laporan pendahuluan pre-eklampsi

16
LAPORAN PENDAHULUAN PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertian Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli : 1. Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ). 2. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). 3. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000) 4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema,

Upload: sari-widhiani

Post on 26-Apr-2017

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

LAPORAN PENDAHULUAN

PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian

Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli :

1. Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang

disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema

(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai

akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba,  1998 ).

2. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan

protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler

atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul

setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar,

1998 ).

3. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera

setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)

4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai

oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran

Dorland ).

Beberapa pengertian eklamsia menurut para ahli :

1. Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang mendadak atau suatu

kondisi yang dirumuskan penyakit hipertensi yang terjadi oleh

kehamilan, menyebabkan kejang dan koma. (kamus istilah medis :

163, 2001)

2. Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan demam, pada wanita

hamil dan wanita dalam nifas, disertai dengan hipertensi, odema,

proteinuria. (obstetric patologi : 99, 1984)

3. Eklampsi merupakan serangan kejang yang diikuti oleh koma, yanh

terjdi pada wanita hamil dan nifas. (ilmu kebidanan, 295, 2006)

Page 2: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

4. Eklampsi dalam bahasa yunani berarti halilintar karena serangan

kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. (synopsis obstetric, 203 ,

1998)

5. Eklampsi adalah preeklempsia yang disertai kejang dan atau koma

yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi. (kapita selekta

kedokteran jilid 1, 310, 1999)

6. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua,

persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau

koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre

eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49).

7. Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran

klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul

pada ante, intra dan post partum. (Angsar MD, 1995: 41)

B. Etiologi

Sampai dengan saat ini etiologi pasti dari preeklampsia/ eklampsi masih

belum diketahui. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etio-

logi dari kelainan tersebut di atas, sehingga kelainan ini sering dikenal

sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori ter-sebut antara lain:

1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pada PE-E didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga

terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan

normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis, yang

kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan

mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin.

Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan

serotonin, sehingga terjadi vasos-pasme dan kerusakan endotel.

2. Peran Faktor Imunologis

Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul

lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada

kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen

placenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan

Page 3: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data yang men-

dukung adanya sistem imun pada penderita PE-E:

a. Beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam

serum.

b. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem

komplemen pada PE-E diikuti dengan proteinuri.

Stirat (1986) menyimpulkan meskipun ada beberapa pen-dapat

menyebutkan bahwa sistem imun humoral dan aktivasi komplemen

terjadi pada PE-E, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem imunologi bisa

menyebabkan PE-E.

3. Peran Faktor Genetik/Familial

Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian

PE-E antara lain:

a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.

b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi PE-E pada

anak-anak dari ibu yang menderita PE-E.

c. Kecendrungan meningkatnya frekwensi PE-E pada anak dan cucu

ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka.

d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron System (RAAS)

C. Patofisiologi

Pada pre-eklampsia terjadi spasmus pembuluh darah disertai

dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasmus yang

hebat dari arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola

sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah

merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka

tekanan darah dengan sendirinya akan naik sebagai usaha untuk mengatasi

kenaikan tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi.

Perubahan pada organ - organ:

1. Perubahan kardiovaskuler.

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada

preeklampsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya

Page 4: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi,

preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya

secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik

ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi

endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama

paru (Cunningham, 2003).

2. Metabolisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia

tidak diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih

banyak pada penderita preeklampsia dan eklampsia daripada pada

wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita

preeklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam

yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,

sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit,

kristaloid, dan protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada

preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum

biasanya dalam batas normal (Trijatmo, 2005 ).

3. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.

Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-

okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi

kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preeklampsia berat yang

mengarah pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan

ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan preedaran darah

dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina

(Rustam, 1998).

4. Otak

Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan

anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat

ditemukan perdarahan (Trijatmo, 2005)

Page 5: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

5. Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan ganggua n

pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena

kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan

eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan

terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.

6. Paru - paru

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya

disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis.

Bisa juga karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru

(Rustam, 1998)

D. Manifestasi Klinik

Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan :

pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan

akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala –

gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di

daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium,

mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia

yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

1. Preeklampsia Ringan

Peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau kenaikan

tekanan sistolik ≥ 30 mmHg, diastolik ≥ 15 mmHg dari tekanan darah

awal/biasanya, yang terjadi pada kehamilan ≥ 20 minggu. Hipertensi ini

diikuti oleh proteinuria dan edema patologik.

