draft isi laporan

132
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap teknologi pasti akan terus berkembang dan menciptakan teknologi-teknologi terbaru yang lebih canggih. Begitu pula dengan mesin AC yang semakin lama semakin canggih dan mengalami banyak sekali perubahan dalam sistem maupun komponen-komponen yang digunakan. Namun setiap perkembangan teknologi selalu terdapat benang merah yang saling berhubungan antar perkembangan teknologi, yang diantaranya prinsip kerja, sistem kontrol, fungsi utama sistem, dan lainnya. Dalam laporan ini tertulis hasil dari pembelajaran mahasiswa- mahasiswa RTU UPI mengenai sistem kelistrikan mesin pendingin yang disimulasikan sebaik mungkin untuk mendapatkan pemahaman dasar sistem kelistrikan yang nantinya akan dapat terus terpakai di dunia luar. Sistem kelistrikan setiap produk mesin pendingin berbeda-beda, namun dengan memahami prinsip dasarnya mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Oleh karena itu, dipelajarilah mata kuliah Sistem Kelistrikan Refrigerasi dan Tata Udara ini untuk menambah kemampuan mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan di bidang kelistrikan. Laporan ini disusun sebagai bukti hasil belajar secara teori maupun praktik oleh penyusun dan merupakan 1

Upload: muhamad-ali-sodikin

Post on 24-Sep-2015

78 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kelistrikan RTU

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap teknologi pasti akan terus berkembang dan menciptakan teknologi-teknologi terbaru yang lebih canggih. Begitu pula dengan mesin AC yang semakin lama semakin canggih dan mengalami banyak sekali perubahan dalam sistem maupun komponen-komponen yang digunakan. Namun setiap perkembangan teknologi selalu terdapat benang merah yang saling berhubungan antar perkembangan teknologi, yang diantaranya prinsip kerja, sistem kontrol, fungsi utama sistem, dan lainnya. Dalam laporan ini tertulis hasil dari pembelajaran mahasiswa-mahasiswa RTU UPI mengenai sistem kelistrikan mesin pendingin yang disimulasikan sebaik mungkin untuk mendapatkan pemahaman dasar sistem kelistrikan yang nantinya akan dapat terus terpakai di dunia luar. Sistem kelistrikan setiap produk mesin pendingin berbeda-beda, namun dengan memahami prinsip dasarnya mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Oleh karena itu, dipelajarilah mata kuliah Sistem Kelistrikan Refrigerasi dan Tata Udara ini untuk menambah kemampuan mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan di bidang kelistrikan. Laporan ini disusun sebagai bukti hasil belajar secara teori maupun praktik oleh penyusun dan merupakan salah satu prasyarat kelulusan untuk mata kuliah Sistem Kelistrikan Refrigerasi dan Tata Udara.

B. Tujuan Memahami prinsip kerja dan fungsi setiap komponen kelistrikan yang ada bidang Refrigerasi dan Tata Udara serta hasil yang didapatkan oleh keseluruhan sistem dari setiap komponen tersebut.

BAB IILANDASAN TEORISaklar ToggleSaklar togel merupakan salah satu jenis saklar yang memiliki 2 arah kontak ON. Saklar togel memiliki beberapa aneka bentuk, tergantung banyaknya pole yang dimiliki. Sebagai contoh gambar 1 yang merupakan lambang saklar togel dengan 1 pole (SPDT), gambar 2 merupakan lambang saklar togel dengan 2 pole (DPDT), dan gambar 3 merupakan lambang saklar togel dengan 3 pole (TPDT).

Gb. Saklar Togel dengan 1 pole, 2 pole dan 3 pole.

SaklarSaklar adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik. Bentuk dan jenis saklar beragam sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berikut gambar cara kerja beberapa jenis saklar :

Gb. Aneka Jenis Saklar

FuseFuse/Sekring adalah alat pembatas arus listrik yang berfungsi untuk pengaman apabila penghantar kelebihan arus atau kenaikan arus. Di setiap sekring pengaman terdapat seutas kawat yang mempunyai harga arus tertentu, apabila arus tersebut melebihi harga arus kawat tersebut maka kawat akan terputus. Sekring dalam instalasi kelistrikan biasanya digambarkan dengan kotak persegi panjang yang diarsir penuh,

Gb. Sekring PengamanMemilih sebuah sekring pengaman harus disesuaikan dengan pemakaian arus listrik, dimana sekring harus 20 30% lebih kuat dari arus maksimum yang mengalir. Kawat atau kabel dan sekring pengaman harus disesuaikan dengan kekuatan arus yang mengalir pada instalasi tersebut. Terdapat pula suatu alat pengaman listrik yang bernama Mini Circuit Breaker (MCB) yang sering digunakan untuk instalasi perumahan. Berikut gambar dari MCB tersebut :

Gambar 6. Mini Circuit Breaker (MCB)

Kabel Kabel merupakan alat untuk menghantarkan listrik (penghantar listrik). Penghantar listrik yang baik adalah semua logam dan penghantar listrik yang paling baik adalah tembaga yang sering digunakan untuk alat sistem kelistrikan. Penghantar listrik dari baja digunakan untuk kawat tegangan tinggi. Sementara itu, bahan seperti : karet, busa, plastik, kayu, gabus digunakan sebagai bahan penyekat atau isolasi. Penampang kabel listrik dapat dilihat pada Gambar 7.

TembagaPlastikpenghantar arusbahan penyekat (isolasi)Gb. Penampang kabelPenggunaan kabel harus sesuai dengan kebutuhan, jika kawat terlalu tebal maka biayanya akan mahal dan bila kawat terlalu kecil/tipis maka akan mudah panas sehingga akan menimbulkan bahaya kebakaran. Tabel 1 akan memperlihatkan kekuatan maksimum arus listrik (Ampere) yang bisa diterima kawat tembaga dalam ukuran luas tertentu (mm2). Tabel. 1. Perbandingan luas penampang kawat dan kekuatan maksimum arusLuas penampangKawat tembaga(mm2)Maksimum Arus(Ampere)

Luas penampangKawat tembaga(mm2)Maksimum Arus(Ampere)

1101650

1,5152580

2,52035100

42550125

63570150

105095200

Arus yang masuk disebut PHASA dan digambarkan dengan garis lurus penuh. Sedangkan arus yang keluar disebut PENGHANTAR NOL dan digambarkan dengan garis terputus-putus. Pada instalasi listrik kabel-kabel ini diberi warna sebagai kode yang sesuai dengan fungsinya yaitu :~ Phasa berwarna : Merah, Biru dan Hitam~ Penghantar nol : Kuning~ Masa: Kuning bergaris hijau

