pengamatan tanah acara 4

35
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR -DASAR ILMU TANAH ACARA IV PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI PURWOKERTO 2014 BAB I PENDAHULUAN

Upload: heppinurjanati

Post on 01-Feb-2016

249 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dastan acara 4

TRANSCRIPT

Page 1: Pengamatan Tanah Acara 4

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR -DASAR ILMU TANAH

ACARA IV

PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANAGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO2014

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang

tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan,

Page 2: Pengamatan Tanah Acara 4

dan mempunyai tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar dan kedalaman. Tanah adalah

kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu

menumbuhkan tanaman dan sebaga itempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan

kehidupannya.

Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu

panjang,lebar,dan kedalaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai lapisan batuan

gembur yang terbentuk dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan

organik. Selain itu, tanah dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan

bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari bahan mineral, bahan organik, air

dan udara dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Tanah dalam pertanian mempunyai

peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan

makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat

fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-

lain.

Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad hidup yang

bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah dalam pertanian

mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi

cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun

anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam

mengetahui sifatfisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi

tanahdan lain-lain. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,tanah

sangat dibutuhkan tanaman.

Page 3: Pengamatan Tanah Acara 4

Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan

perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat,

memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk

pertanian sebagaimata pencaharian pokok pada waktu itu.

B. Tujuan

1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell

Soil Color Chart.

2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan tanah menggunakan

ibu jaru dan jari telunjuk.

3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk tanah.

4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab dan

kering.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang.

Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada

tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering

jenuhair berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besiakan berwarna

merah.Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini

secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur

tanah (Hardjowigeno, 1992).

Page 4: Pengamatan Tanah Acara 4

Warna tanah digunakan juga dalam penaksiran :Tingkat pelapukan atau proses

pembentukna tanah, semakinmerah berarti semakin lanjut pelapukannya, Kandungan bahan

organik tanah, Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ;sedang warna

kelabu menunjukan drainase yang buruk, Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih

mennunjukanhorizon pencucian ; warna gelap menunjukan horizon pengendapan, Jenis mineral,

warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa,kapur ; merah mengandung besi ; warna gelap

mengandung boron atau mangan (Hardjowigeno, 1992).

Warna tanah dibedakan atas (A) warna dasar tanah (matriks) dan warna karatan sebagai

proses oksidasi dan reduksi alam tanah. Penetapan warna tanah yang digunakan MUNSELL

SOIL COLOR CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE, VALUE,dan

CHROMA.

1. Hue : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Dimulai warna merah (5R)

dan warna paling kuning (5Y),untuk tanah yang tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG dan

N (netral).

2. Value : Merupakan kartu warna arah vertikal yang Menunjukan warna tua-muda atau

hitam-putih,ditulis dibelakang nilai HUE.

3. Chroma : Kartu warna yang disusun horizotal yangmenunjukan intensitas cahaya

(Hardjowigeno, 1992).

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur

tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat

seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan

ikatan partikel tanah satu sama lain. Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat

agregat tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan

Page 5: Pengamatan Tanah Acara 4

ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat penggarapan tanah disebut

clod. Pengamatan struktur tanah dilapang terdiri dari:

Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur Bentuk Struktur Tanah :

1. Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat

pada horison A.

2. Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal

bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal

membulat dan bersudut tajamu ntuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara

dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.

3. Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu

horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah

iklim kering.

4. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu

horizontal dengan bagian atasnya membulat,struktur ini terdapat pada horison B pada tanah

iklim kering.

5. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu

horizontal, struktur ini ditemukan di horison A 2 atau pada lapisan padat liat.

6. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur

ini terdapat pada horizon A (Hardjowigeno, 1992).

Kelas Struktur Tanah :

Sangat halus atau sangat tipis (very fine or very thin)

Halus atau tipis (fine or thin)

Sedang (medium)

Page 6: Pengamatan Tanah Acara 4

Kasar atau tebal (coarse or thick)

Sangat kasar atau sangat tebal (very coarse or very thick).

DerajatStruktur Tanah :

Tidak berstruktur (structureless)

Lemah (weak)

Sedang (moderate)

Kuat (strong)

Konsistensi

Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah

pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi

(tarik menarik antar  partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai

kelembaban tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,

lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi

kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan

penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi

kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Macam

- macam Konsistensi Tanah :

Konsistensi Basah Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi

antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jaritangan atau benda lain.

Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jaritangan atau benda lain.

Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.

