laporan modul 1 kel 1

29
LAPORAN TUTORIAL SISTEM IMUNOLOGI MODUL DASAR SKENARIO 1 Kelompok : 1 Tutor : dr. Elyusrar A. Jalal, PhD Anggota : 1. AUDINA ANDHINI S. 2012730015 2. DIDI SURYANA 2012730029 3. DODDY ASP 2012730031 4. FAIZAH AFNITA K. 2012730039 5. FATHIA RISSA 2012730041 6. HARYOKO A. 2012730049 7. INDAH EKA 2012730052 8. SARAH SHABRINA 2012730098 9. SRI NINDIANA PUTRI A. 2012730101 10. YUKA PUSPITA A. 2012730110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013

Upload: faizahafnitakamrasyid

Post on 10-Oct-2015

183 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan imun modul 1 kel

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIALSISTEM IMUNOLOGIMODUL DASARSKENARIO 1

Kelompok : 1Tutor : dr. Elyusrar A. Jalal, PhDAnggota:1. AUDINA ANDHINI S. 20127300152. DIDI SURYANA20127300293. DODDY ASP20127300314. FAIZAH AFNITA K.20127300395. FATHIA RISSA20127300416. HARYOKO A.20127300497. INDAH EKA20127300528. SARAH SHABRINA20127300989. SRI NINDIANA PUTRI A.201273010110. YUKA PUSPITA A.2012730110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA20132

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam akan selalu terlimpahkan atas junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, dengan pertolongan Dialah penulis dapat menyelesaikan laporan modul satu skenario satu dengan judul modul dasar. Tugas laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tutorial.Oleh karena penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini banyak kekurangan-kekurangan maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:1. selaku tutor.2. Ayahanda dan Ibunda tercinta, terima kasih atas doa, restu dan kasih sayang tiada tara, dan telah memberi dorongan dan dukungan dalam penggapaian cita-cita.3. Teman teman yang telah membantu dalam proses tutorialKami mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Kami menyadari bahwa laporan modul satu skenario satu ini belum bisa dibilang sempurna, oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun mental penulis dan memberikan kemajuan yang berarti dalam penulisan laporan ke depannya. Sekian, semoga laporan modul satu skenario satu ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi kami sendiri.

Cirendeu, 31 Mei 2013

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I1A.LATAR BELAKANG1B.SKENARIO1C.LANGKAH 11D.LANGKAH 22E.LANGKAH 32F.LANGKAH 42G.LANGKAH 52BAB II3BAB III24DAFTAR PUSTAKA25

ii

BAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGModul Tutorial berupa skenario diperuntukkan bagi mahasiswa PSPD FKK Universitas Muhamadiyah Jakarta yang mengikuti Sistem Imunologi pada Semester II.Skenario dirancang berdasarkan kebutuhan minimal dokter umum di Indonesia, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan dan menambah wawasannya. Strategi pembelajaran yang digunakan juga dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari Sistem Imunologi tahap demi tahap. Sumber Pustaka yang dicantumkan meruakan salah satu petunjuk, dimana mahasiswa dapat memperoleh bahan rujukan yang diperlukan walaupun masih banyak sumber lain yang dapat dicari sendiri. Narasumber yang terdiri dari para pakar di bidang masing-masing, dapat dihubungi, apabila diperlukan mahasiswa, karena dalam sistem pembelajaran ini (PBL) salah satu strategi adalah tanya pakar.Tugas mahasiswa, proses penyelesaian masalah yang terdapat dalam skenario, tata cara mealksanakan diskusi (kelompok dan panel), cara penulisan laporan (wrap up), diskusi (formatan materi) dapat digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran.Diharapkan agar dengan melaksanakan metode pembelajaran, mahasiswa dapat meningkatkan interaksi dan berdiskusi dengan benar serta melatih kerja sama dalam kelompok sehingga memperoleh ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dengan baik dan berhasil memperoleh nilai evaluasi yang baik serta mengaplikasikan ilmu kedokteran setelah menyelesaikan pendidikan dokter kelak.

SKENARIOSeorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Sejak 1 minggu menderita batuk pilek. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan kadar leukosit 4 ribu/mm3, trombosit 130 ribu/mm3 dan CRP meningkat.

LANGKAH 1 Klarifikasi Istilah Kata/ kalimat kunci Demam 5 hari yang lalu Anak laki-laki usia 5 tahun 1 minggu menderita batuk pilek Kadar leukosit 4 ribu/mm3, trombosit 130 ribu/mm3, dan CRP meningkat

LANGKAH 2 Pertanyaan :1. Jelaskan anatomi terkait dengan sistem imun.2. Jelaskan histologi terkait dengan sistem imun.3. Jelaskan fisiologi terkait dengan sistem imun.4. Jelaskan proses terjadinya respons imun.5. Berapa kadar normal leukosit, trombosit, dan CRP?6. Apakah demam dan batuk pilek menyebabkan naik turunnya kadar leukosit, trombosit, dan CRP?7. Jelaskan penyebab dan mekanisme batuk terkait dengan sistem imun.8. Jelaskan penyebab dan mekanisme pilek terkait dengan sistem imun.9. Jelaskan penyebab dan mekanisme demam terkait dengan sistem imun.10. Jelaskan jenis pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan leukosit, trombosit, dan CRP.

LANGKAH 3 BrainstormingInilah hasil brainstroming dari kelompok kami. CRP (C Reactive Protein) dilepaskan oleh hati sebagai respon terhadap pirogen endogen, berasal dari makrofag yang terstimulasi endotoksin, kadarnya dapat meningkat sampai 1000 kali. Anatomi yang terkait dengan sistem imun adalah sistem limfatika yang terdiri dari limf, vassa limfatika, nodi dan noduli limfoidei, lien, dan timus. Fisiologi yang terkait dengan sistem imun: Sistem imun terdiri dari sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik dimana pada sistem imun spesifik terdapat dua macam limfosit, yaitu limfosit T dan limfosit B. Histologi yang terkait dengan sistem imun : Terdapat korteks yaitu pembentukan limfosit T dan medulla atau germinal center yaitu pembentukan limfosit B.

LANGKAH 4 HypothesisPenyakit pada skenario adalah common cold yang disebabkan infeksi virus atau bakteri yang dapat berhubungan dengan kadar leukosit, trombosit, dan CRP.

LANGKAH 5 Sasaran belajar Dapat menjelaskan tentang konsep konsep dasar yang berhubungan sistem imun dan respon imun Dapat menjelaskan hubungan demam, batuk, dan pilek dengan naik turunnya kadar leukosit, trombosit, dan CRP Dapat menjelaskan penyebab dan mekanisme demam, batuk, dan pilek16

BAB IIPEMBAHASAN

NAMA: Indah EkaNIM: 20127300411) Jelaskan anatomi terkait dengan sistem imun!Jawab :

Terdapat pembuluh limfe pada seluruh tubuh manusia kecuali pada susunan saraf pusat dan orbita

Pembuluh pembuluh limfe superficial dan Nodi lymphoidei di Fossa axillaris dan Regio thoracica lateralis, sisi kanan

`Fossa axillaris dan Regio thoracica lateralis

Pembuluh limfe dan nodus limfe pada paru

Pembuluh limfe dan nodus limphoidei mediastinum

Pembuluh pembuluh limfe pancreas

Pembuluh pembuluh limfe pada ekstremitas bawah

Sumber :Sobotta Jilid 1

NAMA: Yuka Puspita AnggrainiNIM: 20127301102) Jelaskan histologi terkait dengan sistem imun.Jawab :Sistem Imun dan organ limfoid AntigenAntigen adalah suatu molekul yang dikenali oleh sistem imun dan dapat mencetuskan respons dari sel-sel tersebut.Dapat terdiri dari molekul larut (proteinm polisakarida dan nukleoprotein) atau molekul yang termasuk dalam sel utuh (bakteri,protozoa,sel tumor) AntibodiAntibodi adalah suatu glikoprotein yang berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigenik regio pengikat antigenik. Terdiri dari rantai berat, rantai ringan dan regio Fc (bagian terminal karboksil di molekul rantai berat)

Kelas Antibody

Kerja Antibody

SitokinSitokin berupa peptid atau glikoprotein. Sitokin mempengaruhi respon selular dan humoral. Sitokin dihasilkan oleh sistem imun, yaitu limfosit, makrofag dan leukosit lain.

