kti upaya peningkatan sadar keselamatan pktj tegal

23
KARYA TULIS ILMIAH MEMBENTUK PERILAKU KESELAMATAN BERLALU LINTAS PADA SISWA MELALUI LINGKUNGAN SEKOLAH DISUSUN OLEH : HANUNG KURNIAWAN POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN TEGAL

Upload: hanung-kurniawan

Post on 18-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dah di ikutin wktu KTD HUB-DAT tapi sayang tidak masuk 10 besar

TRANSCRIPT

Page 1: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

1

KARYA TULIS ILMIAH

MEMBENTUK PERILAKU KESELAMATAN BERLALU LINTAS

PADA SISWA MELALUI LINGKUNGAN SEKOLAH

DISUSUN OLEH : HANUNG KURNIAWAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASIJALAN TEGAL

Page 2: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

A. PENDAHULUAN ............................................................................... 5

A.1 Latar Belakang ........................................................................ 5

A.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6

A.3 Identifikasi Masalah ................................................................ 6

A.4 Pembatasan Masalah ............................................................... 7

A.5 Tujuan Penelitian .................................................................... 7

A.6 Manfaat Penelitian .................................................................. 8

B. DASAR TEORI ................................................................................... 8

B.1 Perilaku Keselamatan Berlalu Lintas ...................................... 8

B.2 Lingkungan Tertib Lalu Lintas ............................................... 9

B.3 Kecelakaan .............................................................................. 9

B.4 Perlengkapan Berkendara Bagi Pengendara Sepeda Motor.... 10

B.5 Remaja .................................................................................... 13

B.6 Perilaku ................................................................................... 13

B.7 Penelitian Terdahulu . ............................................................. 14

B.8 Sekolah.................................................................................... 14

C. KERANGKA PENELITIAN............................................................... 15

D. HIPOTESIS.......................................................................................... 15

E. METODE PENELITIAN..................................................................... 16

E.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 16

E.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 16

E.3 Definisi Operasional Variabel.................................................. 17

E.4 Alat Pengumpulan Data ........................................................... 17

E.5 Teknik Analisis Data................................................................ 17

F. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 17

F.1 Penyajian Data ........................................................................ 17

F.2 Pembuktian Hipotesis ............................................................. 19

F.3 Pembahasan............................................................................. 19

Page 3: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

3

G. PENUTUP............................................................................................ 21

G.1 Kesimpulan ............................................................................. 21

G.2 Saran........................................................................................ 21

H. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 23

Page 4: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

4

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan

kehendak-Nya penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan lancar dan

tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memberikan gambaran perilaku

berlalu lintas yang berkeselamatan pada siswa di lingkungan sekolah.

Karya tulis ilmiah ini mengkaji mengenai pembentukan perilaku

berkeselamatan berlalu lintas pada siswa di lingkungan sekolah, penelitian ini

didasari karena keprihatinan penulis terhadap perilaku berlalu lintas pada siswa

yang cenderung mengabaikan keselamataan saat berkendara serta banyaknya

korban kecelakaan yang dialami oleh kalangan remaja terutama anak-anak sekolah.

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sangat kami harapkan dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Tegal, 26 Juli 2014

Penulis

i

Page 5: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

5

A. PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas menjadi perhatian khusus bagi pemerintah

akhir-akhir ini, hai ini bukan tanpa alasan. Masalah keselamatan jalan

tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa, “Harus pakai cara

extraordinary”. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pun tidak bosan-

bosanya menghimbau seluruh dunia untuk ikut mendukung aksi

keselamatan jalan DOA (Decade Of Action). Di Indonesia Wakil

Presiden Boediono sudah mencanangkan gerakan aksi keselamatan

jalan 2011-2035. Dalam rencana aksi tersebut ditetapkanya Rencana

Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (RUNK

LLAJ).

Data kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa

kecelakaan lalu lintas pada tahun 2010 mencapai 31.224 orang

meninggal dunia, pada tahun 2011 korban meninggal dunia mencapai

32.657 orang, pada tahun 2012 korban meninggal dunia mencapai

27.441 jiwa dan pada tahun 2013 korban meninggal mencapai 25.157

jiwa. Angka tersebut bisa sangat memprihatinkan, mengingat jika

korban kecelakaan di Indonesia tersebut bisa kita ibaratkan sebuah

masyarakat di pedesaan, maka setiap tahunya 8-10 desa mati karena

warganya meninggal karena kecelakaan.

Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas sangat beragam antara lain

adalah faktor manusia, lingkungan, kendaraan dan faktor jalan namun

ada faktor penyebab kecelakaan lainya yakni exposure yaitu banyaknya

perjalanan (mobilitas) yang dilakukan oleh pengguna jalan.

Secara umum kecelakaan dapat terjadi karena unsafe action dan

unsafe condition. Unsafe action adalah kejadian kecelakaan yang

disebabkan karena perilaku manusia yang tidak berkeselamatan,

perilaku-perilaku yang tidak berkeselamatan tersebut antara lain

Page 6: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

6

overspeeding, melanggar rambu lalu lintas, tidak mengenakan

perlengkapan berkendara, modifikasi kendaraan tanpa

memperhitungkan keselamatan, dan lain sebagainya. Padahal dalam

Undang-undang No.22 tahun 2009 pasal 105 poin (a) dijelaskan bahwa

setiap orang yang menggunakan jalan wajib perperilaku tertib.

Sedangkan unsafe condition adalah kondisi yang tidak

berkeselamatan, hal ini sangat erat kaitanya dengan sarana dan

prasarana yang digunakan. Sebagai contohnya adalah jalan yang tiba-

tiba menjadi licin saat kondisi basah, kondisi yang seperti inilah yang

dimungkinkan menjadi salah satu faktor kecelakaan.

Sekolah adalah lingkungan yang sangat cocok untuk membentuk

perilaku pelajar salah salah satunya adalah perilaku berlalu lintas,

karena banyaknya pelajar yang mengendarai kendaraan menuju sekolah

dan mengingat sekolah adalah lingkungan yang identik dengan aturan

yang harus ditaati, maka sekolah adalah salah satu tempat yang tepat

untuk membentuk perilaku berlalu lintas.

Di Indonesia belum semua sekolah peduli dengan keselamatan

berlalu lintas, oleh karenanya penulis akan mengangkat karya tulis

ilmiah dengan judul “membentuk perilaku keselamatan berlalu lintas

pada siswa melalui lingkungan sekolah”.

A.2 Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian akan muncul suatu pokok permasalahan

yang menjadi arah dalam penelitian. Dalam penelitian ini,

permasalahan yang dirumuskan yaitu “Apakah lingkungan sekolah

dapat mempengaruhi perilaku tertib berlalu lintas dan meningkatkan

kesadaran keselamatan berlalu lintas?”

A.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

Page 7: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

7

Banyaknya kecelakaan yang dialami oleh siswa sekolah.

Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh siswa

sekolah.

Adanya siswa yang menitipkan kendaraanya di penitipan

kendaraan di sekitar lingkungan sekolah.

Banyaknya siswa yang masuk ke lingkungan sekolah tanpa

mengenakan perlengkapan berkendara yang lengkap dan

berkeselamatan.

Belum adanya kesadaran berlalu lintas pada siswa di lingkungan

sekolah.

Kebanyakan siswa taat mengenakan perlengkapan berkendara

bukan karena sadara akan keselamatan berlalu lintas, tetapi

karena takut ditilang oleh Polisi.

A.4 Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas penulis membatasi

permsalahan pada perilaku tertib berlalu lintas siswa SMA di

lingkungan sekolah SMA AL-IRSYAD Kota Tegal.

Dalam pemilihan populasi ini hanya ditujukan kepada siswanya saja

dengan alasan yakni siswa di lingkungan sekolah dapat diawasi, mudah

dibentuk karakternya dan menjadi barometer atau panutan bagi teman-

temanya.

A.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi dan batasan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui peranan sekolah dalam membentuk perilaku

keselamatan berlalu lintas.

Untuk mengetahui tingkat kesadaran keselamatan berlalu lintas

di lingkungan sekolah.

Page 8: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

8

A.6 Manfaat Penelitian

Mengingat tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini

diharapkan dapat :

a. Sebagai salah satu bahan kajian untuk meningkatan

keselamatan berlalu lintas pada siswa.

b. Untuk mencari solusi upaya peningkatkan perilaku keselamatan

berlalu lintas di lingkungan sekolah.

c. Sebagai bahan pertimbangan kepada Dinas Pendidikan,

Perhubungan, Kepolisian dan instansi terkait dalam upaya

meningkatkan perilaku tertib lalu lintas di lingkungan sekolah.

