laporan mikro isolasi bakteri1

Upload: sriles-tari

Post on 02-Jun-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    1/22

    LAPORANPRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI

    ISOLASIBAKTERI

    Oleh:

    Sri Lestari

    Nim.11630052

    JURUSANKIMIA

    FAKULTASSAINSDANTEKNOLOGI

    UNIVERSITASISLAMNEGERIMAULANAMALIKIBRAHIM

    MALANG

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    2/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan

    sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna

    dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu

    cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat

    sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan

    sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga

    berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel

    bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu teknik pewarnaan selbakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian

    mikrobiologi.

    Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar dapat mengetahui dan mengerti

    cara mengisolasi, pertumbuhan, serta morfologi bakteri selulolitik dengan cara yang

    benar.

    1.2Rumusan Masalah

    1.Bagaimana isolasi bakteri selulolitik dari bekatul sehingga diperoleh isolat

    murni ?

    2.Bagaimana menguji isolat bakteri selulolitik dalam hal kemampuannya untuk

    menghasilkan enzim selulase?

    3.Bagaimana mengidentifikasi dan mengetahui morfologi isolat bakteri selulolitik

    dengan pewarnaan gram?

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    3/22

    1.3Tujuan

    1.Untuk mengisolasi bakteri selulolitik dari bekatul sehingga diperoleh isolat

    murni.

    2 Untuk menguji isolat bakteri selulolitik dalam hal kemampuannya untuk

    menghasilkan enzim selulase.

    3 Untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi isolat bakteri selulolitik

    dengan pewarnaan gram.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    4/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Isolasi Bakteri Dari Bekatul

    Bekatul mempunyai kandungan komponen-komponen nutrisi yang

    dibutuhkan bakteri proteolitik. Bekatul mengandung protein tinggi, karbohidrat,

    lemak, vitamin, asam lemak esensial, serat pangan, oryzanol, dan asam ferulat

    (www.gizi.net, 15 Februari 2006). Bekatul mempunyai sumber karbon dan nitrogen

    lebih kompleks dibandingkan media lain. Keunggulan lain yaitu harganya lebih

    murah, mudah diperoleh dan tersedia secara melimpah, bahkan merupakan limbah

    yang dapat mencemari lingkungan.

    Isolasi Bakteri adalah proses pemurnian bakteri dari sekelompok bakteri yang

    terdapat dalam habitat yang sama. Pemurnian ini bertujuan untuk mendapatkan

    bakteri murni yang hanya terdiri dari satu species saja. Bakteri yang sudah

    dimurnikan, kemudian akan dibiakkan dalam media buatan untuk mendapatkan kultur

    bakteri murni dalam jumlah banyak. Fardiaz (1988) menyebutkan bahwa terdapat tiga

    jenis isolasi yang umum dilakukan yaitu isolasi pada media cawan, isolasi pada

    medium cair, dan isolasi sel tunggal. Isolasi agar cawan dilakukan dengan

    menggunakan goresan kuadran atau metode agar tuang. Keberhasilan metode ini

    sangat tinggi karena kebanyakan bakteri, kapang dan khamir dapat membentuk koloni

    pada media padat sehingga mudah diisolasi dengan cara menyebarkan sel sel

    tersebut pada agar cawan sehingga timbul koloni koloni yang terpisah. Isolasi

    medium cair digunakan untuk beberapa bakteri yang ukuran selnya besar, tidak dapat

    tumbuh pada agar cawan, hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode yang

    digunakan adalah metode pengenceran. Metode ini mempunyai kelemahan karena

    hanya dapat digunakan untuk mengisolasi mikroba yang jumlahnya dominan dalam

    suatu campuran populasi mikroba. Isolasi sel tunggal digunakan untuk mengisolasi

    sel mikroba yangukurannya besar serta tidak dapat diisolasi dengan metode cawan

    maupun pengenceran.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    5/22

    2.2 Bakteri Selulolitik

    Selulolitik merupakan aktivitas bakteri dalam perombakan selullosa dengan

    bantuan enzim selulase. Enzim selulolitik dibentuk oleh sebagian besar

    mikroorganisme. Mikroorganisme banyak ditemukan pada fungi, actinomycetes,

    myxobacteria dan bakteri sejati (Enari, 1983 dalam(Widyastuti,2005). Beberapa

    mikroorganisme mengeluarkan enzim selulase didalam media kultur. Enzim selulase

    benar-benar ekstra selular dalam banyak kasus tingginya aktivitas selulase ditemukan

