bab ii tinjauan teoritis - · pdf filedengue haemorhagic fever (dhf) adalah penyakit yang...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian DHF
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk.
2008).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo
virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamukaedes aegypty (betina) (Hidayatalimulaziz. 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh
nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever(DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirusdan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. Klasifikasi
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan
hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
Derajat I di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan lain.
3. Derajat III :
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
4. Derajat IV :
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat di ukur.
C. Etiologi DHF
Virus dengue sejenis arbovirus yang di tularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.Nyamuk
aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 37 0C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar
demam berdarah adalah :
1. Badan kecil,warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak mandi,
tempayan vas bunga.
D. Patofisiologi
Berdasarkan klasifikasi derajat ringan dan beratnya penyakit DHF dibagi menjadi empat derajat
yaitu : Derajat 1 demam disertai gejala klinis lainnya pendarahan ringan, uji tourniquet positif,
trambositopenia hemokonsentrasi, Derajat II seperti derajat I disertai pendarahan spontan dikulit
dan pendarahan lain, Derajat III ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin
dan lembab, dan tekanan darah yang tak dapat diukur.
Penyebab DHF yaitu virus dengue terdiri dari 4 serotipe 1,2,3,4 yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypthy. Infeksi dengan salah satu serotif akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotip lain.
Virus Dengue dianggap sebagai antigen sehingga akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan
antibody humoral dan sekuler. Dalam virus tidak langsung menimbulkan gejala tetapi mengalami
masa inkubasi kurang lebih 2 minggu.Hal ini tergantung dari banyaknya virus yang masuk,
virulensi atau keganasan dan daya tahan tubuh. Setelah terjadi masa inkubasi maka akan terjadi
viremia yaitu adalah virus dalam darah. Viremia ini berjalan singkat mulai dua hari sebelum
panas dan mencapai puncaknya setelah mencapai 6-7 hari bersamaan dengan timbulnya antibody
yang memiliki aktivitas netralisasi atau aktivitas komplemen akhirnya banyak virus
di hilangkan dan penderita mengalami penyembuhan selanjutnya terjadilah seumur hidup
terhadap serotip virus yang sama, tetapi tidak melindungi terhadap serotip yang lain (proses
infeksi primer). Infeksi sekunder terjadi jika tubuh mendapatkan infeksi berulang dengan tipe
virus dengue yang berbeda dan lebih vurulen. Terdapatnya kompleks virus dalam sirkulasi darah
menyebabkan suatu aktivitas sistem komplemen yang mengakibatkan dilepaskannya
anafilaktosin C3a dan C5a yang berdaya untuk melepaskan histamin dan serotonin yang
berdampak meningginya permeabilitis pembuluh darah dan pada sistem koagulasi
mengakibatkan menghilangnya plasma melalui dinding endotel pembuluh darah sehingga terjadi
perembesan plasma dari ruang intravaskuler keruang ekstavaskuler, kedua agresi trombosit
menurun, apa bila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trambosit, sebagai
akibat mobilisasi sel trambosit muda dari sumsum tulang, Pada keadaan agregasi akan
melepaskan amin vaso aktif (histamin dan serotonin) yang bersifat meninggikan permaebilitis
kapiler dan melepaskan trambosit faktor 3 yang merangsang reaksi intravaskuler. Ketiga
terjadinya aktivitas factor hagemen (faktor XII) akibat terjadinya pembekuan intravaskuler yang
berperan dalam pembentukkan anafilaktosin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin degradation
product. Disamping itu aktivasi akan merangsang sistem kinin yang peran dalam proses
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah.
E. Manifestasiklinis
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan
3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie.
4. Nyeri otot
5. Sakit kepala.
6. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
F. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi apabila kebocoran plasma dari intravaskuler ke ekstravaskuler yang terus maka
akan mengalami syok hipovolemia dan bisa terjadi DSS (Dengue Syock Sindrom), jika keadaan tersebut
tidak teratasi maka akan menyebabkan anoreksia jaringan, asidosis metabolic dan berakhir dengan
kematian, perdarahan terjadi karena trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
factor koagulasi (protombin, factor V. VII, IX, X dan frinogen) pendarahan hebat dapat terjadi terutama
pada traktus grastrointestinal.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
3. Rontgen thoraks : effusi pleura
H. Penatalaksanaan medis
Demam berdarah dengue, penatalaksanaannya hanya bersifat simptomatis dan suportif.
