kti 2012.docx

Upload: eric-panda-hollic

Post on 29-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARYA TULIS ILMIAHASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J DENGAN PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASIMIOMA UTERIDI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWIDiajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Tugas Akhir Ahli Madya KeperawatanAkademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes

OLEH :YULI CIPTANING P.NIM: 09.127YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBESBENDA SIRAMPOG BREBES2012DAFTAR SINGKATAN

BAB: Buang Air BesarBAK: Buang Air KecilDS: Data SubjektifDO: Data ObjektifRSUD: Rumah Sakit Umum DaerahTTV: Tanda Tanda VitalRR: Respiration RateGCS: Glasgow Coma ScaleJVP: Jugular Venous PressureS1: Bunyi jantung 1S2: Bunyi jantung 2PONEK: Perinatology Obstetry Neonatus Emergency KomprehensifRM: Rekam MedikKB: Keluarga BerencanammHg: Milimeter Air raksakg: Kilogramml: mili litercm: CentimeterTn.: TuanNy.: NyonyaTK: Taman kanak - kanakSD: Sekolah DasarSMP: Sekolah Menengah PertamaSMA: Sekolah Menengah AtasAKPER: Akademi KeperawatanWIB: Waktu Indonesia bagian BaratBBL: Berat Bayi LahirJK: Jenis KelaminP: PerempuanL: Laki lakiTD: Tekanan DarahAmp: AmpulPB: Panjang BadanBB: Berat Badan

DAFTAR TABEL

halamanTabel 2.1 Riwayat kehamilan, kelahiran, persalinan lalu9Tabel 2.2 Aktivitas dan latihan 12Tabel 2.3 Terapi ............................................................19Tabel 2.4 Laboratorium jam 09.30 WIB19Tabel 2.5 Laboratorium jam 15.00 WIB20Tabel 2.6 Analisa Data.............20Tabel 2.7 DaftarMasalah22Tabel 2.8 Intervensi22Tabel 2.9 Implementasi25Tabel 2.10 Evaluasi28

DAFTAR ISIHalaman JuduliHalaman Persetujuan iiHalaman Pengesahan iiiDaftar Riwayat Hidup ivKata Pengantar vMotto dan Persembahan viiDaftar Isi viiiDaftar Tabel xDaftar singkatan xiBAB I : PENDAHULUAN 1A. Latar belakang 1B. Tujuan penulisan 4C. Metode penulisan 4D. Sistematika penulisan 5BAB II : TINJAUAN KASUS 7A. Pengkajian 7B. Analisa Data 20C. Daftar Masalah 22D. Intervensi 22E. Implementasi 25F. Evaluasi 28BAB III : PEMBAHASAN 30BAB IV : PENUTUP 41A. Simpulan 41B. Saran 42DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan dan kemudahan itu berkah dari Nya

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada :1. Ibu dan ayah tercinta yang telah membesarkan, membimbing dan banyak memberikan dorongan moral maupun material kepada saya. 2. Adik adikku tercinta Ibnu Fajar dan Maylanni Azzahra yang selalu memberikan motivasi.3. Rekan rekan seangkatan yang telah memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan karya tulis ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdullillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J DENGAN PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASI MIOMA UTERI DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam menyelesaikan program Diploma III keperawatan di Akademi Keperawatan Al Hikmah 02 Benda Sirampog Brebes. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi, doa serta kerja sama yang baik dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. KH. Solahudin Masruri, S.PdI selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 02 Brebes.2. dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM, selaku direktur Akademi Keperawatan Al Hikmah 02 Brebes.3. Dr. Widodo Joko Mulyono, MMR, M. Kes selaku Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi.4. Arisnawati, S. Kep, selaku pembimbing akademi I5. Hj. Iftikhatun A, S. Kep, selaku pembimbing akademi II6. Kepala Ruang Nusa Indah Ismatum, S. Kep beserta staff yang telah memberikan izin dan bimbingan untuk mengamati kasus di RSUD dr. Soeselo Slawi7. Para Dosen dan Staff yang telah memberikan dan mengarahkan dalam segala hal yang belum kami ketahui.8. Kepada teman-teman seangkatan yang telah memberi banyak warna dalam hidup penulis. penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih perlu di sempurnakan, untuk ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Brebes, Juni 2012

Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama: Yuli Ciptaning Pusparini Tempat Tanggal Lahir: Brebes, 3 Januari 1991Agama: IslamAlamat : Dukuh Pamijen Rt. 02 Rw. 09 Desa Tanggeran,Kecamatan Tonjong, Kabupaten BrebesNama Ayah: YuliyantoNama Ibu: ZakurohPendidikan : 1. TK RA MASYITOH NURUL HUDA PAMIJEN , KecamatanTonjong, Kabupaten Brebes, LulusTahun 1997.2. SD Negeri TANGGERAN 01, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Lulus Tahun 2003.3. SMP Negeri Tonjong 01, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Lulus Tahun 2006.4. SMA Muhammadiyah Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Lulus Tahun 2009.5. Akademi Keperawatan Al Hikmah 02 BendaSirampog, Brebes, Lulus Tahun 2012.

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan didepan Dewan Penguji Ujian Akhir ProgranKarya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan Al hikmah 2 BrebesPada tanggal 20 September 2012

PANITIA PENGUJINamaTandatangan

Penguji I: Mardiana Imawati, S. Kep. Ns. ...

Penguji I: Arisnawati, S. Kep.

Penguji III: Hj. Iftikhatun A, S. Kep....

Mengetahui:AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBESDIREKTUR,

dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, M.M

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. J dengan Pre Op Histerektomi Indikasi Mioma Uteri di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Slawi Diterima dan Disetujui Untuk DipertahankanPada Tanggal 10 Juni 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Arisnawati, S. KepHj. IftikhatunAfifah, S. Kep

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, paling umum untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu (endometriosis atau tumor), untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau ruptur uterus yang tidak dapat diperbaiki (Sarwono 1994 : 281). Histerektomi Total Abdominalis dengan atau tanpa salphingektomi adalah salah satu operasi ginekologi yang paling sering dilakukan sehingga hal ini menjadi salah satu tindakan standar bagi ahli bedah ginekologi yang berpraktek. Meskipun klien telah mengalami pembedahan bukan berarti masalah sudah teratasi, tapi akan timbul dampak-dampak akibat pembedahan antara lain perubahan siklus hormon, menopouse dini, timbul masalah koitus, peningkatan insiden osteoporosis, adanya nyeri, lebih lama dalam mendapatkan kembali fungsi usus, kesulitan miksi. Oleh karena itu diperlukan perawatan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit pada klien, mencegah komplikasi setelah operasi dan menolong penyembuhan dalam fungsi-fungsi yang normal. Dengan demikian diperlukan perawatan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit pada klien, mencegah komplikasi setelah operasi dan menolong penyembuhan dalam fungsi-fungsi yang normal.

