modul malnutrisi energi protein kel.11 baru revisi

Upload: amalia-hendar-pangestuti

Post on 04-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    1/31

    Malnutrisi Energi Protein

    Skenario 2

    Seorang anak perempuan, umur 6 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas

    dengan keluhan sering mencret sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan

    ASI diberikan sampai bulan, selanjutnya diberi air tajin sampai sekarang.

    Riwayat kelahiran !!" #$%% g, P! &' cm. Pada pemeriksaan (isik didapatkan

    !! 6 kg, P! 6% cm. )elapak tangan tampak pucat. *itemukan edema pada

    tungkai bawah dan abdomen. )ampak otore pada telinga kanan dan kiri. +ati

    teraba # cm bawah arkus kosta. "aboratorium +b g-dl.

    Kata Sulit

    1. Air tajin adalah sari pati beras dengan tekstur kental yang diperoleh saat

    memasak nasi

    #. tore adalah sekret atau cairan yang keluar dari liang telinga

    Kata Kunci

    1. Seorang anak perempuan, umur 6 bulan

    #. /eluhan sering mencret sejak 1 bulan terakhir

    . Riwayat makan ASI diberikan sampai bulan, selanjutnya diberi air tajin

    sampai usia 6 bulan.

    &. Riwayat kelahiran !!" #$%% g, P! &' cm.

    . Pemeriksaan (isis !! 6 kg, P! 6% cm

    6. 0dema pada tungkai dan abdomen. )ampak otore pada kedua telinga

    '. +ati teraba # cm di bawah arkus kosta

    $. "aboratorium +b g-dl

    Pertanyaan-Pertanyaan

    1. !agaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan pada skenario 2

    #. !agaimana klasi(ikasi malnutrisi energi protein 2

    . Apa saja etiologi dari malnutrisi energi protein 2

    &. Apa sajakah kandungan air tajin 2

    1

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    2/31

    . Apakah terdapat hubungan antara pemberian air tajin dengan kondisi anak

    sekarang 26. !agaimana patomekanisme dan hubungan antar gejala pada skenario 2

    . !agaimana langkah3langkah diagnosis dan penatalaksanaan pada skenario2

    '. Apa sajakah di(erensial diagnosis pada skenario 2

    $. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi bila tidak ditangani 2

    1%. !agaimana pencegahan pada skenario 2

    Jawaban

    1. Interpretasi hasil pemeriksaan

    a. !! saat lahir #$%% gram

    !! usia 6 bulan 6%%% gram dengan riwayat udema

    4ika makanan adekuat, maka seharusnya akan terjadi penambahan !!

    dengan rincian sebagai berikut

    )rimester 1 kenaikan !! %%31%%%gr-bulan

    )rimester # kenaikan !! %%36%% gr-bulan

    4adi, !! ideal pada usia 6 bulan adalah 6%%3%%gr

    b. !erdasarkan pada skenario, dimana edema terdapat di tungkai dan

    abdomen, maka bb actual adalah bb yg diperoleh pd antropometri dikurangi

    dengan koreksi edemanya.

    /oreksi edema 5 #% 7 !! saat ini

    5 #% 7 6%%% gr

    5 1#%% gr

    4adi !! aktual 5 !! saat ini 8 koreksi udema

    5 &'%% gr

    c. P! saat lahir 5 &' cm

    P! usia 6 bulan 5 6% cm

    Penambahan P! seharusnya5

    2

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    3/31

    )rimester 1 5 #,'3&,& cm

    )rimester # 5 1,$3#,6 cm

    4adi P! ideal pada usia 6 bulan 5 6#,1 8 6$ cm

    Status gi9i anak saat ini Analisis Status Pertumbuhan !ayi Pada Skenario

    Pertama3tama dilakukan koreksi udem 5

    :dem pretibial 5 1%31

    Ascites ringan 5 13#%

    Ascites berat 5 #%3#

    Pada kasus !! 5 6 kg dan P! 5 6% cm

    ;aka koreksi edema 5 1 7 6 kg < %,$ #% 7 6 kg < 1,#

    !! < 6 kg 8 %,$ < ,1 kg

    !! < 6 kg 8 1,# < &,' kg

    Sehingga berat badan sebenarnya pada pasien berada dalam range &,' kg 8 ,1 kg

    :ntuk menilai status gi9i pasien, maka nilai ini dimasukkan dalam grow chart

    =+ berat badan menurut umur dan didapatkan 5

    :ntuk !! < &,' kg, maka berada di bawah - > 3 S*. +al ini menunjukkan !!

    pasien sangat kurang, sedangkan untuk !! < ,1 kg berada pada 3 S*. +al ini

    menunjukkan !! pasien sangat kurang. Sedangkan untuk status gi9i pasien

    dengan menggunakan !!-)! ?I;)@ berdasarkan standar =+. ?1@

    I;) %@

    )! -umur *e(icit1?@# #3 ?'3'$@ B ?>'@

    1Standar *eCiasi

    # persentil- persentase

    /lasi(ikasi =aterlow mengidenti(ikasi wasting sebagai de(isit !erat !adan

    untuk )inggi !adan danstuntingsebagai de(isit )inggi !adan untuk umur tetapi

    tidak dapat digunakan untuk malnutrisi dengan edema.?#@

    5

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    6/31

    !!-)! )!-:;:R

    S* ;edian ;edian S* ;edian ;edian

    Ringan 13# '%3'$ 13# $%3$

    Sedang #3 %3$ #3 '3$%

    !erat B >% B >'

    ;alnutrisi adalah keadaan dimana masukan nutrisi yang tidak cukup jumlah

    atau macamnya, disebabkan asupan kurang, gangguan pencernaan atau absorpsi.

