demokrasi sosialis

27
A.LATAR BELAKANG Pada masa perkembangan jaman seperti sekarang ini,banyak paham-paham yang berkembang dan dikembangkan oleh negara- negara penganutnya. Pada masa dahulu paham negara-negara hanay sedikit yang mendominasi seperti Komunis dan Liberalis. Komunis yang mengunggulkan kemerataan sosialnya,sementara Liberalis mengunggulkan kesejahteraan individunya. Kedua paham tersebut berkembang dan menjadi paham negara-negara adidaya. Komunis dianut oleh Uni Soviet dan Liberalis dianut oleh Amerika. Namun seiring perkembangan jaman banyak perubahan jaman. Komunis hancur pada tahun 1990 an karena tertutup dari perkembangan jaman. Amerika mulai mengalami kehancuran sedikit-sedikit karena terlalu banyak Gap antara kaum yang kaya dan kaum yang miskin. Seiring perkembangan jaman,paham-paham pun bermunculan. Sebagai perkembangan dari dua paham besar tersebut,negara- negara yang menganut paham baru pun banyak lahir. Salah satunya adalah paham Demokrasi Sosialis. Paham ini adalah jalan tengah dari paham demokrasi dan paham sosialis yang condong ke paham “kiri”. Paham – paham tersebut lahir karena mengambil kelebihan dari paham-paham besar. Kelebihan-kelebihan inilah yang akan membawa negara-negara yang menganut paham baru tersebut akan maju atau tetap berkembang. 1

Upload: moch-rangga-bintang-manggala

Post on 30-Nov-2015

133 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ideologi

TRANSCRIPT

Page 1: Demokrasi sosialis

A.LATAR BELAKANG

Pada masa perkembangan jaman seperti sekarang ini,banyak paham-paham yang

berkembang dan dikembangkan oleh negara-negara penganutnya. Pada masa dahulu paham

negara-negara hanay sedikit yang mendominasi seperti Komunis dan Liberalis. Komunis

yang mengunggulkan kemerataan sosialnya,sementara Liberalis mengunggulkan

kesejahteraan individunya. Kedua paham tersebut berkembang dan menjadi paham negara-

negara adidaya. Komunis dianut oleh Uni Soviet dan Liberalis dianut oleh Amerika. Namun

seiring perkembangan jaman banyak perubahan jaman. Komunis hancur pada tahun 1990 an

karena tertutup dari perkembangan jaman. Amerika mulai mengalami kehancuran sedikit-

sedikit karena terlalu banyak Gap antara kaum yang kaya dan kaum yang miskin.

Seiring perkembangan jaman,paham-paham pun bermunculan. Sebagai

perkembangan dari dua paham besar tersebut,negara-negara yang menganut paham baru pun

banyak lahir. Salah satunya adalah paham Demokrasi Sosialis. Paham ini adalah jalan tengah

dari paham demokrasi dan paham sosialis yang condong ke paham “kiri”.

Paham – paham tersebut lahir karena mengambil kelebihan dari paham-paham besar.

Kelebihan-kelebihan inilah yang akan membawa negara-negara yang menganut paham baru

tersebut akan maju atau tetap berkembang.

1

Page 2: Demokrasi sosialis

1.PENGERTIAN

Sosial demokrasi merupakan idiologi politik yang menggabungkan sosialisme dengan

unsur – unsur kapitalisme yang di anggap sesuai. Sosial Demokrasi juga dapat di katakan

sebagai paham politik yang di sebut sebagai sosialis moderat yang berkembang pada abab ke

19.

Ide sosial demokrasi ( sosdem ) berkembang dari gerakan – gerakan buruh di eropa,

Tokoh yang dianggap berpengaruh mengembangkan ide sosial demokrasi ( sosdem ) adalah

Eduard Bernstein. Lewat bukunya “Evolutionary Socialism (terbit tahun 1899)”, Bernstein

menyerang ide-ide Marx yang memiliki berbagai kontradiksi internal dan bertentangan

dengan demokrasi. Kaum sosialis, menurut Bernstein, harus mentransformasi masyarakat

menuju keadilan sosial dengan cara-cara demokratis, bukan revolusioner seperti digagas

Marx. Berbeda dengan Marx yang meyakini bahwa institusi negara akan menghilang

digantikan kekuasaan proletariat, Bernstein berargumen bahwa institusi negara harus

dipandang sebagai mitra. Dengan demokrasi politik, negara akan bisa diyakinkan untuk

mengakomodasi hak-hak ekonomi dan politik kelas masyarakat yang terpinggirkan oleh

kapitalisme, Ide klasik sosial demokrasi(sosdem) adalah orientasi mengatasi kesenjangan

sosial ekonomi, perluasan kesempatan partisipasi kaum yang kurang beruntung, mewujudkan

keadilan sosial dan demokratisasi.

Dua ciri khas utama dari pandangan sosdem klasik adalah pemanfaatan kekuasaan

negara untuk meng-counter laju bisnis swasta dan fokus pada upaya mengurangi kesenjangan

material, antara lain melalui pajak progresif serta pengarahan negara dalam pemberian

jaminan pendidikan, kesehatan, pensiun dan jaminan kesejahteraan untuk warga negara.

Sementara, ciri khas utama dari neoliberalisme menurut Giddens adalah pereduksian peran

negara secara substansial dan reformasi sistem jaminan kesejahteraan untuk meningkatkan

peran pasar didalam bidang jaminan-jaminan kesejahteraan.Sebagai alternatif bagi keduanya,

Giddens mengemukakan gagasan sosdemnya yang menolak intervensi negara, menolak

”praktik persamaan ” sebagai cita-cita sosdem, dan mempromosikan redistribusi kesempatan

sebagai solusi mengatasi ketidaksamaan.