    didalam filtrat pada fase pertumbuhan strasioner dan dapat diduga bahwa enzim

    dilepaskan secara otomatis. Secara jelasnya bahwa enzim harus berada diluar sel

    tetapi enzim ini masih terikat pada permukaan. Hal ini meimbulkan dugaan bahwa

    degradasi selulosa lebih efisien ketika kontak secara langsung antara sel mikroba dansubstrat. Dengan maksud ini konsentrasi enzim dan kondisi ruang yang baik telah

    terpenuhi.

    Pemanfaatan bakteri selulolitik sebagai penghasil enzim selulase digunakan

    untuk menghidrolisis selulosa karena bakteri tersebut menghasilkan enzim selulase

    sebagairespon terhadap adanya selulosa pada lingkungannya. Proses ini berlangsung

    apabila terjadi kontak langsung antara sel bakteri dan permukaan selulosa (Hartanti,

    2010). Enzim selulase dapat dihasilkan oleh bakteri dan fungi. Salah satu bakteri

    yang dapat menghasilkan enzim selulase adalah Bacillus sp. (Sadhu et al., 2013).

    Selulase dapat diaplikasikan untuk memperhalus bubur kertas pada industri kertas,

    menjaga warna kain agar tetap cemerlang pada industi tekstil, meningkatkan kualitas

    pada industri pangan, sebagai dekomposer bahanbahan organik, meningkatkan nutrisi

    pakan ternak, berperan penting dalam biokonversi selulosa menjadi berbagai

    komoditas senyawa kimia dan dapat mengurangi dampak negatif dari polusi limbah

    terhadap lingkungan(Hartanti, 2010). Enzim selulase merupakan enzim ekstrakseluler

    yang dihasilkan di dalam sel kemudian dikeluarkan ke media tumbuhnya. Selulase

    dapat menghidrolisis ikatan -1,4- glikosidikpada selulosa. Enzim Selulase dapat

    diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaituendo-1,4--Dglukanase,eksoo-1,4--D-

    glukanase, dan -D-glukosidase. Ketiga komponen enzim tersebut bekerjasama

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    6/22

    dalam menghidrolisis selulosa yang tidak dapat larut menjadi glukosa (Fikrinda,

    2000).

    2.3 Pewarnaan Gram

    Pewarnaan gram ini bertujuan untuk mlihat bakteri bersifat gram positif atau

    negatif dan bentuknya. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode

    empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram

    positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.

    Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian

    Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk

    membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada uji

    pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metilungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah

    muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini

    berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Dalam pewarnaan gram

    diperlukan empat reagen yaitu :

    1. Zat warna utama (violet kristal)

    2. Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan

    warna utama.

    3. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang

    digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.

    4. Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-

    sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

    a. Bakteri Gram Negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil

    ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan

    warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negative

    tidak. Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

    1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 1015 mm, berlapis tiga atau multilayer.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    7/22

    2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat

    didalam

    3. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak

    mengandung asam tekoat.

    4. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

    5. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal

    violet.

    6. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

    7. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

    8. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat

    9. Peka terhadap streptomisin

    10. Toksin yang dibentuk Endotoksin

    b. Bakteri Gram Positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu

    sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di

    bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda.

    Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada

    perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010) Ciri-ciri bakteri gram positif

    yaitu:

    1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.

    2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada

    yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat

    ringan. Mengandung asam tekoat.

    3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

    4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.

