laporan pendahuluan fc
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
1/13
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS CONVULSIVE DI RUANG PICU-NICU RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Anak di Ruang Picu-Nicu Rumah Sakit Umum Daerah Kudus
Disusun Oleh
VERA FI!RIA RAHMA"A!I S.#Ke$
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH !INGGI ILMU KESESEHA!AN MUHAMMADI%AH KUDUS
&'()
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
2/13
(. PENGER!IAN
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bai dan anak biasana terjadi antara umur !
bulan dan " tahun# berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adana infeksi
intrakronial atau penebab tertentu $%ansjoer Arief# &'''(
Kejang demam adalah kejang ang terjadi padausia antara ! bulan hingga " tahun ang berkaitan dengan demam# namun tanpa adana tanda-tanda infeksi intracranial atau penebab
ang jelas) $Ro# %eadow# &''"(Demam adalah meningkatna temperatur tubuh secara abnormal lebih dari !*#"o+#
merupakan respon tubuh terhadap kuman# bakteri dan ,irus penebab penakit ang masuk
ke dalam tubuh $Suriadi# &''()Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
akti,itas neoronal ang abnormal dan pelepasan listrik serebral ang berlebihan $.et/#
&''&()0angguan kejang merupakan sindrom kronis dimana disfungsi neurologis pada jaringan serebral menghasilkan episode paraksosmal berulang $kejang( gangguan perilaku#
suasana hati# sensasi# persepsi# gerakan dan tonus otot $+arpenito# &'''()
1adi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik ang tidak terkontrol dari
sel saraf korteks serebral ang ditandai dengan serangan tiba-tiba# terjadi gangguan
kesadaran ringan# aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori) $Doenges# &'''(
&. E!IOLOGI
2ingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi saluran nafas
atas# otitis fedia# gastroenteritis# dan infeksi saluran kemih# kejang tidak selalu tmbul pada
suhu tinggi dapat menebabkan kejang) $%ansjoer Arief# &'''(Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal demam)
Penabab ini ang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas) $Ro# %eadow# &''"(
Kejang demam biasana dicetuskan oleh infeksi serupa# infeksi ,irus pada telinga# faring
atau saluran cerna) $%erenstein 0erald# &''(
%enurut 3umbantobing#&'' 4aktor ang berperan dalam menebabkan kejang demam5
) Demam itu sendiri&) 6fek produk toksik dari pada mikroorganisme $kuman dan ,irus terhadap otak()
!) Respon alergik atau keadaan imun ang abnormal oleh infeksi)
7) Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit") 6nsefalitis ,iral $radang otak akibat ,irus( ang ringan ang tidak diketahui atau
ensekalopati toksik sepintas)
8) 0abungan semua faktor tersebut di atas)9erjadina bangkitan kejang pada bai dan anak kebanakan bersamaan dengan kenaikan
suhu tubuh ang tinggi dan cepat ang disebabkan infeksi diluar susunan saraf pusat#
misalna tonsilitis# otitis media akut $:%A(# bronkhitis# dan lain ; lain)
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
3/13
*. PA!OFISIOLOGI
Pada keadaan demam kenaikan suhu '+ akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal '-"< dan kebutuhan :& akan meningkat &'
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
4/13
disertai terjadina apnea# meningkatkan kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot
skelet ang akhirna terjadi hipoksemia# hiperkapnia# asidosis laktat disebabkan oleh
metabolisme anaerobik# hipotensi arterial disertai denut jantung ang tidak teratur dan suhu
tubuh makin meningkat disebabkan meningkatna aktifitas otot dan selanjutna
menebabkan metabolisme otak meningkat) Rangkaian kejadian diatas adalah faktor
penebab hingga terjadina kerusakan neuron otak selama berlangsungna kejang lama)
