asuhan keperawatan gea

39
TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN “GASTROENTERITIS AKUT” Disusun Oleh : FITRIO WIRA QODARI HERNI MAGDALENA WINDI ASTUTI RISKA DWI ERIANI TUR LESTARI

Upload: vella-violet-thethep-cutez

Post on 21-Jul-2016

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Gea

TUGAS

ASUHAN KEPERAWATAN

“GASTROENTERITIS AKUT”

Disusun Oleh :

FITRIO WIRA QODARI

HERNI

MAGDALENA WINDI ASTUTI

RISKA DWI ERIANI

TUR LESTARI

Page 2: Asuhan Keperawatan Gea

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2008LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat guna melengkapi tugas mahasiswa dalam Praktik Klinik Kebutuhan

Dasar Manusia III di Bangsal Putra RS DKT Yogyakarta.

Laporan ini disetujui dan disyahkan pada :

Hari/tanggal :

Tempat :

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Wiwi Kustio P, S.Kep., S.Pd.)

Praktikan

Page 3: Asuhan Keperawatan Gea

Dian Eka Wijayanti

KONSEP DASAR MEDIS

GASTROENTERITIS

A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai

dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.

(Kamus Besar Dorland Hartanto, 2002)

Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala

diare atau tanpa disertai muntah (muntah berak).

(Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung

dan usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat

kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

(Cecilya L. Bets, 2002)

B. ETIOLOGIa. Faktor infeksi

Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter,

Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.

Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis),

Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.

Page 4: Asuhan Keperawatan Gea

Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides),

protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).

b. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.

c. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.

d. Factor psikologis

Rasa takut dan cemas.

e. Imunodefisiensi

Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.

f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang

tenggorokan.

C. PATOFISIOLOGIMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :

1. Dehidrasi

Disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut

masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa

lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang

berbentuk cair.

2. Gangguan keseimbangan asam-basa

Hal ini terjadi karena :

a. kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

b. adanya ketosis kelaparan

c. terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan

d. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal

e. pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler

3. Hipoglikemia

Page 5: Asuhan Keperawatan Gea

Adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel

dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormon pertumbuhan.

Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,

syok, dan kejang sampai lama.

4. Gangguan gizi

Disebabkan karena :

a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah

yang bertambah berat

b. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu

encer diberikan terlalu lama

c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik

karena hiperperistaltik

5. Gangguan sirkulasi

Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan

berkurang dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan

perdarahan dalam otak.

D. MANIFESTASI KLINISGejala awal :

1. Anak menjadi cengeng

2. Gelisah

3. Suhu badan meningkat

4. Nafsu makan menurun atau tidak ada

5. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)

6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu

Gejala lain :

1. Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)

2. Gejala dehidrasi

3. Berat badan menurun

4. Ubun-ubun cekung (pada bayi)

Page 6: Asuhan Keperawatan Gea

5. Tonus dan turgor kulit berkurang

6. Selaput lendir dan bibir kering

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium

Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus

dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti.

Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja,

ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.

Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit,

dan bakteri.

Pemeriksaan darah

Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk

membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.

Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.

Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.

Pemeriksaan urine

Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.

2. Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap

penderia diare. Lebih-lebih lagi setelah ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan

mempermudah dalam pembuatan diagnosa.

3. Radiologi

Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif

dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan

radiology.

Page 7: Asuhan Keperawatan Gea

F. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan Marilynn E. Doenges 2000 :

1) Diare berhubungan dengan inflamasi,iritasi, atau malabsorbsi usus.

Intervensi Rasional

1. Observasi dan catat frekuensi

defekasi, karakteristik, jumlah, dan

faktor pencetus.

2. Tingkatkan tirah baring.

3. Mulai lagi pemasukan cairan per oral

secara bertahap.

4. Kelola pemberian Antasida.

5. Identifikasi makanan dan cairan yang

mencetuskan diare, misal sayuran

segar dan buah, sereal, bumbu,

minuman karbonat, dan produk susu.

1. Membantu membedakan penyakit

indvidu dan mengkaji beratnya

periode.

2. Istirahat menurunkan motilitas usus

juga menurunkan laju metabolisme

bila infeksi atau perdarahan sebagai

komplikasi.