    Ada tiga bentuk 5

    a. ;alnutrisi ringan 5 gi9i kurang yang ditandai oleh adanya hambatan

    pertumbuhan

    b. ;alnutrisi sedang 5 hampir sama dengan malnutrisi ringan, namun tanda

    dan gejala klinis lebih banyak ditemukanc. ;alnutrisi berat D misalnya marasmus, kwashiorkor, ataupun keduanya.

    ;arasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gi9i yang buruk yang

    diakibatkan oleh kekurangan kalori protein yang berat da kronis, sering

    ditemui pada balita. /washiorkor adalah de(isensi protein yang disertai

    dengan de(isiensi nutrient lainnya yang biasa dijumpai pada bayi dan

    balita.?@

    6

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    7/31

    #. Etiologi Malnutrisi Energi Protein !MEP"

    Penyebab ;0P dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer

    dan malnutrisi sekunder. ;alnutrisi primer adalah keadaan kurang gi9i yang

    disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. ;alnutrisi

    sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat,

    menurunnya absorpsi dan-atau peningkatan kehilangan protein maupun energi

    dari tubuh.

    /urang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa (aktor yang

    secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah (aktor sosial dan

    ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan (aktor lingkungan yaitu tempat

    tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberian ASI dan makanan

    tambahan yang tidak adekuat juga menjadi penyebab terjadinya masalah kurang

    energi protein.

    !anyak (aktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gi9i buruk. ;enurut

    :EIF0, ada dua penyebab langsung terjadinya gi9i buruk, yaitu 5

    1. /urangnya asupan gi9i dari makanan. +al ini disebabkan terbatasnya jumlah

    makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gi9i yang

    dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.#. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan in(eksi. +al ini disebabkan

    oleh rusaknya beberapa (ungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap 9at3

    9at makanan secara baik.

    aktor lain yang mengakibatkan kasus gi9i buruk yaitu (aktor ketersediaan

    pangan yang bergi9i dan terjangkau oleh masyarakat, perilaku dan budaya dalam

    pengolahan pangan dan pengasuhan anak serta pengelolaan yang buruk dan

    7

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    8/31

    perawatan kesehatan yang tidak memadai pada anak. Sedangkan menurut Ikatan

    *okter Anak Indonesia, ada (aktor penyebab gi9i buruk pada anak3anak, yaitu

    keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gi9i yang baik bagi anak

    serta (aktor penyakit bawaan pada anak, seperti 5 jantung, )!F, +IG-AI*S,

    gangguan saluran pernapasan dan diare.?&@

    $. Pen%elasan tentang air ta%in

    Air tajin adalah sari pati beras yang diperoleh dengan cara merebus beras.

    Air kental saat memasak nasi itulah dikatakan sebagai air tajin. Air tajin secara

    gi9i hanya mengandung kalori. !erbeda dengan ASI yang kaya gi9i yang sangat

    dibutuhkan bayiuntuk bertumbuh optimal. Susu (ormula yang dirancang khusus

    buat bayi yang karena satu dan lain hal tidak bisa menyusu, juga mengandung

    beragam 9at gi9i yang dibuat berdasarkan semacam standar pembuatan susu

    (ormula, yaitu codex elemantarius.

    Henerasi kita terdahulu memandang tajin bisa menggantikan kehadiran

    susu, terutama ASI, padahal sama sekali tidak. Riset3riset terbaru menunjukkan

    betapa, ASI adalah makanan paling ideal untuk menunjang kesehatan dan

    kecerdasan bayi. leh karena itu, sebaiknya memberikan ASI 0ksklusi( selama 6

    bulan pertama usia bayi. /emudian berikan ASI lebih lanjut plus makanan

    pendamping ASI.

    +al lain yang juga harus dicermati, ASI jelas lebih praktis dan bebas

    kuman, terutama jika diberikan langsung kepada bayi dengan cara menyusui.

    Pengolahan dan pemberian air tajin kepada bayi berisiko menyebabkan diare.

    )erutama bayi di bawah usia 6 bulan. 4elas kemampuan sistem

    8

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    9/31

    pencernaan bayi yang amat sangat terbatas adalah penyebabnya. 4adi usahakan

    meminimalisir pemberikan air tajin untuk menggantikan konsumsi susu untuk

    bayi, apalagi untuk menggantikan ASI.

    Air tajin mengandung karbohidrat juga Citamin !1 ?)iamin@ yang cukup

    tinggi. Sebagaimana kita mengetahui bahwa beras merupakan sumber karbohidrat

    juga kaya akan Citamin !1. /andungan gi9i yang terkandung didalamnya secara

    umum adalah sebagai berikut5?@

    Komponen Jumlah

    0nergi ?/al@ &,#%

    Air ?g@ $1,#1

    Protein ?g@ %,66

    "emak ?g@ 1,$#

    /arbohidrat ?g@ ,'#

    Abu ?g@ %,'

    Gitamin !1 ?mg@ %,%%&6

    e ?mg@ %,%'6

    /andungan ASI?6@

    /andungan /olostrum )ransisi Asi ;atur

    0nergi ?/g /al@ ,% 6,% 6,%

    "aktosa ?gr-1%% ml@ 6, 6, ,%

    "emak ?gr-1%% ml@ #,$ ,6 ,'