4aktor terpenting adalah gangguan peredaran darah ang mengakibatkan hipoksia sehingga
meninggikan permebealitas kapiler dan timbul edema otak ang mengakibatkan kerusakan
sel neuron otak)Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapatkan serangan kejang
ang berlangsung lama dapat menjadi @matang di kemudian hari# sehingga terjadi serangan
epilepsi ang spontan) 1adi kejang demam ang berlangsung lama dapat menebabkankelaian anatomis di otak hingga terjadi epilepsi) $ Ngastiah# BB*()
+. P,h,/
Gangguan
keseimbangan
Infeksi bakteri, virus dan
ReaksiPerubahan
konsentrasi
diruang ekstraProses Demam
KelainanNeurologis
perinteral
Ketidakseimbang
an potensial
membrane AP
#iperterm
Di$sit Na% dan
K%
Resiko Ke&ang
Resiko (idera
Pengobatan,
pera)atan,
prognosis lan&ut dan
Ke&ang*ebih dari +
menit
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
5/13
5. M,ni0es,si Klini1
Serangan kejang biasana terjadi dalam &7 jam pertama sewaktu demam# berlangsung
singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik# klonik# fokal# atau akinetik)
Umumna kejang berhenti sendiri) Setelah kejang berhenti# anak tidak memberi reaksi
apapun sejenak# tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali
tanpa defisit neurologis) Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara $2emiparesis
9odd( ang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari) Kejang unilateral ang lama
diikuti oleh hemiparesis ang menetap) .angkitan kejang ang berlangsung lama sering
terjadi pada kejang demam ang pertama) $ %ansjoer# &''"()Durasi kejang ber,ariasi# dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari !' menit#
tergantung pada jenis kejang demam tersebut) Sedangkan frekuensina dapat kurang dari 7
kali dalam tahun sampai lebih dari & kali sehari) Pada kejang demam kompleks# frekuensi
dapat sampai lebih dari 7 kali sehari dan kejangna berlangsung lebih dari !' menit)
0ejalana berupa5
Demam $terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh ang tejradi secara tiba-tiba(
Pingsan ang berlangsung selama !' detik-" menit $hampir selalu terjadi pada anak-anak
ang mengalami kejang demam(
Postur tonik $kontraksi dan kekakuan otot meneluruh ang biasana berlangsung selama
'-&' detik(
0erakan klonik $kontraksi dan relaksasi otot ang kuat dan berirama# biasana
berlangsung selama -& menit(
3idah atau pipina tergigit
0igi atau rahangna terkatup rapat
Inkontinensia $mengompol(
0angguan pernafasan
Apneu $henti nafas(
Durasi
kurang dariKurangn-a informasi
mengenai prognosis,
pengobatan, danPerubahan
!upla- .
/
Ke idak
0enimbulkan(emas Perfusi 1aringan
!erebral tidak
efektif
Sumber 5
Ngastiah# BB*
Ngastiah# &''"
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
6/13
Kulitna kebiruan
Setelah mengalami kejang# biasana5 Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama jam atau
lebih 9erjadi amnesia $tidak ingat apa ang telah terjadi(-sakit kepala
%engantuk
3inglung $sementara dan sifatna ringan(
). Pe2eri1s,,n $enun3,n4
,5 6lektrolit 5 9idak seimbang dapat berpengaruh menjadi pradiposisi pada akti,itas kejang
65 Sel darah merah $SD%( 5 Anemia aplastik mungkin sebagai akibat dari terapi obat
75 4ungsi lambal 5 Untuk mendeteksi tekanan abnormal dari cairan secara brospinal# tanda-
tanda infeksi# perdarahan
d5 4oto ronsen kepala untuk mengidentifikasi adana fraktur
e5 660 $6lektro enspalgram( 5 daerah serebal ang tidak berfungsi
05 %RC 5 Neulokalisasi
45 +9 ; scan 5 %engidentifikasi lokasi serebal# infrak# hematom# tumor# abses# dll 2Dongoes, 0aril-n ", #al /3/4
8. Pen,,l,1s,n,,n
Penanganan Umum Saat Kejang
,5 1angan panik berlebihan)
65 1angan masukkan sendok atau jari ke mulut)
75 1angan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum sadar)
