laporan mikro 2 mak&min (p.5)

13
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II Uji Batas Mikroba Pada Makanan dan Minuman Disusun Ol! " T ##$ %anda$ani Su!ndi &'()'')('*)+ Tias Kusuma Nin,rum &'()'')('*-+ Tr i .ulia/ati Utami &'()'')('*0+  Klas " B Klom#ok " 1  2AKULTAS 2ARMASI UNI3ERSITAS PAN4ASILA .AKARTA '()0

Upload: reyvi

Post on 05-Jul-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 1/13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIUji Batas Mikroba Pada Makanan dan Minuman

Disusun Ol! "

T##$ %anda$ani Su!ndi &'()'')('*)+

Tias Kusuma Nin,rum &'()'')('*-+

Tri .ulia/ati Utami &'()'')('*0+ 

Klas " B

Klom#ok " 1 

2AKULTAS 2ARMASI

UNI3ERSITAS PAN4ASILA

.AKARTA '()0

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 2/13

BAB I

PENDA%ULUAN

A5 Latar Blakan,

Mikroba terdapat hampir disemua tempat. Diudara mulai dari permukaan tanah sampai

 pada lapisan atmosfir paling tinggi. Bahkan pada obat, obat tradisional, kosmetik, makanan dan

minuman yang kita konsumsi juga terdapat mikroorganisme sendiri ada bersifat infeksi.

Dalam proses pembuatan obat, obat tradisional, kosmetik dan makanan serta minuman

tidak menutup kemungkinan terjadinya pencemaran oleh mikroba, sehingga perlu

dilakukan pengujian cemaran mikroba. Sampel dilakukan uji cemaran mikroba, dalam hal

ini bakteri dan kapang/khamir dengan metode uji cemaran angka lempeng dan angka

kapang/khamir total. Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah

mikroba didalam contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk 

contoh berbentuk padat.

Dalam praktikum ini suatu sampel obat, obat tradisional, atau kosmetik dilakukan pengenceran !"#!, !"#$, !"#%&, kemudian masing#masing tabung dengan seri %#%#% dimasukkan !

ml ke dalam tabung yang berisi ' m( )SB. *ntuk setiap pengenceran digunakan % seri tabung.

Setelah diinkubasi selama $+ jam dengan suhu %-, maka akan dapat dilihat tabung yang positif 

yaitu tabung yang ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya kekeruhan pada

larutan media dan adanya koloni bakteri di permukaan larutan.

*ji ngka 0apang 0hamir 00& digunakan untuk menetapkan total kapang khamir 

dalam tiap gram atau tiap ml sampel yang akan ditetapkan.

Setiap sediaan mensyaratkan batas angka bakteri dan kapang/khamir tertentu yang masih

dianggap aman untuk dikonsumsi, yaitu 1 !"+ koloni per ml untuk kapang/khamir dan 1!"2

koloni per ml untuk bakteri. 3asil penghitungan angka lempeng total dan angka kapang / khamir total dibandingkan dengan standar uji cemaran mikroba SN4 !'#$5'#!''$.

Dengan demikian standart mikrobiologi pada kosmetik, obat, obat tradisional, dan

makanan dan minuman sangat diperlukan. 3al ini sangat erat hubungannya dengan keamanan

suatu produk yangdihasilkan serta menghindari terdeteksinya bakteri patogen pada kosmetik,

obat, obat tradisioanl dan makanan dan minuman yang dapat menimbulkan suatu penyakit bagi

konsumen.

B5 Rumusan Masala!

)5 pakah produk makanan dan minuman dalam sampel secara mikrobiologi memenuhi

 prosedur uji batas mikroba yang meliputi uji jumlah mikroba () atau 00 dan

MPN& 6$. dakah cemaran mikroba patogen bakteri Salmonella thypii 6

3. pakah keamanan dan kelayakan produk makanan dan minuman sudah sesuai dengan

 peraturan 0epala Badan Penga7as 8bat dan Makanan 6

45 Tujuan

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 3/13

1. Mahasis7a mampu menganalisis keamanan produk#produk makanan dan minuman

secara mikrobiologi dan analisis cemaran mikroba patogen.

2. Mahasis7a mampu menilai keamanan dan kelayakan produk makanan dan minuman

yang diuji berdasarkan peraturan#peraturan yang berlaku di indonesia.

D5 Man6aat!. Menganalisis keamanan produk produk obat, obat tradisional, kosmetika, makanan,

dan minuman secara mikrobiologi dengan prosedur uji batas mikroba yang meliputi

 jumlah mikroba, dan analisis cemaran mikroba pathogen.