    Protein ?gr-1%% ml@ 1,1$ %,$6 1,#&

    ;ineral ?gr-1%% ml@ %, %, %,#

    Immunoglobulin 5

    Ig A ?mg-1%% ml@ ,$ 3 11$,6

    9

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    10/31

    Ig H ?mg-1%% ml@

    Ig ; ?mg-1%% ml@

    "iso9im ?mg-1%% ml@

    "akto(erin

    ,$

    1,1

    1&,#316,&

    %3#%

    3

    3

    3

    3

    #,$

    #,$

    #&,3#,

    #%3#%

    &. 'ubungan air ta%in (engan (iare

    Air tajin adalah sari pati beras dengan tekstur kental yang diperoleh saat

    memasak nasi. *ilihat dari segi kandungan gi9i, air tajin hanya memiliki

    kandungan kalori sehingga tidak bisa menggantikan ASI. Air tajin tidak dapat

    diberikan pada bayi dibawah 6 bulan karena pada sistem pencernaan bayi belum

    sempurna, sehingga bayi belum dapat menerima dengan baik. Protein dalam usus

    halus dalam bentuk dipeptida dihidrolisis oleh en9im peptidase dari sel3sel epitel

    usus halus menjadi berbagai dipeptida dan polipeptida kecil. Selanjutnya akan

    dihidrolisis kembali oleh en9im aminopolipeptidse dan dipeptidase menjadi asam

    amino. Proses selanjutnya yang terjadi dalam usus halus, yaitu penyerapan 9at39at

    dalam usus halus yang secara spesi(ik terjadi dalam Cili dan tergantung pada

    di(usi, di(usi (asilitati(, osmosis, dan transport akti(. Sebagian besar 9at39at

    tersebut diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. Pada air tajin, kandungan

    proteinnya tidak mencukupi kebutuhan bayi, sehingga pada usus halus tidak

    terjadi penyerapan dan menyebabkan atro(i pada Cili mukosa usus halus sehingga

    dapat menyebabkan diare pada bayi. ?@

    Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini dapat mengakibatkan bayi

    lebih sering menderita diare. +al ini disebabkan pembentukan 9at anti oleh usus

    10

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    11/31

    bayi belum sempurna dan mungkin juga cara menyiapkan makanan yang kurang

    bersih. !ayi mudah alergi terhadap 9at makanan tertentu. /eadaan ini terjadi

    akibat usus bayi masih permeable, sehingga mudah dilalui oleh protein asing.

    Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu ber(ungsi

    dengan sempurna, sehingga ia belum mampu menerima makanan selain ASI.?6@

    ). Patomekanisme ge%ala

    E(ema (an asites

    /arena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam

    amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme.

    ;akin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya

    produksi albumin hepar, dimana albumin ber(ungsi mempertahankan tekanan

    osmotik plasma. 4ika terjadi penurunan tekanan osmotik plasma maka akan terjadi

    pergerakan cairan dari intraCaskuler kedalam jaringan intertisial dan

    mengakibatkan dan mengakibatkan penyusutan Colume plasma.

    Fairan kemudian akan mengisi sela3sela jaringan ikat longgar dan rongga

    badan. 4aringan ini tidak mempunyai serabut kuat yang dapat mencegah

    penumpukan cairan dan terletak pada selaput perut, saluran pencernaan, kelopak

    mata bawah, dalam ruang ketiak dan di dalam skrotum. Selain itu cairan akan

    mengikuti gaya graCitasi sehingga pada skenario edema terdapat di tungkai dan

    rongga perut ?asites@.?'@

    Hangguan (isiologik sehubungan dengan malnutrisi energy protein terhadap

    ungsi kekebalan !(iare (an otore"

    P0; mengganggu sistem kekebalan humoral dan seluler. /eutuhan (ungsi

    lim(osit ), leukosit polimor(nuklear, dan sistem komplemen menumpul dan (ungsi

    11

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    12/31

    lim(osit ! dapat terganggu. )erjadi sebuah siklus dengan keadaan malnutrisi akan

    mengganggu pertahanan tubuh dan karenanya akan memperbesar kerentanan

    terhadap in(eksi, yang sebaliknya akan memperburuk keadaan kurang gi9i. Atro(i,

    dan oleh karena itu gangguan keutuhan epitel dan penurunan asam lambung dan

    sekresi liso9im menyebabkan kecenderungan ke arah in(eksi. In(eksi

    memperburuk malnutrisi melalui serangkaian kejadian termasuk anoreksia, yang

    menurunkan asupan nutrien, pergeseran keseimbangan metabolisme protein

    menjadi keadaan katabolic, karena itu memacu kehilangan massa otot tubuh dan

    peningkatan kecepatan metabolik. )erganggunya sistem kekebalan tubuh pada

    penderita malnutrisi energy protein pada skenario sehingga pasien mengalami

    diare kronis serta otore.

    'epatomegali

    Pada P0; hipoproteinemik hati dapat membesar dan teraba lunak karena

    terjadi in(iltrasi lemak. )etesan lemak pada awalnya terdapat dalam hepatosit

    periportal dan dengan semakin meningkatnya keparahan, regio perisentralis dari

    lobuli hepatic. Perlemakan hati diperkirakan akibat pengangkutan lemak tidak

    memadai dari parenkim hati karena penurunan lipoprotein yang tersedia.

    /onsentrasi serum G"*" dan "*" adalah subnormal dalam P0;

    hipoproteinemik, dan keparahan dari in(iltrasi lemak berhubungan derajat depresi

    dari lipoprotein. ?$@

    *nemia

    +ipopreteinemia, keadaan ini menyebabkan kekurangan produksi eritropoietin

    akibatnya produksi eritrosit juga berkurang. +ipoproteinemia juga bisa

    12

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    13/31

    menyebabkan stem cell tidak berkembang. 0ritrosit mengandung hemoglobin

    yang mengangkut # dari paru3paru ke jaringan. 4umlah total eritrosit dalam

    sirkulasi diatur sedemikian rupa agar cukup untuk menyuplai # ke seluruh

    jaringan. Sehingga bila stem cell tersebut tidak berkembang maka pada ujungnya

    akan terjadi anemia.

