copy of sektor luar negeri

27
SEKTOR LUAR NEGERI PEREKONOMIAN INDONESIA Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan ekonomi luar negeri perekonomian Indonesia, cara yg paling tepat adalah memulainya dg mempelajari Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia. Karena neraca pembayaran luar negeri tsb memuat semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yg diadakan oleh penduduk negara Indonesia dg penduduk negara lain. 1. Neraca Pembayaran dan Cara Menyusunnya Agar neraca pembayaran bisa menyajikan gambaran yg baik mengenai transaksi-transaksi luar negeri suatu perekonomian, neraca pembayaran hrs berbentuk ikhtisar yg disusun secara sistematik. Neraca Pembayaran Internasional, yg mrp sebutan lain utk neraca pemabayaran luar negeri, yg selanjutnya disingkat dg NPI, pd umumnya disusun dg menggunakan teknik akutansi. Dengan menggunakan teknik akutansi, semua transaksi luar negeri digolong-golongkan ke dalam transaksi kredit dan transaksi debit. Dari segi akutansi neraca pembayaran hrs senantiasa seimbang, dalam arti bahwa jumlah transaksi debit nilainya selalu sama dengan jumlah seluruh nilai transaksi kreditnya.

Upload: evan-kurniawan

Post on 14-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Sektor Luar Negeri

SEKTOR LUAR NEGERI PEREKONOMIAN INDONESIA

Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan ekonomi luar negeri perekonomian Indonesia, cara yg paling tepat adalah memulainya dg mempelajari Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia. Karena neraca pembayaran luar negeri tsb memuat semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yg diadakan oleh penduduk negara Indonesia dg penduduk negara lain.

1. Neraca Pembayaran dan Cara Menyusunnya

Agar neraca pembayaran bisa menyajikan gambaran yg baik mengenai transaksi-transaksi luar negeri suatu perekonomian, neraca pembayaran hrs berbentuk ikhtisar yg disusun secara sistematik.

Neraca Pembayaran Internasional, yg mrp sebutan lain utk neraca pemabayaran luar negeri, yg selanjutnya disingkat dg NPI, pd umumnya disusun dg menggunakan teknik akutansi. Dengan menggunakan teknik akutansi, semua transaksi luar negeri digolong-golongkan ke dalam transaksi kredit dan transaksi debit. Dari segi akutansi neraca pembayaran hrs senantiasa seimbang, dalam arti bahwa jumlah transaksi debit nilainya selalu sama dengan jumlah seluruh nilai transaksi kreditnya.

Transaksi Debit.

Transaksi debit terjadi apb sebuah transaksi mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara NPI utk membayar kepada penduduk negara lain atau mengakibatkan berkurangnya hak penduduk negara NPI utk menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Dalam NPI, pos-pos yg berisikan transaksi debit biasanya ditandai dg tanda minus (-). Misalnya utk transaksi impor, oleh karena transaksi impor menciptakan kewajiban bagi penduduk negara NPI utk mengadakan pembayaran kpd negara pengekspor, maka transaksi tsb, pada NPI semuanya ditandai dg tanda minus. yang menunjukkan bahwa transaksi-transaksi impor tsb masing-masing mrp transaksi debit.

Page 2: Copy of Sektor Luar Negeri

Transaksi Kredit.

Transaksi kredit terjadi apb sebuah transaksi mengakibatkan bertambahnya hak bagi penduduk negara NPI, utk menerima pembayaran dari penduduk negara lain atau mengakibatkan berkurangnya kewajiban bagi penduduk negara NPI utk mengadakan pembayaran kpd penduduk negara lain. Angka dlm neraca pembayaran yg disebelah depannya diberi tanda plus (+), menunjukkan bahwa nilai yg ada pada pos tsb merupakan saldo atau transaksi kredit. Contohnya : utk transaksi kredit ialah semua transaksi ekspor barang-barang dan jasa-jasa. Dengan adanya transaksi ekspor barang-barang dan jasa-jasa tsb, nilai total hak penduduk negara NPI utk menerima pembayaran dari negara lain bertambah.

2. Penjelasan Pos-pos Neraca Pembayaran.

a. Ekspor f.o.b. (ekspor free on board)

Yang dimaksud dg ekspor f.o.b. adalah harga barang yg diekspor sampai di kapal pada pelabuhan negara pengekspor. Apabila pada nilai ekspor f.o.b. ditambahkan biaya transpor antara pelabuhan negara pengekspor dengan pelabuhan negara pengimpor dan biaya asuransi, maka nilai ekspor yg kita catat pada NPI adalah nilai ekspor c.i.f. (c.i.f. = cost, insurance and freight).

