new kti finale

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebab utama kematian di dunia dengan tingkat mortalitas yang paling tinggi adalah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular mencakup penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, trombosis vena dalam dan emboli pulmo. 1 Laporan WHO menyebutkan pada tahun 2008, 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena penyakit kardiovaskular, yaitu 30% dari seluruh kematian di dunia. Dari jumlah tersebut diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. 2 Oleh karena penyakit jantung ini merupakan penyakit yang terjadi pada semua kelompok masyarakat di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, maka orang mencari solusi untuk mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular ini. Salah satu solusi alternatif yang banyak dibicarakan di masyarakat adalah benalu teh (Scurulla oortiana). Benalu adalah tumbuhan yang menempel pada tumbuhan tertentu telah digunakan dalam pengobatan tradisional China. Benalu pada umumnya digunakan sebagai obat campak, sedangkan benalu pada jeruk nipis dimanfaatkan sebagai ramuan obat untuk penyakit tonsilitis, benalu teh dan 1

Upload: hizkia-lim

Post on 29-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kti

TRANSCRIPT

Page 1: New Kti Finale

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyebab utama kematian di dunia dengan tingkat mortalitas yang paling

tinggi adalah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular mencakup penyakit

jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri perifer, penyakit jantung

rematik, penyakit jantung bawaan, trombosis vena dalam dan emboli pulmo.1 Laporan

WHO menyebutkan pada tahun 2008, 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena

penyakit kardiovaskular, yaitu 30% dari seluruh kematian di dunia. Dari jumlah

tersebut diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner.2

Oleh karena penyakit jantung ini merupakan penyakit yang terjadi pada semua

kelompok masyarakat di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian terbanyak

di dunia, maka orang mencari solusi untuk mencegah dan mengobati penyakit

kardiovaskular ini. Salah satu solusi alternatif yang banyak dibicarakan di masyarakat

adalah benalu teh (Scurulla oortiana).

Benalu adalah tumbuhan yang menempel pada tumbuhan tertentu telah

digunakan dalam pengobatan tradisional China. Benalu pada umumnya digunakan

sebagai obat campak, sedangkan benalu pada jeruk nipis dimanfaatkan sebagai

ramuan obat untuk penyakit tonsilitis, benalu teh dan benalu mangga digunakan

sebagai obat kanker. 3 Berdasarkan penelitian ekstrak air benalu teh Scurulla oortiana

mengandung senyawa catechin, phytol, flavonoid, dan kafein. Flavonoid yang ada

pada benalu teh Scurulla oortiana adalah kuersetin.4

Kuersetin adalah salah satu jenis flavonoid yang sering dipelajari dan terdapat

dalam berbagai sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, teh dan anggur.

Diet kaya flavonoid mengurangi risiko oksidatif-stres kronis terkait penyakit seperti

diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke. hal ini dikaitkan dengan aktivitas

antioksidan flavonoid seperti kuersetin. 5

Kuersetin merupakan molekul bioaktif yang memiliki fungsi anti-inflamasi,

anti-alergi, antivirus, antikanker, antioksidan dan antiagregasi. Hubungan antara

kuersetin dengan penyakit jantung koroner terletak pada manfaat dari kuersetin yaitu

1

Page 2: New Kti Finale

mencegah agegrasi trombosit dan dapat mencegah penyempitan pembuluh darah. 7

1.2 Rumusan Masalah

Maka rumusan masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut:

- Apakah manfaat kuersetin pada benalu teh (Scurulla oortiana) pada penyakit jantung

koroner?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

- mengetahui manfaat kuersetin pada benalu teh (Scurulla oortiana) pada penyakit

jantung koroner.

1.3.2 Tujuan khusus

- Diketahuinya kadar kuersetin pada benalu teh.

- Diketahuinya efek kuersetin dalam pencegahan penyakit jantung koroner.

- Diketahuinya efek kuersetin dalam pengobatan penyakit jantung koroner

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi bidang akademik

Hasil studi kepustakaan ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam

memajukan ilmu pengetahuan dengan menyediakan informasi mengenai pengaruh

kuersetin dalam benalu teh terhadap penyakit jantung koroner

1.4.2 Bagi masyarakat

Hasil studi kepustakaan ini diharapkan dapat menambah wawasan

masyarakat mengenai manfaat Benalu teh terhadap kesehatan jantung.

