laporan kelompok c3

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata, secara optis dapat disamakan dengan kamera fotografis biasa, karena ia mempunyai suatu sistem lensa, suatu sistem tingkat (lubang lensa) yang berubah-ubah dan suatu retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata terdiri dari (1) pertemuan antara udara dengan permukaan anterior, (2) pertemuan antara permukaan posterior kornea dengan humor akuosus, (3) pertemuan antara humor akuosus dengan permukaan anterior lensa, dan (4) pertemuan antara permukaan posterior lensa dengan humor vitreus. Mata adalah struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisa. Dari paling luar ke paling dalam, lapisan-lapisan itu adalah: (1) sclera/kornea; (2) koroid/badan siliaris/iris; (3) retina. 1.1.1 Struktur mata a. Lapisan terluar terdiri dari : sklera dan kornea b. Lapisan tengah terdiri dari : lapisan koroid, badan siliaris, iris dan pupil c. Lensa d. Rongga mata yang terbagi menjadi dua rongga yaitu Rongga anterior Rongga posterior e. Retina yang terdiri dari

Upload: chebonk13

Post on 09-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kelompok

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kelompok C3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata, secara optis dapat disamakan dengan kamera fotografis biasa, karena ia mempunyai

suatu sistem lensa, suatu sistem tingkat (lubang lensa) yang berubah-ubah dan suatu retina yang dapat

disamakan dengan film. Sistem lensa mata terdiri dari (1) pertemuan antara udara dengan permukaan

anterior, (2) pertemuan antara permukaan posterior kornea dengan humor akuosus, (3) pertemuan

antara humor akuosus dengan permukaan anterior lensa, dan (4) pertemuan antara permukaan

posterior lensa dengan humor vitreus.

Mata adalah struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisa. Dari paling luar ke

paling dalam, lapisan-lapisan itu adalah: (1) sclera/kornea; (2) koroid/badan siliaris/iris; (3) retina.

1.1.1 Struktur mata

a. Lapisan terluar terdiri dari : sklera dan kornea

b. Lapisan tengah terdiri dari : lapisan koroid, badan siliaris, iris dan pupil

c. Lensa

d. Rongga mata yang terbagi menjadi dua rongga yaitu

Rongga anterior

Rongga posterior

e. Retina yang terdiri dari

Lapisan terpigmentasi luar

Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) terdiri dari :

o Sel batang dan sel kerucut

o Neuron bipolar

o Sel ganglion

o Sel horizontal dan sel amakrin

o Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar dan badan sel batang serta

sel kerucut

Bintik buta (diskus optik)

Lutea macula

Page 2: Laporan Kelompok C3

Fovea, yang merupakan bagian tengah dari retina dengan diameter kurang dari 500

mikrometer. Merupakan tempat terbentuknya pengelihatan yang paling tajam.

Jalur visual ke otak.

1.1.2 Karakteristik optik mata

a. Refraksi terdiri dari kornea, lensa, dan cairan aquosus dan vitreus

b. Akomodasi yang terbagi menjadi:

Lensa konveks (tebal di tengah dan tipis di perifer)

Lensa konveks (lebih bundar).

Emetropia

Daya akomodasi

Konvergensi

Konstriksi pupil

c. Defekvisual terdiri dari:

myopia (rabun jauh/penglihatan dekat)

hiperopia (rabun dekat/penglihatan jauh)

asigmatisme

d. fisiologi penglihatan terbagi menjadi:

rodopsin/sel ungu terdiri dari retinal dan opsin (skotopsin),

pemutihan rodopsin

resintesis rodopsin

sel batang

adaptasi terhadap gelap dan terang

penglihatan warna

1.2 Masalah.

1. Bagaimana caranya agar kita mengetahui ketajaman penglihatan seseorang dengan menggunakan

metode klinis.

2. Faktor apa saja yang menyebabkan ketajaman penglihatan seseorang berbeda-beda.

1.3 Tujuan.

1. Untuk memahami bagaimana ketajaman penglihatan seseorang melalui pemeriksaan visus.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ketajaman penglihatan sesorang.

Page 3: Laporan Kelompok C3

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat.

Kartu Snellen.

2.2 Bahan.

Pada praktikum pemeriksaan Visus kami tidak menggunakan bahan-bahan tertentu.

2.3 Tata kerja.

1. Tiap orang dalam kelompok secara bergantian melakukan pemeriksaan visus.

2. Orang coba duduk menghadap kartu snellen, pada jarak 6 meter dari kartu Snellen.

3. Orang coba menutup salah satu mata tanpa menekan bola mata, misalnya mata kiri ditutup dengan

tangan kiri.

4. Orang coba melihat ke kartu Snellen dengan santai, tanpa melirik ke kanan-kiri dan mengerutkan

dahi.