Demokrasi Sosialis adalah lanjutan perjuangan rakyat tertindas dengan syarat-syarat

dan dalam bentuk-bentuk baru melawan kaum kapitalis yang ada di dalam negeri dan

melawan kekuatan agresif dunia kapitalis yang melingkupinya. Sesuai dengan perkembangan

2

Page 3: Demokrasi sosialis

pembangunan sosialisme, Demokrasi sosialis menunjukkan tiga segi pokok dalam

penggunaan kekuatan oleh golongan-golongan yang tertindas: Satu, Untuk membasmi kaum

kapitalis, untuk membela negara dan untuk memperkuat hubungan dengan golongan-

golongan progresif negeri-negeri lain. Dua, Untuk membebaskan kaum pekerja daro

golongan-golongan tertindas lainnya dari pemerasan kaum kapitalis, untuk memperkuat

persatuan golongan-golongan tertindas dengan seluruh rakyat dalam pembangunan sosialis.

Tiga,

Untuk membangun masyarakat baru, yaitu masyarakat sosialis. Bentuk perekonomian

sosialis tidak dapat timbuh dan berkembang dengansendirinya. Tumbuhnya dan

berkembangnya berlangsung dengan adanya pekerjaan berencana negara sosialis dan

kegiatan serta daya cipta pekerja. Negara sosialis mempunyai kemampuan untuk

melaksanakan hal-hal itu, dengan membuat dasar baru, hanya dengan mengenal dan

menggunakan hukum-hukum keenomian yang objektif, yakni hukum penyesuaian mutlak

hubungan-produksi dengan sifat tenaga-tenaga produktif serta hukum keenomian yang timbul

kaena syarat-syarat keenomian yang baru. Pimpina yang berdasarkan Demokrasi sosialis

menjamin terbentuknya suatu organisasi kerja masyarakat yang lebih rasional dan efisien dari

dalam kapialisme.

Negara Demokrasi sosialis dapat mengambil bermacam-macam bentuk yang dalam

isinya tidak berbeda satu sama lain. Demokrasi sosialis di USSR mengambil bentuk diktator

proletar, di Republik Rakyat Tiongkok ( RRT ) bentuk demokrasinya rakyat, untuk republik

indonesia diambil bentuki demokrasi terpimpin. Semua bentuk yang sama dasar dan

tujuannya itu dalam pelaksanaannya dalam masing-masing negeri berbeda-beda, disesuaikan

dengan syarat-syarat khusus dan kepribadian Rakyat negeri itu masing-masing.

2.SEJARAH DEMOKRASI SOSIALIS

Paham demokrasi sosial atau sosialisme demokrat berasal dan ideologi sosialisme di

negara-negara demokrasi Barat. Sedangkan sosialisme itu sendiri sebagai satu istilah

diperkenalkan pertama kali oleh Robert Owen (1771-1858) tahun 1827, walaupun sebagai

satu fenomena sudah tumbuh di Eropa sejak abad ke-17. Robert Owen bersama dengan Saint-

Simon dan Fourier dan Perancis dianggap sebagai penganut paham sosialisme utopia yang

memprihatinkan akibat-akibat negatif dari penerapan ideologi kapitalisme yang berdasarkan

prinsip-prinsip kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi, motif mencari untung dan

3

Page 4: Demokrasi sosialis

persaingan bebas, yaitu kesenjangan pendapatan dan kekayaan di antara kaum majikan

dengan kaum buruh yang berimplikasi pada marjinalisasi kehidupan kaum buruh di semua

aspek kehidupan. Robert Owen dan kawan-kawannya ini mendambakan suatu tatanan

masyarakat yang egaliter, sama rata sama rasa, di mana sumber-sumber kekayaan dibagi

secara merata di antara semua anggota masyarakat. Kita lihat, meskipun mereka juga

mencoba menerapkan cita-cita dan ke-yakinannya ini dengan mendirikan komunitas-

komunitas sosialis seperti yang mereka bayangkan, apa yang dicita-citakan oleh Robert Owen

dan kawan-kawannya ini lebih merupakan impian daripada cara-cara kehidupan yang realistis

dan efektif, sehingga kelak mereka oleh Karl Marx disebut sebagai penganut sosialisme

utopia.

Para anggota partai buruh atau partai sosialis di negara-negara demokrasi Barat

merupakan pewaris cita-cita sosialisme utopia ini. Pada tahun 1889 terjadi penggabungan

partai-partai buruh atau partai sosialis ini menjadi “Internationale II”. Karena masing-masing

partai buruh ini memiliki penafsiran yang berbeda mengenai cara mencapai tujuan-tujuan

mereka, yaitu antara revolusi dan segera (Lenin dan Rosa Luxemburg) atau mengusahakan

perubahan secara perlahan-lahan (Eduard Bernstein dan Kautsky dan Jerman), organisasi ini

terbagi di antara beberapa kelompok. Perbedaan pandangan ini terus menajam sampai

berakhirnya Perang Dunia I, di mana golongan revolusioner akhirnya memisahkan diri dan

membentuk partai komunis di negara-negara masing-masing. Organisasi partai-partai

komunis Eropa ini menjadi “Internationale III” yang lebih dikenal dengan Communist

International atau Comintern (1919-1943). Sedangkan golongan penganut perubahan secara

perlahan-lahan tetap menjadi partai buruh atau partai sosialis yang berkeyakinan, “proses dan

prosedur pemilihan umum yang demokratis dapat menguntungkan per-juangannya dan bahwa

jalan parlemcnter dapat dimanfaatkan untuk sedikit hanyak mengubah masyarakat”. Paham

atau ideologi yang dianut partai buruh atau partai sosialis inilah yang disebut dengan

sosialisme demokrasi atau demokrasi sosial, sedangkan tatanan yang hendak mereka

perjuangkan disebut negara kesejahteraan atau negara kemakmuran.

