laporan klintan acara 3

26
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya populasi OPT akibat perubahan iklim menuntut adanya varietas jagung yang adaptif terhadap perkembangan dinamika hama dan penyakit di lapangan. Penyakit bulai misalnya, merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kehilangan hasil sampai 100%. Peningkatan suhu dan kelembaban akhir-akhir ini diperkirakan akan semakin mempercepat perkembangbiakan dan penyebaran spora bulai melalui media udara, tanah ataupun benih. Ciri umum yang ditimbulkan dari serangan bulai adalah munculnya butiran putih pada daun yang merupakan spora cendawan pathogen tersebut. Penyakit ini menyerang pada tanaman jagung varietas rentan hama penyakit dan umur muda (1-2 MST) maka kehilangan hasil akibat infeksi penyakit ini dapat mencapai 100% (Puso). 1

Upload: syarifah-fauziah

Post on 24-Sep-2015

361 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

hama ulat tanah

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangMeningkatnya populasi OPT akibat perubahan iklim menuntut adanya varietas jagung yang adaptif terhadap perkembangan dinamika hama dan penyakit di lapangan. Penyakit bulai misalnya, merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kehilangan hasil sampai 100%. Peningkatan suhu dan kelembaban akhir-akhir ini diperkirakan akan semakin mempercepat perkembangbiakan dan penyebaran spora bulai melalui media udara, tanah ataupun benih. Ciri umum yang ditimbulkan dari serangan bulai adalah munculnya butiran putih pada daun yang merupakan spora cendawan pathogen tersebut. Penyakit ini menyerang pada tanaman jagung varietas rentan hama penyakit dan umur muda (1-2 MST) maka kehilangan hasil akibat infeksi penyakit ini dapat mencapai 100% (Puso). Masa kritis tanaman jagung terserang bulai berlangsung sejak benih ditanam hingga usia 40 hari.Masalah penyakit tumbuhan akan selalu muncul sepanjang manusia mengusahakan tanaman atau tumbuhan tersebut sebagai tanaman budidaya. Kondisi ini semakin menjadi persoalan jika kerusakan-kerusakan yang terjadi menimbulkan kerugian ekonomi. Kerugian ekonomi dalam jumlah yang besar akibat kerusakan yang disebabkan oleh penyakit secara umum jarang terjadi meskipun pernah ada.Tanaman yang terserang penyakit dapat diawetkan dengan membuat herbarium, namun kelompok kami belum menemukan tanaman jagung yang terkena penyakit bulai, sehingga tidak dapat dilakukan isolasi untuk mengamati perkembangan spora cendawan pathogen di mikroskop.Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang dapat merepresentasikan morfologi tumbuhan yang meliputi batang,daun,bunga, dan buah.Pembuatan herbarium dapat dilakukan dalam keadaan kering maupun basah. Peranan herbarium ini penting sekali untuk identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan, terutama untuk tumbuhan yang berasal dari hutan dan hidup liar yang belum banyak dikenal serta untuk penelitian lebih lanjut. Herbarium tidak hanya sekedar specimen tumbuhan yang diawetkan, namun dapat digunakan sebagai kegiatan botani lainnya seperti sebagi sumber dasar untuk ahli taksonomi dan ilmu lain yang memerlukan informasi dasar mengenai suatu spesies tanaman. Herbarium juga dapat dijadikan suatu museum sehingga dapat digunakan sebagai pusat penelitian, pengajaran dan pusat infornasi untuk masyarakat umum.

B. TujuanPraktikum klinik tanaman dalan acara pengawetan tanaman sakit dan pembuatan herbarium bertujuan untuk:1. Mengenal dan melaksanakan teknik-teknik yang digunakan untuk pengawetan tanaman sakit.2. Memilih teknik yang sesuai bagi bahan tanaman yang harus ditangani, meliputi metode penyimpanan dan penanganannya. 3. Memperagakan specimen yang diawetkan dengan penyertaan informasi yang relevan.II. TINJAUAN PUSTAKAHerbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005). Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidak boleh diabaikan. Melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Specimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak specimen herbarium (Aththorick dan Siregar, 2006).Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. (Tjitoseopomo, 2005).

III. METODE PRAKTIKUMA. Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain bahan tanaman sakit atau bahan tanaman yang mengalami kerusakan hama yang akan diawetkan, FAA (Formaldehid Acetic Acid), pemampat bahan tanaman sakit untuk herbarium kering, dan Naphthalene (kapur barus. Alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain Botol museum, gelas breaker, botol-botol gelas, gelas ukur, dan label herbarium.