B. DASAR TEORI

B.1 Perilaku Keselamatan Berlalu Lintas

Keselamatan adalah suatu keadaan dimana setiap pengguna jalan

terhindar dari resiko kecelakaan lalu lintas. Sedangkan lalu lintas jalan

adalah perpindahan orang atau barang dalam ruang lalu lintas jalan.

Menurut Kant (Aune:1979), berperilaku yang bermoral adalah

sesuatu kewajiban untuk memenuhi aturan-aturan yang berlaku di

masyarakat. Moral diartikan sebagai perilaku yang sesuai dengan

standar baik dan benar atau penetapan baik dan buruk perilaku atau

karakter seseorang.

Perilaku tertib berlalu lintas meliputi segala tindakan yang patuh dan

taat terhadap peraturan–pertaturan lalu lintas. Seorang yang tertib

berlalu lintas biasanya mengerti akan rambu–rambu dan etika berlalu

lintas di jalan raya. Hal ini dapat ditumbuhkan melalui penanaman sikap

kedisiplinan tinggi di jalan raya.

Jadi perilaku keselamatan berlalu lintas dapat diartikan sebagai

tindakan seseorang dalam berlalu lintas secara baik dan benar dalam

Page 9: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

9

ruang lalu lintas yang dapat menghindarkan dari resiko kecelakaan lalu

lintas.

B.2 Lingkungan Tertib Lalu Lintas

Dalam Undang-undang No.22 tahun 2009 pasal 208 poin (d)

disebutkan bahwa salah satu upaya membangun dan mewujudkan

budaya keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dapat

dilakukan melalui penciptaan lingkungan atau ruang lalu lintas yang

mendorong pengguna jalan perperilaku tertib.

Lingkungan tertib berlalu lintas tersebut adalah suatu tempat dimana

orang-orang yang berada di lingkungan tersebut terikat oleh aturan yang

berlaku, sehingga apabila seseorang melanggar peraturan tersebut dapat

dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

B.3 Kecelakaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak

terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. (Dr.

Suma’mur P.K.,M.Sc. ; KESELAMATAN KERJA & PENCEGAHAN

KECELAKAAN).

Sedangkan kecelakaan lalu lintas dalam Undang-Undang No. 22

tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan

sebagai suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang

mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Padahal

kecelakaan adalah sebuah raingkaian proses kejadian kecelakaan yang

terjadi disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dan pastinya faktor-faktor

tertentu tersebut dapat kita ketahui dan minimalisir bahkan kita

hilangkan agar kecelakaan tidak dapat terjadi.

Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action

(perilaku yang tidak berkeselamatan yang berkaitan dengan manusia)

Page 10: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

10

dan unsafe condition (kondisi yang tidak berkeselamtan yang berkaitan

dengan lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80-85% kecelakaan

disebabkan karena unsafe action. Kecelakaan lalu lintas dipengaruhi

oleh faktor manusia, lingkungan, kendaraan dan faktor jalan namun ada

faktor penyebab kecelakaan lainya yakni exposure yaitu banyaknya

perjalanan (mobilitas) yang dilakukan oleh pengguna jalan, disini siswa

setiap harinya melakukan perjalanan lalu lintas yang rutin, karena setiap

hari pelajar berangkat dari rumah mereka masing-masing menuju

sekolah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229, karakteristik kecelakaan lalu

lintas dapat dibagi kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang

mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang

mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau

barang.

Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

Kecelakaan mengakibatkan kerugian materi bahkan dapat

menghilangkan nyawa korban kecelakaan. Dikutip dari

Tribunnewes.com kerugian sosial ekonomi akibat kecelakaan di

Indonesia mencapai Rp. 203 triliun sampai Rp. 217 triliun per tahun

atau setara dengan 2,9 – 3,1 persen dari PDB Indonesia. Sedangkan

yang paling memprihatinkan apabila kecelakaan itu dialami oleh para

pelajar dan mahasiswa maka secara otomatis masa depan mereka akan

terganggu akibat kecelakaan tersebut.

B.4 Perlengkapan Berkendara Bagi Pengendara Sepeda Motor.

Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang masih banyak

peminatnya terutama dikalangan pelajar SMA, untuk itu perlunya

Page 11: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

11

perlengkapan berkendara untuk mengendarai kendaraan bermotor jenis

sepeda motor, diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk

meningkatkan keamanan dalam mengendarai sepeda motor.