d5 3etakkan anak dalam posisi miring# buka celanana kemudian berikan dia/epam melalui
anus dengan dosis ang Sama)
e5 .ila masih kejang# dia/epam dapat diulang lagi setelah " menit# sambil membawa anak
ke rumah sakit)05 .ila anak demam tinggi# usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan
mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa# lalu berikan penurun demam
bila ia sudah sadar)
45 1angan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang# berusahalah
untuk tetap tenang)
h5 Kejang akan berhenti dengan sendirina) Amati berapa lama anak anda kejang)
i5 Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu# hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk
mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang)
35 2ubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari ' menit)15 1ika kejang telah berhenti# segeralah ke dokter untuk mencari penebab dan mengobati
demam)
Penanganan Kejang Demam Saat Di Rumah Sakit
,5 %emastikan jalan napas anak tidak tersumbat
65 Pemberian oksigen melalui face mask
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
7/13
75 Pemberian dia/epam '#" mgkg berat badan per rektal $melalui anus( atau jika telah
terpasang selang infus '#& mgkg per infus
d5 Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
e5 Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti
kemungkinan hipoglikemia) Namun sumber lain hana menganjurkan pemeriksaan ini pada anak ang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang $mengantuk#
lemas( ang berkelanjutan ).erikut adalah tabel dosis dia/epam ang diberikan 5
9erapi awal dengan dia/epam
Usia Dosis CE $infus(
$')&mgkg(
Dosis per rektal
$')"mgkg(
F tahun ;& mg &)";" mg
;" tahun ! mg *)" mg
";' tahun " mg ' mg
? ' ears ";' mg ';" mg
1ika kejang masih berlanjut 5
o Pemberian dia/epam '#& mgkg per infus diulangi) 1ika belum terpasang selang infus# '#"
mgkg per rektal
o Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
o 1ika kejang masih berlanjut 5
Pemberian fenobarbital &'-!' mgkg per infus dalam !' menit atau fenitoin "-&'
mgkg per infus dalam !' menit)
Pemberian fenitoin hendakna disertai dengan monitor 6K0 $rekam jantung()
o 1ika kejang masih berlanjut# diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan
intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan)o Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangna kejang demam
jarang sekali dibutuhkan dan hana dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh
spesialis
o .eberapa obat ang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut)
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
8/13
Antipiretik Antipiretik tidak mencegah kejang demam ) Penelitian menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangna kejang demam antara
pemberian asetaminofen setiap 7 jam dengan pemberian asetaminofen secara
sporadis) Demikian pula dengan ibuprofen) Dia/epam ) Pemberian dia/epam per oral atau per rektal secara intermiten
$berkala( saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko
tinggi berulangna kejang demam ang berat ) 6dukasi orang tua merupakan
sarat penting dalam pilihan ini) 6fek samping ang dilaporkan antara lain ataksia
$gerakan tak beraturan(# letargi $lemas# sama sekali tidak aktif(# dan rewel)
Pemberian dia/epam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada
onset demam sebelum dia/epam sempat diberikan ) 6fek sedasi $menenangkan(
dia/epam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala ang lebih berbahaa# sepertiinfeksi sistem saraf pusat)
Profilaksis $obat pencegahan( berkelanjutan) 6fekti,itas profilaksis dengan
fenobarbital hana minimal# dan risiko efek sampingna $hiperakti,itas#
hipersensiti,itas( melampaui keuntungan ang mungkin diperoleh ) Profilaksis
