laporan pendahuluan bronkopneumonia

36
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA A. KONSEP MEDIK 1. Definisi Bronchopneumoia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru dan bronkiolus, virus (influenza), jamur candida albican/aspirasi karena makanan/benda asing Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang lebih menyebar sifatnya dan melibatkan cabang tengkorak dalam paru-paru itu sendiri yang membawa udara ke sel-sel yang sangat halus (alveoli) dari paru-paru itu sendiri. (Suddarths and brunner 2001). 2. Etilogi Secara umum bronchopneumoni diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan terdiri atas reflek, glotis danbatuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ dan sekresi humeral setempat. Timbulnya bronchopneumonia diesebabkan oleh :

Upload: titin-kaharu

Post on 13-Jul-2016

149 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

LP

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONCHOPNEUMONIA

A. KONSEP MEDIK

1. Definisi

Bronchopneumoia adalah suatu peradangan paru yang biasanya

menyerang di bronkeoli terminal. Bronkopneumonia adalah suatu

peradangan pada paru-paru dan bronkiolus, virus (influenza), jamur

candida albican/aspirasi karena makanan/benda asing

Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang lebih

menyebar sifatnya dan melibatkan cabang tengkorak dalam paru-paru itu

sendiri yang membawa udara ke sel-sel yang sangat halus (alveoli) dari

paru-paru itu sendiri. (Suddarths and brunner 2001).

2. Etilogi

Secara umum bronchopneumoni diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal

dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ

pernapasan terdiri atas reflek, glotis danbatuk, adanya lapisan mukus,

gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ dan sekresi

humeral setempat. Timbulnya bronchopneumonia diesebabkan oleh :

a. Bakteri

Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah

steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus

pyogenis.

b. Virus

Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini

disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi

droplet. Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama

pneumonia virus.

c. Jamur

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar

melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya

ditemukan pada kotoran burung.

d. Protozoa

Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti

pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita

AIDS.

3. Patofisiologi

Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, mikroplasma, jamur dan

aspirasi makanan yang melalui inhalasi droplet akan teraspirasi masuk ke

saluran nafas atas kemudian masuk ke saluran nafas bagian bawah dan

selanjutnya akan menginfeksi jaringan interstisial parenkim paru. Dengan

daya tahan tubuh yang menurun, terjadilah infeksi pada traktus

respiratorius atau jalan nafas. Adanya infeksi jalan nafas akan timbul

reaksi jaringan berupa edema alveolar dan pembentukan eksudat. Hal

tersebut akan mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke

bronkioli, alveoli dan paru-paru. Terjadinya proliferasi mengakibatkan

sumbatan dan daya konsolidasi pada jalan nafas sehingga proses

pertukaran O2 dan CO2 menjadi terhambat dan terjadilah gangguan

ventilasi. Rendahnya masukan O2 ke paru-paru terutama pada alveolus

menyebabkan terjadi peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang

disebut dengan hiperventilasi yang akan menyebabkan terjadi alkalosis

respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler atau hipoventilasi yang

akan menyebabkan terjadi asidosis respiratorik. Hal tersebut

menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam

pertukaran gas yaitu membuang CO2 sehingga menyebabkan konsentrasi

O2 dalam alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi dan akan

berlanjut menjadi gangguan perfusi dimana oksigenasi ke jaringan tidak

memadai. Jika gangguan ventilasi, difusi dan perfusi tidak segera

ditanggulangi akan menyebabkan hipoksemia dan hipoksia yang akan

menimbulkan beberapa manifestasi klinis.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

4. Manifestasi Klinik

Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain cyanosis, nafas

cuping hidung, takikardia, dipsnea, gelisah, stridor, retraksi otot dada dan

sesak, dimana tanda dan gejala tersebut dapat menimbulkan masalah

kerusakan pertukaran gas dan pola nafas tak efektif. Tanda dan gejala lain

yang timbul adalah kelemahan, keletihan, kelelahan yang akan

menimbulkan masalah intoleransi aktifitas. Jika kuman terbawa bersama

makanan akan masuk ke lambung dan terjadi peningkatan asam lambung,

hal inilah yang menyebabkan mual, muntah dan anoreksia, sehingga

timbul masalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu

bisa juga terjadi demam dan berkeringat yang dapat menimbulkan

masalah risiko kekurangan volume cairan dan hipertermia. Batuk dan

pilek merupakan reaksi tubuh akibat adanya infeksi traktus respiratori

yang akan menimbulkan masalah bersihan jalan nafas tak efektif. Masalah

risiko penularan infeksi juga dapat terjadi jika kuman sudah masuk ke

dalam alveoli dan bronkiolus. Dengan timbulnya tanda dan gejala dan

disertai dengan kurangnya pemahaman orangtua sehingga keluarga

bertanya-tanya tentang penyakit pasien, maka timbullah masalah

kecemasan orangtua.

5. Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat menegakan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. pemeriksaan darah

b. pemeriksaan sputum

c. analisa gas darah

d. kultur darah

e. sampel darah, sputum dan urin

2. Pemeriksaan Radiologi

a. Rontegenogram Thoraks

b. Laringoskopi/bronkoskopi

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat diberikan pada klien

bronkopneumonia adalah:

a. Menjaga kelancaran pernapasan

b. Kebutuhan istirahat

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan

d. Mengontrol suhu tubuh

e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman

Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:

a. Pemberian antibiotik sesuai program

b. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)

c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap

melalui selang nasogastrik dengan feeding drip

d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin

normal dan beta agonis untuk transpor muskusilier

e. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

7. Komplikasi

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau

kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk

hilang. Terjadi apabila penumpukan sekret akibat berkurangnya daya

kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan

menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan

menyebabkan atelektasis obstruksi dimana terjadi penyumbatan

saluran udara yang menghambat masuknya udara ke dalam alveolus.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam

rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang

meradang

d. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial

e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. Ini disebabkan

apabila terjadi penyebaran virus hemofilus influenza melalui

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

hematogen ke sistem saraf sentral. Penyebaran juga bisa dimulai saat

terjadi infeksisaluranpernapasan.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Fokus  Pengkajian

Usia bronkopneumoni sering terjadi pada anak. Kasus terbanyak

sering terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun dan kematian

terbanyak terjadi pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, tetapi pada

usia dewasa juga masih sering mengalami bronkopneumonia.

b. Keluhan Utama : sesak nafas

c. Riwayat Penyakit

1. Pneumonia Virus

Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran nafas, termasuk renitis

(alergi) dan batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada

pneumonia bakteri.

2. Pneumonia Stafilokokus (bakteri)

Didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut atau bawah dalam

beberapa hari hingga seminggu, kondisi suhu tubuh tinggi, batuk

mengalami kesulitan pernapasan.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas riwayat

penyakit fertusis yaitu penyakit peradangan pernapasan dengan

gejala bertahap panjang dan lama yang disertai wheezing (pada

Bronchopneumonia).

d. Pengkajian Fisik

1. Aktivitas/istirahat.

Gejala:Kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur.

Tanda: Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat adanya gagal jantung kronik.

Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

3. Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah.

Tanda:Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering

dengan turgor buruk, penampilan kaheksia (mal nutrisi).

4. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influensa).

Tanda : Perubahan mental (bingung somnolen).

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Sakit kepala, nyeri dada meningkat saat batuk, mialgia,

atralgia.

Tanda : Melindungi area yang sakit.

6. Pernafasan

Gejala : Riwayat PPOM, takipnea, dipsnea, pernafasan dangkal,

pelebaran nasal.

Tanda : Sputum (merah muda, purulen), perkusi (pekak diatas area

yang konsolidasi), fremitus (traktil dan vocal bertahap meningkat

dengan konsolidasi), bunyi nafas (menurun atau tidak ada), warna

(pucat atau cyanosis bibir/kuku).

7. Keamanan

Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, demam.

Tanda : Berkeringat, menggigil, gemetar, kemerahan.

8. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : Riwayat penyakit ISPA.

Tanda : Gelisah, bertanya-tanya.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Gangguan pertukaran gas

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh

d. Intoleran aktivitas

e. Resiko kekurangan volume cairan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

4. Rencana Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Ketidakefektifan bersihan jalan

napas (00031)

Domain 11 : Keamanan /

perlindungan

Kelas 2 : Cedera Fisik

Definisi : Ketidakmampuan untuk

membersihkan atau mengeluarkan

secret (gangguan) dari daerah

pernafasan untuk mempertahankan

kebersihan jalan nafas.

