3. isi makalah plasenta previa.docx

33
TINJAUAN PUSTAKA 1.Plasenta Plasenta berbentuk bundar dan hampir bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya kira – kira 500 gram. Biasanya tali pusat berhubungan dengan plasenta di tengah dan disebut insersio sentralis. Bila agak ke pinggir disebut insersio lateralis, dan bila di pinggir disebut insersio marginalis. Kadang – kadang tali pusat dapat berada di luar plasenta dan disebut insersio velamentosa. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu dengan ruang amnion yang telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak plasenta umumnya di depan dan dibelakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Plasenta terdiri atas 3 bagian, yaitu: Bagian janin (fetal portion), terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri dari vili korialis, ruang – ruang interviler, dan pada permukaan janin plasenta diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Bagian maternal (maternal portion), terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15 – 20 buah). Tali pusat merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Panjangnya rata – rata 50 – 55 cm, sebesar 1

Upload: fahmyregard

Post on 05-Dec-2014

115 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

TINJAUAN PUSTAKA

1. Plasenta

Plasenta berbentuk bundar dan hampir bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih

kurang 2,5 cm. Beratnya kira – kira 500 gram. Biasanya tali pusat berhubungan dengan plasenta

di tengah dan disebut insersio sentralis. Bila agak ke pinggir disebut insersio lateralis, dan bila di

pinggir disebut insersio marginalis. Kadang – kadang tali pusat dapat berada di luar plasenta dan

disebut insersio velamentosa.

Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu dengan

ruang amnion yang telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak plasenta umumnya di depan dan

dibelakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan

bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

Plasenta terdiri atas 3 bagian, yaitu:

Bagian janin (fetal portion), terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang

terdiri dari vili korialis, ruang – ruang interviler, dan pada permukaan janin plasenta diliputi

oleh amnion yang kelihatan licin.

Bagian maternal (maternal portion), terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari

beberapa lobus dan kotiledon (15 – 20 buah).

Tali pusat merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Panjangnya rata –

rata 50 – 55 cm, sebesar jari (diameter 1 – 2,5 cm). struktur terdiri atas 2 arteri umbilikus dan

1 vena umbilikus serta jelly Wharton.

Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini

dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu ke janin

serta pembuangan CO₂ serta sampah metabolism janin ke perdarahan darah ibu.

Beberapa fungsi plasenta adalah

Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)

Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolism (ekskresi)

Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO₂ (respirasi)

Sebagai alat yang membentuk hormone (produksi)

Sebagai alat menyalurkan berbagai antibody ke janin (imunisasi)

1

Page 2: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Sebagai alat yang menyaring obat – obatan dan kuman – kuman yang bisa melewati

plasenta (pertahanan)

Mungkin banyak fungsi yang belum diketahui

Hormon yang dihasilkan plasenta antara lain adalah Human Chorionic Gonadotropin (HCG),

Chrorionic somatomammotropin (placental lactogen), esterogen, progesterone, tirotropin

korionik dan relaksin, hormon – hormon lainnya.

2. Plasenta Previa

Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim

(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan

normal plasenta terletak di bagian atas uterus.

Klasifikasi

Klasifikasi didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada

waktu tertentu, yaitu:

Plasenta previa totalis plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum

Plasenta previa parsialis plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum

Plasenta previa marginalis plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri

internum

Plasenta letak rendah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian

rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum

2

Page 3: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, plasenta previa terjadi kira – kira 0,3 – 0,5% dari semua kehamilan. Pada

Rumah Sakit Parkland, insidensinya 1 dari 390 untuk 280.000 persalinan yang terdaftar tahun

1998-2006. Resiko meningkat dengan adanya riwayat section cesarean. Di Indonesia, plasenta

previa terjadi pada kira – kira 1 di antara 200 persalinan. Antara tahun 1971-1975 di Rumah

Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, terjadi 37 kasus plasenta previa dari 4781 persalinan yang

terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar. Frekuensi terjadinya plasenta previa

di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2011 adalah 27 kasus dari 704 atau 1 di antara 26

persalinan.

