laporan pendahuluan & asuhan keperawatan bronkopneumonia tb. paru

88
BAB 1 PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 % berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematianan. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 1

Upload: satya-excel

Post on 16-Apr-2015

1.201 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik di RSUD. Dr. R. Soetrasno Rembang, Jawa Tengah yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2012 Semester 2 S1 Ilmu Keperawatan Stikes Madani Yogyakarta

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

BAB 1PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC

adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun

’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa

sepertiga penduduk bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta

orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun

2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 % berkembang

menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan

kematianan.

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih

belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta

penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi

lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien

TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini

disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang

resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru

terus dilakukan.

Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan

yang tinggi di seluruh dunia.Sekitar 80% dari seluruh kasus baru berhubungan

dengan infeksi saluran nafas.Baik yang mengenai cabang-cabang pembuluh paru

(bronkus, bronkiolus) atau yang mengenai jaringan paru-paru (pneumonia, TBC)

(Barbara Engram, 1999). Penyakit infeksi paru merupakan penyakit infeksi yang

paling sering ditemukan dimasyarakat maupun yang dirawat di rumah sakit, dan

masih merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Penyakit infeksi paru

berkisar 60-80 % dari seluruh penyakit paru, sedangkan sisanya 20-40 % adalah

penyakit noninfeksi ( Agung Waluyo, 2000 ). Pola Penyakit 50 Peringkat Utama

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

menurut Departemen Kesehatan RI untuk pasien rawat jalan di rumah sakit di

Indonesia mencatat bahwa bronchitis kronis, emfisema, PPOK menempati urutan 14

dengan persentase kunjungan (1,2%), bronkitis akut dan bronkiolitis akut urutan 35

(0,5%), dan pneumonia urutan 39 (0,4%) ( Agung Waluyo, 2005).

Pneumonia merupakan bagian dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

bawah yang banyak menimbulkan kematian, hingga berperan besar dalamtingginya

angka kematian .Pneumonia di negara berkembang disebabkan terutama oleh bakteri.

Tanda – tanda fisis pada pneumonia adalah demam, sesak nafas, nyeri dada dan

tanda- tanda konsolidasi paru ( perkusi paru yang pekak, ronkhi nyaring, suara

pernafasan bronchial. Untuk memberi rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada pasien

pneumonia adalah dengan cara pijatan punggung, perubahan posisi, mendengarakan

musik tenang, latihan nafas dalam dan anjurkan teknik menekan dada selama episode

batuk. ( Doengus, 2000).

Sejak tahun 1984 Depkes sesuai dengan pedoman WHO mulai melancarkan

Program Penanggulangan ISPA dengan tujuan utama menurunkan angka kematian

pneumonia pada anak-anak balita. Strategi penanggulangannya ialah meningkatkan

cakupan imunisasi, tatalaksana baku ISPA untuk setiap tingkat pelayanan,

penyuluhan mengenai ISPA. Penyuluhan ini bertujuan agar mengenal ISPA

pneumonia dan segera mencari pertolongan yang tepat, memberi pengobatan secara

tuntas.( Agung Waluyo, 2000 ).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit pneumonia

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perawatan atau asuhan keperawatan pada pasien

Pneumonia.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien Pneumonia

b. Mampu membuat analisa data pada pasien Pneumonia.

c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Pneumonia.

d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien Pneumonia.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Pneumonia.

f. Mampu membuat evaluasi pada pasien Pneumonia

D. Manfaat

1. Secara umum

a. Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan

khususnya pneumonia.

b. Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien

denganpneumonia dan penatalaksanaan masalah keperawatan.

c. Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan

pada pasien Pneumonia.

2. Secara khusus

a. Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa

dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta

upaya pencegahan penyakit pneumonia agar terciptanya kesehatan

masyarakat yang lebih baik.

b. Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang pneumonia lebih dalam

sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit pneumonia.

c. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan

pneumonia sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik

d. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah informasi tentang pneumonia serta dapat

meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Baik secara autoanamesa maupun allowanamnesa

2. Observasi

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Mengadakan pengamatan langsung pada pasien dan ikut memberikan

asuhan keperawatan pada pasien.

3. Studi Kepustakaan

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

BAB IILAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada

tekanan atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

(http://athearobiansyah.blogspot.com)

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel

tubuh. Secara normal elemen tersebut diperoleh dngan cara menghirup

oksigen setiap kali bernapas. Penympaian O2 kejaringan tubuh ditentukan oleh

system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hemaatologi. Dalam keadaan

biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau

sekitar 0,5 cc tiap menit.

Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme

sel. Sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel melakukan

metabolisme untuk menghasilkan energi, sel memerlukan suplai oksigen dan

nutrisi yang cukup pada tubuh. Nutrisi diperoleh dari asupan (intake) makanan

dan cairan.

Proses respirasi adalah proses keluar masuknya udara ke paru – paru

dan terjadi pertukaran gas.

(taroto martonah , 2009)

Respirasi juga berarti gabungan aktivitas mekanisma yang berperan

dalam proses suplai O2 ke seluruh tubuh dan pembuangan CO2 ( hasil

pembakaran sel).

(Iman Somantri, 2001)

1. Factor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen yaitu:

a. Faktor Fisiologi

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

1) Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti pada anemia.

2) Menurunya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada

obstruksi saluran pernapasan bagian atas.

3) Hipovolemia, sehingga tekanan darah menurun yang

nengakibatkan terganggunya O2.

4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu

hamil, luka dll.

5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada

kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit

kronis seperti TBC paru.

b. Faktor Perkembangan

1) Bayi premature yang disebabkan kurangnya pembentukan

surfaktan.

2) Bayi dan toddler, adanya resiko infeksi saluran pernapasan akut.

3) Usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernapasan dan

merokok.

4) Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang

aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-

paru.

5) Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan

kemungkinan arteriosclerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru

menurun.

c. Faktor Perilaku

1) Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi

paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen

berkurang, diet tinggi lemak menimbullkan arteriosclerosis.

2) Exercise : akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

3) Merokok : nikotin dapat menyababkan vasokontriksi pembuluh

darah perifer dan koroner.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

4) Substance abuse (obat-obatan dan alcohol): menyebabkan intake

nutrisi/ Fe menurun mengakibatkan hemoglobin menurun, alcohol

menyebabkan depresi pusat pernapasan.

5) Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.

d. Faktor Lingkungan

1) Tempat kerja (polusi)

2) Suhu lingkungan

3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.

2. Factor – faktor yang mempengaruhi pernapasan bisa berlangsung

normal, yaitu:

a. Suplai oksigen yang adekuat

Tempat tinggi tidak mengubah komposisi udara, tapi

menyebabkan tekanan O2 menurun. Reaksi awal yang timbul berupa

tanda dan gejala yang sama terlilhat pada setiap orang yang

kekurangan okskigen. Tandanya berupa: nyeri kepala, sesak, lemah,

mual, berkeringat, palppitasi, penglihatan kabur, pendengaran

berkurang, dan mengantuk pada kondisi hipoksia bera.

Oksigenasi dipengaruhi oleh:

1) Peningkatan ventilasi alveolus.

2) Penyesuaian komposisi asam basa darah dan cairan tubuh lain.

3) Peningkatan kapasitas pengangkutan O2 dan peningkatan curah

jantung.

b. Saluran udara yang utuh

Pernapasan bisa terganggu / tidak karena faaktor penghambat

pada saluran pernapasan (seperti adanya obstruksi).

c. Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal.

Gangguannya bisa disebabkan oleh fraktur iga atau luka tembus

pada dada.

d. Adanya alveoli dan kapiler yang bersama- sama berfungsi membentuk

unit pernapasan terminal dalam jumlah yang cukup.

e. Jumlah hemoglobin yang adekuat untuk membawa O2 pada sel tubuh.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

f. Suatu system sirkulasi yang utuh dan pompa jantung efekif.

g. Berfungsinya pusat pernapasan.

B. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGEN

1. Untuk mempertahkan oksigen yang adekuat pada jaringan.

2. Untuk menurunkan kerja jantung.

3. Untuk menurunkan kerja paru-paru.

C. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

1. Saluran Pernapasan Bagian Atas

a. Hidung

b. Sinus Paranasalis

c. Faring

d. Laring

e. Trakhea

2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah

a. Bronkhus

b. Bronkhiolus

c. Bronkhiolus Terminalis

d. Bronkhiolus Respiratory

e. Duktus Alveolar dan Sakus Alveolar

f. Alveoli

g. Paru – paru

h. Pleura

D. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Bernapas / pernapasan merupakan proses pertukaran udara diantara

individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup dan CO2 yang dibuang.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Pernapasan ini terjadi secara otomatis walau dapalm keadaan tertidur

sekalipun karena pengaruh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya,

pernapasan terdiri dari:

1. Pernapasan Luar

Adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan

darah dalam kapiler.