3. Memberikan istirahat kolon dengan

menghilangkan atau menurunkan

rangsang makanan/cairan.

4. Menurunkan irigasi gaster, mencegah

iflamasi, dan menurunkan resiko

infeksi pada kolitis.

5. Menghindarkan iritan, meningkatkan

istirahat usus.

2) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, pemasukan terbatas (mual).

Intervensi Rasional

Page 8: Asuhan Keperawatan Gea

1. Kaji tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu).

2. Ukur berat badan tiap hari.3. Awasi masukan dan haluaran, dan

jumlah feses.

4. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat.

5. Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring; hindari kerja.

6. Berikan cairan parenteral, tranfusi darah sesuai indikasi.

1. Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respons terhadap efek kehilangan cairan.

2. Indikator cairan dan status nutrisi.3. Memberikan informasi tentang

keseimbangan cairan, juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.

4. Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.

5. Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.

6. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemia.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.

Intervensi Rasional 1. Timbang berat badan tiap hari.

2. Anjurkan istirahat sebelum makan.

3. Berikan kebersihan oral.

4. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.

5. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus.

6. Pertahankan puasa sesuai indikasi.

7. Tambahkan diet sesuai indikasi, misal rendah sisa, protein tinggi, kalori tinggi, dan rendah serat sesuai indikasi.

1. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi.

2. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.

3. Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.

4. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.

5. Mencegah serangan akut.

6. Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare dimana menyebabkan malabsorbsi/kehilangan nutrien.

7. Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pencernaan. Protein perlu untuk penyembuhan integritas jaringan. Rendah bulk menurunkan respons peristaltik terhadap makan.

4) Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, status sosioekonomis, fungsi peran, pola interaksi.

Intervensi Rasional 1. Berikan lingkungan tenang dan

istirahat.1. Memindahkan pasien dari stres luar

meningkatkan relaksasi; membantu

Page 9: Asuhan Keperawatan Gea

2. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan, misal tirah baring, pembatasan masukan per oral, dan prosedur.

3. Catat petunjuk perilaku, misal gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik perhatian.

4. Berikan obat sesuai indikasi.

5. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misal teknik mengatasi stres.

menurnkan ansietas.2. Keterlibatan pasien dalam perecanaan

perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.

3. Indikator derajat ansietas/stres, misal pasien dapat merasa tidak terkontrol di rumah, kerja/masalah pribadi. Stres dapat terjadi sebagai akibat gejala fisik kondisi, juga reaksi lain.

4. Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat.

5. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stres dan ansietas, meningkatkan kontrol penyakit.

5) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan,

ekskoriasi fisura perirektal; fistula.

Intervensi Rasional

1. Observasi distensi abdomen,

peningkatan suhu, penurunan TD.

2. Berikan tindakan nyaman (missal

pijatan punggung, ubah posisi) dan

aktivitas senggang.

3. Kaji ulang faktor-faktor yang

meningkatkan nyeri atau

menghilangkan nyeri.

4. Bersihkan area rectal dengan sabun

ringan dan air/lap setelah defekasi

dan berikan perawatan kulit, missal

salep A&D, salep Sween, jel karaya,

Desitin, jeli minyak.

1. Dapat menunjukkan terjadinya

obstruksi usus karena inflamasi,

edema, dan jaringan parut.

2. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan

kembali perhatian, dan meningkatkan

kemampuan koping.

3. Dapat menunjukkan dengan tepat

pencetus atau faktor pemberat (seperti

kejadian stress, tidak toleran terhadap

makanan) atau mengidentifikasi

terjadinya komplikasi.

4. Melindungi kulit dari asam usus,

mencegah ekskoriasi.

Page 10: Asuhan Keperawatan Gea

5. Lakukan modifikasi diet sesuai resep,

missal memberikan cairan dan

meningkatkan makanan padat sesuai

toleransi.

5. Istirahat usus penuh dapat menurunkan

nyeri, kram.

6) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat.

Intervensi Rasional

1. Tentukan persepsi pasien tentang

proses penyakit.

2. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi,

dosis, dan kemungkinan efek

samping.

3. Ingatkan pasien untuk mengobservasi

efek samping bila steroid diberikan

dalam jangka panjang, missal ulkus,

edema muka, kelemahan otot.

