asuhan keperawatan gea
TRANSCRIPT
TUGAS
ASUHAN KEPERAWATAN
“GASTROENTERITIS AKUT”
Disusun Oleh :
FITRIO WIRA QODARI
HERNI
MAGDALENA WINDI ASTUTI
RISKA DWI ERIANI
TUR LESTARI
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2008LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat guna melengkapi tugas mahasiswa dalam Praktik Klinik Kebutuhan
Dasar Manusia III di Bangsal Putra RS DKT Yogyakarta.
Laporan ini disetujui dan disyahkan pada :
Hari/tanggal :
Tempat :
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik
(Wiwi Kustio P, S.Kep., S.Pd.)
Praktikan
Dian Eka Wijayanti
KONSEP DASAR MEDIS
GASTROENTERITIS
A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai
dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.
(Kamus Besar Dorland Hartanto, 2002)
Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala
diare atau tanpa disertai muntah (muntah berak).
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)
Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung
dan usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
(Cecilya L. Bets, 2002)
B. ETIOLOGIa. Faktor infeksi
Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter,
Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d. Factor psikologis
Rasa takut dan cemas.
e. Imunodefisiensi
Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. PATOFISIOLOGIMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :
1. Dehidrasi
Disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut
masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa
lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang
berbentuk cair.
2. Gangguan keseimbangan asam-basa
Hal ini terjadi karena :
a. kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
b. adanya ketosis kelaparan
c. terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
d. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal
e. pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler
3. Hipoglikemia
Adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel
dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormon pertumbuhan.
Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
syok, dan kejang sampai lama.
4. Gangguan gizi
Disebabkan karena :
a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah berat
b. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu
encer diberikan terlalu lama
c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
karena hiperperistaltik
5. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan
perdarahan dalam otak.
D. MANIFESTASI KLINISGejala awal :
1. Anak menjadi cengeng
2. Gelisah
3. Suhu badan meningkat
4. Nafsu makan menurun atau tidak ada
5. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)
6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Gejala lain :
1. Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)
2. Gejala dehidrasi
3. Berat badan menurun
4. Ubun-ubun cekung (pada bayi)
5. Tonus dan turgor kulit berkurang
6. Selaput lendir dan bibir kering
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus
dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti.
Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja,
ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit,
dan bakteri.
Pemeriksaan darah
Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk
membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.
Pemeriksaan urine
Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
2. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap
penderia diare. Lebih-lebih lagi setelah ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan
mempermudah dalam pembuatan diagnosa.
3. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif
dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan
radiology.
F. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan Marilynn E. Doenges 2000 :
1) Diare berhubungan dengan inflamasi,iritasi, atau malabsorbsi usus.
Intervensi Rasional
1. Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, jumlah, dan
faktor pencetus.
2. Tingkatkan tirah baring.
3. Mulai lagi pemasukan cairan per oral
secara bertahap.
4. Kelola pemberian Antasida.
5. Identifikasi makanan dan cairan yang
mencetuskan diare, misal sayuran
segar dan buah, sereal, bumbu,
minuman karbonat, dan produk susu.
1. Membantu membedakan penyakit
indvidu dan mengkaji beratnya
periode.
2. Istirahat menurunkan motilitas usus
juga menurunkan laju metabolisme
bila infeksi atau perdarahan sebagai
komplikasi.
3. Memberikan istirahat kolon dengan
menghilangkan atau menurunkan
rangsang makanan/cairan.
4. Menurunkan irigasi gaster, mencegah
iflamasi, dan menurunkan resiko
infeksi pada kolitis.
5. Menghindarkan iritan, meningkatkan
istirahat usus.
2) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, pemasukan terbatas (mual).
Intervensi Rasional
1. Kaji tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu).
2. Ukur berat badan tiap hari.3. Awasi masukan dan haluaran, dan
jumlah feses.
4. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat.
5. Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring; hindari kerja.
6. Berikan cairan parenteral, tranfusi darah sesuai indikasi.
1. Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respons terhadap efek kehilangan cairan.
2. Indikator cairan dan status nutrisi.3. Memberikan informasi tentang
keseimbangan cairan, juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
4. Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.
5. Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.
6. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemia.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
Intervensi Rasional 1. Timbang berat badan tiap hari.
2. Anjurkan istirahat sebelum makan.
3. Berikan kebersihan oral.
4. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.
5. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus.
6. Pertahankan puasa sesuai indikasi.
7. Tambahkan diet sesuai indikasi, misal rendah sisa, protein tinggi, kalori tinggi, dan rendah serat sesuai indikasi.
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi.
2. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.
3. Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.
4. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
5. Mencegah serangan akut.
6. Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare dimana menyebabkan malabsorbsi/kehilangan nutrien.
7. Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pencernaan. Protein perlu untuk penyembuhan integritas jaringan. Rendah bulk menurunkan respons peristaltik terhadap makan.
4) Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, status sosioekonomis, fungsi peran, pola interaksi.
Intervensi Rasional 1. Berikan lingkungan tenang dan
istirahat.1. Memindahkan pasien dari stres luar
meningkatkan relaksasi; membantu
2. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan, misal tirah baring, pembatasan masukan per oral, dan prosedur.
3. Catat petunjuk perilaku, misal gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik perhatian.
4. Berikan obat sesuai indikasi.
5. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misal teknik mengatasi stres.
menurnkan ansietas.2. Keterlibatan pasien dalam perecanaan
perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.
3. Indikator derajat ansietas/stres, misal pasien dapat merasa tidak terkontrol di rumah, kerja/masalah pribadi. Stres dapat terjadi sebagai akibat gejala fisik kondisi, juga reaksi lain.
4. Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat.
5. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stres dan ansietas, meningkatkan kontrol penyakit.
5) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan,
ekskoriasi fisura perirektal; fistula.
Intervensi Rasional
1. Observasi distensi abdomen,
peningkatan suhu, penurunan TD.
2. Berikan tindakan nyaman (missal
pijatan punggung, ubah posisi) dan
aktivitas senggang.
3. Kaji ulang faktor-faktor yang
meningkatkan nyeri atau
menghilangkan nyeri.
4. Bersihkan area rectal dengan sabun
ringan dan air/lap setelah defekasi
dan berikan perawatan kulit, missal
salep A&D, salep Sween, jel karaya,
Desitin, jeli minyak.
1. Dapat menunjukkan terjadinya
obstruksi usus karena inflamasi,
edema, dan jaringan parut.
2. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan
kembali perhatian, dan meningkatkan
kemampuan koping.
3. Dapat menunjukkan dengan tepat
pencetus atau faktor pemberat (seperti
kejadian stress, tidak toleran terhadap
makanan) atau mengidentifikasi
terjadinya komplikasi.
4. Melindungi kulit dari asam usus,
mencegah ekskoriasi.
5. Lakukan modifikasi diet sesuai resep,
missal memberikan cairan dan
meningkatkan makanan padat sesuai
toleransi.
5. Istirahat usus penuh dapat menurunkan
nyeri, kram.
6) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat.
Intervensi Rasional
1. Tentukan persepsi pasien tentang
proses penyakit.
2. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi,
dosis, dan kemungkinan efek
samping.
3. Ingatkan pasien untuk mengobservasi
efek samping bila steroid diberikan
dalam jangka panjang, missal ulkus,
edema muka, kelemahan otot.
4. Tekankan pentingnya perawatan
kulit, missal teknik cuci tangan
dengan baik dan perawatan perineal
yang baik.
1. Membuat pengetahuan dasar dan
memberikan kesadaran kebutuhan
belajar individu.
2. Meningkatkan pemahaman dan dapat
meningkatkan kerjasama dalam
program.
3. Steroid dapat digunakan untuk
mengontrol inflamasi dan
mempengaruhi remisi penyakit; namun
obat dapat menurunkan ketahanan
terhadap infeksi dan menyebabkan
retensi cairan.
4. Menurunkan penyebaran bakteri dan
resiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi.
BAB II
PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Selasa, 28 Oktober 2008
Jam : 20.30 WIB
Oleh : Dian Eka Wijayanti
Tempat : Bangsal Putra RS DKT Yogyakarta
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, status pasien, tim kesehatan lain
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study dokumentasi
A. IDENTITASa. Pasien
Nama : Bp. “T”
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Alamat : Tlajuk, Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Suku bangsa :
Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2008
No. CM : 5079
Diagnosa medis : Gastroenteritis Akut
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. “S”
Umur : -
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tlajuk, Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul
Pekerjaan : -
Hubungan dengan pasien : Istri
B. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Pasien yang Lalu
Pasien belum pernah masuk rumah sakit karena penyakit yang sama.
b. Riwayat Kesehatan Pasien Sekarang
− 5 hari sebelumnya pasien makan nasi padang.
− Hari Minggunya pasien muntah dan diare. Hari Senin pasien diare sampai
23x dan muntah 20x.
C. DATAData yang di dapat pada saat dilakukan pengkajian pada hari Selasa, 28 Oktober
2008 jam 20.30 WIB :
− Pasien mengatakan diare.
− Pasien mengatakan merasa mual.
− Pasien mengatakan muntah.
− Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
− Badan lemas.
− Pasien tidak menghabiskan makanannya.
− Membrane mukosa kering.