Mioma uteri neoplasma jinak yang dalam kepustakaan ginekologi terkenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uteri nonfibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada usia nonreproduksi yaitu pada usia lebih dari 35 tahun (Sastrawinata, Dkk. 2004 ).Adapun dampak bila mioma uteri tidak diangkat yaitu terjadi pertumbuhan leimiosarkoma, nekrosis dan infeksi. Untuk mencegah agar tidak terjadi dampak - dampak yang lebih parah maka ada beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah terapi operatif yaitu dengan histerektomi total abdominal (Doengoes, 1990).Tanda dan gejala mioma uteri adanya Tumor diperut, Perdarahan pada umumnya adalah Hipermenora, menoragia, metroragia yang disebabkan oleh pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno carcinoma endometrium. Rasa nyeri yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang mengalami nekrosis dan perdarahan. Faktor predisposisi yang memicu terjadinya mioma uteri antara lain anemia, lelah, pusing, sesak nafas, fibroid heart, sejenis degenerasi myocord yang dulu pernah disangkal berhubungan dengan mioma uteri, sekarang anggapan itu disangkal. Erythrocytosis pada mioma yang besar (http//.bab 1 histerektomiindikasimioma uteri).Mioma uteri terbagi menjadi 3 kategori antara lain mioma sub serosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus, mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas yang ditegakkan pada pemeriksaan uterus sonde dan mioma sub mukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum uteri. Tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pendekatan abdominal (laparotomi), vaginal, dan pada beberapa kasus secara laparoskopi.Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Tindakan histerektomi pada klien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapati keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-4 minggu.Kejadian lebih tinggi pada usia diatas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40%. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 sampai 50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarche dan menopouse. Di Amerika Serikat warna kulit hitam 3 sampai 9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri, sedangkan di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39 sampai 11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat (http//. Bab 1 histerektomiindikasimioma uteri).Kasus tentang Histerektomi dengan indikasi mioma uteri di RSUD dr. Soeselo Slawi pada tahun 2011 insidennya 1,9% dari 287 kasus Histerektomi.Dari gambaran kasus diatas penulis merasa perlu mengambil masalah tersebut menjadi sebuah karya tulis ilmiah dengan judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J DENGAN PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASI MIOMA UTERI DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI.B. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan Instruksional Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien pre op histerektomi dengan indikasi mioma uteri.2. Tujuan Intruksional Khususa. Mampu melakukan pengkajian data pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.d. Mampu melakukan implementasi pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.e. Mampu melakukan evaluasi pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.f. Mampu mendokumentasikan kasus pada klien histerektomi dengan indikasi mioma uteri.C. METODE PENULISANMetode yang dilakukanantara lain:1. Study kasus Dalam hal ini penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara langsung dengan klien dan keluarga, mengobservasi, dan melihat catatan medis dan catatan keperawatan klien.2. Study pustaka Metode ini merupakan penunjang dalam menyusun karya tulis ilmiah ini yang berasal dari literature bacaan yang berhubungan dengan kasus yang dibahas, sehingga dapat diperoleh dasar teori mengenai pengertian yang definitive dalam hubungannya dengan kasus yang diamati.

D. SISTEMATIKA PENULISANBAB I PENDAHULUANA. Latar belakangB. Tujuan penulisanC. Metode penulisanD. Sistematika penulisanBAB II TINJAUAN KASUSA. PengkajianB. Diagnosa keperawatanC. IntervensiD. ImplementasiE. EvaluasiBAB III PEMBAHASANA. Analisa dataB. Diagnosa keperawatanC. IntervensiD. ImplementasiE. EvaluasiBAB IV PENUTUPA. SimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IITINJAUAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J DENGAN PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASI MIOMA UTERI DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI

A. PengkajianNamaMahasiswa: Yuli Ciptaning P.Hari/TanggalPengkajian: Rabu, 14 Desember 2011Ruang: Nusa IndahTempat: RSUD dr. Soeselo Slawi1. Identitasa) Identitas KlienNama: Ny. JUmur: 40 thJenis kelamin: PerempuanStatus: MenikahAgama: IslamPendidikan: SDPekerjaan: BuruhAlamat: Dukuh Waru TegalNo. RM: 101211

b) Identitas Penanggung JawabNama: Tn. UUmur: 50 thAlamat: Dukuh WaruPekerjaan: BuruhHubungan dengan klien: Suami2. Keluhan Utama Klien mengatakan sakit perut.P : karena ada massa.Q : seperti ditusuk-tusuk.R : abdomen kanan atas.S : skala nyeri 6.T : nyeri saat di tekan durasi 5 menit.3. Riwayat kesehatan sekarangKlien mengatakan perutnya terasa keras selama 5 bulan dan lama kelamaan semakin keras akhirnya klien memeriksakan diri ke Bidan Y, kemudian Bidan Y menganjurkan klien untuk memeriksakannya ke Rumah Sakit. Pada tanggal 10 Desember 2011 klien dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarganya, jam 20.00 WIB klien datang dari PONEX dengan keluhan perut keras. Tekanan Darah : 140/80 mmHg, ada massa pada abdomen kanan atas 2 jari di atas pusar.

4. Riwayat kesehatan yang laluKeluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami penyakit menahun seperti hipertensi atau jantung, klien juga tidak menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis serta tidak menderita penyakit keturunan seperti asma dan kencing manis. 5. Riwayat kehamilan, kelahiran, persalinan yang lalu

Anak keUsia kehamilanTahun persalinanTempat persalinanJenis persalinanPenolongAnakKet

