laporan praktikum 4
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
( MORFOLOGI KOLONI DAN MORFOLOGI SEL DAN UJI BIOKIMIAWI )
Disusun oleh :
Nama : Indah Kertawati
NIM : 098114039
Kelompol :B3
Tgl. Praktikum : 24 February 2010
Pj Laporan :
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2010
ACARA IV
IDENTIFIKASI BAKTERI
MORFOLOGI KOLONI DAN MORFOLOGI SEL DAN UJI BIOKIMIAWI
I. MORFOLOGI KOLONI
A. TUJUAN:1. Morfologi Koloni
Praktikan mampu mengidentifikasi bermacam-macam bentuk
morfologi koloni bakteri yang tumbuh dalam bermacam – macam media
berdasarkan konsistensi media pertumbuhannya.
2. Morfologi Sel
Praktikan diharapkan mampu mengidentifikasi karakter morfologi sel
individual yang meliputi : ada tidaknya flagella ( sifat motilitas ), bentuk
dan rangkaian sel, ada tidaknya spora dan reaksi – reaksi sel bakteri
terhadap pengecatan.
Gerakan bakteri
Untuk melihat pergerakan bakteri di bawah mikroskop maupun
pada media pertumbuhan.
Pengecatan – pengecatan bakteri
Mempelajari jenis – jenis pengecatan bakteri
Untuk melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram, sifat tahan
asam, dan ada tidaknya spora.
B. DASAR TEORI :
Morfologi bakteri dapat dibdakan menjadi :
1. Bentuk :
a) Pada media agar miring dapat dilihat koloni :
Arborescent
Beaded
Achinulate
Filiform
Rhizoid
Spreading
b) Pada media agar tegak dapat dilihat bentuk koloni :
No growth
Turbid ( cloudy )
Flocculent
Pellicle
Ring formation
2. Ukuran
Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira –
kira pecahan mm ( diameter ), hiingga 5 – 10 mm.
3. Tekstur
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya dan
tekstur permukaan ini yaitu :
Smooth : licin, bundar dan berkompleks
Rough : kasar, datar, bergerigi
Mucoid : berlendir, basah, kadang – kadang bersatu, lembut dan
tebal ( Tarigan, 1988 )
4. Warna Koloni
Beberapa sesies bakteri mampu menghasilkan zat warna di dalam sel
yang tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya berwarna.
Beberapa koloni menghasilkan zat warna yang larut daalam air, yang
menyebabkan secara difusi kesekitar media agar, sehingga mewarnai media
agarnya.
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat menggunakan mikroskop
biasa tanpa pengecatan, yaitu dengan cara – cara khusus, namun pengamatan
dengan cara ini lebih sulit karena lain ini transparan atau semi transparan.
Dengan pengecatan dapat dilihat struktur sel mikroba dengan sesama.
Fungsi pengecatan terutama member warna pada sel atau bagian – bagiannya
sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas. Selain itu pengecatan
juga dapat menunjukan bagian – bagian struktur sel, menunjukan distribusi
dan susunan kimia bagian – bagian sel , membedakan mikroba yang satu
dengan mikroba yang lain., menentukan Ph dan potensial reduksi – oksidasi
ekstraseluler dan intraseluler. ( Jutono, 1980 )
Pewarnaan Gram, merupakan tahap penting dalam pencirian dan
identifikasi bakteri. Pewarnaan gram ini memilah bakteri menjadi 2, yaitu
Gram positif dan Gram negative. Bakteri Gram positif berwarna ungu
disebabkan kompleks zat warna Kristal violet iodium tetap dipertahankan
meskipun diberi larutan pmucat. Sementara bakteri Gram negatif berwarna
merah karena kompleks tersebut larut sewaktu pemberian pemucat dan
kemudian mengambil zat warna kedua yang berwarna merah. Digunakan
Kristal violet, larutan lugol, larutan pemucat, dan biru metilen.
Pewarnaan Ziehl Neelsen, Atau pewarnaan tahan asam memilahkan
memihahkan kelompok mickrobacterium dan nocardia. Dari bakteri lainnya.
Kelompok bakteri ini disebut tahan asam karena dapat mempertahankan zat
warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Sewaktu pewarnaan
ini digunakan asam dan alkohol. Bakteri tahan asam akan berwarna merah,
sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan tidak berwarna. Digunakan
fuksil karbol, larutan pemucat dan biru metilen.