Berbeda dengan perkembangan di Eropa daratan, gerakan sosialis di Inggris

menempuh jalan yang agak berbeda yang terutama disebabkan karena pengaruh agama

Kristen tentang cinta kasih, kerjasama dan persaudaraan. Salah satu gerakan sosialis yang

paling menonjol di Inggris adalah paham Sosialis Fabian (The Fabian Society). Gerakan

sosialis ini berdiri tahun 1884 dengan para pendiri awal: George Bernard Shaw, Sidney dan

4

Page 5: Demokrasi sosialis

Beatrice Webb, H.G. Wells clan Graham Wallas. Kekhasan sosialisme Fabian ini terletak

pada perjuangan secara bertahap melalui penyesuaian dengan tradisi politik Inggris yang

berdasarkan pada argumentasi logis, bukan pada aksi kekerasan sebagaimana yang

dianjurkan Marx. Sidney Webb, dalam bukunya Fabian Essays (1889), menyebutkan empat

syarat tercapainya masyarakat sosialis di Inggris khususnya. Pertama, perubahan harus

bersifat demokratis dan mengesankan pemecahan yang masuk akal bagi semua orang; kedua,

perubahan tersebut harus secara bertahap, sinambung dan konsisten; tujuan perubahan

tersebut harus sesuai dengan moralitas masyarakat; perubahan tersebut harus melalui

prosedur konstitusional dan dengan cara-cara damai.

Pertalian di antara demokrasi dan sosialisme adalah satu-satunya unsur yang paling

penting dalam pemikiran dan politik sosialis. Melihat pada sejarah sosialisme, dapatlah

segera diketahui bahwa gerakan-gerakan sosialis yang berhasil hanya tumbuh di negara-

negara yang mempunyai tradisitradisi demokrasi yang kuat, seperti Inggris, Skandinavia,

Belanda, Swis, Australia, Belgia, Selandia Barn dan (lebih akhir) di Israel. Sebab dari

kesejajaran ini adalah sederhana sekali. Dalam pemerintahan demokratis dan konstitusional

yang umumnya diterima, kaum sosialis dapat memusatkan per-hatian pada program khusus

mereka. Biarpun program itu kelihatannya terlalu luas, yakni menciptakan kesempatan yang

lebih banyak bagi kelas-kelas yang berkedudukan rendah; mengakhiri perbedaan yang

didasarkan atas kelahiran dan bukan atas jasa; membuka lapangan-lapangan pendidikan bagi

semua rakyat; menghapuskan praktik-praktik diskriminasi yang didasarkan atas jenis

kelamin, agama, suku bangsa atau kelas sosial; mengatur dan mereorganisasi ekonomi untuk

kepentingan seluruh masyarakat; mempertahankan “full employment”; memberikan jaminan

sosial yang cukup bagi mereka yang sakit, menganggur dan sudah tua; merencanakan

kembali kota-kota kecil dan kotakota besar; membongkar daerah-daerah perkampungan yang

padat dan membangun rumah-rumah baru; memberikan pemeliharaan kesehatan bagi setiap

orang tanpa melihat isi dompetnya; dan akhirnya, membangun kembali masyarakat atas dasar

kerja sama sebagai ganti persaingan, dorongan, dan keuntungan.

Semua tujuan sosialisme demokratis ini mempunyai persamaan dalam satu hal:

membuat demokrasi lebih nyata dengan jalan memperluas penggunaan prinsip-prinsip

demokrasi dari lapangan politik ke lapangan non-politik pada masyarakat.

Di antara dua dunia tirani, berdirilah suatu masyarakat egaliter dan demokratis,

masyarakat demokrasi sosial. Satu tirani, Stalinisme, untunglah telah ditendang oleh rakyat

5

Page 6: Demokrasi sosialis

Eropa Timur yang pemberani. Sayangnya, satu tirani lagi, kapitalisme erzat, masih berdiri

kokoh menghalangi kebebasan dan keadilan bagi masyarakat. Kapitalisme jenis ini nyaris

tidak ada hubungannya dengan ‘pasar bebas’, individualisme, dan kompetisi. Kapitalisme

keluarga ini didominasi dan dikontrol oleh lembaga-lembaga raksasa yang dimiliki dan

dijalankan hanya oleh segelintir orang dalam cara yang sangat tidak demokratis.

Sistem totaliter seperti yang kita rasakan pada masa Orde Baru, lebih mudah

ditumbangkan karena merupakan kekuasaan publik (pemerintah). Tirani kapitalisme erzat ini

lebih sulit digoyahkan karena merupakan kekuasaan privat, yang terus menerus

mengeksploitasi dan menyedot sektor-sektor besar penduduk. Seperti kita telah

menyungkurkan totalitarianisme publik, kita juga mesti bersiap menghadapi pertempuran

berikutnya melawan tirani privat yang memiliki diri kita.

Sayangnya, banyak anak muda tidak memahami persoalan-persoalan ekonomi dan

politik sederhana di mana para elit korporasi mengambil keuntungan dari diri kita dan telah

mengindoktrinasi penduduk. Karena itulah Yayasan Kantata Bangsa ini didedikasikan untuk

mengatasi kontrol pikiran kita oleh elit kapitalis erzat.

Oleh karena itu kita musti mengarahkan posisi kita pada tujuan baru demokrasi sosial,

yaitu meningkatkan inisiatif publik dan perusahaan-perusahaan publik untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat, khususnya pada bidang-bidang di mana kebutuhan tersebut belum

terpenuhi dengan baik oleh perusahaan privat.

Pada dekade awal abad 20, kaum sosialis menekankan pada kepemilikan publik atas

sarana-sarana dasar produksi dan distribusi beserta manajemen yang demokratis. Secara

khusus operasi dan kepemilikan publik terhadap pertambangan, perhubungan, perbankan dan

industri besar merupakan jalan agar masyarakat dapat terlyani dengan lebih baik. Jalan

menuju tujuan tersebut adalah dengan menggalang para pekerja dan menggunakan kotak

suara untuk mencapai tujuan mereka.