PBJKBB

138 minggu1990Rumah bersalinNormal Bidan47P3000

239 minggu1993Rumah berssalinNormalBidan46P2700

338 minggu1994Rumah bersalinNormalBidan46P3100

438 minggu1998Rumah bersalinNormalBidan49L2500

538 minggu2000Rumah bersalinNormalBidan48P2700

638 minggu2004Rumah bersalinNormalbidan48L3000

739 minggu2008Rumah bersalinNormalBidan 48L2700

Tabel 2.1 Klien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi jenis pil dari kehamilan yang pertama sampai sekarang, klien mengatakan tidak pernah mengalami efek samping selama menggunakan alat kontrasepsi tersebut.6. Siklus Menarche Klien mengatakan pertama kali haid berumur 13 tahun.7. Riwayat KeluargaKlien dan keluarga mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan tidak ada yang menderita penyakit yang serius. Klien dan keluarga juga tidak mempunyai penyakit keturunan.8. Riwayat PsikososialKlien mengatakan sedih karena penyakitnya dan klien juga mengatakan cemas karena akan menjalani operasi, klien tidak tahu tentang penyakit yang diderita saat ini.9. Kebiasaan sehari hari a. Managemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan Klien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting. Apabila ada anggota keluarga yang sakit termasuk klien, langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Apabila tidak sembuh dibawa ke rumah sakit. Klien juga tidak mempunyai kebiasaan merokok maupun minum alkohol karena tahu dapat membahayakan tubuh.b. Nutrisi Sebelum sakit : keluarga mengatakan klien makan 3x sehari dengan makanan seperti sayur bening, ikan, daging dan telur. Makanan favorit klien adalah soup. Untuk minum klien lebih suka air putih kurang lebih1600-2000 cc per hari dengan nilai normal (1800-2000 cc) dan tidak suka minum minuman yang bersoda.Selama sakit : Klien mengatakan nafsu makannya tidak berkurang. Porsi yang disediakan di rumah sakit habis 1 porsi saja. Minum klien tetap lancar akan tetapi hanya sekitar kurang lebih 1600 per hari dengan nilai normal (1800-2000cc).c. Eliminasi Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB klien sebanyak 1-2 kali sehari di sore hari dengan konsistensi lembek, bau khas. Klien mengatakan BAK sebanyak 5-6 kali sehari dengan warna kuning, bau khas amoniak.Selama sakit : Klien mengatakan BAB 1-2 kali setiap sore dengan konsistensi lembek dan bau khas. Klien mengatakan BAK menjadi 5 kali sehari.

d. Istirahat dan tidurSebelum sakit : Klien mengatakan istirahat cukup pada pukul 21.00 sampai pukul 05.00 dan tidur siang hari dari pukul 13.00 sampai pukul 14.00.Selama sakit : Klien mengatakan tidurnya tidak terlalu terganggu karena nyeri perut dan hanya bisa tidur malam hari dari pukul 22.00 sampai pukul 04.00 dan tidak tidur siang.e. Aktivitas dan latihanKemampuan perawatan diri01234keterangan

Makan dan minum 0 : Mandiri

Mandi 1 : dengan alat bantu

Toileting 2 : dibantu orang lain

Berpakaian 3 : dibantu alat dan orang lain

Mobilitas di tempat tidur 4 : tergantung total

Berpindah

ambulasi

Tabel 2.2 Walaupun klien sakit, akan tetapi klien masih mampu mengerjakan kegiatan sehari hari tanpa bantuan orang lain maupun alat. Klien berusaha mandiri untuk mengurangi beban keluarga dan klien sendiri.f. Persepsi kognitif Sistem panca indra klien baik. Untuk indra penglihatan, perasa, pendengaran dan penghidu masih baik, walaupun klien sakit kemampuan atau respon saat wawancara masih baik. Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, klien juga yakin dengan dibawa ke rumah sakit klien akan mendapatkan kesehatan dan selalu berfikir positif. g. Konsep diri Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan. Klien mengaku tidak betah di rumah sakit dan ingin cepat sembuh supaya cepat pulang kerumah. Klien sadar bahwa semua yang dialami klien sekarang merupakan cobaan dari Allah SWT, maka dari itu klien selalu berusaha ikhlas menjalaninya dan selalu berfikir positif untuk mempercepat kesembuhannya.h. Peran dan hubunganSebelum sakit : Klien mengatakan orang terdekatnya adalah suami dan kakak perempuannya. Klien mudah bergaul dengan tetangga rumahnya sehingga banyak yang menjenguknya selama di rumah sakit. Apabila mempunyai masalah klien selalu mencari solusi bersama suami dan kakak perempuannya dengan bermusyawarah bersama.Selama sakit : Klien mengatakan selama di rumah sakit klien bertambah dekat dengan keluarganya karena keluarga bergantian untuk menjaganya di rumah sakit, tidak hanya dengan suami dan kakak perempuannya saja. Dengan teman satu ruanganpun klien sudah mengenalnya.i. Produksi dan seksualSebelum sakit : Klien mengatakan hubungan seksual dengan suaminya baik tidak ada masalah.Selama sakit : Klien dan keluarga mengatakan pola aktivitas seksualnya terhenti selama sakit, akan tetapi klien dan suaminya menyadari itu sehingga merekapun tetap bersemangat untuk cepat sembuh.j. Toleransi stress dan kopingSebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit selalu menghadapi masalah dengan tenang, tidak dihadapi dengan stess yang berlebihan.Selama sakit : klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit dukungan dari keluarga yang membuat klien merasa tenang menghadapi masalah yang dihadapinya sekarang dan pasrah pada Allah SWT dengan berusaha mencari pengobatan untuk kesembuhan klien.k. Nilai dan kepercayaanSebelum sakit : klien mengatakan menjalankan ibadah dengan nyaman, tenang dan khusyu, tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu dan selalu mengikuti pengajian.Selama sakit : klien selama sakit tidak melaksanakan sholat dan ibadah, akan tetapi klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

a. Pemeriksaan Fisika. Pemeriksaan Umum1. Keadaan umum: Sedang2. Kesadaran: Composmetis (GCS 14, E=3, M=5, V =6).3. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah: 150/90 mmHgb. Denyut nadi: 94 kali per menitc. Suhu tubuh: 36,3 derajat celciusd. Pernapasan: 18 kali per menit4. Berat badan dahulu: 47 kg5. Berat badan sekarang: 46 kg6. Tinggi badan:155 cmb. Pemeriksaan Head to toea. Kepala : Mesochepal1) Wajah dan kulit kepalaBentuk muka oval, simetris, ekspresi klien gelisah, rambut hitam dan lurus, rambut bersih, rambut sedikit beruban, tidak ada benjolan dan lesi di sekitar kepala, tidak ada nyeri tekan.2) MataMata kanan dan kiri simetris, palpebrae tidak oedema, konjungtiva an anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada secret, gerakan bola mata normal, tidak ada penonjolan pada bola mata, penglihatan normal, dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan.3) HidungHidung simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, septum bersih, tidak ada radang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan fungsi penghidu masih baik.4) TelingaCanalis bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada benjolan pada daun telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran.