    !isa juga diakibatkan karena kurangnya absorbs besi dari makanan yang

    dimakan oleh bayi. *imana besi ini penting dalam pembentukan heme. +eme

    kemudian bergabung dengan rantai polipeptida panjang globin membentuk

    hemoglobin. )api bila besi ini berkurang maka pembentukan +b juga terganggu

    yang akhirnya menyebabkan anemia.?1@

    +. ,angkah-,angkah iagnosis

    Pada setiap anak gi9i buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan (isis.

    Anamnesis terdiri anamnesis awal dan anamnesis lanjutan.

    a. Anamnesis awal ?untuk kedaruratan@ 5

    1. /ejadian mata cekung yang baru saja muncul

    #. "ama dan (rekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah

    dan diare ?encer-darah-lendir@

    . /apan terakhir berkemih

    &. Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin

    . !ila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami

    dehidrasi dan-atau syok, serta harus ditangani segera.

    b. Anamnesis lanjutan ?untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana

    selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan ditangani@ 5

    1. *iet ?pola makan@-kebiasaan makan sebelum sakit

    13

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    14/31

    #. Riwayat pemberian ASI

    . Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir

    &. +ilangnya na(su makan

    . /ontak dengan pasien campak atau tuberculosis paru

    6. Pernah sakit campak dalam bulan terakhir

    . !atuk kronik

    '. /ejadian dan penyebab kematian saudara kandung

    $. !erat badan lahir

    1%. Riwayat tumbuh kembang 5 duduk, berdiri, bicara, dan lain3lain

    11. Riwayat imunisasi

    1#. Apakah ditimbang setiap bulan

    1. "ingkungan keluarga ?untuk memahami latar belakang sosial anak@

    1&. *iketahui atau tersangka in(eksi +IG

    c. Pemeriksaan isis

    1. Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung

    kaki. )entukan status gi9i dengan menggunakan !!-)!3P!

    #. )anda dehidrasi 5 tampak haus, mata cekung, turgor buruk ?hati3hati

    menentukan status dehidrasi pada gi9i buruk@

    . Adakah tanda syok ?tangan dingin, nadi lemah dan cepat@, kesadaran

    menurun

    &. *emam ?suhu aksilar J, F@ atau hipotermi ?suhu aksilar > , F@

    . rekuensi dan tipe pernapasan 5 pneumonia atau gagal jantung

    6. Sangat pucat

    14

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    15/31

    . Pembesaran hati dan ikterus

    '. Adakah perut kembung, bising usus melemah-meninggi, tanda asites,

    atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)

    $. )anda de(isiensi Citamin A pada mata 5

    a. /onjungtiCa atau kornea kering, bercak !itot

    b. :lkus kornea

    c. /eratomalasia

    d. :lkus pada mulut

    1%. okus in(eksi 5 telinga, tenggoroka, paru, kulit

    11. "esi kulit pada kwashiorkor 5

    a. +ipo3atau hiper3pigmentasi

    b. *eskuamasi

    c. :lserasi ?kaki, paha, genital, lipatan paha, belakang teling@

    d. "esi eksudati( ?menyerupai luka bbakar@, seringkali dengan in(eksi

    sekunder ?termasuk jamur@

    1#. )ampilan tinja ?konsistensi, darah lendir@

    1. )anda dan gejala in(eksi +IG

    d. Pemeriksaan Antropometri

    1. !erat !adan

    #. Panjang !adan

    . "ingkar /epala

    &. "ingkar "engan Atas

    e. Pemeriksaan Penunjang

    15

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    16/31

    1. "aboratorium 5

    a. *arah lengkap 5 +b, +t, glukosa darah rendah, protein serum rendah,

    growth hormone tinggi sedangkan hormone kortisol rendah, anemia

    de(isisensi besi, penurunan p+ darah.

    b. :rin "engkap 5 ureum rendah

    c. eses lengkap, protein serum ?albumin, globulin@, elektrolit serum,

    trans(erin, (erritin, pro(il lemak.

    #. Antropometrik

    ;enilai berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat

    badan menurut tinggi badan, tebal lipatan kulit, dan lingkar lengan atas.

    . oto )hora7

    &. 0/H?1%@

    Penatalaksanaan mum

    a. +ipoglikemia

    Semua anak dengan gi9i buruk berisiko hipoglikemia ?kadar gula darah >

    mmol-" atau > & mg-dl@ sehingga setiap anak gi9i buruk harus diberi makan atau

    larutan glukosa-gula pasir 1% segera setelah masuk rumah sakit ?lihat bawah@.

    Pemberian makan yang sering sangat penting dilakukan pada anak gi9i buruk.

    4ika (asilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa kadar gula

    darah, maka semua anak gi9i buruk harus dianggap menderita hipoglikemia dan

    segera ditangani sesuai panduan.

    )atalaksana

    16

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    17/31

    Segera beri 3 pertama atau modi(ikasinya bila penyediaannya

    memungkinkan. !ila 3 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan

    % ml larutan glukosa atau gula 1% ?1 sendok teh munjung gula dalam % ml air@

    secara oral atau melalui EH).

    "anjutkan pemberian 3 setiap #8 jam, siang dan malam selama

    minimal dua hari.

    !ila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal

    pemberian 3.

    4ika anak tidak sadar ?letargis@, berikan larutan glukosa 1% secara

    intraCena ?bolus@ sebanyak ml-kg !!, atau larutan glukosa-larutan gula pasir %

    ml dengan EH).

