laporan dpt acara 6

Upload: marsya-riska-dwi-puspa

Post on 05-Nov-2015

266 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

praktikum pemuliaan tanaman 2015

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMPEMULIAAN TANAMAN ACARA VIDESKRIPSI VARIETAS

Semester:Genap 2015Oleh:Marsya Riska Dwi PuspaA1L113085/XIIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANLABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGIPURWOKERTO2015ACARA VI. DESKRIPSI VARIETASTanggal praktikum: Senin, 19 Mei 2015Nama: Marsya Riska Dwi PuspaNIM: A1L113085Nama partner: 1. Machrus Malik A. A1L113086 2. Dede Gustiawan A1L113089 3. Martin Agung LaksonoA1L113090Rombongan: XII (Dua belas)Asisten: 1. Fierdha 2. Nunu

I. PENDAHULUANA. Latar belakangPendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran tanam. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda.Deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk mengetahui apakah tanaman tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif terhadap lingkungan atau tidak. Dengan begitu diharapkan dalam budidaya tanaman kita lebih mengetahui halhal yang harus diperhatikan dalam budidaya, sehingga nantinya tanaman yang dibudidayakan mampu tumbuh dengan baik.Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietas-varietas yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia. Pendeskripsian mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting diketahui sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan tanaman.

B. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap-tiap tanaman secara keseluruhan.

II. TINJAUAN PUSTAKASalah satu upaya untuk mempelajari sifat-sifat suatu tanaman yaitu dengan mempelajari deskripsi dari suatu tanaman tersebut. Pengertian deskripsi itu sendiri adalah menggambarkan secara langsung mengenai morfologi tanaman, yaitu warna daun, warna batang, warna biji, bentuk batang, bentuk daun, dan masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya (Soenarto, 1997).Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh (Syukur, 2009).Menurut Subandi (1988) varietas unggul adalah varietas yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: hasil produksi yang tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, adaptasi tumbuh yang luas, dan umurnya genjah. Varietas unggul merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Tahun 2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6 varietas INPARI (INPARI 1-6), dan 3 Varietas INPARA (INPARA 1-3). Inbrida Padi Irigasi, atau lebih dikenal dengan INPARI adalah varietas-varietas unggul baru padi sawah yang cocok ditanam di lahan sawah irigasi, sedangkan Inbrida Padi Rawa (INPARA) adalah varietas-varietas unggul padi yang baik dibudidayakan pada kondisi lahan rawa, tahan terhadap rendaman, serta daya adaptasi pada kondisi lahan masam.Untuk memperoleh keseragaman pada tanaman padi maka perlu diketahui sifat-sifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting tanaman padi yang dapat dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu dengan yang lainnya (Soemedi, 1982).a. Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.b. Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.c. Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.d. Batang : ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.e. Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang mendatar atau terkulai.f. Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak atau tidak terserak.g. Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.h. Beras : ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek.Diantara tanaman padi yang termasuk ke bangsa Oryza sativa L. terdapat ribuan varietas yang satu sama lain mempunyai ciri-ciri khas tersendiri sehingga dapatlah dikatakan bahwa ditilik dari sudut bentuk tubuh (morfologi) tidaklah ada dua varietas padi yang mempunyai bentuk tubuh yang sama. Antara varietas yang satu dengan yang lain senantiasa terdapat perbedaan, bagaimana pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan yang nampak antara varietas yang satu dengan yang lain adalah disebabkan oleh perbedaan dalam pembawaan atau sifat varietas (Siregar, 1981).

III. METODE PRAKTIKUMA. Bahan dan alatBahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanaman padi varietas Padi Hitam dan varietas Padi Inpago Unsoed 1. Alat yang diperlukan adalah penggaris, busur derajat dan alat tulis.

B. Prosedur kerja1. Penampilan tanaman yang akan dideskripsikan diamati2. Data tanaman yang dideskripsikan diambil 3. Candra tanaman dibuat berdasarkan data yang sudah diperoleh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel 1. Deskripsi Varietas Padi HitamNOKARAKTERISTIKHASIL PRAKTIKUMLITERATUR

1.AsalSilugonggo/ Beras Merah

2.Golongan Cere Cere

3.Umur tanaman120 hari

4.Bentuk tanamanTegakTegak

5.Tinggi tanaman81 cm130-140 cm

6.Anakan produktifSedang (14 batang)Sedang

7.Warna kakiCoklatCoklat

8.Warna batangHijauHijau

9.Posisi daunTegak Tegak

10.Posisi daun benderaMiringMiring

11.Bentuk gabahSedang/ lonjongSedang/ lonjong

12.Warna gabahHitam Hitam

13.Tekstur nasiPulen dan kenyal

14.Bobot 1000 butir25 gram

15.Kadar amilosa25,5 %

16.Ketahanan terhadap hama dan penyakitTahan terhadap hama dan penyakit (Supardi dkk, 2010).