    5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

    6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

    7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut

    8. Tidak peka terhadap streptomisin

    9. Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    8/22

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Data Pengamatan

    4.1.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Bekatul

    Perlakuan Hasil

    1. Ditimbang 11 gr serbuk

    bekatul

    2. Dimasukkan ke dalam

    erlenmeyer yang berisi 100

    ml media Nutrient Broth (pH

    8-11) dengan cara : Dibuka tutup kapas

    erlenmeyer

    Dibakar mulut erlenmeyer

    (proses berlangsung

    dalam laminar)

    Dimasukkan bekatul

    sebanyak 11 gram

    Dibakar kembali mulut

    erlenmeyer

    Ditutup kembali dengan

    kapas

    Di wraping

    3. Diinkubasi pada suhu 450C

    selama 48 jam

    4. Dibuat media (CMC) untuk

    penanaman bakteri pada

    cawan petri

    5. Diambil sampel bekatul yang

    telah melalui proses dalam

    inkubator

    6.

    Dilakukan pengenceranbertingkat dari 10

    -1sampai

    10-5

    dengan cara :

    Dibuka tutup kapas

    tabung reaksi

    Dibakar mulut tabung

    Diperoleh 11 gr bekatul

    Bekatul bercampur dengan Nutrien

    Broth

    Nutrien broth berwarna bening

    Sampel dalam inkubator

    CMC siap digunakan sebagai media

    penanaman bakteri

    Bekatul keluar dari inkubator

    Pengenceran dengan konsentrasi

    bertingkat dari 10-1

    sampai 10-2

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    9/22

    reaksi diatas bunsen

    Dibuka tutup kapas

    erlenmeyer yang berisi

    bekatul

    Dipanaskan muluterlenmeyer

    Diambil 1 ml sampel

    bekatul

    Dimasukkan sampel

    bekatul dalam tabung

    reaksi yang berisi NaCl

    Di vortex

    Diulangi langkah yang

    sama dari dari 10-1

    sampai

    10

    -5

    7. Di ambil sampel yang sudah

    bercampur dengan NaCl

    8. Dimasukkan ke dalam cawan

    petri yang berisi media CMC

    agar untuk ditanam secara

    pour plate

    9. Diinkubasi pada suhu 70oC

    selama 24 jam

    10.Diambil cawan petri yang

    berisi sampel dari inkubator

    11.

    Diamati bakteri yang muncul

    pada masing-masing cawan

    petri

    12.Dilakukan pemurnian dengan

    cara :

    Disiapkan kawat ose dan

    disterilkan dengan

    disemprot menggunakan

    alkohol

    Dibakar kawat ose pada

    nyala api bunsen spiritussampai kawat berwarna

    merah

    Diambil satu ose isolat

    mikroba yang terpisah dari

    koloni dengan

    Sampel bercampur dengan NaCl

    Penanaman bakteri dengan media

    CMC agar dalam cawan petri

    Cawan petri dalam inkubator

    Cawan petri keluar dari inkubator

    Bakteri yang muncul 10-1

    , 10-2

    ,10-4

    ,

    10-5

    . bakteri yang tidak muncul 10-3

    Kawat ose steril

    Kawat ose panas

    Didapat satu isolat mikroba

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    10/22

    menggunakan kawat ose

    Di taruh dalam tabung

    reaksi yang berisi media

    CYPEagar dengan

    metode streak kuadran(zig-zag)

    Ditutup kembali tabung

    reaksi

    Disimpan isolat murni

    yang didapatkan pada

    media miring CYPEagar

    untuk perlakuan

    selanjutnya

    Satu isolat mikroba berada dalam

    media CYPEagar

    Tabung reaksi tertutup

    Di dapat isolat murni

    4.1.2 Uji Bakteri Selulolitik secara Kualitatif

    Perlakuan Hasil

    1. Diambil satu ose isolat

    dengan kawat ose yang

    telah dibakar pada nyala

    api bunsen sampai

    berwarna merah

    2.