    !eri antibiotik.

    Pemantauan

    4ika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah

    setelah % menit.

    4ika kadar gula darah di bawah mmol-" ?> & mg-dl@, ulangi pemberian

    larutan glukosa atau gula 1%.

    4ika suhu rektal > .K F atau bila kesadaran memburuk, mungkin

    hipoglikemia disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar gula darah

    dan tangani sesuai keadaan ?hipotermia dan hipoglikemia@.

    b. +ipotermia

    *iagnosis

    Suhu aksiler > ,K F

    17

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    18/31

    )atalaksana

    Segera beri makan 3 ?jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu@. Pastikan

    bahwa anak berpakaian ?termasuk kepalanya@. )utup dengan selimut hangat dan

    letakkan pemanas ?tidak mengarah langsung kepada anak@ atau lampu di

    dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya ?dari kulit ke

    kulit5 metode kanguru@. !ila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar &%

    = dengan jarak % cm dari tubuh anak.

    !eri antibiotik sesuai pedoman.

    Pemantauan

    :kur suhu aksiler anak setiap # jam sampai suhu meningkat menjadi 6,K

    F atau lebih. 4ika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam. +entikan

    pemanasan bila suhu mencapai 6,K F

    Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada

    malam hari

    Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia

    c. *ehidrasi

    *iagnosis

    Fenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang

    berlebihan mengenai derajat keparahannya pada anak dengan gi9i buruk. +al ini

    disebabkan oleh sulitnya menentukan status dehidrasi secara tepat pada anak

    dengan gi9i buruk, hanya dengan menggunakan gejala klinis saja. Anak gi9i buruk

    dengan diare cair, bila gejala dehidrasi tidak jelas, anggap dehidrasi ringan.

    Fatatan5 hipoColemia dapat terjadi bersamaan dengan adanya edema.

    18

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    19/31

    )atalaksana

    4angan gunakan in(us untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat

    dengan syok.

    !eri ReSo;al, secara oral atau melalui EH), lakukan lebih lambat

    dibanding jika melakukan rehidrasi pada anak dengan gi9i baik. !eri ml-kg!!

    setiap % menit untuk # jam pertama. Setelah # jam, berikan ReSo;al 81%

    ml-kg!!-jam berselang3seling dengan 3 dengan jumlah yang sama, setiap jam

    selama 1% jam. 4umlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, Colume

    tinja yang keluar dan apakah anak muntah.

    Fatatan5 "arutan oralit =+ ?=+3RS@ yang biasa digunakan mempunyai

    kadar natrium tinggi dan kadar kalium rendahD cairan yang lebih tepat adalah

    ReSo;al ?lihat resep di bawah@.

    Selanjutnya berikan 3 secara teratur setiap # jam sesuai tabel #

    4ika masih diare, beri ReSo;al setiap kali diare. :ntuk usia > 1 th5 %31%% ml

    setiap buang air besar, usia J 1 th5 1%%3#%% ml setiap buang air besar.

    ReSo;al mengandung . mmol Ea, &% mmol /, dan mmol ;g per liter.

    !ahan 4umlah

    ralit =+L 1 sachet ?#%% ml@

    Hula pasir 1% g"arutan mineral3mi7 ' ml

    *itambah air sampai menjadi &%% ml

    L#,6 g EaFlD #,$ g trisodium citrate dihydrate, 1, kg /Fl, 1, g glukosa dalam 1

    "

    !ila larutan mineral3mi7 tidak tersedia, sebagai pengganti ReSo;al dapat

    dibuat larutan sebagai berikut5

    !ahan 4umlah

    19

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    20/31

    ralit =+ 1 sachet ?#%% ml@

    Hula pasir 1% g

    !ubuk /Fl %,' g*itambah air sampai menjadi &%% ml

    leh karena larutan pengganti tidak mengandung ;g, Mn, dan Fu, maka

    dapat diberikan makanan yang merupakan sumber mineral tersebut. *apat pula

    diberikan ;gS& &% I; 1 7-hari dengan dosis %, ml-kg !!, maksimum #

    ml-hari.

    Pemantauan

    Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap

    setengah jam selama # jam pertama, kemudian tiap jam sampai 1% jam berikutnya.

    =aspada terhadap gejala kelebihan cairan, yang sangat berbahaya dan bisa

    mengakibatkan gagal jantung dan kematian.

    d. Hangguan keseimbangan elektrolit

    Semua anak dengan gi9i buruk mengalami de(isiensi kalium dan

    magnesium yang mungkin membutuhkan waktu # minggu atau lebih untuk

    memperbaikinya. )erdapat kelebihan natrium total dalam tubuh, walaupun kadar

    natrium serum mungkin rendah. 0dema dapat diakibatkan oleh keadaan ini.

    4angan obati edema dengan diuretikum. Pemberian natrium berlebihan dapat

    menyebabkan kematian.

    )atalaksana

    :ntuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan /alium dan ;agnesium,

    yang sudah terkandung di dalam larutan ;ineral3;i7 yang ditambahkan ke dalam

    20

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    21/31

    3, 31%% atau ReSo;al Hunakan larutan ReSo;al untuk rehidrasi Siapkan

    makanan tanpa menambahkan garam ?EaFl@.

    e. In(eksi

    Pada gi9i buruk, gejala in(eksi yang biasa ditemukan seperti demam,

    seringkali tidak ada, padahal in(eksi ganda merupakan hal yang sering terjadi.

    leh karena itu, anggaplah semua anak dengan gi9i buruk mengalami in(eksi saat

    mereka datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik. +ipoglikemia

    dan hipotermia merupakan tanda in(eksi berat.