4. Tekankan pentingnya perawatan

kulit, missal teknik cuci tangan

dengan baik dan perawatan perineal

yang baik.

1. Membuat pengetahuan dasar dan

memberikan kesadaran kebutuhan

belajar individu.

2. Meningkatkan pemahaman dan dapat

meningkatkan kerjasama dalam

program.

3. Steroid dapat digunakan untuk

mengontrol inflamasi dan

mempengaruhi remisi penyakit; namun

obat dapat menurunkan ketahanan

terhadap infeksi dan menyebabkan

retensi cairan.

4. Menurunkan penyebaran bakteri dan

resiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi.

Page 11: Asuhan Keperawatan Gea

BAB II

PENGKAJIAN

Hari/tanggal : Selasa, 28 Oktober 2008

Jam : 20.30 WIB

Oleh : Dian Eka Wijayanti

Tempat : Bangsal Putra RS DKT Yogyakarta

Sumber data : Pasien, keluarga pasien, status pasien, tim kesehatan lain

Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study dokumentasi

A. IDENTITASa. Pasien

Nama : Bp. “T”

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : -

Alamat : Tlajuk, Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Suku bangsa :

Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2008

Page 12: Asuhan Keperawatan Gea

No. CM : 5079

Diagnosa medis : Gastroenteritis Akut

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. “S”

Umur : -

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Tlajuk, Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul

Pekerjaan : -

Hubungan dengan pasien : Istri

B. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Pasien yang Lalu

Pasien belum pernah masuk rumah sakit karena penyakit yang sama.

b. Riwayat Kesehatan Pasien Sekarang

− 5 hari sebelumnya pasien makan nasi padang.

− Hari Minggunya pasien muntah dan diare. Hari Senin pasien diare sampai

23x dan muntah 20x.

C. DATAData yang di dapat pada saat dilakukan pengkajian pada hari Selasa, 28 Oktober

2008 jam 20.30 WIB :

− Pasien mengatakan diare.

− Pasien mengatakan merasa mual.

Page 13: Asuhan Keperawatan Gea

− Pasien mengatakan muntah.

− Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

− Badan lemas.

− Pasien tidak menghabiskan makanannya.

− Membrane mukosa kering.

− Muntah 10x.

− Diare 15x.

Pemeriksaan Fisik :

− Kesadaran kompos mentis.

− TD : 100/80 mmHg

− N : 89x/menit

− S : 36,5

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hasil Pemeriksaan Tanggal 28 Oktober 2008

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

1. Haemoglobin 14,2 P : 14-16 g % ; W : 12-14 g %

2. Leukosit 9200 5000-10000/mm3

3. Hitung jenis leukosit :

Eosinofil 0 1-6

Basofil 0 0-2

Neutrofil Stab 0 0-4

Neutrofil Segment 84 40-80

Limfosit 15 20-40

Monosit 1 2-10

4. LED 53-77 P : 10/1 jam ; W : 20/1 jam

Page 14: Asuhan Keperawatan Gea

b. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 28 Oktober 2008

Feses

Macroscopis Microscopis

Warna : coklat Amuba : negatif

Konsistensi : padat Kista : negatif

Darah : - Telur cacing : negatif

Sisa makanan

Leukosit : negatif

Erytrosit : negative

c. Hasil Pemeriksaan Urine Tanggal 29 Oktober 2008

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

1. Urine rutin

Warna Kuning

BJ 1018

Reaksi Asam

Albumin Negative

Reduksi Positif (+)

Urobilirubin Negative

Bilirubin Negative

Sedimen :

Leukosit 4-5 tlp

Eritrosit 2-3 tlp

Cylinder Hyaline 1-2 tlp

Epitel cell Positif (+)

Kristal Indigo 10-15 tlp

Bakteri Negative

Page 15: Asuhan Keperawatan Gea

E. TERAPIa. Obat Oral

Antasida 3x1

Metronidazol 3x500 mg

b. Injeksi

Ketorolac 3x1 ampul

Ulsikur 3x1 ampul

Cefotaxime 2x1 gr

Metoclocamide 3x1 ampul

F. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARIa. Nutrisi

Sebelum sakit

Pasien makan 3x sehari, dengan menu nasi, lauk, dan sayuran hijau. Tidak ada

makanan yang menjadi pantangan. Pasien minum 7-8 gelas per hari.