Tabel 2. Deskripsi Varietas Padi Inpago Unsoed 1NOKARAKTERISTIKHASIL PRAKTIKUMLITERATUR

1.AsalPoso/ Mentik Wangi

2.Golongan Cere Cere

3.Umur tanaman110 hari

4.Bentuk tanamanTegak Tegak

5.Tinggi tanaman100 cm107 cm

6.Anakan produktifSedang (15 batang)Banyak (16 bateng)

7.Warna kakiCoklatCoklat

8.Warna batangHijau kekuninganHijau

9.Posisi daunTegakTegak

10.Posisi daun benderaTegakTegak

11.Bentuk gabahSedang/ lonjongSedang/ lonjong

12.Warna gabahKuningKuning bersih

13.Tekstur nasiPulen

14.Bobot 1000 butir27,7 gram

15.Kadar amilosa18 %

16.Ketahanan terhadap hama dan penyakitAgak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, rentan terhadap wereng barang coklat biotipe 2 dan biotipe 3 (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2013).

B. PembahasanMenurut Gepts P dan Hancock (2006) hubungan pemuliaan tanaman dengan ilmu genetika yaitu mempelajari pewarisan sifat, dimana dalam pemuliaan tanaman sangat penting mempelajari pewarisan sifat untuk merakit keragaman genetik menjadi sifat yang lebih baik/ unggul dari sifat sebelumnya. Pewarisan sifat yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat. Selain itu, pemulia mampu marakit sifat yang unggul sesuai dengan tantangan permasalahan yang sedang berkembang maupun permasalahan yang akan berkembang dalam kurun waktu tertentu.Hubungannya dalam ilmu botani, seberapa jauh hubungan kekerabatan suatu tanaman yang akan dimuliakan khususnya dengan pesilangan harus dipikirkan oleh pemulia (Gepts dan Hancock, 2006). Pemilihan kedekatan kekerabatan mempengaruhi hasil dari persilangan, hibridisasi dengan hubungan kekerabatan yang jauh dapat memperbesar terjadinya kegagalan dalam pembuatan sifat-sifat baru. Biasanya dalam pemuliaan tanaman menghasilkan perkawinan yang kekerabatannya dekat (inbreeding).Selain hubungannya dengan ilmu genetika dan botani, ilmu lain yang berhubungan dengan pemuliaan tanaman yaitu morfologi. Morfologi biasanya digunakan untuk mengontrol berhasilnya suatu persilangan. Metode ini adalah yang paling mudah dilihat secara kasat mata dalam pewarisan sifat dan digunakan sejak masa awal genetika. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya sangat terbatas dan untuk mengamatinya pemulia harus menunggu hingga sifat penanda itu muncul (Enik Nurlayli Afifah, 2012).Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, disebutkan varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun bunga, biji, dan eksperesi karakteristik genotype atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.Sesuai dengan pengertian diatas, maka dapat dapat diketahui bahwa varietas tanaman yang dihasilkan harus berbeda dengan varietas tanaman yang lain yang ditandai dengan perbedaan bentuk fisik sampai perbedaan karakteristik tanaman (S. Hutabarat, 2013). Adapun pengetian varietas adalah sekelompok tanaman yang memiliki susunan genetis tertentu sehingga memiliki cirri-ciri tertentu serta keunggulan tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok tanaman yang lain dalam satu spesies. Deskripsi varietas merupakan suatu perpaduan menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran tanam (Soenarto, 1997). Deskripsi varietas menghasilkan ciri-ciri tertentu dalam suatu spesies tanaman. Ciri-ciri tertentu tersebut seperti pada varietas Inpago Unsoed 1 memiliki kekurangan tidak tahan penyakit wereng barang coklat, namun tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran.Manfaat deskripisi varietas ini membantu para petani untuk meningkatan produksi tanaman yang merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh petani dewasa ini, diharapkan manfaat deskripsi varietas mengalami peningkatan produksi tanaman yang dapat terjamin. Selain itu, petani dapat membedakan varietas satu dengan varietas lain yang ditanamnya, kemudian kemungkinan terjadinya seleksi untuk penanaman yang baik, hasil yang diinginkan dan mampu meningkatkan hasil produksi. Deskripsi varietas dapat bermanfaat bagi pemulia