bab ii tinjauan pustaka 2.1 remaja - wisuda.unud.ac.id ii.pdf · kram perut, nyeri abdomen, ......
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut WHO remaja
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10 – 19 tahun. Sementara dalam
terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia
15 -24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda
(young people) yang mencakup usia 10-24 tahun. Sementara itu dalam program
BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun
(Marmi 2013).
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegocangan taraf mencari
identitas diri dan merupakan periode yang paling berat. Selain itu remaja juga
dapat didefinisikan dengan mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak
yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung
jawab (Hurlock dalam Marmi, 2013).
Remaja atau adolescence , berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja tetapi juga kematangan social dan psikologis (Marmi,
2013).
11
2.1.2 Tanda – tanda perubahan fisik remaja wanita
Menurut Marmi (2013), tanda perubahan fisik pada remaja wanita
yaitu:
a. Tanda- tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang
ditandai dengan datangnya haid. Ovarium mulai berfungsi dengan
matang di bawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis,
folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat
mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk
androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh
hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita
dipengaruhi juga oleh estrogen.
b. Tanda- tanda sekunder
1) Rambut : Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah
pingguldan payudara mulai berkembang. Rambut ketiak dan
rambut wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang
mulanya berwarna terang berubah menjadi subur, gelap, kasar,
keriting.
2) Pinggul : Pinggul berubah menjadi lebih membesar dan membulat.
Hal ini disebabkan karena membesarnya tulang pinggul dan lemak
dibawah kulit.
3) Payudara : Bersamaan dengan membesarnya pinggul, maka
payudara juga membesar dan putting susu ikut menonjol.
12
4) Kulit : Kulit semakin kasar , lebih tebal dan pori-pori kulit
membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat : Kelenjar lemak dan keringat
menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat
karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk
pada saat sebelum dan sesudah haid.
6) Otot : Menjelang masa akhir puber , otot menjadi semakin
membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan
tungkai kaki.
7) Suara : Suara akan berubah menjadi lebih merdu.
2.2 Dismenore
2.2.1 Pengertian
Dismenore dapat diartikan sebagai suatu ketidaknyamanan tertentu selama
hari – hari pertama atau kedua menstruasi yang umum terjadi dan ditandai dengan
kram perut, nyeri abdomen, sakit punggung dan pegal pada kaki (Wong, 2008).
Dismenore nyeri kram atau tegang di daerah perut, mulai terjadi pada 24
jam sebelum terjadinya pendarahan menstruasi dan dapat bertahan 24-36 jam
meskipun beratnya hanya berlangsung 24 jam pertama (Hendrik, 2006).
Dismenore adalah haid yang nyeri yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi
atau penyakit panggul (Corwin , 2009).
13
Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi. Rasa
nyeri sering digambarkan sebagai nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang
terjadi selama haid (Schwartz, 2005).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dismenore
merupakan suatu ketidaknyamanan yang dirasakan wanita pada saat menstruasi
yang terjadi tanpa tanda – tanda infeksi atau pun penyakit panggul yang ditandai
dengan nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang dialami selama hari – hari
pertama atau kedua saat menstruasi terjadi.
2.2.2 Klasifikasi Dismenore
Menurut Prawirohardjo (2011) ,dismenore dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Dismenore Primer yaitu nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada
panggul.
b. Dismenore Sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai
keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endometriosis,
adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,
perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome
Selain itu menurut (Biben dalam Suarbawa, 2010) menjelaskan pembagian
derajat dismenore ada 3 derajat, yaitu:
a. Ringan : Berlangsung beberapa saat, sembuh dengan istirahat,
hilang tanpa pengobatan , tidak mengganggu aktifitas harian, rasa nyeri
tidak menyebar tetapi berlokasi di perut bagian bawah.
14
b. Sedang : Nyeri menyebar di bagian perut bawah, memerlukan obat
penghilang rasa nyeri tanpa perlu meinggalkan aktivitas sehari-hari.
c. Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit
kepala, sakit pinggang, diare dan rasa tertekan.