dengan carbama/epine atau fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah
berulangna kejang demam) Asam ,alproat dapat mencegah berulangna kejang
demam# namun efek samping berupa hepatotoksisitas $kerusakan hati# terutama
pada anak berusia
Dari berbagai penelitian tersebut# satu-satuna ang dapat dipertimbangkan sebagai
profilaksis berulangna kejang demam hanalah pemberian dia/epam secara berkala
pada saat onset demam# dengan dibekali edukasi ang cukup pada orang tua) Dan
tidak ada terapi ang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa ang akan datang )
9. Pen41,3i,n
Anamnesa
Akti,itas atau Cstirahat
o Keletihan# kelemahan umum
o Keterbatasan dalam berakti,itas# bekerja# dan lain-lain
Sirkulasi
o Cktal 5 2ipertensi# peningkatan nadi sinosis
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
9/13
o Posiktal 5 9anda-tanda ,ital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan Cntergritas 6go
o Stressor eksternal atau internal ang berhubungan dengan keadaan dan atau
penanganan
o Peka rangsangan 5 pernafasan tidak ada harapan atau tidak berdaao Perubahan dalam berhubungan
6liminasi
o Cnkontinensia epirodik
%akanan atau cairan
o Sensiti,itas terhadap makanan# mual atau muntah ang berhubungan dengan
akti,itas kejang Neurosensori
o Riwaat sakit kepala# akti,itas kejang berulang# pinsan# pusing riwaat trauma
kepala# anoreksia# dan infeksi serebal
o Adana area $rasangan ,isual# auditoris# area halusinasi(
o Posiktal 5 Kelamaan# neri otot# area paratise atau paralisis
Kenamanan
o Sakit kepala# neri otot# $punggung pada periode posiktal(
o Neri abnormal proksimal selama fase iktal
Pernafasan
o 4ase iktal 5 0igi menetup# sinosis# pernafasan menurun cepat peningkatan sekresi
mulus
o 4ase posektal 5 Apnea
Keamanan
o Riwaat terjatuho Adana alergi
Cnteraksi Sosial
o %asalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga lingkungan sosialna
o Perubahan kekuatan atau tonus otot secara meneluruh
Pemeriksaan 4isik Akti,itas
o Perubahan tonus otot atau kekuatan otot
o 0erakan in,olanter atau kontraksi otot atau sekelompok otot
Cntegritas 6go
o
Pelebaran rentang respon emosional 6leminasi
o Cktal 5 penurunan tekanan kandung kemih dan tonus spinter
o Posiktal 5 otot relaksasi ang mengakibatkan inkonmesia
%akanan atau cairan
o Kerusakan jaringan lunak $cedera selama kejang(
o 2perplasia ginginal
Neurosensori $karakteristik kejang(
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
10/13
o 4ase prodomal 5
• Adana perubahan pada reaksi emosi atau respon efektifitas ang tidak menentu
ang mengarah pada fase area)
o Kejang umum
• 9onik ; klonik 5 kekakuan dan postur menjejak# mengenag peningkatan keadaan#
pupil dilatasi# inkontineusia urine• 4osiktal 5 pasien tertidur selama !' menit sampai beberapa jam# lemah kalau
mental dan anesia
• Absen $patitmal( 5 periode gangguan kesadaran dan atau makanan
o Kejang parsial
• 1aksomia atau motorik fokal 5 sering didahului dengan aura# berakhir " menit tdak
ada penurunan kesadaran gerakan ersifat kon,ulsif
o Kenamanan
• Sikap atau tingkah laku ang berhati-hati
• Perubahan pada tonus ott
• 9ingkah laku distraksi atau gelisaho Keamanan
• 9rauma pada jaringan lunak
• Penurunan kekuatan atau tonus otot secara meneluruh
:. Di,4n;s, Ke$er,,,n
%enurut Doengoes# dkk $BBB (# Angram $BBB( dan carpenito $&'''(# diagnosa ang
mungkin muncul pada pasien dengan kejang demam
a) Resiko tinggi terhadap cidera b)d akti,itas kejang
b) 2ipertermi bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
c) Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak d) Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi# prognosis# penatalaksanaan dan
kebutuhan pengobatan bd kurangna informasi
('. Peren7,n,,n
