laporan praktikum pembtan acara 4

19
ACARA IV PEMBIAKAN VEGETATIF MELALUI STEK BATANG A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pembiakan vegetative merupakan proses alami, pada tanaman lain sedikit banyak dapat dilakukan secara buatan. Pembiakan vegetative (aseksual) merupakan dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan tanaman-tanaman memuliakan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan dari bagian- bagian tanaman yang hilang. Pembiakan vegetatif ini, bagian-bagian tanaman yang digunakan adalah cabang/batang, pucuk, daun, umbi dan akar yang dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, akulasi, rundukan dan kultur jaringan. Pembiakan aseksual atau pembiakan secara tak kawin adalah dasar dari pembiakan vegetative, memungkinkan tanaman-tanaman memulikan dirinya dengan regenerasi dari jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang hilang. Pembiakan ini terjadi dengan menggunakan bagian tumbuh induknya. Pembiakan vegetative merupakan proses alami pada banyak tanaman, sedangkan pada tanaman lain sedikit banyak secara buatan. Cara-cara pembiakan vegetative sangatlah banyak dan pemilihan cara tergantung pada tanahnya dan tujuan pembiakan.

Upload: awaludinhastokuncoro

Post on 03-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pembiakan Tanaman

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

ACARA IV

PEMBIAKAN VEGETATIF MELALUI STEK BATANG

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pembiakan vegetative merupakan proses alami, pada tanaman lain

sedikit banyak dapat dilakukan secara buatan. Pembiakan vegetative

(aseksual) merupakan dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan

tanaman-tanaman memuliakan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan

dari bagian-bagian tanaman yang hilang. Pembiakan vegetatif ini, bagian-

bagian tanaman yang digunakan adalah cabang/batang, pucuk, daun, umbi

dan akar yang dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, akulasi, rundukan

dan kultur jaringan.

Pembiakan aseksual atau pembiakan secara tak kawin adalah dasar

dari pembiakan vegetative, memungkinkan tanaman-tanaman memulikan

dirinya dengan regenerasi dari jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang

hilang. Pembiakan ini terjadi dengan menggunakan bagian tumbuh

induknya. Pembiakan vegetative merupakan proses alami pada banyak

tanaman, sedangkan pada tanaman lain sedikit banyak secara buatan. Cara-

cara pembiakan vegetative sangatlah banyak dan pemilihan cara tergantung

pada tanahnya dan tujuan pembiakan. Pembiakan vegetative tanaman dapat

terjadi secara alamiah atau dibuat oleh manusia. Secara alamiah

perkembangan terjadi melalui pembelahan sel, spora, tunas, rhizome dan

geragih sedangkan pembiakan vegetative buatan dimanfaatkan melalui cara

stek, cangkok, okulasi dan menyambung.

Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetative antara lain adalah

bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan

vegetative lebih baik dibandingkan pembiakan secara generative, karena

pada pembiakan vegetative satu tumbuhan induk dapat menghasilkan

beberapa individu baru dalam waktu yang cukup singkat, banyak tanaman

yang dikembangkan secara vegetative dapat melestarikan sifat hasil yang

dimiliki oleh tanaman induk.

Page 2: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

Stek (cutting) adalah suatu teknik mengusahakan perakaran dan

bagian-bagian tanaman (cabang, daun, pucuk dan akar) yang mengandung

mata tunas dengan memotong dari induknya untuk tanaman, sehingga akan

diperoleh tanaman baru. Menurut bentuknya, setek dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian antara lain adalah stek akar, stek daun, stek batang, stek

umbi dan stek pucuk. Perbanyakan secara stek akan diperoleh tanaman yang

baru yang sifatnya seperti induknya. Stek dengan kekuatan sendiri akan

menumbuhkan akar dan daun sampai dapat menjadi tanaman yang

sempurna dan menghasilkan bunga dan buah.

Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang

tanaman, sebagian orang menyebutkan dengan stek cabang.  Umumnya

tanaman yang dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman

berkayu.  stek cabang ini meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang

yang setengah tua. Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya

mempunyai umur kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya

kurang baik untuk distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga

memerlukan waktu lama, sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak)

proses penguapan sangat cepat sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya

mati.

2. Tujuan

Praktikum pembiakan vegetatif tanaman melalui stek batang

mempunyai tujuan :

a. Mengenal dan mempelajari teknik pembiakan vegetatif, macam tanaman

yang dapat dikembangbiakan dengan stek batang.

b. Mengetahui dan mempelajari pertumbuhan stek yang berasal dari stek

batang.

Page 3: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

B. Tinjauan Pustaka

Stek adalah reproduksi vegetative suatu tumbuhan dari potongan

batang, daun, daham, atau ranting, yang kemudian ditanam. Penyetekan adalah

suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar,

batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk

akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang

relative cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya. Pembiakan dengan

cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon tanaman unggul

dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman

(Abdullah 2007).

Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi yang

sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya stek batang dan

berakar tergantung kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup

dengan medium air saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak

berakar walaupun dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar

yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal bahan steknya yaitu bagian

tanaman yang dipergunakan, keadaan tanaman yang diambil steknya, dan

keadaan luar waktu pengambilan (Hasanah 2007).

Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara

lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan

induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi

kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung

pada ketersediaan benih/musim buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan

mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak,

meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relative

dangkal, kurang beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan

berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan

lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji

(Pudjiono dalam Adinugrah 2007).

Page 4: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

Bagi dahan atau batang tanaman yang mata tunasnya sedang istirahat,

yaitu tidak tampak pada permukaan batang jangan dibuat potongan yang sama.

Karena kita dapat menjumpai kesulitan saat setek mau ditanam. Kita akan

kesulitan menentukan mana pangkal dan ujungnya. Untuk mengatasi itu maka

sebaiknya membuat perbedaan pada pemotongan pangkal dan ujung setek. Bila

sama-sama miring, kita bisa membuat potongan bawah atau pangkal dengan

sudut kemiringan kurang lebih 45 derajat, sedang pada bagian ujungnya agak

datar dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat (Crockett 2008).

Perbanyakan secara setek akan diperoleh tanaman baru yang sifat

seperti induknya. Setek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan

daun sampai dapat menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga

dan buah. Banyak tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini yaitu

beberapa tumbuhan yang berbentuk pohon, semak, tanaman pemanjat,

perennial (tanaman tahunan) dan tanaman dataran tinggi dan beberapa tanaman

pohon yang biasa diperbanyak dengan setek akar adalah scemara, jambu biji,

jeruk keprok, kesemek, sukun (Wudianto 2002).

Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun

benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah cukup tua

yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam. Stek

cabang yang cukup baik pertumbuhannya adalah stek yang berdiameter 2 cm,

berkayu, berwarna hijau keabu-abuan, sedangkan untuk panjang stek yang

menjadi pertimbangan adalah efisiensi pemakaiannya. Stek yang lebih panjang

memerlukan pemakaian cabang lebih banyak dibandingkan stek pendek,

sedang yang terlalu pendek sulit untuk tumbuh. Panjang stek 25 cm sudah

cukup memadai (Charloq 2008).

Page 5: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pembiakan vegetatif tanaman melalui stek batang

dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB - selesai

bertempat di Green House C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Alat tulis

2. Pisau Okulasi

3. Pollybag

4. Cetok

5. Gembor

b. Bahan

1. Tanah

2. Pupuk Kompos

3. Bonggol Tanaman Pisang

3. Cara Kerja

1. Menyiapkan media yang merupakan campuran dari pasir: kompos : tanah

= 1: 1: 2.

2. Membasahi atau siram sekedar basah.

3. Memotong-motong bonggol tanaman pisang yang telah disediakan

menjadi empat bagian.

4. Menanam pada media yang telah disediakan dalam polybag, melakukan

perawatan seperlunya

Page 6: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Kemunculan tunas pada Pembiakan stek melalui stek batang bonggol pisang

Bahan tanam

Kemunculan tunasMinggu

ke 1Minggu

ke 2Minggu

ke 3Minggu

ke 4Minggu

ke 5Minggu

ke 6

Bonggol pisang

Belum muncul

Belum muncul

Belum muncul

Belum muncul

Belum muncul

Muncul tunas

setinggi 12 cm

Sumber : Laporan sementara

Tabel 4.2 Panjang dan jumlah akar pada pembiakan stek melalui stek batang bonggol pisang

Bahan tanam

Panjang dan jumlah akarMinggu

ke 1Minggu

ke 2Minggu

ke 3Minggu

ke 4Minggu

ke 5Minggu

ke 6

Bonggol pisang

Belum muncul

& belum terlihat

Belum muncul

& belum terlihat

Belum muncul

& belum terlihat

Belum muncul

& belum terlihat

Belum muncul

& belum terlihat

12 cm, jumlah akar 5

Sumber : Laporan semntara

2. Pembahasan

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan

dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk

ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Setek merupakan suatu perlakuan

pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar, batang, daun

dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar sehingga

dari perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman baru yang

mempunyai sifat seperti induknya. Stek dengan kekuatannya sendiri mampu

menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna sehingga

mampu menghasilkan bunga dan buah. Dalam praktikum ini perbanyakan

tanaman cara stek dilakukan dengan stek daun, stek batang, dan stek umbi.

Selain itu juga menyetek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang

sempurna dengan akar, batang dan daun dalam waktu relative singkat serta

Page 7: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

memiliki sifat yang serupa dengan induknya, serta dipergunakan untuk

mengekalkan klon tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta

mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai

kemampuan yang berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek

dalam kondisi yang sama. 

