tmj isi laporan praktikum fisiologi

21
BAB I DASAR TEORI 1.1 Dasar teori Sendi temporo mandibula adalah persendian antara RA dan RB., terletak di depan telinga disetiap sisi kepala. Sendi ini fleksibel dapat bergerak ke atas, ke bawah dan ke samping serta memungkinkan untuk mengunyah, berbicara serta menganga. Sendi temporomandibular ini unikkarena bilateral dan merupakan sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks. Persendian memiliki sistem dua persendian yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan fossa artikularis yang berada pada tulang temporal. Diskus artikularis merupakan merupakan jaringan fibrosa padat, memisahkan ruang sendi atas dan bawah. Di ruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah berfungsi sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi yang membatasi pergerakan sendi ke depan dan ke bawah. Sendi temporo mandibula di dukung oleh : 1. Prosesus kondiloideus 2. Ligamen Sendi Temporomandibula 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula 4. Persarafan pada Sendi Temporomandibula Prosesus kondiloideus 1

Upload: melisa-novitasari

Post on 25-May-2017

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Dasar teori

Sendi temporo mandibula adalah persendian antara RA dan RB., terletak di

depan telinga disetiap sisi kepala. Sendi ini fleksibel dapat bergerak ke atas, ke

bawah dan ke samping serta memungkinkan untuk mengunyah, berbicara serta

menganga. Sendi temporomandibular ini unikkarena bilateral dan merupakan

sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks.

Persendian memiliki sistem dua persendian yaitu persendian antara kondilus

mandibula dengan fossa artikularis yang berada pada tulang temporal. Diskus

artikularis merupakan merupakan jaringan fibrosa padat, memisahkan ruang sendi

atas dan bawah. Di ruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah

berfungsi sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi

yang membatasi pergerakan sendi ke depan dan ke bawah.

Sendi temporo mandibula di dukung oleh :

1. Prosesus kondiloideus

2. Ligamen Sendi Temporomandibula

3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

4. Persarafan pada Sendi Temporomandibula

Prosesus kondiloideus

Kondiloideus mandibula adalah bagian yang menonjol dari mandibula

yang meluas ke arah superior dan posterior, berbentuk cembung dengan panjang

20mm medio-lateralis dan 8-10mm ketebalan anterior-porterior.

Permukaan artikulasi tulang temporal terdiri dari dua bagian yaitu fosa

artikularis dan eminensia artikularis. Fosa artikularis cekung dalam arah antero-

posterior medio-lateral. Eminensia artikularis membentuk batas anterior dari fosa

mandibularis yang meluas ke posterior dan dibatasi oleh linggir meatus akustikus

eksternus.

Meniskus berbentuk oval yang membagi sendi menjadi dua bagian yang

terpisah, yaitu bagian atas antara meniskus dan permukaan artikularis tulang

temporal dan bagian bawah di antara meniskus dan permukaan kondiloideus.

1

Page 2: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

Bentuk permukaan atasnya cekung-cembung dari depan ke belakang yang

beradaptasi dengan permukaan artikulasi tulang temporal sedangkan bentuk

permukaan bawahnya cekung yang beradaptasi dengan kondiloideus mandibula.

Kapsul sendi di sebelah luar membentuk ligamen kapsular yang terdiri dari

jaringan ikat berserat putih yang melekat ke atas pada bagian pinggir fosa

artikularis dan tuberkulum artikularis, melekat ke bawah kolum mandibula.

Kapsul ini diperkuat oleh ligamen temporomandibula di sebelah lateral sedangkan

bagian depan diperkuat oleh muskulus pterigoideus.

Ligamen temporomandibula

Ligamen temporomandibula lebih luas di bagian atasnya dari pada di

bagian bawahnya. Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus

dan ke tuberkulum artikularis pada bagian atas. Di bagian bawah melekat ke

kolum mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan kelenjar parotis dan kulit di

sebelah lateral, sedangkan di sebelah medial dengan ligamen kapsular.

Ligamen sphenomandibula bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis

os sphenoidalis pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari

foramen mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus

eksternus di bagian atas, di bagian bawah dengan arteri dan vena alveolaris

inferior, lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula. Di sebelah medial

berhubungan dengan muskulus pterigoideus internus.

Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

Di belakang meniskus ada suatu kelompok jaringan ikat longgar yang

banyak berisi pembuluh darah dan saraf. Suplai darah yang utama pada sendi ini

oleh arteri maksilaris interna terutama melalui cabang aurikular. Arteri maksilaris

merupakan cabang terminal dari arteri karotis eksterna yang mensuplai struktur di

bagian dalam wajah dan sebagian wajah luar. Awalnya berada di kelenjar parotis,

berjalan ke depan di antara ramus mandibula dengan ligamen sphenomandibula,

kemudian ke sebelah dalam dari muskulus pterigoideus eksternus menuju fosa

pterigoideus.

Arteri ini terbagi atas 3 bagian yaitu: Pars mandibularis yang berjalan mulai dari

bagian belakang kolum mandibula sampai ke fosa infratemporalis, Pars

2

Page 3: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

pterigoideus yang berada di dalam fosa infratemporalis, Pars pterygopalatinus

yang berada di dalam fosa pterigopalatina. Daerah sentral meniskus, lapisan

fibrous dan fibrokartilago umumnya tidak memiliki suplai darah sehingga

metabolismenya tergantung pada difusi tulang yang terletak di dalam dan cairan

synovial.

Persarafan pada Sendi Temporomandibula

Persarafan sensorik pada sendi temporomandibula yang terpenting

dilakukan oleh nervus aurikulotemporal yang merupakan cabang pertama

posterior dari nervus mandibularis. Saraf lain yang berperan adalah nervus

maseterikus dan nervus temporal. Nervus maseterikus bercabang lagi di depan

kapsul dan meniskus. Nervus aurikulotemporal dan nervus maseterikus

merupakan serabut-serabut proprioseptif dari impuls sakit nervus temporal

anterior dan posterior melewati bagian lateral muskulus pterigoideus, yang

selanjutnya masuk ke permukaan dari muskulus temporalis, saluran spinal dari

nervus trigeminus. Permukaan fibrous artikular, fibrokartilago, daerah sentral

meniskus dan membran sinovial tidak ada persarafannya.

Terdapat empat otot kunyah utama yaitu masseter, temporalis, pterygoideus

lateralis dan pterygoideus medialis. Saat berfungsi komponen komponen sendi

saling bekerja sama. Misalnya gerakan protrusi diawali kontraksi otot yang

menarik kondil dan menikus ke depan dan kebawah mengikuti eminensia sendi.

Gerak mandibula dalam hubungannya dengan rahang atas dapat

diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

1. Gerak membuka

Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih

kecil daripada kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus

lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia

artikularis. Pada saat bersamaan, serabut posterior muskulus temporalis harus

relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus masseter, serabut

anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang

berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula

3

Page 4: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak

ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan

terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat

dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus

yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada

tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya mandibula

tidak dapat tetap stabil selama gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah

dan ke depan di sepanjang garis yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari

prosessus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis.

2. Gerak menutup

Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan

muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi,

dari menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus

kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak

menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus

lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula

akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup

retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan

muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa

glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.

Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan

akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas.

Muskulus pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis

cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini

berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama gigi geligi

menggeretak.

3. Protrusi

Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke

depan dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada

kontak meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah

muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis.

4

Page 5: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi

muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus

medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya

mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula

yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga

akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia

artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissura

tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran

gerak protrusi.

4. Retusi

Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya

akan meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior

muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan

akan relaks pada keadaan tersebut. Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi

mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga agar gigi geligi tetap pada kontak

meluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan capsula articulatio

temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetap berada pada

hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus

bergerak ke belakang.

5. Gerak lateral

Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi

gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan, caput

mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan. Mandibula

akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas

melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya,

caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral . Selain menimbulkan pergerakan

aktif, otot-otot pengunyahan juga mempunyai aksi postural yang penting dalam

mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya gravitasi. Bila mandibula berada

pada posisi istirahat, gigi geligi tidak beroklusi dan akan terlihat adanya celah atau

freeway space diantara arkus dentalis superior dan inferior.