$. Menilai keamanan dan kelayakan produk obat, obat tradisional, kosmetika, makanan,

dan minuman yang diuji berdasarkan peraturan yang berlaku di 4ndonesia.

%. Setelah melakukan menghitung mikroorganisme dengan teknik ngka 0apang 0hamir 

dan ngka Paling Mungkin PM& atau Most Probalbe Number MPN&, mahasis7a

diharapkan mampu melakukan teknik#teknik perhitungan bakteri untuk menentukan

 jumlah koloni bakteri dalam suatu biakan atau sampel, melakukan teknik seri

 pengenceran agar lempeng untuk menghitung jumlah mikroba 9iabel. Diharapkanmahasis7a dapat memeriksa pencemaran obat, obat tradisional, kosmetik dan

makanan dan minuman yang terkontaminasi sehingga dapat membantu masyarakat.

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 4/13

BAB II

TIN.AUAN PUSTAKA

*ji Batas Mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob 9iabel di dalam

semua jenis perbekalan farmasi, mulai dari bahan baku hingga sediaan jadi, untuk mengyatakan

 perbekalan farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu. 8tomatisasi dapat digunakan

sebagai pengganti uji yang akan disajikan, dengan ketentuan bah7a cara tersebut sudah

di9alidasi sedemikian rupa hingga menunjukkan hasil yang sama atau lebih baik. Selama

menyiapkan dan melaksanakan pengujian, specimen harus ditangani secara aseptik. :ika tidak 

dinyatakan lain, jika disebut ;inkubasi;, maka yang dimaksud adalah menempatkan 7adah di

dalam ruangan terkendali secara termostatik pada suhu %"- dan %<- selama $+ jam sampai +5

 jam. 4stilah =tumbuh; ditunjukan untuk pengertian adanya dan kemungkinan adanya

 perkembangan mikrona 9iabel. *ji batas mikroba terbagi atas beberapa uji, seperti >

)5 Uji .umla! Mikroba

)5)5 Mtod MPN & Most Probable Number +Berbeda dengan metode hitungan ca7an dimana digunakan media padat, dalam

metode MPN digunakan media cair didalam tabung reaksi dimana perhitungan dilakukan

 berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi mikroba setelah inkubasi

 pada suhu dan 7aktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan

mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung Durham untuk 

mikroba pembentuk gas&.

*ntuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan % atau < seri tabung. (ebih

 banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi tetapi alat gelas

yang digunakan juga lebih banyak.Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung

 jumlah jasad renik didalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat digunakan untuk 

contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi !>!" dari sampel.

?rup mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPN juga ber9ariasi tergantung

dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan.Dalam metode MPN, dari setiap

 pengenceran dimasukkan ! ml masing#masing ke dalam tabung yang berisi medium,

dimana untuk setiap pengenceran digunakan tiga seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu

dan 7aktu tertentu dilakukan penghitungan jumlah tabung yang positif ditandai dengan

timbulnya kekeruhan&.

Misalnya pada pengenceran pertama ketiga tabung menghasilkan pertumbuhan

 positif, pada pengenceran dua tabung positif, pada pengenceran ketiga satu tabung positif dan pada pengenceran terakhir tidak ada tabung positif. 0ombinasinya menjadi %, $, !, "

dan jika diambil dari tiga pengenceran pertama kombinasinya akan menjadi %, $, !. ngka

kombinasi ini kemudian dicocokkan dengan )abel MPN gambar <& dan nilai MPN contoh

dihitung sebagai berikut >

 MPN Contoh :

 Nilai MPN dari tabel x 1 / pengenceran tabung tengah

)5' Mtod %itun,an 4a/an & Standard Plate Count +

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 5/13

Pada metode Standard Plate Count  ini pengukuran pertumbuhan mikroba difokuskan

 pada penghitungan jumlah sel yang hidup saja. Dalam hal ini sel hidup didefinisikan

sebagai sel yang dapat melakukan pembelahan untuk menghasilkan sel baru, yang pada

 pengukurannya biasanya ditentukan atas kemampuan sel membentuk koloni pada media

yang sesuai.

3al ini yang menjadi alasan sel hidup dinyatakan sebagai  plate count   atau colony

count . Dalam metode pengukuran ini diasumsikan bah7a masing#masing sel mikroba

hidup akan menghasilkan satu koloni. da $ bentuk metode pengukuran ini yaitu metode

 spread plate dan metode  pour plate. Pada metode Spread Plate,  olume kultur yang

digunakan biasanya tidak lebih dari ".! ml. 0ultur ini kemudian disebarkan  spread & pada

 permukaan media agar menggunakan  spreader glass  steril. Media agar ini kemudian

diinkubasi hingga terbentuk koloni dan dilakukan penghitungan jumlah koloni yang

tumbuh.