Gb. Kabel NYA tunggal

KontaktorKontaktor (contactor) adalah alat untuk membuka dan menutup satu atau beberapa kontak yang digerakan oleh koil atau solenoid atau kumparan. Kontaktor disusun terdiri dari komponen yaitu kontak dan kumparan/koil/solenoid. Kontak berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Kumparan/koil/solenoid jika diberi daya akan menjadi medan magnet yang akan membuka atau menutup kontak. Kumparan kontaktor biasanya hanya untuk satu phasa. Prinsip kerja kontaktor yaitu apabila kumparan diberi arus listrik maka akan terjadi medan magnet yang akan menarik tuas sehingga akan menghubungkan kontak. Kontak yang tidak terhubung saat kontaktor tidak bekerja disebut Normaly Open (NO) dan kontak yang terhubung saat kontaktor tidak bekerja disebut Normaly Close (NC). Kontaktor tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Ada kontaktor yang hanya NO saja dan ada yang gabungan antara NO dan NC, bahkan ada yang dilengkapi dengan pengaman bimetal.Kontaktor digunakan secara luas pada sistem air conditioning, refrigerasi atau heater, terutama untuk sistem pengontrol. Kontaktor biasanya digunakan untuk menghantarkan arus listrik yang besar yaitu 20 Ampere atau lebih sedangkan relay digunakan untuk menghantarkan arus listrik dibawah 20 Ampere.

Gambar 10. Kontaktor

TimerTimer adalah alat yang berfungsi untuk mengatur perpindahan antara defrost dan tidak defrost. Timer bekerja berdasarkan motor listrik yang akan berputar seperti jam. Pada timer terdapat dua piringan pengatur waktu yaitu piringan yang bawah (besar) pengatur waktu terjadinya defrost selama 24 jam. Sedangkan piringan yang atas (kecil) adalah pengatur waktu lamanya defrost dengan satuan menit. Waktu untuk defrost dapat diatur sesuai dengan kapasitas mesin pendingin dan kebutuhan untuk mencairkan bunga es di evaporator. Sedangkan pengatur waktu untuk lamanya defrost dapat diatur dan disesuaikan dengan sistem pendingin dan jumlah bunga es yang terbentuk di evaporator. Waktu lamanya defrost juga harus disesuaikan dengan alat pendefrost yaitu dengan fan, heater atau dengan hot gas.

Gb. Timer paragon

Time RelayRelay atau saklar magnetik yaitu alat untuk membuka dan menutup satu atau lebih kontak untuk menghantarkan arus listrik. Relay dan kontaktor mempunyai prinsip kerja dan komponen yang sama. Pada keadaan normal, kontak tersebut pada umumnya terbuka (Normally Open). Relay biasanya digunakan untuk arus listrik yang kecil sehingga kumparannya juga berukuran kecil. Relay digunakan untuk menghantarkan arus listrik kurang dari 20 Ampere. Relay banyak digunakan untuk sistem pendingin atau pemanas, terutama untuk rangkaian kontrol. Relay ada juga yang dilengkapi dengan pengaturan waktu (time relay). Relay dapat pula digunakan untuk Pilot Duty, yaitu alat untuk mengontrol relay dan kontaktor lain.

Gb. Time RelaySolenoid ValveSolenoid adalah alat yang bekerja berdasarkan medan magnet dan banyak digunakan dalam sistim kelistrikan seperti : relay atau katup. Solenoid valve atau katup solenoid adalah katup yang dapat membuka dan menutup, menghentikan dan mengalirkan aliran. Fungsi lain dari solenoid valve yaitu untuk hot gas valve, reversing valve solenoid dan liquid line valve.

Gb. Solenoid ValveHLPPressure switch digunakan untuk mengontrol tekanan di dalam sistem. Pressure switch adalah alat untuk membuka dan menutup sejumlah kontak ketika tekanan pada diapragma switch yang telah ditentukan. High pressure switch disambungkan pada sisi discharge dari sistem untuk mengontrol tekanan discharge. Low pressure switch disambungkan pada sisi suction dari sistem untuk mengontrol tekanan suction. Pressure switch dapat digunakan sebagai alat pengaman., sebagai pengontrol utama operasi, atau dioperasikan dengan alat lain dalams atu sistem.Dua tipe pressure switch yang banyak digunakan di industri pada saat sekarang. Non-adjustable pressure switch yaitu switch yang tidak dapat diatur digunakan pada banyak pabrik untuk mencegah tekanan yang telah diset dari perubahan. Adjustable presure switch yaitu switch yang dapat diatur digunakan untuk berbagai keperluan khusus yang mungkin timbul. Adjustable pressure switch biasanya dipakai untuk benda yang bisa diganti oleh pressure switch. Pressure switch dibedakan menjadi dua macam yaitu low pressure dan high pressure. Switch tersebut dapat membuka atau menutup apabila terjadi kenaikan tekanan atau penurunan tekanan. Pressure switch dapat sendiri-sendiri antara low dan high tetapi dapat bersatu dalam satu paket antara low dan high.High pressure switch biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk menjaga kompresor dan sistem dari tekanan yang lebih tinggi pada discharge. High pressure switch digunakan sebagai kontrol pengaman yang harus membuka jika tekanan naik untuk menjaga peralatan agar tidak rusak. High pressure di set sebagai switch harus sesuai dengan jenis refrijeran dalam sistem. Setting high presssure switch untuk freon 12 akan berbeda dengan setting untuk freon 22.Low pressure switch digunakan sebagai alat pengaman, alat pengontrol operasi dan alat untuk mengoperasikan komponen lain pada tekanan suction dari sistem. Semua low pressure switch disambungkan pad sisi suction dari sistem refrigerasi. Low suction pressure dapat merusak kompresor. Low pressur switch digunakan sebagai alat pengaman untuk menjaga kerusakan pada sistem, ketika tekanan suction turun di bawah titik yang telah ditentukan sebelumnya.Jika low pressure switch membuka, maka akan menghentikan rangkaian kontrol untuk kompresor. Low pressure switch dapat juga digunakan sebagai pengontrol operasi pada sistem dengan setting tekanan yang disesuaikan dengan setting temperatur. Setting yang baik untuk low pressure switch yang dikontrol oleh temperatur.