    )atalaksana

    !erikan pada semua anak dengan gi9i buruk5

    a. Antibiotik spektrum luas

    b. Gaksin campak jika anak berumur J 6 bulan dan belum pernah

    mendapatkannya, atau jika anak berumur B $ bulan dan sudah pernah diberi

    Caksin sebelum berumur $ bulan. )unda imunisasi jika anak syok.

    Pilihan antibiotik spektrum luas

    a. 4ika tidak ada komplikasi atau tidak ada in(eksi nyata, beri /otrimoksa9ol per

    oral ?# mg S;M N mg );P-kg!! setiap 1# jam ?dosis5 lihat lampiran #@

    selama hari

    b. 4ika ada komplikasi ?hipoglikemia, hipotermia, atau anak terlihat letargis atau

    tampak sakit berat@, atau jelas ada in(eksi, beri5

    1. Ampisilin ?% mg-kg!! I;-IG setiap 6 jam selama # hari@, dilanjutkan

    dengan Amoksisilin oral ?1 mg-kg!! setiap ' jam selama hari@ atau,

    21

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    22/31

    jika tidak tersedia amoksisilin, beri Ampisilin per oral ?% mg-kg!! setiap

    6 jam selama hari@ sehingga total selama hari, ditambah5 Hentamisin

    ?. mg-kg!!-hari I;-IG@ setiap hari selama hari.

    Fatatan5 4ika anak anuria-oliguria, tunda pemberian gentamisin dosis ke3# sampai

    ada diuresis untuk mencegah e(ek samping-toksik gentamisin

    c. 4ika anak tidak membaik dalam waktu &' jam, tambahkan /loram(enikol ?#

    mg-kg!! I;-IG setiap ' jam@ selama hari.

    4ika diduga meningitis, lakukan pungsi lumbal untuk memastikan dan obati

    dengan /loram(enikol ?# mg-kg setiap 6 jam@ selama 1% hari

    4ika ditemukan in(eksi spesi(ik lainnya ?seperti pneumonia, tuberkulosis,

    malaria, disentri, in(eksi kulit atau jaringan lunak@, beri antibiotik yang sesuai.

    !eri obat antimalaria bila pada apusan darah tepi ditemukan parasit malaria.

    =alaupun tuberkulosis merupakan penyakit yang umum terdapat, obat anti

    tuberkulosis hanya diberikan bila anak terbukti atau sangat diduga menderita

    tuberkulosis.

    Pengobatan terhadap parasit cacing

    4ika terdapat bukti adanya in(estasi cacing, beri mebenda9ol ?1%%

    mg-kg!!@ selama hari atau albenda9ol ?#% mg-kg!! dosis tunggal@. !eri

    mebenda9ol setelah hari perawatan, walaupun belum terbukti adanya in(estasi

    cacing.

    Pemantauan

    22

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    23/31

    4ika terdapat anoreksia setelah pemberian antibiotik di atas, lanjutkan

    pengobatan sampai seluruhnya 1% hari penuh. 4ika na(su makan belum membaik,

    lakukan penilaian ulang menyeluruh pada anak.

    (. *e(isiensi 9at gi9i mikro

    Semua anak gi9i buruk mengalami de(isiensi Citamin dan mineral.

    ;eskipun sering ditemukan anemia, jangan beri 9at besi pada (ase awal, tetapi

    tunggu sampai anak mempunyai na(su makan yang baik dan mulai bertambah

    berat badannya ?biasanya pada minggu kedua, mulai (ase rehabilitasi@, karena 9at

    besi dapat memperparah in(eksi.

    )atalaksana

    !erikan setiap hari paling sedikit dalam # minggu5

    a. ;ultiCitamin

    b. Asam (olat ? mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg-hari@

    c. Seng ?# mg Mn elemental-kg!!-hari@

    d. )embaga ?%, mg Fu-kg!!-hari@

    e. erosul(at mg-kg!!-hari setelah berat badan naik ?mulai (ase

    rehabilitasi@

    (. Gitamin A5 diberikan secara oral pada hari ke 1 ?kecuali bila telah

    diberikan sebelum dirujuk@, dengan dosis seperti di bawah ini 5

    :mur *osis ?I:@

    > 6 bulan %.%%% ?1-# kapsul biru@

    631# bulan 1%%.%%% ?1 kapsul biru@

    13 tahun #%%.%%% ?1 kapsul merah@

    4ika ada gejala de(isiensi Citamin A, atau pernah sakit campak dalam bulan

    terakhir, beri Citamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, #, dan 1

    23

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    24/31

    g. Pemberian makan awal ?initial (eeding@

    Pada (ase awal, pemberian makan ?(ormula@ harus diberikan secara hati3hati

    sebab keadaan (isiologis anak masih rapuh.

    )atalaksana

    Si(at utama yang menonjol dari pemberian makan awal adalah5

    a. ;akanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas maupun

    rendah laktosa

    b. !erikan secara oral atau melalui EH), hindari penggunaan parenteral

    c. 0nergi5 1%% kkal-kg!!-hari

    d. Protein5 131. g-kg!!-hari

    e. Fairan5 1% ml-kg!!-hari ?bila ada edema berat beri 1%% ml-kg!!-hari@

    (. 4ika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa jumlah 3

    yang ditentukan harus dipenuhi. ?lihat bawah@

    +ari ke rekuensi Golume-kg!!-pemberian Golume-kg!!-ha

    ri

    13# Setiap # jam 11 ml 1% ml

    3 Setiap jam 16 ml 1% ml

    6 dan

    seterusnya

    Setiap & jam ## ml 1% ml

    Pemantauan

    Pantau dan catat setiap hari5

    a. 4umlah makanan yang diberikan dan dihabiskan

    b. ;untah

    c. rekuensi de(ekasi dan konsistensi (eses

    d. !erat badan.

