laporan modul 2 kel 25 ..pdf

Upload: ulyviatrisna

Post on 05-Jul-2018

405 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    1/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perusahaan Merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi

    barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia tidak bisa digunakan secara

    langsung dan harus melewati sebuah proses di suatu tempat. Sehingga inti dari perusahaan ialah

    tempat melakukan proses sampai bisa langsung digunakan oleh manusia . Untuk melakukan

    proses tersebut sebuah perusahaan membutuhkansistem dalam perancangan kerja.

    PT Khanista Gajrita adalah sebuah perusahaan baru yang memproduksi mobil

    mainan Tamiya. Suatu perusahaan yang barumembutuhkan sistem dalam perancangan kerja

    yang akan digunakan dalam proses produksi dan keseluruhannya dari perusahaan tersebut.

    Salah satu proses produksi pada PT Khanista adalah proses perakitan serta modifikasi yang

    ditambahkan pada beberapa bagian dari tamiya tersebut. Karena terdapat banayak

    komponen yang digunakan pada tamiya tersebut, maka proses tamiya tersebut terdiri dari

    beberapa elemen kerja. Hal tersebut yang menjadi dasar pada stasiun kerja yang harus

    dilakukan oleh perusahaan agar proses perakitan dapat lebih efektif dan efisien dalam

    memproduksi produk tamiya tersebut. Maka dari itu perusahaan harus menggunakankonsep kerja yang memiliki konsep studi gerakan di dalamnya.Konsep kerja yang

    digunakan adalah Assembly Chart , Presedence Diagram , dan Bill of Material . Konsep kerja

    dirancang agar perusahaan dapat memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dibuat dalam

    proses perancangan kerja.

    Perusahaan juga dapat menggunakan peta-peta kerja guna menganalisis proses kerja

    yang dialami suatu objek sejak awal proses sampai menjadi produk akhir unntuk

    merancang dan memperbaiki sistem kerja.Peta kerja yang digunakan adalah peta kerja

    setempat dengan metode peta kerja tangan kanan dan tangan kiri.Tujuanya adalah agar

    mendapatkan nilai efisien dan efektif yang optimal. Pengukuran kerja ini mengamati

    bagaimana seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu yang cepat,

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    2/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 2

    akantetapi dengan keadaan yang wajar dan dilakukan pada saat terbaik. Waktu tersebut

    digunakan sebagai ukuran standar dalam penyelesaian pekerjaan yang sejenis.perancangan

    tata letak dan fasilitas mempengaruhi pekerjadalam melakukan pekerjaan yang optimal.

    sehingga dari keseluruhan aspek yang diperlukan oleh pekerja saat melakukan

    pekerjaannya dapat menjadi lebih ringan dan memudahkan pada saat melakukan

    pekerjaannya,maka dapat ditetentukan waktu baku setiap operasi kerja dengan aspek-aspek

    yang diperlukan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan, PT Khanista

    Gajrita harus memiliki perancangan sistem kerja yang efektif dan efisien dan sesuai

    dengan elemen-elemen dan metode yang diterapkan.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah

    1. Memahami konsep operasi kerja dan mampu membuat operasi kerja.

    2. Melakukan pengukuran kerja secara langsung terhadap operasi kerja dengan

    menggunakan metode Motion Time Measurement

    3. Memahami konsep Presedence Diagram dan mampu membuat Presedence Diagram.

    4. Memahami konsep Assembly Chart dan Bill of Material dan mampu membuat

    Assembly Chart dan Bill of Material

    5. Membuat Peta tangan kanan dan tangan kiri untuk operasi kerja yang dilakukan .

    6. Mampu melakukan method measurement dengan menentukan waktu standar untuk tiap

    operasi kerja

    1.3 Pembatasan Masalah

    Adapun batasan masalah yang digunakan dalam laporan praktikum modul 2

    Perancangan Sistem Kerja ini yaitu perancangan operasi kerja perakitan tamiya dengan

    mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan pada perakitannya, langkah-langkah yangdiambil sebelum dimulainya perakitan, penentuan peta kerja tangan kanan dan tangan kiri,

    dan penentuan waktu baku.

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    3/135

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    4/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengukuran Waktu Kerja (M otion Ti me M easur ement)

    Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang

    dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

    yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang

    terbaik pada saat itu. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak berhubungan dengan

    waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi.Dengan demikian pengukuran waktu ini

    merupakan suatu proses kuatitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatukriteria yang

    obyektif. Study mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan

    perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan tersebut, dilakukan

    penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja dengan telah

    mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan (Wignjosoebroto,

    2002).

    1) Pengukuran Kerja Secara Langsung

    Pengukuran kerja secara langsung harus dilakukan pada waktu kerja di tempat

    berlangsungnya kerja dan ketika sedang terjadinya pekerjaan tersebut.Kelebihan

    pengukuran langsung antara lain lebih praktis dalam mencatat waktu tanpa harus

    penguraikan pekerjaan dalam elemen – elemen pekerjaannya. Pengukuran kerja secara

    langsung dapat berupa :

    a. Pengukuran waktu dengan jam henti (Stop Watch Jam )

    Pada pengukuran waktu yang menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat

    utamanya. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan karenakesederhanaannya. Asumsi- asumsi dasar SWTS seperti :

    Metode dan fasilitas kerja sudah baku

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    5/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 5

    Operator yg diukur waktu kerjanya paham prosedur dan metode kerja baku & punya

    kemampuan kerja rata-rata

    Kondisi lingkungan fisik kerja- sama dgn saat pengukuran

    Performance kerja terkendali.

    Terdapat beberapa jenis pekerjaan yang sesuai diukur dengan SWTS, misalnya

    pekerjaan yang Repetitive dan uniform, macam kerja yg dilakukan homogen atau

    tidak variatif, Output dapat dihitung, dan banyak dilakukan serta teratur sifatnya.

    b. Sampling pekerjaan ( Work Sampling )

    Dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas (the law of probability) sampling

    acak/random. Asumsi dari work sampling yaitu kejadian seorang operator akanditemukan sedang bekerja atau sedang menganggur terjadi secara acak. Work

    Samplingmerupakan salah satu cara pengukuran dari bagianTime Studyyang dilakukan

    secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan sepertihalnya pengukuran waktu jam henti.

    Work sampling efektif untuk mengukur “Ratio Delay” dari sejumlah mesin, karyawan /

    operator, atau fasilitas kerja lainnya. “Performance Level” dari seseorang selama waktu

    kerjanya. Waktu baku untuk suatu proses / operasi kerja.

    Work Sampling mempunyai beberapa kegunaan diantaranya:

    1.Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja ataukelompok

    kerja.

    2.Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau peralatan kerja.

    3.Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tak langsung

    4.Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

    5.Untuk mengetahui beban kerja dari pekerjaan tak langsung

    2) Pengukuran Kerja SecaraTidak Langsung

    Definis pengukuran kerja tidak langsungyang menjadi bahasan kita kali ini adalah :

    melakukan perhitungan waktu kerja pengamat tanpa menggunakan alat stopwact dan tidak

    perlu langsung mengamati ke lokasi kerja, hanya melakukan perhitungan waktu kerja

    dengan membaca tabel waktu yang tersedia, asalkan mengetahui jalanya pekerjaan melalui

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    6/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 6

    elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam

    aktivitas data waktu baku (standart data) dan data waktu gerakan (predetermined time

    system)

    1. Tujuan

    Penilitian kerja dan metode kerja pada dasarnya akan memusatjan perhatiannya pada

    bagaimana (how) suatu macam pekerja, dengan mengaplikasikan prinsip teknik

    pebgaturan cara kerja yang optimal dalam sistem tersebut.maka akan diperoleh

    alternatif metode pelaksaan kerja yang diangap memberikan hasil yang paling efektif

    dsn efesien.Suatu pekerjaan dikatakan efesien apabila suatu pekerjaan dikerjakan paling

    singkat.Maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran kerja Waktu baku ini

    sangat diperlukan terutama sekali untuk:

    a. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)

    b. Estimasi biaya-biaya untuk upahkaryawan

    c. Penjadwalan produksi danpenganggaran

    d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan

    e. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

    Beberapa aktivitas pengukuran kerja seringkali dilaksanakan hanya untuk satu jenis

    operasi tertentu saja dan sama sekali tidak ada pemikiran bahwa data yang diperoleh

    akan bisa dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya (Wignjosoebroto, 2002).

    2.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

    Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung hal yang sudah pasti

    terlihat adalah gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut.Untuk mempermudah

    penganalisaan terhadap gerakan – gerakan yang akan dipelajari perlu dikenal terlebih dahulu

    gerakan – gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan maksud ini,

    maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan symbol/kode dari gerakan –

    gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG (dieja dari nama Frank dan

    Lilian Gilberth secara terbalik). Disini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja kedalam

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    7/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 7

    17 gerakan dasar Therbligs.Sebagian besar dari elemen – lemen dasar therblig merupakan

    gerakan tangan yang biasa terjadi apabila suatu pekerjaan terjadi, terlebih – lebih bila

    bersifat manual.Suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan untuk

    mana studi dilakukan guna mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efisien. Suatu

    pekerjaan yang akan mempunyai uraian yang berbeda – beda bila dibandingkan dengan

    pekerjaan yang lain tergantung pada jenis pekerjaan tersebut.