Pewarnaan spora. Spora pada bakteri merupakan struktur yang tahan
panas dan kimia. Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi bakteri. Spora terbentuk
didalam sel sehingga disebut endospora, dalam satu sel bakteri hanya ada
satu spora dan tidak berfungsi untuk reproduksi. Lapisan luar spora
merupakan penahan yang baik terhadap bahan kimia sehingga spora sukar
diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan cara dipanaskan. Pemanasan
menyebabkan lapisan luar spora mengembang, sehingga zat warna dapat
masuk. Digunakan biakan tua ( 72 jam ), larutan hijau malakit, dan larutan
safranin ( Lay, 1994)
C. PROSEDUR KERJA:
1. Morfologi Koloni
a. Morfologi Koloni Bakteri dalam Media Cair
Alat dan Bahan :
a. Media nutrient cair ( NB ) dalam tabung reaksi
b. Jarum Ose
c. Isolat Murni bakteri tanah sludge ( hasil acara III )
Cara Kerja :
Menyiapkan media nutrient cair ( NB ) yang telah disterilkan
↓
Memginokulasikan secara aseptik biakan murni isolat bakteri tanah sludge dengan
menggunakan 1 – 2 ose pada media NB.
↓
Meng inkubasikan pada suhu kmar selama 24 – 48 jam
↓
Mengamati pertumbuhan bakteri pada permukaan media, kean, bau, dan ada tidaknya
endapan.
↓
Membandingkan dengan control
↓
Menentukan karakter bakteri tersseebut berdasrkan kebutuhannya akan O2
b. Morfologi Koloni Bakteri dalam Media Agar Tegak
Alat dan bahan :
a. Media NA tegak dalam tabung reaksi
b. Jarum inokulasi
c. Isolate murni bakteri tanah sludge ( Hasil percobaan acara III )
d. Tabung reaksi
Langkah kerja
Mentiapkan medium NA tegak yang telah disterilkan
↓
Menyaring kultur dengan filter bakteri berdiameter pori 0,1 – 0,22 µm.
↓
Menginkubasikan biakan murni isolat bakteri tanah sludge dengan menggunakan
jarum inokulasi secara tusukan ( penusukan tidak boleh dilakukan sampai kedasar
tabung )
↓
Menginkubasikan selama 24 – 48 jam pada suhu kamar
↓
Mengamati pertumbuhannya ( merata atau tidak; baik pada permukaan atau bagian
dasar, bentuk pertumbuhannnya pada bekas tusukan; filiform, echinulate, beaded,
vilous, rhizoid, arborescent )
c. Morfologi dan koloni bakteri pada media agar ( NA ) miring
Alat dan bahan :
a. Tabung reaksi dengan media NA miring
b. Jarum inokulasi
c. Jarum Ose
d. Isolate murni tanah sludge ( hasil percobaan acara III )
Langkah Kerja
Menginokulasikan media NA miring steril dengan biakan murni isolate bekteri
tanah sludge dengan jarum ose atau jarum inokulasi secara goresan lurus
↓
Menginkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu kamar
↓
Mengamati pertumbuhannya ( Tipis, sedang, labat, atau tidak ada; Bentuk
pertumbuhannya pada goresan : filiform, echinulate, beaded, villous, rhizoid,
arborescent; Elevasi, kilat,topografi, warna, baud an konsentrasinya )
d. Morfologi Koloni bakteri pada media cawan agar ( NA )
Alat dan bahan :
a. Jarum Ose
b. Cawan Na
c. Isolate murni tanah sludge ( hasil percobaan III )
Langkah Kerja :
Menginokulasi 1 ose kultur bakteri isolate bakteri tanah sludge ke dalam cawan agar
secara streak plate
↓
Menginkubasi secara terbalik pada suhu kama selama 24 – 48 jam
↓
Mengamati koloni – koloni pisah yang terbentuk ( dibawah atau dipermukaan
media, bentuk koloni, permukaan koloni, elvasi, bentuk tepid an bentuk struktur
dalam )
2. Morfologi Sel Bakteri
a. Gerakan Bakteri
Gerakan bakteri dengan metode tetes gantung ( hanging drop )
Alat dan bahan :
a. Mikrosop cahaya
b. Vaselin
c. Tusuk Gigi
d. Gelas benda cekung dan gelas penutup
e. Isolat muri tanah sludge ( hasil percobaan acara III )
Langkah Kerja
Menempatkan 4 gumpalan vaselin pada objek gelas kira – kira seluas ujung –
ujung gelas penutup dengan menggunakan tusuk gigi
↓
Meletakan 1 ose kultur pada gelas penutup ( jika media padat, menambahkan
kultur dengan air). Kemudian tempelka↓n gelas penutup bervaselin pada gelas
benda cekung. Pastikan bahwa kultur isolat yang akan diamati tepat berada
dibagian yang cekung dari gelas benda.