Pemerintah Indonesia telah menghimbau kepada masyarakat dengan

meberikan pedoman perlengkapan bersepeda motor yang aman dan

selamat yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dephub RI, 2004),

perlengkapan bersepeda moror tersebut antara lain :

a. Helm.

Helm merupakan alat pelindung diri yang paling utama dan wajib

dipakai oleh pengendara maupun penumpang sepeda motor yang dapat

mengurangi luka serius yang mungkin timbul di bagian kepala apabila

terjadi kecelakaan lalu lintas. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa pengendara dan

penumpang sepeda motor wajib menggunakan helm standar nasional

Indonesia (SNI).

Jenis helm berstandar nasional Indonesia yang dapat melindungi

pengendara sepeda motor dan direkomendasikan oleh pihak kepolisian

lalu lintas terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Helm yang menutup keseluruhan wajah (full face), helm ini

merupakan helm yang memenuhi standar keselamatan bagi

pengendara sepeda motor karena memiliki tingkat keamanan

yang tinggi.

2) Helm yang menutup ¾ wajah (three-quarter open face), helm

ini hampir serupa dengan helm full face, namun memiliki

perbedaan pada dagu pengendara tidak tertutup. Helm ini tidak

menutup sempurna seperti helm full face dan memiliki tingkat

keamanan sedikit lebih rendah dibawah helm jenis full face.

Page 12: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

12

b. Pelindung Mata dan Wajah.

Pelindung mata dan wajah harus memenuhi standar yang berlaku

yakni tidak tergores, tidak membatasi jarak pandang atau sudut pandang

pengendara, dan dapat diikat erat agar tidak bergeser. Pelindung

tersebut melindungi dari angin, debu, hujan, binatang kecil dan

bebatuan, pelindung wajah dapat memberi perlindungan dari hal

tersebut.

c. Sarung Tangan.

Sarung tangan harus nyaman ketika digunakan dan memberi

kemampuan menggenggam setang dengan baik dan berfungsi untuk

mengurangi efek langsung angin maupun kondisi cuaca ketika

berkendara dan meminimalkan dampak cedera pada saat terjadi

kecelakaan lalu lintas.

d. Jaket.

Jaket merupakan pakaian pelindung pengendara sepeda motor

ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, selain itu jaket juga berfungsi untuk

membantu pengendara sepeda motor menghadapi kondisi cuaca ketika

berkendara. Jaket yang baik adalah tidak mudah sobek dan

menggelembung ketika dipakai berkendara, jaket harus menutupi

seluruh lengan dan melekat erat pada leher, pergelangan tangan, dan

pinggang pada saat berkendara. Selain itu, warna jaket harus terang agar

dapat terlihat oleh pengendara lain ketika malam hari.

e. Sepatu.

Sepatu berfungsi untuk melindungi pergelangan kaki. Sepatu dapat

mengurangi efek langsung ke arah kaki pada pengendara sepeda motor

ketika terjadi kecelakaan lalu lintas.

Perlengakapan berkendara pada sepeda motor tersebut diatas adalah

salah satu alat untuk meminimalisir keparahan saat terjadi kecelakaan

lalu lintas.

Page 13: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

13

B.5 Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial

dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai

tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga

golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994)

bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau

peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak

lagi memiliki status anak. Sedangkan menurut Sri Rumini & Siti

Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak

dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/

fungsi untuk memasuki masa dewasa.

B.6 Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku

manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo,2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini

terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini

disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Page 14: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

14

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia antara lain :

Genetika.

Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang

terhadap perilaku tertentu.

Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.

Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang

mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.

Perilaku mempunyai peranan penting dalam menentukan terjadinya

kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor, pada pengendara

yang berperilaku tidak baik ketika berkendara juga mempengaruhi

keselamatan pengendara tersebut, seperti tidak memakai helm atau

tidak memakai helm yang sesuai standar yang di anjurkan, tidak tertib

ketika berkendara dengan melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan.

B.7 Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anisa Sativa Fillaili

tentang “pengaruh antara tingkat kesadaran berkendara yang aman

terhadap ketertiban berlalu lintas di kalangan pelajar”. Dimana

menurut beliau dari hasil tabulasi silang yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden yang menyatakan tingkat

kesadaran berkendara yang cukup baik berdampak pada perilaku tertib

berlalulintas yang cukup baik pula dengan prosentase sebesar

40,62%. Sehingga dapat diketahui adanya korelasi positif antara tingkat

kesadaran berkendara yang aman dengan perilaku tertib

berlalulintas yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 40,62%.