    Istilah ini Therblig merupakan anagram dari "Gilbreth" dan diciptakan oleh Frank

    dan Lillian Gilbreth untuk sistem mereka belajar, waktu dan menganalisis gerakan pekerja.

    Therbligs biasanya bertujuan untuk tugas-tugas manual dan sering digunakan dalam bidang

    studi waktu dan gerak .Meskipun motion study dan Therbligs biasanya berhubungan dengan tempat kerja

    mereka sama-sama dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses lain, misalnya di rumah.

    Teorinya adalah bahwa dengan menganalisis dan mengoptimalkan langkah-langkah yang

    terlibat dalam waktu tugas dapat diselamatkan. Dalam sebuah pabrik, waktu disimpan

    berarti produktivitas yang lebih tinggi.. Di rumah menghemat waktu pada tugas-tugas

    berarti lebih banyak waktu luang

    Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan

    kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therblig dan/atau

    kombinasi dari elemen-elemen Therblig tersebut, akan tetapi didalam membuat peta

    operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig berikut ini yang

    digunakan yaitu:

    • Search (S)

    Merupakan elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasisuatu obyek, dalam

    hal ini dilakukan oleh mata.Gerakan ini dimulaipada saat mata bergerak mencari obyek dan

    berakhir bila obyektersebut sudah ditemukan.

    • Select (SE)

    Merupakan gerakan kerja untuk menemukan atau memilih suatu obyekdiantara dua atau

    lebih obyek yang sama lainnya.

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    8/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 8

    • Grasp (G)

    Merupakan elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutupjari-jari tangan pada

    obyek yang dikehendaki dalam suatu operasikerja.

    • Reach (RE)

    Merupakan gerakan yang menggambarkan gerakan tangan berpindahtempat tanpa beban

    atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhiobyek.

    • Move (M)

    Merupakan gerakan perpindahan tangan, hanya di sini tangan bergerakdalam kondisi

    membawa beban.

    • Hold (H)

    Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan memegang obyek tanpamenggerakkan obyek

    tersebut.

    • Release (RL)

    Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan operator melepaskankembali terhadap obyek

    yang dipegang sebelumnya.

    • Position (P)

    Elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasiyang dituju secara tepat.

    • Pre -Positi on (PP)

    Elemen gerakan yang mengarahkan obyek pada suatu tempatsementara sehingga pada saat

    kerja mengarahkan obyek benar-benardilakukan maka dengan mudah obyek akan bisa

    dipegang dan dibawake arah tujuan yang dikehendaki.

    • Inspect (I)

    Langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhipersyaratan kualitas yang

    ditetapkan.

    • Assembly (A)

    Elemen gerakan yang menghubungkan dua obyek atau lebih menjadisatu kesatuan.

    • Dis -Assembly (DA)

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    9/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 9

    Elemen gerakan yang memisahkan atau menguraikan dua obyek yangtergabung menjadi

    satu menjadi obyek-obyek terpisah.

    • Use (U)

    Elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan unrukmemakai atau

    mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan tertentu.

    • Unavoidable Delay (UD)

    Kondisi kerja ini merupakan kondisi yang diakibatkan oleh hal-halyang di luar kontrol dari

    operator dan merupakan interupsi terhadapproses kerja yang sedang berlangsung.

    • Avoidable Delay (AD)

    Waktu menganggur yang terjadi selama siklus kerja yang dapatdihindarkan.

    • Plan (P)

    Merencanakan merupakan proses mental dimana operator berhentisejenak bekerja dan

    memikirkan untuk menentukan tindakanselanjutnya.

    • Rest to Overcome Fatiaue (R)

    Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik (Wignjosoebroto, 2002).

    Gagasan mengefektifkan penerapan Therblig muncul dari seorang konsultan

    “Methods Engineering” ternama dari Jepang, yaitu Mr. Shigeo Shingo.Ia

    mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilbreth menjadi 4 kelompok yakni

    sebagai berikut

    a. Kelompok gerakan utama

    Elemen-elemen gerakan yang bersifat memberi nilai tambah termasuk di dalamnya,

    yaitu assemble, disassemble dan use.

    b. Kelompok gerakan penunjang

    Elemen-elemen gerakan yang kurang memberikan nilai tambah, namun diperlukan.

    Terdiri dari elemen gerakan reach, grasp, move dan released load.

    c. Kelompok gerakan pembantu

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    10/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 10

    Elemen-elemen gerakan yang tidak memberikan nilai tambah dan memungkinkan untuk

    dihilangkan. Elemen-elemen gerakan yang termasuk di dalamnya, yaitu search, select,

    position, hold, inspection dan pre-position.

    d. Kelompok gerakan luar

    Elemen-elemen gerakan yang sama sekali tidak memberikan nilai tambah, sehingga

    sedapat mungkin dihilangkan. Terdiri dari elemen gerakan rest to overcome fatigue,

    plan, unavoidable delay dan avoidable delay .

    2.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan

    Prinsip-prinsip ekonomi gerakn terdiri atas beberapa tipe yakni dapat dijelaskan

    sebagai berikut:Gerakan yang berhubungan tubuh manusia dan gerakannya terdiri atas:

    1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.

    2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat.

    3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan

    berlawanan arah gerakannya.

    4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari

    gerakan tubuh atau tangan.

    5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya,

    pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.

    6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.

    7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang

    dikendalikan.

    8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja

    harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.

    9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.

    Gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja terdiri atas hal-hal

    sebagai berikut:

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    11/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 11

    1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu

    dan tetap.

    2. Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai

    atau dijangkau.

    3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat

    akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang

    mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya.

    4. Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik

    5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan –

    gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri dan

    duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.

    Gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan terdiri atas hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas

    pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.

    2. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.

    3. Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan

    penyimpanannya.

    4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan

    mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-

    masing jari.

    5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian

    sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga yang

    minimum (Kurniawan, 2006) .

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    12/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 12

    2.4 Peta Kerja

    2.4.1 Pengertian Peta Kerja

    Peta kerja meruapakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisis

    proses kerja dari tahap awal sampai akhir, melalui peta proses ini kita mendapatkan

    informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki sistem dan metode kerja. Di

    dalam pembuatan peta kerja akan dipergunakan simbol-simbol standard dari. ASME

    (American Society of Mechanical Engineers) untuk menggambarkan masing-masing

    aktivitas. Simbol - simbol ASME adalah sebagai berikut (Suryadi, 2010) :

    Tabel 2.1 Macam-macam Simbol ASME

    No Simbol Keterangan Contoh1 operasi Operasi, benda kerja mengalami perubahan

    sifat atau bentuk, baik fisik maupun

    kimiawi.

    Menyerut, menghaluskan,

    dan mengukur.

    2 inpeksi Pemeriksaan, terjadi apabila benda kerja

    atau peralatan mengalami pemeriksaan

    baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.

    Mengukur dimensi dan

    memeriksa kehalusan.

    3 transpotasi Transportasi, terjadi bila benda kerja,

    pekerja atau perlengkapan mengalami

    perpindahan tempat dan bukan bagian dari

    proses operasi.

    Suatu obyek dipindahkan

    dari tempat perakitan ke

    gudang penyimpanan dan

    pemindahan barang dari

    mesin bubut ke mesin frais

    4 delay Menunggu, terjadi apabila benda kerja,

    pekerja atau perlengkapan tidak mengalami

    kegiatan apa-apa selain menunggu.

    Bahan menunggu untuk

    diangkut ke tempat lain,

    menunggu diperiksa, dan

    lain sebagainya.

    5 Sigitiga Penyimpanan, terjadi apabila benda kerja

    disimpan untuk jangka waktu yang cukup

    Dokumen-dokumen dan

    bahan baku disimpan

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    13/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 13

    lama. dalam gudang.

    6 aktivitas ganda Aktivitas gabungan, terjadi apabila antara

    aktivitas dan pemeriksaan dilakukan secara

    bersamaan atau dilakukan pada suatu

    tempat kerja.

    Perakitan benda kerja.

    2.4.2 Peta Kerja Menyeluruh

    Menurut Sutalaksana (1979), peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan

    urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang

    terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Secara terperinci dapat dikatakan

    bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu:

    1. Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian yang

    dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.

    2. Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:

    - Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator.

    - Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia,sering disebut Peta proses kelompok kerja.

    3. Peta aliran proses tipe kertas, ialah suatu peta yang menggambarkan tentang aliran

    suatu kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti prosedur tertentu

    (Diyan, UMM, 2010).

    Berikut adalah manfaat dari peta proses operasi :

    1) Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya

    2) Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan

    memperhitungkanefisiensi pada setiap elemen operasi/pemeriksaan

    3) Dapat menentukan pola tata letak operasi dan aliran pemindahan bahannya

    4) Untuk perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang dipakai

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    14/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 14

    Peta kerja keseluruhan yaitu menganalisis kondisi kerja pada seluruh area lantai

    produksi. Macam-macam peta kerja menyeluruh adalah :

    1. Diagram aliran

    Merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung yang

    menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Kegunaan

    dari Diagram Aliran adalah sebagai berikut :

    a. Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan

    faktor yang penting.

    b. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja

    1. OPC – Operation Process Chart (Peta Proses Operasi)Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku

    (urutan operasi dan pemeriksaan) sampai menjadi produk jadi ataupun komponen.

