laporan mikro koefisien fenol dan alt

Upload: endang-ferawati

Post on 09-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan mikrobiologi

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    1/14

    LAPORAN

    MIKROBIOLOGI

    KOEFISIEN FENOL

    DANANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI

    Dwi juliansyah 31112076

    Elis Mustikawati 31112077Endang Ferawati 31112078

    Eva Jayanti 31112079

    Erlinda asmarani 31112080

    Farmasi 3 B

    PROGRAM STUDI S1 FARMASI

    STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

    2014

    KOEFISIEN FENOL

    I. Tujuan : untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu antiseptik dengan memperkirakan

    potensi dan efektifitas antiseptik berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak

    terhadap kuman dan membandingkannya terhadap fenol standar

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    2/14

    II. Prinsip percobaan: terjadi kekeruhan dalam tabung yang menunjukan adanya pertumbuhan

    bakteri, dihubungkan dengan waktu kontak bakteri dengan zat dan konsentrasi

    zat melaui serangkaian pengenceran

    III. Dasar teori

    3.1 Definisi koefisien fenol

    Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang menunjukan aktivitas

    larutan disinfektan dalam membunuh mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol

    sebagai standar.

    Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan, yang dihitung dengan cara

    membandingkan aktivitas larutan bahan disinfektan dengan pengenceran tertentu

    dan aktifitas larutan fenol dengan pengenceran baku.

    Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran setiap bahan yang diuji

    (fenol dan bahan disinfektan uji) yang tidak mematikan bakteri uji dalam waktu 5

    menit, tetapi mematikan bakteri uji dalam waktu 10 menit.

    3.2

    Disinfektan atau antiseptik

    Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang

    digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti

    bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme

    atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia

    yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri,

    jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk

    proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian (Rismana, 2008).

    Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik

    dan desinfektan. Tapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena

    adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memilikisifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan

    bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi,

    yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan

    desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.Walaupun kita

    sering menggunakan produk desinfektan, sebagian besar konsumen tentunya belum

    mengenal jenis bahan kimia apa yang ada dalam produk tersebut. Padahal bahan kimia

    tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan

    efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan (Rismana,

    2008).

    Beberapa jenis disinfektan yang dapat digunakan adalah:

    a.

    Fenol dan senyawa fenolikb. Bis fenol

    c. Golongan biguaniida

    d. Golongan halogen

    e. Golongan alkohol

    f.

    Logam berat dan campuranya

    g. Surfaktan

    h. Quat

    i. Bahan pengawet

    j. Golongan aldehid

    k.

    Gas khemostrerilisator danl. Golongan pengoksigen

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    3/14

    3.3 Fenol

    Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol

    memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus

    hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang

    dapat dilarutkan dalam air (Aditya, 2009).

    Fenol sekarang jarang digunakan sebagai disinfektan karena mengiritasi kulit danmemiliki bau yangtidak disukai, fenol terkadang digunakan sebagi antiseptik lokal

    utuk pelega teggorokan, tetapi sedikit mempunyai efek sebagai antimikroba

    padakonsistensi rendah. Pada konsentrasi 1% fenol mempunyai efek antibakteri yang

    signifikan.

    Disinfektan yang mengandung derivat fenol disebut fenolik, yaitu disinfektan

    yang mengandung molekul fenol yang telah dimodifikasi sedemikian rupa secara kimia

    untuk menurunkan efek iritasinya atau menambah efek antibakterinya dikombinasi

    dengan sabun atau detergen. Fenolik memiliki efek anti mikroba dengan cara merusak

    membran plasma yang mengandung lipid sehingga terjadi lisis sel yang berakibat isi

    sel keluar. Dinding sel mikobakteri, penyebab tuberkulosis dan lepra, mengandung

    lipid yang tinggi sehingga bakteri ini sangat sensitif terhadap fenolik. Selain itu

    laruta fenlik tetap aktif dalam bahan organik serta stabil dan bertahan lama setelah

    penggunaan. Slah satu fenolik yang sering digunakan adalah kresol, yaitu bahan utama

    formula lisol.

    Bisfenol

    Bisfenol adalah derivat fenol yang mengandung dua fenolik. Salah satu contoh

    bisfenol adalah heksaklorofen. Bis fenol lain yang sering digunakan adalah triklosan

    yangmerupakan bahan yang terkandung adalam sabun antiseptik dan pasta gigi.

    Trikklosan menghambat enzimeyang dibuthkan untuk biosintesis asam lemak sehingga

    menunjukan efek terhadap keutuhn membran plasma. Triklosan efektif terutama

    terhadap bakteri gram positif, tetapi juga bekerja dengan baik untuk jamur danbakteri gram negatif

    Dengan perrsetujuan para ahli dan penelitian, fenol dijadikan standar pembanding

    untuk menentukan aktivitas suatu disinfektan.