Selama sakit

Dari rumah sakit, pasien diberi diit bubur. Pasien tidak pernah menghabiskan

makanannya. Pasien minum 5-6 gelas per hari.

b. Eliminasi

Sebelum sakit

Pasien BAB dan BAK tanpa mengalami kesulitan. Pasien BAB 1x per hari

dan BAK 5-6x per hari.

Selama sakit

Page 16: Asuhan Keperawatan Gea

Pasien BAB cair sampai 15x per hari, BAK 5-6x per hari. Pasien muntah

sampai 10x per hari.

c. Istirahat/tidur

Sebelum sakit

Kebutuhan tidur pasien terpenuhi. Pasien tidur 6-7 jam tiap malamnya dan

tidur siang 1-2 jam.

Selama sakit

Pasien mengeluh kurang tidur karena setiap saat terasa ingin BAB.

d. Aktivitas

Sebelum sakit

Pasien beraktivitas secara mandiri.

Selama sakit

Aktivitas pasien terbatas dan dibantu keluarganya.

e. Personal Hygiene

1. Kulit

Kulit pasien bersisik, turgor kulit baik, warna kulit normal, pertumbuhan

bulu normal.

2. Rambut

Rambut pasien kusut.

3. Telinga

Tidak ditemukan adanya adanya kelainan pada telinga pasien. Tidak ada

serumen yang keluar.

4. Mata

Tidak ditemukan adanya kelainan pada mata. Pasien membersihkan mata

pada saat mandi.

5. Mulut

Membrane mukosa mulut terlihat kering.

6. Kuku kaki dan tangan

Kuku pasien tidak terlihat panjang.

Page 17: Asuhan Keperawatan Gea

G. HUBUNGAN SOSIAL dan SPIRITUALa. Hubungan Sosial

Hubungan pasien dengan orang lain cukup baik, terbukti dengan pasien bisa

diajak untuk bekerja sama dengan tim kesehatan dan banyaknya orang yang

menjenguk.

b. Hubungan Spirtual

Selama sakit, pasien tetap rajin menjalankan sholat 5 waktu.

Page 18: Asuhan Keperawatan Gea

PENGELOMPOKAN DATA

Data Subjektif :

Pasien mengatakan diare.

Pasien mengatakan merasa mual.

Pasien mengatakan muntah.

Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

Data Objektif :

Diare 15x.

Muntah 10x.

Badan lemas.

Pasien tidak menghabiskan makanannya.

Membrane mukosa kering.

TD : 100/80 mmHg

N : 89x/menit

Page 19: Asuhan Keperawatan Gea

ANALISA DATA

No. Data Senjang Etiologi Problem

1. DS :

Pasien mengatakan diare.

DO :

Diare 15x.

Badan lemas

Inflamasi. Diare.

2. DS :

Pasien mengatakan muntah.

Pasien mengatakan merasa

mual.

DO :

Muntah 10x.

TD : 100/80 mmHg

N : 89x/menit

Membrane mukosa kering.

Kehilangan banyak

melalui rute normal

(muntah).

Resiko tinggi terhadap

kekurangan volume

cairan.

3. DS :

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan.

DO :

Pasien tidak menghabiskan

makannya.

Masukan oral tidak

adekuat.

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh.

Page 20: Asuhan Keperawatan Gea

DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS

1. Diare berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan :

DS :

Pasien mengatakan diare.

DO :

Diare 15x.

Badan lemas.

2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

banyak melalui rute normal (muntah) ditandai dengan :

DS :

Pasien mengatakan muntah.

Pasien mengatakan merasa mual.

DO :

Muntah 10x.

Membrane mukosa kering.

TD : 100/80 mmHg

N : 89x/menit

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan oral

tidak adekuat ditandai dengan :

DS :

Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

DO :

Pasien tidak menghabiskan makanannya.

Page 21: Asuhan Keperawatan Gea

Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)

No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi

1. S :

Pasien mengatakan masih diare.

O :

Badan lemas.

Diare 10x.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 11.45 WIB

Memberikan obat oral

Antasida.

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.00 WIB

Menanyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 12.15 WIB

Pasien meminum

obatnya.

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.10 WIB

Pasien mengatakan

masih diare.