1.4.3 Bagi peneliti

Hasil studi kepustakaan ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan pemicu

bagi para peneliti untuk melakukan penelitan lebih lanjut mengenai pengaruh benalu

teh terhadap penyakit jantung koroner dalam hubungannya dengan kuersetin,

sehingga membawa keuntungan baik bagi para peneliti sendiri dan pihak-pihak

2

Page 3: New Kti Finale

lainnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trombosit dan hemostasis

Trombosit adalah sel yang terdapat dalam darah selain eritrosit dan leukosit,

jumlah normalnya sekitar 150000-350000/mm3. Trombosit bukanlah sebuah sel

secara utuh, melainkan hanya merupakan potongan-potongan bagian dari sel

megakariosit. Satu megakariosit dapat menghasilkan 1000 trombosit.7

Pembuluh darah berfungsi untuk memediasi sirkulasi darah dan untuk

menjalankan fungsinya pembuluh darah harus berada dalam keadaan intak. Apabila

terluka maka sistem hemostasis akan teraktivasi untuk menjaga intaknya pembuluh

darah tersebut. Hemostasis dibagi menjadi tiga tahap yaitu spasme pembuluh darah,

formasi dari trombosit, dan koagulasi darah. 8

Pada saat terluka, pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi,

mekanismenya sendiri masih kurang dimengerti, namun diduga adanya peranan

hormon parakrin dari endotel pembuluh darah. Mekanisme ini yang disebut spasme

pembuluh darah. Mekanisme ini menurunkan aliran darah, dan juga membuat dinding

endotel dari pembuluh darah tersebut terikat dengan sel-sel darah sehingga mencegah

kehilangan darah yang berlebihan. 8

Formasi trombosit, normalnya trombosit tidak menempel pada dinding

pembuluh darah, namun pada saat terjadi luka pada pembuluh darah maka trombosit

akan teraktivasi sehingga terjadinya ikatan trombosit-endotelium dan juga

pembentukan multiple platelet membrane extensions.9

Tahap selanjutnya adalah koagulasi darah, yaitu perubahan darah dari bentuk

cair menjadi bentuk padat. Proses terpenting pada tahap ini adalah perubahan

fibrinogen yang besar menjadi molekul-molekul seperti jaring-jaring yang di sebut

fibrin.8

2.1.1 Mekanisme agregasi trombosit

Pematangan trombosit dan pengembangan melibatkan ekspresi reseptor pada

3

Page 4: New Kti Finale

permukaan sel trombosit. Reseptor ini memicu adhesi dan aktivasi trombosit dan

mereka memicu pembentukan trombus. Reseptor – reseptor yang berperan untuk

adhesi trombosit adalah reseptor GP Ib/V/IX, GP VI, dan GP Ia/IIa. 9

Adhesi trombosit terjadi secara terkoordinasi dan ditandai oleh tahap berikut:

tethering, rolling, aktivasi, dan stabil adhesi. Langkah pertama dari adhesi trombosit

disebut tethering. Gaya gesek yang dihasilkan dari darah beredar melalui tempat

dimana adanya endotel yang rusak memicu interaksi trombosit-endotelium. hal

pertama dari adhesi trombosit adalah ikatan GPIb dengan Faktor von Willebrand

(VWF). Interaksi reseptor trombosit GPIb dan VWF melibatkan pembentukan

multiple platelet membrane extensions yang disebut sebagai tethers. tahap berikutnya,

disebut sebagai rolling, terjadi sebagai akibat dari interaksi antara kolagen dan GPVI

dan dibantu dengan GPIa / IIa reseptor. Proses aktivasi trombosit mengikuti sinyal

parakrin-dan autocrinemediated melalui pelepasan tromboksan A2 dan adenosin

difosfat dari trombosit, bersama dengan aktivasi trombin oleh faktor jaringan dari

dinding pembuluh darah. Penguatan adhesi trombosit stabil dan pembentukan trombus

selanjutnya dimediasi oleh interaksi integrin GP IIb / IIIa, dengan fibrinogen dan

VWF. Trombin bertindak untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin, yang berfungsi

untuk berkembangnya trombus. 9

Gambar 1. Proses agregasi trombosit9

2.2 Penyakit jantung koroner

4

Page 5: New Kti Finale

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan

karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis, spasme atau

keduanya Manifestasi klinis yang klasik dari penyakit jantung koroner adalah angina

pektoris. Angina pektoris ialah suatu sindroma dimana terdapat nyeri dada yang

timbul pada waktu melakukan aktifitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi penyempitan arteri koronaria.10

2.2.1 Patofisologi penyakit jantung koroner

Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami

kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: hipertensi, zat-zat vasokonstriktor,

mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula

darah (diabetes melitus), hiperkolesterolemia, dan obesitas. Kerusakan ini

menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesion molecule seperti sitokin

(interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-alfa)), kemokin (monocyte

chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth factor (platelet derived growth

factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF). Sel inflamasi seperti monosit

masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub endotel. Monosit

kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi yang

bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag ini kemudian membentuk sel

busa. LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel endotel dan menghasilkan respons

inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari angiotensin II, yang menyebabkan

gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek protrombik dengan melibatkan

trombosit dan faktor koagulasi. Akibat kerusakan endotel terjadi respons protektif

dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu oleh

inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami

ruptur sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut (SKA). 10

5

Page 6: New Kti Finale

Gambar 2. Proses pembentukan aterosklerosis10

Plak yang telah ruptur menyebabkan terjadinya perdarahan yang akan

mengaktivasi sistem hemostasis dimulai dari aktivasi platelet dan agregasi platelet

sampai terbentuknya kaskade pembekuan darah yang akan membentuk trombus.

