kekristenan pada abad ke-19 · agama islam. ketika kekristenan datang, masih sangat besar peluang...
TRANSCRIPT
KEKRISTENAN PADA ABAD KE-19
Perluasan Islam
• Hingga awal abad ke-16 (ketika Kekristenan datang [kembali] keNusantara) penyebaran Islam masih terbatas di daerah pesisir, dan baru sekitar 5-10 % dari penduduk Nusantara yang menganutagama Islam. Ketika Kekristenan datang, masih sangat besar peluang untuk menyebar-luaskannya kepada penduduk. Tetapibanyak contoh betapa peluang yang ada hilang (lihat a.l. bab VIII. Sulawesi). Pada awal abad ke-19 Islam sudah menjangkau ± 70 % Sulawesi). Pada awal abad ke-19 Islam sudah menjangkau ± 70 % penduduk (penganut agama suku masih ada sekitar 29 %; yang Kristen < 1%). Salah satu kunci keberhasilan Islam adalah sifat dan kemampuan berakomodasi dengan budaya masyarakat setempat, sedangkan Kekristenan terlalu menonjolkan dan membanggakanke-Barat-annya. Islam sudah berhasil masuk ke pusat-pusatkekuasaan pribumi yang besar; banyak kerajaan atau kesultananIslam, sedangkan kerajaan Kristen nyaris tidak ada (kalaupunsempat ada, misalnya di Bacan pada abad ke-16, hanya sebentar).
Perubahan/Perkembangan di Eropa di
bidang filsafat/keyakinan/kerohanian
• a. Pencerahan (Aufklärung): manusia mandiri, bebas dari kuasa-kuasa di luar dirinya; manusia dengan akal-budinya menjadi pusat
• b. Pietisme dan Revival: Pusat kehidupan adalah kesalehankesalehan
• c. Dampak Pencerahan dan Pietisme, a.l. berdirinya badan-badan zending, antroposentrisme
• d. Perubahan Gereja di Belanda: Gereja tidak lagi berstatus gereja negara, walaupun ditopang negara.
Kehadiran Badan-badan Zending
• Hadir sejak awal abad ke-19, 1815, ketika Inggris masih berkuasa. Karena itu yang pertama kali hadir dan bekerja adalah misionaris dari Inggris ataupun Belanda dengan bendera Inggris. Selanjutnya dari Belanda, AS, Jerman, dan SwissSelanjutnya dari Belanda, AS, Jerman, dan Swiss
• Metode kerja: dimulai dengan pendekatan dan pentobatan pribadi dan pengadaban ala Barat (terutama ketika zending diprakarsai individu2).. Selanjutnya semakin berupaya mengkristenkan seluruh suku, terutama ketika zending ditangani/menyatu dengan gereja.
Perkembangan Orang Kristen Pribumi
• Motif menerima atau menolak Kekristenan: politis, ekonomi, psikologis/pribadi
• Kekristenan pribumi baru mulai terlihat sejak akhir abad ke-19, ketika zending mulai akhir abad ke-19, ketika zending mulai memberi perhatian dan penghargaan terhadap budaya pribumi.
• Jabatan gereja dipercayakan secara bertahap. Jabatan pendeta baru ada sejak 1879 di Maluku, disusul Tanah Batak 1885.
KEKRISTENAN PADA PAROHAN
KEDUA ABAD KE-20
Gambaran Umum Indonesia pada masa
Orde Lama
• Berbagai pemberontakan dan gerakan separatis, a.l. DI/TII, RMS, PRRI/ Permesta
• - Pemilu I, 1955
• - Sidang-sidang Konstituante (1956-1959)• - Sidang-sidang Konstituante (1956-1959)
• - Demokrasi Terpimpin
• - Soekarno Presiden seumur hidup, didukung Parkindo
• - ’Revolusi Indonesia’: didukung gereja-gereja
•
Gambaran Umum Indonesia pada
masa Orde Baru
• - G-30-S dan dampaknya (a.l. banyak orang berbondong-bondong jadi Kristen)
• - Soeharto menggantikan Soekarno
• - Repelita – Soeharto Bapak Pembangunan (cf. Lagu “Bapak Pembangunan” ciptaan Titiek Puspa yang sangat mirip dengan Doa Bapa Kami) → Gereja mendukung konsep pembangunan Orde Baru a.l. lewat Pelpem/Parpema.l. lewat Pelpem/Parpem
• - Golkar sebagai kekuatan politik utama, sebagian besar orang Kristen mendukungnya
• - Undang-undang Perkawinan
• - Pancasila sebagai Asas Tunggal
• - Sistem Pendidikan Nasional 1989
• - Pembentukan ICMI 7 Desember 1990
Hubungan (termasuk konflik) antar umat
beragama, khususnya Islam-Kristen
• - Peristiwa Makassar 1967 dan Musyawarah antar umat beragama Nov/Des. 1967
• - SKB Menteri Agama & Mendagri no. 1/1969
• - Peristiwa Jakarta 1974 (Pdt. Gr. Anglican, Eric Constable, terbunuh Juli 1974)
• - Pembentukan MUI (28 Juni 1975) ; fatwa-fatwa MUI (a.l. Fatwa Larangan Menikah antar-beda-agama 1 Juni 1980/30 Sept. 1986; Fatwa Natal 7 Menikah antar-beda-agama 1 Juni 1980/30 Sept. 1986; Fatwa Natal 7 Maret 1981)
• - SK 70 & 77 th. 1978 dari Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara
• - Kerusuhan bermuatan agama (Surabaya 9 Juni 1996; Situbondo 10 Oktober 1996; Tasik Malaya 26 Desember 1996; Rengas Dengklok 30 Januari 1997 dan Banjarmasin 23 Mei 1997)
• - Pembentukan Forum Komunikasi Kristen pada aras nasional (FKKI) dan daerah. Tokoh-tokohnya banyak dari warga gereja: J.E. Sahetapy
Era ”Reformasi” (1998 – 2008)
• - Kerusuhan 13-15 Mei dan 13-14 November1998 dilanjutkan di Ketapang-Jakarta November1998, Kupang 30 November 1998
• - Kerusuhan/konflik di Poso, Maluku/Ambon, Kalimantan (ist. Barat & Tengah; antara Kalimantan (ist. Barat & Tengah; antara Dayak+Melayu dan Madura)
• - Pergantian rezim penguasa: Soeharto – Habibie– Abdurrahman Wahid – Megawati – SBY
•
KEKRISTENAN DI MALUKU
Data-dasar geografis, demografis dan
sosiologis
• - Sumber rempah-rempah (terutama cengkeh dan pala) yang sudahdiperdagangkan hingga ke Timur Tengah dan Cina sejak sebelum Masehi.
• - Penduduknya terdiri dari berbagai suku dan bahasa mulai dari Moro di utara Halmahera, hingga Banda dsk. Di selatan: Austronesia, Polynesia, Melayu, belakangan ditambah dan bercampur dengan migran asal Jawahingga Arab.
• - Sumber tertulis tentang Maluku baru tersedia sejak awal abad ke-16 (Varthema, 1510)
• - Sumber tertulis tentang Maluku baru tersedia sejak awal abad ke-16 (Varthema, 1510)
• - Hubungan [dan konflik] antar uli di Ternate dan Tidore hingga Ambon (ulilima & ulisiwa) kelak ikut menentukan penerimaan/penolakan agama yang datang dari luar (ist. Islam dan Kristen) dan konflik antar-agama.
• - Ada beberapa agama suku, terutama agama Nunusaku; oleh kalangan Barat para penganutnya sering disebut Alifuru (=penduduk liar yang hidup di hutan)
• - Islam sudah hadir sejak abad ke-14, terutama di pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan lokal (Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, Banda)
Kedatangan dan Perkembangan-Awal
Kekristenan: Katolik (lih. Juga bab II)
• - Dimulai dengan Portugis dan Spanyol yang Katolik,1511/12
• - Di antara sejumlah kesultanan, ada yang sempat menjadi Kristen, yaitu kesultanan Bacan, di selatan Halmahera. Sultannya menjadi Kristen (dan diberi nama Dom Joao) karena minta perlindungan Portugis menghadapi bahaya dari Ternate.
• - Pasang-surut hubungan antara penguasa imperialis dan penguasa lokal (yang sebagian sudah Islam), berpuncak pada pembunuhan lokal (yang sebagian sudah Islam), berpuncak pada pembunuhan Sultan Hairun dan balas dendam anaknya, Sultan Baabullah. Upaya Portugis+Spanyol merebut kembali Ternate setelah Baabullah wafat 1583 gagal karena Ternate didukung 20 jago-tembak dari Turki dan anak buah mereka dari Jawa.
• - Peranan orang Kristen pribumi: pada masa Fransiskus Xaverius a.l. Manuel (HCI, 41)
Perkembangan Kekristenan pada Masa
VOC (Abad ke-17 dan 18)
• - Ketika Belanda datang sejak akhir 1590-an, Sultan Said (pengganti Baabullah) berkola-borasi dengan Belanda untuk mengusir Portugis+Spanyol. Yang terjadi adalah: ’mengusir setan melalui Beelzebul’ (HCI, 30)
• - 1605 Belanda/VOC menguasai Ambon: orang2 Katolik di-Protestan-kan
• - Tugas/kewajiban pastoral VOC (HCI, 99-104)• - Tugas/kewajiban pastoral VOC (HCI, 99-104)
• - Insiden di p. Banda 8-11 Maret 1621: seluruh umat Islam dibantai dan kampungnya dibumi-hanguskan karena tidak mau tunduk pada hak monopoli VOC. Pdt. Hulsebos menyebutnya sebagai ”suatu penaklukan yang diberkati Tuhan ...” (SPKI, 61). Pada rangkaian konflik di Maluku 1999 dst. Umat islam membalas dendam, membumi-hanguskan gedung gereja danmenumpas umat Kristen, mengacu pada insiden ini.
Perkembangan sejak Abad ke -19
• - Kedatangan para zendeling, dimulai dengan Jabez Carey (Baptis) 1813
• - Joseph Kam (Rasul Maluku, 1769-1833) datang 1815, sempat berselisih dengan Jabez menyangkut masalah baptisan. Keadaan jemaat-jemaat yang dijumpai Kam sangat menyedihkan: masih sangat diwarnai agama suku (bnd. Agama Ambon). Tenaga dan waktu Kam banyak disita pemerintah HB untuk mengurusi jemaat2 ex VOC.
• - Hal-hal yang diperkembang Kam: ada 9 bidang (Lihat diktat SGI I bab XI)• - Hal-hal yang diperkembang Kam: ada 9 bidang (Lihat diktat SGI I bab XI)
• - Perkembangan pendidikan/persekolahan: (cf. H. Kroeskamp, Early Schoolmasters). Dimulai oleh zendeling NZG dan mitra-pribuminya (Roskott & Picauly) 1835, dengan mendirikan Sekolah Guru di Batu Merah-Ambon. Tujuan utama menyiapkan guru-guru pribumi sekaligus guru jemaat (sekolah dan gereja satu kesatuan). Dari antara lulusannya kelaktampil pendeta Ambon pertama: W. Hehanusa (1799-1887), salah seorangpendeta pribumi pertama di Indonesia. Kombinasi Roskott dan Picaulymembuat masyarakat merasa memiliki.
• - 1864 Sekolah Guru diambil-alih oleh pemerintah, karena NZG tidak sanggup mendanai. Pekerjaan NZG di bidang gerejawi juga diserahkan kepada GPI/IK.
• - Perkembangan lanjutan (1860-an, termasuk Halmahera): Diktat SGI II, bab III.B)
• . Gereja di Maluku menjadi bagian dari IK/GPI → hierarkis• . Gereja di Maluku menjadi bagian dari IK/GPI → hierarkis
• . Kehidupan Jemaat-jemaat
• . Persiapan menuju kemandirian: AMK, GPM 6 September 1935
• . Pada masa pendudukan Jepang
• . Pesan Tobat 1960
• . Keadaan pada masa dan pasca kerusuhan
• Gereja di Halmahera dan Buru
• . Gambaran singkat pada zaman Portugis/Spanyol dan VOC
• . Kedatangan UZV: Hendrik van Dijken (menikah dengan Maria Soentpiet): mendirikan kampung Kristen Duma di Galela → sentripetaldengan Maria Soentpiet): mendirikan kampung Kristen Duma di Galela → sentripetal
• . Anton Hueting: sentrifugal/ekspansi dan baptisan massal
• . Peresmian pembentukan GPH/GMIH 1946 dst.
