dhf gea

Upload: astuti-susanti

Post on 02-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 DHF GEA

    1/38

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever) adalah

    penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengan gejala klinis berupa

    demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopeni, ruam,

    limfadenopati, dan trombositopenia. Pada DHF terjadi perembesan plasma

    yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau

    penumpukan airan di rongga tubuh (!uhendro, "eonard, #hie, $ Herdiman

    dalam !udoyo, %&&').

    nfeksi dengue adalah penyakit virus berasal dari nyamuk yang paling

    epat menyebar di dunia. H* melaporkan insiden demam dengue

    meningkat seara dramatis dalam +& tahun terakhir. #urang lebih %,+ miliar

    orang tinggal di daerah endemis yang lebih dari &- berada di sia

    enggara dan daerah Pasifik barat. !etiap tahunnya sekitar +& juta terjadi

    infeksi dengue, dan +&&.&&& pasien dira0at di rumah sakit karena DHF

    (#aryanti, et al., %&12).

    ndonesia merupakan salah satu daerah endemis DHF. Data tahun

    1'345%&& menunjukkan keenderungan peningkatan insiden DHF di

    ndonesia. !ejak tahun %&&2, ndonesia merupakan negara dngan laporan

    kasus infeksi virus dengue terbanyak. Peningkatan jumlah ini diiringi

    dengan pnurunan mortalitas DHF dari 6,2- (1'3+) menjadi 1- (%&&4).

    7erdasarkan 8iset #esehatan Dasar (Departemen #esehatan 8epublik

    ndonesia, %&&') prevalensi kasus DHF tersebar di ndonesia sebesar &,4-.

    Prevalensi tertinggi diperoleh pada kelompok usia de0asa muda (%+562

    tahun) sebanyak &,- dan terendah pada bayi (&,%-) (ibisono, ditya,

    "eonard dalam anto, %&12).

    Demografi dan perubahan sosial seperti pertumbuhan populasi,

    urbanisasi, dan transportasi modern sepertinya berperan penting dalam

    meningkatkan insiden dan penyebaran virus dengue (#aryanti, et al., %&12).

  • 7/26/2019 DHF GEA

    2/38

    B. TUJUAN PENULISAN

    Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk mempelajari kasus

    demam berdarah (DHF) disertai dengan 9astroenteritis akut sehingga dapat

    mengenali terjadinya gejala dan tanda yang munul, penegakkan diagnosis,

    dan menentukan penatalaksanaan yang tepat.

  • 7/26/2019 DHF GEA

    3/38

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    A. IDENTITAS

    5 :ama Pasien ; !dr. H

    5

  • 7/26/2019 DHF GEA

    4/38

    Pasien mengaku bah0a desanya banyak tetangga yang dira0at di 8!

    dengan keluhan sama seperti pasien.

    %. Ria!at &en!a"it 'ahulu

    8i0ayat hipertensi disangkal

    8i0ayat diabetes mellitus disangkal

    8i0ayat asma disangkal

    8i0ayat alergi disangkal

    8i0ayat sakit jantung disangkal

    8i0ayat mondok disangkal

    (. Ria!at P#i)a'i

    8i0ayat merokok disangkal

    >inum5minuman beralkohol disangkal

    *. Ria!at Kelua#$a

    8i0ayat hipertensi disangkal.

    8i0ayat diabetes mellitus disangkal.

    8i0ayat asma disangkal.

    8i0ayat alergi disangkal.

    8i0ayat sakit jantung disangkal.

    8i0ayat sakit serupa diakui (adik pasien dira0at di 8! dengan

    keluhan sama)

    A. ANAMNESIS SISTEM

    Si+tem Se#e)#,+&inal Geli+ah -/0 Lemah -/0 Demam -/0 &u+in$

    -/

    Si+tem Ka#'i,a+"ula# kral dingin (5), sianosis (5), anemis (5),

    palpitasi (5), nyeri dada (5)

    Si+tem Re+&i#at,#iu+ 7atuk (5), sesak nafas (5)

    Si+tem Genit,u#ina#iu+ 7# (@) lanar, nyeri (5) darah (5)

    Si+tem Ga+t#,inte+tinal :yeri perut ulu hati (@), mual (@), muntah (@),

    nafsu makan menurun (@), 77 (5) + hari.

    Si+tem Mu+"ul,+"eletal 7adan lemas (@) nyeri seluruh tubuh (@),

  • 7/26/2019 DHF GEA

    5/38

    atrofi otot (5)

    Si+tem Inte$umentum Puat (5), Alubbing finger (5)

    #esan ; terdapat masalah pada sistem serebrospinal, gastrointestinal, dan

    muskuloskeletal.

    B. PEMERIKSAAN 3ISIK

    1. Kea'aan Umum 4 !adar

    Ke+a'a#an ; Aompos >entis (9A! B2C+>4)

    Statu+ Gi5i ; 7> %6,3 (normal)

    BB ; 4+TB ; 14+

    6ital Si$n+ ; D; 11&/& mmHg

    :adi; % ?/menit

    Respirasi rate; 14 ?/menit

    !uhu; 64,3EA

    2. Peme#i"+aan 3i+i"

    #epala ; #onjungtiva anemis (5/5), sklera

    ikterik (5/5), nafas uping hidung (5), edema palpebra (5).

    "eher ; 8etraksi supra sterna (5/5), deviasi

    trahea (5), pembesaran kelenjar limfe (5), pembesaran

    kelenjar tiroid (5)

    hora? ;

    Pa#u P,+i+i

    nterior Posterior

    In+&e"+i !imetris simetris

    8etraksi (5/5)

    Pal&a+i Fremitus :ormal,

    simetris, ketinggalan

    gerak (5/5)

    Fremitus :ormal,

    simetris, ketinggalan

    gerak (5/5)

    Pe#"u+i !onor !onor

    Au+"ulta+i !DC @/@ 8onkhi !DC @/@, 8onkhi

  • 7/26/2019 DHF GEA

    6/38

    (5/5), heeing (5/5) (5/5), heeing (5/5)

    Jantun$ Ha+il Peme#i"+aan

    In+&e"+i ktus kordis tidak tampak

    Pal&a+i ktus kordis tidak teraba, tidak kuat angkat

    Pe#"u+i 7atas #iri

    5ba0ah ; !A C ">A!