− Muntah 10x.
− Diare 15x.
Pemeriksaan Fisik :
− Kesadaran kompos mentis.
− TD : 100/80 mmHg
− N : 89x/menit
− S : 36,5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hasil Pemeriksaan Tanggal 28 Oktober 2008
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1. Haemoglobin 14,2 P : 14-16 g % ; W : 12-14 g %
2. Leukosit 9200 5000-10000/mm3
3. Hitung jenis leukosit :
Eosinofil 0 1-6
Basofil 0 0-2
Neutrofil Stab 0 0-4
Neutrofil Segment 84 40-80
Limfosit 15 20-40
Monosit 1 2-10
4. LED 53-77 P : 10/1 jam ; W : 20/1 jam
b. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 28 Oktober 2008
Feses
Macroscopis Microscopis
Warna : coklat Amuba : negatif
Konsistensi : padat Kista : negatif
Darah : - Telur cacing : negatif
Sisa makanan
Leukosit : negatif
Erytrosit : negative
c. Hasil Pemeriksaan Urine Tanggal 29 Oktober 2008
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1. Urine rutin
Warna Kuning
BJ 1018
Reaksi Asam
Albumin Negative
Reduksi Positif (+)
Urobilirubin Negative
Bilirubin Negative
Sedimen :
Leukosit 4-5 tlp
Eritrosit 2-3 tlp
Cylinder Hyaline 1-2 tlp
Epitel cell Positif (+)
Kristal Indigo 10-15 tlp
Bakteri Negative
E. TERAPIa. Obat Oral
Antasida 3x1
Metronidazol 3x500 mg
b. Injeksi
Ketorolac 3x1 ampul
Ulsikur 3x1 ampul
Cefotaxime 2x1 gr
Metoclocamide 3x1 ampul
F. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARIa. Nutrisi
Sebelum sakit
Pasien makan 3x sehari, dengan menu nasi, lauk, dan sayuran hijau. Tidak ada
makanan yang menjadi pantangan. Pasien minum 7-8 gelas per hari.
Selama sakit
Dari rumah sakit, pasien diberi diit bubur. Pasien tidak pernah menghabiskan
makanannya. Pasien minum 5-6 gelas per hari.
b. Eliminasi
Sebelum sakit
Pasien BAB dan BAK tanpa mengalami kesulitan. Pasien BAB 1x per hari
dan BAK 5-6x per hari.
Selama sakit
Pasien BAB cair sampai 15x per hari, BAK 5-6x per hari. Pasien muntah
sampai 10x per hari.
c. Istirahat/tidur
Sebelum sakit
Kebutuhan tidur pasien terpenuhi. Pasien tidur 6-7 jam tiap malamnya dan
tidur siang 1-2 jam.
Selama sakit
Pasien mengeluh kurang tidur karena setiap saat terasa ingin BAB.
d. Aktivitas
Sebelum sakit
Pasien beraktivitas secara mandiri.
Selama sakit
Aktivitas pasien terbatas dan dibantu keluarganya.
e. Personal Hygiene
1. Kulit
Kulit pasien bersisik, turgor kulit baik, warna kulit normal, pertumbuhan
bulu normal.
2. Rambut
Rambut pasien kusut.
3. Telinga
Tidak ditemukan adanya adanya kelainan pada telinga pasien. Tidak ada
serumen yang keluar.
4. Mata
Tidak ditemukan adanya kelainan pada mata. Pasien membersihkan mata
pada saat mandi.
5. Mulut
Membrane mukosa mulut terlihat kering.
6. Kuku kaki dan tangan
Kuku pasien tidak terlihat panjang.
G. HUBUNGAN SOSIAL dan SPIRITUALa. Hubungan Sosial
Hubungan pasien dengan orang lain cukup baik, terbukti dengan pasien bisa
diajak untuk bekerja sama dengan tim kesehatan dan banyaknya orang yang
menjenguk.
b. Hubungan Spirtual
Selama sakit, pasien tetap rajin menjalankan sholat 5 waktu.
PENGELOMPOKAN DATA
Data Subjektif :
Pasien mengatakan diare.
Pasien mengatakan merasa mual.
Pasien mengatakan muntah.
Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif :
Diare 15x.
Muntah 10x.
Badan lemas.
Pasien tidak menghabiskan makanannya.
Membrane mukosa kering.
TD : 100/80 mmHg
N : 89x/menit
ANALISA DATA
No. Data Senjang Etiologi Problem
1. DS :
Pasien mengatakan diare.
DO :
Diare 15x.
Badan lemas
Inflamasi. Diare.
2. DS :
Pasien mengatakan muntah.
Pasien mengatakan merasa
mual.
DO :
Muntah 10x.