Penggunaan 9olume kultur lebih dari ",! ml sangat jarang digunakan karena cairan

yang berlebih tidak dapat merembes/menembus agar dan dapat menyebabkan koloni yangterbentuk bergabung sehingga sulit untuk dihitung. Pada metode Pour Plate! 9olume kultur 

sebanyak ",!#!," ml diambil dan dimasukkan kedalam ca7am petri steril. 0emudian

ditambahkan media agar cair dan dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan

memutar ca7an petri secara pelan pada permukaan yang rata. 0arena sampel dicampur 

dengan media agar cair maka 9olume kultur yang digunakan dapat lebih tinggi dibanding

dengan metode spread   plate.

Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah menghitung jumlah

koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara %" @ %"" koloni. *ntuk 

memperoleh jumlah koloni yang tepat, sampel yang akan dianalisa harus selalu diencerkan

terlebih dahulu.0arena dalam penerapannya sangat sulit dilakukan pendugaan jumlah sel maka

 biasanya sangat penting untuk melakukan pengenceran lebih dari satu untuk membuat

 pengenceran !"#! maka kita dapat melakukan pencampuran antara ".< ml sampel dengan

+.< ml larutan pengencer atau dengan pencampuran !." ml sampel dengan '." ml larutan

 pengencer. *ntuk membuat pengenceran !"#$ maka kita dapat melakukan pengenceran "."<

ml sampel dengan +.'< larutan pengencer atau ".! sampel dengan '.' ml larutan pengencer 

atau sebagai alternatif pengenceran !"#$ dapat dibuat dengan melakukan pencampuran !,"

sampel yang diambil dari pengenceran !" #!& dengan '," ml larutan pengencer, dan begitu

seterusnya hingga didapatkan pengenceran yang diperkirakan dapat memberikan hasil

antara %"#%"" koloni. :umlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut >

 "oloni per m# atau per g: $umlah %oloni perca&an x 1 /'a%tor pengenceran

'5 Uji .nis Mikroba Pato,n

Salmonlla t!$#i

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 6/13

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 7/13

BAB III

METODELOGI

A5 Alat dan Ba!an

lat!. )imbangan$. (abu Arlenmeyer 

%. )abung reaksi

+. )abung Durham

<. :arum 8se2. a7an Petri

. Pipet 9olume/mikropipet dan tip mikropipet ! m(

5. Shaker  '. Forte

!". 4ncubator 

!!. Gaterbath/penangas air • Bahan

!. Sampel > Salep Firugon

$. (arutan Dapar Hosfat (DH& p3 ,$

%. (actose Broth (B&+. )rypticase Soy Broth )SB&

<. Selenite ystine Broth

2. )ethrationate Broth. Brilliant ?reen gar B?&

5. )riple Sugar 4ron gar )S4&

'. (ysine 4ron gar (4&

!". Mc. onkey gar M&!!. Aosin Methylene Blue gar AMB&

!$. Media dan pereaksi 4MF4!%. Nutrient gar N&

!+. Pe7arna untuk pe7arnaan ?ram

!<. Fogel :ohnson gar F:&

!2. etrimide gar et&

B5 4ara Krja

• Persiapan dan 3omogenisasi Sampel

!. Buka kemasan sampel secara aseptic

$. Secara aseptic, pipet !" m( sampel dan masukkan segera kedalam (abu

Arlenmeyer berisi '" m( (DH steril. Dari proses ini diperoleh larutan sampel

dengan konsentrasi 10−1

.

%. (anjutkan pengujian ke uji jumlah mikroba. :ika setelah homogenisasi larutan

sampel jernih, maka lakukan penentuan jumlah mikroba dengan teknik ngka

(empeng )otal ()& dan ngka 0apang 0hamir 00&. :ika setelah

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 8/13

homogenisasi sampel berupa keruh, maka lakukan penentuan jumlah mikroba

dengan teknik ngka Paling Mungkin PM& / Most Probable Number MPN&.

• *ji ngka (empeng )otal dan ngka 0apang 0hamir 

!. Dari hasil persiapan dan homogenisasi contoh konsentrasi 10−1

&, buatlah

 beberapa seri pengenceran misal> 10−2   sampai dengan 10−6 &. Dari

 pengenceran 10−1

, ambil ! m(, masukkan ke dalam tabung berisi ' m( (DH

steril, sehingga diperoleh pengenceran 10−2

. Dari pengenceran 10−2

 ambil !

m(, masukkan ke dalam tabung berisi ' m( (DH steril, homogenkan, sehingga

didapat pengenceran 10−3

. Dan seterusnya sampai dengan pengenceran

10−6

.