    5atas ; !A "P!

    7atas kanan

    5atas ; !A "inea parasternalis de?tra;

    5ba0ah; !A "PD

    Au+"ulta+i !uara jantung !1 !% reguler murni, suara

    tambahan (5)

    bdomen ;

    In+&e"+i Kulit )e#a#na "unin$ -/0 +i"at#i"+ -/0

    'in'in$ &e#ut le)ih #en'ah 'a#i 'in'in$ 'a'a0

    &ul+a+i a,#ta -/0 a+7ite+ -/0 ene"ta+i ena -/0

    7a&ut me'u+a -/

    Au+"ulta+i Peristaltik (@) normal

    Pal&a+i !upel, &e#ut a$a" te$an$0 n!e#i te"an

    e&i$a+t#i" -/0 hep atomegali (5), splenomegali (5)

    Pe#"u+i impani, asites (5)

    Bkstremitas

    5 akral dingin 5 edema

    5 5 5 5

    5 5 5 5

  • 7/26/2019 DHF GEA

    7/38

    #um&le lee' -/

    8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan darah rutin tanggal % >ei %&1+ ;

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 1901 : gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit *0;1 : 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit *10% : - "k ; 2& G 23Pr ; 6 G 26

    >AC 34,3 Pf 3% G '%

    >AH 6&,4 Pg % G 61

    >AHA 6+,6 - 6% G 64

    "eukosit %021 < 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit (= < 1&6ul 1+& G 2&&

    Pemeriksaan darah rutin tanggal %3 >ei %&1+ pkl &4.2%

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 1>0> : gr/dl "k ; 16,& G 14,&Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit *092 : 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit (;0( : - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 32,3 Pf 3% G '%

    >AH 6&,2 Pg % G 61

  • 7/26/2019 DHF GEA

    8/38

    >AHA 6+,3 - 6% G 64

    "eukosit %0(1 < 1&6

    ul +,& G 1&,&

    rombosit 1% < 1&6ul 1+& G 2&&

    Pemeriksaan darah rutin tanggal %3 >ei %&1+ pkl %1.1%

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 1>01 : gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit *0>? : 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit *?0? : - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 3,3 Pf 3% G '%

    >AH 6&,& Pg % G 61

    >AHA 62,% - 6% G 64

    "eukosit %0(? < 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit 11 < 1&6ul 1+& G 2&&

    Pemeriksaan darah rutin tanggal %' >ei %&1+

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 1901 : gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit =0%= : 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit *10? : - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 34,3 Pf 3% G '%

    >AH 6&,4 Pg % G 61

    >AHA 6+,6 - 6% G 64

    "eukosit 4,64 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit 2? < 1&6ul 1+& G 2&&

  • 7/26/2019 DHF GEA

    9/38

    g9 Dengue &,+itie

    g> Dengue P,+itie

    Pemeriksaan darah rutin tanggal 6& >ei %&1+

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 14,+ gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit +,2% 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit 2,% - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 3,1 Pf 3% G '%

    >AH 6&,2 Pg % G 61

    >AHA 6+,& - 6% G 64

    "eukosit ',&6 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit 22 < 1&6ul 1+& G 2&&

    Pemeriksaan darah rutin tanggal 61 >ei %&1+

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 14,1 gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit +,6% 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit 24,2 - "k ; 2& G 23Pr ; 6 G 26

    >AC 3,+ Pf 3% G '%

    >AH 6&,2 Pg % G 61

    >AHA 62, - 6% G 64

    "eukosit 11,2 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit 29 < 1&6ul 1+& G 2&&

  • 7/26/2019 DHF GEA

    10/38

    Pemeriksaan darah rutin tanggal 1 =uni %&1+

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 12,' gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit +,6% 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit 2%,+ - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 34,+ Pf 3% G '%

    >AH 6&,6 Pg % G 61

    >AHA 6+,1 - 6% G 64

    "eukosit 11,' 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit =( < 1&6ul 1+& G 2&&

    Pemeriksaan darah rutin tanggal % =uni %&1+

    Pemeriksaan :ilai #et !atuan :ilai :ormal

    Hemoglobin 1+,6 gr/dl "k ; 16,& G 14,&

    Pr ; 1%,& G 12,&

    Britrosit 2,'' 1&4ul "k ; 2,+ G +,+

    Pr ; 2,& G +,&

    Hematokrit 2%,2 - "k ; 2& G 23

    Pr ; 6 G 26

    >AC 3+ Pf 3% G '%

    >AH 6&, Pg % G 61

    >AHA 64,1 - 6% G 64

    "eukosit 1%09 : 1&6ul +,& G 1&,&

    rombosit 14 1&6ul 1+& G 2&&

    D. RESUME

  • 7/26/2019 DHF GEA

    11/38

    Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan demam hari ke +, sifatnya

    tinggi, naik pada sore hari, turun pada pagi dan siang hari. :yeri ulu hati

    (@), nyeri badan (@), pusing (@) dan nyeri retroorbita (@), mual (@),

    muntah (@), anoreksia, dan konstipasi.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak baik.

    #esadaran Aompos >entis, 9ii normal, Cital !ign; ekanan darah

    11&/& mmHg, nadi % ?/menit,Respirasi rate; 14?/menit suhu 64,3EA.

    didapatkan nyeri ulu hati (@), perut agak tegang, nyeri tekan epigastrik

    (@), rumple leed test (@).

    Hasil laboratorium menunjukkan adanya peningkatan hb, eritrosit,

    hematokrit, dan penurunan trombosit, leukosit, g9, g> dengue (@).