5. Orang coba diminta menyebutkan angka/huruf atau simbol pada kartu Snellen yang ditunjuk oleh

pemeriksa, dari kiri ke kanan dan atas ke bawah, dimulai dari huruf yang terbesar (seluruh huruf)

sampai baris huruf yang terkecil (seluruh huruf).

6. Catat hasil pemeriksaan visus ini.

7. Lakukan pemeriksaan di atas pada mata kanan orang coba.

8. Catat hasil pemeriksaan saudara.

Page 4: Laporan Kelompok C3

BAB III

HASIL

Orang coba

VISUS

Kiri KananKiri-

kanan

Indah Rismandasari

Gabriela L.Y. Watilay

Noftriana S. Lemauk

Odi P. Semboari

Lamberthus Rumbiak

Fatma Arif

Desnawati E. Suci

Michael B. E. Loi

Alfrida Kogoya

6/6

6/6

6/6

6/6

6/6

1/100

6/30

6/3

6/5

6/6

6/6

6/6

6/6

6/6

1/100

6/30

6/3

6/5

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 5: Laporan Kelompok C3

4.1. Diskusi Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum Visus ini, didapatkan persentasi hasil pengamatan

dari 9 (sembilan) orang coba sebagai berikut :

5 orang (67 %) memiliki nilai visus : 6/6

1 orang (11 %) memiliki nilai visus : 6/3

1 orang (11 %) memiliki nilai visus : 6/5

1 orang (11 %) memiliki nilai visus : 6/30

1 orang (11 %) memiliki nilai visus : 1/100

Dari persentase yang diperoleh, terdapat 2 orang coba (>20 %) memiliki nilai visus yang lebih

kecil dari orang normal. Hal tersebut menyatakan bahwa kedua orang coba tersebut memiliki

ketajaman pengelihatan yang lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Namun, terdapat juga

dua orang coba (>20%) memiliki nilai visus yang lebih besar dari orang normal, yang menyatakan

bahwa kedua orang coba tersebut memiliki ketajaman pengelihatan yang lebih besar daripada orang

normal.

a. 6/6 (Normal)

Orang dengan nilai visus ini memiliki ketajaman pengelihatan yang normal. Secara

sederhana, arti dari nilai visus 6/6 berarti orang tersebut dapat melihat suatu objek dengan

jelas pada jarak 6 meter.

b. 6/5 dan 6/3

Orang dengan nilai visus ini memiliki ketajaman pengelihatan yang dapat dikatakan

lebih tajam dari orang yang normal. Orang dengan nilai visus 6/5 mampu melihat suatu

objek pada jarak 6 meter yang pada orang normal hanya pada jarak 5 meter, sedangkan

nilai 6/3 mampu melihat objek pada jarak 6 meter yang pada orang normal hanya pada

jarak 3 meter.

c. 6/30

Orang dengan nilai visus 6/30 memiliki tajam pengelihatan yang lebih buruk

dibandingkan dengan orang normal. Orang dengan nilai visus ini hanya mampu melihat

Page 6: Laporan Kelompok C3

suatu objek pada jarak 6 meter yang seharusnya pada orang normal bisa dilihat pada jarak

30 meter.

Penurunan tajam pengelihatan ini disebabkan oleh karena bayangan yang seharusnya

jatuh tepat pada fovea , justru jatuh pada area di luar fovea sehingga tajam pengelihatan

menurun secara progresif tergantung jauhnya bayangan yang jatuh di area luar fovea

tersebut.

d. 1/100

Orang dengan nilai visus 1/100 memiliki tajam pengelihatan yang sangat buruk

dibandingkan dengan orang normal. Orang dengan nilai visus ini hanya mampu melihat

suatu objek pada jarak 1 meter yang seharusnya dapat dilihat pada jarak 100 meter pada

orang normal.

Pada metode klinis, orang dengan nilai visus ini tidak dapat melihat huruf terbesar dari

kartu Snellen bahkan tidak mampu melihat dengan jelas jumlah jari yang diperlihatkan

oleh penguji pada jarak 6 meter. Dia hanya mampu melihat lambaian tangan dari penguji

pada jarak tersebut.

Pada kasus ini, bayangan yang jatuh sangat perifer dari fovea, sehingga tajam

pengelihatan sangat buruk. Kelainan-kelainan pada mata dapat menjadi penyebab

buruknya tajam pengelihatan seseorang. Pada kasus ini, orang yang diperiksa mengaku

memiliki kelainan mata yakni Miopi.

Pemakaian kacamata berlensa (konveks maupun konkav) dapat mengoreksi ketajaman

pengelihatan.