5) MulutKeadaan gigi bersih, mukosa lembab, gigi masih lengkap, tidak ada luka, gusi merah, tidak bau mulut, mulut dapat membuka dengan normal, bibir tidak sianosis.b. LeherTidak ada perdarahan leher, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tiroid, bentuk dan gerakan normal, tidak ada bendungan JVP (jugular venous pressure) dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.c. Torax dan paru-paruInspeksi : Bentuk dada normal chest serta simetris kanan dankiri, tulang iga simetris kanan dan kiri, payudara besar dan simetris,pola napas reguler, tidak ada sesak napas, RR : 20 kali permenit.Palpasi: Vocal fremitus anterior kanan = kiri, vocal fremitusposterior kanan = kiri, gerak pernapasan kanan/kiri simetris, tidak ada nyeri tekan.Perkusi : Suara paru-paru sonor pada paru kanan dan kiri.Auskultasi : Suara vesikuler, tidak ada ronkhi maupun wheezing.

d. JantungInspeksi: Lokasi ictus cordis di interkostal (SIC) 5 midklavikula, denyut jantung tampak.Palpasi: Teraba denyut jantung dengan getaran.Perkusi: Di interkostal (SIC) 5 mid axial dari lateral kemedia bunyinya sonor sampai dengan sternum 2 jari bunyinya pekak.Auskultasi: Bunyi jantung 1 lebih besar dari bunyi jantung 2(BJ1 > BJ2), murni, reguler, bunyi jantung normal, tidak ada murmur dan gallop, TD : 150/90 mmHg.e. AbdomenInspeksi

Auskultasi Palpasi Perkusi :

:::Abdomen kanan atas lebih cembung dari kiri atas, bentuk perut cembung, tidak ada oedema, ada massa 2 jari di atas pusar.Peristaltik usus 12 kali/menit.Nyeri tekan di perut kanan atas.Tympani.

f. Ginjal : Tidak ada nyeri tekan.g. GenetaliaPemeriksaan genetalia didapatkan data bahwa klien wanita, keadaan genitalia bersih, tidak ada luka.

h. MuskuloskeletalPada pemeriksaan ekstremitas didapatkan tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada oedema, kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hilang rasa.i. IntegumenWarna kulit coklat, kulit lembab, turgor kulit baik, Tidak ada pengerasan kulit, tidak ada nyeri tekan.b. TERAPIPuasa 6 jam sebelum operasiJenis ObatDosisCara Pemberian

RanitidinD5%Asam mefenamat2 x 1@ 2 ml20 tetes per menit3 x 1 @ 500 mgIntra venaIntra venaPer oral

Tabel 2.3

c. PEMERIKSAAN LABORATORIUMTanggal 10 Desember 2011 jam 09.30 WIBHematologiHasilSatuanNilai Rujukan

LeukositEritrositHemoglobinHematocritMCVMCHMCHCTrombositEosinofilBasofilNetrofilLimfositMonositGolongan DarahRhesus FaktorUrineProtein UrineKimia KlinikGula Darah SewaktuUreumCreatininUric AcidCholesterol totalTrigliseridaBilirubin TotalBilirubin DirekBilirubin IndirekTotal protein7,44,111,8358328342512,200,061,7026,107,00Opositif

negatif

115

19,90,743,6170500,590,300,297,2010^3/Ul10^6/Ulg/dl%FlPgg/dl10^3/Ul%%%%%

Mg/dl

Mg/dlMg/dlMg/dlMg/dlMg/dlMg/dlMg/dl

g/dl3,6-11,03,80-5,2011,7-15,535-4780-10026-3432-36150-4002,00-4,000-150-7025-402-8

Negatif

75-140

17,1-42,80,40-1,002,0-7,0150-20035-150,00,20-1,300,1-0,30-0,756,7-8,2

Tabel 2.4

Tanggal 10 Desember 2011 jam 15.00 WIBHematologiHasilSatuanNilai Rujukan

APTT TESTPT TEST36,59,9DetikDetik25,5-42,19,7-13,1

Tabel 2.5

B. ANALISA DATANoHari/TanggalDataEtiologiProblem

1

2

3

Rabu,14 Des 201108.00 WIB

Rabu, 14 Des 201108.00 WIB

Rabu, 14 Des 201108.00 WIB

Ds: Klien mengatakan perutnya sakit seperti ditusuk-tusuk. Skala nyeri 6.Do: Ekspresi wajah gelisah. Adanya massa pada abdomen kanan atas saat di palpasi. Tekanan darah: 150/90 mmHg.

Ds: Klien mengatakan cemas akan menjalani operasiDo: Klien gelisah Tekanan Darah: 150/90 mmHg Nadi : 94 kali permenit.

Ds: Klien mengatakan tidak tahu kalau klien terkena penyakit myoma uteri.Do: Klien bingung saat ditanya tentang penyakitnya.Agen cidera biologi

Krisis situasional

Kurang informasiNyeri akut

Ansietas

Kurang Pengetahuan

Tabel2.6C. DAFTAR MASALAHNoHari/Tanggal

Diagnosa KeperawatanTanggal TimbulTanggal TeratasiParaf

1

Rabu, 14 Des 201108.00 WIBNyeri akut berhubungan dengan Agen Cidera biologi

14 Des 2011

Rini

2Rabu, 14 Des 201108.00 WIBAnsietas berhubungan dengan krisis situasional14 Des 2011Rini

3Rabu, 14 Des 201108.00 WIBKurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi14 Des 2011Rini

Tabel 2.7

D. INTERVENSITANGGALDXTUJUAN & KRITERIA HASILINTERVENSITTD

14 Des 20111Setelah dilakukan keperawatan selama 3 kali 24 jam, diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil: Skala nyeri berkurang menjadi 3 Ekspresi wajah tenang Tanda-tanda vital normal Kaji nyeri secara komprehensif Ajarkan teknik nafas dalam Kolaborasi pemberian obat analgetik asam mefenamat 500 mg/ oral Mengukur tanda-tanda vital

Rini

14 Des 20112Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam. Diharapkan cemas hilang, dengan kriteria hasil: Cemas berkuranng Klien kooperative Klien tenang Beri motivasi klien tentang operasi yang akan dijalankan Ciptakan lingkungan yang nyaman Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien Bantu klien untuk mengidentifikasikan situasi yang menyebabkan cemasRini

14 Des 20113Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam, diharapkan klien dan keluarga tahu tentang penyakit klien, dengan kriteria hasil : Klien mengerti tentang penyakitnya Berikan informasi secara adekuat. Berikan waktu untuk klien dan keluarga untuk bertanya tentang tindakan operasi Berikan pendidikan kesehatan tentang tindakan histerektomi Anjurkan keluarga untuk menemani klien Berikan lingkungan yang nyamanRini