    Dimasukkan kedalam 25 mlmedia CMC broth

    3. Dishaker selama 24 jam

    4. Dimasukkan kertas cakram

    dalam biakan isolat bakteri

    5. Diletakkan kertas cakram

    tersebut diatas media CMC

    agar dalam cawan petri

    6. Diinkubasi selama 24 jam

    pada suhu 37C

    7. Ditambahkan congo red 0,3

    % dengan pipet tetes

    secukupnya (jangan sampai

    terkena kertas cakram)

    8. Didiamkan selama 15 menit

    9. Dibilas dengan NaCl 1 M

    sampai terendam

    Satu ose isolat terambil

    Satu ose isolat dalam CMCbroth

    Homogen

    Kertas cakram dalam isolat

    bakteri

    Kertas cakram berada diatas

    media CMC

    Sampel dalam inkubator

    Congo red berwarna merah ,

    sampel putih keruh

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    11/22

    10.Dibuang hasil sisa

    pencucian NaCl

    11.Diukur zona bening dan

    diameter koloni dengan

    menggunakan jangkasorong

    Zona bening tampak

    4.1.3 Identifikasi Bakteri Selulolitik dengan Pewarnaan Gram

    Perlakuan Hasil

    1. Disemprot alkohol

    2. Ditetesi aquades

    3.

    Dimasukkan bakteri ( 3 10-1b)4. Difiksasi sampai kering

    5. Ditetesi dengan 1 tetes kristal

    violet

    6. Ditunggu sampai 60 s

    7. Dibilas dengan aquades dan

    dikeringkan

    8. Ditetesi 1 tetes iodin

    9. Ditunggu sampai 60 s

    10. Dibilas dengan aquades dan

    dikeringkan11. Ditetesi 1 tetes etil alkohol

    12. Ditunggu sampai 30 s

    13. Dibilas dengan aquades dan

    dikeringkan

    14. Ditetesi 1 tetes safranin

    15. Ditunggu sampai 60 s

    16. Dibilas dengan alkohol dan

    dikeringkan

    17. Diberi minyak imersi jika tidak bisa

    terlihat dalam mikroskop

    18.

    Diamati pada mikroskop

    19. Dilakukan ulang dengan perlakuan

    yang sama pada bakteri (3 10-2

    a, 3

    10-1

    4, 1 10-4

    , 3 10-1

    a)

    Bakteri selesai difiksasi

    Bakteri berwarna ungu

    Bakteri tetap berwarna ungu

    Bakteri tetap berwarna ungu

    Bakteri tidak berwarna

    Bakteri berwarna merah

    Bakteri uji gram negatif

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    12/22

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Bekatul

    Isolasi bakteri selulolitik dari bekatul ini bertujuan untuk mengisolasi

    bakteri selulolitik dari bekatul, sehingga diperoleh isolat murni.

    Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

    menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba

    adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari

    campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

    menumbuhkannya dalam suatu media padat sel-sel mikroba akan membentuk

    suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam isolasi bakteri selulolitik

    yaitu, pertama menimbang 11 gram serbuk bekatul dengan neraca analitik.

    Bekatul digunakan sebagai sampel yang akan diisolasi bakteri selulolitiknya

    untuk diambil isolat murninya yang nantinya akan dilakukan beberapa uji untuk

    menguji kemampuannya menghasilkan enzim selulase dan mengetahui morfologi

    dari isolat bakteri tersebut. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan sampel ke

    dalam erlenmeyer yang berisi 100ml Nutrient Broth dalam laminar dengan cara

    membuka tutup kapas erlenmeyer yang berisi nutrient broth, kemudian

    membakar mulut erlenmeyer. Fungsi pembakaran disini adalah untuk

    mensterilkan. Selanjutnya memasukkan 11 gram bekatul, membakar kembali

    mulut erlenmeyer dan menutupnya dengan kapas lalu diwrapin agar sampel tidak

    terkontaminasi dengan lingkungan luar. Nutrient broth merupakan media yang

    berfungsi sebagai nutrisi untuk mencukupi kebutuhan hidup dari bakteri. Berikut

    gambar dari nutrient broth sebelum dan sesudah bercampur dengan sampel.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    13/22

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    14/22

    disediakan. Setelah itu, memvortex agar didapatkan campuran yang homogen.