Batasan karateristik :

Tidak adanya batuk

Perubahan nilai nafas

Perubahan irama pernafasan

Dyspnea

Kelebihan dahak/sputum

Batuk yang tidak efektif

NOC :

Mengontrol pengambilan nafas

Keadaan pernafasan: jalan nafas

yang jelas

Setelah dilakukan intervensi selama 3x

24 jam diharapkan nyeri pasien dapat

teratasi atau berkurang.

Kriteria Hasil pasien akan :

Mendemonstrasikan batuk efektif

dan suara nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum, mampu

bernafas dengan mudah, tidak ada

pursed lips)

Menunjukkan jalan nafas yang

paten (klien tidak merasa tercekik,

irama nafas, frekuensi pernafasan

Intervensi :

Manajemen Jalan Napas

1. Membuka jalan nafas dengan cara

dagu diangkat atau rahang

ditinggikan.

2. Memposisikan pasien agar

mendapatkan ventilasi yang

maksimal.

3. Mengidentifikasi pasien berdasarkan

penghirupan nafas yang potensial

pada jalan nafas.

4. Penghirupan nafas melalui mulut atau

nasopharing.

5. Memberikan terapi fisik pada dada.

6. Mengeluarkan sekret dengan cara

batuk atau penyedotan.

7. Mendorong pernapasan yang dalam,

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Orthopnea

Kurang istirahat

a. Faktor yang berhubungan :

1. Lingkungan :

Penyimpanan secret

2. Penghalang Pada jalan Nafas;

Kelebihan mucus

Adanya benda asing di jalan

nafas

3. Fisiologi :

Infeksi

dalam rentang normal, tidak ada

suara nafas abnormal)

Mampu mengidentifikasikan dan

mencegah factor yang dapat

menghambat jalan nafas

lambat, bolak-balik, dan batuk.

8. Menginstruksikan bagaimana batuk

yang efektif.

9. Membantu rangsangan pada

spirometer.

10. Mendengarkan bunyi nafas, mancatat

daerah yang mangalami penurunan

atau ada tidaknya ventilasi dan

adanya bunyi tambahan.

11. Melakukan penyedotan pada

endotrakea atau nasotrakea.

12. Memeriksa bronchodilators dengan

tepat.

13. Mengajarkan pasien bagaimana

penghirupan nafas yang tepat.

14.  Memberikan perawatan ultrasonic.

15. Memberikan oksigen yang tepat.

16. Memberikan cairan yang teratur agar

memperoleh keseimbangan cairan

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

dalam tubuh.

17. Memposisikan pasien untuk

mengurangi dyspnea.

18. Memeriksa keadaan pernafasan dan

oksigen.

19. Kolaborasi pemberian terapi irigasi

atau Proetz displacement therapy

sebagai terapi tambahan

Penurunan Tingkat Kegelisahan

1. Penggunaan teknik penenangan

2. Hasil yang diharapkan dari sikap

pasien

3. Menjelaskan semua prosedur,

termasuk sensasi selama menjalani

prosedur

4. Mengartikan perspektif pasien

menghadapi situasi yang

menengangkan

5. Memberikan informasi yang factual

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

melalui diagnosa, intervensi, dan

ramalan

6. Menemani pasien untuk

memberikan keamanan dan

mengurangi rasa takut

7. Mendorong pasien tinggal bersama

anaknya

8. Memberikan contoh symbol

ketidakamanan

9. Menggosok-gosok punggung atau

leher pasien

10. Mengurangi tindakan pasien yang

tidak kompetitif

11. Menjaga alat-alat keperawatan

12. Mendengarkan dengan baik

13. Memperkuat sikap

14. Menciptakan atmosfir untuk

membangun rasa percaya

15. Perawat dapat merasakan perasaan,

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

persepsi, dan rasa takut pasien

16. Mengidentifikasi perubahan tingkat

kecemasan pasien

17. Mengalihkan kegiatan untuk

mengurangi tekanan

18. Membantu pasien mengidentifikasi

situasi yang dapat menyebabkan

timbulnya kegelisahan

19. Menginstruksikan pasien dalam

penggunaan teknik relaksasi

20. Memberikan obat untuk

mengurangi kecemasan.