B. Prosedur kerja1. Bahan-bahan tanaman sakit atau yang mengalami kerusakan yang bentuknya besar dan berdaging dengan kandungan air yang tinggi (misal buah jeruk, magga, buah jambu, akar gada pada kubis, albasia-karat puru).a. Bahan tanaman diawetkan dalam larutan FAA untuk mencegah kehancuran jaringan oleh bakteri dan jamur.b. Botol penyimpanan yang digunakan mempunyai tutup dari gelas atau plastic karena tutup dari logam akan menimbulkan korosi oleh pengaruh FAAc. Botol museum dilengkapi (yang terisi FAA dan bahan tanaman yang akan diawetkan) dengan label herbarium yang telah berisi informasi tentang koleksi specimen tersebut (nama penyakit, pathogen, tipe pathogen, tanaman/inang, lokasi, tanggal, kolektor, metode identifikasi dan ditambah informasi ekologi untuk hama), direkatkan pada bagian luar botol.d. Label diidi dengan tulisan tangan, tinta hitam secara benar dan rapi. Untuk identifikasi pendahuluan (tentatif) digunakan acuan yang tersedia dan sesuai.2. Bahan-bahan tanaman dengan kandungan air yang rendah dan ukuran relative kecil atau tipis, diawetkan dengan cara pemampatan (pressing). a. Dilakukan pemampatan dengan cara menempatkan lembaran bahan tanaman (misal daun) di antara lembaran-lembaran surat kabar kering dan atasnya dibebani dengan setumpuk buku tebal atau batu bata.b. Untuk specimen yang kandungan airnya lebih tinggi, diganti kertas-kertas tersebut setiap hari untuk mencegah pertumbuhan jamur kapang (mold) pada specimen.c. Setelah kering, disimpan lembaran herbarium ini dengan posisi mendatar dalam almari yang kering dan bebas insekta.3. Specimen yang berupa perakaran tanaman berkayu, biji-bijian kering atau buah berkayu tak membutuhkan cairan pengawet.a. Specimen tersebut dikeringkan pada udara bebas atau dikering-ovenkan pada suhu rendah, kemudian simpan langsung dalam botol.b. Ditambahkan butiran-butiran Naphthalene bersama specimen untuk mencegah infestasi serangga.c. Herbarium dilengkapi denga label herbarium yang berisi informasi tentang specimen yang bersangkutan,d. Disertakan specimen sehat bersama specimen yang sakite. Label diisi dengan tulisan tangan, tinta warna hitam secara benar dan rapi.f. Pendahuluan (tentatif) diidentifikasi dengan menggunakan acuan yang ada dan relevan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Praktikum

Pengawetan Tanaman Sakit dan Pembuatan Herbarium Prosedur pembuatan Larutan FAA1. Air steril disiapkan sebanyak 175 ml.2. Prusi ditimbang sebanyak 1 gram.3. Air steril dan prusi diaduk sampai homogen.4. Asam asetat glasial ditambahkan pada larutan, sebanyak 25 ml tanpa diaduk.5. Formaldehid (40%) sebanyak 50 ml dan alcohol (95%) sebanyak 50 ml ditambahkan pada larutan tanpa diaduk.6. Larutan FAA yang sudah jadi dibagi dalam 2 toples.7. Masukka hama dan penyakit tanaman kedalam masing-masing toples.8. Toples ditutup rapat.9. Masing-masing toples di beri label specimen.

B. PembahasanHerbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi specimen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian dan identifikasi.Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu specimen yang diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu, sebagai sumber informasi dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat penelitian dan pengajaran, juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan specimen, data da nasal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004).Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. (Tjitoseopomo, 2005).Kegunaan herbarium secara umum antara lain:1. Sebagai pusat referensi: merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.2. Sebagai lembaga dokumentasi: merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dll.3. Sebagai pusat penyimpanan data: ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).4. Material herbarium sangat penting artinya sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi.5. Material peraga pelajaran botani.6. Material penelitian.7. Alat pembantu identifikasi tanaman.8. Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia.9. Bukti keanekaragaman dan,10. Specimen acuan untuk publikasi spesies baru.Herbarium dibagi menjadi dua jenis yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering adalah herbarium yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bias diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Sedangkan herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.1. Pembuatan medium FAA1 gr Prusi yang telah dihaluskan dilarutkan ke dalam 175 ml air steril diaduk hingga homogen dan ditambah asam asetat glasial sebanyak 25 ml tanpa diaduk. Formaldehid (40%) sebanyak 50 ml dan alcohol (95%) ditambahkan pada larutan tanpa diaduk. Larutan FAA dibagi dalam 2 toples.2. Pembuatan herbariumHama ulat tanah dan Penyakit bulai pada tanaman jagung yang telah dikumpulkan dimasukan ke dalam masing-masing botol museum yang berisi larutan FAA. Lalu kemudian masing-masing botol diberi label yang berisi keterangan mengenai informasi-informasi spesimen.