Trombus ini yang akan menyumbat pembuluh darah sehingga suplai darah ke daerah

yang tersumbat tidak tercapai. Manifestasi klinis dari sumbatan tersebut biasanya

berupa nyeri iskemik.11

2.3 Benalu teh

Gambar 3. Gambar benalu teh Scurrula oortiana 12

Benalu teh merupakan tumbuhan yang bersifat hemiparasit atau setengah

parasit, karena tumbuhan ini masih punya hijau daun (klorofil) sehingga tetap dapat

melakukan asimilasi sendiri dan hanya menghisap air serta organik maupun anorganik

dari tanaman teh yang ditumpanginya.13

Berdasarkan klasifikasi botani, benalu teh termasuk tumbuhan dari kelas

6

Page 7: New Kti Finale

Dicotyledone, dengan ordo Santalales dan famili Loranthaceae. Salah satu genus dari

famili Loranthaceae adalah Scurrula yang memiliki beberapa spesies diantaranya

Scurrula oortiana, S. atropurpurea, S. junghuni, dan S. parasitica.14

Ekstraksi terhadap daun benalu teh (Scurrula oortiana) yang dilakukan secara

bertingkat menghasilkan ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol, dan

ekstrak air dan dengan analisis Kromatografi Cair Tekanan Tinggi menghasilkan

isolat murni ditunjuk sebagai A, B, C dan D. Ultra Violet, Infra Red, Proton

Resonansi Magnetik Nuklir Karbon, dan Gas Kromatografi-Mass Spectrum Analisis

dari empat isolat menunjukkan bahwa A adalah kafein, B adalah Catechin, C adalah

fitol, dan D adalah Flavonoid dan Flavonoid yang ada di dalam ekstraksi daun benalu

tersebut adalah kuersetin4

2.4 Flavonoid

Flavonoid (atau bioflavonoid) berasal dari kata Latin yang berarti flavus yaitu

kuning merupakan antioksidan. flavonoid merupakan hasil dari metabolisme sekunder

dari tanaman hijau, Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15

atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suau rantai propane (C3)

sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga

jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau flavonoid/flavones, 1,2- diarilpropan atau

isofalvonoid, dan 1,1-diarilpropan atau neoflavonoid.15

7

Page 8: New Kti Finale

Dari ketiga jenis flavonoid tersebut, dapat dibagi menjadi macam – macam subgrup yang dimana tiap subgrup

memiliki jenis – jenis antioksidan. Berikut pembagian subgrup dari golongan flavones.16

Grup

Kerangka contoh

Deskripsi Gambar Kerangka Dasar

Flavone

2-

phenylchromen

-4-one

Luteolin, Apigenin,

Tangeritin

8

Gambar 4. Struktur Flavonoid (a) Flavonoid, (b) Isoflavonoid, (c) Neoflafonoid. 15

Page 9: New Kti Finale

Flavonol

or

3-hydroxyflavone

3-hydroxy-2-

phenylchromen

-4-one

Quercetin, Kaempferol,

Myricetin, Fisetin,

Isorhamnetin,

Pachypodol,

Rhamnazin

Flavanone

2,3-dihydro-2-

phenylchromen

-4-one

Hesperetin, Naringenin,

Eriodictyol,

Homoeriodictyol

Flavanonol /

3-

Hydroxyflavanone

or

2,3-

dihydroflavonol

3-hydroxy-2,3-

dihydro-2-

phenylchromen

-4-one

Taxifolin(atau

Dihydroquercetin),

Dihydrokaempferol

Tabel 1. Pembagian subgrup dari golongan flavones.16

2.5 Kuersetin

Gambar 5. Struktur molekular dari kuersetin.5

kuersetin adalah salah satu flavonoid yang ada di dalam berbagai sayuran,

9

Page 10: New Kti Finale

buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, teh dan anggur.5 Diet kaya kuersetin

mengurangi risiko oksidatif-stres kronis terkait penyakit seperti diabetes, penyakit

jantung koroner dan stroke. 17, 18

Gambar 6. Manfaat flavonoid (kuersetin) di dalam tubuh 19

2.6 Hubungan kuersetin terhadap penyakit jantung koroner

Kuersetin merupakan molekul bioaktif yang memiliki fungsi anti-inflamasi,

anti-alergi, antivirus, antikanker, antioksidan, anti-trombotik dan lain - lain.