• . Kerusuhan 2000 dan dampaknya
•
KEKRISTENAN DI SULAWESI
. Awal kedatangan Kekristenan:
• - Makassar: peluang yang hilang pada 1545 dst.: Paiva, pedagang cendana, menjumpai Xaverius di Cochin (India), minta ia datang ke Makassar atau mengutus misionaris, karena 3 raja setempat (Supa, Sian dan Sidenreng/Gowa) yang ia injili sudah ia baptis, dan butuh (Supa, Sian dan Sidenreng/Gowa) yang ia injili sudah ia baptis, dan butuh pendidikan/pembinaan lanjutan. Karena keterbatasan tenaga, permintaan tidak dapat dipenuhi. Belakangan para raja di Sulsel ini menjadi Islam, karena para penyiar agama Islam lebih cepat menangkap peluang (HCI, 59ff).
• Sulawesi Utara dan Sangir-Talaud: Minahasa: Pater Magelhaes mengunjungi dari Ternate 1560-an. Siau dikunjungi Fr. Mascarenhas 1568 (sebelumnya raja Siau dibaptis di Manado 1553). Pada akhir abad ke-16 mengalami kemunduran seperti halnya Maluku, akibat pembunuhan Sultan Hairun. Selanjutnya Spanyol pembunuhan Sultan Hairun. Selanjutnya Spanyol mengalahkan Portugis dan mendatangkan sejumlah misionaris dari Filipina, tetapi kurang berhasil. Spanyol sendiri kurang serius karena secara ekonomis daerah ini kurang menguntungkan. Masyarakat sendiri menyambut negatif, karena bertepatan dengan kedatangan Spanyol panen mereka gagal, dan mereka menuduh misi sebagai penyebabnya
Pada Masa VOC
• - Sejak 1660 VOC yang Protestan masuk, menggusur Portugis+Spanyol dan memprotestankan yang Katolik (HCI 117-119). Perjanjian Bonggaya 1667: Sultan Ternate menyerahkan Minahasa kepada VOC. Selanjutnya (1679) penguasa-penguasa lokal mengikat kontrak dengan VOC.
• - VOC tidak lagi melihat Sulut (terutama Minahasa dan Sa-• - VOC tidak lagi melihat Sulut (terutama Minahasa dan Sa-Tal) sebagai daerah pinggiran, karena secara ekonomis posisinya semakin penting. Tetapi perhatian VOC terhadap penginjilan dan kehidupan gereja – sama seperti di tempat-tempat lain – sangat minim. Pendeta-pendeta VOC hanya datang sesekali, melakukan baptisan [massal], lalu pergi tanpa membina mereka yang dibaptis. Perjamuan Kudus hampir tidak pernah, karena pendeta2 itu menilai penduduk pribumi belum layak.
Pada Awal Abad ke-19: zaman Zending
(NZG dll.)
• - Karya zending/NZG dimulai 1817 dengan Joseph Kam 1817 dan Hellendoorn 1827-39.
• - Sejak 1831 diperkuat Riedel dan Schwarz. (Tentang Riedel cs lihat juga Leonard Hale: Jujur terhadap Pietisme).
• - Mereka bertiga didorong motif evangelistik → sekolah dilihat sebagai sarana pembantu penginjilan. → Berbeda dari N. Graafland: penginjilan setara dgn pendidikan/sekolah.setara dgn pendidikan/sekolah.
• - Sampai 1860-an pertambahan jumlah orang Kristen sangat pesat, tetapi sangat bercorak Barat (walaupun tidak persis = Kekristenan Barat), dan agama suku masih tetap berdiri di sampingnya.
• - Graafland membuka Sekolah Guru di Tanawangko, yang tujuannya juga mengadabkan (= membuat orang Minahasa mengenakan peradaban Barat), a.l. untuk membayar ‘dosa besar’ Belanda terhadap masyarakat jajahan. → pendidikan berbahasa Belanda.
• - Sama seperti di Maluku, kesulitan keuangan membuat NZG menyerahkan pekerjaannya (termasuk persekolahan) kepada pemerintah HB/GPI.
Pada Parohan Kedua Abad Ke-19
• - Sangir-Talaud: Sejak dikuasai VOC sampai 1850-an umat Kristen sangat terlantar. Kam cs secara insidental mengunjungi Sa-Tal pada tahun 1817 dst., tetapi tidak banyak hasilnya. 1857 datang 4 zendeling utusan Gossner: Schröder, Steller, Kelling & Grohe. Setelah itu datang 5 lagi utusan NZG, tetapi dengan status yang lebih rendah (tidak berhak melayankan sakramen), karena belum memiliki Akte utusan NZG, tetapi dengan status yang lebih rendah (tidak berhak melayankan sakramen), karena belum memiliki Akte van Bekwaamheid dari Haagsche Commissie. → ada dua tingkatan zendeling (terdapat juga di banyak daerah lain). Karena kurang pengorganisasian (tidak termasuk dalam jaringan GPI), para zendeling sangat terlantar dan sengsara. Keadaan baru membaik sejak 1891, dengan pembentukan Sangir-Talaud Comite.
KEKRISTENAN DI NUSA TENGGARA
Data-dasar geografis, demografis dan
sosiologis
• Sama seperti di banyak daerah lain, penduduknya terdiri dari sejumlah suku dan bahasa, menganut agama suku (yang paling kuat a.l. Marapu di Sumba dan Jingitiu di Sabu). Alamnya sebagian besar gersang dan kering, tetapi ada bagian-bagian yang subur. Sebagian (terutama Timor) besar gersang dan kering, tetapi ada bagian-bagian yang subur. Sebagian (terutama Timor) terkenal sebagai penghasil kayu cendana, yang sudah diperdagangkan jauh sebelum orang Barat/Portugis datang. Stratifikasi sosial dan feodalisme sangat nyata, bahkan hingga abad ke-20, dengan segala konsekuensinya.
Misi Katolik (1562-1614)
• - Misi Katolik datang ke NTT bersama armada dagang Portugis sejak 1550-an. Permulaan gereja adalah di Timor dan Flores, terutama berkat pekerjaan misi ordo Dominikan, selain sejumlah kaum awam/pedagang yang bersemangat misi (bahkan ikut membaptis). Para misionaris/pater Dominikan sudah sejak awal berupaya menyiapkan klerus pribumi (a.l. mengirim ke Malaka untuk dididik), tetapi pada umumnya gagal/murtad/pulang kampung.tetapi pada umumnya gagal/murtad/pulang kampung.
• - Gereja menyatu dengan negara/pemerintah Portugis dan ikut mendirikan benteng. Kesatuan gereja dan negara ini dalam kasus-kasus tertentu justru membawa bencana, a.l. dalam kasus konflik keluarga Demon dan Paji. Ketika pemerintah Portugis (dan gereja) memihak salah satu, pihak lain menjadi musuh gereja: menyerang dan menghancurkan benteng dan gedung gereja. Ini berlanjut hingga zaman VOC
Perkembangan pada abad ke-17 & 18
• - VOC tiba tahun 1613, menyerang Portugis dan kel. Demon yang Katolik. Kel. Paji (yang sebagian besar beragama suku dan sebagian kecil Islam) memihak VOC, lalu belakang-an menjadi Protestan dengan alasan/motif politik (mendapat perlindungan).
• - VOC tidak bisa mempertahankan perhatian dan • - VOC tidak bisa mempertahankan perhatian dan dukungan politis dan religiusnya kepada penduduk yang sudah Protestan. Ini membuka peluang kepada Katolik untuk datang kembali sejak 1640-an dbp. Antonio de San Jacinto. Para klerus (termasuk uskup) tidak hanya bergiat mengabarkan Injil, melainkan jufga tertarik berdagang.
• - Peristiwa Penfui ± 1749: Mendengar rencana serangan Portugis terhadap VOC, pribumi yang sudah Protestan terbakar semangatnya ala Gideon: dengan jumlah yang kecil menghadang Portugis dan menang. Kemenangan ini menaikkan gengsi VOC/Belanda di mata rakyat dan membuat Protestan berkembang dengan pesat. Sayangnya tidak ditindak-lanjuti dengan penambahan tenaga dan pembinaan; sehingga ribuan kaum Protestan yang sebelumnya pembinaan; sehingga ribuan kaum Protestan yang sebelumnya sudah terlantar menjadi semakin terlantar.
• - Pada tahun 1756 VOC mengikat perjanjian dengan Portugis dan para penguasa lokal. Sejak saat itu VOC hanya berdomisili di Timor Barat dan Solor (di Solor benteng VOC sudah didirikan 1646), sedangkan Timor Timur dan Flores dikuasai Portugis sehinggapenduduknya tetap/menjadi Katolik. Penentuan batas kekuasaanantara Belanda dan Portugis dipertegas melalui perjanjian 1859 dan 1893.
. Perkembangan pada Parohan
Pertama Abad ke-19• - Karya zending/NZG di NTT/Timor dimulai dengan
kedatangan Reint Le Brujn 1818. Tetapi perkembangansangat lambat, karena keterbatasan tenaga (banyak matimuda).
• - Yang menonjol: banyak budak menjadi Kristen dan beribadah bersama tuannya (bnd. Filemon dan Onesimus). beribadah bersama tuannya (bnd. Filemon dan Onesimus). Selain itu juga poligami. Mereka dibaptis, tetapi tidak diizinkan mengikuti Perjamuan Kudus sampai satu ketika isteri tinggal satu. Kena siasat gereja.
• - Penilaian para zendeling terhadap agama dan budaya suku sangat negatif. Para zende-ling tidak berhasil masuk ke dunia batin/rohani masyarakat Timor (bnd. Middelkoop).
KEKRISTENAN DI PAPUA
Data-dasar geografis, demografis dan
sosiologis
• - Terdiri dari sekitar 300 suku, bahasa dan
agama, dan sebagian mempraktekkan
perbudakan. Para budak dijadikan komoditi
dagang, terutama ke Ternatedagang, terutama ke Ternate
• - Islam sudah jauh lebih dulu masuk, yaitu
sejak sebagian dari kawasan itu dikuasai
Sultan Ternate ataupun Tidore (yaitu sejak
abad ke-15)
Penginjilan:
• Februari 1855 tiba dua zendeling utusan Gossner (Jerman) dan Heldring (Belanda), yaitu J.G. Geissler (1830-1870) dan C.W. Ottow (1826-1862), tiba di pantai Mansinam (Dore), bersamaan waktu dengan intensifikasi kekuasaan Belanda atas Papua, dan bersamaan juga dengan bangkitnya gerakan Koreri. Mereka semula dicurigai sebagai pedagang budak, sehingga dimusuhi masyarakat → Sikap anti asing masyarakat Papua adalah gabungan anti Barat dan anti anti asing masyarakat Papua adalah gabungan anti Barat dan anti Ternate
• Gerakan Koreri (=syalom): gerakan mesianis: Manseren Manggundi
• Perkembangan pada Parohan Pertama Abad Ke-20
• Masuknya sejumlah badan penginjilan lain: CAMA, Baptis, MAF/TMF, TEAM
• Penindasan/pembantaian oleh TNI/AD (a.l. pembunuhan Ketua Presidium Papua
• Kasus Raperda Manokwari Kota Injil
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
1
RINGKASAN SEJARAH
GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA
Latar Belakang Berdirinya Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), yang sekarang ini (tepatnya tanggal 10 Februari 2008 –
memperingati hari lahirnya atau berdirinya yang ke-80 tahun), dengan Kantor Pusatnya di Jln.