    Kegunaannya adalah :

    a. Dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.

    b. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku

    c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

    d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

    2. Peta Aliran Proses

    Diagram yang menunjukkan urut-urutan operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu

    dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur berlangsung, serta

    memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang

    dibutuhkan dan jarak pemindahan. Setelah kita mempunyai gambaran tentang keadaan

    umum dari proses yang terjadi, seperti yang diperlihatkan dalam Peta Proses Operasi, Peta

    Aliran Proses menggambarkan setiap komponen dalam pembentukan produk secara rinci.

    3. MPPC – Multiple Product Process Chart (Peta Produk Proses Banyak).

    Peta untuk menganalisis aliran process dari berbagai macam/banyak produk yang

    menggunakan mesin proses yang sama tapi dengan urutan proses yang berbeda – beda.

    Tata letak fasilitas dikelompokkan menurut jenis proses.

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    15/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 15

    4. Assembly Chart

    Gambaran grafis yang menunjukkan aliran komponen dari perakitan sampai menjadi

    finish produk . Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus

    menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi

    hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang

    diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan akan menetukan apa yang harus dilakukan

    operator. Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan , yang

    dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar terurai’. Teknik -teknik ini dapat juga

    digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan

    yang rumit (Apple,1990) .

    2.4.3 Peta Kerja Setempat

    Peta kerja setempat yaitu menganalisa kondisi kerja untuk satu area atau sebagian

    area kerja. Macam-macam peta kerja setempat yaitu :

    1. MMPC – Man Machine Process Chart (Peta Pekerja & Mesin)

    - Untuk menganalisa keseimbangan waktu kerja antara kerja manusia (operator) dan

    kerja mesin.

    - Disebut juga string diagram tujuan penggunaannya untuk menentukan beban

    operator/menghitung jumlah mesin yang dapat dilayani tiap operator dan

    menentukan strategi pengupahan.

    2. GPC – Gang Process Chart (Peta Kelompok Kerja) yaitu peta untuk pekerjaan yang

    memerlukan kerja sama yang baik dari sekelompok pekerja: pergudangan,

    pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material. Tujuan dari peta kerja

    ini adalah meminimumkan waktu menunggu sehingga bisa mengurangi ongkos

    produksi atau proses dan mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.

    3. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan adalah Peta yang menggambarkan semua

    gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri

    dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan

    tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Peta tangan kanan dan

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    16/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 16

    kiri menggambarkan sketsa gerakan-gerakan saat benkerja dan menganggur,

    diantaranya:

    1) Mengembangkan gerakan dan mengurangi kelelahan

    2) menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan produktif

    3) menganalisa letak-letak stasiun kerja

    4) Alat melatih pekrja lain dengan cara yang ideal

    2.5 Presendence Diagram

    Presedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian

    menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya merupakan

    gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerjalainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang

    terkait di dalamnya (Baroto, 2002).

    Presedence diagram memiliki jaringan kerja yang lebih sederhana karena kegiatan

    atau tugas – tugas digambarkan pada node. Metode menggambarkan kegiatan pada node,

    yang dalam hal ini garis panah merupakan hubungan logis antar kegiatan, disebut metode

    diagram Activity on Node (AON). Diagram AON akanmemfokuskan pada kegiatan yang

    berlangsung.

    Untuk menggambarkan kegiatan dalam presedence diagram , didasarkan pada

    hubungan kegiatan yang mendahului ( predecessor ) atau hubungan kegiatan yang mengikuti

    ( successor ). Berikut beberapa keterangan antar kegiatan:

    Tabel 2.2 Contoh Presedence Di agram

    AOA/CPM AON/PDM Keterangan

    (a) Kegiatan B dimulai setelah kegiatan A selesai

    A predecessor B,B successor A

    (b) Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    17/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 17

    Lanjutan Tabel 2.2 Contoh Presedence Di agram

    A predecessor B dan C, B dan

    C successor A

    (c) Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai

    A dan B predecessor C dan D,

    C dan D successor A dan B

    (d) Hubungan ketergantungan dengan memakai dummy pada AOA

    A dan B

    menjadi predecessor C karena

    ada kegiatan dummy dari B ke

    C di AOA

    Pada tabel diatas, termasuk terdapat konsep kegiatan ‘dummy’ yang disimbolkan

    dengan garis panah putus-putus (- – - >). Kegiatan dummy merupakan kegiatan semu yang

    durasinya nol (tidak membutuhkan sumber daya), yang diselipkan ke dalam jaringan untuk

    menjaga logika pada jaringan. Menurut Herjanto (2008), terdapat dua jenis kegiatandummy, yaitu grammatical dummy dan logical dummy .

    a. Gramatical dummy

    Gramatical dummy adalah dummy yang digunakan untuk menghindari kerancuan

    penyebutan suatu kegiatan jika ditemukan dua atau lebih kegiatan yang berasal dari

    peristiwa yang sama dan berakhir pada peristiwa yang sama pula, contoh: tiga kegiatan

    A, B, dan C pada Gambar 2.a, yang mana A dan B dimulai dan berakhir pada waktu

    yang sama, dan C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai. Kondisi A dan B dimulai

    dan berakhir pada waktu yang sama ini sulit dibedakan oleh algoritma penjadwalan

    pada komputer karena yang dibaca oleh komputer adalah peristiwa/ node .

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    18/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 18

    (a) Gambaran Rancu (b) Gambaran Jelas (c) Gambaran Jelas

    Gambar 2.1 Gramatical dummy

    b. Logical Dummy

    Logical Dummy dipergunakan untuk memperjelas hubungan antar kegiatan. Perhatikan

    penggambaran diagram yang salah dalam kolom 3 pada Tabel 2, diagram tersebut dapat

    dibaca C dan D dapat dimulai setelah A dan B selesai. Padahal maksud sesungguhnya

    adalah D dapat dimulai setelah A dan B selesai, sedangkan C hanya membutuhkan A

    sebagai predecessor . Untuk menggambarkan logika ini, kita memerlukan dummy untuk

    memperjelas maksud tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini

    Kegiatan Predecessor Salah Benar

    A –

    B –

    C A

    D A, BGambar 2.2Logical dummy

    2.6 Assembly Chart

    Assembly Chart atau disebut juga Peta Rakitan, adalah gambaran grafis dari urutan-

    urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan

    terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami (Sri Yuliati,

    2010) :

    1. Komponen-komponen yang membentuk produk

    2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

    3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

    4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    19/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 19

    5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

    6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

    7. Urutan waktu komponen bergabung bersama

    8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

    Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut (Apple,1990) :

    4. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan

    lingkaran berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan

    lingkaran tersebut.

    5. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter

    6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah, dsb) yang dirakit pada proses tersebut.

    6. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri

    dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus

    ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm.

    7. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat, gambarkan

    garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang

    menunjukkan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada

    langkah 2 dan langlah 3.

    8. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah

    tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika

    perlu), komponen yang terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah

    bagian sub assembly .

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    20/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 20

    Gambar 2.3 Assembly Char t

    Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus

    menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi

    hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang

    diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan akan menetukan apa yang harus dilakukan

    operator.

    Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara

    komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar -terurai’.Teknik -teknik ini

    dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutansuatu rakitan yang rumit (Sri Yuliati, 2010) .

    2.7 Bill Of Material

    Bill of Material (BOM) merupakan inti dari sistem manufaktur yang menunjukkan

    gambaran komponen produk pada tingkat tertentu. Ada beberapa definisi dari BOM, yaitu:

    1. Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan

    untuk membuat suatu produk. BOM tidak hanya menspesifikasi produk tapi juga

    berguna untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus

    dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan.

    2. Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan

    untuk membuat suatu produk.

    http://indeecom.files.wordpress.com/2008/09/rakitan.jpg

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    21/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 21

    3. Sebuah daftar hierarki dari material (component, subassembles, ingredent..) yang

    dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk, menunjukkan jumlah setiap item yang

    dibutuhkan. Informasi-informasi lain mungkin juga dimasukkan dalam BOM untuk

    planning dan costing.

    4. Sebuah daftar dari komponen-komponen yang menyusun sebuah sistem. Contohnya,

    sebuah BOM dari sebuah RUMAH terdiri dari semen, balok, kayu, atap, pintu, jendela,

    listrik, pemanas dkk. Setiap subassembly juga terdiri dari sebuah BOM; sistem pemanas

    disusun dari perapian, salutan pipa, dll.

    5. Dokumen yang digunakan oleh sebuah perusahaan manufaktur atau bisnis lainnya untuk

    meminta material dari inventory yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.BOM menunjukkan spesifikasi dari setiap item dan ‘wakil’ dari perusahaan kepada

    pelanggan.Penghasil industri barang dan bahan mentah dapat mendapat mengetahui

    kebiasaan membeli pelanggan-pelanggannya dari informasi-informasi dalam BOM.

    BOM juga digunakan untuk keperluan accounting dengan tujuan untuk mengkalkulasi

    harga dari produk yang dibuat.