Sel-sel sistem imun1. Limfosit

a. Limfosit BPertemuan Limfosit B dengan epitop yang dikenali menimbulkan sejumlah siklus proliferasi sel yang diikuti oleh diferensiasi ulang sebagian besar limfosit menjadi sel plasma.Aktivasi sel B memerlukan bantuann T helper cellb. Limfosit TMempunyai reseptor sel T untuk mengenali epitop.Terdapat 3 subpopulasi sel T yang penting : sel pembantu, sel T sitotoksik dan sel T regulatorik.c. Sel natural killerDinamakan natural killer karena pekerjaannya meyerang sel yang terinfeksi virus, sel-sel yang ditransplantasikan, dan sel kanker tanpa perangsangan sebelumnya.2. Kompleks Histokompatibilitas Mayor (MHC) dan penyajian antigen

MHC merupakan suatu kompleks lokus kromosom yang menyandi beberapa protein yang dikenal sebagai kelas I dan kelas II. Molekul MHC merupakan protein membran integral yang berada pada permukaan sel. Molekul tersebut akan disintesis oleh RE kasar seperti protein membran regular. Akan tetapi, pada perjalanannya ke permukaan sel, molekul ini berpasangan dengan peptida kecil yang asalnya berbeda tergantung pada apakah molekul kelas I atau kelas II yang terkena.Peptida sitosol yang disajikan oleh molekul MHC kelas I dapat berasal dari : 1) protein sel sendiri atau (2) protein asing yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus, sel tumor atau sel dan organ yang ditransplantasikan. Peptida yang disajikan oleh MHC II sebagian besar merupakan protein asing yang diinternalisasi oleh sel melalui fagositosis.

3. Sel Penyaji Antigen (APC)Sel penyaji antigen ditemukan dalam banyak jaringan dan membentuk populasi sel yang heterogen yang meliputi sel dendritik, makrofag dan limfosit B. Sel-sel dendritik terdapat hanya dalam organ limfoid, tetapi banyak terdapat dalam epidermis dan mukosa; dinamakan sel Langerhans.

Tipe reaksi Imun Respon bawaan (innate)Dapat mencakup kerja sistem komplemen, defensin, dan sel seperti neutrofil, makrofag, sel mast, dan sel natural killer, bersifat cepat, non spesifik. Respons adaptifi. Respon humoralImunitas humoral terlaksana dengan produksi antibodi oleh sel plasma dari klona limfosit B.ii. Respon selularImunitas selular dierantarai oleh limfosit T (1) menyekresi sitokin yang bekerja pada limfosit B, pada sel T lainnya, dan pada sel-sel inflamatorik seperti makrofag dan neutrofil dan (2) menyerang sel asing atau sel yang memperlihatkan epitop asing pada permukaannya, seperti sel yang terinfeksi virus atau parasit dan sejumlah tumor.

Jaringan Limfoid

Jaringan limfoid merupakan jaringan ikat yang ditandai dengan sejumlah besar limfosit. Pada dasarnya terbentuk dari sel bebas, biasanya dengn banyak jejaring serat rerikular kolagen tipe III yang menyangga sel.

Pada jaringan limfoid nodularm sekelompok limfosit tersusun sbagai massa aferis yang dikenal sebagai nodul limfoid.