2. Gangguan pertukaran gas (00030)

Domain : 3 Eliminasi dan

Pertukaran

Kelas : 4 Fungsi Pernapasan

Definisi : Kelebihan atau defisit pada

oksigen dan atau eliminasi karbon

dioksida pada membran alveolar –

NOC :

Respiratory Status :Gasiexchage

vital sign status

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam masalah gangguan

pertukaran ngas teratasi dengan hasil

- Mendoemonstrasikan

Airway Managemen

1. Buka jalan napas unakan tenknik

chin lift

2. posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

3. identifikasi pasien perlu adanya

pemasangan alat bantu napas

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

kapiler.

Batasan Karakteristik :

pH darah arteri abnormal

pH arteri abnormal

Pernapasan abnormal

warna kulit abnormal

konfusi

sianosis

penurunan karbon dioksida

diaforesis

dispnea

sakit kepala saat bangun

hiperapnia

hipoksia

gelisah

somnolen

Perubahan membran alveolar-

kapiler

ventilasi perfusi

peningkatan ventilasi dan

oksigenasi yang adekuat

- Memelihara kebersihan paru-

paru dan bebas dari tanda-tanda

distres

- Tanda – tanda vital dalam

rentang normal

- Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara napasyang

bersih dan tidak ada sianosis.

buatan

4. lakukan fisioterapi jika perlu

5. keluarkan secret dengan batuk atau

suction

6. berikan bronjkodilator jika perlu

7. monitor respirasi dan status O2

8. monitorr rata-rata kedalaman irama

dan usaha repirasi

9. catat pergerakan dada, amati

kesimetrisan penggunaan otot

tambahan

10. monitor suana napas

11. monitor pola napas

12. auskultasi sura paru-paru setelah

tindakan untuk mengetahui

hasilnya

13. Auskultasi suara napas, catat area

penurunan/ tidak adanya ventilasi

dan suara tambahan.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh (00002)

Domain 2 : Nutrisi

Kelas 1 : Makan

Definisi :

Ketidakseimbangan nutrisi adalah

asupan nutrisi yang tidak mencukupi

kebutuhan metabolik.

Batasan Karateristik

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Menolak makan

Persepesi ketidakmampuan

untuk mencerna makanan.

Diare atau steatore

Kekurangan makanan

Bising usus hiperaktif

Membran mukosa pucat

Tonus otot buruk

NOC

- Nutritional status: Adequacy of

nutrient.

- Nutritional Status : food and Fluid

Intake

- Weight Control

Nutritional Status : food and Fluid

Intake

- Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi.

- Tidak ada tanda tanda malnutrisi

- Tidak terjadi penurunan berat

badan yang berarti.

Weight Control

- Mengerti factor yang dapat

meningkatkan berat badan.

- Mengidentfifikasi tingkah laku

dibawah kontrol klien.

NIC

Nutritiont Management

1 Kaji makanan yang disukai oleh

klien

2. Kaji adanya alergi makanan

3. Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori.

4. Kaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

5. Pantau adanya mual atau muntah.

6. Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien.

8. Berikan makanan yang terpilih

( sudah dikonsultasikan dengan ahli

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Kelemahan otot yang berfungsi

untuk menelan atau

mengunyah.

Faktor yang berhubungan :

1. Ketidakmampuan untuk

menelan atau mencerna

makanan atau menyerap

nurtien akibat faktor biologi :

- Penyakit kronis

- Kesulitan mengunyah atau

menelan

- Intoleransi makanan

- hilang nafsu makan

- Mual/muntah

- Memodifikasi diet dalam waktu

yang lama untuk mengontrol

berat badan

- Penurunan berat badan 1-2

pounds/mgg

- Menggunakan energy untuk

aktivitas sehari hari

Setela dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan kriteria hasil / NOC :

Laporkan nutrisi adekuat

Masukan makanan dan cairan

adekuat

Energi adekuat

Massa tubuh normal

Ukuran biokimia normal

Dengan skala :

1 = Sangat kompromi

gizi)

9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

diet yang tepat bagi anak dengan

sindrom nefrotik.

Health Education

1. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

2. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein dan vitamin

C

3. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

4. Anjurkan klien untuk makan

sedikit namun sering.

5. Anjurkan keluarga untuk tidak

membolehkan anak makan-

makanan yang banyak

mengandung garam.

Weight Management

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

2 = Cukup kompromi

3 = Sedang kompromi

4 = Sedikit kompromi

5 = Tidak kompromi

1. Diskusikan bersama pasien

mengenai hubungan antara intake

makanan, latihan, peningkatan BB

dan penurunan BB.