Hubungan antara kuersetin dengan penyakit jantung koroner terletak pada manfaat

dari kuersetin yaitu menurunkan faktor resiko, mencegah agegrasi trombosi,

penyempitan pembuluh darah, dan pembentukan atheroslerosis.6

10

Page 11: New Kti Finale

2.6.1 Mekanisme kuersetin sebagai antihipertensi

Menurut penelitian , kuersetin memiliki fungsi sebagai vasorelaksan dan dapat

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.20 Kerja kuersetin dalam

menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan stress oksidatif yang berasal dari

LDL dengan mekanisme Antioksidan dimana kuersetin yang diserap tubuh akan

masuk kedalam darah dan bekerja pada pembuluh darah ditandai dengan adanya

plasma Quercetin metabolit level. Selain mekanisme penurunan stress oksidatif,

kuersetin juga bekerja sebagai ACE inhibitor dan dapat menurunkan ekspresi dari

Angiotensin-1a. 21

2.6.2 Mekanisme kuersetin sebagai anti inflamasi

Mekanisme kuersetin sebagai anti inflamasi dapat dilihat dari fungsi kuersetin

sebagai inhibitor dari Interleukin-1 (IL-1)22, 23, yang dapat menginduksi Monocyte

Chemoattractant Protein-1 yang merupakan mekanisme untuk menginduksi

monosit/makrofag yang dimana merupakan respon awal dari proses inflamasi. 22

2.6.3 Mekanisme kuersetin sebagai penghambat mekanisme agregasi trombosit

Aktivasi trombosit dimediasi melalui pengikatan kolagen ke trombosit

reseptor glikoprotein VI (GPVI). Hal ini mengarah pada perakitan kompleks sinyal

protein pada membran plasma dan aktivasi dari jumlah sel-sinyal jalur.19 Ini termasuk

aktivasi fosfolipase Gama C2 (PLCγ2 ) dan mekanisme signaling phosphoinositide 3-

kinase (PI3-K)-dependent, yang merupakan mekanisme yang penting untuk agregasi

trombosit. 24, 25

Sejumlah penelitian telah difokuskan pada efek dari komponen makanan

dengan fungsi trombosit yang salah satunya adalah kuersetin. Salah satu konjugat

utamanya adalah quercetin-4 ¢-OBD-glukosida (Q-4-G). bentuk ini diserap di usus

dalam penelitian pada manusia yang melibatkan makanan sehari – hari 26 atau

memakan suplementasi Q-4-G murni dan dapat diditeksi lewat plasma darah. 27, 28

11

Page 12: New Kti Finale

Telah melaporkan bahwa kuersetin menghambat kolagen-agregasi trombosit

melalui penghambatan GPVI yang dimediasi sinyal in vitro. kuersetin terbukti

menghambat agregasi trombosit dan aktivitas kinase dari sejumlah komponen penting

dari jalur sinyal GPVI. Ini termasuk PLC2 dan PI3-K. 29

12

Page 13: New Kti Finale

Gambar 7. Pengaruh kuersetin terhadap penyakit jantung koroner. 9, 10, 20, 21, 22, 23, 29

BAB III

RINGKASAN MASALAH

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung tersering di dunia dengan

tingkat mortalitas yang tinggi. Faktor risiko dari penyakit jantung koroner adalah

13

Page 14: New Kti Finale

hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet

aterogenik, peningkatan kadar gula darah (diabetes melitus), hiperkolesterolemia, dan

obesitas. Pengobatan untuk penyakit ini juga tergolong mahal sehingga lebih baik

mencegah penyakit jantung koroner daripada mengobati.

Benalu teh merupakan parasit yang biasanya dibuang karena dianggap

merugikan tanaman teh. Namun, sekarang ini banyak penelitian tentang benalu teh

dan beberapa penelitian tersebut mengemukakan bahwa ada kandungan kuersetin

dalam benalu teh. Kuersetin dalam benalu teh memiliki banyak manfaat, di antaranya

adalah mencegah agegrasi trombosi, penyempitan pembuluh darah, dan pembentukan

atheroslerosis yang dapat mencegah penyakit jantung koroner.

BAB IV

HIPOTESA

4.1 Hipotesis

Kuersetin pada benalu teh dapat mencegah penyakit jantung koroner dengan

menurunkan resiko hipertensi, mencegah oksidasi LDL dan berperan sebagai anti

14

Page 15: New Kti Finale

inflamasi yang mencegah aktivasi monosit yang dapat memicu atherosklerosis dan

dapat membantu penyempitan pembuluh darah dengan cara mencegah agregasi

BAB V

Pembahasan

Kuersetin ternyata dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Faktor

risiko penyakit kardiovaskular antara lain berupa peningkatan tekanan darah,

15

Page 16: New Kti Finale

tingginya kadar LDL teroksidasi, dan agregrasi platelet. Konsentrasi kuersetin dalam

Scurrula oortiana adalah 9,6 mg per satu gram benalu teh dan memiliki efek

vasodilatasi, penurunan tekanan darah dap mencegah oksidasi LDL, mencegah reaksi

inflamasi yang diinduksi oleh interleukin -1b, mencegah agregasi trombosit. Bab ini

akan membahas mengenai manfaat kuersetin pada penyakit jantung koroner.