Pisang merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam

familia Musaceae. Pohonnya memiliki tinggi dua hingga sembilan meter,

akar rizoma  berada dalam tanah dan pelepahnya terdiri dari lembaran daun

dan mahkota terminal daun tempat munculnya bakal buah. Pisang

merupakan buah klimaterik yang artinya memiliki fase perkembangan,

dengan meningkatnya ukuran buah dan meningkatnya kadar karbohidrat

yang terakumulasi dalam bentuk pati. Pertumbuhan terhenti saat buah telah

benar-benar ranum dan fase pematangan  buah terhambat. Selama fase

pematangan, kekerasan buah menurun, pati berubah menjadi gula, warna

kulit berubah dari hijau menjadi kuning dan kekelatan pada  buah hilang,

berkembang menjadi flavor dengan karakteristik yang khas.

Tanaman pohon pisang yang bagus dipilih untuk tanaman indukan

adalah tanaman yang memiliki umur dewasa yang sudah berbuah dan

menghasilkan anakan/tunas, dan yang paling utama yaitu tanaman pisang

harus sehat dan bebas dari serangan hama maupun penyakit. Bonggol pisang

yang dipilih adalah yang diambil dari pohon yang sehat dan bebas dari

serangan hama maupun penyakit, yang jika dibelah bonggol pisang tersebut

akan kelihatan warnanya putih, tidak berbau busuk, dan tidak ada bekas luka

pada bonggol.

Bonggol pisang yang digunakan dalam praktikum pembiakan

tanaman vegetative dengan stek batang pisang diambil dengan cara

menggali pohon indukan sampai semua bonggolnya kelihatan, kemudian

mengambil atau memotong bonggol trsebut. Bonggol tersebut kemudian

dipotong-potong atau dibelah menjadi 4 bagian yang sama besarnya.

Bonggol pisang yang diambil yaitu bervariasai dari ukuran besar, sedang,

dan kecil. Sesuai dengan perlakuan yang berbeda-beda yaitu dengan

Page 8: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

ditanam langsung pada media tanam, dibersihkan dengan menggunakan

tisu, dan didiamkan selama 1 jam.

Perlakuan grup I yaitu perlakuan langsung menanam bonggol

pisang pada media tanam, yaitu kurang efektif karena setelah diambil dari

pohon induk bonggol tidak dibersihkan terlebih dahulu sehingga masih ada

kambium yang nantinya akan menghalangi dan mengganggu proses tunas

baru untuk tumbuh, selain itu jika kondisi bonggol yang masih lembab

walaupun hanya sedikit akan menyebabkan tumbuh jamur dan busuk,

akhirnya bonggol tersebut akan mati. Perlakuan grup II yaitu dengan

perlakuan bonggol dibersihkan dengan tisu, pada perlakuan ini tunas baru

akan cepat tumbuh, karena getah dan lapisan kambium telah dibersihkan

sehingga tidak menghalangi mata tunas untuk tumbuh dan mata tunas akan

tumbuh lebih cepat. Sedangkan pada perlakuan grup III, yaitu dengan

perlakuan bonggol didiamkan selama 1 jam. Tujuan didiamkannya bonggol

pisang selama 1 jam ini adalah mengeringkan getah dan kambium agar tidak

menghalangi tumbuhnya tunas ketika bonggol ditanam, sehingga tunas akan

lebih cepat tumbuh. Perlakuan ini cukup baik dan efektif untuk

pertumbuhan tunas baru.

Dari data yang diperoleh dari stek bonggol pisang pada kelompok

12 atau pada grup III yaitu perlakuan bonggol pisang besar dan didimkan

selama 1 jam telah berhasil dan hidup normal sama seperti pada tanaman

pada umumnya. Dan ternyata tanaman pisang pada bagian pangkalnya

tumbuh akar sepanjang 5 cm, dan pada bagian atas batangnya ditumbuhi

tunas sepanjang 12 cm. Akar dan tunas ini tumbuh setelah 6 minggu.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, perlakuan bonggol

pisang yang bagus dan cepat tumbuh adalah perlakuan grup III. Yaitu

peralakuan yang didiamkan selama 1 jam. Perlakuan ini bertujuan untuk

mengeringkan getah dan kambium agar tidak menghalangi tumbuhnya tunas

ketika ditanam, sehingga saat ditanam di dalam tanah akan cepat tumbuh

tunas mata baru pada bonggol pisang tersebut yang akan siap tumbuh

menjadi tunas baru dan selanjutnya akan menjadi anakan baru.

Page 9: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

Kegagalan dalam melakukan stek kemungkinan disebabkan karena

batang stek yang masih muda, temperatur yang terlalu tinggi, kurangnya

ketersediaan air bagi batang yang telah distek, gunting stek tidak tajam

sehingga batang yang akan distek memar. Pada dasarnya cara perbanyakam

stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman

yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan.