Page 7: Pengamatan Tanah Acara 4

Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jaritangan atau benda lain.Tingkat

Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori

berikut:

Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.

Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan

sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan

diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut. 

Konsistensi Lembab Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi

dibagi 6 kategori sebagai berikut:

Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu samalain atau antar butir tanah mudah

terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.

Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas

tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-

kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya

gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan

alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

Page 8: Pengamatan Tanah Acara 4

Konsistensi Kering Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering

udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:

Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat

satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).

Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur  bila diremas atau tanah berkohesi

lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.

Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baruakan hancur jika diberi tekanan pada

remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan

gumpalan tanah.

Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin

sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk

dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan

sangat sulit untuk hancur.

Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan

yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah ataugumpalan tanah baru

bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul)(Munir, 1996). 

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir,debu, dan liat dalam

suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah.

Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir,

presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bilatidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay)

Page 9: Pengamatan Tanah Acara 4

yaitu kandungan liat> 35%. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan Kualitatif

(Hardjowigeno, 1992).

Secara Kualitatif, tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halusatau kasar. Semakin

halus teksturnya, kemampuan tanah menahan air rlatif tinggi, plastis, lengket, drainase buruk dan

sulit diolah. Tanah yang ringan mempunyai daya menahan air relatif rendah, aerasi baik,air

mudah lolos, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah menunjukan presentase fraksi-

fraksi dalam massa tanah. Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu

dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus

kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara

sebagai berikut:

1. Pasir 

Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk

bola dan gulungan.

2. Pasir Berlempung

Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk  bola

tetapi mudah sekali hancur.

3. Lempung Berpasir 

Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah

hancur.

4. Lempung

Page 10: Pengamatan Tanah Acara 4

Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak

teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

5. Lempung Berdebu

Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan

dengan permukaan mengkilat.

6. Debu

Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat

digulung dengan permukaan mengkilat.

7. Lempung Berliat

Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan

dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

8. Lempung Liat Berpasir 

Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat,

dapatdibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

9. Lempung Liat Berdebu

Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan

dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

10. Liat Berpasir 

Page 11: Pengamatan Tanah Acara 4

Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola

teguh, dan mudah dibuat gulungan.

11. Liat Berdebu

Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh,

dan mudah dibuat gulungan.

12. Liat

Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan

mudah dibuat gulungan (Hardjowigeno, 1992).

Page 12: Pengamatan Tanah Acara 4

BAB III

METODE PRAKTIKUM

 

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang dipergunakan dalam praktikum pengamatan tanah dengan indera adalah

buku Munsell Soil Color Chart dan botols emprot.

2. Bahan

Bahan yang dipakai antara lain contoh tanah gumpal dan air. 

B. Prosedur Kerja

1. Pengujian warna tanah

a. Tanah gumpal yang lembab (permukaan tidak mengkilap) diambil secukupnya,

diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart.

b. Notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna dicatat.

c. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

2. Pengujian tekstur warna

a. Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara merasakan atau meremas

tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.

b. Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng.

c. Basahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.

d. Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya

tanah.

Page 13: Pengamatan Tanah Acara 4

Jika :

1. Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar

kemungkinan teksturnya liat.

2. Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan,

3. Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa

lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar: lempung berpasir.

Page 14: Pengamatan Tanah Acara 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Warna dan Tekstur Tanah

NO JENIS

TANAH

WARNA TANAH TEKSTUR TANAH

Notasi Warna Nama Warna

1. Ultisol 7,5 YR 3/4 Dark Brown Liat Berpasir

2. Inseptisol 5 R 2,5/2 Dark Raddish Brown Lempung Liat Berdebu

3. Vertisol 5 YR 3/1 Very Dark Grey Lempung Liat Berdebu

4. Andisol 10 YR 2/2 Very Dark Brown Lempung Berpasir

5. Entisol 10 YR 2/2 Very Dark Brown Lempung Berliat

2. Struktur

NO JENIS TANAH STRUKTUR TANAH

Tipe Kelas Derajat

1. Ultisol Gumapal Kasar (C) Kuat

2. Inseptisol Gumpal Halus (F) Cukupan

3. Vertisol Gumpal Sangt Halus (VF) Kuat

4. Andisol Gumpal Sangt Halus (VF) Cukupan

5. Entisol Gumpal Halus (F) Lemah

Page 15: Pengamatan Tanah Acara 4

3. Konsistensi

NO. JENIS 

TANAH

Konsistensi Basah Konsistensi

lambat

Konsistensi

keringKelekatan Keliatan

1. Ultisol Lekat (s) Agak Plastis

(ps)