↓
Membalikan gelas benda pada gelas penutup dengan hati – hati sedemikian
rupa sehingga ujung – ujung vaselin pada gelas benda berlekatan dengan gelas
penutup
↓
Membalikan dengan hati – hati gelas benda
↓
Mengamati dengan perbesaran lemah kuat ada tidaknya gerakan bakteri ( hati
– hati dengan adanya gerakan “ Bownian “)
Gerakan Bakteri Dengan Cara Tusukan
Alat dan Bahan :
a. Media semi solid dengan kandungan agar 0,2 – 0,4 %
b. Jarum Inokulasi
c. Isolate murni tanah sludge ( hasil percobaan acara III )
Langkah Kerja :
Menginokulasikan isolat murni bakteri tanah sludge pada media semi solid
( 0,2 – 0,4 % agar) steril dengan menggunakan jarum inokulasi secara
tusukan
↓
Menginkubasikan selama 24 – 48 jam pada suhu kamar
↓
Mengamati hasil percobaan ( ada tidaknya gerakan bakteri ) dan
menggambarkannya
b. Pengecatan – Pengecatan Bakteri
Pengecatan Gram
Alat dan Bahan :
a. Mikroskop cahaya
b. Crystal Violet ( Gran A )
c. Larutan Iodine ( Gram B )
d. Alkohol 96 % ( Gram C )
e. Safranin ( Gram D )
f. Minyak Immersi
g. Isolat murni bakteri tanah sludge ( hasil prcobaan acara III )
h. Gelas Benda
i. Jarum Ose
Langkah Kerja :
Membuat pulasan bakteri diatas objek gelas, keringkan dan fiksasi dengan api
↓
Meneteskan cat crystal violet ( Gram A ) dan diamkan 30 – 60 detik
↓
Membuang sisa cat dan mencuci dengan air mengalair
↓
Meneteskan larutan Iodine ( Gram B ) dan biarkan selama 1 – 2 menit
↓
Mencuci dengan air mengalir dan kemudian didecolorisasi ( diberi larutan
peluntur ) dengan alcohol ( Gram C ) kira – kira 20 detik ( jangan sampai
berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan hasil )
↓
Memcuci dengan air mengalir, menambahkan larutan safranin ( Gram D )
selama 10 – 20 detik
↓
Mencuci kembali dengan air mengalir, angin – anginkan dan amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran kuat (1000 X) menggunakan minyak immerse
↓
Menggambar hasil – hasil pengecatan bakteri dengan diberi keterangan
mengenai warna sel bakteri yang menunjukan sifat gram dan bentuk sel
Pengecatan acid Fast ( Ziehl Neelsen )
Alat dan bahan :
a. Gelas Obyek
b. Mikroskop
c. Cat ziehl Neelsen Carbolfuchsin ( ZN A)
d. Peluntur ( alakohol 96% ) ( zn b )
e. Metvien blue
Cara Kerja :
Membuat Pulasan bakteri diatas bunsen
↓
Menutup dengan sepotong kertas filter , menambahkan larutan carbolfuchsin ( ZN A),
Memanaskan diatas Bunsen dengan nyala kecil, mendiamkan selama 5 menit
↓
Mendinginkan, mencuci dengan air, dan diangin – anginkan
↓Mencuci dengan larutan peluntur alkohaol 96 % sambil digoyang – goyangkan
sampai seluruh pulasan tidak tampak.
↓Mencuci dengan air mengalir dan keringkan
↓
Membubuhkan cat penutup metilen biru selama 20 – 30 detik
↓
Mencuci, mengeringkan dan mengamati dengan perbesaran kuat (1000X )
menggunakan minyak immerse.
↓
Menggambar, member keterangan mengenai bentuk sel, warna dan reaksi
pengecatan.
Pengecatan Spora
Alat dan Bahan :
a. Malachite green 5%
b. Safranin
c. Mikroskop
d. Minyak immersi
e. Isolat murni bakteri tanah sludge ( hasil percobaan acara III )
f. Gelas benda
g. Jarum ose
Cara kerja dengan metode Schaefler dan Fultun
Membuat pulasan bakteri dan fiksasi diatas nyala lampu Bunsen
↓
Menetesi dengan larutan malachite green berlebihan dan biarkan selama 1 menit.
Memanasi dengan cara diatas lampu Bunsen sampai menguap selama ½ menit
↓
Menambahkan cat safranin selama 5 menit
↓
Mencuci, mengeringkan, dan mengamati, menggunakan mikroskop dengan
perbesaran kuat ( 1000X) debgan minyak immerse.
↓
Menggambar hasl – hasil pengamatan
Pengecatan spora dengan cara Bartholloew dan Mittwer
Membuat pulasan bakteri dan fiksasi diatas Bunsen
↓
Menutup dengan sepotong kertas filter, menambahkan larutan
carbolfuchsin dan panaskan diatas Bunsen dengan nyala kecil ,
diamkan selama 5 – 10 menit
↓
Mendinginkan, memcuci dengan air mengalir dan angin- anginkan
↓
Mencuci dengan larytan peluntur alcohol 96 %, sambil digoyang –
goyangkan sampai semua pulasan tak nampa
↓
Cuci dengan aif mengalir dan keringkan
↓
Membubuhkan cat penutup metylen biri selama 20 – 30 detik
↓
Mencuci, mengeringkan dan mengamati dengan perbesaran kuat
(1000X ) menggunakan minyak immerse
↓
Menggambar hasil pengamatan