    6. Sebuah daftar dari raw materials, sub-assemblies, intermediate assemblies, sub-

    component, parts dan jumlah dari kebutuhan untuk mengolah produk akhir.

    Ada beberapa modul yang terdapat dalam Bill Of Material (BOM) yaitu:

    1. Bahan langsung (direct material) adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari

    produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Contoh

    ATAP untuk membuat sebuah rumah.

    2. Tenaga kerja langsung (direct labour) / tenaga kerja manual (touch labour)

    a. Digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.

    b. Contoh biaya untuk tukang kaca dalam membuat sebuah rumah.

    3. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead) adalah biaya overhead mencakup

    semua biaya produksi yang TIDAK termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja

    langsung. Biaya overhead termasuk biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak

    langsung, pemeliharaan dan perbaikan, dsb

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    22/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 22

    Struktur BOM terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

    1. Struktur standar (tree structure/pyramid structure)

    Sub-assemblies lebih banyak dibandingkan dengan produk akhir dan komponen lebih

    banyak daripada subassemblies . Hanya sedikit jumlah produk akhir yang dibuat dari

    komponen-komponen penyusunnya. Produk akhir ini disimpan dalam stok untuk

    pengiriman. Berikut adalah gambar Struktur Standart :

    Gambar 2.4 Struktur Standart

    2. Struktur Modular (bourglas structure)

    Subassemblies/modular lebih sedikit dibanding produk akhir dan komponen lebih

    banyak daripada subassemblies . Dalam stuktur modular banyak produk akhir yang

    dibuat dari subassemblies yang sama kemudian disimpan untuk assembly untuk

    memenuhi pesanan pelanggan. Gambar struktur modular adalah sebagai berikut:

    http://adagnitio.files.wordpress.com/2011/02/bom1.jpg

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    23/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 23

    Gambar 2.5 Struktur BOM Modular

    3. Struktur Inverted

    Subassemblies lebih sedikit dibanding dengan produk akhir dan jumlah komponen dan

    bahan baku lebih sedikit dibanding dengan subassemblies . Dalam struktur inverted

    banyak produk akhir dibuat dari sejumlah raw material yang terbatas berdasarkan pada

    pesanan pelanggan. Struktur produk adalah sebagai berikut :

    Gambar 2.6 Struktur BOM Inverted Format yang digunakan dalam penyusunan Bill Of Material (BOM) adalah sebagai

    berikut:

    1. Single-Level BOM

    http://adagnitio.files.wordpress.com/2011/02/bom3.jpghttp://adagnitio.files.wordpress.com/2011/02/bom2.jpg

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    24/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 24

    Menampilkan assembly atau sub-assembly dengan hanya satu level children.

    Menampilkan komponen yang langsung dibutuhkan untuk membuat assembly atau sub-

    assembly.

    2. Indented BOM

    Menampilkan level item tertinggi mendekati margin kiri dan komponen yang digunakan

    pada item ini lebih menjorok ke margin sebelah kanan.

    3. M odular BOM

    Adalah tipe dari BOM dan elemen kritis dalam menentukan stuktur produk dari produk

    akhir. Modular BOM menentukan komponen material, dokumen, bagian-bagian dan

    gambar-gambar rekayasa yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly.Selama modular BOM sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut

    akan dapat digunakan dalam berbagai macam industri (contoh software, medical

    records). Modular BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani

    berbagai macam tujuan seperti menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk

    memproduksi sebuah sub-assembly, dan menyediakan informasi biaya untuk setiap

    komponen dan “rolled up” informasi untuk keseluruh an sub-assembly.

    Untuk produk-produk yang dapat dikonfigurasi/berbasis pilihan (contoh automobile, PC),

    perusahaan harus merencanakan setiap kombinasi dan permutasi untuk setiap option dan

    memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan struktur

    Modular BOM, perusahaan dapat merencanakan permintaan untuk setiap modul

    independen dari setiap permintaan produk akhir dengan mengestimasi tingkat popularitas

    modul sub-assembly.

    Manfaat dari penyusunan dan pembuatab Bill Of Materil (BOM) adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang

    penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus

    digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    25/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 25

    2. Untuk peramalan (forecasting) barang yang keluar masuk dan inventori maupun

    transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan

    pelanggan

    3. Menghitung berapa banyak yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan

    sumber daya yang ada pada saat kita ini. Apabila sumber daya yang ada tidak

    mencukupi, sistem dapat menghitung lagi berapa sumber daya yang diperlukan

    sekaligus membantu dalam proses pengadaan barang. Ketika hendak mendistribusikan

    hasil produksi, sistem juga dapat menentukan cara pembuatan dan pengangkutan yang

    optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini segala aspek yang

    berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem tersebut termasukmenghitung berapa biaya produksi.

    4. Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada

    waktu yang tepat.

    Tujuan Planning dari pembuatan Bill Of Material ( BOM) adalah sebagai berikut:

    1) Mengijinkan perencana untuk memenuhi tujuan-tujuan operasional maupun non

    operasional lainnya

    2) Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS) atau perencanaan material (MRP).

    3) Pendekatan planning BOM akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang

    meningkat dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik

    2.8 Melakukan Pengukuran Waktu

    2.8.1 Waktu Siklus

    Waktu siklus atau cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit

    produk pada satu stasiun kerja. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen

    kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari siklus ke siklus lainnya, sekalipun operator

    bekerja pada kecepatan normal atau uniform, tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda

    tidak selalu akan bisa diselesaikan dalam waktu yang persis sama (Wignjosoebroto, 2000).

    Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    26/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 26

    ................................................................(1)

    Dimana:

    X = Waktu Siklus

    x = Waktu pengamatan

    n= Jumlah pengamatan yang dilakukan

    Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah memenuhi syarat

    (mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:

    ...........................................(2)

    2.8.2 Performance Rating dengan Metode Westing House dan Waktu Normal

    Performance Rating adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan usaha, tempo maupun performance

    kerja semuanya menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat bekerja.Tujuan

    diterapkannya performace rating adalah untuk menunjukkan kemampuan kerja operator

    pada saat bekerja agar bisa ditentukan waktu normal pada suatu operasi kerja

    (Wignjosoebroto, 2000) .

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    27/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 27

    Westing House Company (1927) lebih lengkap dari Bedaux. Disini rating

    didasarkan oleh empat faktor, yaitu :

    1. Keterampil an (Skill )

    Keterampilan didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan.

    Keterampilan debagi dalam 6 kelas yaitu : super skill, excellent, good, average, fair

    dan poor skill.

    2. Usaha (Ef fort)

    Usaha merupakan kesungguhan yang ditunjukkan oleh operator ketika melakukan

    pekerjaan. Usaha juga terbagi dalam 6 kelasa, yaitu : Excessive, Excelent, Good,

    Avarage, Fair dan Poor. 3. Kondisi kerj a (Working condition)

    Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan kerja, seperti pecahnya, temperatur dan

    kebisingan ruangan. Kondisi ini juga terbagi atas enam kelas yaitu : Ideal, Excellent,

    Good, Avarage, Fair dan Poor . Pada dasarnya kondisi ideal adalah kondisi paling

    cocok untuk pekerjaan yang bersngkutan, yaitu yang memungkinkan performance

    maksimal dari operator.

    4. Keajegan (consistency)

    Keajegan diperlukan karena pada kenyataannya pada setiap pengukuran waktu angka -

    angka yang dicatat tidak pernah sama.

    Untuk ini, westing house telah membuat suatu tabel performance rating yang

    berisikan nilai – nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing – masing

    faktor tersebut sesuai dengan yang tertera pada tabel berikut Sutalaksana (1979) :

    Tabel 2.3 Tabel Performance Rating Sistem Westinghouse

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    28/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 28

    Tabel 2.4 Tabel Performance Rating Sistem Westinghouse (2)

    2.8.3 Allowance

    Allowance adalah suatu Kelonggaran yang diberikan kepada pekerja dalam

    menyelesaikan pekerjaannya dan biasanya diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan

    pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat

    dihindarkan.Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan

    yang selam pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung.Karenanya sesuai

    pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan

    Sutalaksana (1981) .

    1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.

    Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal – hal seperti minum

    sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap – cakap dengan

    teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam bekerja.

    Kebutuhan – kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak; tidak bisa

    misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa dahaga, atau melarang

    pekerja untuk sama sekali tidak bercakap – cakap sepanjang jam – jam kerja. Larangan

    demikian tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologi dan

    fisiologi yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi

    demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampeir dapat

    dipastikan produktivitasnya menurun.

    2. Kelonggaran untukMenghilangkan rasa Fatique.Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun

    kwalitas. Kerenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini

    adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat –

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    29/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 29

    saat dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam

    menentukan pada saat – saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh

    timbulnya rasa fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat

    menyebabkannya.

    3. Kelonggaran untuk Hambatan – hambatan yang tidak terhindarkan.

    Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai “hambatan”

    ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan

    mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena

    berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hamabtan yang

    pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya sedangkan bagi yang terakhirwalaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan

    karenayan harus diperhitungkan dalam waktu baku.

    Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan ang tidak terhindarkan adalah:

    Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.

    Melakukan penyesuaian – penyesuaian mesin.

    Memperbaiki kemacetan – kemacetan singkat seperti mengganti alat potong yang

    patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya. Memasang peralatan potong.