    Setelah di vortex, mengambil 1 ml sampel dalam tabung reaksi dan

    memasukkanya ke dalam cawan petri yang berisi media CMC. Inilah yang

    disebut dengan penanaman (inokulasi). NaCl 10 -1dimasukkan kedalam NaCl 10-

    2, mengulangi langkah-langkah seperti sebelumnya sampai 10

    -5. Setelah itu,

    diinkubasi pada suhu 70oC selama 24 jam.

    Mengambil cawan petri yang berisi sampel dari inkubator dan mengamati

    bakteri yang muncul pada masing-masing cawan petri. Berikut data hasil

    pengamatan baik bentuk koloni, tepi koloni, dalam koloni dan elevasi.

    No Nama Bentuk

    Koloni

    Tepi

    Koloni

    Dalam Koloni Elevasi

    1. III 10-

    Melingkar Seperti

    Rambut

    Transparan (tidak

    tembus cahaya)

    Cembung

    2. III 10- Tidak

    Beraturan

    Tidak

    Beraturan

    Tidak Transparan Cembung

    3. III 10- Melingkar Rata Tidak Transparan Cembung

    4. I 10-

    Melingkar Rata Transparan

    Tembus Cahaya

    Rata

    5. IV 10-

    Tidak

    Beraturan

    Berombak Transparan

    Tembus Cahaya

    Cembung

    Selanjutnya dilakukan pemurnian dengan cara mempersiapkan kawat ose

    dan mensterilkannya dengan menyemprot menggunakan alkohol. Kemudian

    membakar kawat ose pada nyala api bunsen spiritus sampai kawat berwarna

    merah menyala. Lalu, mengambil satu ose isolat mikroba yang terpisah dari

    koloni dengan menggunakan kawat, saat pengambilan. Usahakan kawat ose

    ditempelkan dulu pada media. Agar pada waktu pengambilan, bakteri tidak mati

    akibat tingginya suhu (panas) dan menaruhnya dalam tabung reaksi yang berisi

    media CYPE-agar dengan metode streak kuadran (zig-zag) yang mana ujung

    kawat ose yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan dengan bentuk

    zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan petri sampai meliputi seluruh

    permukaan. Metode ini yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    15/22

    menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Berikut gambar

    metode metode streak kuadran :

    4.2.2 Uji Bakteri Selulolitik Secara Kualitatif

    Pengujian zona bening dilakukan dengan menggunakan larutan congo red

    0,1% sebagai larutan penguji dan NaCl 1% sebagai larutan pencuci. Sebanyak 2 ml

    larutan congo red 0,1% dituangkan ke dalam media yang berisi isolat, kemudian

    didiamkan selama 2030 menit. Larutan dibuang dan dibilas dengan larutan NaCl

    1%, kemudianbdiamati keberadaan zona bening (Clear zone). Hasil positif

    dinyatakan dengan adanya zona bening (clear zone) di sekitar koloni.

    Pengamatan bentuk sel dan pewarnaan cat gram merupakan langkah awal

    dalam melakukan identifikasi. Bakteri diberi pewarnaan cat gram untuk mengetahui

    sifat bakteri tersebut berkenaan dengan kandungan peptidoglikan di dalam dinding sel

    bakteri yang dapat berikatan kuat dengan salah satu komponen cat gram yang akan

    diberikan yaitu kristal violet sebagai pewarna utama, sedangkan sebagai pewarna

    pembanding yaitu safranin. Maka akan diketahui bakteri tersebut termasuk gram

    positif jika berwarna ungu, menunjukkan kandungan peptidoglikannya tinggi, dan

    sebaliknya jika kandungan peptidoglikannya rendah maka sel bakteri akan berwarnamerah sebagai gram negatif. Selain itu, pengamatan morfologi koloni dan

    karakteristik lain. Jika spesies suatu mikroorganisme itu diketahui dengan jelas,

    tentunya penyediaan kondisi pertumbuhan yang sesuai dapat dipenuhi, sehingga laju

    pertumbuhan akan maksimal dan hasil yang diperoleh pun akan optimal.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    16/22