Pada pertengahan abad 20, sosialisme bertengkar sendiri karena Lenin, Stalin dan

Mao mengidentifikasikan kediktatoran dengan sosialisme. Masing-masing diktator

mendukung kepemilikan negara, tetapi tidak menyokong manajemen demokratis. Identifikasi

sosialisme dengan gerakan-gerakan yang tidak demokratis itu membuat banyak orang yang

6

Page 7: Demokrasi sosialis

progresif menoleh kembali pada ide-ide kepemilikan privat, tetapi dengan perundangan dan

hukum yang mengontrol kerakusan para pemilik privat.

Saat ini kaum Kanan Radikal punya fokus baru: privatisasi semua kegiatan publik.

Tema ini banyak dipromosikan oleh kaum Libertarian yang menganggap "pemerintah adalah

perampok"--suatu konsep khas para anarkis kanan dan kaum Bakuninis. Menurut mereka,

tiap fungsi pemerintahan harus diprivatisasi, yaitu dipindahtangankan kepada perusahaan-

perusahaan swasta agar bisa memperoleh keuntungan. Mulai dari listrik, air minum, surat izin

mengemudi, "otonomi" perguruan tinggi dan sekolah, bahkan kalau diperbolehkan penjara

pun hendak mereka swastakan. Anehnya, kaum Kanan Radikal ini pada titik tertentu berhenti

sepenuhnya menjadi anarkis dan malah menginginkan otoritas pemerintah pusat yang kuat,

khususnya untuk mengatur perilaku sosial, mengontrol kelahiran, ekspresi keagamaan dan

ideologi politik. Itulah benang merah yang menyatukan kelompok kanan Indonesia.

Pada titik inilah sosialis demokratis perlu masuk kembali ke arena, dengan

mendorong inisiatif publik dan perusahaan publik dalam bidang-bidang di mana motif

keuntungan privat telah terbukti gagal. Jadi misalnya, inisiatif publik diperlukan untuk

menyelamatkan lingkungan hidup. Inisiatif publik dan perusahaan publik diperlukan untuk

menyelamatkan sekolah dan pendidikan tinggi. Perusahaan publik diperlukan untuk

mempekerjakan orang-orang yang di dalam perusahaan pengejar laba tidak bakal mendapat

tempat. Jelas ada banyak pekerjaan publik yang diperlukan agar masyarakat tetap berfungsi

normal. Perusahaan publik diperlukan dalam transportasi publik. Inisiatif publik diperlukan

untuk mendukung seni dan penyiaran publik. Perusahaan publik sangat dibutuhkan untuk

membangun perumahan bagi kaum papa.

Dalam meningkatkan perusahaan dan inisiatif publik demi kebaikan bersama ini, kita

para sosialis demokrat akan bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang punya tujuan sama,

meski landasan filosofisnya berbeda. Dengan aktivitas kita, kita dapat mendidik banyak

orang akan pentingnay gerakan sosialis demokrat.

Dalam proses meningkatkan inisiatif dan perusahaan publik itu, kita tidak bisa

mengabaikan perjuangan hak-hak sipil. Dan semua yang kita lakukan dalam wilayah publik

musti disenyawakan dengan semangat memperluas hak-hak sipil.

7

Page 8: Demokrasi sosialis

Dalam bahasa sederhana, jalan tengah yang kita ajukan sesungguhnya adalah sebuah

cita-cita negara demokratis yang bercirikan keadilan sosial. Karena itu pula kita lebih

memilih istilah Demokrasi Sosial (Social Democracy) alih-alih Sosial Demokratis (Social

Democratic) atau pun Sosialisme Demokratis (Democratic Socialism). Dengan kata lain, ini

adalah kirinya tengah (tengah yang ke kiri), daripada tengahnya kiri (kiri yang ke tengah);

karena kita masih mengambil beberapa dari sebelah kanan.

Meskipun kaum kiri banyak menyatakan bahwa demokrasi itu pada dasarnya lemah,

namun kelemahan itu sesungguhnuya sekaligus merupakan kekuatannya. Dan forum ini

merupakan kesempatan besar bagi kita untuk mengkaji terus-menerus demokrasi itu, karena

kecenderungan partai-partai Sosialis Demokrat di Eropa Barat (terutama Inggris) yang meski

meneriakkan devolusi kekuasaan di dalam retorikanya, namun kenyataan di dalam partainya

sendiri (New Labour) malah sedang terjadi sentralisasi.

Kita memang musti berterimakasih kepada Tony Blair karena telah mempopulerkan

ide-ide sosial demokrat yang bersama guru filosofinya Anthony Giddens dan sahabatnya

Peter Mandelson menasbihkannya sebagai "Jalan Ketiga". Akan tetapi kita juga musti

mencermati setiap langkah mereka yang lebih banyak melempar jargon-jargon baru kekiri-

kirian untuk memastikan kemenangan dalam pemilu berikutnya ketimbang langkah konkrit

keadilan sosial.

Tesis mereka pada dasarnya merupakan aksepsi dari tesis "Berakhirnya Sejarah" dari

Francis Fukuyama. Sebuah tesis yang pasti akan menyenangkan para pemilih di negara-

negara Barat, yang mengalami krisis idenitas setelah mendapat tantangan kuat secara

ekonomi dari Asia. Hal ini sangat gamblang terlihat dalam pidato Blair di depan Konferensi

Partai Buruh 1999, "Global finance and communications and media. Electronic commerce.

The internet. The scienceof genetics. Every year a new revolution scattering in its wake,

security and ways of living for millions of people. These are the forces of change driving the

future. The wait for no-one and no nation. The challenge is how. The answer is people."

Kalau politisi telah bermutasi menjadi teknokrat, maka, seperti Blair, ia hanya

mempertanyakan "bagaimana" dan bukan "mengapa". Akibatnya perkembangan ideologi

demokrasi sosial pun jadi mandeg. Pragmatisme Blair telah mengalihkan perhatian kita dari

persoalan inti demokrasi sosial, yaitu ketegangan antara liberalisme dan demokrasi: antara

8

Page 9: Demokrasi sosialis

hak-hak individual liberal dan kepedulian demokratis yang disertai tindakan kolektif dan

akuntabilitas publik.