    24

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    25/31

    h. .)umbuh kejar

    )atalaksana

    "akukan transisi secara bertahap dari (ormula awal ?3@ ke (ormula tumbuh3

    kejar ?31%%@ ?(ase transisi@5

    a. Hanti dengan 1%%. !eri 31%% sejumlah yang sama dengan 3

    selama # hari berturutan.

    b. Selanjutnya naikkan jumlah 31%% sebanyak 1% ml setiap kali pemberian

    sampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa sedikit. !iasanya hal ini

    terjadi ketika pemberian (ormula mencapai #%% ml-kg!!-hari. *apat pula

    digunakan bubur atau makanan pendamping ASI yang dimodi(ikasi sehingga

    kandungan energi dan proteinnya sebanding dengan 31%%.

    c. Setelah transisi bertahap, beri anak5

    1. pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas ?sesuai

    kemampuan anak@

    #. energi5 1%3##% kkal-kg!!-hari

    . protein5 &36 g-kg!!-hari.

    !ila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi pastikan anak

    sudah mendapat 31%% sesuai kebutuhan karena ASI tidak mengandung cukup

    energi untuk menunjang tumbuh3kejar. ;akanan3terapeutik3siap3saji ?ready to use

    therapeutic (ood < R:)@ yang mengandung energi sebanyak %% kkal-sachet $#

    g dapat digunakan pada (ase rehabilitasi.

    Mat gi9i Stabilisasi )ransisi Rehabilitasi

    0nergi '%31%%

    kkal-kg!!-hr

    1%%31%

    kkal-kg!!-hr

    1%3##%

    kkal-kg!!-hr

    25

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    26/31

    Protein 131, g-kg!!-hr #3 g-kg!!-hr 1%3#%%

    ml-kg!!-hrFairan 1% ml-kg!!-hr

    atau 1%%

    ml-kg!!-hr

    !ila edema berat

    1% ml-kg!!-hr 1%3#%%

    ml-kg!!-hr

    Pemantauan

    +indari terjadinya gagal jantung. Amati gejala dini gagal jantung ?nadi cepat dan

    napas cepat@. 4ika nadi maupun (rekuensi napas meningkat ?pernapasan naik

    7-menit dan nadi naik #7-menit@, dan kenaikan ini menetap selama # kali

    pemeriksaan dengan jarak & jam berturut3turut, maka hal ini merupakan tanda

    bahaya ?cari penyebabnya@.

    "akukan segera5

    1. kurangi Colume makanan menjadi 1%% ml-kg!!-hari selama #& jam

    #. kemudian, tingkatkan perlahan3lahan sebagai berikut5

    a. 11 ml-kg!!-hari selama #& jam berikutnya

    b. 1% ml-kg!!-hari selama &' jam berikutnya

    c. selanjutnya, tingkatkan setiap kali makan dengan 1% ml sebagaimana

    dijelaskan sebelumnya.

    d. atasi penyebab.

    i. ;alnutrisi pada bayi >6 bulan

    ;alnutrisi pada bayi > 6 bulan lebih jarang dibanding pada anak yang lebih

    tua. /emungkinan penyebab organik atau gagal tumbuh harus dipertimbangkan,

    26

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    27/31

    sehingga dapat diberikan penanganan yang sesuai. 4ika ternyata termasuk gi9i

    buruk, prinsip dasar tatalaksana gi9i buruk dapat diterapkan pada kelompok umur

    ini. =alaupun demikian, bayi muda ini kurang mampu mengekskresikan garam

    dan urea melalui urin, terutama pada cuaca panas.

    leh karena itu pada (ase stabilisasi, urutan pilihan diet adalah5

    a. ASI ?jika tersedia dalam jumlah cukup@

    b. Susu (ormula bayi ?starting (ormula@

    Pada (ase rehabilitasi, dapat digunakan 31%% yang diencerkan ?tambahan air pada

    (ormula di halaman #%$ menjadi 1%% ml, bukan 1%%% ml@.?11@

    /. ierential iagnosis

    a. ;arasmus

    Hambaran penderita marasmus yaitu jaringan lemak di bawah kulit nyaris

    lenyap, otot mengecil. !erat badan penderita marasmus biasanya hanya sekitar

    6% dari berat yang seharusnya sementara pasien anak menglami pertumbuhan

    longitudinal.

    /ulit kering, tipis, tidak lentur serta mudah lentur. Rambut tipis, jarang,

    kering tanpak kilap normal dan mudah dicabut tanpa menyisakan rasa sakit.

    Penderita kelihatan apatis, meskipun biasanya masih tetap sadar dan

    menampakkan gurat kecemasan. )anda3tanda itu, disokong dengan lekukan pada

    pipi dan cekungan di mata, menjelaskan gambaran wajah seperti orang tua, atau

    bahkan Okera.

    *etak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh rendah, namun takikardi sering

    terjadi. +ipoglikemi juga sering terjadi dan tidak jarang pula sitemani oleh

    hipotermi. rgan dalam biasanya kecil. *inding perut menegang, sementara

    27

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    28/31

    kelenjar lim(e mudah sekali teraba namun demikian, diagnosis banding harus

    ditegakkan untuk membedakan //P ?/urang /alori Protein@ yang parah dengan

    //P sekunder yang diakibatkan oleh pennyakit, misalkan saja AI*S atau

    ppenyakit berat lainnya.