Gb. High Low Pressure (HLP)

Fan EvaporatorVentilator yaitu suatu alat yang digunakan untuk membantu memanaskan, mendinginkan dan mensirkulasikan udara. Ventilator dibagi dua macam yaitu ventilator tanpa kipas (fan) dan ventilator dengan kipas (fan). Pada sistem pendingin ventilator yang digunakan biasanya menggunakan kipas. Kipas (fan) ventilator digerakan oleh motor listrik. Fan ventilator evaporator berfungsi untuk mensirkulasikan atau menghembuskan udara dingin ke ruangan pendingin. Fan ventilator juga dapat digunakan untuk mencairkan bunga es (defrost).

Gb. Evaporator Ventilator (Blower)

Fan CondenserPada kondenser fan ventilator berfungsi untuk mempercepat pertukaran panas di kondenser sehingga refrigeran yang berbentuk uap dapat cepat berubah wujud menjadi cair.

Gb. Fan Kondensor

DTFDDTFDT bekerja secara otomatis akan menjalankan kompresor sesudah semua es mencair, tidak tergantung pada waktu defrost (pencairan) yang telah ditentukan oleh timer.DTFDT ini dipasang pada bagian atas evaporator dan dapat dipasang sebuah thermostat pengaman panas (over heat security thermostat) yang akan mematikan defrost heater bila evaporator terlalu panas karena sesuatu yang kurang beres.DTFD Thermostat adalah sebuah thermostat dengan tiga buah kontak yang biasanya telah diatur dari pabrik dengan nilai +30 C sampai 20 C. Artinya DTFD akan menjalankan kompresor bila evaporator mencapai suhu +30 C sesudah pencairan bunga es, walaupun waktu pencairan (defrost) dari timer seharusnya masih berlangsung. Evaporator akan menjadi dingin dan bila semua sisa air membeku, pada 20 C, DTFD akan menjalankan kipas.

Gb. Defrost Termination and Fan Delay (DTFD)

ThermometerThermometer merupakan alat yang berfungsi untuk menunjukan temperatur yang ada di suatu tempat. Thermometer memiliki banyak sekali model dan fungsinya, tergantung dari kegunaannya. Beberapa thermometer yang sering ditemui adalah thermometer payung analog yang sering digunakan untuk mengukur temperatur pada suatu fluida atau benda. Ada pula thermometer digital infrared yang digunakan untuk mengukur temperatur suatu benda dengan menembakkan sinar infrared dari suatu jarak tertentu dari benda tersebut. Selain itu terdapat pula thermometer digital untuk ruangan yang sering dipasang di dinding bangunan untuk mengetahui temperatur udara sekitar. Dan yang terakhir thermometer digital untuk suhu tubuh yang digunakan untuk mengetahui temperatur suhu tubuh oleh para perawat maupun orang-orang bidang kesehatan lainnya. Masih terdapat beberapa thermometer lainnya yang memiliki fungsi dan modelnya tersendiri.

Gb. Thermometer payung dan thermometer ruangan

Oil Pressure SwitchOil safety control merupakan alat penting dalam sistem pendingin komersial dan industri sebagai alat pelengkap pengaman untuk kompresor pada waktu tekanan oli menurun. Kompresor besar menggunakan sistem tekanan oli yang harus dijaga agar memberikan jaminan tekanan oli yang tepat dan baik untuk kompresor. Pembacaan yang baik pada tekanan oli kompresor, kita harus mengurangi tekanan suction dari tekanan oli untuk mendapatkan tekanan oli yang sesungguhnya, sebab tekanan suction mendesak tekanan oli di dalam crankcase. Penyambungan tekan pada oil safety switch harus dihubungkan pada sisi kiri tekan oli pada kompresor dan dihubungkan pada suction atau tekanan crankcase. Penyambungan tekanan pada oil safety switch akan mentransfer tekanan oli sesungguhnya ke pengontrol oleh beberapa tipe tuas mekanik untuk membuka dan menutup kontak, yang bergantung pada setting tekanan oli. Oil safety switch didesain dapat digabung dengan time delay sehingga tekanan oli akan dipasang di dalam kompresor setelah kompresor dijalankan. Bila kompresor bekerja, time delay switch dalam oil safety control juga bekerja. Jika tekanan oli tidak mencapai level tertentu selama periode time delay, maka rangkaian kontrol tidak akan bekerja. Jika tekanan oli mencapai tekanan yang ditentukan, time delay switch akan melepas dari rangkaian dan kompresor terus bekerja. Time delay switch bukan hanya pemanas yang akan membuka bimetal setelah periode time delay.

HygrostatMerupakan suatu alat pengontrol kelembaban dengan menurunkan temperatur udara sekitar sehingga uap air yang ada di udara tersebut dapat berkondensasi dan dan berkumpul di bagian drainase dan dibuang. Umumnya hygrostat dipasang di sistem AC pada bagian evaporator agar dapat mengurangi kadar kelembaban udara di dalam ruangan.

Gb. Hygrostat.

HygrometerAlat yang digunakan untuk mengetahui kadar uap air yang ada di udara dengan memanfaatkan massa kadar uap air yang ada di udara yang menempel pada gulungan beberapa helai benang tipis.

Gb. Hygrometer (kiri). Prinsip dasar hygrometer (kanan).

Electric DefrostMerupakan alat yang digunakan untuk memanaskan permukaan evaporator sehingga dapat mempercepat jalannya defrost, dengan memanfaatkan energi listrik yang dikonversi ke energi kalor.

Gb. Electric defrost

Door HeaterDoor heater yaitu suatu alat pemanas listrik yang dipasang di pintu pada sistem refrigerasi yang besar. Door heater berfungsi agar pintu refrigerasi tidak ikut membeku pada proses pendinginan sehingga pintu akan mudah untuk dibuka. Door heater biasanya hanya satu phasa dan dipasang sepanjang pintu selama proses pendinginan berjalan.