1. Pemberian cairan yang cukup
Cairan di berikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam tinggi, anoreksia, dan
muntah.Penderita perlu di beri minum sebanyak mungkin (1-2 liter dalam 24 jam).
2. Antipiretik
Seperti golongan asetaminofen (parasetamol), jangan berikan golongan salisilat karena dapat
menyebabkan bertambahan perdarahan.
3. Antikonvulsan
Bila penderita kejang dapat di berikan :
- Diazepam
- Fenobarbital
4. Pemberian cairan melalui infus, di lakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai
hematokrit cenderung meningkat.
I. Konsep tumbuh kembang anak usia sekolah
1. Motorik kasar
Loncat tali, Badminton, Memukul dan Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara
bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.
2. Motorik halus
Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan dan Dapat meningkatkan kemampuan
menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
3. Kognitif
Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi, Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif
dalam pemecahan masalah, Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak
awal dan Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
4. Bahasa
Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak, Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata
keterangan, kata penghubung dan kata depan, Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal dan
Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.
J. Teori Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
1. Perkembangan psikoseksual
Menurut Fase laten (6-12 tahun) :
Selama periode laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun sosialnya. Pada fase
laten, anak perempuan lebih menyukai teman dengan jenis kelamin perempuan, dan anak laki-laki
dengan anak laki-laki.dalam hal ini, orang tua harus bijaksana dalam merespons, yaitu menjawabnya
dengan jujur dan hangat. Oleh karena itu, apabila anak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaliknya
orang tua waspada. Peran ibu dan ayah sngat penting dalam melakukan pendekatan dengan anak,
pelajari apa yang sebenarnya sedang di pikirkan anak berkaitan dengan seks.
2. Perkembangan psikososial (erikson)
Menurut Industri versus inferiority (6 – 12 tahun)
Anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan anak lainnya melalui kegiatan yang di
lakukan baik dalam kegiatan akademik maupun dalam pergaulan melalui permainan yang di lakukannya
bersama. Otonomi mulai berkembang pada anak mulai fase ini, terutama awal usia 6 tahun dengan
dukungan keluarga dekat. Terjadinya perubahan fisik, emosi dan sosial pada anak berpengaruh terhadap
gambaran terhadap tubuhnya.Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih luas denagnteman di
lingkungannya dapat memfasilitasi perkembngan perasaan sukses tersebut.
3. Perkembangan kognitif (piaget)
Concrete operation (7 – 11 tahun)
Pada usia ini, pemikiran meningkat atau bertambah logis dan konkeren. Ada anak mampu
mengklasifikasi benda dan perintah dan menyelesaikan masalah.secara konkrit dan sistematis dan
bedasarkan dengan apa yang mereka terima dari lingkungananya.
Formal operation ( 11- 15 tahun)
Tahapan ini di tunjukan dengan karakteristik kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya dan
kemampuan untuk fleksibel terhadap lingkungannya.Anak remaja dapat berfikir dengan pola yang
abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
3.1 Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
TTL : Tondano 3 oktober 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl.setra sari
Suku/Bangsa : Minahasa/ Indonesia
Anak Ke : Satu
Tanggal MRS : Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita
Tanggal Pengkajian : Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita
Diagnosa Medik : Demam Berdarah Dengue
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn M.S
Umur : 37 Tahun
Pendidikan : Sarjana Strata I
Pekerjaan : Swasta
Alamat : jl. Setra sari
Agama : Kristen Protestan
Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia
Nama Ibu : Ny M.P
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat Kesehatan
a.Keluhan Utama
Panas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-
batuk, sakit kepala.Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi
sampai sampai 40 0C.tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM
Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan untuk rawat inap di ruangan
Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas
dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat
bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak
lemah,
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah
dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini.
e. Kondisi Lingkungan
Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai
flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di
dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan penanganan sampah di
kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah tetangga.
f. Riwayat Psikososial
Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab
dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar
termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau
mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan
dengan tertawa.
g. Riwayat Spritual
Klien menganut agama Kristen protestan.Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan
kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya.Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan,
sebelum tidur dan bangun tidur.
h. Reaksi Hospitalisasi
1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena
apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari
biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses penyembuhan.