Tabel 2.8

E. IMPLEMENTASITanggal/ jamDXImplementasiResponParaf

14 Des 201108.00 WIB1,21. Mengukur TTVDS : -DO : TD: 140/ 90 mmHgRR : 24 kali per menitSuhu : 36, 6 0CNadi : 82 kali per menitRini

08.15 IB1,22. Merapikan tempat tidurDS : -DO : Tempat tidur klien rapi.Rini

08.45 IB33. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga tentang penyakitnyaDS : klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti.DO : Klien dan keluarga tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya.Rini

09.05 WIB14. Mengkaji nyeri secara komprehensifDS : klien mengatakan nyeri berkurang.DO : P : adanya massaQ : seperti ditusuk - tusukR : abdomen kanan atasS : 5T : saat dipegang durasi 5 menit.Rini

09.045 IB1,25. Mengajarkan teknik nafas dalamDS : - DO : Klien mau melakukannya.Rini

010.015 WIB16. Memberikan analgetik asam mefenamat 500 mg/ oralDS : klien mau minum obat.DO : obat masuk, klien tidak mengalami alergi.Rini

10.30 WIB2,37. Memberikan motivasi kepada klien tentang tindakan operasiDS : -DO : Klien sudah tahu tentang penyakitnya dan tidak cemas lagi.Rini

11.00 WIB1,28. Mengukur TTVDS : - DO : TD : 140/ 90 mmHgSuhu : 36,5 derajat celciusNadi : 80 kali per menit.Rini

12.00 WIB19.Memberi makan kepada klien dengan cara menganjurkan klien makan sedikit tapi seringDS : -DO : Klien mau makan 1 porsi habis.Rini

13.00 WIB1,2,310. Menciptakan suasana yang nyaman dengan membatasi kunjungan kepada klien.DS :-DO : klien merasa nyaman dan aman.Rini

Tabel 2.9

F. EVALUASITANGGAL/WAKTUDXCATATAN PERKEMBANGANTD

14 Des 2011, 14.00 Wib1S : Klien mengatakan sudah nyeri berkurangO : Skala nyeri 5, tekanan darah : 140/ 90 mmHg, Nadi : 80 kali permenit.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi Kaji tanda tanda vital Kaji nyeri secara komprehensif Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (beraktivitas, tidur, istirahat, rileks, perasaan, dan hubungan sosial) Ajarkan teknik relaksasi dengan relaksasi progresif, latihan nafas dalam Kolaborasi pemberian analgetik asam mefenamat 500 mg/ oralRini

14 Des 2011, 14.00 Wib2S : klien mengatakan sudah tidak cemas lagiO : Klien lebih tenang dan kooperativeA : Masalah teratasiP : Hentikan intervensiRini

14 Des 2011, 14. 00Wib3S : Klien mengatakan sudah paham dengan penyakitnya.O : Klien tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya.A : Masalah teratasiP : Hentikan intervensiRini

Tabel 2.10

BAB IVPENUTUP

A. Simpulan Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. J DENGAN PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASI MIOMA UTERI DI RUANG NUSA INDAH dr. SOESELO SLAWI pada tanggal 14 Desember 2011, maka dengan ini penulis mengambil simpulan, yaitu:1. Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, paling umum untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu (endometriosis atau tumor), untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau ruptur uterus yang tidak dapat diperbaiki (Sarwono 1994 : 281).2. Mioma uteri neoplasma jinak yang dalam kepustakaan ginekologi terkenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uteri nenfibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada usia nonreproduksi yaitu pada usia lebih dari 35 tahun (Sastrawinata, Dkk. 2004).3. Pada Ny. J ditemukan tanda tanda nyeri tekan di abdomen kanan atas dengan skala nyeri 6, seperti ditususk - tusuk, P : karena ada massa, Q : seperti ditusuk tusuk, R : abdomen kanan atas saat dipalpasi, S : skala nyeri 6, T : saat dipegang atau ditekan durasi 5 menit, klien cemas karena akan menghadapi operasi, klien dan keluarga juga tidak tahu tentang penyakit yang dialami klien.cemas akan menjalani operasi, klien juga tidak tahu mengenai penyakitnya. Data obyektifnya : ekspresi gelisah, adanya massa pada abdomen kanan atas saat dipalpasi. Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan tiga diagnosa yang muncul yaitu :1. Nyeri Nyeri adalah rasa yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang timbul secara nyata atau potensi kerusakan jaringan atau digambarkan sebagai kerusakan (asosiasi internasional untuk studi dari nyeri) kejadian yang tiba-tiba atau pelan dari banyak intensitas mulai dari ringan sampai berat dengan ansipasi atau prediksi akhirnya dan durasi kurang dari 6 bulan. Dalam batasan karakteristik nyeri yaitu menunjukan kerusakan, melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal, gerakan untuk melindungi, muka topeng, gangguan tidur, focus pada diri sendiri, tingkah laku distraksi, perubahan tekanan darah, nadi dan pernapasan, tingkah laku ekspresif, perubahan dalam nafsu makan. Faktor berhubungannya agen cedera biologis, fisik, psikologis, kimia (Martha Craft & Kelly Smith, 2010 :195). Pada klien didapatkan data subyektif klien mengatakan nyeri perut bagian kanan atas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri skala 6, nyeri. Data obyektifnya ekspresi gelisah, adanya massa di abdomen kanan atas saat dipalpasi. Dengan melihat batasan karakteristik secara teori dan pada kenyataan langsung pada Ny. J penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.Diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis diangkat sebagai prioritas diagnosa pertama berdasarkan data yang ditemukan karena kebutuhan fisiologis menurut konsep Hirarki Maslow serta dari tingkat rasa nyaman (A Aziz Alimul nurhidayat, 2008 : 118). Tujuan keperawatan pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : skala nyeri 5 , ekspresi tenang, masih ada nyeri tekan di perut kanan atas.Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa nyeri :a. Kaji nyeri secara komprehensifRasional : memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.b. Ajarkan teknik nafas dalamRasional : meningkatkan relaksasi klien.c. Kolaborasi pemberian analgetik asam mefenamat 500 mg/oralRasional : efek dari kerja obat ini adalah mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan dan menurunkan ketidaknyamanan.Pada masalah keperawatan nyeri, penulis telah melakukan beberapa tindakan keperawatan pada tanggal 14 Desember 2011diantaranya sebagai berikut :