Keadaan yg pada umumnya dpt mengakibatkan bertambahnya ekspor, antara lain :

1. Meningkatnya nilai kemakmuran masyarakat dunia.

2. Tingkat inflasi di dalam negeri lebih rendah dibandingkan dg tingkat inflasi yg terjadi di negara-negara yg banyak mengimpor barang-barang ekspor kita.

3. Kurs devisa efektif yg berlaku bagi berang-barang ekspor menguntungkan.

Page 3: Copy of Sektor Luar Negeri

4. Peningkatan efisiensi produksi di dalam negeri dlm artian yg luas, yg dpt mengakibatkan produsen-produsen barang ekspor dg harga ekspor f.o.b. yg sama dpt menghasilkan keuntungan yg lebih tinggi.

5. Kegagalan produksi di negara-negara penghasil produk yg bersaing dg produk ekspor kita di pasar dunia.

6. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yg serasi disertai dg kebijakan peningkatan ekspor yg tepat.

7. Adanya peningkatan efisiensi produksi secara menyeluruh dalam perekonomian negara pengekspor.

b. Impor f.o.b. (impor free on board).

Dalam NPI Indonesia, nilai impor f.o.b. menunjukkan jumlah nilai barang-barang yg kita impor, yg dinyatakan dlm harga barang-barang tersebut sampai di kapal di pelabuhan negara pengekspor. Keadaan yang pada umumnya mengakibatkan bertambahnya impor, antara lain :

1. Meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk dalam negeri.

2. Tingkat inflasi di dalam negeri lebih tinggi daripada tingkat inflasi di negara-negara lain, khususnya di negara-negara penghasil barang-barang yg kita impor.

3. Kurs devisa efektif yg berlaku menguntungkan para importir.

4. Kebijaksanaan pemerintah yg merangsang impor. Perangsang impor, yg biasanya berbentuk subsidi impor atau penurunan bea impor, biasa dipergunakan untuk merangsang impor alat-alat kapital dan bahan-bahan baku serta bahan-bahan pemenuhan kebutuhan pokok.

Page 4: Copy of Sektor Luar Negeri

Hubungan Timbal Balik antara Neraca Pembayaran dengan Perekonomian Dalam Negeri.

Paling sedikit ada 2 jalan neraca pembayaran suatu perekonomian negara mempunyai pengaruh terhadap perekonomian dalam negerinya, yaitu :

1. Melalui sektor pengeluaran

Ekspor merupakan komponen daripada pendapatan nasional, shg berubahnya nilai ekspor akan langsung mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional. Sebaliknya, berubahnya tingkat pendapatan nasional akan mengakibatkan berubahnya nilai impor negara tsb. Konsepsi yg menerangkan masalah ini dikenal dg nama angka pengganda perdagangan luar negeri atau foreign trade multiplier.

2. Melalui perubahan jumlah uang yg beredar

Saldo sektor moneter sebuah neraca pembayaran internasional adalah mrp salah satu faktor yg menentukan jumlah uang yg beredar dalam perekonomian bersangkutan. Saldo debit mempunyai tendensi mengakibatkan bertambahnya jumlah uang yg beredar. Saldo kredit bertendensi mengakibatkan berkurangnya jumlah uang yg beredar.

Keadaan Ekuilibrium :

Dari segi sumber/asalnya, Pendapatan Nasional (Y), terdiri dari :

konsumsi dan Investasi Y = C + I.

Dari sudut penggunaannya, Pendapatan Nasional (Y), terdiri dari :

Konsumsi dan Saving Y = C + S

Apabila pendapatan dalam periode 0 digunakan dalam periode 1, pendapatan nasional periode 1 digunakan dalam periode 2, dst nya. Maka

Page 5: Copy of Sektor Luar Negeri

hubungan konsumsi, investasi, saving dan pendapatan nasional, dapat digambarkan sbb :

Co + Io = Yo

Yo = C1 + S1

C1 + I1 = Y1

Y1 = C2 + S2

C2 + I2 = Y2

Y2 = C3 + S3

C3 + I3 = Y3. dan seterusnya.