2. Pernapasan Dalam

Adalah pernapaasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel –

sel tubuh.

E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru –paru

yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada

yang kecil dan jalan napas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu

bayi dan masa kanak – kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang

dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thoraks

diasumsikan berbentuk oval. Sampai lanjut usia akan terjadi perubahan

pada thoraks dan pola napas.

2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin, dan polusi mempengaruhi oksigenasi.

Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga semakin sedikit

oksigen yang dapat dihirup individu. Sebagai respon panas, pembuluh

darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.

3. Gaya Hidup

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Aktivitas dan latihan fisik meningkatkan laju, kedalaman

pernapasan dan denyut jantung.

4. Status Kesehatan

Orang yang sehat system kardiovaskuler dan pernapsan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

5. Narkotika

Seperti morfin dapat menurunkan laju dan kedalaman pernapasan

ketika depresi pusat pernapasan di medulla. Sehingga bila memberikan

obat-obatan narkotik analgetik perawat harus memantau laju dan

kedalaman pernapasan.

6. Perubahan / Gangguan pada Fungsi Pernapasan

Kondisi yang berpengaruh pada pernapasan :

a. Pergerakan udara ke luar atau ke dalam paru –paru.

b. Difusi O2 dan Co2 antara alveoli dan kapiler paru.

c. Transport O dan O2 dari dank e sel jaringan melallui darah.

7. Perubahan Pola Napas

Pernapasan normal dilakukan tanpa usaha. Bernapas yang sulit

disebut dypsnoe (sesak napas). Kadang – kadang terdapat pernapasan

cuping hidung. Orthopnoe yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali

pada posisi duduk dan erdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi Jalan Napas

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Obstruksi lengkap atau sebagian dapat terjadi sepanjang salluran

pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi sebagian jalan napas

ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

F. PERUBAHAN FUNGSI PERNAPASAN

1. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh meningkatkan jumlah O2 dari paru – paru,

agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hal ini disebabkan oleh:

a. Kecemasan

b. Infeksi/sepsis

c. Keracunan obat – obatan.

d. Ketidakseimbangan asam basa seperti asidosis metabolic.

Tanda dan gejala berupa: napas pendek, nyeri dada,

menurunnyakonsentrasi, disorientasi, dan tinnitus.

2. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi slveolar tidak adekuat memenuhi

penggunaan O2 untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Seperti apda

atelektaksis (kolaps paru).

Tanda dan gejala berupa: nyeri kepala, penurunan kesadaran,

disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejanng, dan

kardiak arrest.

3. Hipoksia

Yaitu suatu kondisi ketidakcukupan O2 di dalam tubuh yang

diinspirasi sampai jaringan. Disebabkan olleh:

a. Menurunnya Hb.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

b. Berkurangnya konsentrasi oksigen jika di pegunungan.

c. Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen seperti pada keracunan.

d. Menurunnya difusi O2 seperti pada pneumonia.

e. Menurunnya perfusi jaringan, seperti syok.

f. Kerusakan/ gangguan ventilasi.

Tanda hipoksia : kelelahan, kecemasan, menurunnya konsentrasi,

nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan

clubbing.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERNAPASAN

1. Metode Morfologis

a. Radiologi

Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang

kecil terhadap jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang

sangat memancar. Bagian padat udara akan memberikan udara

bayangan yang lebih padat karena sulit ditembus sinar X. benda yang

padat member kesan warna lebih putih dari bagian berbentuk udara.

b. Bronkoskopi

Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung

trachea dan cabang utamanya. Biasanya digunakan untuk memastikan

karsinoma bronkogenik, atau untuk membuang benda asing. Setelah

tindakan ini pasien tidak bolelh makan atau minum selama 2 -3 jam

sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien mungki9n akan

mengalami aspirasi ke dalam cabanga trakeobronkeal.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

c. Pemeriksaan Biopsi

Manfaat biopsy paru –paru terutama berkaitan dengan penyakit

paru yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara

lain.

d. Pemerikasaan Sputum

Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis etiologi

berbagai penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk menjelaskan

organisme penyebab penyakit berbagai pneumonia, bacterial,

tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan sitologi eksploitatif pada sputum

membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu yang baik untuk

pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur karena sekresi

abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur.

2. Metode Fisiologis

Tes fungsi paru menggunakan spirometer akan menghasilkan :

a. Volume Alun Napas (Tidal Volume – TV)

Yaitu volume udara yang keluar masuk paru pada keadaan istirahat

(±500ml).

b. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiration Reserve Volume – IRV)

Yaitu volume udara yang masih dapat masuk paru pada inspirasi

maksimal setelah inspirasi secara biasa. L = ±3300 ml, P = ±1900 ml.

c. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspirasi Reserve Volume – ERV)

Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari paru

melalui kontraksi otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa. L = ± 1000 ml,

P = ± 700 ml.

d. Volume Residu (Residu Volume – RV)

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Yaitu udara yang masih tersisa dlam paru setelah ekpsirasi maksimal.

L = ± 1200 ml, P = ±1100 ml.

Kapasitas pulmonal sebagai hasil penjumnlahan dua jenis volume atau

lebih dalam satu kesatuan.

e. Kapasitas Inspirasi (Inspiration Capacity – IC)

Yaitu jumlah udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru setelah

akhir ekspirasi biasa (IC = IRV + TV)

f. Kapasitas Residu Fungsional (Fungtional Residual Capacity – FRC)

Yaitu jumlah udara paru pada akhir respirasi biasa (FRC = ERV + RV)

g. Kapasitas Vital (Vital Capacity – VC)

Yaitu volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru

selama satu siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi dan ekspirasi

maksimal (VC = IRV + TV + ERV)

h. Kapasitas Paru – paru Total (Total Lung Capacity – TLC)

Yaitu jumalh udara maksimal yang masih ada di paru – paru (TLC =

VC + RV). L = ± 6000 ml, P = ± 4200 ml.

i. Ruang Rugi (Anatomical Dead Space)

Yaitu area disepanjang saluran napas yangvtidak terlibat proses

pertukaran gas (±150 ml). L = ± 500 ml.

j. Frekuensi napas (f)

Yaitu jumalh pernapsan yang dilakukan permenit (±15 x/menit).

Secara umum, volume dan kapasitas paru akan menurun bila seseorang

berbaring dan meningkat saat berdiri. Menurun karena isi perut

menekan ke atas atau ke diafragma, sedangkan volume udara paru

menungkat sehingga ruangan yang diisi udara berkurang.

k. Analisis Gas Darah (Analysis Blood Gasses – ABGs)

Sampel darah yang digunakan adalah arteri radialis (mudah diambil).

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan siklus O2 dan CO2

antara lain: batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea,

hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada.

a) Batuk (Cough)

Yang perlu dikaji yaitu lamanya, bagaimana timbulnya,

hubungannya dengan aktivitas, adanya sputum atau dahak.

Peningkatan produksi sputum; meliputi warna, konsistensi,

bau, jumlah karena hal itu menunjukkan keadaan dari proses

patologis. Jika ada infeksi sputum akan berwarna kuning atau

hijau, putih atau kelabu, dan jernih. Jika edema paru, sputum

berwarna merah muda karena mengandung darah dalam jumlah

yang banyak.

b) Dipsnea

Merupakan persepsi kesulitan bernapas/ napas pendek dan

sebagai perasaan subjektif pasien. Yang perlu dikaji, apakah

pasien sesak saat berjalan, dll.

c) Hemoptisis

Yaitu darah yang keluar melalui mulut saat batuk. Keadaan ini

biasanya menandakan adanya kelainan berupa bronchitis

kronis, bronkhiektasis, TB-paru, cystic fibrosis, upper airway

necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru,

dan abses paru.

d) Chest pain

Nyeri dada bisa berkaitan dengan masalah jantung seperti

gangguan konduksi (disritmia), perubahan kardiak output,

kerusakan fungsi katup, atau infark, dll. Paru tidak memiliki

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

saraf yang sensitive terhadap nyeri tapi saraf itu dimiliki oleh

iga, otot, pleura parietal, dan percabangan trakheobronkhial.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien :

a) Waktu terjadinya sakit

Berapa lama sudah terjadinya sakit

b) Proses terjadinya sakit

Kapan mulai terjadinya sakit

Bagaimana sakit itu mulai terjadi

c) Upaya yang telah dilakukan

Selama sakit sudah berobat kemana

Obat-obatan yang pernah dikonsumsi

d) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang

TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan

nadi

Adanya patofisiologi lain seperti saat diauskultasi adanya

ronky, wheezing.

3) Riwayat kesehatan terdahulu

Ditanyakan:

a) Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru –

paru, emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus

mencakup:

Usia mulai merokok secara rutin

Rata – rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari.