    Golongan alkohol

    Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain golongan aldehid.

    Beberapa bahan di antaranya adalah etanol, propanol dan isopropanol. Golongan

    alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalam rentang

    detik hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat

    dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %. Golongan alkohol ini tidak efektif

    untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada

    proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Adapunkeunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak material,

    dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya

    bila berinteraksi dengan protein. Sedangkan beberapa kerugiannya adalah berisiko

    tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap (Rismana, 2008).

    3.4 Median Nutrient Broth

    Komposisi Nutrient Broth 13 gram-1L

    - Lab lem-co powder 1

    -

    Yeast extract 2- Pepton 5

    - Sodium chloride 5

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    4/14

    3.5 Bakteri Streptococcus aureus

    Staphylococcus aureus(S. aureus) adalahbakteri gram positifyang menghasilkan

    pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkanspora dan tidak motil,

    umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0

    m. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan

    0,47 jam. S. aureusmerupakanmikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya

    terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureuspada saluran

    pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehatbiasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi

    inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau

    perlakuan menggunakansteroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga

    terjadi pelemahan inang.

    Infeksi S. aureusdiasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya

    bisul,jerawat,pneumonia,meningitis, danarthritits. Sebagian besar penyakit yang

    disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut

    piogenik. S. aureus juga menghasilkankatalase, yaitu enzim yang mengkonversi

    H2O2menjadi H2O dan O2, dankoagulase, enzim yang

    menyebabkanfibrinberkoagulasi dan menggumpal. Koagulase diasosiasikan denganpatogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi

    di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri

    danfagositosis terhambat.

    IV. Alat dan bahan

    Bahan

    Median Nutrient Broth

    Bakteri Streptococcus aureus

    NaCl fisiologis

    Sampel Antiseptik ( Dettol)

    Fenol

    Alat

    Domain: Bacteria

    Kerajaan: Eubacteria

    Filum: Firmicutes

    Kelas: Bacilli

    Ordo: Bacillales

    Famili: Staphylococcaceae

    Genus: Staphylococcus

    Spesies: S. aureus

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_gram_positifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sporahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroflora_normal_manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Steroidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jerawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritits&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katalase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koagulase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fibrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Firmicutes&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Firmicutes&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacilli&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacilli&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacillales&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacillales&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Staphylococcaceae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Staphylococcaceae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcushttp://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcushttp://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Staphylococcaceae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacillales&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bacilli&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Firmicutes&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Fibrinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koagulase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katalase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritits&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jerawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Steroidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroflora_normal_manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sporahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_gram_positif
  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    5/14

    Tabung reaksi

    ose

    kasa dan kapas

    benang kasur

    kertas payung

    spirtus

    mikropipet

    labu ukur

    V. Prosedur

    VI. Data pengamatan dan perhitungan

    No Perlakuan Lama kontak

    5 10 15

    1 Fenol 1:80 + - -

    2 Antiseptik 1:80 + - -

    3 Antiseptik 1:100 + - -

    4 Antiseptik 1:150 + + -

    Keterangan:

    ( + ) : tidak ada pertumbuhan bakteri( - ) : ada pertumbuhan bakteri

    Pembuatan inkulum bakteri S. aureus dengan

    2 mL NaCl dan distarakan dengan pembanding

    McFarland

    Innokulum bakteri di maukan ke dalam fenol 1:80, dan ke dalam masing masing

    disinfektan hasil pengenceran, masing-masing sebanyak 0,5 mL. Kemudian diberitanda tiap tiap tabung tersebut.

    Dan di pindahkan kedalam media setelah waktu kontak bakteri dengan

    fenol da disinfektan mencapai 5 menit, 10 menit dan 15 menit.

    Pembuatan laruta baku fenol 1:20 dan 1:80.