Teguh Keras

2. Inseptisol Sangat

Lekat (vs)

Tidak Plastis

(po)

Gembur Keras

3. Vertisol Agak Lekat

(ss)

Sangat

palstis (vp)

Sangat teguh

sekali

Sangat keras

sekali

4. Andisol Agak Lekat

(ss)

Agak Plastis

(ps)

Gembur Keras

5. Entisol Agak Lekat

(ss)

Plastis (p) Gembur lembut

B. Pembahasan

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungs isebagai penunjuk

dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat

dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya

dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan

organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan

organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya

senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,yaitu di daerah yang selalu

tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi

Page 16: Pengamatan Tanah Acara 4

reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah

terendam air, Feter dapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3

(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning

cokelat (Hardjowigeno, 1992).

Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,

maka selain berwarna abu- abu (daerahyang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan

merah atau kuning,yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga

terjadioksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapatmenyebabkan

warna lebih terang.Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:

a. Jenis mineral dan jumlahnya,

b. Kandungan bahan organik tanah

c. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi (Wirjodihardjodan Sutedjo dan

Kartasapoetra,2002).

Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat

menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam

warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah

sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin

gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna

tanah akan tampak lebih terang (Wirjodihardjodan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).

Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah

menyebabkan warna tanah menjadi lebihgelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi

berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke

Page 17: Pengamatan Tanah Acara 4

warna reduksi(gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Wirjodihardjodan

Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).

Tipe dan Kelas struktur (bentuk, ukuran dan susunan agregat). Macam-macam

tipe dan kelas struktur tanah:-

a. Platy atau lempeng

b. Tiang prismatik

c. Gumpalan bersudut

d. Sferoid atau polyeder kersal

e. Tipe tidak berstruktur Derajat struktur (kemantapan atau kekuatan agregat).

f. Yang tidak beragregat, yaitu pejal (jika berkoherensi dan butir tunggal), lepas-lepas

(jika tidak berkoherensi).

g. Yang derajat strukturnya lemah (jika tersentuh akan mudah hancur)

h. Yang derajat strukturnya cukup (agregat sudah jelas terbentuk)

i. Yang derajat strukturnya kokoh (agregatnya mantap dan jikadipecah-pecah agak liat)

(Hardjowigeno, 1992).

 

Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah pada

berbagai kelembapan. Konsistensi tanah tergantung dari tekstur,kadar bahan organik,

kadar dan khuluk bahan koloid dan terutama kadar lengas tanah. Sehubungan dengan

kadar lengas tanah, maka keanekaankonsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Ada kadar lengas tinggi, tanah seakan-akan melakukan kegiatan yangmengalir

(visceus) sehingga mengental. 

Page 18: Pengamatan Tanah Acara 4

2. Apabila kadar lengas berangsur-angsur berkurang, visceus tidak terjadilagi sehingga

tanah menjadi lekat, liat, dan lunak.

3. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin b), maka tanah

akan kehilangan sifat lekat dan liatnya, selanjutnya berubah menjadi gembur atau

agak retak-retak.

4. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin c), keadaan tanah

akan menjadi kering, keras, sukar dipecahkan, dan kasar saat diraba (Hardjowigeno,

1992).

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah.

a. Kadar lengas atau tingkat hidratasi.

Kadar lengas dan hidratasi sangat berpengaruh terhap warna tanah, dalamhal ini

apabila dalam keadaan lembab hingga basah maka tanah akantampak berwarna

hitam/kelam. Tingkat hidratasi sangat erat kaitannyadengan kedudukan terhadap

permukaan air tanah, yang mengarah kewarna reduksi (gleisasi), yaitu kelabu biru hingga

kelabu hijau. 

b. Kadar bahan organik Makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah

akanmakin kelam. Sebaliknya, semakin rendah kandungan bahan organiknyawarna tanah

akan tampak lebih terang (Hardjowigeno, 1992).

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan perbandingan butir

pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur

yaitu :

a. Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung .

b. Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus. 

Page 19: Pengamatan Tanah Acara 4

c. Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu 

d. Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu. 

e. Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat (Hardjowigeno, 1992).

Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah menggunakan buku MunsellSoil Color

Chart dan tekstur tanahnya diketahui warna tanah ultisol berada pada warna dark brown yang

notasinya 10 YR ¾, inseptisol berwarna dark raddish brown yang bernotasi 5 YR 2,5/2,

vertisol very dark gray 5 YR 3/1, andisol very dark brown 10 YR 2/2, dan endisol 10 YR 2/2.

Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin, membentuk bola

dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena

tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat dimana ilkim musim basah dan kering jelas

(Foth,1988).

Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar,

membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung sertamelekat sekali.

Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan dalam iklim humid untuk

waktu yang sangat lama (Foth, 1988).

Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak kasar, bola

agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung pisah-pisah lempung lebih

besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atausama dengan 45 %. Inseptisol

termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnyalempung berpasir sebenarnya sudah sangat

menyulitkan pertumbuhan padi sebabsuhunya rendah sehingga mengakibatkan proses

pelapukan terhambat (Hakim,1986).

Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampaidalam,

berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas,

Page 20: Pengamatan Tanah Acara 4

bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur

serta lepas (Munir, 1996).

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifatandik dengan

kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari0.9 g/cc sampai kedalaman

lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan ataumengandung abu vulkano, abu apung,

lapili dan sebangsanya lebih dari 60% sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai

pH NaF 1N lebih dari 9.4(Munir, 1996).

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifatandik dengan

kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari0.9 g/cc sampai kedalaman

lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau mengandung abu vulkano, abu apung,

lapili dan sebangsanya lebih dari 60%sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai

pH NaF 1N lebih dari 9.4(Munir, 1996). 

Berdaasarkan percobaan pengamatan struktur tanah , ultisol memiliki tipe gumpal dan

klas F (kasar), Tanah Inseptisol memiliki tipe halus, tanah Andisol memiliki tipe gumpal dan

klas F ( sanat Halus), tanah Entisol memiliki tipe gumpal dan klas halus, serta tanah Vertisol

yang memiliki tipe gumpal dan klas sangat halus .

Page 21: Pengamatan Tanah Acara 4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengamatan jenis suatu tanah dapat ditentukan dari 4 cara yaitu Warna tanah,

Tekstur Tanah, Struktur Tanah dan Konsistensi.

2. Pengamatan warna tanah dan tekstur tanah diketahui warna tanah vertisol berada

pada notasi warna 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai warna Very Dark Grayish

Gray, sementara teksturnya adalah lempung liat berdebu. Tanah andisol berada

pada notasi warna 10 YR 2/2 yang mempunyai warna very Dark Brown dan

bertekstur pasir berlempung. Tanah inseptisol berada pada notasi warna 5 YR

2,5/2 yang mempunyai warna dark reddish Brown dan bertekstur lempung liat

berdebu. Tanah entisol berada pada nptasi warna 10R 2/2 dan mempunyai warna

very Dark Brown dan bertekstur lempung berliat. Tanah ultisol berada pada

notasi warna 7,5 YR 3/4 mempunyai warna dark Brown bertekstur liat berpasir.

3. Praktikum pengamatan struktur tanah, didapatkan tanah vertisol yang mempunyai

tipe gumpal, klas sangat kasar (VC) serta derajat kuat.Tanah andisol mempunyai

tipe gumpal dengan klas sangat halus dan derajat cukupan.Tanah inseptisol

mempunyai tipe gumpal, klasnya halus (F), serta derajatnya cukupan.Tanah

entisol mempunyai tipe gumpal dengan klas halus dan derajatnya lemah.Tanah

ultisol mempunyai tipe gumpal dengan klas kasar dan derajatnya kuat.

4. Praktikum pengamatan konsistensi lembab dan kering tanah, didapatkan

konsistensi Vertisol, Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada

Page 22: Pengamatan Tanah Acara 4

keadaan lembab yaitu berturut-turut sangat teguh

sekali,gembur,gembur,teguh,teguh.Sedangkan konsistensi Vertisol, Entisol,

Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada keadaan kering yakni Sangat

Keras Sekali,lunak,keras,keras,keras.

B. Saran

Ketelitian dalam pengamatan warna, tekstur, struktur dan konsistensi tanah sangat

dibutuhkan agar dapat memperoleh data yang sesuai dengan kenyataan.

Page 23: Pengamatan Tanah Acara 4

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry. O. 1982, Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Foth, H.D. 1994, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

. , 1998, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung

Hanafiah, Ali Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd, Bombay.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat PendidikanTinggi,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan. Institut

PertanianBogor, Bogor.

Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta

Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan, Jakarta.