Pendapatan Nasional ekuilibrium adalah :

Tingkat pendapatan nasional, dimana tidak ada kekuatan ekonomi yg mempunyai tendensi untuk mengubahnya.

Ini berarti, pendapatan nasional akan ada dalam keadaan ekuilibrium, apabila dipenuhi syarat : Y0 = Y1 = Y2 = Y3 = Y4 , dst.

Karena besarnya konsumsi bergantung pada tinggi rendahnya Y, maka konsumsi pun berada dalam keadaan ekuilibrium juga.

C0 = C1 = C2 = C3 = C4 , Juga : S0 = S1 = S2 = S3

S1 = I1

Maka : Y0 = Y1 , kalau S2 = I2 , Y1 = Y2, dan seterusnya.

Page 6: Copy of Sektor Luar Negeri

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK

PEREKONOMIAN TERBUKA.

1. Pendapatan Nasional Ekuilibrium

Untuk perekonomian terbuka dimana pendapatan investasi pada neraca pembayaran mempunyai saldo nol, berlaku kesamaan-kesamaan pendapatan nasional berikut : Y = C + I + X – M.

(Keterangan : X = nilai ekspor dan M = nilai impor).

Oleh karena : Y = C + S

Maka : C + S = C + I + X – M

Sehingga S + M = I + X.

Persamaan diatas mempunyai makna bahwa, syarat ekuilibriumnya perekonomian adalah kesamaan nilai (S+M) dengan (I + X). Saving tidak lagi hrs sama dengan investasi. Nilai ekspor juga tidak hrs sama dengan nilai impor.

Perekonomian yg memiliki neraca perdagangan yg positip, yaitu neraca perdagangan dimana X > M, akan mencapai keadaan ekuilibrium justru dimana I < S.

Dalam model ini pengeluaran investasi dan ekspor, kedua-duanya diperlakukan sebagai variabel yg eksogen, sedangkan variabel yg endogen dengan persamaan-persamaan sbb :

S = So + sY

M = Mo + mY

Keterangan :

So = Besarnya saving pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol. So disini menggantikan – a, pada persamaan : S = - a + (1 – c) Y.

Page 7: Copy of Sektor Luar Negeri

∆Ss = -------- marginal propensity to save ∆Y

s disini menggantikan (1 – c)

Mo = Besarnya impor pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol.

∆Mm = ------ marginal propensity to impor ∆Y

Berdasarkan gabungan persamaan di atas, didapatkan persamaan sbb :So + sY + Mo + mY = I + XsY + mY = I + X – So – Mo Y(s + m) = I + X – So – Mo

I + X – So – MoY = ------------------------

s + m

Contoh : Pendapatan Nasional ekuilibrium dalam Perekonomian Terbuka.

Diketahui :

Fungsi Saving : S = - 40 + 0,3 Y

Fungsi Impor : M = 20 + 0,2 Y

Pengeluaran Investasi : I = 280

Ekspor : X = 100

Hitunglah besarnya :

a. Pendapatan nasional ekuilibrium

b. Saving ekuilibrium

c. Impor ekuilibrium

d. Konsumsi ekuilibrium

e. Neraca perdagangan ekuilibrium

Page 8: Copy of Sektor Luar Negeri

Jawaban :

a. Pendapatan nasional ekuilibrium

I + X – So – MoY = -------------------------

s + m

280 + 100 + 40 – 20Y = ------------------------------ = 800

0,3 + 0,2

b. Saving ekuilibrium S = - 40 + 0,3 Y = - 40 + 0,3 x 800 = - 40 + 0,3 x 800 = - 40 + 240 = 200

c. Impor ekuilibriumM = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 x 800 = 20 + 160 = 180

d. Konsumsi ekuilibriumY = C + I + X – M800 = C + 280 + 100 – 180C = 800 – 200 = 600Dengan cara lain : C = Y – S

= 800 – 200 = 600Untuk menguji kebenaran hasil-hasil perhitungan di atas, kesamaan S + M = I + X harus dipenuhi. Dari hasil perhitungan di atas :S + M = I + X 200 + 180 = 280 + 100

380 = 380

Page 9: Copy of Sektor Luar Negeri

e. Neraca perdagangan ekuilibrium X = 100 dan M = 180Ini berarti bahwa neraca perdagangan berada dalam keadaan pasif dengan impor netto sebesar M – X = 80.