5.1 Peran kuersetin terhadap penurunan tekanan darah

Studi epidemiologis telah menemukan hubungan antara asupan kuersetin dan

penyakit hipertensi.21 Diet kuersetin telah terbukti menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi. Telah melakukan secara randomized, double-blind, placebo-

controlled crossover trial menggunakan pasien hipertensi stage 1 (n = 22) dan

prehipertensif (n = 19) untuk menyelidiki efek Kuersetin. Terjadi penurunan (p <0,01)

sistolik (-7 ± 2 mm Hg), diastolik (-5 ± 2 mm Hg), dan rata-rata tekanan darah arteri

(-5 ± 2 mm Hg) pada pasien hipertensi stage 1 setelah diet 730 mg kuersetin per hari

selama 28 hari (Gambar 8).20 Penelitian lain melaporkan bahwa kuersetin tidak

menurunkan tekanan darah lebih rendah dari prehipertensif, normotensi, atau pada

hewan.21, 30 Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian oleh Egert et al 31

menyatakan kuersetin mengurangi tekanan darah pada pasien obesitas prehipertensif

(> 120-139 mm Hg sistolik dan > 80-89 mm Hg diastolik) (N = 93), yaitu tekanan

sistolik berkurang sebesar 2,9 ± 9,5 mm Hg setelah 150 mg kuersetin per hari selama

6 minggu (P <0,05). 31

Perbedaan dalam efek kuersetin pada prehipertensif pada studi Egert et al dan

penelitian sebelumnya yang melaporkan tidak ada penurunan tekanan darah pada

pasien prehipertensif, mungkin timbul dari durasi pemberian kuersetin (42 hari dan 28

hari) dan jumlah subyek penelitian (n = 93 dan 19). Karena hal itu, ukuran sampel

yang lebih besar meningkatkan kekuatan statistik dan dengan demikian kemampuan

untuk mendeteksi perubahan kecil pada tekanan darah lebih mudah diamati.

16

Page 17: New Kti Finale

Gambar 8. Efek kuersetin pada pasien prehipertensif dan hipertensi stage 120

Dari penelitian penelitian - penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kuersetin dapat menurunkan tekanan sistolik dan diastolik yang dapat mencegah

hipertensi yaitu salah satu faktor resiko dari penyakit jantung koroner.

5.2 Peran kuersetin terhadap reaksi inflamasi

kuersetin merupakan antioksidan yang memiliki sifat anti-inflamasi. Pada

penelitian Yoshihisa et al menggambarkan potensi kuersetin sebagai inhibitor

monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1). Kuersetin menghambat ekspresi

cytokine-triggered MCP-1. Untuk mengetahui mekanisme yang terlibat pada efek

anti-inflamasi kuersetin, diduga ada hubungannya dengan nuclear factor - B (NF-

B) dan aktivator protein-1 (AP-1). Aktivasi IL-1 disebabkan dari NF-B dan

aktivitas AP-1. Akibat dari Aktivasi IL-1, MCP-1 yang merupakan sinyal untuk

memanggil monosit dapat teraktivasi. Dilakukan pengamatan pada aktivitas IL-1

selama 24 jam terhadap pemberian kuersetin dan menunjukan bahwa kuersetin

menghambat aktifitas IL-1 (gambar 9). kuersetin memiliki kemampuan untuk

menginhibisi aktivasi NF-B, dan menghambat IL-1-MCP-1 melalui penekanan NF-

B. Pada pemberian kuersetin dapat dilihat penurunan aktifitas NF-B lebih dari 50

17

Page 18: New Kti Finale

persen dan penurunan aktifitas AP-1 50 persen dan adanya korelasi antara dosis

pemberian kuersetin terhadap penurunan aktifitas MCP-1 (gambar 9)22

A

B

C

Gambar 9. Pengaruh kuersetin terhadap aktifitas IL-1, NF-B, AP-1, dan MCP-1.

(A) Pengamatan pada IL-1 terhadap pemberian kuersetin selama 24. (B) Percobaan

terhadap aktifitas NF-B dan AP-1 terhadap kuersetin. (C) Pengaruh dosis kuersetin

terhadap aktifitas MCP dengan Northern blot analysis. 22

Dikarnakan penjelasan, dapat disimpulkan bahwa kuersetin dapat berperan

sebagai anti-inflamasi yang diinduksi oleh IL-1 dengan mekanisme menghambat NF-

B dan AP-1 yang dapat mengaktifkan IL-1 yang kemudian dapat meninduksi MCP-1

18

Page 19: New Kti Finale

dan mengaktivasi monosit yang merupakan faktor penting dalam pembentukan

atherosklerosis yang merupakan patofisiologi dari penyakit jantung koroner.

5.3 Peran kuersetin sebagai antioksidan

Kuersetin diketahui memiliki manfaat yaitu dapat mengurangi stres oksidatif.