Jambrut (Kramat VIII) No. 24 DKI Jakarta Pusat; bersaksi dan melayani serta telah
berkembang secara signifikan ke seluruh pelosok nusantara – yaitu di sepuluh (10) Wilayah
pelayanan antara lain: Papua I berpusat di Jayapura; Papua II berpusat di Wamena; Papua III
berpusat di Enarotali; Indonesia Timur I berpusat di Makassar; Indonesia Timur II berpusat di
Kupang; Sulawesi Utara berpusat di Manado; Kalimantan Timur berpusat di Samarinda;
Kalimantan Barat berpusat di Pontianak; Jawa-Sumatera berpusat di Jakarta Utara dan
Kalimantan Tengah-Selatan berpusat di Muara Teweh.
Visi Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Visi Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) berawal dari Visi DR. Albert Benyamin Simpson,
pendiri The Christian and Missionary Alliance (C&MA) yang merupakan cikal bakal dari Gereja
Kemah Injil Indonesia (GKII). Albert Benyamin Simpson seorang keturunan Skotlandia, lahir
pada tahun 1843 di Kanada dan dibaptis di Gereja Presbiterian Kanada ketika ia masih bayi. Pada
tahun 1865, Benyamin ditahbiskan menjadi Pendeta Gereja Presbiterian tersebut.
Ketika A.B. Simpson melayani jemaat Presbiterian di Louisville, Amerika Serikat, ia mendapat
penglihatan, yang telah meninggalkan kesan mendalam di hatinya dan tidak pernah terlupakan
dari ingatannya. Dalam penglihatannya, Simpson melihat dengan jelas BERIBU-RIBU ORANG
DARI BERBAGAI SUKU BANGSA sedang memandang kepadanya – solah-olah mereka minta
tolong kepadanya... namun mereka sama sekali tidak mengatakan apa-apa.
Pada tahun 1879, Simpson dipindahkan dari Gereja Presbiterian Louisville, ke gereja yang sama
di New York. Sebelum Simpson pindah ke sana, ia meminta persetujuan dari para pemimpin di
Louisville untuk mendukungnya dalam Program Penginjilan. Di kota New York, banyak sekali
orang yang belum pernah masuk gereja. Mereka seperti domba yang terhilang, berkeliaran tanpa
gembala. Simpson bertekad untuk memberitakan injil Yesus Kristus kepada mereka. Untuk
melaksanakan kerinduan yang mulia ini, nampaknya Allah menghendaki agar Simpson sendiri
perlu dikuduskan melalui suatu pengalaman rohani.
”pada suatu malam dalam kamarnya di New York, Simpson merasakan kerinduan dan
kehausan yang amat sangat akan Allah, ia bergumul di dalam doanya, ia mengalami apa
yang disebutnya PENGUDUSAN – yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah,
sekaligus DIPENUHI dengan Roh Kudus. Simpson menulis demikian, ”dulu saya
mengira bahwa orang kristen dikuduskan seluruhnya hanya pada saat ia menghadapi
kematian, sebagai persiapan untuk masuk sorga. Waktu itu saya tidak mau dikuduskan,
karena saya berpikir jangan-jangan saya akan cepat mati! Tetapi Tuhan Yesus berfirman
bahwa ”kita dikuduskan untuk melayani Dia sekarang ini – di dunia ini.”
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
2
Melalui pengalaman rohani ini, Simpson melangkah maju dalam pengenalannya akan Allah.
Simpson merasakan kuasa Allah dengan cara yang tidak pernah dialaminya sebelumnya. Sejak
saat itu, Simpson berkata bahwa Yesus Kristus bukan saja menjadi PENYELAMATnya,
tetapi juga PENGUDUSnya. Peristiwa itu merupakan awal gerakan yang dasyat dalam
kehidupannya, sehingga ia termotivasi untuk melakukan pekerjaan Tuhan dengan sungguh-
sungguh. Sementara semangatnya berkobar-kobar, di tengah kesibukannya dalam pelayanan
semakin meningkat, kesehatan Simpson mulai terganggu. Syarafnya sering menjadi tegang dan
denyut jantungnya semakin lemah. Akhirnya, kekuatan fisik Simpson menurun secara drastis
sehingga untuk bergerak pun ia sudah tidak berdaya. Seorang dokter memberitahukan bahwa
kesehatan Simpson tidak akan pulih, bahkan Simpson hanya menunggu ajalnya. Simpson pada
masa itu, baru berumur 38 tahun. Iblis memanfaatkan situasi ini, terutama membuat Simpson
patah semangat, tawar hati, putus asa dan bahkan tak berdaya.
Pada saat yang sangat kritis ini, Simpson mendengar kidung pujian yang kata-katanya berbunyi
sebagai berikut: ”Yesus adalah Tuhan atas segala tuhan, tidak ada seorang pun yang dapat
bekerja seperti Dia.” Kata-kata yang sederhana itu dipakai Tuhan untuk membangkitkan
semangat dan iman Simpson. Kemudian ia bertemu dengan seorang dokter bernama Cullis, yang
banyak menolong orang sakit hanya melalui doa. Simpson belajar tentang kesembuhan ilahi dari
dokter tersebut. Pada suatu hari, ketika Simpson sedang berada sendirian di tempat yang sepi,
Tuhan menjamahnya. Simpson merasakan di dalam tubuhnya terjadi suatu perubahan dan
seketika itu juga ia disembuhkan. Sepertinya Tuhan memberikannya jantung yang baru. Karena
jamahan Tuhan ini, Simpson yang tadinya dinyatakan akan mati, menerima kesembuhan yang
sempurna. Sejak itu Simpson percaya Yesus Kristus adalah TABIB sejati. Simpson bersaksi:
”Setelah saya disembuhkan serta menjadikan Yesus Kristus yang utama dalam kehidupan
saya, Tuhan memanggil saya untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar lagi, yang
menuntut waktu dan tenaga yang jauh lebih banyak daripada pelayanan saya sebelumnya.
Saya menyadari bahwa saya tidak boleh bekerja dengan kekuatan saya sendiri, melainkan
dengan kekuatan yang dari Allah. Kesaksian ini saya berikan semata-mata untuk
kemuliaanNya saja.”
Pelayanan Albert Benyamin Simpson dan Rumah Ibadat ”KEMAH” Di New York, para gelandangan – peminta-minta, pemabuk, pelacur, dan penganggur – sering
tampak berkeliaran di sekitar gedung-gedung gereja yang mewah. Simpson merasa prihatin
melihat mereka dan juga beberapa lingkungan di kota besar itu, yang penduduknya tidak pernah
mengunjungi gereja mana pun. Simpson memberitakan Injil kepada mereka dan berhasil
memenangkan beberapa orang di antaranya. Ketika ia mengusulkan kepada Badan Pengurus
Jemaat, agar sekitar 100 orang kristen baru ini diterima sebagai anggota resmi, usulnya itu ditolak.
Alasan yang diberikan adalah bahwa orang-orang kristen baru ini berasal dari golongan
masyarakat rendah. Simpson mulai menyadari betapa sulitnya mencapai orang banyak kalau ia
tetap berada di gerejanya. Setelah bergumul dalam doa selama satu minggu, Simpson akhirnya
memutuskan untuk meminta izin keluar dari keanggotaan gerejanya dan menjadi penginjil lepas.
Simpson berpisah dengan mereka dengan penuh pengertian. Kemudian Simpson memberitahukan
maksudnya, bahwa ia ingin membuka pos penginjilan di antara orang-orang yang di luar
jangkauan gereja itu. Ia menyewa sebuah ruangan di salah satu balai pertemuan yang letaknya
mudah dijangkau oleh orang banyak.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
3
Albert Benyamin Simpson adalah seorang pelayan Tuhan yang dipakai Allah secara luar biasa,
sangat terbukti dari hasil pelayanannya di dalam jemaat-jemaat yang pernah digembalakannya.
Namun hal itu tidak menjadikannya sombong. Simpson sama sekali tidak ingin dikenal sebagai
pendiri sebuah gereja baru. Keputusan Simpson untuk menjadi seorang penginjil lepas pun
sungguh merupakan suatu langkah iman. Dalam waktu delapan (8) tahun, Simpson dan para
pengikutnya dapat membangun sebuah tempat permanen sebagai rumah ibadat mereka. Uniknya
rumah ibadat ini diberi nama TABERNACLE atau KEMAH.
Asal-Usul Nama KEMAH INJIL Albert Benyamin Simpson membangun gedung gereja, tempat beribadat dengan memakai pola
pembangunan seperti Kemah Sembahyang yang didirikan oleh Musa di padang gurun (Keluaran
25-27 dan 33:7 – Kemah Sembahyang disebut juga ”Kemah Suci” dan ”Kemah Pertemuan”).
Walaupun keadaannya serba sederhana, namun Simpson yakin bahwa Allah tetap hadir dan
berkenan ditemui di sana.
Simpson percaya bahwa Yesus Kristus akan datang kembali ke dunia ini setelah semua bangsa
diinjili (Matius 24:14 – dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian
bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya”). Sebab itu yang paling penting bagi
Simpson ialah PENGINJILAN, bukan pembangunan. Ia berpendapat, lebih baik dana yang ada
dipakai untuk mengirim utusan-utusan Injil ke pelosok-pelosok bumi, ke tempat-tempat yang
belum mendengar tentang Yesus Kristus daripada membangun rumah ibadat yang megah. Inilah
dasar pemikiran Simpson mendirikan dua buah Rumah Ibadat yang disebut KEMAH (Broadway
Tabernacle (Kemah Broadway) dibangun pada tahun 1876 di Louisville, Amerika Serikat, dan
the Gospel Tabernacle (Kemah Injil) dibangun pada tahun 1888 di New York). Dari sinilah
asal-usul nama KEMAH INJIL atau THE GOSPEL TABERNACLE.
Kegiatan-kegiatan KEMAH INJIL di New York Di KEMAH INJIL New York, Simpson mengajarkan INJIL EMPAT BERGANDA – yang
sekarang menjadi Logo GKII yang mengandung makna: YESUS JURUSELAMAT, YESUS
PENGUDUS, YESUS PENYEMBUH atau TABIB dan YESUS RAJA yang AKAN DATANG.
Selain itu, Simpson membuka latihan-latihan khusus bagi para calon penginjil yang akan
dikirimnya ke luar negeri, di bawah kepemimpinan Simpson sendiri. Selain menjadi ”Pukat untuk
menangkap jiwa-jiwa bagi Kristus”, KEMAH INJIL New York juga menjadi pusat pendidikan
bagi pertumbuhan rohani anggota-anggotanya. Ruang ibadat KEMAH INJIL memuat hampir
seribu orang, dilengkapi dengan beberapa ruang kelas. Anggota-anggota jemaat yang siap
melayani, diberi latihan-latihan praktis, kemudian mereka diutus ke luar – kepada orang-orang di
penjara, di rumah sakit, di tempat-tempat gelandangan dan pelacuran. Kadang-kadang mereka
mengadakan street meeting – pertemuan beratapkan langit – karena mereka ingin menaati amanat
Yesus Kristus untuk mengabarkan Injil kepada setiap orang dari berbagai suku dan bangsa.
KEMAH INJIL di New York ini juga dilengkapi dengan toko buku dan beberapa ruang untuk
menginap bagi hamba-hamba Tuhan. Tuhan terus memberkati pelayanan mereka. Mereka
membuka cabang-cabang KEMAH INJIL di Amerika Serikat dan Kanada. Ini sungguh-sungguh
membesarkan hati Simpson sehingga ia terdorong untuk mengembangkan pelayanan yang lebih
luas lagi.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
4
Berdirinya The Christian and Missionary Alliance (C&MA) Pada tahun 1887 Simpson mendirikan dua organisasi yaitu The Christian Alliance (Perserikatan
Kristen), dan The Evangelical Missionary Alliance (Perserikatan Injili untuk Pengutusan ke Luar
Negeri). Sepuluh tahun kemudian (1897) kedua organisasi itu digabung menjadi satu dengan
nama THE CHRISTIAN AND MISSIONARY ALLIANCE (C&MA).