Usai menghentikan kebiasaan merokok.

b) Pengobatan saat ini dan masa lalu

c) Alergi

d) Tempat tinggal

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

4) Riwayat kesehatan keluarga

Tujuan pengkajian ini:

a) Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan melalui orang

ke orang.

b) Kelainan alergi seperti asma bronchial, menujukkan suatu

predisposisi keturunan tertentu. Asma bisa juga terjadi akibat

konflik keluarga.

c) Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang

tingkat polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai

penyebab timbulnya penyakit tapi bisa memperberat..

b. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

1) Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan

2) Pola aktivitas dan latihan

3) Pola istirahat tidur

4) Pola nutrisi - metabolic

5) Pola eliminasi

6) Pola kognitif perceptual

7) Pola konsep diri

8) Pola koping

9) Pola seksual – reproduksi

10) Pola peran hubungan

11) Pola nilai dan kepercayaan

c. Pemeriksaan Fisik

1) Data klinik, meliputi:

a) TTV

b) KU

2) Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:

a) Mata

Konjungtiva pucat (karena anemia)

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia)

Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau

endokarditis)

b) Kulit

Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah

perifer).

Sianosis secara umum (hipoksemia)

Penurunan turgor (dehidrasi)

Edema

Edema periorbital

c) Jari dan kuku

Sianosis

Clubbing finger

d) Mulut dan bibir

Membran mukosa sianosis

Bernapas dengan mengerutkan mulut.

e) Hidung

Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum,

perforasi, dan kesimetrisan.

f) Vena Leher

Adanya distensi/ bendungan.

g) Dada

Inspeksi

Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya,

pasien harus duduk.

Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau

belakang.

Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta

gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan

lordosis)

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan

kesimetrisan pergerakan dada.

Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau

pernapasan diafragma serta penggunaan otot bantu

pernapasan.

Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang

panjang menandakan adanya obstruksi jalan napas

seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation (CAL)/

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

Kaji konfigurasi dada.

Kelainan bentuk dada:

Barrel chest

Akibat overinflation paru pada pasien emfisema.

Funnel chest

Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi

bagian bawah sternum.

Pigeon chest

Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan

peningkatan diameter AP.

Kofiskoliosis

Missal pada pasien osteoporosis dan kelainan

musculoskeletal.

Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan

pergerakan dinding dada mengindikasikan adanya

penyakit paru/ pleura.

Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama

inpsirasi yang mengindikasikan adanya obstruksi jalan

napas.

Palpasi

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan

mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan

kulit, dan mengetahui tactil premitus (vibrasi).

Perkusi

Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya,

dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara

perkusi yaitu:

Suara perkusi normal:

Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru

normal, umumnya bergaung dan bernada rendah.

Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.

Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.

Suara perkusi abnormal:

Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru

abnormal yang berisi udara.

Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti

perkusi pada paha, bagian jaringan lainnya.

Auskultasi

Suara napas normal

Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa,

keras, nyaring, dan hembusan lembut.

Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara

napas bronchial dengan vesikuler.

Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan

angin sepoi – sepoi.

Jenis suara tambahan

Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus

akibat jalan napas yang menyempit.

Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental

dan peningkatan produksi sputum.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 20

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti

gessekan akibat inflamasi dim pleura, nyeri saat

bernapas.

Crakles :

Fine cracles : suara meletup akibat melewati

daerah alveoli, seperti suara rambut digesekkan.

Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di

jalan saluran napas yang besar. Berubah jika

pasien batuk.

d. Pemeriksaan Penunjang

1) Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung.

a) EKG

b) Exercise stress test

2) Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah.

a) Echocardiography

b) Kateterisasi jantung

c) Angiografi

3) Tes untuk mengetahui ventilasi dan oksigenasi

a) Tes fungsi paru – paru dengan spirometri.

b) Tes astrup

c) Oksimetri

d) Pemeriksaan darah lengkap.

4) Melihat struktur system pernapasan

a) X- Ray thoraks

b) Bronkhoskopi

c) CT scan paru

5) Menentukan sel abnormal/ infeksi system pernapasan

a) Kultur apus tenggorok

b) Sitologi

c) Specimen sputum (BTA)

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 21

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa yang lazim muncul pada pasien dengan gangguan

system pernapasan yaitu:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif

b. Pola napas tidak efektif

c. Kerusakan pertukaran gas

d. Disfungsi respon penyapihan ventiler

e. Intoleransi aktivitas

f. Resiko aspirasi

3. PERENCANAAN

NO. Dx

TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama … x 24 jam diharapkan bersihan

jalan napas efektif sesuai dengan criteria:

Respiratory status : airway patency

(0410)

041004 Frekuensi napas dalam rentang

normal (16-24x/menit)

041005 Irama napas dalam rentang

normal (vesikuler)

041006 Mampu mengeluarkan sputum

dari jalan napas

Respiratory status : Ventilation (0403)

040305 Mudah dalam bernapas

040310 Tidak terjadi peningkatan suara

napas.

040313 Tidak terjadi sesak napas

Airway Suctioning (3160)

Pastikan kebutuhan oral/ tracheal

suctioning

Auskultasi suara napas sebelum

dan sesudah suctioning

Informasikan pada klien dan

keluarga tentang suctioning

Airway Management (3140)

Buka jalan napas, gunakan teknik

chin lyft atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk

memaksimalkan oksigenasi

Identifikasi pasien perlunya

pemasangan alat jalan napas

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 22

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Aspiration Control (1918)

191801 Mampu mengidentifikasi factor

resiko

191802 Mencegah factor resiko.

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama….X24 jam diharapkan pola napas

efektif dengan criteria :

Respiratory Status : Airway Patency

(0410)

041004 Frekuensi napas dalam rentang

normal (16-24x/menit)

041005 Irama napas dalam rentang

normal (vesikuler)

041006 Mampu mengeluarkan sputum

dari jalan napas

Respiratory status : Ventilation (0403)

040305 Mudah dalam bernapas

040310 Tidak terjadi peningkatan suara

napas.

040313 Tidak terjadi sesak napas

Vital signs status (0802)

080201 Suhu dalam rentang normal

(36,5 – 37,50C)

080203 Nadi radial dalam rentang

normal (60-100x/menit)

Airway Management (3140)

Buka jalan napas, gunakan teknik

chin lyft atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk

memaksimalkan oksigenasi

Identifikasi pasien perlunya

pemasangan alat jalan napas

Vital sign Monitoring (6680)

Monitor TD, nadi, suhu dan

pernapasan

Monitor pola napas tidak normal

(kusmaul, apnea, dll)

Monitor warna, temperature, dan

kelembaban kulit

3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam diharapkan

pertukaran gas baik dengan kriteria :

Electrolyte dan acid/ base balance

(0600)

060002 Irama jantung dalam rentang

Airway management (3140)

Buka jalan napas, gunakan teknik

chin lyft atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk

memaksimalkan oksigenasi

Identifikasi pasien perlunya

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 23

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

normal (Lub-dub, regular)

060003 Frekuensi napas dalam rentang

normal (16-24x/menit)

Respiratory status : gas exchange

(0402)

040202 Mudah dalam bernapas

040203 Tidak terjadi sesak napas

040204

pemasangan alat jalan napas

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama … x 24 jam diharapkan

penyapihan ventilasi spontan baik

dengan criteria:

Respiratory status : gas exchange

(0402)

040202 Mudah dalam bernapas

040203 Tidak terjadi sesak napas

Respiratory status : Ventilation (0403)

040301 Frekuensi pernapasan dalam

rentang normal (16-24x/menit)

040302 Irama pernapasan dalam rentang

normal (vesikuler)

040303 Tidak ada napas dalam

Mechanical Ventilation (3300)

Monitor kelelahan otot

pernapasan

Monitor bahaya gagal napas

Gunakan teknik penenangan bila

perlu

Mechanical Ventilation Weaning

(3310)

Monitor penurunan kapasitas

vital, dll berdasarkan ketentuan

Monitor status cairan dan

elektrolit secara optimal

Kolaborasi dengan tim medis lain

tentang pemenuhan nutrisi pasien

serta ketentuan dietnya.