Etiologi

Plasenta bertumbuh pada segmen bawah rahim tidak selalu jelas dapat diterangkan. Ada

hipotesis yang menyatakan bahwa plasenta previa terjadi akibat adanya vaskularisasi yang

berkurang atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau.

Fakor resiko

Perdarahan

Dapat menjadi sekunder pada dilatasi serviks dan gangguan plasenta di serviks dan segmen

bawah uteri. Segmen bawah uteri tidak efisien berkontraksi dan tidak dapat menyempitkan

pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan terus menerus.

3

Page 4: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Usia lanjut (>35 tahun)

Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur

lebih dari 35 tahun ± 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur

kurang dari 25 tahun. Pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira – kira 4

kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun.

Multiparitas

Dilaporkan berkaitan dengan plasenta previa. Dalam sebuah studi terhadap 314 wanita paritas

5 anak atau lebih. Babinszki dkk. (1999) melaporkan bahwa insiden plasenta previa adalah

2,2% dan meningkat drastis dibandingkan dengan insiden pada wanita dengan paritas lebih

rendah. Lebih dari 169.000 wanita di Parkland Hospital, insiden wanita paritas 3 anak atau

lebih adalah 1 dari 175.

Riwayat Seksio sesarea

Nielsen dkk. (1989) mendapatkan peningkatan insiden plasenta previa lima kali lipat pada

wanita Swedia dengan riwayat seksio sesarea. Di Parkland, insiden meningkat dua kali lipat

dari 1 di antara 400 menjadi 1 di antara 200 pada riwayat seksio sesarea minimal satu kali.

Miller dkk. (1996), dari 150.000 lebih kelahiran di Los Angeles County Women’s Hospital,

menyebutkan peningkatan tiga kali lipat plasenta previa pada wanita dengan riwayat seksio

sesarea. Insiden meningkat seiring dengan jumlah seksio sesarea yang pernah dijalani, yaitu

1,9% pada riwayat seksio sesarea dua kali dan 4,1% pada riwayat seksio tiga kali atau lebih.

Riwayat seksio sesarea disertai plasenta previa meningkatkan insiden histerektomi.

Frederiksen dkk. (1999) melaporkan angka histerektomi 25% pada wanita dengan seksio

sesarea berulang atas indikasi plasenta previa dibandingkan dengan hanya 6% pada mereka

yang menjalani seksio sesarea primer atas indikasi plasenta previa.

Merokok

Williams dkk. (1991) mendapatkan risiko relatif untuk plasenta previa meningkat dua kali

lipat akibat merokok. Mereka berteori bahwa hipoksemia akibat karbonmonoksida

menyebabkan hipertrofi plasenta kompensatorik. Temuan ini dikomfirmasi oleh Handler dkk.

(1994). Mungkin terdapat kaitan antara gangguan vaskularisasi desidua yang mungkin

disebabkan oleh peradangan atau atrofi dengan terjadinya plasenta previa.

Pengobatan infertilitas

Eritroblastosis

4

Page 5: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Aborsi berulang

Status sosioekonomi rendah

Plasenta previa sebelumnya (4 – 8%)

Gambaran klinis & Diagnosis

Anamnesis

o Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 20 minggu terutama pada  multigravida.

o Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang

(recurrent). Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak berakibat fatal,

tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya terutama

bila telah dilakukan pemeriksaan dalam. Darah yang keluar biasanya berwarna merah

segar. Sumber perdarahan berasal dari sinus uterus yang terobek karena terlepasnya

plasenta dari dinding uterus atau robekan sinus marginalis dari plasenta.

o Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan

hematokrit.

Inspeksi

o Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak, sedikit, darah beku, dan

sebagainya.

o Bila terdapat banyak darah yang keluar maka ibu akan terlihat pucat/anemis.