$. *ntuk penentuan (), ! m( pengenceran 10−1 dituang ke dalam ca7an petri

steril yang kosong, kemudian dituangi dengan N cair bersuhu I +<- # <"-

sebanyak !<#$" m(. *ntuk penentuan 00, media yang digunakan adalah PD.

?oyang#goyang ca7an untuk menghomogenkan, biarkan memadat di suhu ruang.

%. (akukan hal yang sama untuk pengenceran 10−2

 sampai dengan 10−6

.

+. Setelah semua agar dalam can memadat, inkubasikan seluruh ca7an dengan posisi

terbalik, di dalam incubator pada suhu %- selama $+#+5 jam untuk bakteri& dan

suhu $"-#$<- selama %#< hari untuk kapang khamir.

<. 3itung () dan 00.• *ji jumlah mikroba dengan teknik MPN

!. Siapkan !+ tabung reaksi masing#masing berisi ' m( media )SB.$. Bagi tabung dalam + kelompok, kelompok pertama dan kedua masing#masing

terdiridari + tabung, kelompok ketiga dan keempat masing#masing terdiri dari %

tabung.

%. Pipet masing#masing ! m( larutan Jat yang diperiksa ke dalam masing#masing

tabung kelompok pertama sehingga diperoleh sampel 10−1

. Sisihkan ! tabung.

+. Pipet ! m( larutan dari tabung yang disisihkan kedalam masing#masing tabung

kelompok kedua sehingga diperoleh konsentrasi sampel10−2

. Sisihkan satutabung.

<. Pipet ! m( larutan dari tabung yang disisihkan ke dalam masing#masing tabung

kelompok ketiga sehingga diperoleh konsentrasi sampel 10−3

.

2. 0elompok keempat digunakan sebagai blangko.

. 4nkubasikan seluruh tabung pada incubator bersuhu %<-#%- selama $+#+5 jam

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 9/13

5. mati adanya pertumbuhan pada masing#masing tabung. Blangko idealnya tidak 

menunjukan pertumbuhan.

'. Dengan menggunakan tabel MPN dapat dihitung jumlah bilangan duga jasad

renik tiap m( sediaan yang diperiksa.

• nalisis cemaran mikroba pathogen Salmonella )hypi

!. Buka kemasan sampel secara aseptic.$. 3omogenisasi sampel dan pengkayaan

Secara aseptic, pipet !" m( sampel dan masukkan segera ke dalam labu

Arlenmeyer berisi !"" m( media (B steril, kemudian tutup rapat#rapat,

kocok/gunakan orbital shaker untuk menghomogenkan larutan. Diamkan selama

I! jam di suhu kamar. 4nkubasi pada suhu %<- selama I$+ jam.

%. Pengkayaan selektif 

0ocok larutan sampel yang telah diinkubasi. Secara aseptic, pindahkan ! m(

larutan ke dalam tabung reaksi berisi !" m( media Selenite ystine Broth dan !

m( larutan kedalam !" m( media )etrathionate Broth. 4nkubasi pada suhu %<-selama I$+ jam.

+. Menanam ke media agar selektif 

0ocok,larutan dalam media Selenite dan )etrationate yang telah diinkubasi,

kemudian dengan cara gores, inokulasikan masing#masing ! ose larutan ke media

agar Brilliant ?reen gar B?&. 4nkubasi pada suhu %<- selama I$+#+5 jam.

Selain B?, dapat pula digunakan media E(D dan BS sebagai media selektif.Pertumbuhan Salmonella thypi pada media agar selektif ditandai dengan adanya

koloni seperti tabel '.%

Media Deskripsi koloni

Brilliant ?reen gar B?& 0ecil, transparan, tidak ber7arna ataumuda hingga putih buram sering dik

Jona ber7arna merah mudahingga m

Eylosa#(ysine#Desoycholate gar E(D& Merah dengan atau tanpa pusat ber7

hitam

Bismuth Sulfite gar BS& oklat, abu#abu atau hitam kadang d

dengan kilap metalik. Media sekitar m

 ber7arna coklat, seiring dengan 7

inkubasi berubah menjadi hitam

<. *ji lanjutan terhadapa koloni yang diduga Salmonella tyhpiDengan menggunakan jarum ose, ambil koloni yang diduga Salmonella tyhpi dari

media agar selektif, inokulasikan dengan cara gores dan tusuk pada media agar 

miring )S4. (akukan hal yang sama ke media agar miring (4. 4nkubasi selama

$+#+5 jam pada suhu %<-

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 10/13

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 11/13

BAB I3

%ASIL DAN PEMBA%ASAN

 