5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama … x 24 jam diharapkan tidak

terjadi intoleransi aktivitas sesuai

criteria:

Self – care : Activites of Daily Living

(ADL) (0300)

030001 Tidak dibantu makan

030002 Tidak dibantu berpakaian

Energy Management (0180)

Kaji perasaan verbal tentang

kecukupan energy

Kaji penyebab kelelahan seperti

nyeri, pengobatan, dll

Monitor intake nutrisi secara

adekuat sebagai sumber energy

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 24

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

6. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama … x 24 jam diharapkan tidak

terjadi resiko aspirasi dengan criteria:

Infection status (0703)

070307 Tidak demam

070309 Tidak ada nyeri

070310 Tidak ada limfadenopati

Risk Control (1902)

190202 Mampu memonitor resiko factor

lingkungan'

190203 Mampu memonitor resiko factor

kebiasaan diri

190206 Mempunyai keinginan untuk

strategi pengontrolan resiko

Aspiration Precaution (3200)

Monitor kemampuan batuk

reflex, reflex muntah, dll

Monitor status paru – paru

Kaji jalan napas

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 25

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

BAB IIITINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

DI RUANG DAHLIA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOETRASNO REMBANG

Tgl. Masuk : 11 Juli 2012

Jam : 21.00 WIB

No. RM : 25.68.83

Tgl. Pengkajian : 12 Juli 2012

A. PENGKAJIAN

IDENTITAS PASIEN

PASIEN PENANGGUNGJAWAB PASIEN

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Perkerjaan

Status Pernikahan

Alamat

: Ib. S

: 33 tahun

: Islam

: SMA

: Ibu Rumah Tangga

: Menikah

: Kedungrejo RT 2

RW 2 Rembang

Jawa Tengah

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Perkerjaan

Status Pernikahan

Alamat

Hub. dengan klien

: Bp. S

: 30 tahun

: Islam

: SMP

: Montir (Bengkel)

: Menikah

: Kedungrejo RT 2

RW 2 Rembang

Jawa Tengah

: Suami Pasien

RIWAYAT KESEHATAN

KELUHAN UTAMA

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 26

Page 27: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Pasien mengatakan “nafas saya sesak”

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Waktu terjadinya sakit :

Pasien mengatakan “saya sesak dan batuk-batuk semenjak 3 minggu yang lalu”

Proses terjadinya sakit :

Pasien mengatakan “Saya sesak dan batuk-batuk semenjak 3 minggu yang lalu pada saat

saya sedang bersih-bersih di rumah, kepala saya pusing juga perut saya terasa mual”.

Upaya yang telah dilakukan :

Pasien mengatakatan, “saya sudah berobat ke Puskesmas Kedungrejo sekitar 3 minggu

yang lalu dan ke dokter N, tapi tidak ada perubahan dan langsung dirujuk ke RSUD dr.

R. Soetrasno Rembang.

Hasil pemeriksaan sementara/sekarang :

Pasien tampak tidak nyaman dikarenakan nafas sesak dan batuk. TD : 100/70 mmHG,

Nadi : 100 x/menit, Suhu : 39oC, RR : 30 x/menit, BB : 55 kg, tinggi 165 cm, pernafasan

tidak menggunakan otot dada dan tidak terlihat pembesaran otot sternokleidomastoideus.

Pasien mengatakan, “saya merasa kedinginan”. Pasien tampak menggigil. Pasien terlihat

batuk.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPenyakit dahulu :

Pasien mengatakan “Saya tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti sekarang ini”

Perlukaan :

Pasien mengatakan “Saya tidak ada riwayat tentang luka yang sulit untuk sembuhnya”

Di rawat di RS :

Pasien mengatakan “Saya pernah dirawat di RS ± 6 tahun yang lalu saat keguguran di

RSUD dr. R. Soetrasno Rembang

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 27

Page 28: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Alergi obat/makanan :

Pasien mengatakan "saya tidak ada alergi obat/makanan, tetapi setiap saya minum obat

pil dada saya terasa sesak”.

Obat-obatan sekarang :

Infuse RL 20 tpm IV, Injeksi Cefotaxin 2x1 gr IV, Injeksi Ranitidin 2x1 ampul IV,

Injeksi Novalgin 1 ampul IV, Ambroxol 3x30 mg/oral, Paracetamol 4x500 mg/oral.

RIWAYAT KELUARGA Hipertensi Penyakit pembuluh darah

Diabetes Militus Penyakit Darah

Lain-lain

Pasien mengatakan, “Keluarga saya tidak ada yang menderita penyakit seperti

Hipertensi, Diabetes Mellitus ataupun penyakit lainnya, serta tidak ada yang menderita

penyakit TB Paru seperti yang saya derita sekarang ini”.

GENOGRAM

Keterangan :: Laki-laki : Tinggal serumah

; Perempuan : Meninggal dunia

: Pasien

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 28

Page 29: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

POLA FUNGSI KESEHATAN

POLA MANAJEMEN KESEHATAN – PERSEPSI KESEHATAN

Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit :

Pasien mengatakan “Saya hanya mengetahui tentang penyakit TB Paru yang sedang saya

derita sekarang ini bahwa penyakit ini dapat menular”.

Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan :

Pasien mengatakan “Jika saya sesak dan batuk-batuk, saya segera mencari obat di

warung dekat rumah saya seperti komix dll”.

Faktor-Faktor resiko sehubungan dengan kesehatan :

Pasien mengatakan “Saya tidak pernah merokok dan saya bekerja sebagai ibu rumah

tangga”

POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

Sebelum Sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4 Kemampuan perawatan diri :

Skor :

0 : Mandiri

1 : Dibantu sebagian

2 : Perlu bantuan orang lain

3 : Bantuan orang lain dan alat

4 : Tergantung/tidak mampu

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi T.

tidur

Berpindah

Ambulasi

Naik tangga

Selama Sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4 Kemampuan perawatan diri :

Skor :

0 : Mandiri

1 : Dibantu sebagian

2 : Perlu bantuan orang lain

3 : Bantuan orang lain dan alat

4 : Tergantung/tidak mampu

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi T.

tidur

Berpindah

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 29

Page 30: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Ambulasi

Naik tangga

POLA ISTIRAHAT TIDUR

Sebelum Sakit Selama Sakit

Pasien mengatakan “Saya biasanya tidur

+ jam, mulai tidur pukul 21.00 WIB dan

terbangun pada pukul 05.00 WIB, juga

termasuk tidur siang 1 jam. Tidur saya

puas/pulas tanpa ada gangguan pola tidur

ataupun cema Pasien mengatakan “Saya

biasanya tidur + jam, mulai tidur pukul

21.00 WIB dan terbangun pada pukul

05.00 WIB, juga termasuk tidur siang 1

jam. Tidur saya puas/pulas tanpa ada

gangguan pola tidur ataupun cemas

karena fikiran”.

Pasien mengatakan “Selama sakit saya

biasanya tidur + 4 jam saja, mulai tidur

pukul 23.00 WIB dan terbangun pada pukul

03.00 WIB dan saya tidak pernah tidur

siang. Ketika saya tidur kemudian batuknya

muncul sehingga nafas saya sesak , saya jadi

terbangun dan sulit untuk tidur kembali”.

POLA NUTRISI METABOLIK

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan “Saya biasanya

makan 3x/hari (+ 12 sendok) setiap

makan dengan porsi sedang, dengan lauk

ikan, tempe dan kuah sop, terkadang juga

pakai daging ayam dan saya makan

selalu habis, sering juga untuk

menambah makan lagi”.

Pasien mengetakan,”Saya minum air

putih 3x/hari sekitar 6 gelas sedang

ukuran 250 cc atau + 1500cc minum per

harinya.

Pasien mengatakan “Selama sakit saya

hanya makan 1x/hari (+ 3 sendok) setiap

makan dengan porsi ringan. Saya tidak

nafsu makan dikarenakan nyeri saat

menelan. Seringnya saya makan makanan

yang halus seperti bubur dan atau nasi saja,

terkadang dipaksakan supaya saya bisa

makan.

Pasien mengatakan “Saya hanya minum air

putih sekitar 2x/hari sekitar 2 gelas sedang

(250cc) atau + 500 cc minum per harinya.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 30

Page 31: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Pasien mengatakan, “Berat badan saya turun

+ 3 kg dari 58 menjadi 55 kg dalam kurun 3

minggu terakhir ini”.

POLA ELIMINASI

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan, “Saya BAB 1x/hari

dilakukan pada pagi hari dengan

konsistensi feses lembek, tidak keras dan

tidak cair, dan saya BAK + 6-7x/hari

dengan warna kuning jernih dan bau

yang khas (bau air kencing pesing), tidak

ada darah ataupun nyeri saat kencing”.

Pasien mengatakan, “selama sakit saya

BAB 1x/hari dilakukan pada pagi hari

dengan konsistensi feses lembek, tidak

keras dan tidak cair. Saya BAK + 4-5x/hari

dengan warna kuning jernih, dengan bau

yang khas (bau air kencing pesing), tidak

ada darah ataupun nyeri saat kencing”.

POLA KOGNITIF PERSEPTUAL

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan, “saya mampu

berkomunikasi dengan baik dan mengerti

apa yang dibicarakan, berespon dan

berorientasi dengan baik dengan orang-

orang di sekitar saya”.

Pasien mengatakan, “saya masih mampu

berkomunikasi dengan baik dan mengerti

apa yang dibicarakan, berespon dan

berorientasi dengan baik dengan orang-

orang di sekitar saya”.

POLA KONSEP DIRI

Gambaran Diri :

Pasien mengatakan, “Saya senang dengan anggota tubuh saya meskipun saya terlihat

agak kurusan”.

Identitas Diri :

Pasien mengatakan, “Saya bersyukur diciptakan sebagai perempuan dan saya bangga

pada diri saya”.