Pelayanan dan Akhir Hidup DR. A.B. SIMPSON Setelah Simpson mengalami kesembuhan ilahi, ia masih melayani Tuhan selama 35 tahun lagi
dengan hasil yang sangat menakjubkan. Selain menjadi Gembala Jemaat di KEMAH INJIL New
York, Simpaon juga berhasil mendirikan Sekolah Alkitab yang pertama di Amerika Utara.
Sekolah inilah yang nantinya menjadi contoh bagi Sekolah-sekolah yang didirikan oleh organisasi
injili lainnya. Sekolah Alkitab ini diririkan pada tahun 1883 di kota New York, dan empat tahun
kemudian (1887) dipindahkan ke Nyack, negara bagian New York, di mana sampai sekarang
masih menyiapkan utusan-utusan Injil untuk pelayanan di dalam dan di luar negeri.
Albert Benyamin Simpson telah menulis kurang lebih 70 buku, juga Nyanyian Rohani (155
nyanyian karangannya terdapat dalam Hymnes of the Christian Life – sebuah buku nyanyian
yang diterbitkan Simpson – di Indonesia dikenal dengan nama buku Nyanyian Kemenangan
Iman, yang diterbitkan Yayasan Kalam Hidup Bandung). Sebelum Simpson dipanggil pulang ke
rumah Bapa pada tanggal 29 Oktober 1919, C&MA telah berhasil mengutus 250 Misionari
(Penginjil) ke sepuluh Negara. Simpson pernah menerbitkan Majalah rohani, ALLIANCE LIFE,
yang mula-mula diberi nama THE WORD, THE WORK, AND THE WORLD (Firman, Pekerjaan,
dan Dunia). Pada tahun 1887, Majalah ini memuat kata-kata Simpson yang berikut:
”Kita perlu mengabarkan Injil ke Kepulauan Hindia Belanda ...” (nama Indonesia
pada zaman penjajahan). Lalu Simpson menyebutkan nama pulau-pulau yang berikut:
”SUMATERA, SULAWESI, KALIMANTAN, JAWA, dan IRIAN JAYA.”
Sesungguhnya ucapan Simpson ini merupakan nubuat, karena di kemudian hari kita
melihat hal itu digenapi.
Tujuh tahun setelah Simpson pulang ke rumah Bapa, C&MA mulai melaksanakan seruan
Simpson untuk melayani di Indonesia. Pada bulan Oktober 1926, para pemimpin C&MA
mengadakan rapat khususnya untuk membahas kemungkinan mengembangkan sayap pelayanan
penginjilan ke daerah-daerah yang baru. Mereka mengamati dengan saksama peta dunia dan
akhirnya memutuskan untuk memilih Kepulauan Hindia Belanda sebagai kawasan tanggung
jawab C&MA. Keputusan ini diambil karena ada daerah-daerah yang cukup luas di pulau-pulau
itu yang belum pernah dimasuki oleh para utusan Injil dari Gereja atau organisasi mana pun.
Salah seorang peserta yang hadir dalam pertemuan dan mendukung keputusan rapat itu adalah
ROBERT ALEXANDER JAFFRAY, yang dijuluki ”Simpson kedua”. Jaffraylah yang nantinya
memainkan peranan yang sangat penting dalam sejarah berdirinya Gereja Kemah Injil Indonesia.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
5
Mengenal DR. ROBERT ALEXANDER JAFFRAY Dr. R.A. Jaffray sama halnya dengan A.B. Simpson. Keduanya sama-sama keturunan Skotlandia,
berkebangsaan Kanada, lahir dan dibesarkan dalam keluarga kristen, anggota Gereja Presbiterian.
Keduanya juga sama-sama telah mendapat penglihatan khusus mengenai dunia – orang-orang
yang belum percaya Yesus dan bertindak berdasarkan penglihatan mereka itu sehingga melalui
pelayanan mereka, di kemudian hari beribu-ribu orang bertobat dan menerima Yesus Kristus
sebagai Juruselamatnya.
Ketika masih muda, R.A. Jaffray pernah mendengar Simpson berkhotbah, dan saat itu juga Jaffray
menyerahkan dirinya untuk siap pergi, melayani di luar negeri sebagai misionari (utusan injil).
Kemudian Jaffray masuk Sekolah Alkitab Simpson dan setelah tamat serta mendapat pengalaman
menggembalakan Jemaat, Jaffray memutuskan untuk memulai pelayanannya sebagai Misionari
(Utusan Injil).
Surat Kabar GLOBE di Toronto Kanada, melaporkan upacara pelantikan dan penahbisan yang
diadakan pada tanggal 20 Januari 1896 sebagai berikut:
”Dr. Albert Benyamin Simpson dari New York telah mengambil bagian dalam kebaktian
penahbisan dan pelantikan Robert Alexander Jaffray. Ia yang memimpin doa untuk
utusan Injil yang akan pergi ke negeri Tiongkok ini. Suasana khdmat meliputi Bethel
Chapel, Toronto, ketika tujuh orang Badan Pengurus Jemaat itu menunmpangkan tangan
ke atas kepala duta Allah yang masih muda ini. Dengan kesungguhan hati Simpson
menyerahkan Jaffray kepada Allah untuk pelayanan suci sebagai pendeta yang akan
menggembalakan umatNya. Tidak sedikit di antara orang-orang yang hadir itu
mengaminkan permohonan doa Simpson atas Jaffray, agar Tuhan memakai Jaffray bukan
hanya untuk memenangkan pribadi-pribadi, tetapi juga bangsa-bangsa, bagi Kristus.”
Allah menjawab doa yang disampaikan oleh A.B. Simpson, pendiri C&MA ini melalui pelayanan
yang dilaksanakan oleh Robert Alexander Jaffray, di kemudian hari.
Tahun Berdirinya GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA Sejak dilantik menjadi utusan Injil pada tahun 1896, R.A. Jaffray melayani di Tiongkok Selatan
selama kurang lebih 32 tahun; Jaffray mendirikan Chinese Foreign Mission Union (CFMU);
berhasil menanam Gereja; membangun sekolah Alkitab yang berpusat di Wuchouw dan
membangun lembaga penerbitan khususnya untuk komunitas yang berbahasa Kanton
(Cantonese). R.A. Jaffray mulai perjalanannya ke Indonesia (kepulauan Hindia Belanda) dan
menjejakkan kakinya di Borneo (Kalimantan) pada tanggal 10 Februari 1928. Inilah perjalanan
pertama Jaffray ke Indonesia untuk mengadakan Survey sekaligus memberitakan Injil.
Setelah kembali ke Tiongkok Selatan, maka untuk mewujudkan kerinduan Jaffray akan pelayanan
dan tuaian yang sangat besar di Indonesia, terutama pelayanan yang diawalinya di Kalimantan –
kota Samarinda dan Balikpapan dan sambil menunggu kedatangan para utusan C&MA yang
sedang disiapkan di Amerika dan Kanada, maka pada bulan Februari 1929, Jaffray membawa
dua hamba Tuhan yang diutus oleh CFMU, suatu organisasi penginjilan yang didirikan oleh
Jaffray di Tiongkok Selatan yaitu: Yason S. Linn dan Paul R. Lenn – mereka adalah tamatan
dari Wuchow Bible School - untuk membantu pelayanan yang dimulainya di kalangan orang
Tionghoa di Kalimantan Timur dan kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
6
Pada bulan Juni 1929, R.A. Jaffray pergi ke Saigon, Vietnam untuk menyambut kedatangan
rombongan pertama utusan C&MA yang dikirim dari Amerika dan Kanada ke Indonesia. Pada
tanggal 29 Juni 1929, rombongan yang terdiri dari: George dan Anna Fisk, Wesley dan Ruby Brill
serta David Clench – tiba di Surabaya, Jawa Timur. Tak seorang pun yang menduga bahwa di
kemudian hari betapa luasnya pekerjaan Tuhan yang dimulai oleh C&MA di Indonesia.
Setibanya di Surabaya, Jaffray yang fasih berbahasa Mandarin ini langsung mengadakan kontak
dengan orang-orang Tionghoa. Keesokan harinya mereka mendapat kesempatan untuk melayani
dalam kebaktian penginjilan di salah satu gereja Tionghoa (kemungkinan besar gereja inilah yang
mendesak Jaffray untuk meminta agar dikirim seorang utusan injil. Penginjil T.H. Loh, lulusan Sekolah
Alkitab Wuchow, dikirim dan menjadi CFMU/C&MA pertama ke pulau Jawa – menggembalakan jemaat
Kanton di Surabaya itu). Menurut catatan Jaffray, waktu kebaktian penginjilan dilaksanakan, ada
enam (6) pria yang menyerahkan diri untuk didoakan. Itulah buah sulung dari suatu panen besar
yang nantinya akan dituai di beberapa tempat di Indonesia.
Tanggal 1 Juli 1929, Jaffray dan rombongan dari C&MA, berangkat ke Batavia (sekarang
Jakarta) dengan kendaraan darat. Tanggal 4 Juli 1929 – Jaffray mengunjungi pejabat pemerintah
Belanda di Jakarta. Jaffray menulis hasil kunjungannya sebagai berikut:
”wawancara kami dengan Konsul Zending (Kepala Dewan Pengutusan Injil) berjalan
dengan lancar. Kami mengajukan permohonan agar diberi izin untuk melayani di
Kalimantan dan Lombok (NTB). Kami sungguh mengucap syukur kepada Allah atas
kerja sama yang baik dari Pemerintah Belanda. Seandainya mereka tidak mau memberi
izin, secara manusia kami tidak dapat berbuat apa-apa di Indonesia.”
Sekembalinya ke Surabaya, para utusan Injil C&MA tersebut berpisah untuk memulai pelayanan
masing-masing. Tanggal 19 Juli 1929 - David Clench berangkat ke Balikpapan, Kalimantan
Timur; keluarga Wesley Brill ke Lombok, NTB; dan keluarga George Fisk ke Tarakan,
Kalimantan Timur. Sedangkan R.A. Jaffray sendiri kembali ke Tiongkok Selatan.
Kantor Pusat Pelayanan C&MA pertama di Indonesia R.A. Jaffray menyadari bahwa pelayanan C&MA di Indonesia tidak dapat berkembang hanya
dengan diawasi dari jauh. Karena itu, Jaffray memutuskan untuk menetap di Indonesia.
Keputusan ini, pada awalnya tidak mendapat dukungan dari C&MA, disebabkan karena C&MA
yang berpusat di Amerika Serikat pada waktu itu sedang mengalami krisis finansial atau yang
dikenal dengan Great Depression, dan mereka hanya merestui pembukaan pelayanan di
Indonesia, namun tidak menjanjikan dukungan apapun. Visi Jaffray untuk Indonesia sudah bulat
yaitu MENJANGKAU INDONESIA melalui Penginjilan, Pendidikan dan Penerbitan.
Untuk menetapkan pusat pelayanan yang tepat, Jaffray segera mempelajari peta. Ia melihat
bahwa kota pelabuhan Makassar sangat strategis secara geografis. Jaffray membayangkan kota
itu seperti sebuah poros roda yang jari-jarinya kelak memancarkan terang Injil ke seluruh pelosok
nusantara atau tanah air Indonesia. Akhirnya, pada bulan September 1930, Jaffray pindah ke
Makassar dan menetapkan Makassar sebagai Pusat C&MA atau KEMAH INJIL yang pertama.
Kantornya di rumah kediaman Jaffray sendiri, di Jalan Daeng Tompo No. 8. Di tempat inilah
Jaffray meletakan fondasi dan mengembangkan ”sayap Injil” – ke seluruh Indonesia – dari
Sabang di Sumatera sebelah barat sampai ke Merauke di Irian Jaya (Papua) sebelah timur.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
7
TIGA PILAR Keberhasilan Pelayanan R.A. Jaffray Tiga pilar atau tiang penopang utama keberhasilan dalam pelayanan Dr. R.A. Jaffray di Indonesia
khususnya yaitu PENERBITAN, PENDIDIKAN dan GEREJA PUSAT. Pada tiga pilar inilah
Jaffray meletakkan fondasi untuk menggerakkan roda PENGINJILAN ke seluruh penjuru tanah
air di Indonesia.