Diare 7x.

Dian

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan

masih diare.

O :

Diare 7x.

Badan lemas.

A :

Masalah teratasi

sebagian.

P :

Lanjut intervensi no.1, 2,

3, 4

Page 22: Asuhan Keperawatan Gea

Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)

No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi

1. S :

Pasien mengatakan masih diare.

O :

Diare 2x.

Badan lemas.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 17.15 WIB

Memberikan obat oral

Antasida.

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.00 WIB

Menanyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 18.00 WIB

Pasien meminum

obatnya.

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.10 WIB

Pasien mengatakan

masih diare.

Diare 3x.

Dian

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan

masih diare.

O :

Diare 3x.

Badan tidak lemas.

A :

Masalah teratasi

sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1,

Page 23: Asuhan Keperawatan Gea

2, 3, 4

Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)

No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi

2. S :

Pasien mengatakan masih mual.

O :

TD : 110/80 mmHg

N : 76x/menit

S : 34,5oC

Membrane mukosa lembab.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 10.00 WIB

Injeksi per kab

Metoclocamide (1

ampul).

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 11.00 WIB

Mengukur tanda-tanda

vital pasien.

Dian

3. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.00 WIB

Menanyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 10.10 WIB

Pasien mengatakan

mual berkurang.

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 11.10 WIB

TD : 120/80 mmHg

N : 66x/menit

S : 36,3oC

Dian

3. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.10 WIB

Pasien mengatakan

mual berkurang.

Dian

Page 24: Asuhan Keperawatan Gea

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan

mual berkurang.

O :

TD : 120/80 mmHg

N : 66x/menit

S : 36,3oC

Membrane mukosa

lembab.

A :

Masalah teratasi

sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1,

2, 3, 4

Page 25: Asuhan Keperawatan Gea

Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)

No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi

2. S :

Pasien mengatakan mual

berkurang.

O :

TD : 110/80 mmHg

N : 92x/menit

S : 36,2oC

Membrane mukosa lembab.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3, 4

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 16.30 WIB

Mengukur tanda-tanda

vital pasien.

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.00 WIB

Menanyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 16.40 WIB

TD : 110/80 mmHg

N : 78x/menit

S : 36oC

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.10 WIB

Pasien mengatakan

mual sudah berkurang.

Dian

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan

mual sudah berkurang.

O :

TD : 110/70 mmHg

N : 78x/menit

S : 36oC

Membrane mukosa

lembab.

Page 26: Asuhan Keperawatan Gea

A :

Masalah teratasi

sebagian.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2,

3

Page 27: Asuhan Keperawatan Gea

Catatan Perkembangan Tanggal 30 Oktober 2008 (pagi)

No. Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi

3. S :

Pasien mengatakan tidak nafsu

makan.

O :

Pasien tidak menghabiskan

makanannya.

A :

Masalah belum teratasi sama sekali.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 11.45 WIB

Menyediakan makan

siang diit bubur.

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.00 WIB

Menanyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 12.15 WIB

Pasien makan ½ porsi dari

makanan yang disediakan.

Dian

2. Tgl. 30 Oktober 2008

Jam 13.10 WIB

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan.

Dian

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan.

O :

Pasien mkan ½ porsi dari

makanan yang disediakan.

A :

Masalah belum teratasi sama

sekali.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3

Page 28: Asuhan Keperawatan Gea

Catatan Perkembangan Tanggal 31 Oktober 2008 (sore)

No. Catatan Perkembangan Intervensi Evaluasi

3. S :

Pasien mengatakan tidak nafsu

makan.

O :

Pasien makan ½ porsi dari

makanan yang disediakan

rumah sakit.

A :

Masalah belum teratasi sama

sekali.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 17.15 WIB

Menyediakan makan

malam diit bubur.

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.00 WIB

Menenyakan keluhan

pasien.

Dian

1. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 18.00 WIB

Pasien makan ½ porsi dari

makanan yang disediakan.

Dian

2. Tgl. 31 Oktober 2008

Jam 19.10 WIB

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan.

Dian

Evaluasi Hasil

S :

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan.

O :

Pasien makan ½ porsi dari

makanan yang disediakan.

A :

Masalah belum teratasi

sama sekali.

P :

Lanjut intervensi no. 1, 2, 3