a. Mengkaji nyeri secara komprehensif Dalam melakukan tindakan ini penulis mengalami kendala yaitu pasien selalu mengeluh kepada perawat akan rasa sakitnya sehingga penulis harus benar-benar memiliki kejelian dalam melakukan tindakan ini. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi penulis dengan mengkaji secara lebih mendalam tentang nyeri yang dirasakan pasien seperti melihat ekspresi wajah pasien ketika dilakukan palpasi pada perut. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 desember 2011 pukul 09.05 WIB.b. Mengajarkan teknik nafas dalam Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan mampu untuk melakukan tehnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 desember 2011 pukul 09.45 WIB.c. Memberikan analgetik asam mefenamat 500 mg/oralImplementasi selanjutnya adalah memberikan analgetik dalam mengurangi rasa nyeri. Dalam hal ini penulis memberikan asam mefenamat 500 mg per oral, obat ini diberikan kepada pasien sesuai advis Dokter. Dalam memberikan obat ini penulis tidak mengalami kendala, karena pasien kooperatif. Obat masuk tanpa ada alergi. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 10.15 WIB. Klien diukur tanda-tanda vital diperoleh data tekanan darah : 140/ 90 mmHg, nadi : 80 kali permenit. Implementasi ini dilakukan tanggal 14 Desember 2011 jam 11.00 WIB. Pada evaluasi diagnosa nyeri ditemukan data subyektif : klien mengatakan nyeri berkurang menjadi skala 5. Data obyektif : ekspresi tenang, dan nyeri tekan berkurang, tekanan darah : 140/90 mmHg, nadi : 80 kali permenit. Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya, implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah nyeri ini ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator keberhasilannya tindakan yaitu skala nyeri 3, ekspresi tenang, tidak ada nyeri tekan di abdomen kanan atas saat dipalpasi. Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada maka dapat disimpulkan masalah nyeri belum dapat teratasi karena belum ada kesesuaian dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan. Maka penulis menetapkan bahwa intervensi dilanjutkan pada planning berikutnya karena masalah belum teratasi.2. Cemas Cemas (ansietas) merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi system saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Batasan karakteristiknya gelisah, iritabel, insomnia, takut, gugup, mudah tersinggung, suara gemetar, tremor, anoreksia bingung. Factor berhubungannya terpapar racun, herediter, ancaman kematian, stress, ancaman konsep diri (Martha Craft & Kelly Smith, 2010 :195 ). Kecemasan yang terjadi pada Ny. J ditandai oleh data subyektif klien mengatakan cemas karena akan menjalankan operasi. Data obyektif ekspresi gelisah dan tremor. Dengan data tersebut penulis memunculkan diagnosa berhubungan dengan krisis situasional. Kecemasan dalam Hirarki Maslow termasuk dalam kebutuhan keselamatan dan rasa aman dan merupakan prioritas diagnosa kedua setelah berdasarkan tingkat kegawatan termasuk dalam prioritas rendah karena menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik (A Aziz Alimul Hidayat, 2008 : 118).Tujuan keperawatan pada diagnosa keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan cemas berkurang dengan kriteria hasil: ekspresi tenang, tidak tremor.Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa cemas :a. Kaji kecemasanRasional : membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan berdasarkan pengalaman dengan kanker.b. Ajarkan teknik nafas dalamRasional : meningkatkan relaksasi klien.c. Yakinkan klien bahwa tim kesehatan di rumah sakit akan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk klienRasional : mengurangi beban dan ketakutan kematianPada masalah keperawatan cemas, penulis telah melakukan beberapa tindakan keperawatan pada tanggal 14 Desember 2011diantaranya sebagai berikut :a. Mengkaji kecemasan Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 08.45 WIB.b. Mengajarkan teknik nafas dalam Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan mampu untuk melakukan tehnik nafas dalam untuk mengontrol kecemasan. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 desember 2011 pukul 09.45 WIB.c. Meyakinkan klien bahwa tim kesehatan di rumah sakit akan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 08.45 WIB.Pada evaluasi diagnosa cemas ditemukan data subyektif : Klien mengatakan cemasnya berkurang. Data obyektifnya : Ekspresi tenang dan tidak tremor. Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya, implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah cemas ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator keberhasilannya tindakan yaitu ekspresi tenang, tidak tremor. Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada maka dapat disimpulkan masalah cemas dapat teratasi karena sudah ada kesesuaian dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan. Maka penulis menetapkan bahwa intervensi dihentikan pada planning berikutnya karena masalah teratasi.3. Kurang pengetahuan Menurut Linda Juall Carpenito, 2001 kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seorang individu atau kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor berkenalan dengan kondisi atau rencana pengobatan. Secara teori untuk memunculkan diagnosa tersebut harus terdapat batasan karakteristik mayor seperti melaporkan secara verbal yaitu mengungkapkan kurang pengetahuan atau keterampilan, mengekspresikan suatu ketidak adekuatan persepsi status kesehatan yang dianjurkan atau yang diinginkan, dan mungkin terdapat batasan karakteristik minor seperti kurang integrasi tentang rencana pengobatan kedalam aktivitas sehari hari, memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologi mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi (Doengoes Marilyn, 2001). Kurang pengetahuan yang dialami oleh Ny. J ditandai oleh data Subjektif klien tidak tahu tentangpenyakitnya, klien sering bertanya tentang penyakitnya kepada perawat. Data Objektifnya klien bingung saat ditanya tentang penyakitnya oleh perawat. Tujuan keperawatan pada diagnosa keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan klien dan keluarga tahu tentang penyakit klien dengan kriteria hasil :Klien paham tentang penyakitnya kalau ditanya perawat.Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa Kurang pengetahuan :a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya Rasional : memberikan informasi tentang pengetahuan keluarga. Jelaskan proses operasi histerektomi dengan indikasi mioma uteri, rasionalnya memberikan informasi tentang penyakitnya. Jelaskan cara mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit, rasionalnya kesadaran tentang apa yang terjadi.b. Jelaskan mengenai penyakit yang diderita klienRasional : agar klien tahu tentang penyakit yang dideritanya.c. Kaji tingkat kemampuan klien dalam mengenali penyakitnyaRasional : untuk mengetahui seberapa jauh klien dalam mengetahui atau mengenal tentang penyakitnya.d. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnyaRasional : klien dapat mengetahui tentang penyakitnya dan mengetahui tentang proses penyembuhan dan pemulihannya.Pada masalah keperawatan kurang pengetahuan, penulis telah melakukan beberapa tindakan keperawatan pada tanggal 14 Desember 2011 diantaranya sebagai berikut :a. Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 08.45 WIB.Pada evaluasi diagnosa kurang pengetahuan ditemukan data subyektif : Klien mengatakan sudah paham dengan penyakitnya. Data obyektifnya : klien tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 desember 2011 jam 08.45 WIB.b. Jelaskan penyakit yang diderita klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena klien mau mendengarkan perawat. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 08. 45 WIB. c. Kaji tingkat kemampuan klien dalam mengenali penyakitnya Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena klien kooperatif dan mampu mengenali penyakitnya. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011.

d. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena klien kooperati dan sudah mengerti tentang penyakitnya. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2011. Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya, implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah kurang pengetahuan ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator keberhasilannya tindakan yaitu klien tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya. Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya, implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah kurang pengetahuan ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator keberhasilannya tindakan yaitu klien mampu menjawab tentang penyakitnya dan tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya. Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada maka dapat disimpulkan masalah kurang pengetahuan dapat teratasi karena sudah ada kesesuaian dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan. Maka penulis menetapkan bahwa intervensi dihentikan pada planning berikutnya karena masalah teratasi.

4. Pada Ny. J ditemukan tiga diagnosa yang muncul yaitu nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi, ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. 5. Implementasi yang dilakukan oleh penulis hanya sebagian, hal itu dikarenakan dengan keterbatasan waktu.6. Evaluasi pada Ny. J didapatkan diagnosa nyeri berhubungan dengan agen cidera biologi belum teratasi dan penulis melanjutkan intervensi, dan diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis situasional sudah teratasi dan penulis menghentikan intervensi, sedangkan diagnose kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya sudah teratasi dan penulis juga menghentikan intervensi.

B. Saran1. Bagi Rumah Sakit Rumah sakit hendaknya memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan histerektomi indikasi mioma uteri yang tepat dan akurat, sehingga angka kesakitan di Indonesia sedikit demi sedikit berkurang.2. Bagi Institusi PendidikanInstitusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang histerektomi indikasi mioma uteri. Tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan lebih banyak materi kepada para mahasiswa dan bimbingan melakukan pengkajian secara tepat dan mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan, sehingga tidak muncul komplikasi yang lebih berat.3. Bagi Keluarga Keluarga adalah orang terdekat dari pasien diharapkan dapat berperilaku hidup sehat serta mengetahui penyebab dari histerektomi indikasi mioma uteri dan dapat mengetahui tentang pencegahan histerektomi indikasi mioma uteri.4. Bagi PembacaPengetahuan dan pola hidup sehat perlu untuk dipertahankan dalam mengupayakan pencegahan dan penanggulangan histerektomi indikasi mioma uteri.5. Bagi Penulis Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien histerektomi indikasi mioma uteri serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, I.J. 2001. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.Cunninghan, F. Gary, Mac Donal, Paul Caesarea, Gant, Nurman F, 1995, Obstetri William, (William Obstetries), Ed. 18, Alih Bahasa, Joko Suyono, Andry Hartono, Editor Devi H. Ronardy, EGC, Jakarta.Doengoes, Marilynn, E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Ed. 3, EGC, Jakarta,Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas (Basic Maternity Nursing). Jakarta : EGC.Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aeculapius.Manuaba, A. C. Ida. Dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Tiga Pengarang.Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, editor Setiawan, EGC, Jakarta.Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.Mochtar, Rustam. 1998. Sinospis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta : EGC.Mochtar, Rustam. 1998. Sinospis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial. Edisi 2. Jakarta : EGC.No name. 2010.http://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/obat_mioma uteri.htm. diakses tanggal 20 April 2012.Sastrawinata, Sulaiman. Dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Tujuh Pengarang.Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta : Salemba Medika.Wiknjosastro, Hanifa. Dkk. 1998. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Tiga Pengarang.Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Edisi7. Jakarta : EGC.

LAMPIRAN

KONSEP DASAR

I. MIOMA UTERIA. Pengertian Mioma uteri, liomioma, fibiomioma, fibroid adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat (Wiknjosastro, 1999 : 338). Mioma uteri merupakan tumor jinak, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak (Manuaba, 1998 : 409).B. Etiologi Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot yang belum matang. Disangka bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya pada seorang wanita, estrogen dapat menyebabkan mioma sedangkan pada wanita lain tidak, padahal kita ketahui bahwa estrogen dihasilkan oleh semua wanita. Juga pada beberapa wanita dengan mioma dapat terjadi ovulasi yang menghasilkan progesteron yang sifatnya anrestogenic. C. Patofisiologi Miometrium merupakan otot yang menyusun bagian terbesar uterus selama masa kehidupan seksual aktif, serabut serabut involunter saling bercampur dengan jaringan areoler pembuluh darah, saluran limfe dan serabut syaraf (Sylvia Verall, 1999). Pada miometrium normal terdapat sel matur dan imatur. Pada sel matur oleh Karena pengaruh hormon estrogen dapat menjadi neoplasma (mioma), mioma dapat bertempat dimana mana bila berada di endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus (mioma submukosa) mioma dapat pula tumbuh di dinding uterus antara serabut miometrium (mioma intra mural), dan apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa (mioma subserosa), mioma subserosa dapat pula tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum menjadi mioma ligamenter. Mioma subserosa dapat pula tumbuh dan menempel pada jaringan lainnya, misalnya ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus disebut wondering atau parasitic Fibroid (Cuningham Mac. Donald, F Garry, 1995).D. Gambaran klinik Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologi karena tumor ini tidak mengganggu gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus,subserus) besarnya tumor, perubahan dan komplikasa yang terjadi.1. Tanda dan gejalaa. Tumor dan massa diperutb. Perdarahan, pada umumnya adalah hipermenora, menoragia, metroragia yang disebabkan oleh :1. Pengaruh ovariumsehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno carcinoma endometrium.2. Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.3. Atropi endometrium di atas submukosa.4. Adanya hipervaskularisasi pada bagian yang tertekan.5. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.c. Rasa nyeriBukan gejala yang khas, tetapi dapat timbul karena :1. Gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang mengalami nekrosis dan peradangan.2. Penekanan pada serabut saraf yang bercampur dengan serabut serabut otot involunter.3. Penekanan pada rahim yang membesar (pressure effect) penukaran ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.4. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria.5. Penekanan pada uretra dapat menyebabkan retensio urine.6. Penekanan pada ureter dapat menyebabkan hydroneprosis.7. Penekanan pada rectum dapat menyebabkan konstipasi.8. Pada pembuluh darah dan pembuluh limfe d panggul dapat menyebabkan oedema tungkai dan nyeri panggul.d. Infertilitas dan abortus Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pas iterstisialis tuba, sedangkan mioma submukosa juga memudahkan terjadinya distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.Gejala gejala sekunder : anemia, lemah, pusing, sesak nafas, fibroid heart, sejenis degenerasi myocord yang dulu disangka berhubungan dengan mioma uteri, sekarang anggapan ini disangkal. Erythrocytosis pada mioma yang besar (Wiknjosastro DOSG, 1999 : 341 - 343).E. Jenis mioma uteri1. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.2. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas yang ditegakkan pada pemeriksaan uterus sonde.3. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum uteri (Wiknjosastro DOSG, 1994 : 344).F. Diagnosa1. Palpasi abdomen Kadang kadang adanya mioma dapat diduga dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit, biasanya letak tumor di tengah tengah.2. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus yang umumnya terletak da garis tengah ataupun agak ke samping seringkali terasa terabah terbenjol benjol.3. USG abdominal dan transvaginalG. Terapi1. Konservatif dengan pemeriksaan periodic Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah 55% dari semua mioma tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan bila seorang wanita dengan mioma mencapai menopouse, biasanya tidak mengalami keluhan. Bahkan dapat mengecil oleh kerena itu sebaiknya mioma pada wanita Pre menopause tanpa gejala hanya diobservasi saja. Bila mioma uteri sebesar kahamilan 12 14 minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya dioperasi walaupun taidak ada gejala atau keluhan, sebab mioma yang besar kadang kadang memberikan kesukaran pada operasi. Pada masa post menopause harus dicurigai kemungkinan keganasan ( sarcoma ).2. Radio terapia. Hanya melakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi ( bad risk patient ).b. Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan.c. Bukan jenis sub mukosa.d. Tidak disertai radang pelvis atatu penekanan pada rectum.e. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.Jenis radioterapi : radium dalam ovum uteri, X Ray pada ovaria (castrasi).3. Operasi Myomektomi dilakukan bila masih diinginkan keturunan saratnya dilakukan kuretase dulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.Kerugian : melemahkan dinding uterus, ruptur uteri pada waktu hamil, menyebabkan perlekatan residif.HisterektomiDilakukan pada : mioma yang besar, multiple pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu atau kedua ovarium, maksudnya untuk :a. Menjaga jangan terjadi menopause sebelum waktunya.b. Menjaga gangguan coronair atau arteroklerosis umum.

