otot-otot pengunyahan.
Penatalaksanaan
- Kontak oklusal yang sentrik dan eksentrik dapat menyebabkanegoyangan gigi. Apabila dapat terdeteksi secara dini, hal ini dapat
dihilangkan dengan cara occlusal adjustment
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
13/36
- Pada pasien dengan kebiasaan buruk bruxism, maka dibuatkannight guard atau occlusal splint.
- Ketidanyamanan neuromuscular berhubungan dengan oklusi yangsalah dalam kegagalan gigi tiruan cekat dapat diatasi dengan cara
membentuk kembali kontak giginya
5. Perforasi gigiLubang pasak atau pasak yang digunakan dalam restorasi dengan pin
retained yang teletak salah dapat menyebabkan perforasi lateral.
- Apabila perforasi terletak lebih ke oklusal ligamen periodontal,maka preparasi diperluas untuk menutupi defek.
- Apabila perforasi meluas ke ligamen periodontal maka dilakukanbedah periodontal untuk menghaluskan atau menempatkan
restorasi pada area perforasi.
- Appabila area tersebut tidak dapat diakses maka gigi tersebutharus diekstraksi.
6. Intrusi gigi pendukungIntrusi gigi pendukung dapat terjadi karena perubahan yang terjadi
dimana posisi gigi pendukung menjauhi bidang oklusal.
3.1.2 Kegagalan mekanis
1. Kehilangan retensi
Hal ini terjadi akibat pengaruh beban oklusi yang tidak
seimbang pada bagian lain dari gigi tiruan jembatan. Retainer yang
longgar menyebabkan kerusakan yang cepat dari gigi abutment. Pasien
mungkin menyadari kelonggaran atau sensitivitas terhadap suhu atau
permen. juga mungkin ada rasa tidak enak yang berulang dan bau, yang
harus dibedakan dari gejala serupa yang disebabkan oleh kebersihan
atau periodontal masalah mulut yang buruk.
Penatalaksanaan :
- Apabila retainer menjadi longgar, gigi tiruan jembatan harusdilepas sehingga gigi abutment dapat dievaluasi.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
14/36
- Apabila restorasi dapat dilepas dari gigi yang dipreparasi tanpakerusakan dan tidak ada karies, maka penyemenan kembali dapat
dilakukan. Prosedur penyemenan yang salah, seperti kontaminasi
dengan pelembab atau ruang kosong pada semen meningkat
mungkin dapat menyebabkan masalah.
2. Fraktur konektor
Rangka jembatan atau konektor yang kaku seperti patutan
yang disolder dapat patah. Mobilitas tiap bagian akan menyebabkan
kegagalan tersebut, tetapi perlu diperiksa juga gangguan oklusi dengan
palpasi jari, kertas artikulasi, atau malam indikator oklusal.
Penatalaksanaan :
- Fraktur konektor sulit untuk dideteksi pada gigi penyanggadengan tanpa mobilitas. Wedges ditempatkan di bawah konektor
untuk memisahkan komponen gigi tiruan jembatan untuk
memastikan diagnosis. Kadang-kadang inlay seperti preparasi
Dovetail dapat dikembangkan dalam logam untuk menjangkau
lokasi fraktur dan casting dapat disemen untuk menstabilkan
prostesa.
- Jika hal ini tidak mungkin dan pembuatan ulang tidak dapatdengan cepat dicapai, konektor tersebut harus dihilangkan dengan
memotong melalui konektor utuh. Gigi tiruan sebagian lepasan
sementara dapat diinsersikan untuk menjaga ruang yang ada dan
memenuhi persyaratan estetika.
- Akan lebih baik bila memungkinkan untuk menggabungkanbeberapa satuan jembatan dengan menyolder sendi pada tengah
pontics sebelum porselen ditambahkan. Hal ini dapat
memberikan luas permukaan yang lebih besar untuk sendi yang
disolder dan juga diperkuat oleh porselen penutup.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
15/36
3. Fraktur gigi
- Fraktur koronalFraktur koronal dapat disebabkan karena karies pada gigi
abutment. Fraktur juga dapat disebabkan karena preparasi gigi
yang berlebihan sehingga menyebabkan struktur gigi tidak
mampu untuk menahan beban oklusal.