2. Diskusikan bersama pasien

mengani kondisi medis yang dapat

mempengaruhi BB

3. Diskusikan bersama pasien

mengenai kebiasaan, gaya hidup

dan factor herediter yang dapat

mempengaruhi BB

4. Diskusikan bersama pasien

mengenai risiko yang berhubungan

dengan BB berlebih dan penurunan

BB

5. Perkirakan BB badan ideal pasien

Health Education

1. Dorong pasien untuk merubah

kebiasaan makan

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Weight reduction Assistance

1 Fasilitasi keinginan pasien untuk

menurunkan BB

2 Perkirakan bersama pasien

mengenai penurunan BB

3 Tentukan tujuan penurunan BB

4 Beri pujian/reward saat pasien

berhasil mencapai tujuan

Health Education

1. Ajarkan pemilihan makanan

4. Intoleran Aktifitas (00092)

Domain 4: Aktivitas / istiraht

Kelas 4: Respon kardiovaskular/

pulmonal

Definisi:

Ketidakcukupan energu secara

fisiologis

maupun psikologis untuk meneruskan

NOC :

Toleransi Aktifitas

Penghematan Energi

Perawatan Diri (AKS)

Setalah dilakukan tindakan

Keperawatan 2x24 jam diharapkan

pasien mampu mentoleransi aktivitas,

NIC :

Energy Management

1. Observasi adanya pembatasan klien

dalam melakukan aktivitas

2. Kaji adanya factor yang menyebabkan

kelelahan

3. Monitor nutrisi dan sumber energi

tangadekuat

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

atau

menyelesaikan aktifitas yang diminta

atau aktifitas

sehari hari.

Batasan karakteristik :

a. melaporkan secara verbal adanya

kelelahan

atau kelemahan.

b. Respon abnormal dari tekanan

darah atau nadi terhadap aktifitas

d. Adanya dyspneu atau

ketidaknyamanan saat

beraktivitas.

Faktor factor yang berhubungan :

Tirah Baring atau imobilisasi

Kelemahan menyeluruh

Ketidakseimbangan antara suplei

oksigen dengan kebutuhan.

dengan kriteria hasil

Kriteria Hasil :

Pasien mampu mentoleransi

aktivitas yang biasa dilakukan,

yang dibuktuikan dengan toleransi

aktivitas, ketahanan, penghematan

energi.

Pasien mampu mengidentifikasi

adanya keterbatasan energi.

Pasien mampu menyeimbangkan

aktivitas dan istirahat.

Pasien Dapat mengatur pembatasan

penggunaan enegri saat

beraktivitas.

Mampu melakukan aktivitas sehari

hari (ADLs) secara mandiri

4. Monitor pasien akan adanya kelelahan

fisik dan emosi secara berlebihan

5. Monitor respon kardivaskuler terhadap

aktivitas

6. Monitor pola tidur dan lamanya

tidur/istirahat pasien

7. Kolaborasikan pemberian pengobatan

nyeri sebelum aktivitas.

Activity Therapy

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi

aktivitas yang mampu dilakukan

2. Bantu untuk memilih aktivitas

konsisten yang sesuai dengan

kemampuan fisik, psikologi dan social

3. Bantu untuk mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber yang diperlukan

untuk aktivitas yang diinginkan

4. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan

aktivitas seperti kursi roda, krek

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

5. Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas

6. Sediakan penguatan positif bagi yang

aktif beraktivitas

7. Bantu pasien untuk mengembangkan

motivasi diri dan penguatan

8. Monitor respon fisik, emosi, social dan

spiritual

9. Kolaborasikan dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran terapi

yang tepat.

Bantuan Perawatan Diri

1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk

berpindah dari tempat tidur, berdiri,

ambulasi, dan melakukan AKS.

2. Eavaluasimotivasi dan keinginan pasien

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

untuk meningkatkan aktivitas.

3. Bantu pasien untuk mengubah posisi

secara berkala, bersandar, duduk,

berdiri, dan ambulasi sesuai toleransi.

4. Rencanakan aktivitas bersama pasien

dan keluarga yang meningkatakan

kemandirian dan ketahanan.