2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang
mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa
terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir
diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit
C. Data Biologis
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/m
R : 22x/m
Sb : 38 0C
d. Antropometri
TB : 135 cm
BB : 28 kg
D. Pemeriksaaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit
kepala,
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
Inspeksi : Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterus.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c. Hidung
Inspeksi : Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada
perdarahan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip
d. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada
perdarahan.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
g. Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskulatasi : Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau
ronchi
Perkusi : Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h. Abdomen
Inspeksi : Perut datar , tidak ada asites,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Terdengar peristaltic usus
Perkusi : Bunyi timpani.
i. Ekstremitas atas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan
otot 5
Palpasi : Tidak ada adema, akral teraba panas.
j. Ekstemitas bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik,
kekuatan otot 5
Palpasi : Tidak ada adema, akral teraba panas
k. Genetalia
Inspeksi : bersih
l. Anus
Inspeksi : Tidak ada haemoroid
m. Kulit
Inspeksi : Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah,
Palpasi : Turgor kulit baik, teraba panas
E. Pola Aktifitas
Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Nutrisi Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan.
Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x
b. Cairan Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
Minum 10 gelas/ hari Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah
c. Eliminasi BAB 1-2x/hari Konsistensi lembek Warna coklat BAK 4-5/hari Warna kuning jernih
Klien belum BAB BAK 6-7x/hari Warna kuning jernih
d. Istirahat/tidur Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermain Tidur malan 8-9 jam/hari
Tidur siang 1 jam/hari Tidur malam 10 jam/hari
e. Personal hygiene Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigi
Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap pagi.
f. Aktivitas Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya klien di rumah setelah pulang sekolah
Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit.
F. Therapy
Cairan RL u/ 10 tpm
Ceftriaxone 2x1 gr
Psidii 3x1
Divens 1x1
G. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Labolatorium
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Pemeriksaan
LED HEMOGLOBIN
LEUKOSIT HEMATOKRIT TROMBOSIT
0-20 11,0 – 14,8 gr / dl 6000 – 12000 / dl
34-45 % 150.000 – 450.000
10 15,3 gr/dl 7200 /dl
44 % 100.000 /dl
3.2 Analisa Data
Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS :
- Klien mengatakan
badan terasa panas
DO :
- Klien tampak lemah
- Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas
Virus Dengue (arbovirus)
↓
Melalui gigitan nyamuk
↓
Masuk kedalam tubuh
↓
Re infection oleh virus
dengue dengan serotip
berbeda
↓
Berekasi dengan antibody
↓
Meninbulkan respon
peradangan
Hipertemi
2 DS :
- Klien mengatakan
napsu makan menurun,
ada mual dan muntah
2x
DO :
Menimbulkan respon
peradangan
↓
Menstimulasi medulla
vomiting center
↓
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
- Makanan yang
disajikan tidak di
habiskan ( hanya 5-6
sendok)
- BB sekarang 25 kg
- Bibir tampak kering
Mual dan muntah
↓
Intake nutrisi kurang
3 Faktor resiko terjadi
perdarahan yang lebih
lanjut:
- Klien mengatakan
timbul bintik-bintik
merah di kedua kaki
dan tangan
- Tampak bintik merah
di kulit
- Trombosit 73.000/dl
- Leukosit 1000/dl
Terbentuk kompleks
antibody dalam sirkulasi
darah
↓
Pengaktifan system
complement dan
dilepaskannya
anvilaktosin C3a dan C5a
↓
Lepaskan histamine yang
besifat vasoaktif
↓
Permeabilitas dinding
pembuluh darah
meningkat
↓
Kebocoran plasma di
intertisium
↓
Penurunan jumlah cairan
intravaskuler
↓
Trombositopenia
Potensial terjadi
perdarahan
4 DS :
- Orang tua bertanya-
tanya tentang penyakit
anaknya.
DO :
- Orang tua gelisah dan
mondar-mandir
diruangan.
Perubahan status
kesehatan anak
↓
Anak harus dihospitalisai
↓
Timbul kekwatiran orang
tua terhadap penyakit
anak
Perubahan peran
keluarga
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan badan terasa panas
DO :
- Klien tampak lemah
- Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
DO :
- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
- BB sekarang 25 kg
- Bibir tampak kering
3. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan
yang lebih lanjut:
- Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
- Tampak bintik merah di kulit
- Trombosit 73.000/dl
- Leukosit 1000/dl
- Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan
DS :
- Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO :
- Orang tua gelisah, dan mondar-mandir diruangan.