Penatalaksanaan :
o Apabila defek kecil dapat direstorasi dengan amalgam,gold foil, atau resin.
o Apabila terdapat fraktur koronal yang besar di sekelilingretainer, maka dibuatkanful coverage retainer.
o Apabila fraktur menyebabkan terbukanya pulpa, makadilakukan perawatan endodontic.
- Fraktur akarFraktur akar sering terjadi pada gigi yang mengalami
trauma. Fraktur juga dapat terjadi selama perawatan endodontik
akibat preparasi yang berlebihan. Apabila fraktur akar terletak
jauh dibawah tulang alveolar, maka harus diekstraksi dan
dibuatkan protesa baru.
4. Fraktur porselenFraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan
restorasi all ceramic. Sebagian besar fraktur porcelain fused to metal
dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat darikerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi.
Restorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam
preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. Sudut yang tajam
atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di
atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang
menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam
yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
16/36
dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam
dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan
kohesif dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama
pengecoran, finishingatau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan
kontaminasi logam.
Penatalaksanaan :
- Metode terbaik adalah membuat protesa baru.- Bahan resin sering digunakan untuk membangun kembali bentuk
porselen di daerah dimana fraktur terjadi, memadai untuk
pencocokan warna yang baik dapat dicapai. Retensi dari material
ini umumnya dengan mechanical interlocking, apabila diletakkan
pada gigi dengan tekanan kunyah yang besar seringkali mengalami
kegagalan.
- Apabila fraktur disebabkan karena tekanan oklusal yang besar,bagian yang berkontak dengan gigi tersebut dihindarkan mada
metal-ceramic junctiondan harus 1.5 mm darijunction.
5. Kegagalan penyemenanKegagalan penyemenan dapat disebabkan karena
melonggarnya retainer karena retensi mekanis yang tidak memadai
sebagai kekuatan adhesi kimia, dan kekuatan kohesif semen yang
terbatas. Kegagalan penyemenan juga dapat terjadi karena teknik
sementasi yang buruk. Semen resin dianggap paling kuat. Namun
kelemahan utama dari semen resin yaitu perembesan H2O yang
menyebabkan peningkatan tekanan pada interface yang bertindak
sebagai ruang hidrolik, yang mengarah ke kegagalan.
6. Gigi tiruan jembatan yang lepas dari penyanggaGigi tiruan jembatan yang lepas dari gigi penyangga dapat
terjadi karena sebagai berikut :
- Adanya torsi atau ungkitan- Kesalahan teknik penyemenan (bahan semen kurang baik atau
pengadukan yang kurang sempurna)
- Terlarutnya semen karena terbukanya tepi restorasi
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
17/36
- Gigi penyangga goyang- Gigi penyangga mengalami karies- Kesalahan dalam pemilihan retainer- Restorasi tidak akurat
3.1.3 Kegagalan estetis
1. Ketidakcocokan warna
Ketidakcocokan warna disebabkan oleh sebagai berikut :
- Ketidakmampuan operator untuk mencocokkan gigi alami pasiendengan tersedia warna porselen.
- Pilihan warna yang tidak memadai karena metamerism.- Pengurangan gigi tidak cukup atau kegagalan untuk karena bentuk
yang salah atau desain kerangka yang menampilkan logam.
- Di samping itu, gigi alami mengalami perubahan warna yang tidakterjadi dalam porselen, sehingga pencocokan warna tidak dapat
diterima.
- Bentuk margin atau bentuk serviks dari protesa dapatmeningkatkan akumulasi plak, menyebabkan inflamasi gingiva,
yang menghasilkan warna jaringan lunak yang tidak wajar atau
bentuk yang estetis tidak dapat diterima
2. Hilangnya facing (porcelain)
Hilangnya facing atau lapisan estetik dapat disebabkan
karena kurangnya retensi, perubahan dari kerangka logam, maloklusi
dan pengolahan bahan pelapis yang salah serta keausan bahan.