a) Resiko tinggi terhadap cidera b.d aktivitas kejang 9ujuan 5 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama poroses keperawatan
diharapkan resiko cidera dapat di hindari# dengan kriteria hasil
N:+5 Pengendalian Resiko
− Pengetahuan tentang resiko
− %onitor lingkungan ang dapat menjadi resiko
− %onitor kemasan personal
− Kembangkan strategi efektif pengendalian resiko
− Penggunaan sumber daa masarakat untuk pengendalian resiko
Cndikator skala 5
G tidak adekuat
& G sedikit adekuat
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
11/13
! G kadang-kadang adekuat
7 G adekuat
" G sangat adekuat NC+ 5 mencegah jatuh
− Cdentifikasi faktor kognitif atau psikis dari pasien ang dapat menjadiakn potensial
jatuh dalam setiap keadaan
− Cdentifikasi mkarakteristik dari lingkungan ang dapat menjadikan potensial jatuh
− %onitor cara berjalan# keseimbangan dan tingkat kelelahan dengan ambulasi
− Cnstruskan pada pasien untuk memanggil asisten kalau mau bergerak
b) Hipertermi b.d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus9ujuan 5 setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu dalam rentang norma
N:+ 5 9hemoregulation
− Suhu tubuh dalam rentang normal
− Nadi dan RR dalam rentang normal
− 9idak ada perubahan warna kulit dan tidak warna kulit dan tidak pusing
Cndicator skala
5 ekstrem& 5 berat
! 5 sedang
7 5 ringan" 5 tidak ada gangguan
NC+ 5 9emperatur regulation
− %onitor suhu minimal tiap & jam
− Rencanakan monitor suhu secara kontinu
− %onitor tanda ;tanda hipertensi
− 9ingkatkan intake cairan dan nutrisi
− %onitor nadi dan RR
c) Perfusi jaringan cerebral tidakefektif berhubungan dengan reduksi aliran darah ke otak
9ujuan 5 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
suplai darah ke otak dapat kembali normal
dengan kriteria hasil 5
N:+ 5 status sirkulasi
o 9D sistolik dbn
o 9D diastole dbn
o Kekuatan nadi dbn
o 9ekanan ,ena sentral dbn
o Rata- rata 9D dbn
Cndicator skala 5
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
12/13
G 6kstrem
& G .erat
! G Sedang7 G Ringan
" G tidak terganggu
NC+ 5 monitor 99E5− %onitor 9d# Nadi# Suhu# Respirasi Rate
− +atat Adana 4luktuasi 9d
− %onitor 1umlah Dan Crama 1antung
− %onitor .uni 1antung
− %onitor 9d Pada Saat Klien .erbarning# Duduk# .erdiri
NC+ CC 5 status neurologia
− %onitor 9ingkat Kesadran
− %onitor 9ingkat :rientasi
− %onitor Status 9t,
− %onitor 0cs
d) Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan
kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi
9ujuan 5 setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang kondisi
pasien
N:+ 5 knowledge H diease proses
− Keluarga menatakan pemahaman tentang penakit kondisi prognosis dan program
pengobatan
− Keluarga mampu melaksanakan prosedur ang dijelaskan secara benar
− Keluarga mampu menjelaskan kembali apa ang dijelaskan perawat tim kesehatan
lainaCndicator skala 5
) 9idak pernah dilakukan
&) 1arang dilakukan
!) Kadang dilakukan7) Sering dilakukan
") Selalu dilakukan
NC+ 5 9eaching 5 diease process
− .erikan penilaian tentang penakit pengetahuan pasien tentang proses penakit
ang spesifik
− 1elaskan patofisiologi dari penakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi fisiologi dengan cara ang tepat
− 0ambarkan tanda dan gejala ang biasa muncul pada penakit# dengan cara ang
tepat
− Cdentifikasikan kemungkinan dengan cara ang tepat
-
8/18/2019 Laporan Pendahuluan Fc
13/13
DAF!AR PUS!AKA
5
(arpenito, *-nda 1uall5 2+66645 Diagnosa Keperawatan5 "disi 75 1akarta 8
"G(5
Doengoes, 0aril-n "5 Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian5 1akarta 8 "G(5
#ida-at, A9i95 A5 2/::+45 Asuhan Kepera)atan pada Anak5 1akarta 8
(;5 !agung !eto
*umbantobing S%# B>B# PenatalaksanaanMutakhirKejangPadaAnak # 0aa .aru# 1akarta)
0ans&oer, Arif5 2/:::45 Kapita Selekta Kedokteran5 1akarta 80edia
Aesculapius