Timus

Timus adalah organ bilateral yang terletak di mediastinum. Timus memiliki jaringan ikat yang menyusup ke dalam parenkim dan membaginya dalam lobulus yang inkomplet dengan komunitas antara korteks (daerah tepi yang gelap) dan medula (bagian tepi yang terang). Korteks timus terdiri atas populasi besar limfosit T dan makrofag dalam suatu stroma sel retikuler epitelial. Timus merupakan tempat diferensiasi dan eliminasi limfosit T yang bereaksi terhadap antigen diri, suatu bagian penting dari induksi toleransi diri yang bersifat sentral. Selain itu, sel retikular epitelial menghasilkan sejumlah faktor parakrin yang diperlukan untuk diferensiasi, seleksi dan migrasi limfosit T mature.

Jaringan limfoid terkait mukosa (MALT)

MALT merupakan organ limfoid terbesar yang mengandung hingga 70% dari semua sel imun tubuh.

Tonsil adalah jaringan limfoid bersimpai tak utuhm yang terdapat dibawah, dan berkontak dengan epitel rongga mulut dan faring.

MALT terbentang di sepanjang saluran gastrointestinal, tetapi di dinding ileum terdapat agregat besar folikel limfoid yang disebut bercak Peyer.

Kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening adalah struktur berbentuk buncis dan bersimpai, tersebar di seluruh tubuh sepanjang pembuluh limfe. Kelenjar getah bening ditemukan pada ketiak dan selangkangan, di sepanjang pembuluh besar leher dan banyak dijumpai pada thorax dan abdomen. Kelenjar getah membentuk sederetan saringan yang penting untuk pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dan penyebaran sel tumor. Sel terbanyak di kelenjar getah bening adalah limfosit, makrofag, dan APC lain, sel plasma, dan sel retikular, sel dendritik folikular terdapat di dalam nodul limfoid. Berbagai susunan sel dan stroma serabut retikular yang menyangga sel membentuk korteks, medula, dan parakorteks yang menyusup. Kelenjar getah bening merupakan tempat penting untuk proliferasi limfosit serta transformasi limfosit B menjadi sel plasma.

Limpa

Limpa adalah organ limfoid t erbesar dalam tubuh dan satu-satunya organ yang terlibat dalam filtrasi darah sehingga limpa merupakan organ peting pada pertahanan antigen dalam darah. Limpa adalah tempat produksi antibodi dan limfosit aktif. Limpa dikelilingi oleh suatu simpai jaringan ikat padat yang menjadi asal trabekula, yang sebagian membagi-bagi parenkim atau pulpa limpa. Pulpa memiliki dua komponen, pulpa putih dan pulpa merah. Massa kecil pulpa putih terdiri atas nodul limfoid dan selubung limfoid periartiolar, sementara pulpa merah terdiri atas sinusoid yang berisi darah dan korda limpa.

Sumber : Mescher, Anthony L. 2009. Histologi Dasar Junquera. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

NAMA: Sri Nindiana Putri A.NIM: 20127301013) Jelaskan fisiologi terkait dengan sistem imun.Jawab : Imunitas : kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh. Sistem Imun : sistem pertahanan internal yang berperan dalam mengenali kemudian menghancurkan atau menetralkan benda-benda asing yang ada di dalam tubuh manusia.Fungsi Sistem Imun : Melakukan suatu pertahanan dan fagositosis terhadap patogen yang berpotensi menimbulkan penyakit. Menghancurkan sel yang telah terinfeksi dan akan mengganti sel yang telah mati dengan yang baru. Mengenali sel abnormal yang berasal dari tubuh. Sistem imun akan melakukan perbaikan terhadap sel abnormal tersebut.Yang Berperan Dalam Sistem Imun adalah LIMFOSITLimfosit ada 5 substansi :1. Neutrofil : leukosit terbanyak, sekitar 50% di dalam tubuh kita dan merupakan leukosit yang dikerahkan pertama kali ketika terjadinya suatu peristiwa jejas. Neutrofil ini akan memfagositois terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh dalam waktu 1-7 jam.2. Eusinofil : memiliki peran terhadap alergik dan akan mengeluarkan bahan-bahan kimia yang akan menghancurkan parasit.3. Basofil : memfagositosis dan akan mengeluarkan histamin yang akan meningkatkan permeabilitas vaskuler hingga terjadinya vasodilatasi. Basofil juga akan melakukan pengikatan terhadap IgE pada reaksi alergen.4. Monosit 5. Limfosit akan dijelaskan pada bagan dibawah ini