3.2 Evaluasi Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
Setelah GTJ selesai difabrikasi dari laboratorium (belum jadi
sepenuhnya baru backing logam), sebelum dipasangkan pada pasien GTJ ini
perlu dievaluasi terlebih dahulu, terutama pada kualitas backing logam dan
facing porcelainnya (pada tipe PFM), namun jika tidak menggunakan bahan
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
18/36
ini maka tidak perlu dievaluasi. Disini dievaluasi kecekatan GTC, ketepatan
marginal, kontak proksimal, ruang untuk facing, kontak oklusal dan
artikulasi. Jika evaluasinya baik, maka backing logam ini dikembalikan lagi
ke laboratorium untuk dibuatkan facing porselennya. Setelah jadi
sepenuhnya, kembali dilakukan evaluasi pemeriksaan di gigi pasien namun
belum disementasi secara permanen. Evaluasi ini meliputi:
- Kecekatan ( fitness/self retention ). GTC harus memiliki kecekatan yangmaksudnya saat dipasangkan bisa pas dan tidak jatuh saat dipasang di
gigi hasil preparasi dan mampu melawan gaya-gaya ringan yang
berlawanan dengan arah insersi tanpa sementasi.
- Marginal fitness & integrity. Diperiksa pada bagian tepi servikal restorasimenggunakan sonde half- moon; apakah ada bagian yang terlalu pendek
atau terbuka serta dilakukan pemeriksaan mengelilingi servikal.
Kemudian dilihat juga kondisi gusi, apakah mengalami kepucatan
(menandakan tepi servikal yang terlalu panjang sehingga menekan gusi).
Disini perlu dilakukan pengurangan panjang namun jangan sampai
terlalu pendek yang dapat berakibat terbukanya tepi restorasi.
- Kontak proksimal. Kontak tidak boleh terlalu menekan, overhanging,atau overkontur (terlalu ke labial atau lingual atau oklusal). Perhatikan
juga efek dari ACF karena gaya ini sangat berpengaruh terhadap kondisi
inklinasi gigi. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan benang gigi
dan dilewatkan di proksimal gigi tetangga ataupun antar GTC. Disini
benang harus mengalami hambatan ringan namun tidak sampai merobek
benang.
- Stabilitas dan adaptasi ke mukosa gingiva. Merupakan kedudukan padagigi penyangga harus tetap dan tepat, sehingga tidak goyang, memutar,
ataupun terungkit meskipun tidak diberi gaya. Untuk masalah faktor
ungkit umumnya diperiksa dengan menekan salah satu gigi penyangga.
Adaptasi mukosa tentu perlu karena nantinya GTJ akan menekan gusi
meskipun ringan namun tetap tidak boleh membuat perubahan warna
pada gusi yang dapat berujung pada resesi serta untuk memaksimalkan
efek self cleansing pada daerah embrasurnya.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
19/36
- Penyesuaian oklusal. Pemeriksaan dilakukan menggunakan kertasartikulasi dan diletakan di titik kontak dan titi oklusi dan suruh pasien
menggigit kertas tersebut dalam kondisi oklusi sentris. Hasil yang baik
adalah tidak adanya tanda pada hasil restorasi yang menandakan bahwa
oklusi sudah nyaman dan tidak ada yang mengganjal atau
ketidaknyamanan saat beroklusi. Hal ini perlu karena ketidaknyamanan
ini dapat berujung pada gangguan sistem mastikasi.
- Estetika. Syarat estetis selalu menjadi poin utama dalam setiap restorasi,khususnya pada masa kini dimana pasien menginginkan restorasinya
sewarna gigi dan seideal mungkin, maka pada bagian yang terlihat saat
tersenyum (anterior dan sebagian kecil posterior) maka restorasi harus
sewarna gigi tetangganya dan harus mengikuti kontur, anatomi, dan
bentuk normal gigi tersebut.