TD : 100/80 mmHg
N : 89x/menit
Membrane mukosa kering.
Kehilangan banyak
melalui rute normal
(muntah).
Resiko tinggi terhadap
kekurangan volume
cairan.
3. DS :
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
DO :
Pasien tidak menghabiskan
makannya.
Masukan oral tidak
adekuat.
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS
1. Diare berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan diare.
DO :
Diare 15x.
Badan lemas.
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
banyak melalui rute normal (muntah) ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan muntah.
Pasien mengatakan merasa mual.
DO :
Muntah 10x.
Membrane mukosa kering.
TD : 100/80 mmHg
N : 89x/menit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan oral
tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
DO :
Pasien tidak menghabiskan makanannya.
Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)
No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
1. S :
Pasien mengatakan masih diare.
O :
Badan lemas.
Diare 10x.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 11.45 WIB
Memberikan obat oral
Antasida.
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.00 WIB
Menanyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 12.15 WIB
Pasien meminum
obatnya.
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.10 WIB
Pasien mengatakan
masih diare.
Diare 7x.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan
masih diare.
O :
Diare 7x.
Badan lemas.
A :
Masalah teratasi
sebagian.
P :
Lanjut intervensi no.1, 2,
3, 4
Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)
No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
1. S :
Pasien mengatakan masih diare.
O :
Diare 2x.
Badan lemas.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 17.15 WIB
Memberikan obat oral
Antasida.
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.00 WIB
Menanyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 18.00 WIB
Pasien meminum
obatnya.
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.10 WIB
Pasien mengatakan
masih diare.
Diare 3x.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan
masih diare.
O :
Diare 3x.
Badan tidak lemas.
A :
Masalah teratasi
sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1,
2, 3, 4
Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)
No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
2. S :
Pasien mengatakan masih mual.
O :
TD : 110/80 mmHg
N : 76x/menit
S : 34,5oC
Membrane mukosa lembab.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 10.00 WIB
Injeksi per kab
Metoclocamide (1
ampul).
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 11.00 WIB
Mengukur tanda-tanda
vital pasien.
Dian
3. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.00 WIB
Menanyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 10.10 WIB
Pasien mengatakan
mual berkurang.
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 11.10 WIB
TD : 120/80 mmHg
N : 66x/menit
S : 36,3oC
Dian
3. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.10 WIB
Pasien mengatakan
mual berkurang.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan
mual berkurang.
O :
TD : 120/80 mmHg
N : 66x/menit
S : 36,3oC
Membrane mukosa
lembab.
A :
Masalah teratasi
sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1,
2, 3, 4
Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)
No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
2. S :
Pasien mengatakan mual
berkurang.
O :
TD : 110/80 mmHg
N : 92x/menit
S : 36,2oC
Membrane mukosa lembab.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 16.30 WIB
Mengukur tanda-tanda
vital pasien.
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.00 WIB
Menanyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 16.40 WIB
TD : 110/80 mmHg
N : 78x/menit
S : 36oC
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.10 WIB
Pasien mengatakan
mual sudah berkurang.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan
mual sudah berkurang.
O :
TD : 110/70 mmHg
N : 78x/menit
S : 36oC
Membrane mukosa
lembab.
A :
Masalah teratasi
sebagian.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2,
3
Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)
No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
3. S :
Pasien mengatakan tidak nafsu
makan.
O :
Pasien tidak menghabiskan
makanannya.
A :
Masalah belum teratasi sama sekali.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 11.45 WIB
Menyediakan makan
siang diit bubur.
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.00 WIB
Menanyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 12.15 WIB
Pasien makan ½ porsi dari
makanan yang disediakan.
Dian
2. Tgl. 30 Oktober 2008
Jam 13.10 WIB
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
O :
Pasien mkan ½ porsi dari
makanan yang disediakan.
A :
Masalah belum teratasi sama
sekali.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3
Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)
No. Catatan Perkembangan Intervensi Evaluasi
3. S :
Pasien mengatakan tidak nafsu
makan.
O :
Pasien makan ½ porsi dari
makanan yang disediakan
rumah sakit.
A :
Masalah belum teratasi sama
sekali.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 17.15 WIB
Menyediakan makan
malam diit bubur.
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.00 WIB
Menenyakan keluhan
pasien.
Dian
1. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 18.00 WIB
Pasien makan ½ porsi dari
makanan yang disediakan.
Dian
2. Tgl. 31 Oktober 2008
Jam 19.10 WIB
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
Dian
Evaluasi Hasil
S :
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
O :
Pasien makan ½ porsi dari
makanan yang disediakan.
A :
Masalah belum teratasi
sama sekali.
P :
Lanjut intervensi no. 1, 2, 3