5

Page 6: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

gbr. Perubahan posisi mandibula pada saat menutup dan membuka mulut

6

Page 7: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1 Tabel Hasil Pengamatan

2.1.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

Jenis Kelamin Orang

CobaGerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan/..)

Laki-laki Simetri, normal, tidak terjadi hambatan

Perempuan Simetri, normal, tidak terjadi hambatan

2.1.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Jenis Kelamin Orang

CobaGerakan STM (sakit/krepitasi/kliking/poping/..)

Laki-laki Normal

Perempuan Normal

2.1.2.1 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Jenis Kelamin Orang

Coba

(A) JarakMaksimal

(mm)(B) Waktu maksimal (menit)

Laki-laki 4 cm 1 menit 41 detik

Perempuan 4,5 cm 3 menit 30 detik

Jenis Kelamin Orang

CobaGerakan Mandibula Perubahan Kondil

Pa

(C) Antero-

posteriorKondil ke depan, ke belakang

(D) LateralSaat bergerak ke kanan, kondil kiri terasa

menonjol, dan sebaliknya

(E) Koordinasi

Gerakan

Kondil disebelah kanan terasa lebih

menonjol serta garis median tampak tidak

simetris

7

Page 8: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Jenis Kelamin Orang

Coba

Lamanya membuka mulut secara

maksimal

Waktu sampai timbul

kelelahan (menit)

Pa

Waktu maksimal (ex. X menit) 4 menit 22 detik

Istirahat 10 menit

1/2 dari waktu maksimal (0.5 dari X

menit + pemijatan)5 menit 34 detik

Istirahat 10 menit

1/2 dari waktu maksimal (0.5 dari X

menit + pajanan sinar infra merah)5 menit 41 detik

2.1.3 Gerakan STM pada Beberapa Posisi Kepala

2.1.3.1 Pengaruh Posisi Kepala Terhadap Gerakan Mandibula

Jenis kelamin orang

cobaPosisi kepala Jarak kondil-tragus (mm)

Pa

Tegak lurus 15

Menunduk 17

Menengadah 16

Terlentang 14

Kesamping 13

Istirahat 11

2.2 Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi ?

Jawab : Pada susunan TMJ terdapat hubungan antara prosessus kondilaris

dengan fossa mandibula. Setiap sendi pasti memiliki ligamentum yan

mengelilinginya. Fungsi ligamentum ini adalah untuk melindungi dan

mempertahankan cairan sinovial. Cairan sinovial berfungsi sebagai pelumas agar

TMJ dapat bekerja normal. Namun akibat bertambahnya usia dapat

mengakibatkan ligamentum pelindung cairan sinovial semakin tipis, sehingga

8

Page 9: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

cairan sinovial menjadi berkurang. Berkurangnya cairan sinovial mengakibatkan

bunyi kliking pada TMJ.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping ?

Jawab : Krepitus adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yang

dirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya.

Krepitus menandakan perubahan dari kontur tulang seperti pada

osteoartrosis.Kliking adalah bunyi singkat ‘klik’ yang terjadi pada saat membuka

atau menutup mulut, bahkan keduanya. Sedangkan popping adalah bunyi yang

menyerupai letupan kecil.

3. Bagaimakah pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup

mulut ?

Jawab : Pada kedudukan normal dan mulut tertutup dimana kepala kondil

berada pada bagian tengah diskus bagian yang tipis. Pada proses ini, otot masseter

akan berkontraksi dan meluncurkan kondilus ke posterior. Sedang, pada saat

proses membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersama-sama meluncur ke

bawah sepanjang eminensia artikularis dan diskus artikularis berputar pada kepala

kondil ke arah posterior.

4. Mengapa dapat imbul gerakan inkoordinasi mandibula ?

Jawab : Inkoordinasi mandibula terjadi karena kesalahan dari 4 otot

pembantu utama. Inkoordinasi diakibatkan kerja antagonis dari otot pembantu,

dimana otot pembantu tidak bekerja normal.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi mandibula ?

jelaskan mekanismenya !

Jawab: Posisi tidur yang salah dapat mempengaruhi kondisi mandibula.