3.3 Rangkaian Penatalaksanaan Gigi Tiruan Jembatan
1. Perawatan bahan
Syarat-syarat bahan secara umum adalah memiliki aspek:
- Biologis. Bahan hendaknya tidak menimbulkan iritasi, non toksik,dan kariostatik
- Kelarutan. Bahan tersebut harus tahan terhadap saliva (tidak larutdalam saliva)
- Mekanis. Memiliki daya tahan abrasi yang baik dan momduluselastisitasnya sama dengan enamel dan dentin.
- Sifat termis. Koefisien muai panas sama dengan enamel dandentin.
Macam-macam bahan gigi tiruan adalah sebagai berikut :
- All porcelain bridgeBahan porselen adalah bahan yang sangat populer saat ini.
Kelebihannya adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan
permukaannya mengkilat. Bahan porselen sangat sulit dibedakan
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
20/36
dengan gigi yang asli. Kekuatannya lebih besar daripada akrilik
namun tidak sekuat logam. Kekurangan dari bahan porselen ini
bersifat rapuh sehingga tidak dapat diasah dan tidak dapat
diletakkan pada permukaan oklusal gigi belakang. Biasanya juga
digunakan untuk gigi yang memerlukan estetik tinggi. Bahan
porselen ini tidak cocok digunakan pada pasien dengan kebiasaan
buruk bruxism karena gesekan yang terus menerus dengan gigi
antagonisnya akan menyebabkan porcelain cepat pecah.
- All acrylic bridgeBahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan
mahkota jaket sementara (menunggu mahkota jaket permanen).
Bahan akrilik biasanya dikombinasikan dengan logam karena sifat
bahan akrilik tidak kuat menahan beban kunyah. Kelebihan dari
bahan akrilik warnanya dapat disesuaikan dengan gigi asli, namun
mudah berubah warnyanya. Harganya pun murah tetapi tampilan
menarik. Kontraindikasi dari bahan ini adalah tidak digunakan
pada gigi yang memiliki beban kunyah yang besar karena
kekerasan akrilik hanya 1/16 kekerasan dentin. Gigi tiruan yang
menggunakan bahan ini juga tidak cocok digunakan pada
penderita dengan bruxism.
- All metal bridgeGigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas
mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan dapat bertahan
sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam dan
emas tidak korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahanlogam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi
asli. Biasanya diindikasikan pada gigi posterior dan
kontraindikasinya adalah gigi abutment yang digunakan
mempunyai ketebalan dentin yang kecil.
- Porcelain fused to metalPorcelain fused to metal adalah jenis hibrida antara
mahkota logam dan mahkota porselen. Mereka terutama dipilih
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
21/36
untuk gigi depan tetapi tidak menutup kemungkinan juga
digunakan pada gigi posterior. Porcelain fused to metal ini lebih
kuat dari all porcelain bridge. Meskipun porcelain fused to metal
dipilih untuk penampilan yang sangat baik karena keestetikannya,
ada beberapa kelemahan utama yang terkait dengan logam yang
menyatu di dalamnya. Kelemahanporcelain fused to metaladalah
ketidaknyamanan gigi akibat sensitive terhadap panas dan dingin.
Hal ini disebabkan karena gigi masih vital dan logam merupakan
konduktr termal yang baik. Selain itu, ada beberapa kasus dimana
permukaan mahkota menimbukan keausan pada gigi
antagonisnya.
- In ceram (keramik bridge)Terbuat dari porselen alumina yang sangat kuat. Memiiki estetika
yang sangat baik dan cukup kuat untuk dapat di semen den semen
gigi konvensional.
a. Spinell. Porselen spinel digunakan untuk anterior unt tunggalyang memerlukan estetika dan translusensi yang baik.
b. Alumina. Porsselen alumina digunakan untuk posterior unittunggal dan kasus anterior, dan sampai restorasi 3 unit
jembatan.
c. Zirkonia. Zirkonia porselen digunakan untuk posterior tunggaldan kasus anterior, dan sampai restorasi 5 unit jembatan.