Kesimpulan :Neraca perdagangan dalam keadaan pasif /negatif (tidak menguntungkan), karena nilai impor lebih besar dari nilai ekspor. Sedangkan neraca perdagangan yg memiliki ekspor netto disebut neraca perdagangan aktif/positif atau (menguntungkan).

2. Angka-angka PenggandaAngka pengganda untuk perekonomian terbuka disebut angka

pengganda perdagangan luar negeri atau foreign trade multiplier. Adapun cara untuk menurunkan angka-angka pengganda tersebut adalah sbb :

Kita ketahui bahwa pendapatan nasional ekuilibrium dapat kita temukan dengan menggunakan persamaan :

I + X – So – MoY = -------------------------

s + mApabila, misalnya naiknya ekspor dari semula sebesar X berubah dengan ∆X menjadi (X + ∆X) mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari semula sebesar Y berubah dengan ∆Y menjadi sebesar (Y + ∆Y), maka secara matematik dapat ditulis :

I +( X + ∆X) – So – MoY = ----------------------------------

s + m

I + X – So – Mo ∆XY + ∆Y = ------------------------- + ----------

s + m s + m

Page 10: Copy of Sektor Luar Negeri

∆X∆Y = Y – Y + ---------

s + m

∆X∆Y = ----------

s + m

∆Y 1------ = k’x = ---------- k’x merupakan angka pengganda ekspor∆X s + m

Dengan cara yang sama kita akan menemukan :a. Angka pengganda investasi untuk perekonomian terbuka

∆Y 1k’i = ------ = ---------- k’i mrp angka pengganda investasi ∆I s + m

b. Angka pengganda autonomus saving untuk perekonomian terbuka :

∆Y - 1k’s = ------ = ---------- k’s mrp angka pengganda saving ∆So s + m

c. Angka pengganda autonomous impor

∆Y - 1k’M = ------ = ---------- k’m mrp angka pengganda impor ∆Mo s + m

3. Pengaruh perubahan Ekspor terhadap Neraca Perdagangan

Diketahui bahwa angka pengganda ekspor besarnya sama dengan angka pengganda investasi. Dengan demikian berarti bahwa perubahan pendapatan nasional yg ditimbulkan oleh bertambahnya investasi sebesar satu rupiah akan sama dengan perubahan pendapatan nasional yg

Page 11: Copy of Sektor Luar Negeri

ditimbulkan oleh bertambahnya ekspor sebesar satu rupiah. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa akibat perubahan impor yg ditimbulkan oleh bertambahnya investasi sebesar satu rupiah juga akan sama dengan perubahan impor yg ditimbulkan oleh bertambahnya ekspor sebesar satu rupiah. Kedua hubungan yg diperbandingkan ini dapat diungkapkan sbb :

a. Pengaruh perubahan ekspor sebesar Rp 1,-

Rp 1,- ∆X = Rp 1,- ------- ∆Y = k’x (Rp 1,-) = ------------- s +m

m x Rp 1,-∆M = ------------- s + m

b. Pengaruh perubahan investasi sebesar Rp 1,-

Rp 1,- ∆I = Rp 1,- ------- ∆Y = k’x (Rp 1,-) = ------------- s +m

m x Rp 1,-∆M = ------------- s + m

Meskipun pengaruh kenaikan ekspor thd impor sama besarnya dg pengaruh kenaikan investasi terhadap impor, namun dari segi neraca pembayaran pengaruh perubahan ekspor tidak sama dengan pengaruh perubahan investasi. Yang jelas bahwa meningkatnya impor sebagai akibat daripada meningkatnya investasi tidak didahului oleh kenaikan ekspor. Ini berarti bahwa meningkatnya kewajiban luar negeri tidak disertai dg kenaikan penerimaan luar negeri. Dengan dmk meningkatnya investasi bertendensi mengakibatkan meningkatnya defisit atau mengurangi surplus neraca pembayaran. Sebaliknya menurunnya investasi bertendensi mengakibatkan meningkatnya surplus atau menurunnya defisit neraca pembayaran.