    Dibuat larutan disinfektan dengan konsentrasi 1/10 dengan cara dipipet

    sebanyak 1 mL disinfektan kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi dan

    ditambah aquades sebanyak 9 mL. Dan disinfektan 1:80 dipipet senyak 0,5

    mL, disinfektan 1:100 dipipet sebanyak 0,5 mL dan 1:150 juga dipipet

    senyak 0,5 mL

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    6/14

    Perhitungan koefisien fenol:

    Koefisien fenol =

    =

    = 1

    VII. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini yaitu mengenai koefisien fenol dari suatu bahan antiseptik

    yaitu Dettol handsanitizer gel. Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk

    disinfeksi/antiseptik harus diuji keefektifannya. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat

    tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk

    membandingkan aktivitas suatu produk (antiseptik) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi

    tes yang sama. Tujuan dari uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti

    mikroba suatu desinfektan dengan memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan

    berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman dan membandingkannya

    terhadap fenol standard yang disebut koefisien fenol. Fenol dijadikan pembanding karena

    fenol sering digunakan untuk mamatikan mikroorganisme.Dalam melakukan pengujian mikrobiologi dipastikan semua alat dan bahan sudah

    disterilisasi terlebih dahulu. Sampel yang digunakan juga harus dijaga sterilannya dari

    wadahnya sampai ketika akan digunakan. Bakteri yang digunakan yaitu Streptococcus

    aureus. Media yang digunakan yaitu media cair Nutrient Broth.

    Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat inokulum bakteri, sebanyak 1 ose

    koloni bakteri uji diinokulasi dalam larutan NaCl fisiologis 0,9 % sebanyak 2 mL.

    Kekeruhan di seragamkan dengan menggunakan standar McFariand dibuat dengan cara

    BaCl21 % ditambah dengan H2SO42 N dengan perbandingan 1:9.

    Kemudian dibuat pengenceran fenol dengan aquades steril 1:80, dan pengenceran

    antiseptik Dettol 1:80, 1:100, 1:150. Dan dimasukan bakteri masing-masing sebanyak 0,5

    mL dan di hitung lamanya kontak pada menit ke 5, 10, dan 15, yang kemudian diambil 1 ose

    pada media Nutrient Broth untuk diinkubasi dan dilihat pertumbuhan bakterinya.

    Perbandingan pengenceran ini dibuat agar dapat diketahui pada menit keberapa sampel

    antiseptik tersebut dapat membunuh bakteri Streptococcus aureus.

    Berdasarkan hasil pengamatan pada pengenceran fenol 1:80 dan pada pengenceran

    antiseptik 1:80, dan 1:100 mempunyai aktivitas yang sama yaitu dapat mematikan pada

    waktu 5 menit dan tidak dapat mematikan pada waktu 10 dan 15 menit. Sehingga

    efektivitas senyawa antiseptik sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan lama paparannya.

    Semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama paparan akan meningkatkan efektivitas

    senyawa antiseptik.

    Formula Dettol handsanitizer gel terdiri dari:

    1. Alcohol 60% (Antiseptik),

    2. Alcohol denat (Astringent)

    3. PEG/PPG-17116 copolymer (Thickening agent)

    4. Propylenglikol (Humektan)

    5. Acrylates alkyl Acrylates (Emulifiying agent)

    6. Cross Polymer Tetrahydroxypropyl ethylenediamme (Chelating agent)

    7. Parfume (Pewangi)

    8. Limunene (Flavoring agent)

    9. Water (Pelarut)

    Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalamrentang detik hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    7/14

    dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %. Namun golongan alkohol ini tidak

    efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan

    pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Adapun

    keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak material,

    dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya

    bila berinteraksi dengan protein.Anthony, dkk. (2004), juga berpendapat bahwa hand sanitizer yang mengandung

    alkohol lebih efektif dibandingkan dengan sabun antibakteri. Hernandes, dkk. (2004),

    berpendapat bahwa hand sanitizer yang mengandung etanol lebih efektif dibandingkan

    dengan sabun cair.

    Sehingga dari hasil pengamatan ini diambil data yang aktivitasnya sama, dan

    pengencerannya mendekati yaitu Fenol 1:80 dan Antiseptik 1:80, sehingga hasil

    koefisien fenol yang didapat adalah 1. Maka sampel antiseptik dettol memiliki potensi

    yang sama sebagai agen bakterisidal dengan fenol.

    VIII. Kesimpulan

    Hand sanitizer Dettol memiliki angka koefisien fenol sebesar 1. Maka sampel

    antiseptik Dettol memiliki potensi yang sama sebagai agen bakterisidal dengan fenol

    IX. Daftar Pustaka

    http://bojanindonesia.wordpress.com/2012/05/11/hand-sanitizer/ [diakses pada tanggal

    12 November 2014]Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:Erlangga.

    Elizabeth, Rosdiana dkk. Jurnal penelitian : Uji Efektivitas Pada Antiseptik Di Unit

    Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Bandar Lampung

    Radji, Maksum,2011. Mikrobiologi panduan mahasiswa farmasi dan kedokteran. Jakarta:

    penerbit buku kedokteran EGC

    http://bojanindonesia.wordpress.com/2012/05/11/hand-sanitizer/http://bojanindonesia.wordpress.com/2012/05/11/hand-sanitizer/
  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    8/14