2. Perawatan pendahuluan
Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan
terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka
mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan. Keberhasilan atau
gagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa faktor
diantarnya meliputi:
1. Kondisi mulut pasien2. Keadaan periodontal gigi yang dipilih3. Prognosa gigi tersebut.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
22/36
Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan
sanitasi mulut, juga untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang
menjamin kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya.
Usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2
(dua) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.2. Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.
Perawatan pendahuluan meliputi:
1. Tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedahUmumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan
jaringan lunak yang memerlukan waktu penyembuhan yang cukup
sebelum pembuatan gigi tiruan. Makin lama jarak waktu
pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan
sehingga gigi tiruan lebih stabil.
a. Pencabutan.Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti.
Setiap gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih dapat
dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat
atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan
sandaran dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat
menimbulkan kesulitan dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya
dicabut.
b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksiPengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan
dari permukaan labial/bukal, atau palatal tanpa mengurangitinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan
sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.
c. Kista dan tumor odontogenikSemua gambaran radiolusen dan radiopak harus
diselidiki. Penderita harus diyakinkan tentang keadaan
mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan laporan akhir
patologis.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
23/36
d. Penonjolan tulangPenonjolan tulang yang menghalangi pemasangan
gigitiruan harus disingkirkan. Misalnya torus palatinus yang
meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga
menghalangi adanya posteror palatal seal, torus palatinus yang
sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan
menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan, torus palatinus yang
menyebabkan penumpukan debris.
e. Bedah periodontalBedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan
keadaan jaringan yang sehat sebagai pendukung gigitiruan.
Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase
dan eksisi surgical. Misalnya gingivectomy, reposisi flap.
2. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringanpendukung.
Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada
gigi yang ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang
baik untuk gigitiruan, antara lain:
a. Menghilangkan kalkulusb. Menghilangkan pocket periodontalc. Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobilitid. Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan
menggantung.
e. Menghilangkan gangguan oklusalf.
Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui
perbaikan yang akurat terhadap gigi-gigi yang ada, antara lain :
a. Penambalanb. Pembuatan inlay, dsbc. Kedudukan rest
3. Tindakan-tindakan ortodonti
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
24/36
Tindakan ini misalnya ada kasus diastema sentralis,
sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum
pembuatan gigitiruan.
Skenario : Gangguan Pengunyahan
Ibu Akhamd 49 tahun merasakan adanya ketidaknyamanan karena
adanya kegoyangan gigi tiruan tetap pada rahang atas kiri. Keadaan ini
telah dirasakan 3 hari yang lalu setelah mengunyah makanan. Berdasarkan
hasil pemeriksaan foto panoramic dan periapikal yaitu pada gigi 25
menunjukkan post perawatan endodontic dengan pemasangan pasak,
radiolucent berbatas jelas pada apical gigi dan tampak fraktur pada
retainer. Pada gigi 27 menunjukkan fraktur pada akar palatal, radiolucent
pada bagian apical gigi dan resorbsi tulang alveolar sampai 2/3 panjang
akar gigi. Secara klinis gigi 25 dan 27 merupakan retainerdengan desain
extracoronal retainerberupaporcelain fuse to metaldanponticpada gigi
26 dengan tipe ridge lap pontic.Retainer danponticdihubungkan dengan
connector tipe fixed-fixed bridge. Disamping itu pada gigi 25 terdapat
karies permukaan akarpada bagian bukal dan gigi 27 tampak adanya resesi
gingival dan karies permukaan akar pada bagian bukal dan palatal.
Tampak adanya pengelupasan lapisan estetik (lapisan porcelain) pada
oklusal retainergigi 25. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan
tersebut.