Sumber :Sherwood Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

NAMA: Audina Andhini SusiloNIM: 20127300154) Jelaskan proses terjadinya respons imun!Jawab :

Dimulai dengan adanya antigen. Antigen diproses oleh APC (Antigen-Presenting Cells) seperti makrofag, sel Langerhans, dan sel dendritik. Setelah diproses, antigen akan disajikan kepada T4 oleh APC. Sel T4 yang sudah tersensitisasi antigen, akan mengaktifkan sel T8 yang berfungsi untuk menghancurkan sel asing, sel T memori yang mempunyai daya ingat, dan sel B sebagai mediator imunitas humoral. Sel T8 yang sudah teraktivasi akan melepaskan sitotoksin yang berfungsi menghancurkan sel target.Bersamaan dengan rangsangan antigen terhadap sel T4, sel B juga akan tersensitisasi antigen. Aktivasi lengkap sel B memerlukan sinyal tambahan dari sel T4 berupa mediator limfokin, yaitu B Cell Growth Factor (BCGF) yang akan merangsang proliferasi sel B dan B Cells Differentiation Factor (BCDF) yang berfungsi menginduksi diferensiasi sel B menjadi sel plasma. Sebagian sel B yang berproliferasi tidak mengalami diferensiasi berubah menjadi sel B memori. Sel plasma hasil diferensiasi sel B akan bertindak sebagai penghasil antibodi. Interaksi antigen dengan antibodi akan membentuk kompleks imun yang akan mengaktifkan sistem komplemen secara lengkap. Proses selanjutnya adalah lisisnya sel target atau antigen karena aktivitas sistem komplemen, makrofag, dan PMN.Sumber :Roeslan, Boedi Oetoma. 2002. Imunologi Oral. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

NAMA: Doddy Ario Siswanto P.NIM: 20127300315) Berapa kadar normal leukosit, trombosit, dan CRP?Jawab :Nilai Rujukan Kadar Leukosit NormalUsiaJenis KelaminNilai Rujukan

DewasaLaki laki3800 10600 /l

Perempuan3600 11000 /l

Anak Anak

2 Bulan-5500 18000 /l

4 12 Bulan-6000 17500 /l

2 Tahun-6000 17000 /l

5 Tahun-5000 14500 /l

14 16 Tahun-4500 13000 /l

18 Tahun-4500 12500 /l

Nilai Rujukan Kadar Trombosit NormalUsiaJenis KelaminNilai Rujukan

DewasaLaki laki150000 - 440000/l

Perempuan150000 - 440000 /l

Anak anak

1 5 TahunLaki laki217000 - 497000 /l

Perempuan229000 - 553000/l

6 10 TahunLaki laki181000 - 521000/l

Perempuan184000 - 488000/l

11 15 TahunLaki laki156000 - 408000/l

Perempuan154000 - 442000/l

16 20 TahunLaki laki140000 - 392000/l

Perempuan154000 - 386000/l

Nilai Rujukan Kadar CRP NormalCRPNilai Rujukan

Normal15 10 mg/ dL

Sumber : SI units Tabel Konversi Satuan SI Konvensional Parameter Laboratorium Klinik, Marzuki Suyaatmadja Dr, SpPK(K), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Cabang Jakarta, 2004