Penelitian pada hewan diamati setelah suplementasi kuersetin menunjukkan adanya

perbaikan status oksidan, seperti pengurangan plasma lipid peroksida dan isoprostanes

kemih bila dibandingkan dengan hewan yang tidak diobati. 22 Pada penelitian oleh

Mridula et al, diambil responden laki – laki dengan umur 33 – 65 tahun (N = 21)

diberikan plasebo selama 2 minggu lalu dibagi menjadi 2 grup. Grup pertama

diberikan ekstrak anggur merah sebanyak 375 mL dan grup kedua diberikan kuersetin

dengan dosis 30 mg/ hari dan memberikan hasil adanya pengaruh kuersetin dan

anggur merah terhadap oksidasi LDL yang di induksi oleh tembaga. 32

Pada penelitian Helmizar et al, ditemukan hubungan antara konsumsi

kuersetin dengan profil lipid yaitu didapatkan perbedaan rata-rata kadar trigliserida

berdasarkan kuartil konsumsi kuersetin pada responden kelompok umur >40 tahun.

Responden dengan konsumsi kuersetin tinggi menunjukan rata-rata trigliserida yang

lebih rendah. Rata-rata profil lipid menurut kuartil konsumsi kuersetin dan aktivitas

fisik Pada responden khususnya dengan asupan Kuersetin tinggi dan aktif

menunjukan kadar HDL yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan konsumsi

rendah. Rata-rata profil lipid menurut konsumsi total Kuersetin dan serat, didapatkan

bahwa responden dengan konsumsi total Kuersetin tinggi dengan tinggi serat

menunjukan kolesterol total, kolesterol LDL dan rasio kolesterol LDL/HDL yang

lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan konsumsi total Kuersetin

Rendah.33

LDL yang tinggi dalam darah dapat masuk ke dalam sub endotel pembuluh

darah dan mengalami oksidasi yang dapat memicu pemanggilan monosit dan

pembentukan sel busa. Sel busa dapat berkembang menjadi atheroma yang dapat

disebut sebagai plak atherosklerosis. Kuesetin dapat menurunkan kadar LDL dan

dapat mencegah oksidasi LDL yang berperan sebagai pencetus atherosklerosis.

19

Page 20: New Kti Finale

5.4 Peran kuersetin terhadap penghambat mekanisme agregasi trombosit

Menurut Penelitian Gery et al, konsumsi sup tinggi kuersetin menghambat

agregasi trombosit pada 1 - 3 jam setelah konsumsi. Efek penghambatan lebih besar 3

jam setelah menelan sup tinggi kuersetin, ketika platelet dirangsang dengan 0,5, 1 dan

2 mg / ml kolagen. Penghambatan agregasi platelet tergantung pada konsentrasi

kolagen yang digunakan untuk merangsang agregasi, dengan konsentrasi yang lebih

tinggi dari kolagen dapat memicu agregasi. 34

Pada penelitian hubbart et al, diketahui plasma quercetin konsentrasi

memuncak pada 4,66 µm (± 0,77) dan 9,72 µm (± 1,38) 30 menit setelah menelan 150

mg dan 300 mg dosis kuersetin. Agregasi trombosit terhambat 30 dan 120 menit

setelah menelan dua dosis kuersetin. Hal ini disertai dengan fosforilasi kinase yang

menghambat fosfolipase CC2 yang merupakan komponen dari jalur kolagen VI

glikoprotein. Jadi ketersediaan sistemik yang relatif tinggi dari kuersetin dapat

menginhibisi sinyal sel trombosit dan pembentukan trombus. 29

Pada penyakit jantung koroner, setelah rupturnya plak atherosklerosis, terjadi

proses agregasi platelet yang dapat membentuk thrombus. Thrombus yang terbentuk

akan terus menebal dan akhirnya terjadi penyempitan pembuluh darah koroner.

Penelitian – penelitian diatas menunjukan bahwa kuersetin dapat menghambat

agregasi trombosit.

5.5 Peran kuersetin terhadap penyakit jantung koroner

Studi Lansia Zutphen menunjukkan efek kuersetin. Dalam penelitian ini risiko

kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang sebanyak 68% pada pria yang

mengkonsumsi> kuersetin mg 29 / hari dibandingkan dengan orang yang

mengkonsumsi <10 mg kuersetin / hari. 21

Sebuah studi klinis menunjukkan bahwa asupan kuersetin mencegah Penyakit

jantung koroner. Hertog et al menyatakan bahwa kuersetin dapat mengurangi risiko

kematian akibat penyakit jantung koroner pada pria lanjut usia. 21

Penelitian Hong et al meneliti efek kardioprotektif dari kuersetin terhadap

myokardial iskemik lalu membandingkan parameter hemodinamik antara tiga

kelompok yaitu Iskemia miokard, reperfusi menurun dan meningkatnya left

ventricular end diastolic pressure (LVEDP), dan hasilnya kuersetin memberikan

perlawanan positif pada tiga kelompok parameter tersebut (P \ 0,01). 35

20

Page 21: New Kti Finale

Berdasarkan penelitian diatas, kuersetin dapat mencegah penyakit jantung

koroner dan dapat menurunkan resiko kematian akibat penyakit jantung koroner dan

dapat memberikan efek positif bagi myokardial iskemik yang merupakan komplikasi

dari penyakit jantung koroner.