)5 Tabl Pn,amatan dan Pr!itun,an Baktri

Gaktu inkubasi> Senin, 2 pril $"!< !+."" G4B&Sampel > )auco sli No.! ap ?ajah Dua Medan

0adaluarsa > :uli $"!5Bentuk > Sediaan airan

Garna > oklat

. *ji batas jumlah mikroba teknik ngka 0apang 0hamir 00&

Pengenceran:umlah koloni terhitung

dalam $ hari cfu/mg&

!"#! )B*D

!"#$ )B*D

!"#% )B*D!"#+ )B*D

!"#< )B*D

!"#2 "

Perhitungan

 N =ΣC 

[(1 x n₁ )+(0,1 xn ₂)] x (d )

 N =  70

[(1 x 1)+(0,1  x0)x10-6

  +  !" cHu/g

B. *ji Batas :umlah Mikroba teknik ngka Paling Mungkin PM&

Pengenceran)abung

0eterangan! $ %

!"#! K K K %

!"#$ K K K %

!"#% K K K %

Blangko # # # #

0esimpulan > :umlah mikroba didalam sampel adalah L !!"" cfu/g

. *ji :enis Mikroba Patogen Salmonella thypii.

Media 3asil 0eterangan

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 12/13

(actose Broth

(B&K Positif& 0eruh

0esimpulan > di uji lanjut ke media Selenite dan )etrathionate Broth.

Media 3asil 0eterangan

Selenite ystine

BrothK Positif& 0eruh

)etrathionate Broth K Positif& 0eruh

0esimpulan > 4nokulasi ke media Brilliant ?reen gar B?&. 0arena

kemungkinan adanya bakteri Salmonella thypii.

Media 3asil 0eterangan

Brilliant ?reen gar 

B?& @ Negatif&

)idak terbentuk koloni

 putih dikelilingi Jona

 pink.

0esimpulan > Sampel tidak terdapat bakteri Salmonella thypi.

'5 Pmba!asan

# Pengujian batas mikroba juga dilakukan dengan cara perhitungan 00 didapat hasil

 pengamatan pada keenam seri pengenceran larutan hari ke $, bah7a pada pengenceran!"#! sampai !"#< koloni didalam media )erlalu Banyak *ntuk Dihitung )B*D&, tetapi

dari seri pengenceran !"#2 koloni didalam media terdapat " koloni. Sehingga tidak 

memenuhi syarat dari Peraturan 0epala Badan Penga7as 8bat dan Makanan yaitu 1 !"

koloni/g.

7 Pengujian batas mikroba yang dilakukan dengan cara PM / MPN didapat hasil L!!""

cfu/g. 0arena ketiga tabung disetiap pengenceran semua media menjadi keruh jika

dibandingkan dengan blangko.

# Pada *ji :enis dengan menggunakan media (B (actose Broth& untuk menguji bakteri

 pathogen Salmonella thypii. 0emudian sampel diinokulasikan ke media (B lalu di

inkubasi selama $+#+5 jam pada suhu %<#%.# Setelah di inkubasi selama $+#+5 jam pada suhu %<#% terbentuk kekeruhan dari

7arna sebelumnya, hal ini menandakan adanya cemaran mikroba, sehingga sampel

 perlu di uji lanjut dengan menggunakan media Selenite dan )etrathionate Broth untuk 

analisis bakteri Salmonella thypii. 0emudian diinkubasi selama $+ jam pada suhu

%<.

8/16/2019 Laporan Mikro 2 Mak&Min (p.5)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikro-2-makmin-p5 13/13

# Setelah di inkubasi pada suhu %< selama $+ jam menunjukkan bah7a pada media

Selenite dan )etrathionate Broth hasilnya positif dan ditandai terjadi kekeruhan media,

sehingga sampel perlu di uji lanjut dengan menggunakan media Brilliant ?reen gar 

B?& karena kemungkinan adanya bakteri Salmonella thypii di dalam sampel.

0emudian diinkubasi selama $+ jam pada suhu %<.

# Setelah di inkubasi pada suhu %< selama $+ jam menunjukkan bah7a pada Brilliant

?reen gar hasilnya negati9e dengan ditandai tidak terbentuk koloni putih yang

dikelilingi dengan Jona merah muda. Sehingga sampel tersebut bebas dari bakteri

Salmonella thypi.