yaitu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dapat dilihat dari sifat-sifat morfologi yang tampak, sehingga mampu menilai kemurnian benih. Manfaat untuk masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi masyarakat luas terutama para pihak dalam proses pemuliaan tanaman yang dalam hal ini adalah perseorangan yang diwakili oleh petani dan badan usaha yang diwakili oleh petani dan badan (Soenarto,1997).Klasifikasi Varietas Padi HitamKingdom : PlantaeSubkingdom : TracheobiontaSuper Divisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeSubkelas : CommelinidaeOrdo : GlumifloraeFamili : Poaceae/GramineaeSubfamili : OryzoideaeSuku : OryzeaeGenus : OryzaSpesies : Oryza sativa L.Sub Spesies : japonica / sinica (Vaughan et al.,2003 dalam A. Rahmawati, 2010).Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain (Suardi et al., 2009). Beras hitam (Oryza sativa L.indica) memiliki perikarp, aleuron dan endosperm yang berwarna merah-biru-ungu pekat, warna tersebut menunjukkan adanya kandungan antosianin. Beras hitam mempunyai kandungan serat pangan (dietary fiber) dan hemiselulosa masing-masing sebesar 7,5% dan 5,8%, sedangkan beras putih hanya sebesar 5,4% dan 2,2% (Narwidina, 2009). Melihat kandungan gizi yang terdapat pada beras hitam yang menjadi salah satu keunggulan padi beras hitam sebagai salah satu sumber keragaman padi. Padi hitam memiliki tinggi tanam 130-140 cm dengan umur tanaman 120 hst, warna kulit gabah hitam, bisa ditanam pada dataran rendah hingga tinggi, bulir per malai memiliki jumlah 120 sampai 150 butir per malai, tahan terhadap hama penyakit, beraroma wangi, nasi pulen dan kenyal.Klasifikasi Varietas Padi Inpago Unsoed 1Kingdom : PlantaeSuper Divisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeOrdo : GlumifloraeFamili : Poaceae/GramineaeSuku : OryzeaeGenus : OryzaSpesies : Oryza sativa L.Deskripsi varietas Padi Inpago Unsoed 1 memiliki koleoptil warna antosianin tidak berwarna atau sangat lemah. Daun pelepah berwarna hijau, intenstas warna hijau sedang, warna antosianin pelepah daun tidak ada, bulu pada permukaan daun lemah, telinga daun ada, warna antosianin pada pada leher daun tidak ada (hijau), lidah daun ada, bentuk lidah daun berlekuk (cleft), lidah daun tidak berwarna, panjang lidah daun (1,6 cm), panjang helai daun sedang (48,8 cm), lebar helai daun sedang (1,3 cm), perilaku helaian daun bendera (pengamatan awal) tegak, perilaku helai daun bendera (pegamatan akhir) tegak dan gejala penuaan daun sedang. Batang: perilaku batang agak tegak, ketebalan sedang (6,2 cm), panjang batang sedang (107 cm), warna antosianin pada batang tidak ada dan warna pada ruas batang tidak ada.Malai: panjang cabang utama sedang (31,8 cm) bulu ujung gabah tidak ada, posisi malai terhadap batang agak tegak lurus, keberadaan malai sekunder ada, tipe cabang sekunder kuat, perilaku dari cabang malai agak tegak, eksersi malai muncul sempurna (7,7 cm). Umur: umur bunga (50%), genjah (87 hss), umur matang genjah (117 hss), mandul jantan tidak ada. Lemma: warna antosianin pada jalur sekam (keel) (pengamatan awal) tidak ada atau sangat lemah, warna antosianin pada daerah apex (pengamatan awal/ lemah, warna lemma steril kuning jerami, hiasan lemma tidak ada, dan panjang lemma steril (2,7 mm).Anak bunga kepadatan rambut pada lemma kuat dan warna ujung lemma kuning jerami. Gabah: 1000 biji ringan (26 gr), panjang gabah panjang (8,7 mm), lebar gabah sedang (2,8 mm) dan perbandingan panjang dan lebar sedang (3,1). Beras pecah kulit: panjang beras sedang (6,3 mm) lebar bers sedang 92,5 mm), bentuk ramping (2,5), warna beras pecah kulit coklat muda dan aroma lemah. Butir kapur sedikit dan endosperma keberadaan amilosa bukan ketan serta kandungan amilosa state 4 (18%) (Sekjen Pertanian, 2013).Morfologi biasanya digunakan untuk mengontrol berhasilnya suatu persilangan. Metode ini adalah yang paling mudah dilihat secara kasat mata dalam pewarisan sifat dan digunakan sejak masa awal genetika. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya sangat terbatas dan untuk mengamatinya pemulia harus menunggu hingga sifat penanda itu muncul (Enik Nurlayli Afifah, 2012). Pembaahasan sudah dibahas sebelumnya diawal, bahwa morfologi sangant penting dalam deskripsi varietas dengan kasat mata dan bisa membedakan varietas yang satu dengan yang lain.Karakter morfologi yang dapat digunakan sebagai marka morfologi terhadap toleran kekeringan adalah jumlah anakan. Karakter fisiologi yang dapat digunakan sebagai marka fisiologi terhadap toleran kekeringan adalah kandungan prolin. Jumlah anakan yang rendah pada kondisi cekaman kekeringan dan kandungan prolin yang rendah pada kondisi ketersediaan air optimum merupakan marka morfologi dan fisiologi padi sawah tahan kekeringan (Eko Sulistyono dkk, 2010).Kondisi lahan kering tadah hujan yang tergantung air hujan untuk kebutuhan airnya dan seringkali dengan intensitas curah hujan yang tidak pasti menyebabkan tanaman padi gogo sangat beresiko mengalami cekaman kekeringan. Sehingga varietas padi yang ditanam harus yang toleran kekeringan dan berumur pendek. Umumnya padi dengan karakteristik seperti ini adalah padi lokal dengan daya hasil yang rendah (Taslim dkk., 1993 dalam Ahadiyat Yugi R, 2011).Hasil praktikum pada deskripsi varietas Padi Hitam berasal dari persiangan varietas Silugonggo dan Beras Merah dengan umur tanaman 120 hari, karakteristik pada varietas ini mengalami perbedaan dalam tinggi tanaman. Hasil praktikum menunjukan bahwa tinggi tanaman 81 cm sedangkan pada literatur tingginya sangat berbeda jauh yaitu 130-140 cm, hal ini dikarenakan bedanya kondisi lahan dilapangan. Saat kami praktikum, tanaman varietas Padi Hitam tumbuh di dalam polybag yang berada di kebun percobaan, sehingga unsur hara, intensitas cahaya mataahari dan faktor lainnya yang diterima tanaman didalam kebun percobaan berbeda dengan disawah maupun dilahan, sehingga menyebabkan tinggi tanaman berbeda. Karakteristik Padi Hitam saat praktikum dengan literatur hampir sama, seperti pada golongan sama-sama katagori cere, bentuk tanaman yang tegak, anakan produktif yang sama sedangnya, warna kaki yang coklat, warna batang yang hijau, posisi daun yang tegak pada sudut yang berbentuk 200, posisi daun bendera yang miring bersudut 300, bentuk gabah yang memiliki perbandingan 1:2-3 dimana termasuk ukuran sedang atau lonjong, warna gabah sama dengan literatur berwarna hitam, tekstur nasi yang pulen serta kenyal, memiliki bobot 1000 butir 25 gram, kadar amilosa ada padi varietas ini 25,5% dan tahan terhadap hama dan penyakit utama.Karakteristik varietas padi Inpago Unsoed 1 memiliki perbedaan yaitu dalam anakan produktif dan warna kaki. Pada hasil praktikum jumlah anakan terdapat 15 batang (sedang) sedangkan literatur menyebutkan 16 batang (banyak) menurut saya hal yang wajar, karena perbedaannya tidak signifikan. Warna kaki pada literatur berwarna hijau, sedangkan hasil menunjukan berwarna coklat, hal ini mengalami kekurangan telitinya praktikan dalam menentukan sifat karakteristik. Persamaan karakteristik padi Inpago Unsoed 1 pada praktikum dan literatur yaitu pada bentuk tanaman yang sama tegak, tinggi tanaman yang sesuai mendekati 107 cm, bentuk gabah yang sama berbentuk sedang/ lonjong dengan perbandingan 1-2-3, warna batang sama hijau walaupun dalam praktikum agak kekuningan, warna gabah juga sama berwarna kuning, posisi daun dan posisi daun bendera yang sama-sama membentuk sudut 200 termasuk dalam kategori tegak. Padi varietas Inpago Unsoed 1 berasal dari persilangan antara padi Poso dengan padi Mentik Wangi berumur tanaman 110 hari dan memiliki tinggi 100 cm pada saat praktikum, bertekstur pulen apabila sudah dimasak menjadi m=nasi, memiliki bobot 1000 butir sebesar 27,7 gram dengan kadar amilosa 18%, memiliki ketahanan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, biotipe 2 dan biotipe 3. Adapun perbandingan foto hasil praktikum dan litertur.Gambar 1. Varietas Padi Hitam