2.2.3 Etiologi Dismenore
Menurut Wiknjosastro (2007) Penyebab dismenore dibedakan menjadi 2 ,
yaitu penyebab dismenore primer dan penyebab dismenore sekunder.
a. Penyebab Dismenore Primer
Faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore primer yaitu : faktor
kejiwaan, faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis servikalis dan faktor
endokrin.
1) Faktor Kejiwaan
Gadis remaja yang belum stabil secara emosional , apalagi jika
kurang mendapatkan pengetahuan tentang proses menstruasi sangat
nudah mengalami dismenore.
2) Faktor Konstitusi
Seperti anemia, penyakit menahun dapat menimbulkan dismenore
3) Faktor Obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan dismenore
adalah stenosis kanalis servikalis, dimana dismenore yang terjadi
pada wanita yang memiliki uterus posisi hiperantefleksi dengan
stenosis pada kanalis servikalis.
15
4) Faktor Endokrin
Kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh
kontraksi uterus yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena
endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2
alfa yang menyebabkan kontraksi otot polos. Jika prostaglandin F2
alfa berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka terjadilah
dismenore serta efek umum seperti diare dan nausea.
b. Penyebab Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan congenital atau
kelainan organik di pelvis. Rasa nyeri yang timbul pada dismenore
sekunder ini biasanya berhubungan dengan gangguan ginekologis seperti
endometriosis , radang pelvis, kista ovarium, dan kongesti pelvis.
2.2.4 Tanda dan Gejala Dismenore
Tanda dan gejala dari dismenore yaitu nyeri pada perut bagian bawah
menjalar sampai ke pinggang dan paha, rasa mual bahkan sampai muntah, sakit
kepala, perasaan mau pingsan dan cepat marah (Prawirohardjo, 2005)
Menurut Kasdu (2005), gejala dismenore yang sering muncul adalah:
a. Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi.
b. Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi mulai.
c. Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada
juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua
hari haid.
16
d. Nyeri pada perut bagian bahwa, yang bisa menjalar ke punggung
bagian bahwa dan tungkai.
e. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai
nyeri tumpul yang terus menerus.
f. Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening.
2.2.5 Patofisiologi
Dismenore biasanya terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada
fase ini terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen. Sesuai dengan
sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga
terlibat dalam dismenore adalah hormon prostaglandin (Manuaba, 2007).
Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin
tertentu yaitu Prostaglandin – F2 alfa, dari sel sel endometrium uterus.
Prostaglandin – F2 alfa adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos
miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah hipoksia
uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat
(Corwin, 2009).
2.2.6 Pengukuran Derajat Dismenore
Numeric Rating Scale ( NRS ) adalah salah satu skala yang paling
sederhana dan paling sering digunakan dalam instrumen untuk mengukur
intensitas nyeri (Page, 2012).
17
Metode yang umumnya digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri
yaitu dengan skala penilaian numerik ini lebih digunakan sebagai pengganti alat
pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Skala ini paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum
dan setelah intervensi terapeutik
Numerik
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Sangat nyeri
Keterangan
0 : Tidak Nyeri
1 – 3 : Nyeri Ringan
4 - 6 : Nyeri Sedang
7 – 9 : Nyeri Berat Terkontrol
10 : Nyeri Berat Tidak Terkontrol
Gambar 1. Numeric Rating Scale (NRS) (Menurut National Initiative on Pain
Control)
2.2.7 Penanganan Dismenore
Penanganan dismenore pada umumnya dibagi menjadi 2 yaitu penanganan
secara farmakologis maupun secara non farmakologis.
18
a. Penanganan Farmakologis
Menurut Wiknjonosastro (2007), penanganan secara farmakologis yang
dapat digunakan pada dismenore antara lain adalah :
1) Pemberian Analgetik
Adapun obat-obatan analgetik yang sering digunakan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat yang sering beredar di
pasaran seperti novalgin, ponstan, Acet-aminophen dan yang lainnya.
2) Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah menekan ovulasi . Tindakan ini
bersifat sementara dengan tujuan untuk membuktikan bahwa gangguan
benar-benar dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita
melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.
Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil
kombinasi kontrasepsi. Selain itu hal ini juga bertujuan untuk
mencegah terjadinya ovulasi dan menurunkan produksi prostaglandin
karena atrofi endometrium desidual.