5. Ajarkan pada pasien dan orang terdekat

tenntang tehnik perawatan – diri yang

akan meminimalkan konsumsi oksigen

5. Resiko kekurangan volume cairan

(00028)

Domain 2 : Nutrisi

Kelas 5 : Hidrasi

Definisi

Resiko kekurangan Volume Cairan

Adalah Kondisi Individu yang

beresiko mengalami dehidrasi

Vaskular, selular, Intraselular

NOC

1. Keseimbangan Elektrolit dan asam

basa

2. Keseimbangan cairan

3. Hidrasi

4. Status nutrisi.

Tujuan dan Kriteria Hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

Manajemen elektrolit

1 Pantau hasil labolatorium yang relevan

dengan keseimbangan cairan (misal;

kadar hematokrit, BUN, albumin,

protein total, osmolalitas serum, dan

berat jenis urine)

2 Laporkan abnormalitas elektrolit

Manajemen cairan

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Faktor resiko

Penyimpangan yang mempengaruhi

akses untuk pemasukan atau

absorpsi cairan.

Kehilangan yang berlebihan melalui

rute normal ( Mis; Diare).

Usia ekstrime (Bayi Baru Lahir

Atau Lansia)

Berat badan ekstrime ( Kurang atau

Berlebih)

Faktor yang mempengaruhi

Kebutuhan Cairan (Mis; Status

Hipermetabolik)

Defisiensi Pengetahuan (Yang

berhubungan Dengan Volume

Cairan).

Kehilangan Cairan Melalui Rute

yang tidak normal (Mis; Slang

selama ...x24 jumlah cairan yang masuk

dan keluar seimbang, yang dapat

dibuktikan dengan indikator ;

Keseimbangan elektrolit dan asam

basa

Pasien memiliki konsentrasi urine

yang normal

Pasien memilki hemoglobin dan

hematokrit dalam batas normal

Keseimbangan cairan

Pasien memiliki asupan cairan oral

dan/atau intravena yang adekuat

Hidrasi

Pasien tidak mengalami haus yang

tidak normal

Pasien dapat menampilkan hidrasi

yang normal (membran mukosa

lembab dan mampu berkeringat)

Status nutrisi ; asupan makanan dan

1. Pantau Status Hidrasi (Mis;

Kelembapan Membran Mukosa, Ke

adekuatan Nadi, Dan Tekanan Darah

Ortostatik)

2. Pertahankan keakuratan catatan asupan

dan haluaran.

3. Pastikan bahwa pasien terhidrasi

dengan baik sebelum pembedahan

4. Berikan terapi IV, Sesuai Program

5. Tingkatkan asupan oral jika perlu.

6. Berikan cairan sesuai keperluan

7. Pasang kateter jika perlu.

8. Tentukan jumlah cairan yang masuk

dalam 24 jam, hitung asupan yang di

perlukan sepanjang sif siang, sore dan

malam.

Pemantauan cairan

9. Pantau Warna, Jumlah, Dan Frekuensi

kehilangan cairan.

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

Kateter Menetap)

Obat (diuretik)

cairan

1. Pasien memiliki asupan dan

haluaran yang seimbang dalam 24

jam

10. Cek arahan lanjut klien untuk

menentukan apakah penggantian cairan

pada pasien sakit terminal tetap

dilakukan

Manajemen cairan/elektrolit

11. Kaji adanya vertigo atau hipotensi

postural

12. Identifikasi faktor terhadap bertambah

buruknya dehidrasi (misal; obat-

obatan, demam, stres, dan program

pengobatan

13. Observasi khususnya terhadap

kehilangan cairan yang tinggi elektrolit

(misal ; diare, drainase luka, diaforesis)

Manajemen hipovolemia

14. Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, bila di perlukan.

15. Pantau perdarahan ( Mis; Periksa

Seluruh sekret Dari adanya darah nyat

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

atau darah samar)

Manajemen syok

16. Ubah Posisi pasien Trendelenburg

Atau tinggikan tungkai pasien bila

hipotensi, kecuali di kontra indikasikan

HE

17. Anjurkan pasien untuk

menginformasika perawat bila haus

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN bronkopneumonia

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC-NOC. Jogjakarta : Mediakction

Herdman, Heather. 2013. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC

Wilkinson dan Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Terjemahan Oleh Esty Wahyuningsih. 2012. Jakarta : EGC

Anonim. Askep Bronchopneumonia (http://Nisa_anagh_ bronchopneumonia. com.html) diakses tanggal 03 November 2015 (pukul 20.00 wita)