Jalan Ketiga Blair jelas bukan hanya menghindari cap sosialis (karena nama buruk

sosialisme ala Stalin dan Mao), tetapi kebijakan mereka memang tak lagi bisa dikatakan

sebagai sosialis. Blair telah menganggap nasionalisasi gagal dan menghendaki efisiensi, maka

lengkaplah alasan Blair untuk meninggalkan tindakan kolektif demokrasi dan lebih

berlandaskan pada individualisme ala liberal. Apakah mengambil terlalu jauh di "kanan"

seperti ini masih bisa disebut sebagai Sosial Demokrat?

Peter Mandelson, karib Blair, menyatakan bahwa demokrasi perwakilan murni telah

berakhir. Ia lebih menyukai plebisit. Padahal, meski ada beberapa cacat, demokrasi

perwakilan jelas lebih baik daripada sekadar bentuk voting yang dapat dimanipulasi, bukan

untuk meningkatkan demokrasi itu sendiri, melainkan untuk merusak demokrasi. Sayangnya,

hanya Mandelson yang percaya bahwa demokrasi perwakilan telah berakhir.

"Jalan Ketiga" Blair banyak melahirkan kata ‘baru’, termasuk yang disebut-sebut

sebagai "New Democracy" dalam pertemuan Komite Eksekutif Nasional Partai Buruh pada

Oktober 1999. namun ini hanyalah retorika tentang demokrasi yang lebih besar di mana para

anggota regional diberi kekuasaan penyusunan kebijakan yang lebih besar lewat plebisit,

padahal kenyataannya dewan eksekutif tetap dominan. Ini bukti sekali lagi akan

"Amerikanisasi politik" di dalam tubuh sosial demokrat. Personalisasi persoalan-persoalan

politik ini jelas mengurangi peranan partai politik. Dengan demikian, plebisit pada dasarnya

tidak demokratis karena telah menjadi instrumen bagi manipulasi eksekutif daripada menjadi

alat kedaulatan rakyat. Plebisit ini malah memperlemah struktur partai dan menjadikan

pemimpin makin sentral.

Amerikanisasi makin menjadi-jadi berkat hubungan dekat Blair dan Clinton. Sistem

politik Amerika dan Inggris makin mirip. Kesamaan yang paling jelas dan banyak melahirkan

komentar adalah semakin kuatnya selera akan gaya kepemimpinan yang kuat-padahal Blair

dulu mencemooh Thatcher sebagai seorang ‘presiden’ daripada ‘perdana menteri’-yang tak

terhalang dari kendala-kendala politik. Sebuah selera yang jelas hanya untuk mengamankan

kemenangan pada tiap kali pemilu.

9

Page 10: Demokrasi sosialis

Sekali lagi, tesis Fukuyama tentang berakhirnya ideologi memang bisa mencandu.

Namun ingat, tanpa ide-ide yang mendorong perubahan, maka politik akan stagnan-dan tanpa

perdebatan kita juga tidak bisa menentukan pilihan. Kita harus mengikis ‘penyakit’ setiap

pemimpin-atau kelompok-kelompok yang merasa menjadi pemimpin atau yang bisa

mengendalikan pemimpin-yang akhirnya alergi pada perdebatan publik. Bagi mereka,

demokrasi bukanlah tentang perdebatan atau wacana publik, melainkan tentang bagaimana

menemukan cara-cara untuk melegitimasi, tanpa tantangan serius, terhadap keputusan yang

sudah diambil.

Kekuatan demokrasi sudah pernah ditaklukkan oleh pasar "bebas". Kini, dengan

kekuatan globalisasi dan kapitulasi pasar bebas, kesannya adalah negara bangsa akan

impoten. Jelas ini tidak perlu terjadi. Seperti yang dikatakan Lionel Jospin, seorang Demokrat

sosial dari Perancis, meski ia mendukung ekonomi pasar, tetapi ia tidak mendukung

"masyarakat pasar". Karena itu pemerintahan demokratis harus menentukan kecepatan

perubahan: bukan dengan perusahaan-perusahaan besar yang kepentingan dan prioritasnya

adalah meminimalkan upah. Kalau para politisi telah menjadi sekadar teknokrat dengan

mentalitas target, maka seperti yang dikatakan Profesor David Marquand pada suatu

konferensi Demokrasi Sosial, "Democracy is in danger of being tamed in favour of the

market."

3.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI SOSIALIS

1. Keadilan

2. Kebebasan

3. Solidaritas

4. Keterlibatan luar negeri dalam pembuatan keputusan politik ada 2 pendekatan tentang

keterlibatan luar negeri yaitu:

Pendekatan elitis Pembuatan kebijakan umum namun menuntut adanya kualitas tanggapan

pihak penguasadan kaum elit, hal ini dapat kita lihat pada demokrasi perwakilan.

Pendekatan partisipaturi Pembuatan kebijakan umum yang menuntut adanya keterlibatan

yang lebih tinggi.

10

Page 11: Demokrasi sosialis

5. Persaman diantara Negara Tingkat persamaan yang ditunjukkan biasanya yaitu dibidang

politik, hukum, kesempatan, ekonomi, social dan hak.

6. Kebebasan atau kemerdekaan yang diakui dan dipakai oleh warga negara

7. Supremasi Hukum Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh penguasa

maupun rakyat, tidak dapat kesewenang-wenangan yang biasa di lakukan atas nama hukum,

karena itu pemerintahan harus didasari oleh hukum yang berpihak pada keadilan

8. Pemilu Berkala Pemilihan umum, selain mekanisme sebagai menentukan komposisi

pemerintahan secara periodik, sesungguhnya merupakan sarana utama bagi partisipasi politik

individu yang hidup dalam masyarakat yang modern.