Penatalaksanaan pada skenario tersebut adalah Gigi tiruan sebagian
lepasan karena kondisi gigi 25 dan 27 tidak dapat dipertahankan lagi
dikarenakan kondisi yang telah disebutkan di skenario. Maka gigi 25 dan
27 diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi. Selain itu, dilihat dari data fotopanoramik di skenario, tampak gambarak radiolusen pada beberapa gigi
seperti pada gigi 16, 17, 36, 37, 45, 46 dan 47 yang menandakan bahwa
telah dilakukan perawatan pada gigi tersebut. Selain itu terlihat resorbsi
tulang alveolar horizontal yang terjadi secara general dari gigi 37 sampai
47. Oleh karena itu pasien diindikasikan untuk menggunakan GTSL.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
25/36
3. Pemilihan desainPertimbangan pemilihan desain gigi tiruan cekat adalah sebagai
berikut :
1. RetainerMerupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yg
menghubungkan gigi tiruan tersebut dengan gigi penyangga.
Fungsinya:
a. Memegang/menahan (to retain)supaya gigi tiruan tetap stabildi tempatnya.
b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigipenyangga.
Macam-macam retainer:
a. Extra Coronal RetainerYaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi,
dapat berupa:
1) Full Veneer Crown RetainerIndikasi:
- Tekanan kunyah normal/besar- Gigi-gigi penyangga yang pendek- Intermediate abutmentpasca perawatan periodontal- Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun
panjang
Keuntungan
- Indikasi luas-
Memberikan retensi dan resistensi yg terbaik- Memberikan efek splinting yg terbaikKerugian:
- Jaringan gigi yg diasah lebih banyak- Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all
metal)
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
26/36
Gambar 3. Extra Coronal Retainer
2) Partial Veneer Crown RetainerIndikasi :
- Gigi tiruan jembatan yang pendek- Tekanan kunyah ringan/normal- Bentuk dan besar gigi penyangga harus normal- Salah satu gigi penyangga miring
Gambar 4. Parti al Veneer Cr own Retainer
Keuntungan
- Pengambilan jaringan gigi lebih sedikit- Estetis lebih baik daripadafull veneer crownretainerKerugian:
- Indikasi terbatas- Kesejajaran preparasi antar gigi penyangga sulit- Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi kurang
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
27/36
- Pembuatannya sulit (dlm hal ketepatan).
b. Intracoronal RetainerYaitu retainer yang meliputi bagian dalam mahkota gigi
penyangga. Bentuk dari intracoronal retainerdapat berupa:
- Onlay- Inlay MO/DO/MODIndikasi:
- Gigi tiruan jembatan yang pendek- Tekanan kunyah ringan atau normal- Gigi penyangga dengan karies kelas II yang besar- Gigi penyangga mempunyai bentuk/besar yang normalKeuntungan:
- Jaringan gigi yang diasah sedikit- Preparasi lebih mudah- Estetis cukup baikKerugian:
- Indikasi terbatas- Kemampuan dlm hal retensi resistensi kurang- Mudah lepas/patah
Gambar 5. Intra Coronal Retainer Bentuk Onlay.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
28/36
c. Dowel retainerAdalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan
sedikit atau tanpa jaringan mahkota gigi dengan syarat tidak
sebagai retainer yang berdiri sendiri.
Indikasi:
- Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf- Gigi tiruan pendek- Tekanan kunyah ringan- Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasiKeuntungan:
- Estetis baik- Posisi dapat disesuaikanKerugian:
- Sering terjadi fraktur akar
Gambar 6. Dowel Retainer.
2. PontikMerupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang
menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk
mengembalikan:
- Fungsi kunyah dan bicara- Estetis- Comfort (rasa nyaman)- Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah
migrasi / hubungan dengan gigi lawan
ektrusi
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
29/36
Berdasarkan hubungan dengan jaringan lunak, pontik dapat
dibagi menjadi:
1. Pontik SanitaryPada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama
sekali dengan linggir alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak
antara dasar pontik dengan linggir alveolus (1-3 mm), dan
permukaan dasar pontik cembung dalam segala aspek. Tujuan
pembuatan dasar pontik ini adalah agar sisa-sisa makanan dapat
dengan mudah dibersihkan. Adanya bentuk pontik yang
demikian mengakibatkan kekurangan dalam hal estetis
sehingga hanya diindikasikan untuk pontik posterior rahang
bawah.