    Penyulit yang paling la9im terjadi ialah gastroenteritis akut, dehidrasi, in(eksi

    saluran na(as dan kerusakan mata akibat kekurangan Citamin A. In(eksi yang

    bersi(at sistemik bahkan dapat menimbulkan renjatan septik atau intraCascular

    slotting.

    b. /washiokor

    0dema yang ditekan melekuk, tidak sakit dan lunak, biasanya terjadi di kaki

    merupakan gambaran utama kwashiorkor. 0dema bahkan dapat meluas sampai ke

    daerah perineum, ekstremitas atas dan muka. 4aringan lemak bawah kulit masih

    cukup baik, namun jaringan otot tampak mengecil. )inggi badan dapat normal,

    dapat juga tidak.

    Rambut keing, rapuh, tidak mengkilap dan mudah dicabut tanpa

    menimbulkan rasa sakit. /eberselangan antara asupan protein yang buruk dan

    agak baik membentuk porsi depigmentasi dan gambaran normal pada satu helai

    rambut sehingga memberi gambaran seperti bendera. Penderita tampak pucat,

    tungkai berwarna kebiruan dan terasa dingin. 0kspresi wajah tampak seperti susah

    dan sedih, disamping apatis dan iritati( ?Ocengeng@

    Perut tampak menonjol karena penegangan lambung dan usus yang terpuntir.

    +ati membesar dengan sudut tumpul dan teraba lunak, disebabkan oleh in(iltrasi

    lemak. Peristaltik tidak teratur dan (rekuensinya rendah. )onus dan kekuatan otot

    28

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    29/31

    sangat berkurang. Selainitu, takikardi jarang terjadi, sementara hipotermi dan

    hipoglikemi dapat terjadi tidak lama sesudah puasa.

    Penyulit yang biasanya terjadi sama dengan marasmus, kecuali diare, in(eksi

    saluran na(as dan kulit yang berlangsung lebih parah. In(eksi yang serius dan (atal

    dapat terjadi. Penyebab kematian utama adalah edema paru yang disertai

    bronkopneumoni, septikimia.

    )anda /linis ;arasmus /washiorkor

    :sia !ayi )ahun II dan III

    Hangguan pertumbuhan "a9im "a9im

    0dema )idak ada Sangat sering

    Perubahan mental 4arang Sangat sering

    +epatomegali Sering Sangat sering

    Perubahan rambut Sering Sangat sering

    *ermatosis 4arang Sering

    Anemia Sering,berat Sering,ringan

    "emak bawah kulit )idak ada Ada, tapi tipis

    Penurunan berat Parah Parah, tertutup edema

    Ea(su makan !aik !urukIn(eksi Sering Sangat sering

    *iare )idak la9im Sangat la9im

    Penyembuhan "uka !aik jika stress tidak

    lama, buruk jika lama

    !uruk

    Adaptasi stress !aik !uruk

    *e(isiensi Citamin )idak la9im "a9im

    ;alabsorbsi Sebagian "uas

    In(iltrasi lemak hati )idak ada Parah

    )oleransi glukosa IG Eormal )erganggu

    Hlukosa Rendah Sangat rendah

    Fu, Mn, Ea Eormal Rendah

    Asam amino Eormal )inggi

    /olesterol Eormal Rendah

    +ormon Pertumbuhan Rendah atau normal )inggi

    :rea-total E *iatas 6 *ibawah %

    Insulin Rendah Rendah

    Penderita yang menderita //P ?/ekurangan /alori Protein@ tanpa

    penyulit sangat dianjurkan untuk dirawat dirumah saja. Penanganan //P berat

    29

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    30/31

    dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi. :paya pengobatan

    awal meliputi ?1@ pengobatan atau pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi,

    dehidrasi, dan pemulihan ketidakseimbangan elektrolit ?#@ pencegahan jika ada

    ancaman atau perkembangan renjatan septic ?@ Pengobatan in(eksi ?&@ pemberian

    makanan ?@ pengidenti(ikasian dan pengobatan masalah lain seperti kekuragan

    Citamin, anemia berat dan payah jantung.?1#@

    )erapi Awal Rehabilitasi ollow3up

    /egiatan +ari 13# +ari 3 ;inggu #36 ;inggu 3

    #6

    bati-cegah hipoglikemi,

    hipotermia, dehidrasi

    Pengobatan

    ketidakseimbangan

    elektrolitPengobatan de(isiensi

    elemen kelumit

    )anpa besi *engan besi

    Pengobatan in(eksi

    ;ulai makan

    ;enambah makan untuk

    mengejar berat badan

    Rangsang emosi dan

    sensasiPersiapan keluar dari

    rumah sakit

    0. Komplikasi Malnutrisi

    !ahaya komplikasi pada pasien malnutrisi energi protein adalah sangat mudah

    mendapat in(eksi karena daya tahan tubuhnya rendah terutama system kekebalan

    30

  • 7/21/2019 Modul Malnutrisi Energi Protein Kel.11 Baru Revisi

    31/31

    tubuh. In(eksi yang paling sering adalah bronkopneumonia dan tuberculosis.

    Adanya atro(i Cili usus menyebabkan penyerapan terganggu mengakibatkan

    pasien sering diare.?1@

    1. Pencegahan Malnutrisi

    a. Pemberian ASI

    ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI akan mencegah malnutrisi

    karena ASI mengandung 9at39at gi9i yang dibutuhkan bayi dengan tepat,

    mudah digunakan secara e(isien oleh tubuh bayi dan melindungi bayi

    terhadap in(eksi

    b. QPemberian makanan tambahan yang bergi9i

    c. Pencegahan penyakit in(eksi

    d. Pemberian imunisasi

    e. ;engikuti program /eluarga !encana ?/!@

    (. Penyuluhan-pendidikan gi9i

    g. Pemantauan?1&@