Peran Diri :

Pasien mengatakan, “Saya berperan di rumah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan

saya dihargai oleh suami saya, anak-anak, sepupu dan keponakan-keponakan saya”.

Ideal Diri :

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 31

Page 32: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Pasien mengatakan, “Harapan saya dapat menjadi ibu rumah tangga baik dan mampu

mendidik dan membimbing anak-anak saya dan melayani suami saya sebagaimana

mestinya serta menjaga keluarga saya dan orang tua”.

Harga Diri :

Pasien mengatakan, “Saya senang semua keluarga mendukung saya dan saya merasa

diperhatikan . Saya ingin cepat sembuh dan segera beraktifitas seperti biasa lagi”.

POLA TOLERANSI STRES-KOPING

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan, “jika ada masalah

saya selalu terbuka dengannaggota

keluarga saya, jika ada masalah selalu

diselesaikan secara bersama-sama dan

Alhamdulillah masalah itu dapat

terselesaikan”.

Pasien mengatakan, “saya masih tetap

terbuka dengan anggota keluarga saya, dan

setiap ada masalah selalu diselesaikan

secara bersama-sama dan Alhamdulillah

ada solusinya”

POLA REPRODUKIF – SEKSUALITAS

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

*Tidak dikaji karena pasien

menolak/tidak berkenan.

*Tidak dikaji karena pasien menolak/tidak

berkenan.

POLA HUBUNGAN PERAN

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan, “saya berhubungan

dengan keluarga saya baik-baik saja

dan saya tidak merasa dikucilkan dari

keluarga serta masyarakat sekitar

saya”.

Pasien mengatakan, “saya masih bisa

berhubungan dengan baik dengan keluarga

dan masyarakat sekitar saya tanpa ada rasa

dikucilkan dari orang-orang, malahan teman

dan kerabat banyak yang mendo’akan saya

agar cepat sembuh”.

POLA NILAI DAN KEYAKINAN

Sebelum Sakit : Selama Sakit :

Pasien mengatakan, “Sebelum sakit saya

beribadah sholat rutin 5 waktu dan

Pasien mengatakan, “Selama sakit sudah 2

hari terakhir ini saya tidak beribadah

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 32

Page 33: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

dilaksanakan tepat pada waktunya,

terkadang di rumah dan di masjid”.

dikarenakan batuk dan sesak nafas saya

sekarang

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 33

Page 34: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

PEMERIKSAAN FISIK

PENAMPAKAN UMUM

Keadaan umum Pasien mengatakan, “saya masih merasa sesak dan masih sering

batuk”. Pasien tampak lemah, penampilan cukup rapih dan tidak

kotor”.

KU : Lemah

Kesadaran Compos mentis

GCS Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6 Total : 15

TD : 100/70 mmHg Suhu : 39oC RR : 30x/menit Nadi : 100x/menit

Berat Badan 55 kg Tinggi Badan 165 cm

HEAD TO TOE

KEPALA DAN LEHER

Rambut :

Inspeksi :Rambut agak kering, warna hitam, rambut tidak berguguran dan tidak ada

ketombe.

Palpasi :Rambut kering, ketika digaruk rambut tidak berguguran juga tidak ada

ketombe.

Mata :

Inspeksi : Bentuk kiri dan kanan sama (bulat), sclera putih kemerahan, pupil

vasikontriksi saat disinari cahaya, konjungtiva tidak anemis dan mata

terlihat sayu.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata, bola mata teraba lunak serta

tidak ada benjolan.

Telinga :

Inspeksi : Bentuk telinga kiri dan kanan sama (simetris), warna sawo matang, tidak ada

lesi serta tidak ada serumen di lubang telinga.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan Prosessusmastoideus.

Hidung :

Inspeksi : Bentuk agak mengembang, warna sawo matang, tidak ada pendarahan dan tidak

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 34

Page 35: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

ada lender/secret.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.

Mulut :

Inspeksi : Warna bukal merah muda, bibir kehitaman, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis,

lidah berwarna merah muda.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada pipi.

Gigi :

Inspeksi : Gigi bersih, warna sedikit kuning, tidak ada karies dan tidak ada plak.

Leher :

Inspeksi : Warna sama dengan anggota tubuh lainnya (sawo matang), tidak ada lesi,

gerakan fleksi dan rotasi dalam rentang baik (normal) dan tidak terlihat

pembesaran vena jugularis.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan vena jugularis tidak teraba.

DADA

Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan otot

tambahan ketika bernafas, warna sawo matang, tidak ada benjolan dan tidak

ada lesi.

Palpasi : Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan pada dada, pengembangan dada

pada saat inspirasi dan ekspirasi tidak simetris.

Perkusi : Suara nafas vesikuler (normal), terdengar bunyi sonor pada dada dan pada

daerah jantung perkusi redup.

Auskultasi : Terdengar bunyi pernafasan ronky basah.

JANTUNG

Inspeksi : Tidak terlihat ictuscordis di intercosta ke 5 midclavicula sinistra.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan teraba ictuscordis di intercosta ke 5 midclavikula

sinistra.

Perkusi : Terdengar bunyi redup dan pekak pada daerah ictuscordis.

Auskultasi : Auskultasi S1 dan S2 terdengar bunyi dalam rentang normal (lub-dub, lub-

dub) dan regular.

ABDOMEN

Inspeksi : Abdomen tidak buncit, kontur permukaan kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 35

Page 36: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

benjolan dan warna sama dengan anggota tubuh lainnya (sawo matang).

Auskultasi : Peristaltik 15x/menit

Perkusi : Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.

Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen dan seluruh

bagian abdomen/kuadran baik kuadran kanan atas/bawah atau kiri atas/bawah.

INGUINAL & GENETALIA

Inspeksi : *Tidak diperiksa karena pasien menolak/tidak berkenan.

Palpasi : *Tidak diperiksa karena pasien menolak/tidak berkenan.

EKSTRIMITAS

Inspeksi :

Tidak ada luka pada ekstrimitas bawah dan

atas, simetris kanan dan kiri. Tidak ada

fraktur tulang pada ekstrimitas, warna

kulit sawo matang.

Kekuatan otot

5 5

5 5

Palpasi :

Akral hangat ,denyut nadi parifer lemah,tidak ada nyeri,tekan pada kedua tangan dan

kedua kaki,tidak ada edema

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 36

Page 37: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

PEMERIKSAAN PENUNJANG

WaktuJenis Pemeriksaan Hasil PemeriksaanTgl dan

Jam12 Juli

2012

11.00 WIB

14 Juli

2012

09.07 WIB

HEMATOLOGI

Hemoglobin

Leukosit

Eosinofil %

Basofil

Netrofil segmen

Limfosit

Monosit

MCV

MCH

MCHC

Hematokrit

Trombosit

Eritrosit

RDW

MPV

KIMIA

Gula darah sewaktu

Cholesterol

Trigleserid

HDL Cholesterol

Direct

LDL Cholesterol

Direct

Uric Acid

0,9 g/dl Normal = 11,7-15,5

7,7 ribu/mm3 Normal = 3,6-11,0

- % Normal = 1-3

- % Normal = 0,1

71,0% Normal = 50-70

25,5% Normal = 25-40

3,5% Normal = 2-8

81 Mikro m3 Normal = 80-100

29,0 pg Normal = 26-39

35,8 g/dl Normal = 32-36

30,6% Normal = 35-47

258 ribu/mm3 Normal = 150-440

4 juta/mm3 Normal = 3,8-5,8

14,5% Normal = 11,5-14,5

7 mikro m3 Normal = 6,8-10

106 mg/dl Normal = 70-115

149 mg/dl Normal = < 200

93 mg/dl Normal = < 150

24,8 mg/dl Normal = 36-77

106 mg/dl Normal = < 130

3,00 mg/dl Normal = 2,6-5,7

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 37

Page 38: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

14 Juli

2012

09.07 WIB

Ureum

Creatinin darah

SGOT

SGPT

Elektrolit :