    E. DIAGNOSIS KERJA

    DHF

    3. DIAGNOSIS BANDING

    Demam yphoid

    >alaria

    G. TERAPI

    8" %& tpm

    8anitidin 1 amp/1% jam

    >etil Prednisolon 1/6 vial/3 jam

    Aholesore 6?1

    ransfusi A 2 kolf

    H. HASIL 3OLLO@ UP

    %3 >ei

    %&1+

    !/ Perut senep, nyeri di ulu hati seperti

    ampeg sampai mual. Pusing (@), sulit

    tidur (@), muntah (5), 77 (5) 4 hari,

    nyeri di belakang mata

    */ C! ;

    D 11&/& mmHg : % ?/menit,

    P8" %& tpm

    8anitidin 1 amp/1% j

    Aholesor 6?2&&mg

    >P 1/6 amp/3 jam

  • 7/26/2019 DHF GEA

    12/38

    #< ; A>, lemah

    #epala; a (5/5), si (5/5), nyeriretroorbital (@/@)

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dinding

    dadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h

    (5/5)

    Aor; H8 %, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    bdomen ; massa (5), supel, :

    epigastrik (@), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5), edem 5

    rumple leed @

    trombosit; 16

    / DHF

    "eukositopeni

    Plan; transfusi trombosit

    ount 2 kolf, ek g9 g>

    anti dengue, ek D8

    Pkl %1.1% habis 2 kolf,

    trombosit; 11 advise dr P 1/6vial /3 jam

    Cit # 1 amp/3 jam

    ransamin 1 amp/1%jam

    Aholesor 6?2&&mg

  • 7/26/2019 DHF GEA

    13/38

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dindingdadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h

    (5/5)

    Aor; H8 42, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    bdomen ; massa (5), agak tegang, :

    epigastrik (5), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5) edem 5

    rombosit; %&

    / DHF grd

    6& >ei

    %&1+

    !/ Pusing (@), mual (@), 77 7# (@/

    @) lanar, biasa. "emas (@)

    */ C!;

    D 1%&/3& mmHg : 4& ?/menit,

    88 %& ?/menit, ! 64,EA

    #< ; A>, ukup

    #epala; a (5/5), si (5/5), nyeri

    retroorbital (5/5)

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dinding

    dadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h

    (5/5)

    Aor; H8 4&, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    Fimahes infus /%2jam

    8anitidin 1 amp/1% jam

    >P 1/6 amp/3 jam

    *>I 1 gr/1% jam

    Cit # 1 amp/3jam

    ransamin 1 amp/1% jam

    Aholesor 6?2&&mg

    Plan; trf A 2 kolf, ek D8

    besok pagi

  • 7/26/2019 DHF GEA

    14/38

    bdomen ; massa (5), supel, :

    epigastrik (@), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5),

    perdarahan pada lengan kiri daerah

    pungsi vena @

    rombosit; %%

    / DHF grd

    61 >ei

    %&1+

    !/ pusing (5), mual (5), muntah (5)

    ma/mi sudah mau, lemas (5)

    */ C!;

    D 11&/& mmHg : & ?/menit,

    88 %& ?/menit, ! 64,4EA

    #< ; A>, lemah

    #epala; a (5/5), si (5/5), nyeri

    retroorbital (5/5)

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dinding

    dadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h(5/5)

    Aor; H8 &, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    bdomen ; massa (5), supel, :

    epigastrik (@), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5), edem 5

    perdarahan pada yg di pungsi vena

    Fimahes infus /%2jam

    i 8anitidin 1 amp/1% jam

    i Aefoperaone 1gr/1%jam

    i >P 1/6 amp/3 jam

    i *>I 1 gr/1% jam

    Aholesor 6?2&&mg

    Plan; ek D8 besok

  • 7/26/2019 DHF GEA

    15/38

    rombosit; %3

    / DHF grd

    1 =uni

    %&1+

    !/ pusing (5), mual (5), muntah (5)

    ma/mi sudah mau, lemas (5)

    */ C!;

    D 1%&/& mmHg : 43 ?/menit,

    88 %& ?/menit, ! 64,+EA

    #< ; A>, lemah

    #epala; a (5/5), si (5/5), nyeri

    retroorbital (5/5)

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dinding

    dadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h

    (5/5)

    Aor; H8 43, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    bdomen ; massa (5), supel, :

    epigastrik (@), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5), edem5perdarahan pada lengan yg di pungsi

    vena

    rombosit; 42

    / DHF grd

    Fimahes infus /%2jam

    i 8anitidin 1 amp/1% jam

    i Aefoperaone 1gr/1%jam

    i >P 1/6 amp/3 jam

    i *>I 1 gr/1% jam

    Aholesor 6?2&&mg

    Plan; ek D8 besok

    % =uni

    %&1+

    !/ pusing (5), mual (5), muntah (5)

    ma/mi sudah mau, lemas (5)

    Fimahes infus /%2jam

  • 7/26/2019 DHF GEA

    16/38

    */ C!;

    D 11&/3& mmHg : 43 ?/menit,

    88 %& ?/menit, ! 64,4EA

    #< ; A>, lemah

    #epala; a (5/5), si (5/5), nyeri

    retroorbital (5/5)

    "eher; P#97 (5/5), P.tiroid (5/5),

    ho; dada simetris, dinding

    dadadinding abdomen, fremitus (@/

    @), massa (5), !DC (@/@), rh (5/5), 0h

    (5/5)

    Aor; H8 43, iktus tidak tampak, tidak

    teraba, 7= murni reg, bising (5)

    bdomen ; massa (5), supel, :

    epigastrik (@), peristaltik @

    Bkstr; akral dingin (5/5) (5/5), edem

    5perdarahan pada lengan yg di pungsi

    vena

    rombosit; 14

    / DHF grd

    i 8anitidin 1 amp/1% jam

    i Aefoperaone 1gr/1%jam

    i *>I 1 gr/1% jam

    Aholesor 6?2&&mg

    blpl

  • 7/26/2019 DHF GEA

    17/38

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Deini+i

    Dengue Haemorrhagic Fevermerupakan penyakit demam akut akibat

    virus yang memiliki empat gejala utama meliputi; demam tinggi, fenomena

    perdarahan, kadang dengan hepatomegali, dan pada kasus yang lebih berat

    terdapat tanda kegagalan sirkulasi (World Health Organization (H*),

    1'').