Gambar 2. Varietas Padi Hitam menurut literatur

Gambar 3. Varietas Padi Inpago Unsoed 1

Gambar 4. Varietas Padi Inpago Unsoed 1 menurut literatur

V. SIMPULANA. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa deskripsi tiap-tiap tanaman secara keseluruhan pada varietas Padi Hitam dan Padi Iphago Unsoed 1 adapun karakteristiknya seperti asal, golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, anakan praduktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk gabah, tekstur nasi, bobot 1000 bulir, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Varietas Padi Hitam memiliki karakteristik yang berbeda pada tinggi tanaman serta karakteristik lainnya sama seperti yang dipraktikumkan dengan literatur. Padi Inpago Unsoed 1 memiliki perbedaan pada karakteritik warna kaki dan anakan produktif pada praktikum dengan literatur.

B. Saran Saran dalam praktikum ini adalah sulitnya praktikan mencari deskripsi varietas Padi Hitam, karena deskripsi varietas ini tidak terdapat dalam web litbang Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Biasanya pada web tersebut deskripsi varietas padi jenis atau varietas apapun deskripsinya lengkap.

DAFTAR PUSTAKAAfifah, Enik Nurlayli. 2012. Makalah Seminar Penggunaan penanda Molekuler untuk Mempercepat dan Mempermudah perbaikan Kualitas Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). UGM. Yogyakarta.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2013. Deskripsi Varietas Padi Inpago Unsoed 1. www.bbpadi.litbang.go.id. Subang.Gepts dan Hancock. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-1634.Hutabarat, S. 2013. Pendaftaran Varietas Tanaman. USU. Medan.Narwidina. 2009. Pengembangan Minuman Isotonik Antosianin Beras Hitam (Oryza sativa L.indica) dan Efeknya Terhadap Kebugaran dan Aktivitas Antioksidan pada Manusia Pasca Stres Fisik: A Case Control Study. Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Pertanian (Tesis). UGM. Yogyakarta.Rahmawati, A. 2010. Efek Ekstrak Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L.) terhadap Perbaikan Luka pada Mukosa Lambung Mencit yang Dipapar Aspirin. UNS. Solo.Sekertaris Jendral Pertanian. 2013. Berita Resmi PVT. Departemen Pertanian. Jakarta.Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor.Suardi, D. dan I. Ridwan. 2009. Beras hitam, Pangan Berkhasiat yang Belum Populer. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31(2): 9-10. Subandi, M. Syam, dan A. Widjono, 1988. Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Sulistyono, Eko dkk. 2010. Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk Mendapatkan Marka Morfologi dan Fisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan (-30 Kpa) dan Produktivitas Tinggi (>8 ton/ha). IPB. Bogor.Supardi dkk. 2010. Padi Hitam. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Bandung.Soemedi. 1982. Pendoman Bercocok Tanam Padi. UNSOED. Purwokerto.Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor.Taslim dkk. 1993. Teknik bertanam padi gogorancah. Dalam: Ismunanji, M., S. Partohardjono, M Syam dan A Widjono (Eds). Padi. Buku 2. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.Yugi R, Ahadiyat. 2011. Toleransi Varietas Padi Gogo terhadap kondisi Kekeringan berdasarkan kadar Air Tanah dan Tingkat Kelayuan. UNSOED. Purwokerto.

Page 4 of 24