Gambar 7. Pontik Sanitary
2. PontikRidge LapBagian labial/bukal dari dasar pontik berkontak dengan
linggir alveolus sedangkan bagian palatal menjauhi linggir
ataupun sedikit menyentuh mukosa dari linggir. Hal ini
mengakibatkan estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, dan
mudah dibersihkan pada bagian palatal. Walaupun demikian
menurut beberapa hasil penelitian, sisa makanan masih mudah
masuk ke bawah dasar pontik dan sulit untuk dibersihkan.
Pontik jenis ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior
dan posterior.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
30/36
Gambar 8. Ponti k Ridge Lap
3. Pontik Conical RootPontik conical root biasanya diindikasikan untuk
jembatan imediat yang dibuatkan atas permintaan pasien yang
sangat mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari.
Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk ke
dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2 mm. pontik ini
dipasang segera setelah dilakukannya pencabutan dan pada
pembuatan ini tidak menggunakan restorasi provisional.4
Gambar 9. Pontik Conical Root.
3. Konektor (Connector)Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang
menghubungkan pontik dengan retainer, pontik dengan pontik atau
retainer dengan retainer sehingga menyatukan bagian-bagian
tersebut untuk dapat berfungsi sebagai splinting dan penyalur
beban kunyah.
Terdapat 2 macam konektor, yakni:
1.Rigid connector
2.Non Rigid Connnector
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
31/36
4. Penyangga (Abutment)Sesuai dgn jumlah, letak dan fungsinya dikenal istilah:
1. Single abutmenthanya mempergunakan satu gigi penyangga2. Double abutmentbila memakai dua gigi penyangga3. Multiple abutmentbila memakai lebih dari dua gigi penyangga4. Terminal abutment5. Intermediate/pier abutment6. Splinted abutment7. Double splinted
Gambar 10. Contoh Gambar Double Abutment dan Terminal Abutment.
Gambar 11. Contoh Gambar I ntermediet/ Pier Abutment
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
32/36
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
adalah sebagai berikut :
1. Oklusi gigiBila pasien kehilangan satu atau beberapa gigi dalam satu
area di dalam rongga mulut, bila tidak dibuatkan fixed bridge, maka
gigi-gigi yang ada di antara gigi yang hilang tersebut akan bergerak
ke daerah yang kosong, sedangkan gigi lawannya (oklusinya) akan
cenderung memanjang karena tidak ada gigi yang menopangnya
pada saat oklusi. Bergeraknya gigi kedaerah yang kosong dinamakan
shifting/drifting, sedangkan gigi yang memanjang dinamakan
elongation/extrusion.
Gambar 12. Gigi Bergerak ke Daerah yang Kosong (Shi fting/dri fting.)
Gambar 13. Gigi yang M emanjang (elongation/extrusion).
Bila kondisi ini berlanjut, maka akan menyebabkan :
a. Sakit pada rahang (terutama pada TMJ/Temporo MandibularJoint)
b. Retensi sisa-sisa makanan diantara gigi-gigi (food Impaction)dan dapat menyebabkan penyakit periodontal .
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
33/36
c. Berakhir dengan pencabutan pada gigi-gigi dan juga gigilawannya. Beban fungsional pada oklusal pontik terutama gigi
posterior dapat dikurangi dengan mempersempit lebar buko-
lingual atau buko-palatal untuk mengurangi beban oklusi yang
dapat merusak gigi tiruan pada pasien-pasien tertentu.
2. Oral hygiene
3. Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membran
periodontal pada akar-akar dari gigi abutment harus sekurang-
kurangnya sama dengan daerah membran periodontal yang ada
pada gigi-gigi yang akan diganti.