    Mengambil alat – alat khusus atau bahan – bahan khusus dari gudang.

    Hambatan – hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan.

    Mesin mati karena aliran listrik.

    2.8.4 Waktu Baku

    Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja

    normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam suatu sistem kerja

    yang terbaik atau biasa didefinisikan, menghitung waktu yang diperlukan untuk merakit 1

    produk dengan memperhatikan elemen-elemen gerakan operator. Dengan demikian waktu

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    30/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 30

    baku tersebut dapat diperoleh dengan menagplikasikan rumus berikut ( Wignosubroto,

    2002)

    .......(3)

    2.8.5 Output Standard

    Pengukuran waktu kerja akan menghasilkan waktu atau output standar yang mana hal

    tersebut bermanfaat untuk:

    1. Man power planning

    2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja

    3. Penjadwalan produksi dan penganggaran

    4. Perencanaan sistem pemberian bonus atau insentif bagi karyawan atau pekerja yang

    berprestasi. Indikasi keluaran ( output ) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

    (Wignjosoebroto, 1995)

    ............................... (2.3)

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    31/135

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    32/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 32

    Prosedur praktikum modul 2 Perancangan Sistem Kerja adalah dimulai dengan

    melakukan proses perakitan dengan input yang diketahui berupa Part List Tamiya

    kemudian dilanjutkan dengan membuat Bill of Material untuk mengetahui material-

    material penyusun yang diperlukan untuk memproduksi Tamiya mini 4WD, selanjutnya

    dibuat Method Design yaitu mendesain metode yang akan dipakai. Proses selanutnnya

    adalah membuat Assembly Chart yang berguna untuk mengetahui urutan proses perakitan

    Tamiya Mini 4WD. Langkah selanjutnya adalah membuat Peta Tangan Kanan dan Tangan

    Kiri dengan menggunakan input berupa waktu dari tiap operasi kerja. Setelah membuat

    Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri dilanjutkan dengan menentukan waktu standar (waktu

    baku) yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itumembuat Precendence Diagram yang bertujuan untuk mengetahui urutan operasi kerja

    dengan menggunakan input daftar operasi kerja yang ditentukan.

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    33/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 33

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Pengumpulan Data

    4.1.1 Daftar Operasi KerjaTabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

    NO OPERASI

    1 Memasang sekrup 1 pada bumper

    2 Memasang bumper pada chasis assy

    3 Memasang sekrup 2 pada chasis assy

    4 Memasang baut roller kiri depan pada roller kiri

    5 Memasang roller kiri depan assy pada chasis assy

    6 Memasang baut roller kanan depan pada roller kanan

    7 Memasang roller kanan depan assy pada chasis assy

    8 Memasang baut roller kiri tengah pada roller kiri tengah

    9 Memasang roller kiri tengah assy pada chasis assy

    10 Memasang baut roller kanan tengah pada roller kanan tengah

    11 Memasang roller kanan tengah assy pada chasis assy12 Memasang roda kiri belakang pada as roda belakang

    13 Memasang gear besar pada chasis

    14 Memasang as roda belakang assy pada chasis assy

    15 Memasang roda kanan belakang pada chasis assy

    16 Memasang gardan pada chasis assy

    17 Memasang gear dinamo pada dinamo

    18 Memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo

    19 Memasang plat belakang besar pada rumah dinamo assy20 Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy

    21 Memasang rumah dinamo assy pada chasis assy

    22 Memasang roda kiri depan pada as roda depan

    23 Memasang gear kecil pada chasis assy

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    34/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 34

    24 Memasang as roda depan assy pada chasis assy

    25 Memasang roda kanan depan pada chasis assy

    26 Memasang plat depan pada chasis assy

    27 Memasang turn on pada chasis assy

    28 Memasang penutup plat depan ke chasis assy

    29 Memasang pengunci dinamo pada chasis assy

    30 Memasang baterai pada chasis assy

    31 Memasang penutup baterai pada chasis assy

    32 Inspeksi

    33 Memasang body pada chasis assy

    34 Mengunci body tamiya pada chasis assy

    4.1.2 Part L ist Tamiya

    Pada tabel 4.2 di bawah ini merupakan uraian komponen-komponen penyusun

    produk Tamiya 4WD yang dirakit oleh PT Kanishta Garjita.

    Tabel 4.2 Daftar Part L ist Tamiya

    No Nama Part Kode Gambar Jumlah

    1 Chasis Ch 1

    2 Body B 1

    3 Pengunci Body PBd 1

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    35/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 35

    4 Bumper Belakang BB 1

    5 Sekrup S 2

    6 Penutup Baterai PBt 1

    7Penutup Plat

    Depan PPD 1

    8 Plat Depan PD 1

    9 Tuas On Off TO 1

    10 Gear Kecil GK 1

    11 Gardan Gd 1

    12 Pengunci Dinamo PDn 1

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    36/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 36

    13 Gear Besar GB 1

    14 Dinamo D 1

    15 Gear Dinamo GD 1

    16 Rumah Dinamo RD 1

    17 Plat BelakangBesar PBB 1

    18Plat Belakang

    Kecil PBK 1

    19 As Roda AR 2

    20 Roda (Ban +Velg) R 4

    21 Baut Bt 4

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    37/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 37

    22 Roller(Depan+Tengah) Rl 4

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    38/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 38

    4.2.1 Assambly ChartBB

    S

    SA1

    Ch

    S

    Bt

    Rl

    S2A4 SA5

    Bt

    Rl

    S2A6 SA7

    Bt

    Rl

    S2A8 SA9

    Bt

    Rl

    S2A10 SA11

    AR

    R

    S3A12

    GB

    SA14

    R SA15

    Gd SA16

    GD

    D

    S4A17

    RD

    PBK

    S4A18

    PBB

    S2A20

    SA2

    SA3

    S2A13

    S3A19 SA21

    Gambar 4.1 Assembly Char t

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    39/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 39

    PD SA26

    TO SA27

    PPD SA28

    PDn SA29

    Btr SA30

    PBt SA31

    B SA32

    PBd SA33

    A

    AR

    R

    S3A22

    GK

    SA24

    R SA25

    S2A23

    Gambar 4.2 Assembly Char t 2

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    40/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 40

    4.2.2 Bill Of M aterial

    Gambar 4.3 Bll Of M aterial

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    41/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 41

    4.2.3 L ay out Meja Perakitan

    Berikut ini merupakan gambar layout meja perakitan Tamiya 4WD yang dirakit

    oleh PT Kanishta Garjita.

    Gambar 4.4 Layout Meja Perakitan

    Keterangan:

    1. Obeng 12. Gear dinamo

    2. Roller 13. gear besar

    3. Sekrup dan baut 14. gardan

    4. Dinamo 15. As

    5. Plat belakang kecil dan plat depan 16. Tuas on off

    6. Plat belakang besar 17. Pengunci body

    7. Chasis 18. Rumah dinamo

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    42/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 42

    8. Body 19. Penutup plat depan

    9. Bumper belakang 20. Penutup baterai

    10. Roda 21. Pengunci dinamo

    11. Gear kecil 22. Baterai

    4.2.4 PetaKerja Tangan Kanan Tangan Kiri

    Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    No Operasi

    Tangan Kiri Tangan Kanan

    Elemen Kerja Lambang Huruf Durasi Elemen KerjaLambang

    Huruf

    Durasi

    1 Memasang skrup 1 pada bumper

    avoidable delay AD 00:01.26 Menjangkauskrup RE 00:01.0

    menjangkau bumper RE 00:00.70 Memegang skrup G 00:00.21

    memegang bumper G 00:00.56 membawa skrup M 00:01.61

    membawa bumper M 00:00.56memposisiskan

    skrup pada bumper

    P 00:00.2

    memegang bumper H 00:00.63 merakit skrup pada bumper A 00:00.7

    membawa bumper M 00:00.28 membawa bumper assy M 00:00.9

    melepas bumper assy RL 00:00.07 melepas bumperassy RL 00:00.2

    avoidable delay AD 00:01.05

    TOTAL AWAL 00:05.11 TOTAL AWAL 00:05.04

    TOTAL AKHIR 00:05.11 TOTAL AKHIR 00:05.04

    2Memasang bumper

    pada casis assy

    menjangkau casis RE 00:00.63 avoidable delay AD 00:00.91

    memegang casis G 00:00.35 menjangkau bumper assy RE 00:00.2

    membawa casis M 00:01.19 memegang bumper assy G 00:00.8

    Memegang chasis H 00:00.49 membawa bumper assy M 00:00.4

    membawa chasis M 00:00.42memposisikan

    bumper assy padacasis

    P 00:00.4

    memegang chasis H 00:02.03 merakit bumperassy dengan casis A 00:02.0

    Memegang chasis assy H 00:06.30 melepas bumperassy RL 00:00.1

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    43/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 43

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    menjangkau

    obengRE 00:00.2

    memegang obeng G 00:00.28

    membawa obeng M 00:00.91mengarahkan

    obeng P 00:03.0

    menggunakanobeng U 00:00.4

    membawa obeng M 00:01.26melepaskan

    obeng RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:16.52 TOTAL AWAL 00:16.45