Salah contohnya apabila kita terbiasa tidur dalam keadaan miring, otomatis

apabila berada pada posisi tidur yang miring maka mandibula akan tertekan ke

arah sebaliknya. Sehingga apabila proses ini berlangsung lama, maka posisi

mandibula akan berubah.

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri?

jelaskan mekanismenya !

9

Page 10: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

Jawab : Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan kelelahan dan

nyeri karena terjadi kontraksi otot yang berlebihan. Seperti halnya otot lain, otot

pada rongga mulut juga butuh waktu relaksasi agar tidak terjadi penuaan dini dari

otot akibat penggunaan otot terlalu banyak. Apabila otot itu terus beraktivitas

maka otomatis otot akan menjadi lelah bahkan menimbulkan rasa nyeri.

7. Apa fungsi pemijatan pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya !

Jawab : Apabila otot terus berkontraksi nantinya otot akan lelah dan

membutuhkan waktu istirahat yang agak lama. Fungsi pemijatan merupakan salah

satu faktor yang dapat mengurangi kelelahan akibat dari kontraksi otot. Pemijatan

dapat membuat aliran darah normal kembali dan otot-otot relaksasi, sehingga

kelelahan dapat dengan cepat hilang.

8. Apa fungsi infra red pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya !

Jawab : Kelelahan terjadi apabila terjadi suatu aktivitas berlebih dari suatu

organ tertentu. Infra red merupakan salah satu gelombang cahaya. Fungsi infra red

dapat juga membuat aliran darah lancar dan mempercepat proses kelelahan.

10

Page 11: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Pengukuran Tekanan Darah

Berdasarkan percobaaan yang telah dilakukan yaitu pengukuran tekanan

darah menggunakan berbagai macam manometer menunjukkan perbedaan. Begitu

juga dengan pengukuran tekanan darah dengan perbedaan posisi. hal ini

dikarenakan ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada

peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horizontal sehingga

tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk

maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena

melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat.

1.2 Pengukuran Denyut Nadi

Percobaan yang telah kita lakukan adalah mengukur denyut nadi pada A.

radialis, A. Brachialis dan A. Carotis pada posisi yang berbeda-beda. Hal ini

disebabkan karena ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih

sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat

orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat

lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah..

Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa

lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang

diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi

akan menjadi lebih sedikit.

Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah

yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin

menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang

bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

11

Page 12: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

1.3 Pengukuran Suhu Tubuh

Berdasarkan tabel hasil percobaan yang telah dilakukan. Suhu tubuh ketika

diukur melalui oral dan aksial menunjukan perbedaan.Hal ini dikarenakan Suhu

ketiak tidak seakurat pengukuran oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih

rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan

1.4 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran BB dan TB ini digunakan untuk mengetahui IMT pada setiap

orang. BB dan TB setiap orang tentulah bervariasi hal ini disebabkan karena

asupan nutrisi setiap individu berbeda selain itu factor genetik juga dapat menjadi

salah satu pemicu BB dan TB setiap individu.

1.5 Frekuensi Nafas

Frekuensi nafas antara laki-laki dan perempuan berbeda. Pada laki-laki

frekuensi pernafasan setiap menitnya lebih banyak dari pada perempuan karena

laki-laki melakukan aktivitas lebih banyak dari pada perempuan sehingga

membutuhak oksigen yang lebih banyak juga.

12

Page 13: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor yang menyebabkan perbedaan pada pengukuran tekanan darah

adalah posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, usia, jenis kelamin, dan

usia.

2. Aktivitas fisik,posisi tubuh,suhu di sekitar tubuh, ukuran tubuh, obat yang

sedang dikonsumsi, sakit, trauma, emosi, umur, jenis kelamin dapat

mempengaruhi pengukuran denyut nadi

3. Berat badan serta tinggi dari masing-masing orang tergantung asupan

utrisi serta factor genetis dari orang tersebut

4. Frekuensi nafas laki-laki lebih banyak daripada perempuan karena laki-

laki lebih banyak melakukan sktivitas sehingga membutuhkan suplai

oksigen yang lebih banyak.

13

Page 14: Tmj Isi Laporan Praktikum Fisiologi

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Guyton.1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

14