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini yang pertama yaitu

    mengambil satu ose isolat dengan kawat ose yang telah dibakar pada nyala api bunsen

    sampai berwarna merah menyala. Kemudian memasukkannya kedalam 25ml media

    CMC broth. Media CMC broth ini berwujud cair yang digunakan sebagai media

    penanaman bakteri untuk menghasilkan bakteri selulolitik. Untuk menghomogenkan

    antara CMC broth dan sampel dilakukan dalam shaker selama 24 jam. Lalu

    memasukkan kertas cakram dalam biakan isolat bakteri dan meletakkan kertas

    cakram diatas media CMC agar dalam cawan petri. Kertas cakram digunakan untuk

    membantu pengukuran indeks bias . Kemudian menginkubasinya selama 24 jam pada

    suhu 37oC dan menambahkan congo red 0,3% dengan pipet tetes secukupnya,

    usahakan dalam penambahan congo red jangan sampai terkena kertas cakram.

    Selanjutnya mendiamkannya selama 15 menit dan membilasnya dengan NaCl 1 M

    sampai terendam yang selanjutnya membuang hasil sisa pencucian NaCl. Hasil

    pencucian sampel tersebut siap untuk diukur zona bening dan diameter koloni yang

    terbentuk dengan menggunakan jangka sorong. Uji aktivitas selulase dilihat dari

    indeks selulase yang terbentuk. Indeks selulase merupakan nisbah antara diameter

    zona bening dengan diameter koloni. Adanya zona bening menandakan adanya enzim

    selulose pada bakteri selulolitik. Indeks selulase memperlihatkan besar kecilnya

    enzim selulase. Semakin besar indeks selulolitik yang dihasilkan semakin besar

    enzim yang dihasilkan oleh isolat bakteri tersebut. Berikut data hasil pengukuran

    indeks selulase :

    Nama Indeks selulase

    III 10-

    A 0,25

    III 10- A 0,45

    III 10-

    A 0,35

    III 10-

    B Tak terbentuk

    III 10-

    B 0,15

    III 10-

    B 0,25

    I 10- 0,35

    I 10

    -

    0,45I 10

    - 0,1

    Dari hasil pengukuran diatas, indeks selulase yang terbentuk paling besar

    yaitu pada III 10-2

    A dan I 10-2

    yang menghasilkan enzim selulase terbesar.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    17/22

    Berikut gambar koloni bakteri sebelum dan sesudah ditambahkan congo red.

    Adanya zona bening yang tampak :

    4.2.3 Identifikasi Bakteri Selulolitik

    a. Pewarnaan Gram

    Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak

    digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk

    mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan

    pewarnaan pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka

    dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnyabersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan

    rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan

    sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan

    sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Berbagai macam tipe

    morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan

    menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan

    satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-

    pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)

    sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya

    bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Tujuan pengecatan

    sederhana ini adalah untuk melihat bentuk sel.

    Zona Bening

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    18/22

    Tahap yang dilakukan dalam identifikasi ini antara lain pertama menyemprot

    kaca preparat dengan alkohol agar steril, kemudian menetesinya dengan aquades dan

    meletakkan bakteri ( 3 10-1

    b) diatas kaca preparat. Penambahan aquades disini

    bertujuan agar bakteri yang akan diamati merata pada kaca preparat. Karena apabila

    sampel menggumpal, sulit diamati dalam mikroskop. Tahap selanjutnya memfiksasi

    untuk melengketkan bakteri pada kaca preparat diatas nyala api sampai kering.

    Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek

    glass tanpa merusak struktur selnya. Pemanasan tidak boleh terlalu panas karena bisa

    merusak sel bakteri. Kemudian menetesi sampel pada kaca preparat dengan 1 tetes

    kristal violet ditunggu sampai 60 detik, dibilas dengan air dan ditiriskan. Crystal

    violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan

    sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet

    memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing,dan sebelumnya penting

    sebagai antiseptik topikal (Sutedjo,1991). Langkah selanjutnya menetesi preparat

    dengan setetes iodin sampai 1 menit, membilasnya dengan aquades dan

    mengeringkannya. Iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau

    memfiksasi cat primer yang diserap bakteri. Sampel bakteri dalam preparat tetap

    berwarna ungu. Kemudian menetesi setetes atil alkohol untuk melunturkan warna

    sebelumnya sampai 30 detik, sehingga didapatkan hasil bakteri preparat tak berwarna.

    membilasnya dengan aquades dan mengeringkannya. Langkah selanjutnya yaitu

    menetesinya dengan satu tetes safranin yang merupakan cat sekunder atau kontras

    berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target sehingga bakteri berubah

    warna menjadi merah selama 60 detik yang kemudian membilasnya dengan alkohol

    dan mengeringkannya.

    Setelah dilakukan pewarnaan gram diamati pada mikroskop dengan

    perbesaran 1000 X agar terlihat dengan jelas bentuk dan warna sel bakteri.

    Bakteri gram positif berwarna ungu dan gram negatif berwarna merah. hasil yang

    diperoleh pada praktikum pewarnaan gram ini adalah sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    19/22

    nama Warna

    bakteri

    Jenis gram Gambar dalam mikroskop

    III 10-b Merah Negatif

    III 10

    -

    a Tak terdeteksi Tak terdeteksi

    III 10-

    4 Merah Negatif

    I 10-

    Merah Negatif

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    20/22

    III 10- a Merah Negatif

    Dilakukan ulang dengan perlakuan yang sama pada bakteri (III 10-2

    a, III

    10-1b , III 10

    -14, I 10

    -4, dan III 10

    -1a ).

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    21/22

    BAB V

    KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa isolasi adalah

    dengan cara mengisolasi (menuang) sampel untuk mendapatkan isolat campuran

    dengan cara menuangkan sampel yang telah diencerkan ke dalam cawan petri, lalu

    ditambahkan media, digoyang dan diinkubasi selama 48 jam, sehingga dapat

    diamatikoloni bakteri dalam cawan petri.

    Uji aktivitas selulase dilihat dari indeks selulase yang terbentuk. Indeks selulase

    memperlihatkan besar kecilnya enzim selulase. Dari hasil pengukuran diatas, indeks

    selulase yang terbentuk paling besar yaitu pada III 10-2

    A dan I 10-2

    yang

    menghasilkan enzim selulase terbesar. Semakin besar indeks selulolitik yang

    dihasilkan semakin besar enzim yang dihasilkan oleh isolat bakteri tersebut.

    Pengecatan Gram adalah suatu pewarnaan diferensial yang mengelompokkan bakteri

    menjadi gram positif dan gram negatif bergantung kepada kemampuan bakteri yang

    bersangkutan untuk menahan pewarna primer (ungu kristal) ketika mengalami

    perlakuan dengan bahan pengecat. Hasil pengamatan yang kami lakukan diperoleh

    bakteri gram negatif dengan indikator warna merah.

    5.2 SARAN

    Terimakasih kepada assisten yang telah banyak membantu, semoga ilmunya

    bermanfaat.

  • 8/10/2019 Laporan Mikro Isolasi Bakteri1

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Fikrinda, 2000. Isolasi dan karakterisasi Bakteri Penghasil Selulase Ekstermofilik

    dari Ekosistem Air hitam. Tesis Program Pascasarjana IPB, Bogor.

    Hartanti, 2010. Isolasi dan Seleksi Bakteri Selulolitik Termofilik dari Kawah Air

    Panas Gunung Pancar, Bogor. Skripsi FMIPA IPB, Bogor.

    Sadhu, S., Saha, P., Sen, S.K., Mayilraj, S., & Miti, T. 2013. Production, Purification

    and Characterization of Novel Thermotolerant Endoglucanse (CMCase) from

    Bacillus Strain Isolated from Cow Dung.Spingerplus Jurnal. India.