Page 12: Copy of Sektor Luar Negeri

Perubahan ekspor, dilain pihak, perlu kita teliti terlebih dahulu. kita telah mengetahui bahwa :

∆X m∆X+ ∆X --- ∆Y = k∆X = --------- ∆M = ----------

s + m s + m

yang cara membacanya adalah : perubahan nilai ekspor akan mengakibatkan pendapatan nasional ekuilibrium berubah dengan perubahan sebesar k∆X yang nilainya sama dengan

∆X -------- selanjutnya mengakibatkan berubahnya nilai impor dengan perubahan s + m nilai impor dengan perubahan sebesar

m ∆X ----------- s + m

Kalau hubungan kausal diatas, hanya bagian yg paling kiri serta paling kanan saja yg kita perhatikan, kita menemukan :

m ∆X ∆X ∆M = ----------- s + m yang mempunyai makna bahwa meningkatnya nilai ekspor sebesar ∆X mengakibatkan meningkatnya nilai impor dengan

m ----------- ∆X. Oleh karena kita mengetahui bahwa m dan s masing-masing s + m mempunyai nilai positif, maka pecahan m ----------- mempunyai nilai positif yang besarnya kurang dari satu. s + m

m ∆Mdengan 0 < ----------- < 1, berarti bahwa 0 < --------- < 1. s + m ∆X

Page 13: Copy of Sektor Luar Negeri

yang mempunyai makna bahwa peningkatan nilai ekspor akan bertendensi mengakibatkan meningkatnya nilai impor dengan jumlah yg lebih kecil daripada jumlah penambahan ekspor yg mengakibatkan perubahan nilai impor tersebut.

Contoh :

Angka pengganda dan peranannya terhadap neraca perdagangan.

Diketahui :

a. Mula-mula perekonomian dalam keadaan ekuilibrtium, dengan ekspor netto sebesar Rp 10 milyar per tahun.

b. Fungsi saving tahunan : S = - 40 m. rp + 0,3 Y

c. Fungsi impor tahunan : M = 20 m. rp + 0,2 Y

Soal :

Sesudah kejadian-kejadian di bawah ini terjadi dan perekonomian telah mencapai keadaan ekuilibrium lagi. Berapakah besarnya ekspor netto atau impor netto yg terjadi, kejadian-kejadian termaksud adalah :

a. Pengeluaran investasi bertambah dengan Rp 40 milyar, nilai ekspor tidak mengalami perubahan.

b. Nilai ekspor bertambah dengan Rp 40 milyar, pengeluaran investasi tidak mengalami perubahan.

c. Investasi bertambah dengan Rp 20 milyar dan ekspor bertambah dengan Rp 20 milyar.

Jawab :

Tingginya angka-angka pengganda :

1. Angka pengganda investasi

1 1k’i = ---------- = ------------- = 2 s + m 0,3 + 0,2

Page 14: Copy of Sektor Luar Negeri

2. Angka pengganda ekspor

1 1k’x = ---------- = ------------- = 2 s + m 0,3 + 0,2

a. - Perubahan nilai impor sebagai akibat daripada perubahan pengeluaran investasi :

∆I = 40 → ∆Y = k’i (∆I) = 2 x 40 = 80

∆M = m ∆Y = 0,2 x 80 = 16

- Ekspor netto yang baru :

(Xo – Mo) + (∆X - ∆M) = 10 + (0 – 16) = - 6

- Jadi ekspor neto yg baru = - 6 milyar rupiah, atau impor neto yg baru sebesar Rp 6 milyar.

b. – Perubahan nilai impor sebagai akibat daripada berubahnya nilai ekspor, adalah :

m ∆X 0,2 x 40 ∆X = 40 → ∆M = ---------- = ------------- = 16 s + m 0,3 + 0,2

- Ekspor netto yang baru :

(Xo – Mo) + (∆X - ∆M) = 10 + (40 – 16) = 34

- Jadi ekspor netto yang baru sebesar Rp 34 milyar.

c. - Perubahan nilai impor sebagai akibat daripada bertambahnya ekspor dan investasi masing-masing sebesar Rp 20 milyar :

Page 15: Copy of Sektor Luar Negeri

m ∆X m ∆I 0,2 x 20 0,2 x 20∆M = ---------- + --------- = ------------- + ------------- = 8 + 8 = 16.

s + m s + m 0,3 + 0,2 0,3 + 0,2

- Ekspor netto yang baru :(Xo – Mo) + (∆X - ∆M) = 10 + (20 – 16) = 14

- Jadi ekspor netto yang baru sebesar Rp 14 milyar.

PASAR VALUTA ASING.