NAMA : Haryoko AnandaputraNIM: 20127300496) Apakah demam dan batuk pilek menyebabkan naik turunnya kadar leukosit, trombosit, dan CRP?Jawab :Faktor penyebabnya dari pirogen eksogen (bakteri, virus, dll) yang merangsang leukosit berupa makrofag untuk mensekresikan sitokin seperti (IL-1, IL-6, dan TNF) yang meningkatkan enzim siklooksigenase mengubah asam arachidonat menjadi prostaglandin tepatnya PGE2 merangsang neurotransmitter seperti AMP siklik yang berfungsi di termuregulator hipotalamus. Setelah hipotalamus terstimulasi, dikirimkan sinyal berupa TXA2 untuk mengkonstriksikan jaringan vaskular kulit. Ketika demam terjadi banyak reaksi fisiologis termasuk peningkatan leukosit dan CRP. Demam sendiri berguna untuk meningkatkan fagositik dan bakteriosidal netrofil serta meningkatkan efek sitotoksik limfosit. Untuk CRP sendiri yang disekresikan oleh hati berfungsi sebagai modulasi perdangan, mendorong perbaikan jaringan, dan meningkatkan konsistensi dari sel-sel fagosit untuk menyerang organisme. Sesuai dengan skenario dimana jumlah leukosit sebanyak 4000 masih dalam kategori normal. Fungsi terjadinya demam adalah meningkatkan efektifitas dari leukosit tersebut. Pilek sendiri bisa berawal dari rhinitis alergica. Ini terjadi karena terpapar alergen yang melekat pada IgE. IgE sendiri akan menjadi kompleks imun dan melekat di dinding sel mast dan basofil yang nantinya akan mensekresikan histamin yang akan meningkatkan sekresi mukus pada rongga hidung. Mukus pada rongga hidung sendiri merupakan sistem imun non spesifik berupa fisik yang siap memenjarakan zat-zat asing yang masuk.Bila pilek sendiri tersebut disertai demam, ada kemungkinan disertai dengan infeksi dari bakteri atau pun virus. Bisa terlihat bila kita mengecek warna cairan tersebut. Kenapa bisa dibilang ada infeksi dari bakteri atau virus?1. Pirogen eksogen tersebut yang terpapar lewat saluran pernafasan akan merangsang leukosit berupa makrofag untuk mengeluarkan sitokin berupa IL-1, IL-6, dan TNF sebagai lini pertahanan pertama. Yang nantinya sitokin ini akan merangsang jalur siklooksigenase dan tersintesisnya asam arachidonat menjadi prostaglandin yang nantinya prostaglandin ini yang akan merangsang termoregulator.2. Bila tidak ada faktor dari bakteri dan virus, pada pengecekan darah rutin kemungkinan tidak akan didapat jumlah leukosit yang lebih dari normal. Akan tetapi sel mast dan basofil akan terlihat lebih banyak.

Sumber :Roeslan, Boedi Oetoma. 2002. Imunologi Oral. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

NAMA: Fathia RissaNIM: 20127300417) Jelaskan penyebab dan mekanisme batuk terkait dengan sistem imun.Jawab :Jaringan limfoid, tonsil, dan adenoid membentuk proteksi imunologis terhadap patogen yang masuk di awal sistem pernapasan. Saluran napas dilapisi suatu lapisan tebal mukus kental lengket yang dikeluarkan oleh sel epitel di lapisan dalam saluran napas. Lembaran mukus ini, yang dipenuhi oleh partikel kotoran yang terhirup, terus-menerus dialirkan ke atas menuju tenggorokkan oleh kerja silia. Lalu mukus tersebut dibatukkan keluar. Batuk merupakan ekspulsi paksa yang kuat terhadap benda asing dalam upaya untuk mengeluarkan iritan dari trakea. Di dalam mukus, terdapat banyak antibodi IgA yang berfungsi untuk sekresi cairan; salah satu contohnya mukus. Jika IgA berdefisiensi akan menyebabkan radang tenggorokkan dan juga edema, IgA berdefisiensi oleh karena malnutrisi protein.Sumber :Roeslan, Boedi Oetoma. 2002. Imunologi Oral. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