Natrium

Kalium

Chloride

IMUNOSEROLOGI

HbsAG Stik

11,7 mg/dl Normal = 10-50

0,54 mg/dl Normal = 0,5-0,9

60 U/I Normal = 0-31

62 U/I Normal = 0-32

133,6 mmol/i Normal = 135-145

3,19 mmol/i Normal = 3,5-5,5

95,3 mmol/i Normal = 98-108

Negatif Normal = Negatif

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 38

Page 39: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

TERAPI OBAT

WaktuJenis Obat Dosis

Tgl dan Jam12 Juli 2012

08.00 WIB

20.00 WIB

13 Juli 2012

10.00 WIB

18.00 WIB

22.00 WIB

02.00 WIB

14 Juli 2012

10.00 WIB

Infuse RL

Injeksi IV : - Ranitidine

- Cefotaxime

- Novalgine

Injeksi IV : - Ranitidine

- Cefotaxime

- Novalgine

Infuse RL

Injeksi IV : - Cefotaxime

- Levofloxacine

- Novalgine

- Ranitidin

Injeksi IV : - Cefotaxime

- Novalgine

Injeksi IV : - Ranitidine

Injeksi IV : - Novalgine

Infuse RL

Injeksi IV : - Cefotaxime

- Levofloxacine

- Ranitidin

- Novalgine

Oral : - Amboroxol

500 ml 20 tpm

2x50 mg

2x1000 mg

3x2 mg

2x50 mg

2x1000 mg

3x2 mg

500 ml 20 tpm

3x1000 mg

1x500 mg

3x2 mg

1x500 mg

3x1000 mg

3x2 mg

2x50 mg

3x2 mg

500 ml 20 tpm

3x1000 mg

1x500 mg

2x50 mg

3x2 mg

3x30 mg

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 39

Page 40: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

18.00 WIB

22.00 WIB

02.00 WIB

15 Juli 2012

10.00 WIB

13.00 WIB

18.00 WIB

21.00 WIB

22.00 WIB

02.00 WIB

05.00 WIB

- Parectamol

Injeksi IV : - Cefotaxime

Injeksi IV : - Ranitidine

Injeksi IV : - Cefotaxime

Infus RL

Injeksi IV : - Cefotaxime

- Levofloxacine

- Ranitidine

Oral : - Amboroxol

Injeksi IV : - Cefotaxime

Oral : - Amboroxol

Injeksi IV : - Ranitidine

Injeksi IV : - Cefotaxime

Oral : - Amboroxol

4x500 mg

3x1000 mg

2x50 mg

3x1000 mg

500 ml 16 tpm

3x1000 mg

1x500 mg

2x50 mg

3x30 mg

3x1000 mg

3x30 mg

2x 20 mg

2x1000 mg

3x30 mg

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 40

Page 41: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

DATA FOKUS

DATA SUBYEKTIF (DS) DATA OBYEKTIF (DO)

Pasien mengatakan “Saya sesak sejak

3 minggu yang lalu”.

Pasien mengatakan “Saya sesak dan

batuk-batuk semenjak 3 minggu yang

lalu, pada saat saya sedang bersih-

bersih di rumah.

Pasien mengatakan,”Kepala saya

pusing juga perut saya terasa mual”

Pasien mengatakan”Saya merasa

kedinginan”

Pasien mengatakan “Selama sakit saya

biasanya tidur + 4 jam saja, mulai tidur

pukul 23.00 WIB dan terbangun pada

pukul 03.00 WIB dan saya tidak

pernah tidur siang. Ketika saya tidur

kemudian batuknya muncul sehingga

nafas saya sesak , saya jadi terbangun

dan sulit untuk tidur kembali”.

Pasien mengatakan “Selama sakit saya

hanya makan 1x/hari (+ 3 sendok)

setiap makan dengan porsi ringan.

Saya tidak nafsu makan dikarenakan

nyeri saat menelan. Seringnya saya

makan makanan yang halus seperti

bubur dan atau nasi saja, terkadang

* Dada :

Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris

Palpasi : Pengembangan dada saat

inspirasi dan ekspirasi tidak

simetris

Auskultasi : Terdengar suara pernapasan

ronky basah

* TTV :

RR : 30 x/menit

Suhu : 39OC

Nadi :100x/menit

TD : 100/70 mmHG

Mata terlihat sayu

Pasien terlihat mengigil

BB:55 kg

TB:165 cm

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 41

Page 42: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

dipaksakan supaya saya bisa makan.

Pasien mengatakan “Saya hanya

minum air putih sekitar 2x/hari sekitar

2 gelas sedang (250cc) atau + 500 cc

minum per harinya.

Pasien mengatakan, “Berat badan saya

turun + 3 kg dari 58 menjadi 55 kg

dalam kurun 3 minggu terakhir ini”.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 42

Page 43: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

ANALISA DATA

WAKTUSYMTOM/SIGNS ETIOLOGI PROBLEM

TGL/JAM

12 Juli

2012

07.00 WIB

DS :

Pasien mengatakan “Saya

sesak sejak 3 minggu yang

lalu”.

Pasien mengatakan “Saya

sesak dan batuk-batuk

semenjak 3 minggu yang lalu,

pada saat saya sedang bersih-

bersih di rumah.

DO :

* Dada :

Inspeksi : Bentuk dada tidak

simetris

Palpasi : Pengembangan dada

saat inspirasi dan ekspirasi

tidak simetris

Auskultasi : Terdengar suara

pernapasan ronky basah

RR : 30 x/menit

Adanya sekret

yang tertahan

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

12 Juli

2012

07.00 WIB

DS :

Pasien mengatakan “Selama

sakit saya biasanya tidur + 4

jam saja, mulai tidur pukul

23.00 WIB dan terbangun

pada pukul 03.00 WIB dan

saya tidak pernah tidur siang.

Ketika saya tidur kemudian

batuknya muncul sehingga

Proses infeksi

(pneumonia) :

secret dan batuk

Gangguan pola

tidur

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 43

Page 44: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

nafas saya sesak , saya jadi

terbangun dan sulit untuk tidur

kembali”.

DO :

Mata terlihat sayu

Pasien terlihat mengigil

12 Juli

2012

07.00 WIB

DS :

Pasien mengatakan “Selama

sakit saya hanya makan

1x/hari (+ 3 sendok) setiap

makan dengan porsi ringan.

Saya tidak nafsu makan

dikarenakan nyeri saat

menelan. Seringnya saya

makan makanan yang halus

seperti bubur dan atau nasi

saja, terkadang dipaksakan

supaya saya bisa makan.

Pasien mengatakan “Saya

hanya minum air putih sekitar

2x/hari sekitar 2 gelas sedang

(250cc) atau + 500 cc minum

per harinya.

Pasien mengatakan, “Berat

badan saya turun + 3 kg dari

58 menjadi 55 kg dalam kurun

3 minggu terakhir ini”.

DO :

BB:55 kg

TB:165 cm

Ketidakmampuan

menelan

Ketidak seimbagan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

12 Juli DS :

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 44

Page 45: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

2012

07.00 WIB

Pasien mengatakan,”Kepala

saya pusing juga perut saya

terasa mual”

Pasien mengatakan”Saya

merasa kedinginan”

DO :

Suhu : 39OC

Nadi :100x/menit

TD : 100/70 mmHG

Peningkatan laju

metabolisme

Hipertermia

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 45

Page 46: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya sekret yang

tertahan.

2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan menelan

4. Ganggaun pola tidur berhubungan dengan proses infeksi (pneumonia) : sekret

dan batuk

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 46

Page 47: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

C. PERENCANAAN NOC DAN NIC

Waktu No

DxTujuan Keperawatan (NOC) Rencana Tindakan (NIC) Ttd

Hr/tgl Jam

Kamis

12

Juli

2012

Kamis

12

Juli

2012

08.00

WIB

08.00

WIB

1

2

Setelah di lakukuan tindakan

keperawatan 3x 24 jam pada

pasien ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

Respiratoy Status Indicator :

- RR pasien dalam rentang

normal (16-24x/menit)

- Pasien menunjukkan

perbaikan ventilasi dan

oksigenasi jaringan adekuat

(tidak menunjukkan sesak

nafas, tidak ada sputum

pada saluran pernafasan)

Setelah di lakukuan tindakan

keperawatan 3x 24 jam pada

pasien hipertermia diharapkan

dapat teratasi dengan kriteria

hasil:

Temperature Regulation

3900

- Suhu dalam rentang normal

(36-37)

Respiratory Monitoring

Acivity

- Beri posisi semi vowler

- Kaji fungsi pernafasan

kecepatan irama dan kedalama

serta penggunaan otot

tambahan

- Catat kemampuan untuk

keluarkan mukosa/batuk

efektuf

- Bersihkan sekret dari mulut

dan trakea

- Pertahankan masukan cairan

sedikitnya 2500 ml per hari

- Kolaborasi pemberian oksigen

dan obat-obatan sesuai dengan

indikasi

Thermoregulation 0800

- Monitor suhu maksimal 4 jam

sekali

- Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)

- Monitor intake dan output

cairan.

- Selimuti pasien

- Tingkatkan sirkulasi udara

- Catat adanya fluktasi tekanan

Excel

Suip

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 47

Page 48: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Kamis

12

Juli

2012

Kamis

12

Juli

2012

08.00

WIB

08.00

WIB

3

4

- Nadi dan RR dalam rentang

normal (nadi

60-100x/menit.RR:16-

24X/Menit)

- Tidak ada perubahan warna

kulit,dan tidak pusing tidak

merasa mual

Setelah di lakukuan tindakan

keperawatan 3x 24 jam pada

pasien dengan perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh dapat mulai teratasi

dengan kriteria hasil:

Nutritional Status (status

nutrisi) :

- Intake nutrisi meningkat

sesuai dengan diit

- Intake makanan dan cairan

meningkat sesuai dengan

diet

- Menunjukkan perubahan

prilaku/pola hidup untuk

menigkatkan/

mempertahakan BB.