Selain itu penyebab kegagalan stek yaitu tanaman yang di stek tidak sehat

terdapat bercak merah pada tanaman utama saat kulitnya di buka setelah di

sayat/dipotong, tanaman yang di stek bagian yang telah dibelah/disayat

terkena/kemasukan sesuatu, terlalu lama dalam memasang tetapi tidak di

ulang, entres yang di pakai terlalu tua.

Keberhasilan perbanyakan dengan cara setek ditandai oleh

terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan setek sehingga menjadi

tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan

pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor

ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi

regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat

pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi

regenerasi akar dan pucuk pada setek adalah faktor genetik. Jenis tanaman

yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang

berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan

cara setek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta

tidak terserang hama dan atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap

kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting

dilakukan agar tingkat keberhasilan setek tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek meliputi

faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman. Faktor Lingkungan yang

mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media perakaran,

suhu, kelembaban, dan cahaya. Media perakaran berfungsi sebagai

pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek,

dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran yang

Page 10: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

baik adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup,

berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek. Media

perakaran stek yang biasa dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran

gambut dan pasir, perlite dan Vermikulit. Suhu perakaran optimal untuk

perakaran stek berkisar antara 21oC sampai 27oC pada pagi dan siang hari

dan 15oC pada malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong

perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan

meningkatkan laju transpirasi.

Beberapa kelebihan yang diharapkan dari perbanyakan stek adalah

dapat memperbanyak tanaman baru hanya dari beberapa tanaman stok pada

ruangan yang terbatas. Sangat murah, cepat dan caranya sederhana. Tidak

membutuhkan teknik khusus seperti pada penyambungan dan penempelan.

Dapat mengurangi variasi bibit akibat adanya varian yang kadang-kadang

muncul pada batang bawah asal biji pada penyambungan. Tanaman induk

secara tepat diproduksi ulang dengan tanpa terjadinya perubahan genetik,

memiliki tingkat keseragaman yang tinggi dibandingkan dengan

perbanyakan okulasi dan sambungan yang kadang-kadang terjadi variasi

akibat keseragaman batang bawah. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif

buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan

khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan

lainnya.

Page 11: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

E. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

Dari praktikum pembiakan vegetative melalui stek batang dapat

disimpulkan, bahwa :

a. Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek

(memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting,

pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru

yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya

tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini

mudah dilakukan dan.

b. Tanaman pohon pisang yang bagus dipilih untuk tanaman indukan adalah

tanaman yang memiliki umur dewasa yang sudah berbuah dan

menghasilkan anakan/tunas, dan yang paling utama yaitu tanaman pisang

harus sehat dan bebas dari serangan hama maupun penyakit.

c. Perlakuan bonggol pisang yang bagus dan cepat tumbuh adalah

perlakuan grup III. Yaitu peralakuan yang didiamkan selama 1 jam.

Perlakuan ini bertujuan untuk mengeringkan getah dan kambium agar

tidak menghalangi tumbuhnya tunas ketika ditanam, sehingga saat

ditanam di dalam tanah akan cepat tumbuh tunas mata baru

d. Kelebihan yang diharapkan dari perbanyakan stek adalah dapat

memperbanyak tanaman baru hanya dari beberapa tanaman stok pada

ruangan yang terbatas.

e. Tanaman pisang pada bagian pangkalnya tumbuh akar sepanjang 5 cm,

dan pada bagian atas batangnya ditumbuhi tunas sepanjang 12 cm. Akar

dan tunas ini tumbuh setelah 6 minggu.

Page 12: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

2. Saran

Saran dari praktikum pembiakan vegetative melaui stek batang

adalah, praktikan diharapkan lebih teratur dalam penyiraman dan perawatan

tanaman, praktikan selalu mengamati setiap perkembangan tanaman,

perawatan secara maksimal pada masa petumbuhan tanaman perlu

diperlukan secara intensif agar diperoleh hasil yang maksimal, untuk

menghasilkan tanaman dengan perbanyakan stek yang baik sebaiknya

dilakukan dengan tahap per tahap dengan baik.

Page 13: Laporan Praktikum Pembtan acara 4

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M, dkk. 2007.Ipa Terpadu SMP dan MTs Jilid 3a. Jakarta:esis

Charloq. 2008.  Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L). Sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif.  Jurnal Penelitian Rekayasa Volume 1. Palembang : Universitas Sumatra Utara.

Crockett JU dkk 2008. Foliage House Plants. Time-life Books: Alexandria, Virginia.

Hamdam Adma Adinugraha; Sugeng Pujiono dan Toni Herawan 2007 . Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Info Teknis Vol. 5

Hasanah, F. N 2007. Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol 15 (2) : 1-5.

Wudianto, R. 2001. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Cet. XV. Penebar Swadaya. Jakarta.