NAMA : Sarah ShabrinaNIM: 20127300988) Bagaimana mekanisme pilek terkait dengan sistem imun?Jawab :Mekanisme Pilek Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cells (APC). Setelah alergen diproses dalam sel APC, kemudian oleh sel tersebut, alergen dipresentasikan ke sel Th. Sel APC melalui penglepasan interleukin I (Il-1) mengaktifkan sel Th. Melalui penglepasan interleukin 2 (Il-2) oleh sel Th yang diaktifkan, kepada sel B diberikan signal untuk berproliferasi menjadi sel plasthma dan membentuk IgE. igE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil, makrofag dan trombosit juga memiliki reseptor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah. Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk ketubuh tubuh dan akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP. Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel. Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul-granul (preformed) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat biologik, yaitu histamin, Eosinophil Chemotactic Factor-A (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin. Histamin menyebabkan vasodilatasi, penurunan tekanan kapiler & permeabilitas, sekresi mukus. Sekresi mukus yang berlebih itulah yang menghasilkan pilek.Sumber :http://drjengintan.blogspot.com/2010/07/definisi-imunitas-imunitas-adalah.html

NAMA : Faizah Afnita KamrasyidNIM: 20127300399) Jelaskan penyebab dan mekanisme demam terkait dengan sistem imun.Jawab :

Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan. Sebagai respons tubuh terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen yang selain efek-efeknya dalam melawan infeksi juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus sekarang mempertahankan suhu di tingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 38,9C, maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme respons dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 38,9C. Secara spesifik, hipotalamus memicu mengigil agar produksi panas segera meningkat dan mendorong vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. Kedua tindakan ini mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Setelah suhu baru tercapai, maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respons terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung ada hipotalamus.Fagosit telah dirangsang oleh mikroba untuk mengeluarkan banyak bahan kimia yang berfungsi sebagai mediator respons peradangan. Mediator-mediator kimiawi memicu beragam aktivitas imun yang saling berkaitan. Salah satunya adalah pirogen endogen.Pirogen endogen berasal dari kata piro = panas dan endogen = dari dalam tubuh. Pirogen endogen merupakan salah satu bahan kimia yang dikeluarkan oleh makrofag, memicu terjadinya demam. Respons terjadi jikaorganisme penginvasi telah menyebar ke dalam darah. Pirogen endogen menyebabkan pengeluaran prostaglandin (perantara kimiawi lokal yang menyalahkan termostat hipotalamus yang mengatur suhu tubuh.Demam merupakan manifestasi pada peradangan maka peningkatan suhu berperan penting dalam respons peradangan secara keseluruhan karena : Suhu yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan fagositosis Suhu yang lebih tinggi menghambat perkembangbiakan bakteri dengan peningkatan kebutuhan bakter akan besi.

Sumber :Sherwood Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Behrman, Richard E. dan Kliegman. Robert M. 2003. Nelson textbook of pediatrics. Philadelphia: WB Saunders Co

NAMA : Didi SuryanaNIM: 201273002910) Jelaskan jenis pemeriksaan untuk pemeriksaan leukosit, trombosit, dan CRP.Jawab:1. LeukositLeukosit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Leukosit PMN (neutrofil, eosinofil, dan basofil) dan Leukosit MN (monosit dan limfosit). Leukosit merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh; sel ini berespon cepat terhadap benda asing asing yang masuk dengan cara bergerak ke arah sisi organ yang mengalami gangguan. Peningkatan leukosit disebut dengan leukositosis, dan penurunan jumlah leukosit disebut dengan leukopenia.Tujuan pemeriksaan: Untuk mengkaji nilai leukosit sebagai bagian dari hitung darah lengkap Untuk menentukan adanya nfeksi. Untuk memeriksa kadar leukosit, untuk mendiagnosis masalah kesehatan. Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan keganasan sel darah putih. Fungsi leukosit / sel darah putih adalah melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.

2. TrombositFungsi trombosit yaitu melindungi integritas endotelpembuluh darah dan memulai perbaikan apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah. Trombosit merupakan unsur dasar di dalam darah yang dapat meningkatkan proses koagulasi. Trombosit bergerombol dan lengket pada permukaan yang kasar serta di daerah yang mengalami cedera, saat diperlukan proses koagulasi darah. Penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi sebanyak