    B. Eti,l,$i

    Demam dengue disebabkan oleh satu dari 2 virus dengue serotipe

    yang disebut DB:C 51, 5%, 56, dan 52. Cirus dengue tersebut merupakan virus

    8: yang termasuk dalam familiFlaviviridae dan genus Flavivirus. Cirus

    dengue ditransmisikan seara primer ke manusia melalui gigitan nyamuk

    yang terinfeksi yaitu nyamuk spesies Aedes. ransmisi juga dapat terjadi

    melalui transfusi pada darah yang terinfeksi atau transplantasi organ yang

    terinfeksi (Center for Disease Control and Pervention, %&12).

  • 7/26/2019 DHF GEA

    18/38

    DB:C56 merupakan serotipe terbanyak di ndonesia, yang ditularkan

    oleh gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes alopictus ke tubuh

    manusia dengan masa inkubasi 251& hari. empat berkembangnya vektor

    nyamuk adalah air, terutama pada penampungan seperti ember, ban bekas,

    bak mandi, dan sebagainya. :yamuk Aedesbiasanya menggigit pada siang

    har i (ibisono, ditya, "eonard dalam anto, %&12).

    8. Pat,i+i,l,$i

    7erdasarkan gigitan nyamuk yang terinfeksi DB:C, terdapat replikasi

    lokal virus di sel "angerhan dan sel dendrit, dan menyebar ke nodus

    limfatikus. !etelah itu, virus seara epat menyebar melalui sistem

    retikuloendotelial dan kulit yang menimbulkan viremia. !el target utama dari

    replikasi virus mengarah pada sel dendrit, makrofag, dan monosit. aktu

    inkubasi antara gigitan nyamuk dan onset gejala bervariasi antara 651& hari.

    Ciremia biasanya berlangsung 25+ hari dan hilangnya virus dari darah

    berhubungan dengan penyembuhan demam ("ibraty dalam >agill, Bd0ard,

    David, dan om, %&1%).8espon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis D7D adalah;

    1.) respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam

    netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang

    dimediasi antibodi. ntibodi terhadap virus dengue berperan dalam

    memperepat replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini

    disebut antiody dependent enhancement(DB) %.) limfosit , baik 5helper

    dan 5sitotoksik berperan dalam respon imun seluler terhadap virus dengue.

    Diferensiasi 5helper yaitu H1 akan memproduksi interferon5gamma, "5%,

    dan limfokin, sedangkan H% mmproduksi "52, "5+, "54 dan "51& 6.)

    monosit dan makrofag beperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi

    antibodi. :amun proses ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan

    sekresi sitokin oleh makrofag d.) selain itu aktivasi komplemen oleh

    kompleks imun menyebabkan terbentuknya A6a A+a.

  • 7/26/2019 DHF GEA

    19/38

    eraktivasinya 5helper dan 5sitotoksik yang memproduksi limfokin

    dan intrferon5gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai

    mdiator inflamasi seprti :F5J, "51, platelet activating factor, "54 dan

    histamin. >ediator inflamasi inilah yang akan mengakibatkan terjadinya

    disfungsi sel endotel dan kebooran plasma. Peningkatan A6a dan A+a juga

    mengakibatkan terjadinya kebooran plasma.

    rombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme;

    1).!upresi sumsum tulang, dan %). Destruksi dan pemendekan masa hidup

    trombosit. 9ambaran sumsum tulang pada fase a0al infeksi (K + hari)

    menunjukkan keadaan hiposelular dan supresi megakariosit. !etelah fase

    kritis terle0ati, akan terjadi peningkatan hematopoiesis termasuk

    megakariopoiesis. #adar trombopoietin dalam darah pada saat terjadi

    trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan adanya

    stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme kompensasi terhadap keadaan

    trombositopenia.

    (!uhendro, "eonard, #hie, $ Herdiman dalam !udoyo, %&&')

    >ekanisme terjadinya trombositopenia pada dhf diduga melalui

    mekanisme kompleks imun yang didapatkan pada permukaan trombosit dan

    akibat penurunan produksi trombosit oleh sumsum tulang, peningkatan

    destruksi trombosit di reticulo endothelial system (8B!), serta agregasi

    trombosit akibat endotel yang teraktivasi. Bndotel vaskuler yang teraktivasi

    akibat infeksi virus dengue memberi peluang kepada trombosit dalam

    sirkulasi pembuluh darah untuk berinteraksi dengan kolagen dalam lapisan

    sub5endotel yang kemudian memiu agregasi trombosit dan bermuara pada

    trombositopenia. Para peneliti telah membuktikan bah0a pada penderita

    aterosklerosis dan trombosis peningkatan produksi molekul protrombosis

    vF dan penurunan produksi molekul antitrombosis P9% oleh endotel yang

    teraktivasi memiu agregasi trombosit. Diduga agregasi trombosit pada

    penderita D7D juga dipiu oleh perubahan kadar vF (von Wilrand Factor)

    dan P9% akibat endotel yang teraktivasi oleh sitokin yang dihasilkan oleh

    monosit yang mengandung virus D7D dan helper51 (H51) yang berfungsi

  • 7/26/2019 DHF GEA

    20/38

    sebagai stress cells. Pada penderita D7D, sitokin yang banyak berperan

    dalam menyebabkan aktivasi endotel terutama tumor necrotizing factor5J

    (:FJ), interleukin51L ("51L), dan interleukin54 ("54).