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan

1. Dimanakah tempat terjadinya pembiasan terbesar dalam sistem lensa mata?

Page 7: Laporan Kelompok C3

Sistem lensa mata terdiri dari :

a.Pertemuan antara udara dengan permukaan anterior kornea

b.Pertemuan antara permukaan posterior kornea dengan humor aquosus

c.Pertemuan antara humor aquosus dengan permukaan anterior lensa

d.Pertemuan antara permukaan posterior lensa dengan humor vitreus

Terjadinya pembiasan terbesar terletak pada permukaan anterior kornea yaitu,

memberikan kira-kira 48 dioptri. Dari kekuatan dioptri total mata karena :

a. Indeks bias kornea berbeda secara menyolok dengan indeks bias udara

b.Permukaan kornea lebih jauh dari retina dari pada permukaan lensa mata

c.Kelengkungan kornea cukup besar

2. Pada pemeriksaan visus didapatkan hasil 3/6. Apa artinya?

Pembilang yaitu 3 dari pecahan 3/6 menunjukan jarak pasien dengan kartu snellen atau jarak

yang dapat dibaca oleh pasien sama dengan 3 meter, sedangkan penyebut yaitu 6 dari pecahan

tersebut menunjukan jarak yang dibaca oleh orang normal sama dengan 6 meter.

3. Bagaimana terjadinya presbiopia?

Dengan meningkatnya usia, lensa semakin besar dan menebal serta kurang elastis,

sebagian disebabkan oleh denaturasi protein lensa yang progresif. Kemampuan lensa untuk

berubah bentuk akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Sesudah itu dapat

dikatakan lensa hampir sama sekali tidak dapat berakomodasi, keadaan ini yang disebut

dengan presbiopia.

Pada keadaan ini, mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik untuk melihat dekat

maupun jauh dengan jelas. Oleh karena itu, agar dapat melihat dekat maupun jauh dengan

jelas, orang tua harus memakai kaca mata bifokus, bagian atas untuk penglihatan jauh dan

bagian bawah untuk penglihatan dekat.

4. Jika seseorang dinyatakan mengidap myopia, apa artinyan?

Bagaimana cara menolongnya ?

Page 8: Laporan Kelompok C3

Myopi ( penglihatan dekat )

- Bola mata yang memiliki daya refraksi terlalu panjang atau system lensa yang terlalu kuat,

menyebabkan focus bayangan jatuh pada titik di depan retina .

- Akibatnya adalah penglihatan dekat di sebut demikian karena mata hanya dapat berfokus

pada objek yang dekat.

- Myopia dapat di tolong dengan menggunakan lensa konkaf yang di letakkan di

mata,sehingga di dapatkan refaksi yang cukup untuk memfokuskan objek berjarak jauh ke

retina.

5. Bagaimana proses terjadinya akomodasi mata!

Akomodasi menyatakan proses meningkatnya kelengkungan lensa. Pada orang muda,

lensa terdiri atas kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang banyak mengandung

protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap

kapsulnya, lensa dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat refraksi elastic dari kapsul

lensa.

Kontraksi salah satu set serabut otot polos yaitu satelit mendional dan serabut sirkuler

dalam otot siliaris akan mengendurkan ligament kapsul lensa dan lensa akan berbentuk lebih

cembung akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.

6. Bagaimana cara mata menduga jauh dekat jarak suatu benda yang di lihat ?

Secara normal seseorang dapat merasakan jarak melalui :

a. Ukuran bayangan dari objek yang telah di kenali pada retina

- Orang tidak secara sadar memikirkan objek yang di lihat, namun otaknya

telah belajar menghitung secara otomatis jarak objek melaui ukuran

bayangan bila dimensi telah di ketahui.

b. Penentuan jarak melalui pergerakan paralaks

Dengan menggunakan mekanisme pergerakan paralaks ini kita dapat

mengetahui jarak relative dari berbagai objek meskipun hanya dengan

menggunakan satu mata.

Bila melihat dari kejauh-jauhan dengan kedua matanya dalam keadaan

benar-benar diam, seseorang tidak merasakan pergerakan paralaks, namun bila

orang itu menggerakan kepalanya ke salah satu sisi, bayangan objek yang dekat

Page 9: Laporan Kelompok C3

dengannya akan cepat bergerak menyilang retina sedangkan bayangan objek

yang jauh cenderung menetap.

c. Penentuan jarak melalui stereopsis-penglihatan dinokuler

- Merupakan sebab utama kedua mata seseorang itu lebih mampu menentukan

jarak relative objek yang dekat dari pada orang yang hanya mempunyai satu

mata. Karena mata yang satu berjarak kurang lebih 2 inci dari mata yang lain,

maka bayangan di kedua retina berbeda satu sama lain.