Setelah di lakukuan tindakan

keperawatan 3x 24 jam pada

pasien pada pasien dengan

insomnia diharapkan dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

darah

Nutrition Management

- Catat status nutrisi pasien pada

penerimaan, catat turgor kulit,

BB, intergritas mukosa oral,

kemampuan menelan, riwayat

mual/muntah/diare.

- Pastikan pola diet biasa pasien

- Awasi masukan dan

pengeluaran nutrisi dan BAB

secara periodik

- Selidiki adanya anoreksia

Sleep Enhancement

- Mengintrusikkan pasien untuk

tidur lebih awal

- Mengidentifikasi penyebab

kekurangan tidur pasien

Alek

Excel

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 48

Page 49: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Sleep :

- Jam tidur lebih cepat

- Kebiasan tidur kembali

seperti semula

- Kualitas tidur 7-8 jam dan

nyenyak

- Diskusi dengan pasien dan

keluarga pasien untuk

menigkatkan tekhnik tidur

- Atur lingkungan untuk

meningkatkan kenyamanan

untuk tidur.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 49

Page 50: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

D. IMPLEMENTASI

Waktu No

DxImplementasi Respon

Ttd

NamaTgl Jam

Kamis

12 Juli

2012

Kamis

12 Juli

2012

08.30

WIB

14.00

WIB

1

3

- Mengkaji patologi penyakit

dan potensial penyebaran

infeksi

- Menganjurkan pasien etika

batuk/bersin dan

mengeluarkan pada tissue

dan menghindari meludah

- Memonitor TTV

(TD,Nadi,suhu, RR)

- Memeriksa KU

- Memberikan obat yang telah

di sarankan oleh dokter:

- Ranitidine 2x50 mg

- Cefotaxime 2x1000mg

- Novalgine 1 amp (2 mg)

- Infuse RL 500 ml IV 20 tpm

- Mengajarkan pasien batuk

untuk batuk efektif dan

relaksasi

- Mengkaji status nutrisi

pasien pada penerimaan,catat

turgor kulit,BB,intergritas

mukosa oral riwayat

mual/muntah atau diare

- Menanyakan bagaimana

nafsu makannya

- Mendorong pasien untuk

Ds:

Pasien

mengatakan”tenggorokan saya

terasa gatal ketika batuk, tidak

tahu soal injeksi,dan saya akan

mengikuti saran dari perawat.

Do:

Kesadaran = CM

Terpasang infuse RL 500

ml 20 tpm iv

TTV: TD:100/60 mmhg

Nadi:80x/menit

Suhu:39oC

Obat injeksi masuk berupa:

- Ranitidine 50 mg IV

- Cefotaxime 100mg IV

- Novalgine 2 mg IV

- Infuse terpasang RL

500 ml 20 tpm IV

Ds:

Pasien mengatakan”saya tidak

nafsu makan dan saya dapat

makan hanya setengah porsi

yang disediakan RS + 5 sendok

Pasien mengatakan”tidak diare

dan muntah.

Excel

Excel

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 50

Page 51: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Kamis

12 Juli

2012

Kamis

12 Juli

2012

18.00

WIB

20.00

WIB

123

4

2

makan sedikit dan sering

dengan makanan TKTP

Memeriksa TTV dan KU

- Memberikan injeksi obat :

Ranitidin 50mg IV

Cefotaxcime 1000 mg

IV

Novalgin 1 amp (2mg)

IV

Paracetamol 500mg/oral

Ambroxol 30mg/oral

- Mengajurkan pasien untuk

memakai selimut jika tidur

jika merasa menggigil

- Mengukur suhu pasien

Do:

- Ekspresi wajah pasien datar

- Turgor kulit kembalinya

cepat (1 detik)

- Mukosa bibir lembab

- Ekspensi dada tak simetris

Ds:

pasien mengatakan “saya

merasa dingin menggigil”

pasien mengucapkan terima

kasih”

Do:

Kesadaran : CM

TD : 80 x/menit

Suhu: 38oC

RR : 28x/menit

Terpasang infus RL 500 ml 20

tpm IV

Ds :

Pasien mmengatakan, “saya

akan mencoba melakukannya”

Do :

Obat masuk melalui IV

berupa :

- Ranitidin 50mg IV

- Cefotaxcime 1000 mg IV

- Novalgin 1 amp

- Paracetamol 500 mg

- Ambroxol 30 mg

Suip

Alek

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 51

Page 52: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Kamis

12 Juli

2012

Jumat

13 Juli

2012

Jumat

13 Juli

2012

20.15

WIB

06.00

WIB

10.00

WIB

4

123

4

1

- Menganjurkan pasien untuk

tidur lebih cepat

- Menyelimuti pasien

- Memonitor intake dan output

cairan

- Jelaskan pentingnya istirahat

tidur dan pola tidur yang baik

- Mengkaji perubahan warna

kulit, turgor, pusing dan

perasaan kenyamanan pasien.

- Mengukur TTV (mengukur

TD, Nadi, Suhu dan RR) dan

KU

- Mengontrol alira infuse

- Mendengarkan keluhan

pasien.

- Meningkatkan sirkulasi

udara atau oksigen dengan

menggunakan kanul

sederhana

- Memberikan injeksi obat

melalui IV yang disarannkan

Suhu: 38oC

Ds :

Pasien mengatakan, “iya saya

mengerti dan akan mengikuti

saran darimu dek”

Do :

Pasien mulai memejamkan

mata

Kuli tidak ada perubahan

warna, dan turgor kulit baik (1-

2 detik dapat kembali).

Ds :

Pasien mengatakan, “tadi

malam saya tidur kurang

nyenyak, masih batuk-batuk

sedikit berdahak”.

Do :

Kesadaran : CM

Terpasang infuse RL 500 ml

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 37,6oC

RR : 28x/menit

Ds :

“Pasien mngucapkan

“terimakasih’.

Do :

Alek

Excel

Suip

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 52

Page 53: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Jumat

13 Juli

2012

Jumat

13 Juli

2012

10.10

WIB

12.45

WIB

2

123

4

medis berupa:

Cefotaxcime 1000 mg IV

Levofloxcacin : 50 mg IV

Ranitidin : 50 mg

- Mencatat adanya fluktuasi

tekanan darah

- Memberikan obat yang

disarankan medis berupa

Injeksi Norages 2 mg IV

- Mengganti cairan infuse RL

500 mml 20 tpm

- Mengukur suhu pasien

- Mengukur TTV (mengukur

TD, nadi, suhu dan RR) dan

KU

- Mengontrol aliran cairan

infuse RL

- Mendengarkan dan mengkaji

keluhan pasien.

Obat masuk via IV berupa:

Cefotaxcime 1000 mg IV

Levofloxcacin : 50 mg IV

Ranitidin : 50 mg

Ds :

Pasien mengucapkan,

terimakasih”.

Do :

TD : 100/60 mmHg

Suhu : 37,6oC

Obat Norages masuk via IV 2

mg

Cairan infuse masuk /

terpasang 500 ml 20 tpm IV

Ds :

Pasien mengatakan, “nafsu

makan saya bertambah”

Pasien mengatakan, “tidak ada

pusing, tidak ada mual, tetapi

jika batuk masih pusing”.

Pasien mengatakan, “sesak

saya sudah tidak ada, tetapi

tidur masih susah”.

Do :

KU : Baik

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 104x/menit

Suip

Excel

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 53

Page 54: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Jumat

13 Juli

2012

Jumat

13 Juli

2012

Jumat

13 Juli

2012

13.00

WIB

18.00

WIB

21.00

WIB

2

1

2

Memberikan obat yang

diinstruksikan dokter berupa :

- Ambroxol 1 tab = 30 mg p.o

- Paracetamol 1 tab = 500 mg

p.o

- Memberikan posisi semi

vowler

- Mempertahankan masuka

cairan

- Memberi/injeksi obat yang

diinstruksikan medis berupa:

Cefotaxcime 1000 mg IV

dan Norages 2 mg IV

- Memberikan obat yang

diinstruksikan medis :

- Ambroxol 30 mg

- Paracetamol 500 mg

- Menganjurkan pasien cepat

tidur

- Mengukur TTV (TD, suhu,

nadi dan RR).

Suhu ; 37,5oC

RR : 24x/menit

Terpasang infuse RL 500 ml

via IV

Ds :

Pasien mengatakan, “iya mas,

saya akan segera meminum

obatnya”

Do :

Obat msuk via oral berupa:

Ambroxol 30 mg/oral dan PCT

5000 mg/oral.

Ds :

Pasien mengatakan,

“terimakasih”.