    X. Dokumentasi

    Penyetaraan inokulum

    bakteri dengan

    pembanding

    McFarland

    Pengenceran

    fenol 1: 20 dan

    1: 80

    Sampel uji telah

    ditanam di media

    Nutrient broth

    Disinfektan

    pengenceran 1:80

    Fenol pengenceran

    1:80

    disinfektan

    pengenceran 1:100

    disinfektan

    pengenceran 1:150

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    9/14

    ANGKA LEMPENG TOTAL

    I. Tujuan : menetapkan bakteri pada sediaan farmasi obat loss Vitamin C IPI

    II. Prinsip percobaan :pertumbuhan bakteri aerob setelah sampel diinokulasi pada medium agar

    lempeng dengan cara cawan tuang atau cawan sebar diinkubasi pada suhu

    yang sesuai

    III. Dasar teori

    3.1 Definisi Angka Lempeng Total

    Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada

    pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka

    Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil

    menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara

    visual berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang

    digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes, dan cara sebar (BPOM, 2008).

    Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis

    Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil

    setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan

    diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF

    (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count

    Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga memperoleh sekurang-kurangnya satu

    cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka

    harus dilakukan sederatan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang

    terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang

    terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Cara ini yang

    paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia. Dasarnya ialah membuatsuatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing pengenceran

    diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam petridish (pour plate) dengan medium agar

    yang macam caranya tergantung pada macamnya mikrobia. Setelah diinkubasikan

    dihitung jumlah koloni tiap petridish dapat ditentukan jumlah bakteri tiap cc atau

    gram contoh, yaitu dengan mengalikan jumlah koloni dengan kebalikan

    pengencerannya, misalnya untuk pengenceran 1:10.000 terdapat 45 koloni bakteri

    maka tiap cc atau gram bahan mengandung 450.000 bakteri. Untuk membantu

    menghitung jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang

    biasanya dilengkapi electronic register. Menurut Jutono, dkk., (1973), perhitungan

    dengan cara ini diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:

    1. Jumlah bakteri tiap petridish antara 30-300 koloni, jika memang tidak ada yangmemenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 300.

    2. Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petridish, koloni

    tersebut dikenal sebagai spreader.

    3. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama didepan koma

    dan angka kedua dibelakang koma.

    4. Jika semua pengenceran yang dibuat menghasilkan angka kurang 30 koloni pada cawan

    petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasil dilaporkan

    sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang

    sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    10/14

    5. Jika semua pengenceran yang dibuat menghasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan

    petri, hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan

    sebagai lebih besar dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, jumlah yang

    sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.

    6. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua

    pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2 maka tentukan rata-rata dari

    kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika perbandingan

    antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil

    yang terkecil.

    3.2 Keuntungan dan Kelemahan Uji Angka Lempeng Total

    Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total

    adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat

    diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat alam contoh. Adapun kelemahan

    dari metode ini menurut Buckle (1987), adalah:1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,seperti

    pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. Kemungkinan ini akan

    memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

    2. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan

    jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

    3. Koloni dari beberapa mikroorganisme terutama dari contoh bahan pangan, kadang-

    kadang menyebar di permukaan media agar, sehingga menutupi pertumbuhan dan

    perhitungan jenis mikroba lainnya .

    4. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara

    30300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan

    penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni

    akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.

    5. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang

    umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

    IV. Alat dan Bahan

    cawan petri

    vialgelas ukur 10 ml

    labu ukur

    tabung reaksi

    rak tabungsprirtus

    pipet

    Nutrient Broth

    Obat loss : vitamin C

    V. Prosedur

    Disiapkan 5 tabung

    reaksi atau lebih

    masing-masing telah diisi

    dengan 9 ml larutan

    pengencer NaCl

    fisiologis

    Dari hasil homogenisasi sampel pada

    persiapan sampel yang merupakan

    pengenceran 10-1dipipet 1 ml kedalam

    tabung yang pertama dikocok sampai

    homogeny hingga diperoleh pengenceran

    10-1

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    11/14

    VI. Hasil pengamatan

    10-1 = 300 x 10

    10-2= 300 x 100

    10-3= -

    10-4 = 2 x 10.000

    10-5 = -

    = 17.666,6= 17,666 x 103 cfu/gram

    VII.