B.8 Sekolah

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, sekolah merupakan

bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar, serta tempat menerima

dan memberi pelajaran.

Page 15: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

15

Teori tentang Behavioristic oleh Psikolog Gestalt menyebutkan

bahwa manusia itu dianggap pasif, yang dikuasai oleh stimulus-

stimulus atau perangsang-perangsang dari luar yang ada di lingkungan

sekitar. Oleh karena itu manusia dapat dikontrol atau dikendalikan,

dengan cara mengontor perangsang-perangsang yang ada di dalam

lingkunganya.

Pandangan dari pakar Behavioristic tersebut memberikan dasar

pemikiran bahwa karakter dan perilaku berlalu lintas dapat dipelajari,

dibentuk dan diciptakan sebagai kebiasaan lewat lingkungan tempat

mereka tinggal seperti lingkungan sekolah, sehingga budaya

keselamatan berlalu lintas dapat terbentuk di lingkungan sekolah secara

sendirinya.

C. KERANGKA PENELITIAN

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

D. HIPOTESIS

Setelah melakukan kajian teori maka penulis dapat berhipotesis

bahwa :

Identifikasi

Masalah

Observasi ke

Lapangan

Pengumpulan

Data Primer

Analisa Masalah

Pengujian

Hipotesis

Kesimpulan dan

Saran

Page 16: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

16

“Perilaku dan kesadaran keselamatan berlalu lintas pada siswa SMA

mudah dibentuk di lingkungan sekolah”.

E. METODE PENELITIAN

E.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

diskriptif yaitu penelitaian yang berusaha mendiskripsikan atau

menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan atara

fenomena yang diteliti dengan sistematis (Kusmayadi dan Endar

Sugiarto, 2000). Sedangkan untuk mencari hubungan antara fenomena

yang diteliti kami melakukan teknik angket, yakni dengen membagikan

chek list angket kepada siswa SMA AL-IRSYAD Kota Tegal.

E.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMA AL-

IRSYAD Kota Tegal, hal ini dikarenakan sekolah SMA AL-IRSYAD

sudah berkomitmen tegas dalam mendidik siswa/i yang berkaitan

dengan tata tertib berkendara saat memasuki lingkungan sekolah

terutama bagi pengendara sepeda motor. Untuk populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMA AL-IRSYAD Kota Tegal

untuk tahun pelajaran 2012-2013 dan siswa tahun ajaran 2013-2014

yang mengendarai sepeda motor dengan total siswa/i SMA AL-

IRSYAD Kota Tegal untuk tahun pelajaran 2012-2013 dan siswa tahun

ajaran 2013-2014 sebanyak 300 orang (hasil survey lapangan).

Sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 13% dari populasi

yaitu 39 orang yang diambil secara acak dengan cara membagikan chek

list di lokasi parkir sepeda motor siswa/i SMA AL-IRSYAD Kota

Tegal.

Page 17: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

17

E.3 Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka

dilakukan operasionalisasi variabel sebagai berikut :

1. Tingkat kesadaran keselamatan berlalu lintas yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa mengenai alasan

kenapa siswa harus memakai helm yang bersetandar SNI,

kenapa siswa harus mempunyai dan membawa SIM saat berlalu

lintas di jalan dan kenapa siswa harus mengikuti peraturan di

sekolah.

2. Perilaku keselamatan berlalu lintas yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tindakan/perilaku mematuhi peraturan

sekolah yakni pemakaian helm berstandar SNI, kondisi

kendaraan yang sesuai standar dan memiliki SIM apabila siswa

membawa kendaraan ke lingkungan sekolah.

E.4 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa data primer hasil pengisian chek list dalam angket

dan pengamatan di lingkungan sekolah SMA AL-IRSYAD Kota Tegal.