    (Djunaedi, D., %&&+)

    D. Geala "lini+

    #asus DHF sering ditandai dengan 2 gejala klinis mayor berupa

    demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi.

    rombositopenia ringan sampai berat dengan diikuti hemokonsentrasi

    merupakan penemuan laboratorium klinis yang khas pada DHF. danya

    kebooran plasma merupakan patofisiologi utama yang membedakan DHF

    dan DF serta menentukan derajat keparahan DHF ditunjukkan dengan

    peningkatan hematokrit. Pasien DHF biasanya datang dengan peningkatan

    suhu seara tiba5tiba, 0ajah kemerahan, dan gejala konstitusional non spesifik

    DF seperti anoreksia, muntah, sakit kepala, nyeri di belakang mata, dan nyeri

    tulang maupun otot. 7eberapa pasien mengeluhkan adanya tenggorokan sakit,

    dan injeksi faring sering ditmukan pada pemeriksaan. :yeri epigastrik, nyeri

    pada tepi kosta kanan, dan nyeri abdominal keseluruhan sering ditemui. !uhu

    biasanya tinggi (6'MA) dan berlangsung selama %5 hari.

    Fenomena perdarahan yang sering ditemui adalah tes torniNuet positif,

    mudah memar, dan perdarahan pada tempat punktur vena, sedangkan

    epistaksis dan gusi berdarah jarang terjadi. !tadium krisis penyakit DHF

    adalah saat menapai akhir fase demam. !etelah %5 hari demam, penurunan

    suhu yang epat disertai tanda gangguan sirkulasi dengan derajat keparahan

    yang berbagai maam. Pasien dapat mengeluh berkeringat, ekstremitas

    dingin, gelisah, dan menunjukkan perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

    7anyak pasien sembuh seara spontan atau setelah diberi terapi airan dan

    lektrolit. Pada kasus kehilangan plasma yang sangat banyak, dapat terjadi

    syok dan berkembang menjadi syok hebat bahkan kematian jika tidak

    ditangani dengan tepat.

    (orld Health *rganiation, %&&')

    E. Dia$n,+i+

  • 7/26/2019 DHF GEA

    21/38

    #riteria diagnosis untuk DHF menurut H* (1'') yaitu harus ada

    semua gejala;

    1. Demam, atau ri0ayat demam berlangsung %5 hari, kadang bersifat

    bifasik

    %. #eenderungan perdarahan, dibuktikan oleh paling tidak satu dari;

    a. es torniNuet positif

    b. Peteki, ekimosis, atau purpura

    . Perdarahan mukosa, 9, injeksi

    d. Hmatemesis atau melena

    6. rombositopenia (1&&.&&& sel per mm6atau kurang)

    2. 7ukti kebooran plasma akibat peningkatan permeabilitas vaskuler,

    dengan sedikitnya satu dari;

    a. Peningkatan hematokrit lebih atau sama dengan %&- di atas angka

    normal sesuai usia, jenis kelamin dan populasi.

    b. Penurunan hematokrit setelah terapi pengganti airan lebih atau sama

    dengan %&- dari angka a0al.

    . anda kebooran plasma seperti efusi pleura, asites, dan

    hipoproteinemia.

    3. Peme#i"+aan &enunan$

    Pemeriksaan darah rutin dilakukan pada pasien DHF untuk

    mengetahui kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan

    darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif. Diagnosis pasti

    didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (ell ulture) ataupun deteksi

    antigen virus 8: dengue dengan teknik 85PA8 (8everse ransriptase

    Polymerase Ahain 8eation), namun karena lebih rumit, saat ini tes serologis

    yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap

    dengue berupa antibodi total, g> maupun 1g9. Parameter "aboratoris yang

    dapat diperiksa antara lain;

    a. "eukosit; dapat normal atau menurun. >ulai hari ke56 dapat ditemui

    limfositosis relatif (2+ - dari total leukosit) disertai adanya limfosit

  • 7/26/2019 DHF GEA

    22/38

    plasma biru ("P7) 1+- dari jumlah total leukosit yang pada fase

    syok akan meningkat.

    b. rombosit; umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 653.

    . Hematokrit; #ebooran plasma dibuktikan dengan ditemukannya

    peningkatan hematokrit%&- darihematokrit a0al, umumnya dimulai

    pada hari ke56 demam.

    d. Hemostasis; Dilakukan pemeriksaan P, P, Fibrinogen, D5Dimer,

    atau FDP pada keadaan yang diurigai terjadi perdarahan atau

    kelainan pembekuan darah.

    e. Protein/albumin; Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebooran

    plasma.

    f. dan g9 terhadap dengue.

    g>; terdeteksi mulai hari ke 65+, meningkat sampai minggu ke56,

    menghilang setelah 4&5'& hari. g9; pada infeksi primer, g9 mulai

    terdeteksi pada hari ke512, pada infeksi sekunder g9 mulai terdeteksi

    pada hari ke5%.

    (!uhendro, "eonard, #hie, $ Herdiman dalam !udoyo, %&&')

    G. De#aat "e&a#ahan DH3

    DHF diklasifikasikan menjadi empat tingkatan keparahan, dimana

    derajat dan C dianggap D!! (Dengue !hoc" !yndrome). danya

    trombositopenia disertai hemokonsentrasi membedakan derajat dan DHF

    dari DF.

    Derajat ; Demam disertai gejala konstitusional non spesifik satu5satunya

    manifestasi perdarahan adalah tes torniNuet positif dan/atau

    mudah memar.

    Derajat ;Perdarahan spontan selain manifestasi pada derajat , biasanya

    pada bentuk perdarahan kulit.

  • 7/26/2019 DHF GEA

    23/38

    Derajat ; adanya kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi epat lemah

    serta hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab serta

    gelisah.