4.Visi Demokrasi Sosialis:

Kemerdekaan, Persamaan dan Solidaritas

Kaum sosialis demokrat percaya bahwa individualitas tiap manusia hanya dapat

dikembangkan dalam suatu masyarakat yang menganut nilai-nilai kemerdekaan, persamaan

dan solidaritas. Keyakinan ini tidak mengandung konsep mentah persamaan yang yakin

bahwa manusia sama dalam segala hal. Alih-alih, jika manusia hendak mengembangkan

kapasitas uniknya, kita musti memberi kesempatan dan respek yang sama yang tidak

diberikan oleh masyarakat kapitalis yang tak adil-di mana peluang hidup bayi yang lahir di

daerah kumuh berbeda dengan bayi yang lahir di wilayah makmur.

Komunitas demokratis yang meyakini nilai moral tiap warga, secara sosial akan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kultural dan ekonomi yang penting bagi perkembangan

individualitas manusia, yaitu pendidikan yang layak, perawatan kesehatan, dll.

Untuk mencapai keragaman dan peluang ini kita harus merombak struktur dasar

tatanan sosio-ekonomi kita, suatu revolvere, memutar kembali menjadi tatanan yang lebih

baik. Nilai-nilai demokrasi hanya bisa dipenuhi jika tidak hanya negara yang dikontrol secara

demokratis tetapi juga perekonomian. Kita tidak bisa menerima konsep kapitalisme mengenai

hubungan ekonomi sebagai sesuatu yang "bebas dan privat" karena kontrak-kontrak tidak

dibuat di antara mereka yang setara secara ekonomis dan karena kontrak-kontrak itu

menaikkan struktur sosial yang memberikan kekuasaan secara tidak demokratis dari satu

11

Page 12: Demokrasi sosialis

pihak ke pihak lainnya. Hubungan ekonomi kapitalis itu jelas tidak demokratis karena warga

negara yang terlibat belum dibebaskan dari struktur lembaga-lembaga tersebut. Hubungan itu

pun tidak demokratis karena peran-peran sosial didistribusikan secara miring di dalam

struktur tersebut (misalnya hubungan antara pemilik modal dan buruh di tempat kerja atau

hubungan lelaki dan perempuan dalam membesarkan anak)

Kita juga tidak bermimpi bahwa semua kekuasaan dan hubungan kelembagaan akan

setara di bawah Demokrasi Sosial. Tetapi kita yakin bahwa kontur-kontur dasar masyarakat

harus dikonstruksi secara demokratis berdasarkan kemauan bebas tiap anggota masyarakat.

Visi Demokrasi Sosial tidak hanya bergantung pada tradisi sosialis. Visi Demokrasi

Sosial juga ditarik dari aspek-aspek demokratis Marxisme, sosialisme etis, feminisme dan

teori-teori lain yang mengkritik dominasi manusia. Visi Demokrasi Sosial juga tidak yakin

bahwa keberhasilan pencapaian nilai-nilai sosial sudah ditentukan oleh hukum sejarah.

Sejarah tidak berujung; pilihan bagi Demokrasi Sosial bersifat moral dan politis, dan

pemenuhan visinya tak pernah dijamin permanen.

5.TOKOH DEMOKRASI SOSIALIS

1. Vasos Lyssaridis, Pendiri gerakan sosial Demokrasi

2. Anggota sosialis International

3. Celement Attlee ( sering dilihat sebagai demokratis sosialis )

4. Jose Batlle y Ordonez

5. David Ben-Gurion

6. Zulfikar Ali Bhutto

7. Tommy Pouglass

8. Bob Hawks

9. Vitcor Adier

12

Page 13: Demokrasi sosialis

10. Frank P.Zeidler, Walikota Millwaukee, Wisconsin ( Terbesar Us Kota Untuk memiliki

walikota sosialis )

11. Etienne Kabet

12. Robert Owen

13. Albert Brisbane

6.KELEBIHAN SISTEM DEMOKRASI SOSIALIS

Rakyat mudah di kontrol, Diatur dan dikuasai Keadaan perekonomian rakyatnya

mayoritas sama, jadi tidak membeda-bedakan status sosial tiap orang E.KELEMAHAN

SISTEM DEMOKRASI SOSIALIS Rakyat sulit di kontrol,diatur dan di kuasai Keadaan

perekonomian rakyatnya mayoritas tidak sama, karena setiap individu sangat membeda-

bedakan status sosial tiap orang.

7.PAHAM YANG MEMPENGARUHI DEMOKRASI SOSIALIS

Sosialisme. Ideologi sosialis modern pada dasarnya merupakan resultante dari

Revolusi Perancis 1789 dan Revolusi Industri di Inggris-kata sosialis pertama kali muncul

dalam suatu jurnal Inggris pada 1827. Kedua peristiwa besar ini memantapkan pemerintahan

demokratis di Perancis dan kondisi yang mempermudah percepatan ekonomi di Inggris, juga

melahirkan konflik antara pemilik tanah dan kelas pekerja industri yang makin banyak. Kaum

sosialis sejak itu berusaha keras untuk menghapuskan atau paling tidak mengurangi konfilk

ini. Gerakan-gerakan sosialis pertama yakin akan kemungkinan perubahan bertahap dan

damai menuju suatu masyarakat sosialis dengan bereksperimen mendirikan komunitas-

komunitas kecil. Karenanya, di kemudian hari para penulis sosialis menyebut tokoh-tokoh

gerakan sosialis pertama itu sebagai kaum sosialis utopian.

Komunisme. Dengan terbitnya Manifesto Komunis pada 1848, ide-ide Marxis

berdampak kuat pada gerakan-gerakan sosialis Eropa. Pada paruh kedua abad ke-19, kaum

sosialis Eropa beraorganisasi ke dalam partai-partai politik yang mendapat dukungan pemilih

cukup besar. Mereka juga menjalin hubungan erat antarnegara, baik antara serikat pekerja

dan asosiasi kelas pekerja lainnya. Program jangka pendek mereka terutama bertujuan

meningkatkan hak suara, memperkenalkan manfaat kesejahteraan yang dibiayai negara bagi

13

Page 14: Demokrasi sosialis

rakyat kecil, memperoleh hak untuk mogok, dan memperbaiki kondisi kerja, khususnya

memperpendek jam kerja.