BAB IIIPRAKTIKUM PENGAWATANA. Job 1. Simple Air Conditioning Systema. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 3 buah MCB 2 buah kontaktor 3 buah saklar 3 buah fitting lampu 3 buah lampu Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 1) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 2 buah kontaktor dan 3 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Fan Evaporator, dan Solenoid Valve (SV).Prinsip kerja dalam rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON) maka arus listrik dari PLN akan mengalir dan terbagi ke 2 arah, yaitu menuju Thermostat dan kumparan kontaktor 2. Arus listrik yang mengalir ke Thermostat dan akan dialirkan lagi menuju HLP yang kemudian masuk ke kumparan kontaktor 1.Kumparan kontaktor 1 yang kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju compressor dan solenoid valve sehingga sistem refrigerasi dapat beroperasi. Selain itu, arus listrik yang mengalir dari saklar utama menuju kumparan kontaktor 2 Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Fan Evaporator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi baik (beroperasi/ON).Ketika kondisi beban telah sesuai dengan kebutuhan, maka Thermostat akan bereaksi dengan memutus arus listrik menuju HLP dan kumparan kontaktor 1 yang tentunya akan membuat tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Open kembali, sehingga mengakibatkan arus listrik dari PLN tidak dapat mengalir menuju compressor dan solenoid valve. Karena solenoid valve tidak mendapatkan arus listrik, maka katupnya akan tertutup kembali sehingga aliran refrigeran akan tersumbat dan terjadi perbedaan tekanan refrigeran di bagian suction dan discharge. Ketika terjadi perbedaan tekanan tersebut maka HLP akan dalam kondisi non aktif (Open) dan belum dapat mengalirkan arus listrik ke kumparan kontaktor 1. Dalam kondisi inilah rangkaian dinyatakan OFF (terkecuali untuk Fan Evaporator yang bekerja terus untuk mengeluarkan udara dingin keluar ruangan)Jika temperatur kembali normal, maka Thermostat akan aktif (Close) kembali dan mengalirkan arus listrik ke HLP yang diteruskan ke kumparan kontaktor 1. Sehingga arus listrik dapat mengalir kembali ke compressor dan solenoid valve dan rangkaian bekerja kembali.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

RANGKAIAN SIMPLE AIR CONDITIONING SYSTEMCompresor Fan EvaporatorTh HLPK.1K.2K.1K.2Job No. 1VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatRangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

RANGKAIAN UTAMASIMPLE AIR CONDITIONING SYSTEMCompresor Fan EvaporatorK.1K.2Job No. 1aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

RANGKAIAN KONTROLSIMPLE AIR CONDITIONING SYSTEMSVTh HLPK.1Job No. 1bVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Job 2. Simple Air Conditioning System with Pump Down Controla. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning System with Pump Down Control. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning System with Pump Down Control.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 3 buah MCB 2 buah kontaktor 3 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianPrinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir dan terbagi ke dalam 2 arah aliran, yaitu menuju Thermostat dan HLP. Arus listrik yang mengalir ke Thermostat akan dialirkan lagi ke Solenoid Valve, sehingga katup aliran refrigeran dari solenoid valve akan terbuka. Di sisi lain, aliran listrik yang mengalir ke HLP akan diteruskan kembali dan terbagi menjadi 2 arah aliran lagi, yaitu menuju kumparan kontaktor 1 dan yang satunya lagi menuju kumparan kontaktor 2. Kumparan kontaktor 1 yang kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor dan Kondensor Ventilator sehingga sistem refrigerasi dapat beroperasi. Selain itu, arus listrik yang mengalir dari HLP menuju kumparan kontaktor 2 mengakibatkan kumparan kontaktor 2 memiliki medan magnet dan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Ketika temperatur beban telah sesuai dengan kebutuhan, maka Thermostat akan bereaksi dengan memutus arus listrik menuju Solenoid Valve. Karena Solenoid Valve tidak mendapatkan arus Listrik, maka katupnya akan tertutup kembali sehingga aliran refrigeran akan tersumbat dan terjadi perbedaan tekanan refrigeran di bagian suction dan discharge. Ketika terjadi perbedaan tekanan tersebut maka HLP akan dalam kondisi non aktif (Open) dan menghentikan arus listrik yang akan mengalir menuju kumparan kontaktor 1 dan kumparan kontaktor 2. Karena kumparan kontaktor 1 dan kumparan kontaktor 2 tidak mendapatkan arus listrik, maka medan magnet yang menarik tuas-tuas Normally Open akan hilang sehingga tuas-tuas Normally Open pada kedua kontaktor akan kembali open dan listrik dari PLN tidak bisa mengalir ke Compressor, Kondensor Ventilator, dan Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah rangkaian dinyatakan Pump Down.Jika temperatur kembali normal, maka Thermostat akan aktif (Close) kembali dan mengalirkan arus listrik ke Solenoid Valve. Karena Solenoid Valve mendapatkan kembali arus listrik, maka katup Solenoid Valve tersebut akan terbuka kembali dan aliran refrigeran yang tersumbat tadi dapat kembali normal. Karena sudah tidak terdapat perbedaan tekanan yang sangat signifikan di saluran suction dan discharge, maka HLP akan aktif (ON/Close) kembali dan dapat mengalirkan arus listrik menuju kumparan kontaktor 1 dan kumparan kontaktor 2. Tuas-tuas Normally Open yang ada di kedua kontaktor tersebut akan berubah menjadi Close karena kumparan kedua kontaktor tersebut yang mendapatkan arus listrik akan memiliki medan magnet dan menarik semua tuas-tuas NO tersebut. Oleh karena itu, arus listrik dapat mengalir kembali ke Compressor, Kondensor Ventilator dan Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah rangkaian tersebut dinyatakan dalam kondisi selesai pump down.

g. Gambar Kerja.Rangkaian kelistrikan (full)

RANGKAIAN SYSTEM SIMPLE AC SYSTEM WITH PUMP DOWN CONTROL K1 K2Th HLPSVCompressor Evaporator Ventilator Kondenser Ventilator Job No. 2VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

Job No.2aRANGKAIAN UTAMA SIMPLE AC SYSTEM WITH PUMP DOWN CONTROL K.1 K.2VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatCompressor 4 Evaporator Ventilator 2 Kondenser Ventilator

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

RANGKAIAN KONTROL SIMPLE ACSYSTEM WITH PUMP DOMN CONTROL K.1 K.2Th HLPJob. No.2bVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatSV

B. Job 3. Refrigeration System Defrosted by Ventilatora. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System Defrosted by Ventilator. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System Defrosted by Ventilator.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 3 buah MCB 2 buah kontaktor 3 buah saklar 3 buah fitting lampu 3 buah lampu Paragon (timer) Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 3) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 2 buah kontaktor dan sebuah timer paragon. Terdapat pula 3 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, dan Solenoid Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir dan terbagi ke dalam 2 arah aliran, yaitu menuju terminal 2 Timer Paragon dan salah satu tuas Normally Open kontaktor 1. Arus listrik yang mengalir dari terminal 2 timer paragon akan dihubungkan langsung ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke HLP dan Thermostat yang berikutnya mengalir ke Solenoid Valve sehingga katup solenoid valve membuka. Selain masuk ke solenoid valve, arus listrik yang berasal dari thermostat pun mengalir menuju kumparan kontaktor 1. Kumparan kontaktor 1 yang kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor sehingga sistem refrigerasi dapat beroperasi. Selain itu, arus listrik yang mengalir dari saklar utama yang tadi mengalami percabangan aliran dan masuk ke salah satu tuas Normally Open kontaktor 1 dapat mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 2. Akibatnya kumparan kontaktor 2 memiliki medan magnet dan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka segala bentuk pengaturan defrost akan diatur terlebih dahulu melalui timer ini, sedangkan thermostat hanya merupakan alat kontrol lain yang akan mematikan (OFF) sistem jika temperatur sudah terlalu dingin dan waktu untuk defrost belum tercapai oleh timer. Ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, maka saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 2 dan dengan medan magnet yang muncul dari kumparan tersebut, maka tuas-tuas Normally Open tetap dalam keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN masih dapat terus mengalir menuju Evaporator Ventilator. Evaporator Ventilator inilah yang merupakan alat mempercepat jalannya defrost. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 3 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju kumparan kontaktor 1 sehingga arus dari PLN tidak dapat mengalir menuju Compressor dan Evaporator Ventilator. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 1 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju compressor dan evaporator ventilator. HLP disini akan memutus arus listrik jika terjadi perbedaan tekanan yang cukup tinggi di dalam sistem dan diluar dari batas pensettingan HLP tersebut. Di dalam rangkaian ini, ketika Solenoid valve tidak mendapatkan arus listriklah yang menyebabkan HLP akan langsung memutus arus.Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatREFRIGERATION SYSTEM DEFROSTEDBY VENTILATOREvaporator Ventilator SVTh TimerK.1 K.2 HLPCompresor Job No.3M1423

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

Evaporator Ventilator K.1 K.2 Compresor Job No.3aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatRANGKAIAN UTAMAREFRIGERATION SYSTEM DEFROSTEDBY VENTILATOR

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

M1423Job No.3bRANGKAIAN KONTROLREFRIGERATION SYSTEM DEFROSTEDBY VENTILATOR SVTh TimerK.1 K.2 HLPVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

C. Job 4. Refrigeration System Defrosted by Ventilator and Pump Down Controla. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System Defrosted by Ventilator and Pump Down Control. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System Defrosted by Ventilator and Pump Down Control.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 3 buah MCB 2 buah kontaktor 3 buah saklar 3 buah fitting lampu 3 buah lampu Paragon (timer) Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 4) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 2 buah kontaktor dan 3 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, dan Soleniod Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir dan terbagi ke dalam 3 arah aliran, yaitu menuju terminal 2 Timer Paragon, HLP dan salah satu tuas Normally Open kontaktor 1. Arus listrik yang mengalir dari terminal 2 timer paragon akan dihubungkan langsung ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke Thermostat yang berikutnya mengalir ke Solenoid Valve sehingga katup solenoid valve membuka. Karena katup Solenoid Valve membuka dan tekanan refrigeran menjadi normal, maka HLP akan meneruskan aliran listrik menuju kumparan kontaktor 1. Kumparan kontaktor 1 yang kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor sehingga sistem refrigerasi dapat beroperasi. Selain itu, arus listrik yang mengalir dari saklar utama yang tadi mengalami percabangan aliran dan masuk ke salah satu tuas Normally Open kontaktor 1 dapat mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 2. Akibatnya kumparan kontaktor 2 memiliki medan magnet dan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka segala bentuk pengaturan defrost akan diatur terlebih dahulu melalui timer ini, sedangkan thermostat hanya merupakan alat kontrol lain yang akan mematikan (OFF) sistem jika temperatur sudah terlalu dingin dan waktu untuk defrost belum tercapai oleh timer. Ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, maka saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 2 dan dengan medan magnet yang muncul dari kumparan tersebut, maka tuas-tuas Normally Open tetap dalam keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN masih dapat terus mengalir menuju Evaporator Ventilator. Evaporator Ventilator inilah yang merupakan alat mempercepat jalannya defrost. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka Solenoid valve akan menutup katupnya dan menimbulkan kenaikan tekanan pada saluran discharge dan penurunan tekanan refrigeran pada saluran suction. Hal tersebut menyebabkan arus yang mengalir menuju kumparan kontaktor 1 akan diputus HLP dan Compressor akan mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 4 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju Solenoid Valve. Solenoid valve akan menutup katupnya dan menimbulkan kenaikan tekanan pada saluran discharge dan penurunan tekanan refrigeran pada saluran suction. Hal tersebut menyebabkan arus yang mengalir menuju kumparan kontaktor 1 akan diputus HLP dan Compressor akan mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju Solenoid Valve sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju compressor dan evaporator ventilator.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

M1423 REFRIGERATION SYSTEM DEFROSTED BY VENTILATOR AND PUMP DOWN CONTROLK. 2Compresor K. 1SVTh Evaporator Ventilator TimerHLPJob No.4VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

K. 2Compresor K. 12 Evaporator Ventilator Job No. 4aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatRANGKAIAN UTAMA REFRIGERATION SYSTEM DEFROSTED BY VENTILATOR AND PUMP DOWN CONTROL

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

M1423RANGKAIAN KONTROL REFRIGERATION SYSTEM DEFROSTED BY VENTILATOR AND PUMP DOWN CONTROLK. 2K. 1SVTh TimerHLPJob No. 4bVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

D. Job 5. Refrigeration System with Electric Defrosta. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 3 buah kontaktor 3 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Paragon (timer) Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 5) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 3 buah kontaktor dan 4 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, Defrost Heater, dan Soleniod Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir menuju terminal 2 Timer Paragon hingga ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke HLP dan Thermostat yang berikutnya mengalir ke kumparan Kontaktor 2 dan kumparan Kontaktor 3. Kumparan kontaktor 2 dan kontaktor 3 yang kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka segala bentuk pengaturan defrost akan diatur terlebih dahulu melalui timer ini, sedangkan thermostat hanya merupakan alat kontrol lain yang akan mematikan (OFF) sistem jika temperatur sudah terlalu dingin dan waktu untuk defrost belum tercapai oleh timer. Ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, maka saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 1 dan dengan medan magnet yang muncul dari kumparan tersebut, maka tuas-tuas Normally Open tetap dalam keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Defrost Heater. Defrost Heater inilah yang merupakan alat mempercepat jalannya defrost. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka HLP dan Thermostat, kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 tidak mendapatkan arus listrik. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 5 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator. Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