3) Terapi Dengan Obat Nonsteroid Antiprostaglandin
Terapi ini memegang peranan yang penting terhadap penangan
dismenore primer. Obat – obatan termasuk disini seperti indometasin,
ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70% penderita dapat
disembuhkan atau mengalami perbaikan. Sebaiknya obat ini diberikan
sebelum haid dimulai misalnya satu sampai tiga hari sebelum haid dan
pada saat hari petama haid.
19
b. Penanganan Non Farmakologis
Menurut Laila (2011), ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri non
farmakologis, yaitu :
1) Kompres Hangat
Suhu panas dapat meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks,
rasa nyeri pun akan berkurang. Kompres hangat dapat menggunakan
kompres handuk atau pun botol yang berisi air hangat. Pengompresan
dapat dilakukan pada daerah yang terasa kram seperti pada perut atau
pun pinggang bagian belakang.
2) Istirahat
Istirahat pada saat menstruasi dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti tidur, duduk sambil menenangkan diri atau pun bersantai
sambil menonton TV. Beristirahat ketika menstruasi diperlukan untuk
merilekskan otot-otot yang tegang saat berkontraksi meluruhkan
lapisan endometrium.
3) Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat mengurangi stress yang timbul ketika
PMS (Pre Menstrual Syndrome) ataupun saat menstruasi. Selain itu
berolahraga juga dapat meningkatkan produksi hormone endorphin
otak yang merupakan penawar rasa sakit yang alami dalam tubuh.
4) Minum Air Putih
Minum air putih sebanyak 8 gelas sehari mampu mengurangi rasa
nyeri saat menstruasi.Minum air putih saat menstruasi dilakkan untuk
20
mencegah terjadinya penggumpalan darah dan melancarkan peredaran
darah
5) Melakukan Pemijatan
Pemijatan dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
Pemijatan dilakukan ringan dengan jari telunjuk membuat gerakan
melingkar pada perut bagian bawah .
6) Melakukan Yoga
Yoga merupakan salah satu tradisi india kuno yang telah lama dikenal
dan mampu memberikan efek yang baik untuk kesehatan terutama
asana yoga yang identik dengan pengaktifan seluruh bagian tubuh.
Asana yoga mampu mempercepat dan menstimulasi system pertahanan
tubuh, serta mengubah pola penerimaan rasa sakit ke fase yang lebih
menenangkan.
7) Teknik relaksasi
Relaksasi merupakan metode alami dalam mengatasi nyeri. Cara
melakukannya pun mudah yaitu dengan menenangkan pikiran lalu
mengambil nafas dalam-dalam selama lima detik kemudian
menghembuskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian tubuh akan
menjadi lebih rileks. Dalam kondisi rileks, tubuh akan menghentikan
produksi hormone adrenalin dan hormone – hormone yang
menyebabkan stress. Karena hormone seks yaitu progesterone dan
estrogen serta hormone stress yaitu adrenalin berasal dari blok kimiawi
21
yang sama maka dengan mengurangi stress, produksi dari kedua
hormone seks tersebut juga berkurang.
8) Melakukan Akupunktur atau pun Akupresure
Tujuan dari pengobatan nyeri dismenore dengan teknik akupunktur
akupresure adalah untuk menyeimbangkan hormone yang berlebihan
karena pada dasarnya dismenore merupakan sakit yang berhubungan
dengan ketidakseimbangan hormone.
2.3 Akupresur
2.3.1 Pengertian
Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan dari
ilmu akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi
dilakukan pada titik – titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi
akupunktur (Hartono, 2012)
Akupresur adalah penggunaan teknik sentuhan untuk menyeimbangkan
saluran energi dalam badan atau Qi . Energi atau kekuatan hidup dalam bahasa
Cina disebut " Qi " bergerak dalam tubuh dalam jalur tertentu atau saluran yang
disebut meridian . Aliran energi dalam meridian sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan . Jika energi berkurang dalam satu atau lebih, maka meridian
kesehatan tubuh akan terpengaruh (Charandabi, 2011).
22
Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus
bagian tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah atau
mengurangi mual (NIC, 2004).
Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang
memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik –titik yang ada di
tubuh dan menekan hingga masuk ke system saraf dengan menggunakan gerakan
dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus. Prinsip dari
akupresur ini dikenal sebagai adanya energi vital di tubuh (dikenal dengan nama
Chi atau Qi di Cina dan Ki di Jepang). Aliran energy ini sangat mempengaruhi
kesehatan, apabila aliran ini terhambat atau berkurang maka terjadilah sakit.
Suplai dan aliran energy vital berjalan di saluran listrik tubuh yang tidak kelihatan
yang sering disebut dengan meridian. Salah satu teknik untuk melancarkan energy
vital adalah dengan akupresur yaitu menekan titik tertentu yang dikenal dengan
acupoint dengan menggunakan telunjuk ataupun ibu jari untuk menstimulasi
aliran energy di meridian (Rusdiatin, 2007).
2.3.2 Tujuan Terapi Akupresur
Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel
sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan
meregenerasikan sel tubuh. Umumnya penyakit berasal dari tubuh yang teracuni,
sehingga pengobatan akupresur memberikan jalan keluar meregenerasikan sel –
sel agar daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel – sel abnormal (Fengge,
2012).
23
2.3.3 Manfaat Pengobatan secara Akupresur
Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit , rehabilitasi (pemulihan) serta meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui
terapi akupresur penyakit pasien dapat disembuhkan karena akupresur dapat
digunakan untuk menyembuhkan keluhan sakit, dan dipraktekan ketika dalam
keadaan sakit. Sebagai rehabilitasi (pemulihan) akupresur dipraktekan untuk
meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur juga
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang dalam
keadaan sakit (Fengge, 2012).
2.3.4 Komponen – Komponen Penting dalam Akupresur untuk Dismenore
a. Meridian (Cing Luo)
Meridian berasal dari kata cing luo yang artinya suatu sistem saluran
membujur dan melintang secara teratur dan tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi dari meridian adalah media dimana chi, jin-ye, darah (xue) mengalir
dan bersirkulasi (Hartono, 2012). Fungsi lain dari meridian adalah sebagai
pelindung tubuh dari serangan penyakit dari luar (Dharmojono, 2001).
Meridian yang berperan penting pada dismenore yaitu meridian Ren
Mai yaitu meridian yang memelihara rahim dan segala organ dalam perut,
meridian Chong yaitu meridian yang memelihara rahim, otot perut dan otot
pinggul, serta meridian Dai yang mengikat semua meridian dengan
mengelilingi pinggul , masalah perut dan punggung. (Hartono, 2012).
24
b. Acupoint (Acupressure Point)
Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit
dan terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek dari meridian.
Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau organ
tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan terjadi
perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan
emosional. Acupoint ini merupakan titik yang sensitif dan mempunyai efek
tertentu yang terletak di sepanjang meridian akupuntur. Kebanyakan
acupoint ini terletak bilateral / di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur
dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian
tengah tubuh (Turana, 2004).
Terdapat banyak acupoint yang dipercaya mampu mengurangi nyeri
perut dan pinggang ketika menstruasi yaitu titik Guanyuan, Pishu, Shenshu,
Zusanli, dan Sanyinjiao (Hartono, 2012). Pada penelitian ini, peneliti
hanya menggunakan sanyinjiao point yang merupakan salah satu acupoint
atau titik pertemuan limpa, hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa
meridian , yaitu empat jari di atas dalam pergelangan kaki belakang tepi
posterior tibia. (Charandabi , 2011).
2.3.5 Sanyinjiao Point (Titik Sanyinjiao)
Sanyinjiao Point adalah salah satu acupoint atau titik pertemuan limpa,
hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa meridian , yaitu empat jari di atas
25
dalam pergelangan kaki belakang tepi posterior tibia. Titik ini mudah diakses serta
dapat diberikan tanpa bantuan dari staf medis (Charandabi, 2011).
Sanyinjiao Point ini merupakan titik yang digunakan untuk memperkuat
limpa, mengembalikan keseimbangan Yin dan Yang, darah, hati , serta ginjal , dan
memperlancar peredaran darah serta suplai darah (Wong, 2010).