H. penatalaksanaan1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan tidak diberikan terapi hanya diobservasi tiap 3 6 bulan untuk menilai pembesarannya mioma akan larut setelah menopause.2. Pemberian GNRH agonis selama 6 minggu.3. Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila besar uterus melebihi atau seperti kehamilan 12 14 minggu.4. Radioterapi.5. Estrogen untuk pasien menopause dan observasi setiap 6 bulan (Mansjoer, 1999 : 387).II . HISTEREKTOMIA. Pengertian Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, paling umum untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu (contoh endometriosis atau tumor), untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh sembuh atau ruptur uterus yang tidak dapat diperbaiki (Doengoes, 1999 : 743). Pengangkatan uterus sangat jelas menyebbkan sterilitas, tetapi indikasi histerektomi biasanya tidak merupakan konsepsi yang diharuskan (Hamilton, 1995 : 305).B. Indikasi1. Ruptur uteri2. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol dengan cara cara yang ada misalnya pada : atonia uteri, afibrinogenemia atau fipofibrinogenemia pada solusio plasenta dan lainnya, couvelaire, uterus tanpa kontraksi, uterineae terputus, plasenta inkreta dan perketa, hematoma yang luas pada rahim.3. Infeksi berat : untuk ini biasanya dilakukan operasi poro, yaitu uterus dengan isinya diangkat bulat bulat.4. Uterus miomatosus yang besar.5. Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah.6. Kanker leher rahim (Muchtar, 1998 : 133).C. Tipe tipe histerektomiHisterektomi tipe abdominalis adalah sebagai berikut :1. Sub total yaitu badan uterus diangkat : punting serviks disisakan.2. Total yaitu pengangkutan uterus dan serviks.Histerektomi vagina dapat dilakukan pada kondisi tertentu seperti :1. Prolap uteri.2. Sistokel atau rektokel3. Karsinoma 4. Resiko kegemuka (Doengoes, 1999 : 743).II. DIAGNOSA PADA PRE OP HISTEREKTOMI INDIKASI MIOMA UTERI1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologi (Doengoes, 2001 : 417).Tujuan : klien merasa nyamanKriteria hasil : klien tampak rileks, mampu tidur, istirahat dengan tepat.Intervensi :a. Mengungkapkan berkurangnya nyeri.Rasional : b. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan.Rasional : klien mungkin tidak secara verbal melupakan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung, membedakan karakteristik khusus nyeri. c. Evaluasi tekanan darah dan nadi.Rasional : pada banyak klien nyeri dapat menyebabka gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat.d. Ubah posisi klien, kurangi rangsangan berbahaya.Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri.e. Anjurkan penggunaan latihan nafas dalam dan teknik relaksasi distraksi.Rasional : nafas dalam meningkatkan upaya pernafasan meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak menyenangkan.f. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab ketidaknyamananRasional : meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi nyeri berkenaan dengan anxietas dan ketakutan.2. Anxietas berhubungan dengan krisis situasional (Doengoes, 2001 : 748).Tujuan : klien tidak merasa cemas lagi.kriteria hasil: Intervensi : a. Kaji kecemasanRasional : membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan berdasarkan pengalaman dengan kanker.b. Ajarkan teknik nafas dalamRasional : meningkatkan relaksasi klien.c. Yakinkan klien bahwa tim kesehatan di rumah sakit akan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk klienRasional : mengurangi beban dan ketakutan kematian.3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informas (Carpenito, 2000 : 223 ).Tujuan : klien mampu mengenal tentang penyakitnya.Kriteria hasil : klien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya.Intrvensi :a. Kaji tingkat pengetahuan klien.Rasional : membagi persepsi yang ada pada klien.b. Jelaskan mengenai penyakit yang diderita klien.Rasional : agar klien tahu tentang sakit yang dideritanya.c. Kaji tingkat kemampuan klien dalam mengenali penyakitnya.Rasional : untuk mengetahui seberapa jauh klien dalam mengenal penyakitnya.d. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.Rasional : klien dapat mengetahui tentang penyakitnya dan mengetahui tentang proses penyembuhan dan pemulihan.