2. Preeklampsia Berat

Bila tekanan darah mencapai 160/110 mmHg disebut preeklamsia

berat. Preeklampsia dimasukan kriteria berat walaupun tekanan darah

belum mencapai 160/110 mmHg bila ditemukan gejala-gejala lain

seperti:

a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmhg atau diastolik ≥ 110 mmHg.

b. Proteiuria ≥ + 3

Page 6: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

c. Oligouria (< 400ml/24 jam)

d. Sakit kepala berat dan gangguan penglihatan

e. Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas abdomen atau

adanya ikterus.

f. Edema patologik dan sianosis.

g. Trombositopenia.

h. Pertumbuhan janin terhambat.

3. Eklampsia adalah kelanjutan atau gejala dan tanda preeklampsia yang

disertai kejang dan koma.

E. Penatalaksanaan Medis

Penanganan Pre Eklampsi Ringan

1. Kehamilan kurang dari 37 minggu. Lakukan penilaian 2 kali

seminggu secara rawat jalan

a. Pantau tekanan darah, priotein urine, refleks dan kondisi janin

b. Konseling pasien dengan tanda-tanda bahaya dan gejala

preeklampsi dan eklampsi

c. Lebih banyak istirahat

d. Diet biasa

e. Jika tekanan darah naik maka pasien perlu dirawat

f. Jika terdapat tanda2 pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan

terminasi kehamilan, jika tidak rawat sampai aterm

g. Jika protein urine meningkat tangani sebagai preeklampsi berat.

2. Kehamilan lebih dari 37 minggu

a. Jika serviks matang pecahkan ketuban dan induksi persalinan

dengan oksitosin atau prostaglndin

b. Jika serviks belum matang, lakukam pematangan dengan

prostaglandin atau sectio sesaria.

Penanganan Pre Eklampsia Berat Dan Eklampsia

1. Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa

persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbunya kejang

Page 7: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

pada eklampsia. Semua kasus preeklampsia berat harus ditangani

secara aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan

Penanganan Kejang

1. Beri obat anti konvulsan

2. Perlengkapan untuk penanganan kejang

3. Oksigen 4-5 l/mnt

4. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma

5. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi

6. Setelah kejang aspirasi mulut dan tenggorokan jika diperlukan

Penanganan Umum

1. Jika tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg, berikan obat

antihipertensi, sampai tekakan diastolik diantara 90-100 mmHg

2. Pasang infus dengan jarum ukuran besar

3. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload

4. Pasang kateter urin untuk memantau pengeluaran urin dan

proteinurine

5. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/ jam

a. Hentikan pemberian MgSO4 dan berikan cairan IV (Na Cl 0.9 %

atau RL) dengan kecepatan tetasan 1 liter/8jam

b. Pantau kemungkinana edema paru

6. Observasi tand-tanda vital dan denyut jantung janian tiap jam

7. Jika terjadi edema paru berikan injrksi Furosemid 40 mg IV sekali

saja

F. Komplikasi

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha

utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia

dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi

pada pre eklampsia berat dan eklampsia :

Page 8: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

1. Solusio plasenta

Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat

mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat

menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.

2. Hipofibrinogenemia

Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di

bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus

secara berkala.

3. Hemolisis

Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan

integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan

hemoglobin. Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena

ikterus.

4. Perdarahan otak

Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada

penderita eklampsia.

5. Kelainan mata

Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai

seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang

merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.

6. Edema paru – paru

7. Nekrosis hati

Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus

arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan

pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

8. Sindroma HELLP

Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda :

hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang

diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul

pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah

melahirkan.

Page 9: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

9. Kelainan ginjal

Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan

sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.

Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.

10. Komplikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh

akibat kejang -  kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.

11. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin

Page 10: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi
Page 11: Laporan Pendahuluan Pre-eklampsi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.tt.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Preeklampsia.

(dalam:http://galeriabiee.wordpress.com/kumpulan-askep/askep-maternitas/

asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-preeklampsia/). Diakses 15 Maret

2014 pukul 17.45 wita

Anonim.2011.PreeklampsiaEklampsia.(dalam:http://belajarmedis.blogspot.com/

2011/09/preeklampsia-eklampsia_10.html).Diakses 15 Maret 2014 pukul

18.00 wita

Malida,Dyan.2011. Keperawatan Maternitas Preeklampsi. (dalam:

http://dyanmalida.blogspot.com/2011/05/keperawatan-maternitas-

preeklampsi-dan.html). Diakses 15 Maret 2014 pukul 18.15 wita

Anonim.2010.Sop Preklampsia dan Eklampsia.(dalam:

http://rskartinimjk.blogspot.com/2010/05/sop-preeklampsia-dan-

eklampsia.html). Diakses 15 Maret 2014 pukul 18.00 wita