Lokasi titik sanyinjiao ini terletak 3 cun di sisi atas mata kaki bagian
dalam. Indikasi penyakit yang cocok pada titik ini adalah gangguan lambung dan
limpa, abdomen tegang, diare, nyeri lambung, gangguan urologi dan ginekologi ,
nyeri perut , dan insomnia. Titik ini mempunyai keistimewaan yaitu tempat
pertemuan tiga meridian yin kaki (Dharmojono, 2001).
Gambar 2. Lokasi Titik Sanyinjiao
2.3.6 Cara Pemijatan
Dalam pemijatan akupresur sebaiknya dilakukan jangan terlalu keras dan
membuat pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi
rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan dan lain sebagainya). Apabila
sensasi rasa dapat tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah)
26
lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormone sejenis
morfin yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang (Hartono,
2012).
Penekanan dilakukan dengan ujung jari , pada saat awal harus dilakukan
dengan lembut kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai
terasa sensasi yang ringan tetapi tidak sakit. Penekanan dapat dilakukan 30 detik
sampai 2 menit (Turana, 2004). Menurut NIC (2004) penekanan pada acupoint
dapat dilakukan 15 sampai 20 detik .
2.3.7 Ukuran
Pada akupresur satuan hitung yang digunakan adalah cun. Cun merupakan
satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik akupunktur dengan titik
acuannya yang digunakan dalam penentuan titik akupunktur atau pun ilmu pijat
turunannya seperti akupresur. Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel
karena dalam perhitungan panjang atau lebar karena yang digunakan adalah
tangan pasien sendiri (Hartono, 2012). Lokasi titik sanyinjiao ini terletak 3 cun di
sisi atas mata kaki bagian dalam. (Dharmojono, 2001).
2.3.8 Hal – hal yang Perlu Diperhatikan Saat Tindakan
Menurut Hartono (2012), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemijatan akupresur, antara lain :
27
a. Kebersihan Terapis
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
antiseptic sebelum dan sesudah melakukan tindakan sangatlah penting
karena hal tersebut dilakukan dengan tujuan mencegah penularan
penyakit antara terapis dengan pasien.
b. Bagian – bagian yang Tidak Dapat Dipijat
Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat
pada bagian tulang yang patah, dan tepat pada bagian yang bengkak.
c. Pasien dalam Kondisi Gawat
Penyakit – penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang
dapat menyebabkan kematian tiba – tiba, yaitu ketika terjadi serangan
jantung, gagal napas, dan penyakit pada saraf otak misalnya stroke,
pecah pembuluh darah, dan cedera otak. Apabila menemukan gejala
demikian segera rujuk ke rumah sakit karena penanganan yang keliru
dapat menyebabkan pasien terlambat mendapat pengobatan yang lebih
baik.
2.4 Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenore Primer
Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat membantu meningkatkan
hormone endorphin otak yang secara alami dapat membantu menawarkan rasa
nyeri saat haid . (Hartono,2012).
28
Dari beberapa hasil penelitian yang meneliti tentang akupresur, dijelaskan
bahwa Sanyinjiao Point adalah salah satu acupoint atau titik pertemuan limpa,
hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa meridian , yaitu empat jari di atas
dalam pergelangan kaki belakang tepi posterior tibia. (Charandabi, 2011).
Menurut pengobatan Cina, rahim merupakan salah satu organ yang terhubung
dengan jantung dan ginjal melalui saluran khusus,serta suplai darah pada hati
disuplai ke rahim. Apabila suplai darah ke hati sedikit, maka darah yang di suplai
ke rahim pun juga sedikit, hal ini lah yang dianggap menjadi penyebab timbulnya
nyeri dismenore (Wong, 2010).
Titik Sanyinjiao adalah titik persimpangan hati, limpa, dan meridian
ginjal. Berdasarkan prinsip-prinsip Pengobatan Tradisional Cina (TCM),
akupresur pada titik Sanyinjiao berfungsi untuk memperkuat limpa, dan
mengembalikan keseimbangan Yin dan darah, hati, dan ginjal, sehingga hal
tersebut dapat memperkuat pasokan darah dan memperlancar peredaran darah,
dengan demikian akupresur pada titik sanyinjiao dapat mengurangi nyeri
dismenore (Wong, 2010).