21

Page 22: New Kti Finale

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Benalu teh yang sering dianggap sebagai parasit yang tidak berguna ternyata

mempunyai khasiat yang baik untuk tubuh. Kandungan yang ada di dalam benalu teh

baik untuk di konsumsi karena memiliki banyak manfaat. Salah satu kandungan dari

benalu teh yang baik untuk tubuh adalah kuersetin. Kuersetin adalah antioksidan yang

banyak diteliti karena memiliki banyak fungsi dan dapat mencegah penyakit

hipertensi, atherosklerosis, trombosis, penyakit jantung koroner, dan lain – lain.

Fungsi dari kuersetin yaitu dapat menurunkan tekanan sistolik dan diastolik dengan

mekanisme vasorelaksan dan mencegah oksidasi LDL, dapat mencegah inflamasi

yang di induksi oleh IL-1 dengan menghambat NF-B dan AP-1, dapat menurunkan

kadar LDL dan mencegah oksidasi LDL dengan mekanisme antioksidasi, dan dapat

mencegah agregasi trombosi dengan menghambat GPVI dan aktivitas kinase.

Dikarnakan fungsi dari kuersetin tersebut, kuersetin dapat menurunkan faktor resiko

penyakit jantung koroner sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner

5.1 Saran

Penemuan akan adanya manfaat kuersetin dalam benalu teh dalam menurunkan risiko

penyakit jantung koroner merupakan penemuan yang memberi banyak manfaat positif

dan menjadi acuan bagi banyak peneliti. Diharapkan publikasi selanjutnya mengenai

hal ini dapat lebih optimal dengan memberikan pedoman baru mengenai interaksi

kuersetin dengan obat – obatan, dan perannya dalam medikasi suatu penyakit tertentu

22

Page 23: New Kti Finale

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Media Centre: Fact sheet, cardiovascular diseases

(CVDs). Geneva: WHO; 2011.

2. World Health Organization. Integrated Management of Cardiovascular Risk. Health

and Development Network. France: WHO; 2002.

3. Purnomo. Uji Ketoksikan Akut Fraksi Etanol Daun Benalu (Dendropthae Sp) Pada

Mencit Jantan Dan Uji Kandungan Kimia. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada; 2000.

4. Simanjuntak P, Murwani R. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif anti tumor dari

ekstrak air benalu teh (Scurrula oortiana). Semarang: Dikti dan Lemlit Undip; 2003.

5. Agnes WB. Health effects of quercetin : for mechanism to nutraceutical. Nederland

: Nutrition and Toxicology Research Institute Maastricht; 2006.

6. Guglielmone HA, Agnese AM, Núñez Montoya SC, Cabrera JL. Anticoagulant

effect and action mechanism of sulphated flavonoids from Flaveria bidentis.

Thrombosis Research 2002;105(2):183–8.

7. Despopoulos A, Silbernagl S. Color atlas of Physiology. Ed ke-6. Stuttgart:

Thieme; 2008.

8. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Ed ke-6. Canada:

Brooks/Cole; 2007.

9. Majid A. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan

Terkini. Sumatra: Universitas Sumatra Utara; 2007.

10. Kiefer TL, Becker RC. Inhibitors of Platelet Adhesion. Circulation. 2009 Dec

14;120(24):2488–95.

11. McCance K L et al. Pathophysiology:The Biologic Basis for Disease in Adult and

Children. Ed ke-6. Canada: Elsevier; 2010.

12. Teh Benalu Gunung Merapi Banyak Diburu Sebagai Obat Kanker ~ Aksara Jogja

[Internet]. [cited 2013 Jan 20]. Available from:

http://aksara-jogja.blogspot.com/2010/07/etalase-komunitas-teh-benalu-gunung.html

23

Page 24: New Kti Finale

13. Suharwadji, Semaun H, Martosupono. Inventarisasi benalu pada tanaman teh.

Warta BPTK 5: 1979.

14. Murtini S. Kajian Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Sebagai Bahan

Antivirus Terhadap Virus Marek Pada Telur Ayam Berembrio. Bogor: Institut

Pertanian Bogor; 2006.

15. Resi A, Andis S. Makalah Kimia Organik Bahan Alam Flavonoid (Quercetin).

Makassar: Universitas Hasanuddin; 2009.

16. Mark B, Tisserat B. Survey of Phenolic Compounds Produced in Citrus. America:

United States Department of Agriculture; 2002.

17. Skibola CF and Smith MT. Potential health impacts of excessive flavonoid intake.

Free Radic Biol Med 2000;29:375-383.

18. Hollman PC and Katan MB. Dietary flavonoids: intake, health effects and

bioavailability. Food Chem Toxicol 1999;37:937-942.