    TOTAL AKHIR 00:16.52 TOTAL AKHIR 00:16.45

    3 Memasang sekrup2 pada chasis assy

    memegang casis assy H 00:14.35 menjangkauskrup 2 RE 00:00.7

    membawa chasis assy M 00:01.68 memegang skrup2 G 00:00.3

    melepas casis assy RL 00:00.07 membawa skrup2 M 00:00.7

    memposisikanskrup 2 P 00:00.1

    merakit skrup 2 A 00:02.52melepaskan

    skrup 2 RL 00:00.0

    menjangkau

    obengRE 00:00.6

    memegang obeng G 00:00.21

    membawa obeng M 00:00.63mengarahkan

    obeng P 00:00.6

    menggunakanobeng U 00:07.7

    membawa obeng M 00:01.47melepaskan

    obeng RL 00:00.2

    TOTAL AWAL 00:16.10 TOTAL AWAL 00:16.10

    TOTAL AKHIR 00:16.10 TOTAL AKHIR 00:16.10

    4Memasang bautroller kiri depan pada roller kiri

    avoidable delay AD 00:00.84 menjangkauroller RE 00:00.4

    menjangkau baut RE 00:00.77 memegang roller G 00:00.35

    memegang baut G 00:00.42 membawa roller M 00:00.63

    membawa baut M 00:00.63 memegang roller H 00:05.88

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    44/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 44

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    memegang baut H 00:03.22

    memposisikan baut pada roller kiri depan P 00:00.56

    merakit baut denganroller kiri depan A 00:00.84

    melepas roller depankiri assy RL 00:00.07

    TOTAL AWAL 00:07.35 TOTAL AWAL 00:07.35

    TOTAL AKHIR 00:07.35 00:07.35

    5Memasang rollerkiri depan assy

    pada chasis assy

    menjangkau casis assy RE 00:00.49 memegang roller H 00:00.91

    memgang casis assy G 00:00.28 membawa roller M 00:00.42

    membawa casis assy M 00:00.77memposisikan

    roller assydengan casis assy

    P 00:00.2

    Memegang chasis assy H 00:09.17merakit roller

    assy dengan casisassy

    A 00:01.9

    melepas chasisassy RL 00:00.0

    menjangkauobeng RE 00:00.4

    memegang obeng G 00:00.21

    membawa obeng M 00:00.56memposisikan

    obeng padachasis assy

    P 00:00.8

    menggunakanobeng U 00:03.5

    membawa obeng M 00:01.40

    melepas obeng RL 00:00.07

    TOTAL AWAL 00:10.71 TOTAL AWAL 00:10.71

    TOTAL AKHIR 00:10.71 TOTAL AKHIR 00:10.71

    6 Memasang bautroller kanan depan pada roller kanan

    Memegang chasis assy H 00:00.21 menjangkauroller RE 00:00.5

    melepas chasis assy RL 00:00.07 memegang roller G 00:00.28

    avoidable delay AD 00:00.49 membawa roller M 00:00.56

    menjangkau baut RE 00:00.84 memegang roller H 00:01.89

    memegang baut G 00:00.63merakit bautdengan rollerkanan depan

    A 00:01.6

    membawa baut M 00:00.56 memegang roller H 00:00.14Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    45/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 45

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    memposisikan baut P 00:00.56

    merakit baut denganroller kanan depan A 00:01.61

    melepaskan rollerkanan depan assy RL 00:00.07

    TOTAL AWAL 00:05.04 TOTAL AWAL 00:05.04

    TOTAL AKHIR 00:05.04 TOTAL AKHIR 00:05.04

    7Memasang rollerkanan depan assy pada chasis assy

    menjangkau casis assy RE 00:00.56 memegang roller H 00:00.42

    memgang casis assy G 00:00.42 membawa roller M 00:01.54

    membawa casis assy M 00:00.63memposisikan

    roller assydengan casis assy

    P 00:00.4

    Memegang chasis assy H 00:09.38merakit roller

    assy dengan casisassy

    A 00:00.8

    membawa chasis assy M 00:01.47 melepas chasisassy RL 00:00.0

    melepas chasis assy RL 00:00.21 menjangkauobeng RE 00:00.4

    memegang obeng G 00:00.07

    membawa obeng M 00:01.19memposisikan

    obeng padachasis assy

    P 00:00.2

    menggunakanobeng U 00:05.6

    membawa obeng M 00:01.40

    melepas obeng RL 00:00.28

    TOTAL AWAL 00:12.67 TOTAL AWAL 00:12.67

    TOTAL AKHIR 00:12.67 TOTAL AKHIR 00:12.67

    8

    Memasang BautRoller Kiri Tengah

    pada roller kiritengah

    Manjangkau bautroller kiri tengah RE 00:00.56

    MenjangkauRoller kiri tengah RE 00:00.5

    Memegang baut rollerkiri tengah G 00:00.63

    MemegangRoller kiri tengah G 00:00.5

    Membawa baut rollerkiri tengah M 00:01.61

    Membawa Rollerkiri tengah M 00:02.2

    Memposisikan baut pada roller kiri tengah P 00:01.26

    MemposisikanRoller kiri tengahdengan baut

    P 00:01.1

    Merakit baut padaRoller Kiri Tengah A 00:00.56

    Merakit Rollerkiri tengah

    dengan bautA 00:00.6

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    46/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 46

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    Melepaskan Baut pada

    Roller Kiri tengahRL 00:00.63 Memegang

    Roller kiri tengahH 00:00.2

    TOTAL AWAL 00:05.25 TOTAL AWAL 00:05.32

    TOTAL AKHIR 00:05.25 TOTAL AKHIR 00:05.32

    9Memaang roller kiri

    tengah assy pada

    chasis assy

    Menjangkau ChasisAssy RE 00:00.63

    MemposisikanRoller kiri tengah pada chasis Assy

    P 00:02.3

    Memegang ChasisAssy G 00:00.42

    Menjangkauobeng RE 00:02.3

    Memebawa ChasisAssy M 00:11.34

    Memegangobeng G 00:00.2

    Melepas Chasis Assy RL 00:01.05 Membawa obeng M 00:00.91Memposisikan

    obeng padachasis assy P 00:05.5

    menggunakanobeng U 00:00.9

    Melepas obeng RL 00:01.33

    TOTAL AWAL 00:13.44 TOTAL AWAL 00:13.72

    TOTAL AKHIR 00:13.44 TOTAL AKHIR 00:13.72

    10.

    memasang bautroller kanan tengah pada roller kanan

    tengah

    Manjangkau bautroller kanan tengah RE 00:01.19

    MenjangkauRoller kanan

    tengahRE 00:00.4

    Memegang baut rollerkanan tengah G 00:00.70

    MemegangRoller kanan

    tengah

    G 00:01.9

    Membawa baut rollerkanan tengah M 00:01.33

    Membawa Rollerkanan tengah M 00:00.3

    Memposisikan baut pada roller kanan

    tengahP 00:00.63

    MemposisikanRoller kanan

    tengah dengan baut

    P 00:00.4

    Merakit baut padaRoller kanan Tengah A 00:01.33

    Merakit Rollerkanan tengahdengan baut

    A 00:01.6

    Melepaskan Baut padaRoller kanan tengah RL 00:00.56

    MemegangRoller kanan

    tengahH 00:00.5

    TOTAL AWAL 00:05.74 TOTAL AWAL 00:05.39TOTAL AKHIR 00:05.74 TOTAL AKHIR 00:05.39

    11.mamasang roller

    kanan tengah assy pada chasis assy

    Menjangkau ChasisAssy RE 00:00.21

    MemposisikanRoller kanantengah padachasis Assy

    P 00:01.5

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    47/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 47

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    Memegang Chasis

    AssyG 00:00.49 Menjangkau

    obengRE 00:00.7

    Memebawa ChasisAssy M 00:00.91

    Memegangobeng G 00:00.6

    Memegang ChasisAssy H 00:09.94 Membawa obeng M 00:00.91

    melepas chasis assy RL 00:00.77Memposisikan

    obeng padachasis assy

    P 00:01.4

    Menggunakanobeng U 00:04.5

    Melepas obeng RL 00:01.33

    TOTAL AWAL 00:12.32 TOTAL AWAL 00:11.24

    TOTAL AKHIR 00:12.32 00:11.24

    12.Memasang roda kiri belakang pada as

    roda belakang

    Menjangkau as roda belakang RE 00:01.33

    MenjangkauRoda kiri RE 00:00.6

    memegasng as roda belakang G 00:00.49

    Memegang RodaKiri G 00:00.6

    Membawa as roda belakang M 00:00.56

    Membawa RodaKiri M 00:01.8

    Memposiskas as padaroda belakang P 00:02.10

    MemposisikanRoda dengan As

    roda belakangP 00:01.7

    Merakit as pada roda belakang A 00:01.40

    Merakit rodadengan as roda

    belakangA 00:01.8

    Melepas as pada roda belakang RL 00:01.33 Melepas As Roda belakang Assy RL 00:01.3