E.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisis statistik diskriptif yang berupa interpretasi data

hasil chek list saat pengisian angket dan pengamatan.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

F.1 Penyajian Data

Tabel 1 hasil rekapitulasi chek list instrumen perilaku keselamatan berlalu lintas

Page 18: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

18

No PertanyaanPersentase (%)

Ya Tidak

1apakah anda keberatan untuk mengenakan helm SNI

kesekolah ? 10,25% 89,75%

2apakah anda keberatan untuk memasang spion

standar pada kendaraan anda ? 10,25% 89,75%

3apakah anda keberatan untuk mengenakan jaket saat

berkendara ke kesekolah ? 10,25% 89,75%

Dari hasil chek list diatas menunjukkan bahwasanya perilaku

keselamatan berlalu lintas dalam hal mengenakan perlengkapan

berkendara pada sepeda motor sangat tinggi atau dapat dikatakan

siswa/i SMA AL-IRSYAD Kota Tegal sangat tinggi, dari 39 siswa

sampel yang kita ambil 89,75 % atau 35 siswa tidak keberatan

mengenakan perlengkapan berkendara pada sepeda motor yang

berkeselamatan menuju sekolah.

Dari data hasil instrumen tingkat kesadaran berlalu lintas dari total

39 siswa, menyatakan 53,85 % setuju apabila seseorang yang tidak

mengenakan perengkapan berkendara yang sudah ditentukan dari

sekolah maka tidak boleh memasuki lingkungan sekolah, namun 46,15

% menyatakan tidak setuju apabila seseorang yang tidak mengenakan

perengkapan berkendara yang sudah ditentukan dari sekolah maka tidak

boleh memasuki lingkungan sekolah.

Sebanyak 87,17 % setuju apabila siswa yang menitipkan kendaraan

diluar tempat parkir sekolah dihukum/ditindak tegas. Namun, 12,83 %

dari 39 siswa menyatakan tidak setuju apabila siswa yang menitipkan

kendaraan diluar tempat parkir sekolah dihukum/ditindak tegas.

Sedangkan dalam hal pendapat siswa tentang mengapa mereka harus

membawa dan memiliki SIM saat berkendara 41,04 % menjawab agar

tidak ditilang Polisi, 28,20 % menjawab sebagai kelengkapan

Page 19: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

19

administrasi saat berkendara dan 30,76 % menjawab sebagai bukti

kompetensi berkendara dari total 39 siswa yang mengisi angket chek

list.

F.2 Pembuktian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis, dapat kita lihat dari data instrumen

perilaku keselamatan berlalu lintas, dimana dari hasil survey data

primer dari 39 siswa yang mengendarai sepeda motor kesekolah di

SMA AL-IRSYAD menyebutkan bahwa 89,75 % siswa tidak keberatan

menggunakan dan mengenakan alat kelengkapan berkendara yang

berkeselamatan sesuai yang diintruksikan oleh Departemen

Perhubungan antara lain mengenakan helm yang bersetandar SNI,

memasang spion standar dan mengenakan jaket saat berkendara dengan

sepeda motor kesekolah. Sehingga dapat kita simpulkan bahwasanya

perilaku keselamatan berlalu lintas dapat dibentuk di lingkungan

sekolah. Oleh karenanya perlu adanya suatu peraturan bagi siswa, guru

atau karyawan sekolah yang mengharuskan mereka tertib berlalu lintas

di lingkungan sekolah sehingga diharapkan perilaku tertib tersebut akan

dibawa dalam perilaku berlalu lintas sehari-hari di jalan raya.

Dengan peraturan berkendara dan penyuluhan keselamatan berlalu

lintas dihapakan dapat memberikan peningkatan perilaku keselamatan

dan tertib berlalu lintas pada siswa di lingkungan sekolah.

F.3 Pembahasan

Perilaku memang sebagian ada menganggap bahwa itu adalah suatu

karunia atau ketetapan tuhan yang tidak dapat dirubah, namun dari hasil

penelitan yang kami lakukan bahwasanya perilaku dapat dibentuk salah

satunya adalah melalui lingkungan, dalam pokok permasalahan tentang

perilaku keselamatan berlalu lintas pada siswa SMA, 89,75 % siswa

yang mengendarai sepeda motor ke sekolah tidak keberatan apabila

Page 20: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

20

harus menyesuaikan dengan peraturan dari pemerintah dan sekolah,

peraturan-peraturan tersebut antara lain adalah mengenakan helm SNI,

memasang spion standart dan mengenakan jaket saat berkendara

kesekolah.