19. Nijveldt RJ, van Nood E, van Hoorn DEC, Boelens PG, van Norren K, van

Leeuwen PAM. Flavonoids: a review of probable mechanisms of action and potential

applications. The American journal of clinical nutrition. 2001;74(4):418–25.

20. Edwards RL, Lyon T, Litwin SE, Rabovsky A, Symons JD, Jalili T. Quercetin

reduces blood pressure in hypertensive subjects. The Journal of nutrition.

2007;137(11):2405–11.

21. Larson AJ, Symons JD, Jalili T. Quercetin: A treatment for hypertension? A

review of efficacy and mechanisms. Pharmaceuticals. 2010;3(1):237–50.

22. Ishikawa Y, Sugiyama H, Stylianou E, Kitamura M. Bioflavonoid quercetin

inhibits interleukin-1-induced transcriptional expression of monocyte chemoattractant

protein-1 in glomerular cells via suppression of nuclear factor-κB. Journal of the

American Society of Nephrology. 2009;10(11):2290–6.

23. Sung MS, Lee EG, Jeon HS, Chae HJ, Park SJ, Lee YC, et al. Quercetin inhibits

IL-1β-induced proliferation and production of MMPs, COX-2, and PGE2 by

rheumatoid synovial fibroblast. Inflammation. 2012;1–10.

24. Gibbins JM, Briddon S, Shutes A, van Vugt MJ, de Winkel JGJ, Saito T, Watson

SP. The p85 subunit of phosphatidylinositol 3-kinase associates with the Fc receptor

24

Page 25: New Kti Finale

gamma-chain and linker for activitor of T cells (LAT) in platelets stimulated by

collagen and convulxin. J Biol Chem 1998; 273: 34437–43.

25. Gross BS, Melford SK, Watson SP. Evidence that phospholipase C-c2 interacts

with SLP-76, syk, lyn, LAT and the Fc receptor c-chain after stimulation of the

collagen receptor glycoprotein VI in human platelets. Eur J Biochem 1999; 263: 612–

23.

26. Aziz AA, Edwards CA, Lean MEJ, Crozier A. Absorption and excretion of

conjugated flavonols, including quercetin-4¢-O-beta-glucoside and isorhamnetin-4¢-

O-beta-glucoside by human volunteers after the consumption of onions. Free Radic

Res 1998; 29: 257–69.

27. Hollman PCH, Bijsman M, van Gameren Y, Cnossen EPJ, de Vries JHM, Katan

MB. The sugar moiety is a major determinant of the absorption of dietary flavonoid

glycosides in man. Free Radic Res 1999; 31: 569–73.

28. McAnlis GT, McEneny J, Pearce J, Young IS. Absorption and antioxidant effects

of quercetin from onions, in man. Eur J Clin Nutr 1999; 53: 92–6.

29. Hubbard GP, Wolffram S, Lovegrove JA, Gibbins JM. Ingestion of quercetin

inhibits platelet aggregation and essential components of the collagen-stimulated

platelet activation pathway in humans. Journal of Thrombosis and Haemostasis.

2004;2(12):2138–45.

30. Larson A, Bruno R, Guo Y, Gale D. Acute Quercetin Supplementation Does Not

Lower Blood Pressure or Ace Activity in Normotensive Males. J Am Diet Assoc.

2009; 109: 16.

31. Egert, S.; Bosy-Westphal, A.; Seiberl, J.; Kurbitz, C.; Settler, U.; Plachta-

Danielzik, S.; Wagner, A.E.; Frank, J.; Schrezenmeir, J.; Rimbach, G.; Wolffram, S.;

Muller, M.J. Quercetin reduces systolic blood pressure and plasma oxidised low-

density lipoprotein concentrations in overweight subjects with a high-cardiovascular

disease risk phenotype: A double-blinded, placebo-controlled cross-over study. Br. J.

Nutr. 2009, 102, 1–10.

32. Chopra M, Fitzsimons PEE, Strain JJ, Thurnham DI, Howard AN. Nonalcoholic

red wine extract and quercetin inhibit LDL oxidation without affecting plasma

25

Page 26: New Kti Finale

antioxidant vitamin and carotenoid concentrations. Clinical chemistry.

2000;46(8):1162–70.

33. Helmizar H, Jalal F, Liputo I. The Relationship of Antioxidant Intake With Blood

Lipid Profile of Minangkabau Ethnic in Padang City. Journal of the Indonesian

Medical Association [Internet]. 2011 [cited 2013 Jan 15];60(08). Available from:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/view/674

34. Gery P, Hubbard GP, De Vos R, Bovy A. Ingestion of onion soup high in

quercetin inhibits platelet aggregation and essential components of the collagen-

stimulated platelet activation pathway in man: a pilot study. British Journal of

Nutrition. 2006;96(03):482–8.

35. Hong BJ, Yong BY, Ying LS, Yongchun Z, Yu RL. Protective roles of quercetin

in acute myocardial ischemia and reperfusion injury in rats. Mol Biol Rep. 2012;

39:11005–11009

26