M1423K.1 K.2 K.3 Th Defrost Heater 2 Evaporator Ventilator REFRIGERATION SYSTEM WITHELECTRIC DEFROST Compresor HLPJob No.5SVVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

K.1 K.2 K.3 DefrostHeater Evaporator Ventilator RANGKAIAN UTAMAREFRIGERATION SYSTEM WITHELECTRIC DEFROST Compresor Job No. 5aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

M1423K.1 K.2 K.3 Th RANGKAIAN KONTROLREFRIGERATION SYSTEM WITHELECTRIC DEFROST HLPSVVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatJob No. 5b

E. Job 6. Refrigeration System with Electric Defrost and Ventilator Start Delaya. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost and Ventilator Start Delay. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost and Ventilator Start Delay.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 3 buah kontaktor 3 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Paragon (timer) Time relay Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 6) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 3 buah kontaktor, 1 buah TDR dan Fittingnya sebagai simulator Time Relay, 1 buah timer paragon dan 5 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, Door Heater, Defrost Heater, dan Soleniod Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir menuju terminal 2 Timer Paragon hingga ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke Thermostat dan HLP yang berikutnya mengalir ke kumparan Kontaktor 2. Selain itu, terjadi pembagian aliran listrik setelah komponen Thermostat sebanyak 3 aliran. Aliran yang pertama mengalir ke salah satu terminal yang ada di time relay (anggap terminal nomor 1) yang apabila terminal tersebut terhubung (Close) dengan terminal pasangannya (anggap terminal nomor 3) maka aliran tersebut akan mengalir ke kumparan kontaktor 3. Namun, karena terhubungnya terminal 1 dan 3 diatur oleh kumparan di time relay (anggap sumber phasa merupakan nomor 2 dan sumber nol merupakan nomor 7), maka perlu ada sumber phasa dan nol yang mengalir ke sumber nomor 2 dan 7 tadi. Sedangkan aliran listrik kedua yang terbagi tadi mengalir menuju salah satu Normally Open kontaktor 1, yang nantinya dapat mengalir ke kumparan time relay. Dan arah aliran yang terakhir terbagi tadi tentunya ke HLP yang dilanjutkan menuju kumparan kontaktor 2. Karena kumparan kontaktor 2 kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, dan Solenoid Valve. Selain itu arus listrik kedua yang tadi terbagi setelah thermostat dapat mengalir menuju kumparan time relay, sehingga terminal 1 dan 3 time relay terhubung. Hal ini menyebabkan aliran listrik pertama yang terbagi tadi dapat mengalir menuju kumparan kontaktor 3. Akibatnya arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 1 mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Defrost Heater. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka HLP dan Thermostat, kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 tidak mendapatkan arus listrik. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 6 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator. Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

M1423REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST AND VENTILATOR START DELAYDefrostHeater VentilatorEvaporator K.1 K.2 K.3 Compressor HLPSVDoorHeaterTH Time RelayJob No.6VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

Job No.6aEvaporatorVentilatorCompressor DefrostHeater RANGKAIAN UTAMA REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST AND VENTILATOR START DELAYK.1 K.2 K.3 VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

Job No.6bHLP243Th SVRANGKAIAN KONTROL REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST AND VENTILATOR START DELAYTime RelayK.1 K.2 K.3 VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat1

F. Job 7. Refrigeration System with Pump Down Control, Electric Defrost and Ventilator Start Delay a. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Pump Down Control, Electric Defrost and Ventilator Start Delay. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Pump Down Control, Electric Defrost and Ventilator Start Delay.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 3 buah kontaktor 3 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Paragon (timer) Time relay Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 7) terdapat 3 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), dan HLP. Selain itu, terdapat pula 3 buah kontaktor, 1 buah TDR dan Fittingnya sebagai simulator Time Relay, 1 buah timer paragon dan 4 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, Defrost Heater, dan Soleniod Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir menuju 4 arah aliran (anggap saja aliran pertama, kedua, ketiga dan keempat). Aliran pertama mengalir menuju terminal 2 Timer Paragon hingga ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke Thermostat dan Solenoid Valve. Aliran yang kedua mengalir HLP yang selanjutnya akan dialirkan kembali menuju kumparan kontaktor 2. Aliran yang ketiga mengalir menuju salah satu Normally Open kontaktor 2, yang nantinya dapat mengalir ke kumparan time relay. Aliran yang keempat mengalir ke salah satu terminal yang ada di time relay (anggap terminal nomor 3) yang apabila terminal tersebut terhubung (Close) dengan terminal pasangannya (anggap terminal nomor 1) maka aliran tersebut akan mengalir ke kumparan kontaktor 3. Namun, karena terhubungnya terminal 1 dan 3 diatur oleh kumparan di time relay (anggap sumber phasa merupakan nomor 2 dan sumber nol merupakan nomor 7), maka perlu ada sumber phasa dan nol yang mengalir ke sumber nomor 2 dan 7 tadi. Karena kumparan kontaktor 2 kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor. Selain itu arus listrik ketiga yang tadi terbagi setelah saklar utama dapat mengalir menuju kumparan time relay, sehingga terminal 1 dan 3 time relay terhubung. Hal ini menyebabkan aliran listrik keempat yang terbagi tadi dapat mengalir menuju kumparan kontaktor 3. Akibatnya arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 1 mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Defrost Heater. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka Thermostat dan solenoid valve akan OFF, dengan OFFnya SV maka akan mempengaruhi HLP yang kan memutus arus juga menuju kumparan kontaktor 2, dan dengan matinya kumparan kontaktor 2 maka kumparan kontaktor 3, Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 7 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju SV yang akan mempengaruhi kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 melalui HLP. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator. Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

REFRIGERATION SYSTEMWITH PUMP DOWN CONTROL,ELECTRIC DEFROST ANDVENTILATOR START DELAY Job No.7Compresor Defrost HeaterTimer Relay HLPTimer K.1 K.2 K.3 Th SV VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatM12 34Evaporator Ventilator