    Derajat C; syok hebat dngan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

    H. Tatala"+ana

    atalaksana baik DF maupun DHF seara umum adalah tirah baring,

    pemberian airan, medikamentosa simtomatik, dan antibiotik jika terdapat

    infeksi sekunder. !elanjutnya, tatalaksana spektrum DF/DHF dibagi menjadi

    lima protokol berdasarkan PPD (Perhimpunan Dokter hli Penyakit Dalam

    ndonesia) (!uhendro, "eonard, #hie, $ Herdiman dalam !udoyo, %&&')

    bersama dengan Divisi Penyakit ropik dan nfeksi dan Divisi Hematologi

    dan *nkologi >edik Fakultas #edokteran

  • 7/26/2019 DHF GEA

    24/38

    Periksa Hb, Ht, O O" Periksa Hb, Ht, O, O"

    /%2 jam /%2 jam

    Gam)a# 1. *bservasi dan pemberian airan suspek DHF de0asa tanpa renjatan di asif (5 )

    !yok(5)

    Hb, Ht normal Hb, Ht 1&5%&- Hb, Ht %&-

    O K1&&.&&& O K1&&.&&& O K1&&.&&&

    nfus #ristaloid infus kristaloid

    Hb, Ht, O / %2 jam Hb, Ht, O / %2 jam

    Protokol pemberian

    Aairan DHF dengan

    Ht %&-Gam)a# 2. Pemberian airan pada suspek DHF d0asa di ruang ra0at.

    +- defisit airan

    erapi a0al airan C

    #ristaloid 45 ml/kg/jam

    D# >B>7#

    Ht dan nadi D Q

    K%&mmhg, produksi

    urin Q

    PB87#:

    Ht dan nadi Q, D

    mmbaik, produksi urin

    :D C" D:

    H >B>77#PB87#:

    nfus kristaloid

    1+ml/kg/jam

    #urangi infus kristaloid

    6ml/kg/jam

  • 7/26/2019 DHF GEA

    25/38

    Gam)a# %. Penatalaksanaan DHF dengan peningkatan hematokrit %&-

    #!

    Perdarahan spontan dan masif; epistaksis tak terkendali, hematemesis melena,

    perdarahan otak

    !yok

    Hb, Ht, O, O", pemeriksaan hemostasis (#D)

    9olongan darah, uji cross#match

    #*:D! >B>7

  • 7/26/2019 DHF GEA

    26/38

    Gam)a# (. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DHF de0asa

    A. Gastroenteritis akut

    1. Defnisi

    Pengertian diare adalah suatu penyakit pencernaan atau

    adanya gangguan usus ditandai dengan gangguan frekuensi

    abnormal dan fluiditas evakuasi tinja (Schiller et al.,2013!

    Selain itu diare menurut "epartemen #esehatan ialah dimana

    penderita mengalami buang air besar yang lembek ataupun cair

    dan bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering

    dari biasanya dan berlangsung kurang dari 1$ hari! Selain itu

    diare bisa saja disertai dengan atau tanpa darah%lendir dalam

    tinja& dan juga disertai dengan muntah atau tanpa muntah

    ("epkes '& 2011!

    2. Epidemiologi

  • 7/26/2019 DHF GEA

    27/38

    )ebihdari 2 juta diare akut infeksius di *merika setiap

    tahunnya yang merupakan penyebab kedua dari morbiditas danmortalitas di seluruh dunia! +ambaran klinis diare akut

    seringkali tidak spesifik! ,amun selalu berhubungan dengan hal-

    hal berikut . adanya traveling& kontak personal& adanya sangkaan

    food-borne transmisi dengan masa inkubasi yang pendek! /ika

    tidak ada demam menunjukan proses nterotoksin& sebaliknya

    bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang&

    karakteristik suatu etiologi infeksi!

    3. Klasifkasi Diare

    a! "iare kronis .

    1! "iare osmotik

    2! "iare sekretorik

    3! "iare inflamasi

    nflamasi penyakit usus

    5 olitis ulserasi

    5 rohn disease

    #eganasan

    5 #anker usus

    5 )imfoma

    nvasif

    5 ntamoeba histolytica

    5 uberkulosis

    $! otilitas

    Post bedah . vagotomy

    Scleroderma

    "iabetes mellitus

    hipertirodisme

    4! "an lain 5 lain

  • 7/26/2019 DHF GEA

    28/38

    rritable bo6el syndrome

    "iare fungsional

    (Schiller et al!& 2013!

    b! "iare *kut .

    "iare yang bisa terjadi se6aktu 5 6aktu tetapi bisa

    mengakibatkan gejala yang berat! Penyebabnya bisa

    dikarenakan oleh sebagai berikut!

    1! +angguan bakteri yang masuk kedalam usus halus!

    2! /asad renik yang berkembang dengan cepat didalam usus

    halus

    3! 'acun yang dikeluarkan oleh bakteri!

    $! #elebihan cairan usus yang disebabkan oleh bakteri!

    (7idjaja& 2011!

    4. Faktor Risiko

    8aktor risiko yang bisa mengakibatkan meningkatnya

    penularan enteropatogen& yaitu .

    a! *S yang diberikan secara tidak penuh pada $ 5 9

    bulan pertama!

    b! idak layak dan memadaianya penyediaan air bersih!

    c! Pencemaran air oleh tinja!

    d! #urang memadainya sarana kebersihan (#!

    e! :uruknya sanitasi lingkungan!

    f! Penyajian dan penyimpanan makanan yang tidak

    higienis!

    (Soebagyo ; Santoso& 2010!

    5. Etiologi

    tiologi diare dikelompokkan dalam enam golongan besar

    namun penyebab diare yang paling sering ialah .

  • 7/26/2019 DHF GEA

    29/38

    1! "iakibatkan oleh infeksi :akteri . Escherichia Coli,

    Salmonella, Shigella, Vibrio Cholera, VibrioParahaemolyticus, Staphylococccus Aureus,

    dan lain 5 lain!

    2! "iakibatkan oleh infeksi

  • 7/26/2019 DHF GEA

    30/38

    #arena adanya penurunan maupun peningkatan

    motilitas bisa mengakibatkan bakteri tumbuh sehingga terjadidiare hal ini dikarenakan adanya penurunan motilitas& dan

    apabila terjadi penurunan akan menyebabkan perlambatan

    transit obat-obatan atau nutrisi akan meningkatkan absorbsi

    (Soebagyo& 200@!