Fabianisme. Akan tetapi, ide-ide selain Marx pada saat itu juga sangat berpengaruh.

Seperti doktrin sosialis moderat Masyarakat Fabian di Inggris yang didirikan oleh Sidney

Webb dan termasuk para penulis pendukungnya seperti H.G. Wells dan George Bernard

Shaw. Kaum moderat ini berusaha mencapai sosialisme melalui jalur parlementer dan dengan

mempengaruhi kelas menengah. Fabianisme punya pendukung kuat di kalangan cendekiawan

penyokong individualisme utilitarian seperti Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

Fabianisme menjadi doktrin yang berusaha mencapai nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi,

kemajuan ekonomi, dan keadilan sosial. Kaum Fabian percaya bahwa tujuan sosialisme akan

lebih mudah tercapai dengan bantuan kemajuan ilmu-ilmu sosial, khususnya ekonomi dan

sosiologi.

Social Democracy. Doktrin-doktrin Fabianisme secara kolektif dikenal juga sebagai

social democracy. Tidak seperti Marxisme, demokrasi sosial tidak menginginkan

penghapusan kepemilikan pribadi secara menyeluruh dan lenyapnya negara, melainkan

mendorong sosialisme lebih sebagai suatu bentuk masyarakat di mana kontrol demokrasi

sepenuhnya dijalankan terhadap kemakmuran, dan produksi akan dikontrol oleh sekelompok

paka yang bertanggung jawab yang bekerja atas kepentingan seluruh masyarakat. Pencapaian

sosialisme dipandang oleh kaum social democrats sebagai tujuan jangka panjang, hasil dari

proses evolusioner yang melibatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi (teknologi maju,

organisasi berskala besar, perencanaan), pendidikan dalam tanggung jawab moral, dan

kesediaan menerima bersama suka maupun duka. Dengan demikian, sosialisme akan menjadi

pemenang dari akal sehat, hasil tak terelakkan liberalisme, perluasan demokrasi dari politik

sampai industri.

Social Democratic. Di Eropa Barat, meski banyak partai Marxis (seperti di Itali,

Perancis) dan pengaruh kuat Marxis di kalangan cendekiawan, namun sosialisme masih dan

tetap diwakili oleh gerakan-gerakan buruh dan sosial demokratis yang berbasis luas, yang

menikmati dukung aktif dari serikat-serikat pekerja. Dominasi kelompok reformis atas

kelompok revolusioner jelas disebabkan oleh stabilitas ekonomi dan contoh buruk

pemerintahan Marxisi di Eropa Timur.Partai-partai sosial demokratis di Swedia, Inggris,

Perancis dan Jerman cukup lama memerintah negaranya selama jaman pasca PD II melalui

cara-cara konstitusional, dengan sepenuhnya menerima prinsip-prinsip demokrasi liberal

14

Page 15: Demokrasi sosialis

parlementer. Semangat partai-partai Eropa Barat ini cenderung pragmatis dan toleran,

berusaha mencapai akomodasi daripada konfrontasi. Program-program mereka

menghapuskan doktrin-doktrin perang kelas, revolusi dan komunisme. Sebgai gantinya,

untuk meraih sosialisme mereka mendasarkan diri pada program pajak progresif, pembiayaan

defisit, nasionalisasi selektif, ekonomi campuran, dan program-program kesejahteraan seluas-

luasnya. Kesuksesan politik mereka banyak bergantung pada dukungan kelas menengah.

Meski kebanyakan partai sosialis demokratis ini belakangan mengakomodasi diri mereka

sendiri ke dalam reformasi "pasar bebas", namun mereka tetap yakin pada visi sosial

demokratis, yaitu suatu jalan tengah di antara dua ekstrim kapitalisme dan komunisme.

Democratic socialism. Istilah sosialism biasa dipakai untuk merujuk pada dua hal:

pertama, suatu ideologi--sekumpulan ide atau keyakinan yang komprehensif mengenai

kondisi masyarakat manusia dan bagaimana situasi masa depannya; kedua, pada suatu

keadaan masyarakat yang berdasar pada ideologi tersebut. Kaum sosialis selalu menyatakan

mendukung nilai-nilai persamaan, keadilan sosial, kerjasama, kebebasan individu, dan

kebahagiaan. Mereka umumnya berusaha mencapai nilai-nilai ini dengan mengabolisi

perekonomian privat dan menggantinya dengan "kepemilikan publik", suatu sistem sosial

atau kontrol negara terhadap produksi dan distribusi. Tidak seperti kaum komunis, metoda

transformasi yang dipakai kaum sosialis moderen umumnya mendukung ide perubahan

konstitusional secara bertahap.

8.PERBEDAAN ASAS DEMOKRASI SOSIALIS DAN KOMUNIS

Banyak aliran – aliran yang juga berdasarkan ilmu sosialis, aliran yang menentang

kapitalisme dan imperialisme, Tetapi aliran sosialis tidak begitu besar artinya di dalam

perjuangan kaum buruh untuk menuntut perbaikan nasibnya, maka kita hanya mengupas

sosial-demokrat dan komunis saja, kedua faham yang tidak asing lagi di dunia politik, Kedua

faham atau isme ini di dalam hakikatnya tidak mengandung perbedaan satu sama lain, karena

kedua isme ini berdiri di atas faham sosialisme atau lebih tegas lagi berdiri di atas faham

Marxisme. Sosialisme dan komunisme mengaku menjadi pengikut Marx. Fase-teori

mengajarkan bahwa masyarakat di jaman purbakala adalah Ur-komunis, artinya pergaulan

hidup manusia di jaman purbakala diatur menurut cara tidak ada raja-raja atau kelas-kelas.

Sesudah jaman ur-komunisme ini berlalalu, maka lahirlah jaman feodal. Sendi dasarnya

pergaulan hidup jadi feodalistis, yakni masyarakat terbagi dalam kelas raja,dan “hamba”.