    Pembahasan

    Cawan petri Jumlah koloni

    Cawan 1 ( 10-2) >300

    Cawan 2 ( 10-3) >300

    Cawan 3 ( 10-4) -

    Cawan 4 ( 10-5) 2

    Cawan 5 ( 10-6) -

    Dibuat pengenceran

    selanjutnya hingga 10-6

    atau sesuai dengan yang

    diperlukan

    Dari setiap pengenceran

    dipipet 1 ml kedalam

    cawan petri dan dibuat

    duplo. Kedalam cawan

    petri dituangkan 10-20

    ml media AN

    Untuk mengetahui

    sterilisasi media dan

    larutan pengenceran

    dibuat blanko

    Setelah media memedat,

    cawan petri diinkubasi 370C

    selama 24 jam dengan posisi

    dibalik. Jumlah koloni yang

    tumbuh diamati dan dihitung

    Cawan petri

    segera digoyang

    dan diputar

    sedemikian rupa

    sehingga suspensi

    tersebar merata

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    12/14

    Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM

    61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan

    pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai.

    Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat

    menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau

    kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan. Selain itu mikroba yangtumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi

    bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan. Penyakit-penyakit

    yang dapat timbul karena adanya mikroba didalam obat-obatan non steril, dapat

    mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri

    penghasil racun (Djide , 2003).

    Pada pengujian mikrobiologi semua alat yang akan digunakan haruslah dalam keadaan

    steril, aquades yang digunakan juga harus disterilisasi terlebih dahulu. Semua obatSampel

    yang digunakan kali ini yaitu obat Loss Vit C IPI CPL.

    Sampel yang akan diuji di buat pengenceran terlebih dahulu dengan aquades steril 1:10.

    kemudian dibuat pengenceran bertingkat 10-2 - 10-6, guna untuk melihat pada pengenceran

    keberapa bakteri tumbuh.

    Pada pengujan ini, media yang diguanakan yaitu NA ( Nutrient Agar ) sebab medium ini

    mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan

    metabolisme, dan metode yang digunakan metode tuang dengan cara media NA di tuangkan

    terlebih dahulu pada cawa petri kemudian sampel hasil pengenceran dituangkan dan

    dihomogenkan, setelah memadat media siap untuk di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37

    dan dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan menggunakan alat colony counter.

    Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil hasil pengenceran pertama dan kedua

    jumlah kolni yang tumbuh > dari 300 koloni, hal ini sangat terlihat jelas dengan kekeruhan

    yang terbentuk. Pengenceran ketiga tidak terdapat koloni, dan terlihat bening sama halnya

    dengan pengenceran kelima,namun pada pengenceran keempat didapat jumlah kolonisebanyak 2 koloni, jumlah bakteri sebanyak 2 koloni.

    Semakin besar konsentrasi sempel semakin besar pula koloni yang tumbuh, dan

    sebaliknya semakin kecil konsentrasi sampel maka semakin sedikit pula koloni bakteri yang

    timbuh bahkan tidak tumbuh sama sekali. Dan berdasarkan jumlah koloni dari masing-masing

    pengenceran maka nilai bakteriologis pada obat loss tersebut sebesar 17,666 x 103

    cfu/gram. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) untuk produk obat tradisional

    standar kontaminasi bakteri yang memenuhi syarat dibawah 10 bakteri koloni. Dalam hal ini

    sediaan obat loss yang diuji tidak memenuhi standar SNI artinya jumlah bakteriologis yang

    tumbuh pada sediaan tersebut diata standar yang tlah ditetapkan

    VIII. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan didapa simpulan bahwa:

    Jumlah koloni dari masing-masing pengenceran maka nilai bakteriologis pada obat loss

    tersebut sebesar 17,666 x 103 cfu/gram. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia ( SNI )

    untuk produk obat tradisional standar kontaminasi bakteri yang memenuhi syarat dibawah 10

    bakteri koloni. Sehingga sediaan obat loss yang diuji tidak memenuhi standar SNI (jumlah

    bakteriologis yang tumbuh pada sediaan tersebut diata standar yang tlah ditetapkan)

    IX. Daftar Pustaka

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    13/14

    Djide, Natsir. 2008.Analisis Mikrobiologi Farmasi, Makasar: Universitas Hasanuddin

    Radji, Maksum,2011. Mikrobiologi panduan mahasiswa farmasi dankedokteran. Jakarta:

    penerbit buku kedokteran EGC

    X. Dokumentasi

    Alat penghitung

    kolonibakteri Colony

    Counter

    Alat penghitung

    kolonibakteri Colony

    Counter

    Pengenceran sampel

    obat loss

    Penuangan media NA

    pada cawan petri

    Penuangan sampel, metode

    tuang

    Media yang sudah memadat

    dibungkus

    Siap diinkubasi

    Cawan petri 1 Cawan petri 2

  • 5/19/2018 Laporan Mikro Koefisien Fenol Dan Alt

    14/14

    Cawan petri 3 Cawan petri 4

    Cawan petri 5