Do :

Infuse terpasang RL 20 tpm

Obat masuk via IV berupa:

Cefotaxcime 1000 mg IV

Norages 2 mg IV

Ds :

Pasien mengatakan, “ iya mas

saya akan segera tidur”

Do :

Obat masuk via berupa:

Ambroxol 30 mg/oral

PCT 500 mg/oral

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 54

Page 55: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Sabtu

14 Juli

2012

Sabtu

14 Juli

2012

Sabtu

14.00

WIB

14.20

WIB

18.00

123

4

1

3

- Mengontrol aliran infuse

- Mendengarkan keluhan

pasien.

- Memposisikan pasien semi

vowler

- Menambahkan tekanan O2

dari 1 L menjadi 4 L dengan

regulator

- Mengganti cairan infuse RL

500 ml 20 tpm

- Menanyakan nafsu makan

dan adanya nyeri saat

menelan makanan

- Memastikn pola diet makan

Ds :

Pasien mangatakan nafas saya

sesak, pusing dan batuk serta

demam menggigil.

Pasien mengatakan,”saya

hanya sedikit makan 2 sendok,

dan tidak bisa tidur. Dapat

tidur hanya 2-3 menit.

Pasien mengatakan, “perut

saya mual”

Do :

Kesadaran : CM

Terpasng infuse RL 500 ml 20

tpm

TD : 110/70mmHg

N : 80x/hari

S : 38,4oC

RR : 28x/menit

Ds :

Pasien mengatakan, “sekarang

nafas saya sudah lebih

nyaman”.

Do :

Cairan infuse terpasang RL

500 ml 20 tpm.

Aliran O2 mengalir dengan

tekanan 4L

Ds :

Pasien mengatakan, “nafsu

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 55

Page 56: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

14 Juli

2012

Sabtu

14 Juli

2012

Ahad

15 Juli

2012

WIB

22.00

WIB

10.00

WIB

3

123

4

pasien (bubur halus)

- Perkusi dan palpasi abdomen

apakah ada nyeri tekan/tidak

dan bagaimana suaranya

- Memberikan obat injeksi

Cefotaxime 1000 mg

- Mengontrol cairan infuse RL

500 ml 20 tpm IV

- Memberikan obat injeksi IV

dan obat oral sesuai instruksi

medis berupa :

- Levofloxcacin 500 mg

Injek.IV

- Ranitidin 50 mg Injek.IV

- Novalgin 2 mg Injek.IV

- Ambroxol 30 mg/oral

- Paracetamol 500 mg/oral

Mengukur TTV (TD, nadi, suhu

RR)

makan saya menurun karena

karena tenggorokan saya masih

sedikit nyeri untuk menelan”.

Pasien mengatakan, “Makan

hanya 2 sendok dengan bubur

halus”.

Do :

Palpasi abdomen tidak ada

nyeri tekan, suara timpani.

Obat Cefotaxime 1000 mg

masuk via IV.

Ds :

Pasien mengucapkan,

“terimakasih”.

Do :

Obat masuk via IV berupa:

Levofloxcacin 500 mg

Ranitidin 50 mg

Novalgin 2 mg

Obat masuk via oral :

Ambroxol 30 mg/oral

Paracetamol 500 mg/oral

Terpasang infuse RL 500 ml

20 tpm

Ds :

Pasien mengucapkan,

“terimakasih”.

Do :

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 56

Page 57: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Ahad

15 Juli

2012

Ahad

15 Juli

2012

Ahad

15 Juli

10.15

WIB

11.00

WIB

13.00

WIB

3

1

4

- Mengkaji status nutrisi

pasien (mencatata turgor

kulit)

- Menanyakan bagaimana

nafsu makannya dan adanya

nyeri saat menelan makanan

Mengkaji satus pernafasan

(irama, frekuensi dan kedalaman

nafas).

- Mengkaji frekuensi dan

kualitas tidur.

- Berdiskusi dengan paasien

dan keluarga dalam

meningkatkan tehnik tidur.

TD : 100/60 mmHg

N : 90x/menit

S : 35,5oC

RR : 28x/menit

Ds :

Pasien mengatakan, ‘nafsu

makan saya bertambah, pagi

ini saya makan 1 porsi sedang

yang disediakan RS dan

alhamdulillah habis dan nyeri

saat menelan saya sudah tidak

ada”.

Do :

Pasien menunjukkan

perubahan perilaku untuk

meningkatkan asupan

makanan/nutrisi.

BB : 55 kg

Turgor kulit baik.

Ds :

Pasien mengatakan, “saya

masih batuk dan sesak sedikit”.

Do :

KU : Sedang

RR : 28x/menit, regular.

Ds :

Pasien mengatakan,

“Alhamdulillah tadi malam

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 57

Page 58: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

2012

Ahad

15 Juli

2012

13.15

WIB

2

Mengukur suhu pasien

tidur saya nyenyak, tidur mulai

pukul 21.00 WIB dan bangun

pukul 05.00 WIB.

Do :

Konjungtiva merah muda,

tidak pucat

Mata tidak sayup

Wajah tampak lebih segar

Kualitas tidur 9 jam dan

nyenyak

Ds :

Pasien mengatakan, “saya

sudah tidak ada pusing dan

demam lagi”.

Do :

Suhu : 35,50C

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 58

Page 59: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

E. EVALUASI

WaktuDx. Keperwatan EVALUASI Ttd

Hr/tgl Jam

Ahad,

15 Juli

2012

Ahad

15 Juli

2012

Ahad

15 Juli

2012

13.30

WIB

13.30

WIB

14.00

WIB

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan adanya secret yang

tertahan

Hipertermi berhubungan

dengan peningkatan laju

metabolisme

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan

ketidakmampuan menelan

S : Pasien mengatakan,”saya masih batuk

dan sesak sedikit”

O : KU : Sedang

Pasien tampak lemah

RR:28x/menit

Suara nafas ronky

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Kaji irama kecepatan dan

kedalaman nafas pasien

- Kolaborasi dengan medis dalam

memberikan tindakan keperawatan

dan obat-obatan sesuai indikasi

S : Pasien mengatakan, “sudah tidak

pusing dan demam lagi”.

O : Suhu : 35,5oC

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

S : Pasien mengatakan, ‘nafsu makan

saya bertambah, pagi ini saya makan 1

porsi sedang yang disediakan RS dan

alhamdulillah habis dan nyeri saat

menelan saya sudah tidak ada”.

O : KU : Sedang

TD : 100/60 mmHg

Excel

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 59

Page 60: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

Ahad

15 Juli

2012

14.00

WIB

Ganggaun pola tidur

berhubungan dengan proses

infeksi : (pneumonia) secret

dan batuk

RR : 28x/menit, regular.

Nadi : 90x/menit.

BB 55 kg

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Pastikan pola diet biasa pasien

- Awasi masukan dan pengeluaran

nutrisi dan BAB secara periodik

- Selidiki adanya anoreksia

S : Pasien mengatakan, “Alhamdulillah

tadi malam tidur saya nyenyak, tidur

mulai pukul 21.00 WIB dan bangun

pukul 05.00 WIB.

O : Konjungtiva merah muda, tidak pucat

Mata tidak sayup

Wajah pasien tampak lebih segar

Kualitas tidur 9 jam dan nyenyak.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 60

Page 61: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang

organ paru. Penyebab infeksi ini karena sistem imun yang lemah sehingga

bakteri dengan mudah masuk dalam tubuh. Sistem imun yang lemah ini salah

satunya disebabkan oleh gaya hidup yang yang buruk seperti minum alkohol

dan merokok. Pengobatan masih belum efektif dan optimal karena bakteri

sudah resisten terhadap antibiotik tertentu. Pencegahan yang dapat dilakukan

diantaranya dengan melakukan gaya hidup yang baik.

B. Saran

Peran perawat dalam penanganan permasalahan pasien dengan

pneumonia sangat besar terutama dalam hal intervensi keperawatan disamping

tim kesehatan lain. Oleh karena itu perawat diharapkan dapat melakukan

perawatan yang intensif serta memberikan penyuluhan pada pasien dan

keluarganya agar dapat mempercepat penyembuhan serta mencegah terjadinya

komplikasi.

Dibutuhkan kerjasama yang baik dengan keluarga dalam membantu

pelaksanaan perawatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien, di

mana dengan bantuan tersebut pasien merasa terlindungi serta mendapat

curahan kasih sayang dari keluarganya sehingga dalam proses penyembuhan

terhadap penyakit lebih cepat.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 61

Page 62: LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU

DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Iman. 2008. KMB: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Alsagaff, Hood, 2006, Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University

Press, Surabaya.

Pearce, Evelyn, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Pooter, Patricia, A., 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, EGC,

Jakarta.

Anonim1.Buku Ilmu Penyakit Dalam.Vol 3 Ed 4. Jakarta: EGC Misnadiarly.2008.

Penyakit Infeksi saluran napas. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Yeni Kustanti, Christina. 2006. Pemeriksaan Fisik Thoraks. Yogyakarta: AKPER Bethesda

http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-kebutuhan-oksigenasi.html.

satyaexcel.blogspot.com | LP & Askep Bronkopneumonia TB Paru 62