Label untuk hamaSpesimen: Agrotis sp.Tempat : Karang WangkalTanggal : Oleh: Kelompok 1, Rombongan 3Tanaman inang: Zea maysInformasi ekologi: Tanaman jagung ditanam secara monokultur bersebelahan dengan tanaman padi, tanaman jagung ditanam bergilairan dengan tanaman padi.Klasifikasi Ulat tanahKingdom: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: InsectaOrdo: LepidopteraFamili: NoctuidaeGenus:AgrotisSpesies:Agrotis ipsilonBioekologiTelur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada puncaknya. Titik hitam tersebut adalah kepala larva yang sedang berkembang di dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari.Larva menghindari cahaya matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang. Larva yang baru keluar dari telur berwarna kuning kecoklat-coklatan dengan ukuran panjang berkisar antara 1 - 2 mm. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan daun.Larva mengalami 5 kali ganti kulit.Larva instar terakhir berwarna coklat kehitam-hitaman.Panjang larva instar terakhir berkisar antara 25 - 50 mm. Bila larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak bergerak seolah-olah mati.Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari.Pembentukan pupa terjadi di permukaan tanah. Pupa berwarna cokelat terang atau cokelat gelap. Lama stadia pupa 5 6 hari. Imago. Umumnya ngengat Famili Noctuidae menghindari cahaya matahari dan bersembunyi pada permukaan bawah daun. Sayap depan berwarna dasar coklat keabu-abuan dengan bercak-bercak hitam. Pinggiran sayap depan berwarna putih.Warna dasar sayap belakang putih keemasan dengan pinggiran berenda putih. Panjang sayap depan berkisar 16 -19 mm dan lebar 6 - 8 mm. Ngengat dapat hidup paling lama 20 hari. Apabila diganggu atau disentuh, ngengat menjatuhkan diri pura-pura mati. Perkembangan dari telur hingga serangga dewasa rata-rata berlangsung 51 hari.Gejala SeranganLarva merupakan stadia perusak yang aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Tanaman yang terserang adalah tanaman-tanaman muda. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun.Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda.Tanaman InangSelain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.Pengendalian1. Dilakukan penyemprotan di sekitar tanaman, hingga bisa menyasar pada hamanya. Pestisida yang digunakan adalah Bayrusil 0,3% dan Phasvel dengan konsentrasi 0,1%.2. Secara mekanis, dilakukan pembongkaran pada tanah tersebut kemudian ulatnya dibunuh.3. Penggunaan musuh alami misalnyaTritaxys braurei, Cuphocera variadan jamur misalnyaBotrytissp.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanHerbarium merupakan koleksi spesimen yang telah dikeringkan / diawetkan dalam larutan, yang biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Pada praktikum yang telah dilakukan, dibuat herbarium basah, untuk mengawetkan hama yang ditemukan dilapang dan herbarium kering untuk penyakit.B. SaranSebaiknya pengambilan spesimen untuk kepentingan herbarium dilakukan secara hati-hati dan teliti. Dan juga pengisian informasi pada label herbarium sebaiknya diisi dengan jelas agar dapat memberikan informasi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKAOnrizal.2005.Teknik PembuatanHerbarium. http://ocw.usu.ac.id.Diakses pada tanggal 19 April 2015.

Ramadhanil. 2003.Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang Penelitian Taksonomi Tumbuhan di Sulawesi.http://unsjournals.com. Diakses pada tanggal 19 April 2015.

Steenis, C.G.G.J.Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha. Jakarta.Tjtrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Aththorick,T.A,danSiregarE.S.2006.TaksonomiTumbuhan. Departemen Biologi FMIPA USU. Medan.

Setyawan,A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, KdanSusilowati,A. 2005.Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004.Herbarium. Cambridge University Press. New York.

17