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

RANGKAIAN UTAMA REFRIGERATION SYSTEM WITH PUMP DOWN CONTROL,ELECTRIC DEFROST ANDVENTILATOR START DELAY Job No.7aCompresor Defrost HeaterK.1 K.2 K.3 VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatEvaporator Ventilator

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

RANGKAIAN KONTROL REFRIGERATION SYSTEM WITH PUMP DOWN CONTROL, ELECTRIC DEFROST AND VENTILATOR START DELAY Job No.7bTimer Relay HLPTimer K.1 K.2 K.3 Th SV VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatM12 34Job 8. Refrigeration System with Electric Defrost, Pump Down Control, Security Presostat and DTFD Thermostata. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost, Pump Down Control, Security Presostat and DTFD Thermostat. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Electric Defrost, Pump Down Control, Security Presostat and DTFD Thermostat.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 4 buah kontaktor 4 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Paragon (timer) Saklar SPDT Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 8) terdapat 4 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), High Pressure, dan Low Pressure. Selain itu, terdapat pula 3 buah kontaktor, 1 buah TDR dan Fittingnya sebagai simulator Time Relay, 1 buah DTFD, 1 buah timer paragon dan 4 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, Defrost Heater, dan Soleniod Valve (SV).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir menuju 4 arah aliran (anggap saja aliran pertama, kedua, ketiga dan keempat). Aliran pertama mengalir menuju terminal 2 Timer Paragon hingga ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke Thermostat kemudian ke kumparan Relay dan Solenoid Valve. Aliran yang kedua mengalir HP yang selanjutnya akan dialirkan kembali menuju kumparan kontaktor 2. Aliran yang ketiga mengalir menuju salah satu Normally Open kontaktor 2, yang nantinya dapat mengalir ke kumparan kontaktor 3. Aliran yang keempat mengalir ke salah satu terminal yang ada di time relay (anggap terminal nomor 1) yang apabila terminal tersebut terhubung (Close) dengan terminal pasangannya (anggap terminal nomor 3) maka aliran tersebut akan mengalir ke LP dan kemudian ke kumparan kontaktor 2. Karena kumparan kontaktor 2 kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor. Selain itu arus listrik ketiga yang tadi terbagi setelah saklar utama dapat mengalir menuju kumparan kontaktor 3, sehingga ventilator ON. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju kumparan kontaktor 1 mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Defrost Heater. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka Thermostat dan solenoid valve akan OFF, dengan OFFnya SV maka akan mempengaruhi HP dan LP yang kan memutus arus juga menuju kumparan kontaktor 2, dan dengan matinya kumparan kontaktor 2 maka kumparan kontaktor 3, Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 8 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju SV yang akan mempengaruhi kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 melalui HP dan LP. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Solenoid Valve, dan Evaporator Ventilator. Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

Compresor K.2 REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST, PUMP DOWN CONTROL, SECURITY PRESOSTAT AND DTFD THERMOSTATM12 34DTFDTimerDefrost HeaterHPLPSVK.1K.3Ventilator EvaporatorThRelayJob No.8VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihat

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

RANGKAIAN UTAMA REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST, PUMP DOWN CONTROL, SECURITY PRESOSTAT AND DTFD THERMOSTATDefrost HeaterK.1K.3Ventilator EvaporatorJob No.8aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatCompresor K.2

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

RANGKAIAN KONTROL REFRIGERATION SYSTEM WITH ELECTRIC DEFROST, PUMP DOWN CONTROL, SECURITY PRESOSTAT AND DTFD THERMOSTATM12 34DTFDTimerHPLPSVK.1K.3ThRelayJob No.8bVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatK.2

G. Job 9. Refrigeration System with Hot Gas Defrost and Ventilator Start Delay a. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Hot Gas Defrost and Ventilator Start Delay. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Refrigeration System with Hot Gas Defrost and Ventilator Start Delay.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 3 buah kontaktor 4 buah saklar 7 buah fitting lampu 7 buah lampu Paragon (timer) Time relay Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia kala.

f. Cara Kerja RangkaianDi dalam rangkaian tersebut (Lihat gambar Rangkaian 9) terdapat 4 buah MCB yang merupakan simulator dari Saklar Utama, Thermostat (Th), High Low Pressure, dan Oil Pressure Switch. Selain itu, terdapat pula 3 buah kontaktor, 1 buah TDR dan Fittingnya sebagai simulator Time Relay, 1 buah timer paragon dan 8 buah lampu yang merupakan simulator dari Compressor, Evaporator Ventilator, Defrost Heater, Door heater, Drain Pipe Heater, Hot Gas Valve (1), Hot Gas Valve (2), dan Hot Gas Valve (3).Prinsip kerja rangkaian tersebut adalah ketika saklar utama diaktifkan (ON), maka arus listrik dari PLN akan mengalir menuju 3 arah aliran (anggap saja aliran pertama, kedua, dan ketiga). Aliran pertama mengalir menuju terminal 2 Timer Paragon hingga ke terminal 4 timer paragon, sehingga arus listrik tersebut mengalir ke Thermostat kemudian terbagi kembali ke Oil Pressure Switch dan salh satu terminal Time Relay (anggap terminal nomor 3). Aliran yang kedua mengalir menuju salah satu Normally Open kontaktor 2. Aliran yang ketiga mengalir ke Door Heater. salah satu terminal yang ada di time relay (anggap terminal nomor 1).Arus dari Thermostat yang tadi mengalir ke Oil Pressure Switch dialirkan ke HLP dan masuk ke kumparan kontaktor 2 dan ke NC kontaktor 1 yang diteruskan menuju kumparan time relay dan kedua Hot Gas Valve (nomor 2 dan 3). Karena kumparan kontaktor 2 dan 3 kedua pangkalnya (phasa dan non phasa) telah dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas-tuas Normally Open menjadi keadaan Close. Hal ini mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Compressor dan Evaporator Ventilator. Dalam kondisi inilah, rangkaian dapat dinyatakan dalam kondisi beroperasi/ON.Karena dalam rangkaian ini sistem defrost diatur menggunakan timer paragon sebagai alat control yang utamanya, maka ketika settingan dari timer sudah menunjukan waktunya defrost, saklar timer yang mengalirkan arus listrik dari terminal 2 ke terminal 4 timer paragon akan berubah arah aliran listriknya dari terminal 2 ke terminal 3 timer paragon. Aliran listrik tersebut akan mengalir langsung menuju Hot gas Valve (1), Drain Pipe Heater, dan kumparan kontaktor 1 mengakibatkan arus listrik dari PLN dapat mengalir menuju Defrost Heater. Sedangkan karena terminal 4 timer paragon tidak mendapatkan arus listrik, maka Thermostat akan OFF, yang akan memutus arus juga menuju kumparan kontaktor 2 dan 3, dan dengan matinya kumparan kontaktor 2 dan kontaktor 3, Compressor, Hot Gas Valve (2) dan (3), dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi defrost. Ketika waktu defrost telah selesai, maka timer akan merubah kondisinya kembali ke posisi awal, dimana aliran listrik yang mengalir pada terminal 2 menuju terminal 3 timer paragon berubah arah menjadi terminal 2 menuju terminal 4 timer paragon. Sehingga akibat dari perubahan kondisi tersebut akan sama dengan yang dijelaskan pada paragraf 2 dan 3 sub pembahasan Cara Kerja Rangkaian Job 9 ini (3 paragraf sebelumnya). Di sisi lain, apabila temperatur di dalam ruangan pendingin sudah tercapai sesuai kebutuhan, namun timer belum menunjukkan waktunya defrost, maka thermostatlah yang akan memutus arus listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 melalui HLP dan Oil Pressure Switch. Hal tersebut menyebabkan Compressor, Hot Gas Valve (2) dan (3), dan Evaporator Ventilator menjadi mati (OFF) karena tidak mendapakan arus listrik dari PLN. Ketika temperatur sudah cukup tinggi kembali, maka thermostat akan aktif kembali dan mengalirkan listrik menuju kumparan kontaktor 2 dan kumparan kontaktor 3 sehingga arus dari PLN dapat mengalir menuju Compressor, Hot Gas Valve (2) dan (3), dan Evaporator Ventilator. Untuk mematikan pengoperasian rangkaian tersebut, maka dapat dengan cara mematikan saklar utama. Dengan begitu tidak ada aliran listrik yang akan mengalir ke semua komponen.