15

Page 16: Demokrasi sosialis

Habis fase feodal ini tumbul fase kapitalisme. Mula-mula jaman voor-kapitalisme dan

kemudian jadi kapitalisme modren, liberalism, neo-liberal. Jaman kapitalisme ini menuju ke

fase-sosialisme. Fase-teori ini dianut oleh kaum sosial-demokrat dan juga oleh kaum

komunis. Kedua aliran yang besar ini mula-mula berjuang bersama-sama di bawah

“pimpinannya” Karl Marx.

Lalu timbul pertanyaan mengapa sosialisme yang bersendi atas marxisme terpecah

menjadi dua aliran yang menimbulkan faham – faham sendiri.

Pada tahun 1889 sampai tahun 1914 dua aliran yakni sosialis dan komunis diikat oleh

satu badan yang bernama Tweede-Internationale atau di dalam bahasa Indonesia

”Internasional-Kedua.” Tetapi dalam tahun 1914 persatuan partai kaum buruh ini terpecah

menjadi dua aliran yang satu memisahkan diri menjadi sosial-demokrat dan yang lain

menamakan dirinya kaum komunis. Perpecahan itu terjadi oleh karena kedua aliran ini tidak

bisa akur pendiriannya satu sama lain tentang mufakat atau tidaknya kaum proletar terutama

di negeri-negeri kapitalis turut menyokong peperangan dunia di tahun 1914. Kaum sosial-

demokrat suka menyokong peperangan dunia, tetapi kaum komunis sama sekali anti

peperangan. Kaum sosial-demokrat berpendapat bahwa kaum proletar harus turut menyokong

pemerintahan dalam negeri jika ada musuh menyerang negerinya.

Kaum komunis mendirikan Internasionale sendiri ialah: “Derde-Internasionale”

adalah Internasional-Ketiga di Moskow di bulan Maret 1919. Pemimpin-pemimpin terbesar

dari kaum komunis ialah Lenin, Trotsky dan Zinoview, mengajarkan bahwa pergaulan hidup

manusia tidak harus tumbuh sebagaimana sudah digambarkan di dalam teori-teorinya Karl-

Marx, tetapi pergaulan hidup dapat mengadakan fase-sprong, artinya bahwa masyarakat yang

masih berada di dalam fase feodal itu tidak harus melalui zaman kapitalisme lebih dulu untuk

menuju ke jaman sosialisme. Kaum sosial-demokrat membantah teori fase-sprong ini. Karena

menurut aliran sosial-demokrat fase-sprong ini disebutkan anti-Marxisme. Mereka

mengajarkan bahwa tiap-tiap pergaulan hidup itu harus tumbuh menurut alam. Karl Kautsky,

pemimpin sosial-demokrat berkata bahwa wet-evolusi—fase teori—yang digambarkan oleh

Marx itu harus tunduk. Sosial-demokrat berkata: “Marx bilang, bahwa masyarakat bergerak

melalui beberapa fase, yakni melalui beberapa tingkat. Dulu fase ur-komunisme, kemudian

fase feodal (ningrat-ningratan), kemudian fase kapitalisme-modren, kemudian fase

sosialisme. Tiap-tiap fase harus dilalui. Sesudah fase ur-komunis tidak boleh tidak tentu fase

16

Page 17: Demokrasi sosialis

feodal. Sesudah fase feodal tidak boleh tidak tentu fase voor-kapitalisme, dan begitu

seterusnya. masyarakat tidak bisa melompati suatu fase.

Perbedaan yang kedua ialah bahwa tiap-tiap orang menurut kaum sosial-demokrat

yang hidup di dalam suatu masyarakat adalah jadi anggota masyarakat dan oleh karena itu ia

berhak mengeluarkan pikirannya, kemauannya dan cita-citanya tentang cara-cara masyarakat

itu diatur. dengan kata lain pergaulan hidup itu harus diatur secara demokratis. Tetapi kaum

komunis mengajarkan bahwa demokrasi itu di dalam hakikatnya tidak memberi kemerdekaan

kepada Rakyat. Di dalam praktiknya, kata mereka, demokrasi itu tidak ada. Dan jika

demokrasi ini ada, kerakyatan itu tidaklah dapat memberi hak-hak kepada Rakyat untuk

mengatur pergaulan hidup. demokrasi itu adalah perkataan omong kosong belakang oleh

karena itu kaum komunis tidak mufakat dengan demokrasi tetapi mengajarkan bahwa

hanyalah “diktator-proletariat” saja (artinya bahwa hanya kaum proletar saja yang

mempunyai suara) yang dapat memberi kekuasaan hidup manusia bagi keselamatan

masyarakat. kaum komunis berkata Diktato-proletariat itu adalah suatu alat untuk

mendatangkan pergaulan hidup sosialis.

B.KESIMPULAN

Sosialisme ialah Paham yang bertujuan perubahan bentuk masyarakat dengan

menjadikan perangkat produksi menjadi miliki bersama dan pembagian hasil secara merata

disamping pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh. Dapat pula kita

definisikan Sosialisme adalah sistem hidup yang menjamin hak asasi manusia, hak sama rata

(equality), demokrasi, kebebasan dan sekularisme. Jaminan ini akan mewujudkan keadilan

secara keseluruhan. Pada abad 20, kata “sosialisme” mendapat makna lebih luas. Sosialisme

terpecah menjadi Sosialisme Komunis dan Sosialisme Demokratis atau kini dikenal

Sosialisme Demokrat (Sosdem). Kedua paham yang ingin memperjuangkan keadilan sosial

lewat cita-cita demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Maka

Sosdem sejak Perang Dunia II menjadi soko guru demokrasi Barat. Pada masa ini istilah

sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme Dalam perkembangannya

hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme memiliki beberapa cabang gagasan. Secara kasar

pembagian tersebut terdiri dari pertama adalah Sosialisme Demokrasi, kedua adalah

Marxisme Leninisme, Ketiga adalah anarkisme dan sindikalisme

17