MEDIA CETAK atau PENERBITAN Jaffray sungguh menyadari pentingnya peran media cetak dalam mempersiapkan bahan bacaan
bermutu untuk sarana penginjilan dan pembinaan serta pertumbuhan rohani mereka yang percaya.
Sejak tahun 1913, Jaffray telah menerbitkan Bible Magazine (Majalah Alkitab) berbahasa
Tionghoa yang terkenal di kalangan kaum injili. Jaffray juga merencanakan untuk menerbitkan
majalah itu dalam bahasa melayu (Indonesia). Karena itu, ketika Jaffray membuka Penerbitan
Kalam Hidup pada bulan Oktober 1930, Jaffray berusaha mencari seorang yang dapat menguasai
paling sedikit tiga bahasa: Indonesia, Mandarin, dan Inggris. Dan sungguh ajaib, Tuhan benar
menyiapkan seorang yang mahir dalam ketiga bahasa itu, bahkan juga dalam bahasa Belanda.
Namanya Pouw Peng Hong (ditulis P.H. Pouw) – seorang pengusaha pabrik roti (biskuit)
kelahiran Cirebon dan pernah menjabat ketua Persatuan Kristen – Tionghoa se-Jawa.
Bulan Maret 1931, P.H. Pouw pindah ke Makassar dan mulai bekerja sama dengan Jaffray
sebagai co-editor Majalah Kalam Hidup. Pouw membantu Jaffray sebagai juru bahasa di mimbar
dan di kelas, menggubah ratusan lagu yang kemudian diterbitkan dengan nama Nafiri Perak,
memimpin orkes gereja. Tahun 1932 ia menjadi pemimpin bagian bahasa Indonesia di Gereja
Tionghoa CFMU Makassar, ditahbiskan menjadi ”domine” (pendeta) pada bulan Mei 1932.
Pouw mengajar di Sekolah Alkitab Makassar (SAM) dan menulis buku Homiletik, yang
diterbitkan oleh yayasan Kalam Hidup. Tahun 1934 - 1941, P.H. Pouw menggembalakan jemaat
KEMAH INJIL Makassar. Karena Perang Dunia II, ia pindah ke Jawa. Setelah perang Dunia
usai, Pouw kembali ke Makassar pada tahun 1946 dan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi
Majalah Kalam Hidup sampai Tuhan memanggilnya pada tanggal 12 Januari 1953.
Sejak edisi perdana Majalah Kalam Hidup terbit, bahkan dalam perjalanan GKII yang ke delapan
puluh (80) tahun, pada tahun 2008 ini, Majalah Kalam Hidup secara konsisten mengunjungi para
pelanggannya. Di samping Majalah Kalam Hidup, ada juga Majalah Sahabat Gembala yang
diterbitkan oleh Yayasan Kalam Hidup, telah berperan sebagai ”silent preacher” (pengkhotbah
tanpa suara) sampai ke seluruh pelosok tanah air Indonesia. P.H. Pouw adalah salah satu tokoh
utama selama dua puluh dua (22) tahun dalam perjalanan sejarah pelayanan C&MA dan GEREJA
KEMAH INJIL INDONESIA.
Kini, Penerbit Kalam Hidup yang berpusat di Bandung, Jawa Barat – di Jalan Naripan 67
Bandung 40112; Telpon 022-4207735; Fax. 022-4234508; P.O.Box 1061 Bandung 40010 dapat
dihubungi langsung melalui Websitenya: http://www.kalamhidup.or.id atau melalui E-mail:
[email protected]; atau E-mail: [email protected]
Yayasan Kalam Hidup sampai pada tahun 2008 ini, telah membuka cabang di seluruh Indonesia,
yaitu: Bandung: Jln. Ir.H.Juanda 53; Jakarta: Jln. Jatinegara Timur 105/A2-3; Makassar: Jln.
G.Merapi 23; Kupang: Jln. Jend. Sudirman 54; Surabaya: Jln. Baratajaya V/26; Abepura: Jln.
Raya Kali Acai Papua; Pontianak: Jln. Veteran 6A; dan Semarang: Jln. Mawar Jingga 121A
Plamongan Indah.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
8
PENDIDIKAN TEOLOGI Sejak awal April 1931 R.A. Jaffray telah meminta izin kepada C&MA Pusat di Amerika untuk
membuka Sekolah Alkitab di Indonesia. Jaffray berkeyakinan bahwa satu-satunya jalan untuk
melestarikan pekerjaan Tuhan melalui pelayanan C&MA di Indonesia adalah dengan mendidik
dan melatih orang-orang Indonesia sendiri. R.A. Jaffray berpedoman pada pesan Paulus kepada
Timotius, ”Apa yang telah engkau dengar daripadaku ... percayakanlah itu kepada orang-orang
... yang juga cakap mengajar orang lain” (2 Timotius 2:2).
Menurut Jaffray, Sekolah Alkitab dapat berperan sebagai saranan untuk mencapai beberapa tujuan
antara lain:
a. Menyiapkan para pembimbing (konselor) bagi orang-orang yang baru percaya di daerah-
daerah non-kristen.
b. Menyiapkan para penginjil (misionari) yang dapat membuka tempat-tempat baru,
c. Meneguhkan iman kaum awam yang ingin belajar di Sekolah Alkitab, tetapi tidak bermaksud
menjadi pekerja penuh masa dalam jemaat, dan
d. Menginjili siswa-siswi sendiri, yaitu mereka yang mengaku dirinya kristen, tetapi sebenarnya
belum mengalami kelahiran baru.
Sekolah Alkitab Makassar diresmikan pada bulan Januari 1932. Pimpinan pertama Sekolah
Alkitab tersebut yaitu David Clench. Pada masa itu, biaya sekolah tidak dipungut sama sekali.
Kurikulum SAM mencerminkan tujuan umum sekolah itu, yaitu ”supaya para siswanya
menguasai isi Alkitab.” Secara khusus, tujuan pendidikan teologi pertama ini adalah ”supaya
para siswa memperoleh pengetahuan Alkitab dan bertumbuh secara rohani dan memiliki watak
kristiani yang benar.”
Keunikan dan kekuatan yang menjadi cirikhas SAM sejak awal tercermin dalam kehidupan dan
pengajaran para pendidiknya. Jaffray, Clench, Post, dan Brill bukan sekedar mengajar saja di
ruang kelas atau sekedar utusan Injil C&MA, tetapi mereka terlibat secara aktif dan langsung
dalam gerakan penginjilan di Tiongkok dan juga di Indonesia. Para pendidik SAM memang telah
mengikuti pendidikan teologi, tetapi CITA-CITA dan CINTA PERTAMA mereka adalah
MENGABARKAN INJIL sebagai respon mereka atas Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dalam
Matius 28:18-20. Semangat menginjili mewarnai setiap perkataan dan pengajaran mereka dan
telah membakar semangat para siswa SAM untuk terlibat juga dalam gerakan penginjilan.
Peserta didik SAM sejak berdirinya tahun 1932, berasal dari seluruh pelosok nusantara. SAM
yang merupakan cikal bakal STFT Jaffray Makassar sekarang ini, sebelumnya disebut: Jaffray
Bible College (JBC) tahun 1958; lalu - Sekolah Tinggi Teologi Jaffray (STTJ) tahun 1966. Tahun
1974 STTJ memberikan Gelar Bachelor of Theology (B.Th). Tahun 1975 terdaftar pada
KOPERTIS dan Depag. RI untuk PAK tahun 1983. Tahun 1981 membuka Program Sarjana
Teologi (S.Th). Sekarang ini (2008) STT Jaffray Makassar memiliki 2 Program Studi Teologi
yaitu: S-1 Teologi: Ilmu Teologi, Pendidikan Agama Kristen, Musik Gerejawi dan Pelayanan
Anak dan Remaja; S-2 Teologi: Magister Sains, Magister Divinitas, Magister Teologi – Pastoral
& Misiologi dan Magister Teologi PAK. Misi STT Jaffray adalah DARI GEREJA, OLEH
GEREJA, DAN UNTUK GEREJA. Dalam perjalanan sejarah yang panjang, STT Jaffray
Makassar saat ini telah terakreditasi pada BAN PT No. 021 BAN-PT/Ak-VI/S1/VIII/2002. Untuk
memperoleh informasi lebih jelas, dapat menghubungi Telpon: 0411-324129; Fax 0411-311766;
E-mail: [email protected]
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
9
Program Kuliah Jarak Jauh (PKJJ) dan Pendidikan Teologi Wilayah Pada tahun 1983 STT Jaffray Makassar mulai dengan Program Kelas Jarak Jauh (PKJJ), yang
bertujuan untuk menjangkau tempat-tempat dan atau wilayah-wilayah pelayanan GKII yang
sangat jauh dari Makassar, sehingga kaum muda dan para pemimpin jemaat-jemaat GKII yang
tersebar di seluruh nusantara yang tidak sempat kuliah di Makassar mendapat peluang belajar dan
mengembang diri mereka lebih baik lagi bagi pengembangan pelayanan GKII yang semakin luas.
Tahun 1984, PKJJ dibuka di Jakarta di bawah Pimpinan Pdt. Yakob Tomatala. Tahun 1987
ditingkatkan menjadi STT Jaffray Kampus II, kemudian ditetapkan sebagai STT Jaffray Cabang
Jakarta, yang pusat kegiatan perkuliahannya di lantai 4 Toko Buku Kalam Hidup Jakarta. Pada
tahun 1988, ketika Pdt. Yakob Tomatala dan Ny. Magdalena Tomatala mendapat tugas untuk
studi lanjut ke Fuller School of World Mission, California – Kepemimpinan STT Jaffray Cabang
Jakarta diserahkan kepada Pdt. DR. Peter Anggu. Mengingat jarak Makassar – Jakarta yang jauh,
beliau menugaskan Pdt. Yunny Jones Akal sebagai Pelaksana tugas rutin di Jakarta dibantu oleh
staf Pimpinan waktu itu: Pdt. Drs. Jerry Rumahlattu, dan Pdt. George Marso Daniel. Tahun 1991
STT Jaffray Cabang Jakarta ditingkatkan menjadi Institut Filsafat Theologi dan Kepemimpinan
Jaffray Jakarta (IFTKJJ) di bawah kepemimpinan Pdt. Dr. Yakob Tomatala – membuka Program
Studi: Diploma (S-0)–Sarjana Teologi (S-1) pada empat (4) Fakultas: Fakultas Teologi; Fakultas
Misiologi; Fakultas Pendidikan; Fakultas Kepemimpinan dan Program Pascasarjana mencakup:
Magister of Art; Magister Pelayanan; Magister Divinitas; Magister Teologi dan Program Doktor:
Doctor of Ministry dan Doctor of Theology. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi
Nomor Telepon: 021-8570985; 8570986; 8570988; E-mail: [email protected] - Website:
www.iftk-jaffray.com - Alamat Kampus IFTK Jaffray Jakarta di Jln. Jatinegara Timur II No. 35
Jakarta Timur 13350.
Memasuki usianya yang ke delapan puluh (80) tahun, GKII kini memiliki sepuluh (10) lembaga
pendidikan tinggi Teologi, yang bertujuan mempersiapkan orang-orang untuk siap melaksanakan
amanat Agung Tuhan Yesus Kristus – yaitu MEMBERITAKAN INJIL kepada segala bangsa,
suku, dan kaum di Indonesia. Lembaga-lembaga Teologi dimaksud antara lain: IFTK Jaffray
Jakarta; STFT Jaffray Makassar; STT Simpson Ungaran, Jawa Tengah; STT Tenggarong,
Kalimantan Timur; STT Pontianak, Kalimantan Barat; STTIK Kupang, NTT; STT Walter Post,
Sentani Papua; STT GKII Sorong, Papua; STT Willfinger Krayan, Kalimantan Timur; Akademi
Theologia Immanuel Kelansam, Kalimantan Barat.