Pada pertukaran antara 2 mata uang yg berbeda, akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yg sering disebut dengan Kurs (Exchange rate). Misalnya : kurs valuta asing (dolar Amerika serikat) adalah US $ 1 = Rp 10.000,-. Berarti bahwa Rp 10.000,- dapat ditukar dengan dolar sebanyak US $ 1 atau sama saja Rp 1,- dapat ditukar dengan US $ 1/10.000. Dalam kenyataannya sering terdapat berbagai tingkat kurs untuk satu valuta asing.

Perbedaan tingkat kurs, timbul karena beberapa hal :1. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valas

(Bank). Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila pedagang valas (Bank)

membeli valas dan Kurs jual apabila pedagang (Bank) menjual valasnya. Selisih kurs tersebut, merupakan keuntungan bagi para pedagang (Bank).

2. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya. Kurs TT (Telegraphic transfer) lebih tinggi daripada kurs MT (Mail transfer), sebab perintah/order pembayaran dengan menggunakan telegram bagi Bank merupakan penyerahan valas dengan segera/lebih cepat dibandingkan dengan penyerahan melalui surat.

Page 16: Copy of Sektor Luar Negeri

3. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran yang berasal dari Bank Asing yang sudah terkenal (bonafide) kursnya lebih tinggi daripada Bank yang belum terkenal.

Pasar valas tidak hanya menyangkut kurs atau harga valas saja, tetapi juga pihak pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak tersebut, antara lain : Eksportir-importir, Bank, Pedagang perantara dan Bank sentral (Bank Indonesia).

Fungsi Pasar Valuta Asing.Pasar valas mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu

kelancaran lalu-lintas Pembayaran Internasional, antara lain :1. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari satu negara

ke negara lain. Proses pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem “Clearing” seperti halnya yang dilakukan oleh Bank serta para pedagang.

2. Karena sering terdapat transaksi Internasional yang tidak perlu segera diselesaikan pembayaran dan atau penyerahan barangnya, maka pasar valas memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian/kontrak jual beli dengan kredit.

3. Memungkinkan dilakukannya “Hedging”.Seorang pedagang melakukan hedging apabila dia pada saat yang sama melakukan transaksi jual dan beli valas di pasar yang berbeda, untuk menghilangkan atau mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs. Hedging dapat dilakukan pada pasar jangka (Forward market).Pasar jangka adalah pasar, dimana trasaksi jual beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang di kemudian hari. Ini berbeda dengan “Spot martket” dimana transaksi dan penyerahan barang terjadi pada saat yang bersamaan.

Page 17: Copy of Sektor Luar Negeri

Misalnya :Seorang importir Indonesia, mengimpor Incubator automatic (kapasitas

telur 100.000 butir) dari Amerika serikat seharga US $ 10.000 dengan pembayaran 3 bulan yang akan datang. Kurs yang berlaku US $1 = Rp 10.000,- sehingga harga Incubator tersebut adalah Rp 100.000.000,-. Apabila kurs turun menjadi US $1 = Rp 11.000,- maka harga incubator dalam rupiah menjadi sebesar Rp 110.000.000,- dengan demikian importir dapat menderita kerugian.

Untuk menghindari kerugian tersebut, importir dapat melakukan hedging di pasar jangka (Forward martket).Caranya :

Importir tersebut menghubungi Bank nya di Indonesia, untuk membeli US $ 10.000 dengan penyerahan 3 bulan yg akan datang dengan harga/kurs yang disetujui saat itu. Kurs ini disebut kurs jangka (forward exchange rate) Perbedaan kurs forward dan kurs spot menggambarkan adanya perbedaan tingkat bunga di Indonesia dan Amerika.

Bank di Indonesia yang dihubungi importir tersebut berusaha mencarikan US $ seharga 10.000. Bank tersebut dapat membeli US $ pada pasar spot dan kemudian menyimpannya selama 3 bulan di Bank Amerika. Dengan tindakan ini Bank dari Indonesia tersebut memperoleh bunga dari Bank Amerika.

Apabila tingkat bunga di Amerika lebih rendah daripada di Indonesia, importir harus membayar perbedaannya. Dalam hal ini forward US $ di jual dengan premium dibandingkan dengan spot US $. Sebaliknya apabila tingkat bunga di Amerika lebih tinggi, maka perbedaannya oleh Bank tersebut (di Indonesia) diberikan kepada importir. Dalam hal ini forward US $ di jual dengan discount dibandingkan dengan spot rupiah.

Page 18: Copy of Sektor Luar Negeri