    Avoidable Delay(diam) AD 00:01.47

    TOTAL AWAL 00:08.68 TOTAL AWAL 00:08.05

    TOTAL AKHIR 00:07.21 TOTAL AKHIR 00:08.05

    13. Memasang gear besar pada chasis

    Menjangkau ChasisAssy RE 00:00.35

    MenjangkauGear Besar RE 00:00.4

    Memegang ChasisAssy G 00:00.42

    Memegang GearBesar G 00:00.4

    Membawa ChasisAssy M 00:00.63

    Membawa GearBesar M 00:01.2

    Memegang ChasisAssy H 00:01.26

    MemposiskanGear Besar Pada

    Chasis AssyP 00:01.2

    Merakit Gear besar pada Chasis

    AssyA 00:02.0

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    48/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 48

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    Melepas Gear

    besar pada chasisAssy RL 00:00.2

    TOTAL AWAL 00:02.66 TOTAL AWAL 00:05.74

    TOTAL AKHIR 00:02.66 TOTAL AKHIR 00:05.74

    14.Memasang as roda

    belakang assy padachasis assy

    Memegang ChasisAssy H 00:06.23

    Menjangkau AsRoda belakang

    AssyRE 00:00.7

    Memegang asroda belakang

    assyG 00:00.7

    Membawa Asroda belakang

    assyM 00:00.4

    Memposisikan asroda belakang

    assy pada ChasisAssy

    P 00:00.6

    Merakit as roda belakang Assy

    pada chasis AssyA 00:01.6

    Melepas as roda belakang assy RL 00:00.3

    TOTAL AWAL 00:06.23 TOTAL AWAL 00:04.55

    TOTAL AKHIR 00:06.23 TOTAL AKHIR 00:04.55

    15Memasang rodakanan belakang

    pada chasis assy

    memegang casis assy H 00:03.43 menjangkau roda RE 00:00.70

    memegang roda G 00:00.21

    membawa roda M 00:01.82memposisikanroda pada casis

    assyP 00:00.1

    merakit roda pada casis assy A 00:00.2

    melepas roda RL 00:00.28

    TOTAL AWAL 00:03.43 TOTAL AWAL 00:03.43

    TOTAL AKHIR 00:03.43 TOTAL AKHIR 00:03.43

    16 Memasang gardan pada chasis assy

    memegang casis assy H 00:02.52menjangkau

    gardan RE 00:00.4

    membawa casis assy M 00:00.49 memeganggardan G 00:00.1

    melepas casis assy RL 00:03.71 memembawagardan M 00:01.5

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    49/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 49

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    memposisikan

    gardan pada casisassy P 00:01.4

    merakit gardan pada casis assy A 00:01.1

    melepas gardan RL 00:00.63Unavoidible

    delay AD 00:01.2

    TOTAL AWAL 00:06.72 TOTAL AWAL 00:06.72

    17Memasang gear

    dinamo padadinamo

    TOTAL AKHIR 00:06.72 TOTAL AKHIR 00:06.72

    unavoidable delay UD 00:00.42 menjangkaudinamo RE 00:00.4

    menjangkau gear

    dinamoRE 00:00.14 memegang

    dinamoG 00:00.0

    memegang geardinamo G 00:00.14

    membawadinamo M 00:01.4

    membawa geardinamo M 00:01.47

    memegangdinamo H 00:02.9

    memposisikan geardinamo pada dinamo P 00:00.14

    membawadinamo aasy M 00:00.6

    merakit gear dinamo pada dinamo A 00:01.68

    melepas dinamoassy RL 00:00.1

    unavoidable delay UD 00:01.68

    TOTAL AWAL 00:05.67 TOTAL AWAL 00:05.67

    18Memasang plat

    belakang kecil padarumah dinamo

    TOTAL AKHIR 00:03.57 TOTAL AKHIR 00:05.67

    avoidable delay AD 00:01.26 menjangkaurumah dinamo RE 00:00.9

    jangkau plat kecil RE 00:02.03 memegangrumah dinamo G 00:00.7

    memegang plat kecil G 00:00.14 membawa rumahdinamo M 00:01.1

    membawa plat kecil M 00:01.33 memegangrumah dinamo H 00:09.4

    meposisikan plat belakang kecil pada

    rumah dinamoP 00:00.14

    merakit plat belakangkecil pada rumah

    dinamo

    A 00:07.35

    melepas plat belakangkecil pada rumah

    dinamo assyRL 00:00.07

    TOTAL AWAL 00:12.32 TOTAL AWAL 00:12.32

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    50/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 50

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    19Memasang plat

    belakang kecil padarumah dinamo

    TOTAL AKHIR 00:11.06 TOTAL AKHIR 00:12.32

    menjangkau plat besar RE 00:00.14memegang

    rumah dinamoassy

    H 00:04.8

    menjangkau plat besar G 00:00.56

    membawa plat besar M 00:00.63memposisikan plat besar pada rumah

    dinamo assyP 00:01.40

    merakit plat besar pada rumah dinamo

    assyA 00:01.05

    melepas rumah

    dinamo assyRL 00:01.05

    TOTAL AWAL 00:04.83 TOTAL AWAL 00:04.83

    20Memasang dinamo

    assy ke rumahdinamo assy

    TOTAL AKHIR 00:04.83 TOTAL AKHIR 00:04.83

    menjangkau dinamo RE 00:00.07memegang

    rumah dinamoassy

    H 00:06.9

    memegang dinamo G 00:00.14

    membawa dinamo M 00:00.14memposisikan dinamo pada rumah dinamo

    assyP 00:00.63

    merakit dinamo padarumah dinamo assy A 00:00.42

    melepas rumah sinamoassy RL 00:05.56

    TOTAL AWAL 00:06.96 TOTAL AWAL 00:06.96

    21Memasang rumahdinamo assy pada

    chasis assy

    TOTAL AKHIR 00:06.96 TOTAL AKHIR 00:06.96

    menjangkau casis assy RE 00:00.63 memgangdinamo assy H 00:04.9

    memgang casis assy G 00:00.77memposisikan

    dinamo assy padacasis assy

    P 00:00.9

    membawa casis assy M 00:00.28merakit dinamoassy pada casis

    assy

    A 00:02.5

    memegang casis assy H 00:00.70 melepas casisassy RL 00:00.4

    melepas casis assy RL 00:06.44

    TOTAL AWAL 00:08.82 TOTAL AWAL 00:08.82

    TOTAL AKHIR 00:08.82 TOTAL AKHIR 00:08.82

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    51/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 51

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    22Memasang Roda

    Kiri Depan pada AsRoda Depan

    avoidable delay (diam) AD 00:00.70 Menjangkau

    Roda Kiri DepanRE 00:00.5

    menjangkau as RE 00:00.56 Memegang RodaKiri Depan G 00:00.2

    memegang as G 00:00.35 Membawa RodaKiri Depan M 00:01.2

    membawa as M 00:01.05 Memposisikanroda pada as P 00:00.5

    merakit as pada roda A 00:01.75 Merakit Rodadengan As A 00:01.6

    melepas as roda depanassy RL 00:00.49

    Membawa AsRoda depan Assy M 00:00.5

    Melepaskan asroda depan assy RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:04.90 TOTAL AWAL 00:04.90TOTAL AKHIR 00:04.20 TOTAL AKHIR 00:04.90

    23Memasang Gear

    Kecil pada ChasisAssy

    avoidable delay (diam) AD 00:00.15 Menjangkau gearkecil RE 00:00.5

    menjangkau chasisassy RE 00:00.49

    memegang gearkecil G 00:00.2

    Memegang chasis assy G 00:00.49 membawa gearkecil M 00:01.5

    membawa chasis assy M 00:01.05memposisikangear kecil pada

    chasis assyP 00:00.9

    memegang chasis assy H 00:01.75merakit gear

    kecil pada chasisassy

    A 00:01.0

    Melepaskan gearkecil RL 00:00.5

    TOTAL AWAL 00:03.93 TOTAL AWAL 00:04.83

    TOTAL AKHIR 00:03.78 TOTAL AKHIR 00:04.83

    24Memasang As

    Roda Depan Assy

    pada Chasis Assy

    memegang chasis assy H 00:08.26 menjangkau asroda depan assy RE 00:00.3

    Memegang asroda depan assy G 00:00.0

    Membawa asRoda depan Assy M 00:00.4

    memposisikan asroda depan pada

    chasis assyP 00:00.4

    merakit as rodadepan padachasis assy

    A 00:06.9

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    52/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 52

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    melepaskan

    chasis assyH 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:08.26 TOTAL AWAL 00:08.26

    TOTAL AKHIR 00:08.26 TOTAL AKHIR 00:08.26

    25Memasang Roda

    Kanan Depan padaChasis Assy

    memegang chasis assy H 00:04.90 menjangkau rodakanan depan RE 00:00.4

    memegang rodakanan depan G 00:00.2

    membawa rodakanan depan M 00:00.7

    memposisikanroda kanan depan P 00:00.2

    merakit rodakanan depan

    dengan chasisassy

    A 00:03.1

    melepaskanchasis assy RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:04.90 TOTAL AWAL 00:04.90