Selanjutnya lembaga-lembaga pendidikan teologi tingkat Menengah Atas dan Menengah Pertama
milik GKII aras Wilayah dan Daerah sebanyak duapuluhtiga (23) buah. Di Wilayah Papua 12
Sekolah; di Kalimantan Timur 4 Sekolah; di Kalimantan Barat 2 Sekolah; di Sulawesi Utara 1
Sekolah; di Kalimantan Tengah-Selatan 1 Sekolah; di Indonesia Timur II 1 Sekolah; di Indonesia
Timur I 2 Sekolah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
teologi GKII yang pada awalnya mulai dari Makassar, kemudian ke seluruh Indonesia, walaupun
dengan nama yang berbeda, namun tetap milik GKII - telah memainkan peran yang sangat
penting dalam Gerakan Penginjilan, Penanaman dan Pertumbuhan Gereja di kota dan desa-desa.
Kualitas jemaat-jemaat GKII di seluruh Indonesia dipengaruhi oleh kualitas pemimpin-pemimpin
yang dilengkapi melalui lembaga pendidikan teologi tersebut. Meningkatkan mutu akademik dan
memberi gelar secara intern maupun negara, TIDAK BOLEH menggantikan Misi Jaffray pada
awalnya – dari Gereja, oleh Gereja, dan untuk Gereja. Artinya – Pendidikan Teologi GKII ada
untuk tujuan PENGINJILAN dan PELAYANAN GEREJA.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
10
GEREJA PUSAT atau GEREJA INDUK Pada tahun 1930, penduduk kota Makassar menurut statistik saat itu berjumlah kira-kira 52.000
jiwa. R.A. Jaffray sangat terbeban untuk memenangkan mereka, yang sebagian besar belum
mengenal kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Gereja KEMAH INJIL yang pertama didirikan
pada tahun 1932-an dengan menggunakan sebuah bangunan sederhana. Namun demikian,
pengunjungnya sangat banyak. Sebagai Gereja Pusat, KEMAH INJIL adalah salah satu dari tiga
(3) pilar utama yang ditekankan oleh Jaffray, yang menopang pengembangan pelayanannya untuk
Indonesia. Dalam laporannya yang ditulis pada tahun 1931, Jaffray menulis: ”Kami akan
mengadakan Penginjilan secara agresif di antara penduduk asli, yaitu suku Makassar dan suku
Bugis.”
Peletakan batu pertama pembangunan Gedung KEMAH INJIL di Jln. Lajangiru, Kampung Pisang
(sekarang Jln. Gunung Merapi No. 103) dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 1932. Gedung
KEMAH INJIL itu berukuran 17x20meter, dengan kapasitas 400-500 orang. Kebaktian perdana
di Gedung KEMAH INJIL dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 1932.
Sejak berdirinya GEREJA KEMAH INJIL, karakteristik pelayanannya ditandai dengan semangat
Penginjilan dan Kebangunan Rohani. Khotbah dan tantangan untuk bertobat serta mendoakan
orang sakit, mengusir roh-roh jahat dan membebaskan mereka yang terbelenggu oleh kuasa
kegelapan, merupakan unsur utama dan tetap dalam pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan oleh
para pemimpin dan jemaat-jemaat KEMAH INJIL, baik di lapangan terbuka, dalam ruangan
sederhana dan dalam gedung-gedung gereja yang sudah permanen. KKR merupakan kesukaan
dan kegiatan utama dalam kehidupan jemaat-jemaat KEMAH INJIL yang mula-mula.
GEREJA KEMAH INJIL PUSAT di Makassar, sebagai gereja missioner, telah mengutus
Penginjil bekerjasama dengan SAM ke seluruh Indonesia. Pekerjaan besar yang diawali di
Makassar telah merambat melalui para pemberita Injil yang dikirim oleh Jaffray sejak tahun 1932
ke seluruh Nusantara. Hasil pelayanan yang penuh kuasa, dengan keberanian tinggi, serta tanpa
kenal lelah – berita Injil tumbuh dengan suburnya, jemaat-jemaat baru didirikan dipelbagai tempat
dan diberi nama GEREJA KEMAH INJIL.
PENGORGANISASIAN KEMAH INJIL Dalam perkembangan selanjutnya, seiring dengan bertumbuhnya KEMAH INJIL sebagai sebuah
Organisasi Gereja, dan berdasarkan data pada tahun 1941 sudah ada 13.000 jiwa lebih anggota
baptis di 71 Jemaat KEMAH INJIL yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Bali,
Lombok, Sumbawa, dan Irian Jaya. Jemaat-jemaat lokal tersebut dibina menurut firman Tuhan,
namun secara kelembagaan, jemaat-jemaat tersebut belum diorganisasikan dengan baik.
Istilah KINGMI – Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia Dengan memperhatikan perlunya menetapkan suatu ikatan persaudaraan resmi antar gereja-gereja
sedaerah dan seasas, dan untuk memperkuat kesaksian KEMAH INJIL di setiap tempat dan
mendorong kemandirian jemaat, maka Rev. Walter M. Post, yang menggantikan R.A. Jaffray
(yang meninggal pada tanggal 29 Juli 1945 dalam penjara tentara Jepang dan dikuburkan
di Makassar), sebagai Ketua C&MA di Indonesia pada tahun 1946, beranggapan bahwa sudah
waktunya jemaat-jemaat KEMAH INJIL membentuk organisasi Kesatuan. Pengorganisasian
semakin sukar dan lambat dilakukan karena terjadi pergolakan politik, ekonomi yang labil, juga
semakin sulitnya hubungan dan komunikasi di masa pasca perang.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
11
Pada tahun 1949 muncul organisasi KINGMI yang pertama di Kalimantan Barat. Di Makassar
beberapa pemimpin KEMAH INJIL mempunyai keinginan yang sama. Mereka menetapkan
”Dewan Pengurus Perhimpunan KINGMI” yang terdiri dari: Pdt. M. Titaheluw sebagai ketua,
Pdt. S.M. Udis sebagai penulis, dan Pdt. W.M. Post sebagai penasihat. Dalam pertemuan tanggal
3 September 1951, Dewan itu mengajukan permohonan kepada Presiden Republik Indonesia di
Jakarta, agar mengakui KINGMI sebagai badan Gereja yang resmi sesuai dengan peraturan-
peraturan dalam Lembaran Negara 1927, Nomor 156, dan berdasarkan AD Perhimpunan itu.
Pengakuan resmi memang diberikan walaupun prosesnya sangat lama. ”Perhimpunan KINGMI”
ini menjadi Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia Timur (KINGMIT) pada bulan Agustus 1956.
Sementara itu KINGMI Kalimantan Timur menerima pengakuan dari Pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1952 di Long Bia. Kemudian KINGMI Irian Jaya dibentuk pada tahun
1963, dan yang terakhir KINGMI Jawa-Sumatera pada tahun 1965.
KINGMI Persekutuan, Tahun 1965 Setelah gereja-gereja KINGMI/KINGMIT mendapat pengesahan dari Pemerintah RI, maka pada
tahun 1955-1956 timbul gagasan untuk mempersekutukan badan-badan KEMAH INJIL yang
tersebar di tempat-tempat yang berjauhan. Maksud ini dinyatakan ketika para wakil KINGMI
Kaltim, KINGMI Kalbar, KINGMIT dan KINGMI Irian Jaya mengadakan Konferensi di
Makassar pada bulan Februari 1965. Konferensi membentuk organisasi baru yang dinamakan
KINGMI PERSEKUTUAN. Konferensi memilih Badan Pengurus sementara dan menetapkan
AD yang baru. Keempat organisasi KEMAH INJIL yang bergabung dalam persekutuan tersebut
masing-masing berdiri sendiri sebagai badan otonom, tetapi semuanya mengaku KINGMI
Persekutuan sebagai organisasi yang melindunginya. Pada Konferensi berikutnya di Makassar
bulan September 1965, Keputusan Konferensi pertama (Februari 1965) diterima dan disahkan.
Tiga organisasi gereja lainnya menghadiri konferensi tersebut yaitu: Gereja KIBAID (Toraja),
Gereja Kristen Bahtera Injil (Minahasa), dan Gereja Zending Kristen Indonesia (Tanjung Priok,
Jakarta). Ketiga Gereja itu seasas dan serumpun dengan KINGMI dan pendirinya masing-masing
adalah alumni Sekolah Alkitab Makassar. Dengan bergabungnya ketiga gereja itu, dalam
KINGMI Persekutuan, organisasinya mempunyai tujuh badan anggota. Gereja Zending Kristen
Indonesia segera menggabungkan diri dengan KINGMI Jawa-Sumatera yang berdiri sejak bulan
Maret 1965. Dengan demikian jumlah anggota KINGMI Persekutuan tetap tujuh. Selain itu,
gereja-gereja yang seasas dan serumpun dengan KEMAH INJIL yang pada mulanya tidak
memakai nama KINGMI, kemudian menggabungkan diri dengan GEREJA KEMAH INJIL.
KINGMI PERSEKUTUAN menjadi Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII)
Kesatuan, Tahun 1983 Pdt. R.R. Rudes pada tahun 1983 adalah Penasihat Teknis Kalam Hidup Bandung, menulis artikel
berjudul TUJUH MENJADI SATU, sebagai berikut:
”Suatu pertemuan bersejarah telah diselenggarakan di Wisma Kare, Ujung Pandang
pada tanggal 1-8 Februari 1983. Para utusan dari tujuh wilayah Gereja Kemah Injil
Indonesia ini berkumpul dalam Konferensi yang diadakan tiga tahun sekali itu. Mereka,
ditambah dengan wakil dari Penerbit Kalam Hidup dan Sekolah Tinggi Teologi Jaffray,
memilih Pengurus Pusat Gereja Kemah Injil Indonesia dan mengesahkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gereja Kemah Injil Indonesia.
Selama tiga puluh tahun sebelumnya masing-masing wilayah dan daerah maupun jemaat
lokal KINGMI mempunyai AD tersendiri. AD dan ART yang disahkan dalam Konferensi
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
12
Ujung Pandang ini sudah mulai diproses sejak lima tahun yang lalu sebagai kenyataan
perkembangan organisasi dari bentuk persekutuan menjadi persatuan.
Mukadimah Anggaran Dasar itu menegaskan tentang otonomi gereja-gereja seperti dulu,
tetapi menetapkan Gereja Pusat sebagai payung yang mengikat mereka di dalam
organisasi persatuan dan menjadi wakil kepada Pemerintah Republik Indonesia. Kalau
sebelumnya kita mengenal KINGMI Jawa-Sumatera, Kalbar, Kaltim, KINGMIT, Bahtera,
KIBAID dan Irian Jaya, maka sekarang kita hanya mengenal GEREJA KEMAH INJIL
INDONESIA. Puji Tuhan!
Sekarang ini tercatat sebanyak 250.000 jiwa anggota Gereja Kemah Injil Indonesia
ditambah dengan para simpatisan, 14 Sekolah Alkitab dan sebuah Seminari (Sekolah
Tinggi Teologi Jaffray). Jumlah Pendeta dan Penginjil mendekati 2.000 orang, dan
diharapkan dapat menyampaikan Injil kepada kira-kira sepertiga penduduk Indonesia.
Dengan mengikuti pola kesatuan di dalam Kristus, Gereja Kemah Injil Indonesia maju
terus untuk mencapai sasaran, yaitu melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus
dalam Injil Matius 28:18-20. Sokonglah semua itu dengan doa dan dukungan Anda.”
KONFERENSI NASIONAL GKII KESATUAN, Tahun 1987 Pada tanggal 24-29 Agustus 1987 berlangsung Konferensi Nasional Gereja Kemah Injil Indonesia
(GKII) Kesatuan di Cibubur, Jakarta. Konas ini menghasilkan Struktur Organisasi uji coba.