4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi
Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi gigi
insisivus biasanya mempunyai inklinasi labial yang serupa dan
tidak terlalu sulit untuk menyusun kesejajarannya. Apabila
abutment melibatkan gigi anterior seperti caninus dan gigi
posterior seperti premolar kedua atas supaya diperoleh kesejajaran,
kaninus harus dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar.
5. Jumlah dan lokasi kehilangan gigi
6. Kegoyangan gigi
7. Frekwensi karies
8. Discoloration
3.4Pencegahan Kegagalan Gigi Tiruan JembatanUsaha pencegahan yang dilakukan terhadap kegagalan gigi tiruan
jembatan adalah :
1. Mengetahui pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung. Pemilihanjumlah dan distribusi gigi pendukung yang baik dapat mengurangi resiko
terjadinya kegagalan gigi tiruan jembatan. Hukum Ante tetap merupakan
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
34/36
acuan utama untuk menentukan distribusi jumlah gigi yang tepat pada gigi
tiruan jembatan, idealnya dua pendukung digunakan untuk satu pontik
yang terletak pada ujung-ujungnya.
2. Dokter gigi mengetahui dengan baik prosedur perawatannya3. Pasien menjaga oral hygiene dengan baik agar tidak ada akumulasi plak4. Aplikasi bahan pelapis lunak5. Pemakaian stres absorbing elemen6. Pemakaian konektor non rigid. Perbedaan gerakan gigi dan implan dapat
menyebabkan berbagai bentuk kegagalan pemakaian gigi tiruan jembatan
dukungan gigi dan implant. Usaha yang paling penting untuk diperhatikan
dalam mencegah berbagai bentuk kegagalan tersebut adalah dengan
mencegah terjadinya tekanan berlebihan pada pendukung gigi tiruan
jembatan yang timbul akibat perbedaan pergerakan tersebut.
7. Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi, mengatur waktu kunjunganuntuk melakukan control plak perlu dilakukan. Serta menggunakan pasta
gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
35/36
BAB 1V
KESIMPULAN
Kegagalan dari gigi tiruan jembatan dapat dibagi menjadi 3, yaitu
kegagalan biologis, kegagalan mekanis dan kegagalan estetis. Kegagalan biologis
dapat disebabkan karena karies pada gigi penyangga, penyakit periodontal,
masalah oklusal, dsb. Kegagalan mekanis terjadi akibat pemilihan atau manipulasi
bahan yang salah atau bisa karena prosedur yang salah. Kegagalan estetis dapat
terjadi karena pemilihan warna yang salah dan hilangnya lapisan estetis dari gigi
tiruan jembatan. Sebelum dilakukan pembuatan gigi tiruan yang baru maka
dilakukan perawatan pendahuluan untuk memperbaiki kegagalan tersebut
kemudian dilakukan pemilihan kembali desain untuk gigi tiruan tersebut.
-
5/27/2018 Laporan Tutorial Kurhab IV
36/36
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice. 2003.Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan SebagianLepasan Jilid I. Jakarta: Hipokrates.
Aryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan Jilid II. Jakarta: Hipokrates.
Barclay, C.W; Walmsley, A.D. 1998. Fixed and Removable
Prosthodontics.Birmingham: Churcill Livingstone, hal 115.
Basker RM. 2003. Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak Bergigi Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Ewing JE. Fixed Partial Prosthesis. 2nd ed. Philadelphia: Lea & Febinger,
1959: 169-77.
Martanto, P. 1985. Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan Jilid 1
Edisi 2. Bandung: Penerbit Alumni.
Prajitno, H.R. 1991. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan: Pengetahuan Dasar dan
Rancangan Pembuatan. Jakarta: EGC.
Smith,Bernard G N;Howe, Leslie C. 2007. Planning and Making Crown and
Bridges, 4th ed.New York: Informa Healthcare.
Tylman SD. Construction of Pontics For Fixed Partial Dentures: Indications,
Types, and Materials. In Theory and Practice of Crown and Fixed
Partial Prosthodontics. 6th ed. Saint Louis: CV Mosby 1970: 26, 165,
650-81.