    TOTAL AKHIR 00:04.90 TOTAL AKHIR 00:04.90

    26Memasang Plat

    Depan pada ChasisAssy

    Memegang chasis assy H 00:04.69 menjangkau platdepan RE 00:00.4

    memegang platdepan G 00:00.3

    membawa platdepan M 00:00.8

    memposisikan plat depan pada

    chasis assyP 00:00.4

    merakit platdepan padachasis assy

    A 00:02.4

    melepaskanchasis assy RL 00:00.1

    TOTAL AWAL 00:04.69 TOTAL AWAL 00:04.69

    TOTAL AKHIR 00:04.69 TOTAL AKHIR 00:04.69

    27 Memasang Turn On pada Chasis Assy

    Memegang chasis assy H 00:05.32 menjangkau tuasturn on RE 00:00.5

    memegang tuasturn on G 00:00.1

    membawa tuasturn on M 00:00.5

    memposisikantuas turn on pada

    chasis assyP 00:00.2

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    53/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 53

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    merakit tuas turn

    on pada chasisassy A 00:03.7

    melepaskanchasis assy RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:05.32 TOTAL AWAL 00:05.32

    TOTAL AKHIR 00:05.32 TOTAL AKHIR 00:05.32

    28Memasang Penutup

    Plat Depan keChasis Assy

    Memegang chasis assy H 00:10.78menjangkau

    penutup platdepan

    RE 00:00.4

    memegang penutup plat

    depanG 00:00.2

    membawa penutup plat

    depanM 00:00.7

    memposisikan penutup plat

    depan padachasis assy

    P 00:00.4

    merakit penutup plat depan pada

    chasis assyA 00:08.7

    melepas chasisassy RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:10.78 TOTAL AWAL 00:10.78

    TOTAL AKHIR 00:10.78 TOTAL AKHIR 00:10.78

    29Memasang

    pengunci dinamo pada chasis assy

    Memegang chasis assy H 00:00.14 Menjangkau pengunci dinamo RE 00:00.2

    Merakit A 00:09.24 Memegang pengunci dinamo G 00:00.0

    Membawa pengunci dinamo M 00:01.1

    Memposisikan pengunci dinamo

    ke chasis assyP 00:00.5

    Merakit penguncidinamo ke chasis

    assyA 00:06.4

    TOTAL AWAL 00:09.38 TOTAL AWAL 00:08.47TOTAL AKHIR 00:09.38 TOTAL AKHIR 00:08.47

    30 Memasang baterai pada chasis assy

    Memegang chasis assy H 00:03.57 Menjangkau baterai 1 RE 00:00.6

    Merakit baterai 1 kechasis A 00:01.54

    Memegang baterai 1 G 00:00.3

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    54/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 54

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    Memegang chasis assy H 00:01.47 Membawa

    baterai 1M 00:01.1

    Merakit baterai 2 kechasis A 00:01.33

    MemposisikanBaterai 1 P 00:02.1

    Merakit baterai 1ke chasis assy A 00:01.6

    Menjangkau baterai 2 RE 00:00.7

    Memegang baterai 2 G 00:00.1

    Membawa baterai 2 M 00:00.6

    Memposisikan baterai 2 P 00:00.0

    Merakit baterai 2ke chasis assy A 00:01.3

    Melepas Baterai2 di chasis assy RL 00:00.1

    TOTAL AWAL 00:07.91 TOTAL AWAL 00:08.82

    TOTAL AKHIR 00:07.91 TOTAL AKHIR 00:08.82

    31Memasang penutup baterai ke chasis

    assy

    Memegang chasis assy H 00:04.27 Menjangkau penutup baterai RE 00:01.1

    Merakit penutup baterai ke chasis assy A 00:03.08

    Memegang penutup baterai G 00:00.4

    Membawa penutup baterai M 00:01.2

    Memposisikan penutup baterai

    ke chasis assyP 00:00.8

    Merakit penutup baterai ke chasis

    assyA 00:03.3

    Melepas chasisassy RL 00:00.2

    TOTAL AWAL 00:07.35 TOTAL AWAL 00:07.35

    TOTAL AKHIR 00:07.35 TOTAL AKHIR 00:07.35

    32 inspeksi

    Memegang chasis assy H 00:01.05 Menjangkau tuason/off RE 00:00.4

    Inspeksi I 00:04.13Memegang tuas

    on off G 00:00.2Inspeksi I 00:04.06

    Melepas tuas onoff RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:05.18 TOTAL AWAL 00:04.76

    TOTAL AKHIR 00:05.18 TOTAL AKHIR 00:04.76

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    55/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 55

    Lanjutan Tabel 4.1 Tabel PTKTK

    33 Memasang body kechasis assy

    Memegang chasis assy H 00:03.22 Menjangkau

    bodyRE 00:00.6

    Merakit body kechasis assy A 00:02.66 Memegang body G 00:00.35

    Membawa body M 00:01.54Memposisikan

    body P 00:00.5

    Merakit body kechasis assy A 00:02.6

    Melepas chasisassy RL 00:00.0

    TOTAL AWAL 00:05.88 TOTAL AWAL 00:05.81

    TOTAL AKHIR 00:05.88 TOTAL AKHIR 00:05.81

    34Mengunci body

    tamiya pada chasisassy

    Memegang chasis H 00:02.03 Menjangkau pengunci body RE 00:00.6

    Merakit pengunci body ke chasis assy A 00:02.03

    Memegang pengunci body G 00:00.4

    Melepas Tamiya RL 00:01.05 Membawa pengunci dinamo M 00:00.7

    Memposisikan pengunci dinamo P 00:00.8

    Merakit penguncidinamo ke chasis

    assyA 00:02.1

    Melepas chasisassy RL 00:00.4

    TOTAL AWAL 00:05.11 TOTAL AWAL 00:05.18TOTAL AKHIR 00:05.11 TOTAL AKHIR 00:05.18

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    56/135

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    57/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 57

    Lanjutan Tabel 4.2 Rekap waktu Siklus

    29 Memasang pengunci dinamo pada chasis assy 00:09.38

    30 Memasang baterai pada chasis assy 00:08.82

    31 Memasang penutup baterai pada chasis assy 00:07.35

    32 Inspeksi 00:05.18

    33 Memasang body pada chasis assy 00:05.88

    34 Mengunci body tamiya pada chasis assy 00:05.18

    4.2.5 Prosentase Keseimbangan Gerak Perakitan

    Tabel 4.3 Prosentase Keseimbangan gerak perakitan

    OperasiKerja TanganKiri TanganKananTotal Awal Total Akhir Total Awal Total Akhir

    1 00:05.11 00:03.85 00:05.04 00:05.042 00:16.52 00:16.52 00:16.45 00:15.543 00:16.10 00:16.10 00:16.10 00:16.104 00:07.35 00:06.51 00:07.35 00:07.355 00:10.71 00:10.71 00:10.71 00:10.716 00:05.04 00:04.55 00:05.04 00:05.047 00:12.67 00:12.67 00:12.67 00:12.678 00:05.25 00:05.25 00:05.32 00:05.329 00:13.44 00:13.44 00:13.72 00:13.72

    10 00:05.74 00:05.74 00:05.39 00:05.3911 00:12.32 00:12.32 00:11.24 00:11.2412 00:08.68 00:07.21 00:08.05 00:08.0513 00:02.66 00:02.66 00:05.74 00:05.7414 00:06.23 00:06.23 00:04.55 00:04.5515 00:03.43 00:03.43 00:03.43 00:03.4316 00:06.72 00:06.72 00:06.72 00:05.4617 00:05.67 00:03.57 00:05.67 00:05.67

    18 00:12.32 00:11.06 00:12.32 00:12.3219 00:04.83 00:04.83 00:04.83 00:04.8320 00:06.96 00:06.96 00:06.96 00:06.9621 00:08.82 00:08.82 00:08.82 00:08.8222 00:04.90 00:04.20 00:04.90 00:04.90

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    58/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 58

    Tabel 4.3 Prosentase Keseimbangan gerak perakitan

    23 00:03.93 00:03.78 00:04.83 00:04.83

    24 00:08.26 00:08.26 00:08.26 00:08.2625 00:04.90 00:04.90 00:04.90 00:04.9026 00:04.69 00:04.69 00:04.69 00:04.6927 00:05.32 00:05.32 00:05.32 00:05.3228 00:10.78 00:10.78 00:10.78 00:10.7829 00:09.38 00:09.38 00:08.47 00:08.4730 00:07.91 00:07.91 00:08.82 00:08.8231 00:07.35 00:07.35 00:07.35 00:07.3532 00:05.18 00:05.18 00:04.76 00:04.7633 00:05.88 00:05.88 00:05.81 00:05.8134 00:05.11 00:05.11 00:05.18 00:05.18

    TOTALKESELURUHAN 04:20.16 04:11.89 04:20.19 04:18.02

    Tangan Kanan

    Tangan Kiri

  • 8/16/2019 LAPORAN MODUL 2 KEL 25 ..pdf

    59/135

    Laporan Praktikum Perancangan Teknik IndustriModul 2 – Perancangan Sistem Kerja

    Kelompok 25

    Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro2015 59

    4.2.6 Presentase Efektif dan Inefektif Perakitan

    Tabel 4.4 Prosentase efektif Inefektif

    OperasiKerja TanganKiri TanganKananDurasiEfektif DurasiInefektif DurasiEfektif DurasiInefektif

    1 00:02.17 00:02.94 00:04.83 00:00.212 00:02.59 00:08.82 00:07.00 00:03.993 00:01.75 00:14.35 00:15.33 00:00.774 00:02.73 00:04.62 00:07.35 00:05.885 00:01.54 00:09.17 00:08.75 00:0