Tingkat kesadaran keselamatan berlalu lintas pada siswa masih perlu

diberi pemahaman dan sosialisasi tentang keselamatan karena dari 39

siswa 46,15 % tidak setuju apabila ada siswa yang melanggar peraturan

yang telah dibuat dijatuhi hukuman tidak boleh memasuki lingkungan

sekolah dan sisanya 53,85 % setuju apabila siswa yang melanggar

dikenai hukuman dilarang memasuki lingkungan sekolah. Hal ini

menunjukkan bahwasanya sebagian besar siswa menganggap bahwa

pelanggaran lalu lintas hanya seperti pelanggaran yang biasa mereka

perbuat, mereka belum sadar bahwasanya pelanggaran lalu lintas yang

menjadi taruhanya adalah nyawa mereka.

Tingkat kesadaran keselamatan berlalu lintas pada siswa selanjutnya

kami uji dengan pertanyaan mengenai alasan mereka memiliki dan

membawa SIM saat berkendara, dari 39 sampel berkendara 41,04 %

menjawab agar tidak ditilang Polisi, 28,20 % menjawab sebagai

kelengkapan administrasi saat berkendara dan 30,76 % menjawab

sebagai bukti kompetensi berkendara. Kondisi pemahaman yang

kurang merata seperti ini menunjukkan bahwasanya pemahaman

mengenai kesadaran keselamatan berlalu lintas kurang merata, padahal

merka harus diberikan pemahaman bahwasanya mereka memiliki dan

membawa SIM saat berkendara adalah sebagai bukti kompetensi

berkendara, bukan hanya sekedar kelengkapan administrasi maupun

tameng dari tilangan polisi.

Page 21: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

21

G. PENUTUP

G.1 Kesimpulan

Dari uraian pembahasan permasalahan diatas dapat kita simpulkan

bahwasanya lingkungan sekolah memberikan peranan yang sangat

besar dalam proses pembentukan perilaku keselamatan berlalu lintas

maupun pemahaman mengenai kesadaran keselamatan berlalu lintas,

ini terbukti melalu beberapa instrumen yang telah kami uji. Dari sampel

yang kami dari siswa/i SMA AL-IRSYAD Kota Tegal, 89,74 % tidak

keberatan mengenakan perlengakapan berkendara yang disyaratkan

oleh pemerintah maupun sekolah, kondisi inilah yang dapat kita

manfaatkan dalam pembentukan perilaku kearah yang lebih baik, salah

satunya adalah perilaku keselamatan berlalu lintas, supaya generasi

muda terhindar dari ancaman bahaya kecelakaan lalu lintas di jalan

raya.

Dalam hal pemahaman mengenai kesadaran keselamatan berlalu

lintas yang kurang merata, maka perlu adanya upaya-upaya yang

proaktif dari sekolah untuk memberikan wawasan tentang perilaku dan

kesadaran keselamatan berlalu lintas.

G.2 Saran

Untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dikalangan remaja

terutama yang mengendarai sepeda motor, pemerintah dapat menekan

dan meningkatkan melalui sektor pendidikan, antaralain dengan

mewajibkan setiap sekolah membuat aturan yang tegas terhadap siswa

yang mengendari kendaraan ke sekolah. Aturan tersebut harus

ditetapkan melalui musyawarah dari beberapa instansi antara lain

kepolisian, perhubungan dan pemerintahan setempat.

Kesadaran keselamatan berlalu lintas harusnya dilakukan secara

terus menerus oleh sekolah sebagai langkah proaktif sebagai upaya

untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berlalu lintas bagi siswa/i.

Page 22: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

22

Upaya yang dapat dilakukan dari pihak sekolah dalam rangka

meningkatkan kesadaran keselamatan berlalu lintas yakni menjalin

kerjasama dengan instansi-instansi terkait tentang keselamatan seperti

polisi, perhubungan dan perguruan tinggi yang mempunyai pelajaran

tentang keselamatan atau dapat juga dari sisi akademisi yakni dengan

mengudang pesikologi untuk mengarahkan perilaku kesadaran

keselamatan berlalu lintas yang benar.

Page 23: Kti Upaya Peningkatan Sadar Keselamatan Pktj Tegal

23

H. DAFTAR PUSTAKA

- Lensufiie, Tikno. Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa,

Jakarta: penerbit Esensi Erlangga Group, 2010.

- Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Industri,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

- http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-

manusia.html

- http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/

- http://www.sekolahdasar.net/2010/04/pengertian-sekolah.html

- http://anisasativa.blogspot.com/2013/01/pengaruh-tingkat-kesadaran-

berkendara.html

- Anonime, Undang-Undang No 22. 2009. Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. Jakarta