    !. "ani#estasi Klinik!

    a! #onsistensi tinja encer&berlendir& dan berdarah& demam!

    b! 7arna tinja kehijauan dikarenakan tinja bercampur dengan

    cairan empedu!

    c! ejadi perlecetan pada anus!

    d! +angguan gi?i yang disebabkan intake makanan yang kurang!

    e! untah sebelum dan sesudah diare!

    f! erjadi penurunan kadar gula darah (hipoglikemi!

    g! #ekurangan cairan (dehidrasi (7idjaja& 2011!

    +ejala klinis "ehidrasi

    'ingan Sedang :erat

    Keadaan

    umum

    #esadaran :aik +elisah *patis koma

    'asa haus B BB BBB

    $irkulasi

    ,adi ,ormal epat epat sekali

    Respirasi

    Pernapasan :iasa *gak cepat #ussmaul

    Kulit

  • 7/26/2019 DHF GEA

    31/38

    Cbun-ubun

    besar

    *gak cekung ekung ekung sekali

    ata *gak cekung ekung ekung sekali

    urgor dan

    tonus

    :iasa *gak kering #ering sekali

    "iuresis ,ormal Dliguria *nuria

    Selaput lendir ,ormal *gak kering #ering%asidos

    is

    (Subijanto& 2009!

    abel derajat dehidrasi menurut "epkes tahun 2011

    Ge%ala atau

    dera%at

    de&idrasi

    Diare tanpa

    de&idrasi

    Diare

    de&idrasi

    ringan'seda

    ng

    Diare

    de&idrasi

    (erat

    :ila terdapat

    dua tanda atau

    lebih

    :ila terdapat

    dua tanda atau

    lebih

    :ila terdapat

    dua tanda atau

    lebih

    Keadaan

    umum

    :aik& sadar +elisah& re6el )esu& lunglai&

    atau tidak

    sadar

    "ata idak cekung ekung ekung

    Keinginan

    untuk

    minum

    ,ormal tidak

    ada rasa haus

    ngin minum

    terus& ada rasa

    haus

    alas minum

    )urgor #embali segera #embali

    lambat

    #embali sangat

    lambat

    *. Diagnosis

  • 7/26/2019 DHF GEA

    32/38

    Penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis&

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang!1 *namnesis

    Pertanyaan yang perlu ditanyakan pada anamnesa

    adalah lama diare& frekuensi& volume& konsistensi tinja&

    6arna& bau& ada atau tidak lendir dan darah! *pabila disertai

    muntah tanyakan volume dan frekuensinya! anyakan jumlah

    kencing dalam 9-@ jam terakhir apakah biasa&berkurang&

    jarang atau tidak sama sekali kencing! Perlu juga ditanyakan

    tindakan apa saja yang telah dilakukan ibu selama anak

    diare& seperti pemberian oralit& memba6a anak berobat ke

    puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan apa saja

    yang telah diberikan serta ri6ayat imunisasi (Soebagyo&

    200@!

    2 Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan ini kita dapat menemukan kelainan-

    kelainan apa yang ditemukan sehingga dengan mudah

    menentukan beratnya diare daripada menentukan penyebab

    diare! Status volume dinilai dengan memperhatikan

    perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi&

    temperatur tubuh dan tanda toksisitas! Pada pemeriksaan

    abdomen ada dan kualitas bunyi usus dan ada atau tidak

    adanya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan "clueE

    untuk menentukan etiologi (Simadibrata& 200F!

    3 Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin&

    hematokrit& leukosit& hitung jenis leukosit& kadar eletrolit

    serum& ureum dan keratinin& pemeriksaan tinja dan

  • 7/26/2019 DHF GEA

    33/38

    pemeriksaan )S* mendeteksi giardiasis dan test serologic

    amebiasis serta foto >-ray abdomen! 'ektoskopi atausigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien-pasien

    yang toksik& pasien dengan diare berdarah& atau pasien

    dengan diare akut persisten (Simadibrata& 200F!

    +. enatalaksanaan

    "iare akut pada orang dea6asa selalu terjadinya singkat

    bila tanpa komplikasi& dan kadang-kadang sembuh sendiri

    meskipun tanpa pengobatan! idak jarang penderita mencari

    pengobatan sendiri atau mengobati sendiri dengan obat-obatan

    anti diare yang dijual bebas! :iasanya penderita baru mencari

    pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 2$ jam

    belum ada perbaikan dalam frekuensi :*: ataupun jumlah

    feses yang dikeluarkan! Prinsip pengobatan adalah

    menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba

    yang sesuai dengan etiologi & terapi supportive atau fluid

    replacement dengan intake yang cukup atau dengan oral

    rehidration solution (D'S yang dikenal dengan oralit& dan tidak

    jarang pula diperlukan obat simptomatik untuk menyetop atau

    mengurangi frekuensi diare!

  • 7/26/2019 DHF GEA

    34/38

    Komplikasi

    1. De&idrasi ,Ringan- sedang- (erat- &ipotonik- isotonik

    atau &ipertonik

    2. Ren%atan &ipo/olemik

    3. 0ipokalemia ,meteorismus- &ipotoni- (radikardia-

    peru(a&an EKG

    4. 0ipoglikemia

    5. ntoleransi laktosa sekunder defsiensi enim laktase

    6. Ke%ang

    !. "E

  • 7/26/2019 DHF GEA

    35/38

    DAF)AR $)AKA

    *bdullah& !& ; 8irmansyah *!!& 2010! linical *pproach and

    anagement of hronic "iarrhea! Acta #edica $ndonesia%The

    $ndonesian &ournal of $nternal #edicine! 1.14A-194

    *disasmito& 7iku!& 200A! 8aktor risiko diare pada bayi dan balita di

    ndonesia. Systematic revie6 penelitian akademik bidang

    kesehatan masyarakat!&urnal #a'ara (esehatan! 11.1-10

    handra& :!& 200A! Pengantar #esehatan )ingkungan! d 1! /akarta. +!