Keputusan paling penting Konas GKII 1987 adalah komitmen untuk mengobarkan api penginjilan
ke seluruh nusantara. Ini tercermin dalam keputusan-keputusan penting berikut:
1. Menetapkan penginjil penuh masa aras Pusat, Wilayah dan Klasis/daerah.
2. Melatih anggota jemaat menjadi saksi Kristus.
3. Setiap Wilayah membuka daerah penginjilan baru.
4. Setiap Jemaat likal membuka Pos PI dan mendirikan Jemaat baru.
5. Mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani.
6. Mengirim Utusan Injil ke Luar Negeri.
Keputusan-keputusan penting lainnya adalah: Mengizinkan pembukaan sekolah-sekolah tinggi
aras Wilayah bekerjasama dengan STT Jaffray Ujung Pandang; Membangun Kantor Pusat GKII
Kesatuan di Jakarta; Pembentukan tiga bidang pelayanan baru yaitu: Persekutuan Pemuda
Nasional, Persekutuan Kaum Pria dan Persekutuan Kaum Wanita.
PRINSIP PELAYANAN C&MA/KEMAH INJIL SEDUNIA Menjelang peringatan 100 tahun berdirinya C&MA sedunia, DR. L.L. King – President C&MA
(1978-1987) menegaskan kembali prinsip pelayanan C&MA/Gereja Kemah Injil agar tetap setia
kepada panggilannya. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
”The Christian and Missionary Alliance tidak muncul secara kebetulan dalam sejarah
dunia. Allah yang telah menentukannya dari semula sehingga lahirlah persekutuan
kristiani yang lain daripada yang lain ini. Ciri khas C&MA dinyatakan melalui dua
ungkapan: HANYA YESUS dan DEMIKIAN JUGA SEKARANG AKU MENGUTUS KAMU.
C&MA berpusatkan pada Kristus: di dalam Dia kita memiliki semua yang kita perlukan,
oleh Dia kita dapat melakukan segala sesuatu, dan kepada Dia segala kemuliaan kita
persembahkan. C&MA menjalankan Amanat Kristus, yaitu PERGILAH KE SELURUH
DUNIA, BERITAKANLAH INJIL.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
13
Mengenai isi dan betapa urgennya panggilan itu dinyatakan di dalam Alkitab, yaitu bahwa
setiap orang di dunia ini yang telah berbuat dosa terhadap Allah, berada di bawah
hukuman Allah dan sedang menuju neraka yang kekal, kecuali orang berdosa itu bertobat,
percaya kepada Yesus Kristus, dan diselamatkan olehNya.
Sejak semula, kesadaran bahwa manusia itu terhilang telah mendorong C&MA
memprioritaskan penginjilan. Dr. A.B. Simpson pendiri C&MA, pernah menulis, ”Tujuan
kita yang terutama ialah memberitakan Injil dengan giat dan secepat mungkin kepada
setiap insan.” Dengan berkembangnya organisasi C&MA, kita mungkin akan cenderung
mengutamakan pemeliharaan organisasi itu, dan melupakan prioritas penginjilan. Jemaat-
jemaat C&MA (dan Gereja Kemah Injil Indonesia) baru menjadi jemaat-jemaat yang
benar-benar bercorak C&MA (Kemah Injil) apabila tugas penginjilan tetap diutamakan.
Dari awal pelayanannya, C&MA disebut gerakan misioner. Tuhan telah menghembuskan
kata PERGILAH pada roda C&MA itu. Keseimbangan roda tersebut bergantung pada
maju mundurnya roda itu. Jika roda C&MA tidak lagi bergerak, ia akan terhuyung-huyung
dan jatuh, akan ambruk dan masuk ke dalam kelompok gereja-gereja yang murtad.
Sambil melengkapi diri kita dengan teknologi termodern dan dengan meneguhkan kembali
kesetiaan kita pada prinsip-prinsip alkitabiah yang telah memberi makna dan dinamika
kepada organisasi-organisasi kita, marilah kita melangkah terus dengan mengharapkan
dari Allah hasil-hasil rohani yang sungguh-sungguh memuliakan Tuhan Yesus Kristus.”
PELUANG Memberitakan Injil Pada usianya yang ke-80 tahun, GKII hendaknya BERSYUKUR kepada Tuhan Yesus Kristus,
Kepala Gereja; Juruselamat – Pengudus – Tabib dan Raja kita yang segera datang itu – atas
kepercayaan dan kehormatan yang diberikanNya kepada para pioneer KEMAH INJIL sejak tahun
1928 hingga sekarang ini. Dalam kasih dan anugerah Tuhan, walaupun dalam perjalanan panjang
yang penuh tantangan, GKII memperoleh peluang untuk menyaksikan kebaikanNya dan berkenan
melayani di sepuluh (10) Wilayah di Indonesia, yaitu: Papua I berpusat di Jayapura; Papua II
berpusat di Wamena; Papua III berpusat di Enarotali (yang dimekarkan menjadi tiga wilayah
pada tahun 2006); Indonesia Timur I berpusat di Makassar; Indonesia Timur II berpusat di
Kupang (yang dimekarkan menjadi dua wilayah pada tahun 2001); Sulawesi Utara berpusat di
Manado; Kalimantan Timur berpusat di Samarinda; Kalimantan Barat berpusat di Pontianak;
Jawa-Sumatera berpusat di Jakarta Utara dan Kalimantan Tengah-Selatan berpusat di Muara
Teweh (merupakan wilayah termuda, yang baru diresmikan pada Konferensi Nasional V tahun
2001 di Makassar). MASIH ADA PELUANG MEMBERITAKAN INJIL – dengan kekuatan
penuh secara bersama-sama. Selagi ada hidup, bekerjalah! – Selagi masih ada orang kafir,
beritakanlah! Selalu terbuka peluang untuk terus bekerja, melayani dan bersaksi sampai Yesus
datang. Organisasi GKII yang besar, tidak boleh menghambat peluang untuk Penginjilan.
TANTANGAN yang Menantang Berdasarkan Statistik GKII tahun 2007 – GKII saat ini memiliki 90 Daerah pelayanan di seluruh
Indonesia; Gereja Mandiri 2.455 Jemaat; Pos Penginjilan 998 Pos; Penganut 507.083 Jiwa
(Baptis 288.818 jiwa – Belum Baptis 217.865 jiwa); Pekerja aktif 3.161 Orang (Pendeta 2.187 –
Vicaris 216 – Evangelis 2.758). TANTANGAN paling menantang adalah PERASAAN PUAS
yang semu, karena merasa sudah cukup banyak dan KEMALASAN untuk melaksanakan Amanat
Agung Tuhan Yesus Kristus dalam Matius 28:18-20 secara nyata. GKII ada karena mandat Tuhan
Yesus – PERGILAH! BERITAKANLAH INJIL KEPADA SEGALA BANGSA. GKII tetap
konsisten sepanjang masa menjadi agen transformasi kepada dunia sampai Kristus datang.
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
14
BADAN PENGURUS PUSAT GKII KESATUAN
Tahun 1983 – 2011
Periode Pelayanan 1983 – 1987 Keputusan Konferensi Umum KINGMI Persekutuan tanggal 1-8 Februari 1983 di Wisma Kare,
Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, sekaligus disebut sebagai Konferensi Nasional I, menetapkan
dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII Kesatuan yang PERTAMA.
Ketua Umum : Pdt. Matias Abai
Ketua I : Pdt. Marthen Bulean Mongan, M.Min.
Sekretaris Umum : Pdt. Robert Hiroshi Kawet, BA.
Sekretaris I : Pdt. Reinold Suwu
Sekretaris II : Pdt. Maurits Silalahi, S.Th.
Bendahara Umum : Pdt. Luther Tubulau
Bendahara I : Pdt. Jacob Ungking
Bendahara II : Pdt. Sargius Markus Udis
Anggota-anggota : 1. Dekan STT Jaffray Ujung Pandang, Sulsel.
2. Direktur Penerbit Kalam Hidup Bandung.
Periode Pelayanan 1987 – 1991 Keputusan Konferensi Nasional II GKII Kesatuan tanggal 24-29 Agustus 1987 di Cibubur,
Jakarta, menetapkan dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII Kesatuan yang KEDUA.
Ketua Umum : Pdt. Matias Abai, M.Min.
Ketua I : Pdt. Abraham Darmaun, B.Th.
Ketua II : Pdt. J.R. Khristiyanto, M.Min.
Sekretaris Umum : Paul Paksoal, B.Th.
Sekretaris I : Pdt. Yakob Tomatala, M.Div., MIS
Sekretaris II : Pdt. Maurits Silalahi, M.Div.
Bendahara Umum : Peter A. Dasong
Bendahara I : Ayub J. R. Daniel, MBA
Departemen Pendidikan : Pdt. DR. Peter Anggu
Departemen Penerbitan : Pdt. Urbanus Selan, M.Div., M.Th.
Departemen Penginjilan : Pdt. Piet Kanter, M.Min.
Departemen Dana : Drs. Max Sumaraw
Rektor STT Jaffray : Pdt. DR. Peter Anggu
Direktur Kalam Hidup : Drs. Soemitro Onggosandjojo, MA
Ketua GKII Wilayah :
Kalbar : Pdt. Eliezer Pantan
Kaltim : Pdt. Jan Jurun, B.Th.
Jasum : Pdt. J.R. Khristiyanto, M.Min.
KINGMIT : Pdt. Basthian Oubain
Irian Jaya : Pdt. Ruben Magai
Bahtera Injil : Pdt. Paul M. Suoth
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
15
Periode Pelayanan 1991 – 1996 Keputusan Konferensi Nasional III GKII Kesatuan Tahun 1991 di Hotel Patrisia, Denpasar Bali,
menetapkan dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII Kesatuan yang KETIGA.
Ketua Umum : Pdt. Matias Abai, M.Min.
Ketua I : Pdt. Abraham Darmaun, S.Th.
Ketua II : Pdt. Markus Gontji Tembang, S.Th.
Sekretaris Umum : Pdt. Reinold Suwu, S.Th.
Sekretaris I : Pdt. Yunny Jones Akal, M.Div.
Sekretaris II : Pdt. Maurits Silalahi, M.Div.
Bendahara Umum : Pdt. Sulaiman Yunus, B.Th.
Bendahara I : Pdt. John Mellolo, M.Min.
Bendahara II : Pdt. Wayan Bukti Suplig, M.Div.
Ketua Dept. Pendidikan : Ny. DR. Ruth F. Selan
Ketua Dept. Penerbitan dan
Media/Yayasan Kalam Hidup : Pdt. DR. Urbanus Selan
Ketua Dept. Penginjilan : Pdt. Piet Kanter, M.Min.
Ketua Dept. Dana : Theodorus S. Rusli
Ketua Dewan STT Jaffray : Theodorus S. Rusli
Ketua STT Jaffray : Pdt. DR. Peter Anggu
Direktur Kalam Hidup : Pdt. John Darius Raya, Sm.Hk.
Anggota : Ketua Wilayah GKII Irian Jaya
Ketua Wilayah GKII INTIM
Ketua Wilayah GKII Kaltim
Ketua Wilayah GKII Kalbar
Ketua Wilayah GKII Jasum
Penasihat Bidang Teologi : Pdt. Paul Nicholas Potu
Penasihat Bidang Hukum : Pdt. B.N. Tacoy, Sm.Hk.
Penasihat Bidang Oragnisasi : Drs. Philipus Gaing
Anggota Pengurus Pemuda GKII aras Nasional
Ketua : Ev. Kornelius Yunus, SH
Ev. Sebinus Luther
Pdt. Sulaiman Yunus, B.Th.
Sekretaris : Ev. Arlo W.J. Lolong
Triwanli Dolf
Bandahara : Ev. Nuryati, S.PAK.
Drs. Arie Moningka
Anggota Pengurus Perkawan GKII aras Nasional
Ketua : Ny. Maria F. Abai
Wakil Ketua : Ny. Magdalena Tomatala, M.Div.
Sekretaris : Ny. Piskila Paksoal
Wakil Sekretaris : Ny. Alesrunia Sulaiman
Bendahara : Ny. Mientje Pasorong
Wakil Bendahara : Ny. E.A. Daniel
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
16
Periode Pelayanan 1996 – 2001 Keputusan Konferensi Nasional IV GKII Kesatuan tanggal 9-13 Juli 1996 di Wisma Pantekosta,
Jakarta Utara, menetapkan dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII Kesatuan yang
KEEMPAT.