g. Gambar KerjaRangkaian kelistrikan (full)

REFRIGERATION SYSTEM WITH HOT GAS DEFROST AND VENTILATOR START DELAYJob No.9VisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatEvaporator Ventilator 3 Defrost EvaporatorHLPM12 34T2MLCompressorOutside Defrost EvaporatorEvaporator(1)(3)(2)Hot gas ValveOil Presure Switch(2)(3)ThTimerDoorheaterTime RelayK.1K.2K.3(1)Drain PipeHeater

Rangkaian kelistrikan (rangkaian utama)

RANGKAIAN UTAMA REFRIGERATION SYSTEM WITH HOT GAS DEFROST AND VENTILATOR START DELAYJob No.9aVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatEvaporator Ventilator 3 Defrost EvaporatorCompressorDoorheaterK.1K.2K.3

Rangkaian kelistrikan (rangkaian kontrol)

RANGKAIAN KONTROL REFRIGERATION SYSTEM WITH HOT GAS DEFROST ANDVENTILATOR START DELAYJob No.9bVisaRTU JPTM FPTK UPI DigambarDiperiksaDilihatHLPDrain PipeHeaterM12 34T2MLOutside Defrost EvaporatorEvaporator(1)(3)(2)Hot gas ValveOil Presure Switch(2)(3)ThTimerDoorheaterTime RelayK.1K.2K.3(1)

H. Job 10. Air Conditioning System with Dehumidification a. Tujuan Mahasiswa dapat merangkai dengan baik setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning with Dehumidification. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari ketidaksesuaian yang terjadi pada pemasangan komponen yang telah dilakukan. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan yang ada pada rangkaian Simple Air Conditioning with Dehumidification.

b. Manfaat Mahasiswa dapat melatih keahliannya dalam hal merangkai komponen-komponen kelistrikan dengan baik. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai sistem kelistrikan AC yang akan timbul di luar dunia akademik nanti. Mahasiswa dapat memahami berbagai prinsip kerja dari setiap komponen kelistrikan dan alat control lainnya.

c. Alat yang DigunakanDikarenakan praktikum ini bersifat simulasi dan tidak menggunakan mesin pendingin langsung, maka alat-alat yang digunakan hanya terbatas pada peralatan tangan biasa. Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum: Obeng minus (-) Obeng plus (+) AVO meter Tang pemotong Tang kombinasi Steker 1 phasa

d. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan pun merupakan simulator dari komponen mesin pendingin yang asli. Bahan-bahan tersebut meliputi: Papan panel rangkaian Skrup Saklar toggle 4 buah MCB 4 buah kontaktor 4 buah saklar 4 buah fitting lampu 4 buah lampu Kabel NYA warna hitam Kabel NYA warna kuning

e. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktek. Simpan pada tempat yang mudah dijangkau dan aman.2. Siapkan gambar kerja dan periksa bahwa gambar kerja sudah benar digunakan untuk acuan praktikum.3. Periksa semua komponen kelistrikan yang akan digunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan saat praktikum.4. Jika kondisi dirasa baik, lakukan pemetaan komponen pada papan panel dan perhatikan kerapihan letak komponennya dan unsur estetikanya.5. Patenkan posisi komponen kelistrikan menggunakan skrup.6. Hubungkan setiap komponen kelistrikan dengan kabel NYA sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.7. Untuk mempermudah, gunakan kabel NYA berwarna hitam untuk aliran listrik phasa, dan kabel NYA berwarna kuning untuk aliran listrik nol.8. Lakukan pengecekan setiap kabel yang terpasang, barangkali ada yang longgar. Pengecekan juga bisa menggunakan avometer.9. Setelah kondisi rangkaian dirasa cukup baik, pasang steker 1 phasa dan hubungkan ke sumber listrik dari PLN.10. Operasikan rangkaian sesuai dengan jobsheet.11. Bila terjadi kesalahan, lepaskan steker dari sumber listrik PLN dan lakukan analisis sehingga dapat diperbaiki dengan baik.12. Setelah selesai diperbaiki, hubungkan kembali steker ke sumber listrik PLN.13. Operasikan kembali rangkaian sesuai jobsheet. Jika masih terjadi kesalahan, lakukan kembali langkah 13 sampai15.14. Setelah kondisi rangkaian dinyatakan baik, pahami prinsip kerja rangkaian.15. Presentasikan hasil praktikum tersebut.16. Jika telah selesai, lepaskan steker pada sumber listrik PLN.17. Lepaskan kembali semua bahan yang ada pada papan rangkaian.18. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat asalnya dan bersihkan kembali tempat kerja sesuai dengan sedia ka