bab iv konsep mikropropagasi

11
BAB IV KONSEP MIKROPROPAGASI KONSEP MIKROPROPAGASI Konvensional Teknik jaringan In vitro In vivo dilapangan Generatif Laboratorium Vegetatif Aseptik Didlm Gelas A. Morphogenesis B. tahap tahap mikropropagasi C. Klasifikasi mikropropagasi

Upload: ivho-mamonto

Post on 02-Jul-2015

328 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Bab iv konsep mikropropagasi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iv konsep mikropropagasi

BAB IVKONSEP MIKROPROPAGASI

KONSEP MIKROPROPAGASI

Konvensional

Teknik jaringan

In vitro

In vivo dilapangan Generatif

Laboratorium Vegetatif

Aseptik

Didlm Gelas

A. Morphogenesis B. tahap – tahap

mikropropagasiC. Klasifikasi

mikropropagasi

Page 2: Bab iv konsep mikropropagasi

KONSEP MIKROPROPAGASI

Mikropropagasi merupakan salah satu usaha utk memperbanyak tanaman dengan menggunakan keratan kecil tanaman, sel atau jaringan dgn cara invitro (didlm gelas)

Explant. Explant merupkan tanaman yg digunakan dlm konsep mikropropagasi dan merupakan unit dasarnya. Yg berasal dari organ / bagian tanaman sprt : cotyledon, hypocotyl, batang daun , pucuk btang, kuncup bunga akar, bunga, petal, petiole, embrio, anther, dan seruk bunga

Page 3: Bab iv konsep mikropropagasi

A. Morphogenesis

Peristiwa terjadinya organisasi serta bentukan

bentukan baru yg sebelumnya tidak

ada/permulaan bentuk . Dan kemudian bentukan-

bentukan ini akan berkembang menjadi

tunas-tunas kecil yang disebut Tunas Axiler/

axillary Bud.

Kumpulan dimana sel yang tumbuh tidak teratur

disebut Kalus

1. Pertumbuhan teratur

2. Pertumbuhan tak teratur

Propagul : tunas/kalus yg

muncul pd dua

kemungkinan diatas

1. Pendahuluan

2. Organogenesis

3. embriogenesis

Page 4: Bab iv konsep mikropropagasi

Dalam proses multiplikasi ada kemungkinan propagul langsung berakar

dan akhirnya menjadi satu tanaman. Tanaman steril yang baru sudah

mempunyai akar dan sistem pertumbuhan vegetatif (tunas) yang dihasilkan dari satu

explant yg disebut plantlet

a. Pembentukan tunas langsung dari pucuk/axillar

b. Pembentukan organ adventip, (tunas dan embriosomatik ) lgsg

dr explant

c. Pembentukan organ adventip (tunas dan embrio somatik ) tak

lgsg dr kalus

Page 5: Bab iv konsep mikropropagasi

a. Pembentukan tunas langsung dari pucuk/axillar

Tunas axillar

Tunas Apikal

Tunas axillar ialah tunas yg tumbuh dari pucuk axiler yg

diambil dari ketiak daun

Tunas Apikal ialah tunas yg muncul dan tumbuh dr bagian

apex yg dikulturkan

Page 7: Bab iv konsep mikropropagasi

c. Pembentukan organ adventip (tunas dan embrio somatik ) secara tak lgsg dr kalus

explantPertumbuhan

kalus

kalus

Tunas Adventive

plantlet

Ada 2 kemungkinan yg dpt terjadi : 1. Sel berubah menjadi meristemoid yakni

kumpulan sel meristematik yg berisi zat parenchym padat dengan nuclei yg sangat besar. Sel-sel ini akan tumbuh terus kemudian berkembng & berdiferensiasi menjadi tunas/akar adventiv

2. Sel-sel kalus berubah bentuk menyerupai embrio dan berkembang membentuk embriosomatik atau dinamakan somatik embriogenesis

Page 8: Bab iv konsep mikropropagasi

Organogenesis.

Merupakan pembentukan organ yg dapat berupa tunas atau akar langsung atau tidak tumbuh langsung dari explant melalui massa

kalus. Sel kalus yg penuh berisi zat pharenchym yg dapat berubah menjadi

meristemoid & dlm kondisi optimum

berkembang menjadi organ

Thorpe (1985), organogenesis bergantung pd 3hal : inokulasi,

media dan lingkungan.

Induksi explant

Inisiasi Derajatnya bergantung

pada perbanding

an ZPT sitokinin

dan Auxin

Inisiasi akar.

Inisiasi tunas Inisiasi tunas /

calougenesis, dpt dirangsang melalui

bermacam cara. Faktor utama ialah

keseimbangan auxin & sitokinin eksogen

Inisiasi akar ada 2 :1. Pd tunas

adventiv langsung

2. Pd tunas adventik tak

langsung

Induksi : inisiasi pd proses tertentu.Inisiasi : rangsangan permulaan,.Inokulasi : meletakan explant pada media

Page 9: Bab iv konsep mikropropagasi

EmbriogenesisPerkembangan embrio : Bentuk bulatSeperti hatiSeperti torpedo2 hal pemecahan proses terbentuknya embrio :

1. Masih terbatas/sedikinya spesies yg ditemukan dapat menghasilkan embriosomati

2. Masih belum diketahui dgn jelas ttg kebutuhan embrio somatik sampai mencapai pertumbuhan yg sempurna

Ammirato (1987) : menyimpulkan ttg embriosoma :1. Perkembangan embriosoma sangat bervariasi.2. Apabila terjadi perubahan maka hal ini disebabkan

oleh perubahan dlm waktu serta perlakuan selanjutnya terhadap hasil yg didapati.

3. Embriosoma dpt bereaksi trhadap perubahan lingkungan.

4. Akibat dari embriosoma yg dapat berubah susunan maupun struktural maka perbedaan dalam proses biokimia serta biologi molekuler mungkin dpt terjadi.

Page 10: Bab iv konsep mikropropagasi

B. Tahap-tahapa Mikropropagasi

Hartman (1983) tahap kegiatan mikropropagasi :

1. Tahap persiapan (tahap 0)2. Tahap inisiasi ( tahap 1 )3. Tahap multiplikasi (tahap 2)4. Tahap perakaran (tahap 3) 5. Tahap aklimaisasi ( tahap 4)

Langkah 1: mendptkan explant yg cocok , serta sesuai dgn

tujuan eksperimen.

Induksi explant, induksi kalus, inisasi tunas, inisiasi

tunas adventip

Proses pliriferasi/progul

Mempersiapkan plantlet utk dipindahkan dari kondisi

heteritop kekondisi heterotrop di greenhouse

Tahap pemindahan plantlet ke media invivo yg sudah ada di

grenhouse dgn suhu, kelembapan, cahaya & keadaan lingkungan yg

mudah terkontrol

Page 11: Bab iv konsep mikropropagasi

C. Klasifikasi Mikropropagasi.

a. Pembentukan tunas langsung dari pucuk/axillar

b. Pembentukan organ adventip, (tunas dan embriosomatik ) lgsg

dr explant

c. Pembentukan organ adventip (tunas dan embrio somatik ) tak

lgsg dr kalus

1. Regenerasi material vegetativ

2. Regenerasi material reproduktif (generativ)

a. Kultur meristem

b. Kultur pucuk

c. Kultur tunas liar

d. Kultur kalus

e. Kultur self. Kultur

protoplas

a. Kultur anther dan polen

b. Kultur ovule

c. Kultur embrio

d. Kultur biji