Penasihat
Penasihat Bidang Teologi : Pdt. DR. Matias Abai
Penasihat Bidang Organisasi : Drs. Philipus Gaing
Penasihat Bidang Hukum : Pdt. B.N. Tacoy, Sm.Hk.
Badan Pengurus
Ketua Umum : Pdt. Basthian Oubain, M.Div.
Wakil Ketua I : Pdt. Piet Kanter, M.Min.
Wakil Ketua II : Pdt. Abraham Darmaun, M.Div.
Sekretaris Umum : Pdt. Reinold Suwu, MA
Sekretaris I : Pdt. DR. Yunny Jones Akal
Sekretaris II : Drs. Arie Moningka, M.Sc.
Bendahara Umum : Ayub J.R. Daniel, MBA
Bendahara I : Drs. Jerry Ph. Wamea
Bendahara II : Pdt. Drs. Jerry Rumahlatu, M.Th.
Ketua Dept Penginjilan : Pdt. Piet Kanter, M.Min
Ketua Dept. Pendidikan : Ny. DR. Ruth F. Selan
Ketua Dept. Kelembagaan : Pdt. DR. Urbanus Selan
Ketua Dept. Sosial : Pdt. Piet Kanter, M.Min.
Ketua Dept. Litbang : Pdt. DR. Benny Giay
Ketua Dept. Pemuda : Pdt. Arlo W.J. Lolong, S.Th.
Ketua Dept. Perkawan : Ny. DR. Pdt. Magdalena Tomatala
Ketua Dept. PWJ : Pdt. DR. Sadrak Kurang
Ketua Dept. Dana : Soedjono Oesman
Anggota-Anggota
Ketua GKII Wilayah Papua : Pdt. John Gobay, S.Th.
Ketua GKII Wilayah InTim : Pdt. I Nyoman Enos, S.Th.
Ketua GKII Wilayah Sulut : Pdt. Berty Kambey, B.Th.
Ketua GKII Wilayah Kaltim : Pdt. Elly Djuk, M.Div.
Ketua GKII Wilayah Kalbar : Pdt. Dimianus Simson, M.Div.
Ketua GKII Wilayah Jasum : Pdt. Jan Jurun, S.Th.
Ketua GKII Kord Kalteng/sel : Pdt. Hareanto
Badan Pemeriksa Keuangan
Ketua : Peter Slamet Sugiarto, SE
Sekretaris : Ny. Esther Saniwa Pasorong, SE
Anggota : Pdt. DR. Drs. Max N. Sumaraw
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
17
Periode Pelayanan 2001 – 2006 Keputusan Konferensi Nasional V GKII Kesatuan tanggal 10-15 Juli 2001 di Pusdiklat TKI
Yayasan Darussalam, Makassar Sulsel, menetapkan dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII
Kesatuan yang KELIMA.
Ketua Umum : Pdt. DR. Yakob Tomatala
Ketua I : Pdt. DR. Sadrak Kurang
Ketua II : Pdt. Paul Paksoal, M.Div.
Sekretaris Umum : Pdt. George Marso Daniel, M.Div.
Sekretaris I : Pdt. Obed Nego Mauri
Sekretaris II : Drs. Arie Moningka, M.Sc.
Bendahara Umum : Jacob Darmaun
Bendahara I : Ny. Tien Banatau
Bendahara II : Victor Djoha
Ketua Dept. Perkauan : Pdt. DR. Magdalena Tomatala
Ketua Dept. Pemuda : Pdt. Leonard Sumule, MA
Ketua Dept. Anak-Remaja : Ev. Ivonne Petti Palar, S.Th.
Anggota Ex-Officio :
Ketua STT Jaffray Makassar : Pdt. DR. Sadrak Kurang
Rektor IFTKJ Jakarta : Pdt. DR. Yunny Jones Akal
Direktur Yay. Kalam Hidup : Pdt. John Darius Raya, Sm.Hk.
Ketua LP2KI2 : Soejono Oesman
Ketua YSKP GKII : Toto Setyoadi Murdiono
Ketua GKII Wilayah Papua : Pdt. John Gobay, S.Th/Pdt. Geradus Adi, M.Div.
Ketua GKII Wilayah Intim I : Pdt. Yohanes Hassan, S.PAK
Ketua GKII Wilayah Intim II : Pdt. I Nyoman Enos, MA
Ketua GKII Wilayah Sulut : Pdt. Berthy J. Kambey, B.Th.
Ketua GKII Wilayah Kaltim : Pdt. Elly Djuk, M.Div.
Ketua GKII Wilayah Kalbar : Pdt. Dimianus Simson, M.Div./Pdt. Sebinus Luther, MCL.
Ketua GKII Wil. Kalteng/Sel : Pdt. Hareanto
Ketua GKII Wilayah Jasum : Pdt. Jan Jurun, S.Th.
Penasihat-Penasihat
Ketua Badan Penasihat : Drs. Philipus Gaing
Penasihat Bidang Teologi & Agama : Pdt. Basthian Oubain, M.Div.
Pdt. Josias Tebay, S.Th.
Pdt. Charles Wesley Kamasi, S.Th.
Pdt. DR. Peter Anggu
Penasihat Bidang Hukum : Rudiyantho, SH
Penasihat Bidang Ekonomi & Pemb : Mesakh Abednego Dupe
Faisal Kusnan
Peter Slamet Sugiarto, SE
Ayub J.R. Daniel, MBA
Penasihat Bidang Pemerintahan, : Drs. Marthen Billa, MM
Sosial & Politik Pdt. DR. Drs. Benny Giay
Drs. Elyakim Simon Djalil
Pdt. DR. Drs. Max N. Sumaraw
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
18
Periode Pelayanan 2006 – 2011 Keputusan Konferensi Nasional VI GKII Kesatuan tanggal 20-24 Maret 2006 di Wisma Kinasih,
Caringin Bogor – Jawa Barat, menetapkan dan melantik Badan Pengurus Pusat GKII Kesatuan
yang KEENAM.
Ketua Umum : Pdt. Paul Paksoal, M.Div.
Ketua I : Pdt. DR. Yunny Jones Akal
Ketua II : Pdt. I Nyoman Enos, MA
Sekretaris Umum : Pdt. DR. George Marso Daniel
Sekretaris I : Timotius Tumbur Simbolon, SH
Sekretaris II : Pdt. John M. Gobay, M.Si.
Bendahara Umum : Jacob Darmaun, S.Th.
Bendahara I : Pdt. John Frans B. Pah, S.Th.
Bendahara II : Drs. Parris Paulus, MBA
Ketua Dept. Perempuan : Pdt. Priskila Paksoal, M.Div.
Ketua Dept. Pemuda : Ev. Selvester Melanton Tacoy, M.Div.
Ketua Dept. Anak-Remaja : Ev. Ivonne Petti Palar, MA
Ketua Dept. Profesional : dr. Franky Sientoro, Sp.A
Ketua Dept. Pria : Pdt. Charles Wesley Kamasi, S.Th.
Penasihat : Pdt. DR. Yakob Tomatala
Pdt. DR. Peter Anggu
Drs. Philipus Gaing
Anggota Ex-Officio :
Rektor IFTK Jaffray Jakarta : Pdt. DR. Drs. Jerry Rumahlattu
Ketua STFT Jaffray Makasar : Pdt. DR. Daniel Ronda
Ketua Yayasan/Direktur
Kalam Hidup, Bandung : Pdt. Robert Pesiwarissa, S.Th.
Ketua Yayasan Pangestu : Pdt. John Mellolo, M.Div.
Ketua Yayasan Pend.Jaffray : Ny. Merry Mulyadi Chandra, SE
Ketua YSKP GKII : Toto Setyoadi Murdiono
Ketua LP2KI2 : dr. Franky Sientoro, Sp.A
Ketua GKII Wilayah Papua I : Pdt. Karel Maniani, S.Th.
Ketua GKII Wilayah Papua II: Pdt. Niko Wakerkwa, S.Th.
Ketua GKII Wil. Papua III : Pdt. Yahuda Bunay, MA
Ketua GKII Wilayah Kaltim : Pdt. Loly Dungau, M.Th./Pdt. Luther Ujung, M.Th.
Ketua GKII Wilayah Kalbar : Pdt. Sebinus Luther, MCL
Ketua GKII Wilayah Jasum : Pdt. Reinold Suwu, MA
Ketua GKII Wilayah Intim I : Pdt. Yohanes Hassan, S.PAK
Ketua GKII Wilayah Intim II : Pdt. Zadrak J. Dupe, MA
Ketua GKII Wilayah Sulut : Pdt. Berthy J. Kambey, MA
Ketua GKII Wil.Kalteng/sel : Pdt. Hussain Shahz Diman
Ringkasan Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia – Anggota PGI ke-85; Anggota PGLII ke-5
Dirangkum oleh DR. George M. Daniel – Sekretaris Umum GKII pada HUT GKII ke-80 (10/2/2008)
19
Pada Usianya yang ke-80 tahun,
tepatnya pada tanggal 10 Februari 2008
Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang berpusat di Jalan Jambrut No. 24.
(Kramat VIII) Jakarta Pusat 10430 – dengan 10 Wilayah Pelayanan; Papua I, Papua
II, Papua III, Sulawesi Utara, Indonesia Timur I, Indonesia Timur II, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah/Selatan,
dan Jawa- Sumatera.
BERKOMITMEN untuk terus melayani dan bekerja untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus – Raja
yang segera datang. Sebagai wujud dari semangat bersama untuk memberitakan
Injil, pada periode pelayanan 2006 – 2011 disepakati bersama Tema dan sub-tema
nasional seperti di bawah ini:
THEMA NASIONAL:
”TRANSFORMASI DUNIA DENGAN KUASA KRISTUS YANG BANGKIT”
(WAHYU 21 : 5).
SUB-THEMA:
”GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA DENGAN ROH YANG MENYALA-
NYALA SIAP MENJADI ALAT PEMBAHARUAN UNTUK MEMBAWA
SEJAHTERA DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN”
Silahkan Mengunjungi Kantor Pusat Gereja Kemah Injil Indonesia melalui alamat berikut ini:
Jln. Jambrut (Kramat VIII) No. 24 Jakarta Pusat 10430; Telepon +62 21-31902510;
Fax.: +62 21-3142148; E-mail: [email protected] – Website: http://www.kemah-injil.org
Alamat-alamat GKII aras Wilayah
GKII Wilayah Kaltim: Jl. Tekukur No. 76 Samarinda, Telp. 0541–733447; GKII Wilayah
Kalbar: Jln. Imam Bonjol Kompleks Waduk No. 47 Pontianak 78122, Telp. 0561 – 582904;
GKII Wilayah Intim I: Jln. Perintis Kemerdekaan 14 No. 9 Km. 11 Tamalanrea MAKASSAR
90245, Telp. 0411 – 581664; GKII Wilayah Intim II: Jln. Eltari II No. 85 KUPANG, NTT
85111, Telp. 0361 – 772855; GKII Wilayah Sulawesi Utara: Kompleks Sapta Marga V/50
Ranomut Manado 95128, Telp. 0431 – 857208; GKII Wilayah Jawa Sumatera: Jl. Balet Blok
M No. 1 BCS Kelapa Gading, Jakarta 14240, Telp. 021 – 4526391; GKII Wilayah Kalteng/Sel:
Jln. Anggrek No. 19/21 RT 20 Muara Teweh 73811, Telp. 0519 – 23430,. ; GKII Wilayah
Papua I: Jl. Sam Ratulangi No. 13 Jayapura, Telp. 0967 – 532053; GKII Wilayah Papua II:
Office PHMC Dept., Kuala Kencana Timika, Telp. 0813 44239914; GKII Wilayah Papua III:
d/a. Pdt. John M. Gobay, M.Si., Jl. Gereja MORIA No. 70 Kotaraja Dalam Jayapura, Telp.
081342265914;