    Pp $-1$

    lasen& !& :oisson S!& 'outray P!& orondei :!& :ell !& umming D!& nsik

    /!& 8reeman !& /enkins !& Ddagiri !& 'ay S!& Sinha *!& Suar !&

    Schmidt P! 7!& 201$! ffectiveness of a 'ural Sanitation

    Programme on "iarrhoea& Soil-ransmitted =elminth nfection and

    hild alnutrition in Ddisha& ndia. luster-'andomised rial! The

    !ancet! 2.9$4-942

    "ahlan& !S!& 2011! Statitsti' )ntu' (edo'teran *an (esehatan!

    4th ed! /akarta. Salemba edika& Pp 130-13$! Besar Sampel

    dan Cara Pengambilan Sampel *alam Penelitian

    (edo'teran dan (esehatan! /akarta. Salemba edika& Pp $9!

    2013

    "enslo6& *!S!& d6ards /!& =orney /!& Pena '!& 7ur?elmann "!& organ "!&

    2010! mprovements to 6ater purification and sanitation infrastructure may

    reduce the diarrheal burden in a marginali?ed and flood prone population in

    remote ,icaragua! B#C $nternational Health and Human +ights!

    10.30

    "epartemen #esehatan '! 200@! Strategi ,asional Sanitasi otal

    :erbasis asyarakat ahun 200@

  • 7/26/2019 DHF GEA

    36/38

    "epartemen #esehatan '! 2011! :uku Saku Petugas #esehatan ahun

    2011"epartemen #esehatan '! 201$! Penyakit 201$!

    h!!p://"""#depke$#go#%d/%ndephp'

    "%d,-R#1.01000"iakses 14 /uli 201$

    =ardiyanti& *!!& 2004! $ndi'ator Perbai'an (esehatan !ing'ungan

    Ana'! /akarta. +& Pp 23

    s6ari& G!& 2011! *nalisis 8aktor 'isiko #ejadian "iare pada *nak Csia di

    :a6ah 2 ahun di 'SC" #oja /akarta! agister lmu #epera6atan

    esis!

    /uckett& +& rivedi '! 2011! valuation of chronic diarrhea!Am am Phys!

    @$(10.111F-29

    ,otoatmodjo& S!& 2011! (esehatan #asyara'at $lmu dan Seni!

    /akarta. 'ineka ipta! Pp 19@-1FF

    Primadani& 7!& Santoso )!& 7uryanto *!!& 2012! =ubungan Sanitasi

    )ingkungan "engan #ejadian "iare di "uga *kibat nfeksi di "esa

    +ondosali #ecamatan :uluh #abupaten emanggung! &urnal

    (esehatan #asyara'at! 1.434-4$1

    Purna6ijayanti& *!=!& 2001! Sanitasi Higiene dan (eselamatan (er-a

    dalam Pengelolahan #a'anan! Gogyakarta. #anisius& Pp 22

    Purba& !!& 2012! 8aktor-faktor yang beruhubungan dengan kejadian diare

    pada anak balita di 6ilayah kerja Puskesmas astiti #ecamatan

    "oloksanggul #abupaten =umbang =asundutan!Cniversitas

    Sumatera Ctara! hesis

    'S#S"*S 2013! 'iset #esehatan "asar ahun 2013

    Schiller& '!)!& Pardi S!"!& Spiller '!& Semrad !!& Sura6ic? !!& +iannella

    *!'!& #rejs /!+!& 8arthing +!/!!& Sellin =!/!& 2012! +astro 2013

    *P"7%7D+ Shanghai 6orking party report. hronic "iarrhea.

    http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.14010008http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.14010008http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.14010008http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.14010008
  • 7/26/2019 DHF GEA

    37/38

    "efinition& lassification& "iagnosis! &ournal of

    astroenterology and Hepatology! 2F.9-24Semba& "!'!& #raemer #!& Sun #!& Pee "!S!& *khter ,!& oench-pfanner '!&

    'ah =!/!& ampbell *!*!& :loem 7!!& 2011 'elationship of he

    Presence of a =ousehold mproved )atrine 6ith "iarrhea and

    Cnder-five hild ortality in ndonesia! The American &ournal f

    Tropical #edicine and Hygiene! 3.$$3-$40

    Sima& !)!& "esai !!& carty !& limelech !& 2012! 8ecal ndicators

    in Sand&Sand contact and 'isk of nteric llness *mong

    :eachgoers! The American &ournal of Tropical #edicine and

    Hygiene! 9.9AF-F@$

    Simadibrata& #!!& ; "aldiyono!& 200F! *iare A'ut Bu'u A-ar $lmu

    Penya'it *alam! /akarta. nterna Publishing& Pp 442

    Sinthamurni6aty!& 2009! 8aktor-8aktor 'isiko #ejadian "iare *kut pada

    :alita (Studi #asus di #abupaten Semarang! Cniversitas

    "iponegoro Semarang! agister pidemiologi esis

    Soebagyo& :!& 200@! *iare A'ut Pada Ana'! Surakarta. C,S Press! Pp

    1-4@

    Soebagyo& :!& ; Santoso ,!:!& 2010! Bu'u A-ar astroenterologi%

    Hepatologi *iare A'ut! /akarta& Pp @@

    homas& !& ; immreck!& 2004. Epidemiologi/ Suatu Pengantar! d

    2! /akarta. +& Pp @9

    7idjaja& ! !& 2011! #engatasi *iare dan (eracunan Pada Balita!

    /akarta& Pp 9

    7ido6ati& !& ulyani S! ,!& ,ir6ati =!& Soenarto G!& 2012! "iare 'ota

  • 7/26/2019 DHF GEA

    38/38

    7=D 201$! h!!p://"""#med%%ne#om/kedok!erank2%n%$/!3mb3h

    kembang/d%areak3!padaanakpedoman!a!a2ak$anad%areak3!dar%456/"iakses 14 /uli 201$

    7ulandari& S!*!& 2010! =ubungan #asus "iare dengan 8aktor Sosial

    konomi dan Perilaku! *epartmen of Public Health! 1.2

    http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/http://www.medicine.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/diare-akut-pada-anak-pedoman-tatalaksana-diare-akut-dari-WHO/