Palpasi abdomen

o Janin sering belum cukup bulan sehingga fundus uteri masih rendah.

o Sering dijumpai kesalahan letak janin.

o Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim,

terutama pada ibu yang kurus.

o Pada pemeriksaan luar: turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu – atas panggul

akan terhalang karena adanya plasenta bagian bawah uterus. Bila janin dalam presentasi

kepala, maka kepala belum masuk ke dalam pintu atas panggul akibat plasenta previa

sentralis, mengolak ke samping karena plasenta previa parsialis, menonjol ke atas

simfisis karena plasenta previa anterior.

5

Page 6: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Pemeriksaan inspekulo

Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari

kelainan serviks dan vagina (erosion porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polypus

servisis uteri, varises vulva, trauma)

Ultrasonografi

Mengetahui letak plasenta yang dengan sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi

ibu dan janinnya, dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

Pemeriksaan dalam (VT)

DSU (Double Set-Up) Examination yaitu melakukan pemeriksaan VT di kamar operasi

dengan persiapan operasi seksio sesarea. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara hati-hati,

karena bahayanya sangat besar.

a. Bahaya pemeriksaan dalam, yaitu

o Dapat menyebabkan perdarahan yang hebat

o Terjadi infeksi

o Menimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus

b. Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam, yaitu

o Pasang infus dan persiapkan donor darah

o Pemeriksaan diusahakan dilakukan di kamar bedah, di mana fasilitas operasi segera

telah tersedia

o Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut.

o Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu bantalan antara

jari dan kepala janin pada forniks (anterior dan posterior) yang disebut uji forniks

(fornices test).

o Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan secara sedikit – sedikit dan perlahan

c. Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum

o Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh Placenta Previa atau oleh sebab –

sebab lain

o Menentukan jenis klasifikasi Placenta Previa, supaya dapat diketahui tindakan yang

tepat

d. Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum

o Perdarahan banyak (lebih dari 500cc), Hb dibawah 8 gr%

6

Page 7: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

o Perdarahan yang sudah berulang-ulang (recurrent)

o His telah mulai dan janin sudah dapat hidup diluar rahim (viable)

Penatalaksanaan

Perawatan pra – rumah sakit

Kunci untuk perawatan pra – rumah sakit plasenta previa adalah memastikan stabilitas

hemodinamik pasien dan mentransfer pasien ke rumah sakit.

Perawatan Medis

o Bila perdarahan atau kontraksi terjadi, pasien harus segera ke rumah sakit untuk evaluasi.

o Bila perdarahan berlanjut dan berat, persiapan operasi segera diindikasikan.

o Bila perdarahan minimal dan keadaan janin baik (berat badan sampai 2500 gr), persalinan

belum dimulai, dan kehamilan belum cukup 36 minggu, dapat dipertimbangkan untuk

menunggu kematangan janin dan dilakukan penanganan pasif.

o Bila perdarahan berlangsung atau yang akan berlangsung akan membahayakan ibu dan/

atau janin, kehamilan telah cukup 36 minggu, taksiran berat janin mencapai 2500 gram,

persalinan telah dimulai maka harus dilakukan penanganan aktif.

Persalinan pervaginam

o Tujuan persalinan pervaginam adalah agar bagian terbawah janin menekan plasenta dan

bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga perdarahan

berhenti.

o Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak sudah

meninggal atau prematur.

a) Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4 – 5cm), ketuban dipecah (amniotomi),

jika his lemah, diberikan oksitosin drips.

b) Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.

Seksio sesarea

o Tujuan seksio sesarea adalah untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan sehingga

memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahannya,

menghindari perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila

dilangsungkan persalinan pervaginam.

7

Page 8: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

o Dalam melakukan kelahiran sesarean untuk plasenta previa, sayatan yang paling sering

dilakukan adalah rahim rendah melintang, namun sayatan rahim vertikal dapat dianggap

sebagai keadaan sekunder pada plasenta anterior dan risiko perdarahan janin.

o Gawat janin, atau kematian janin tidak boleh merupakan halangan untuk melakukan seksio

sesarea, demi keselamatan ibu. Akan tetapi, gawat ibu mungkin terpaksa menunda seksio

sesarea sampai keadaannya dapat diperbaiki, bila fasilitas memungkinkan.

Indikasi Seksio Sesarea :

1. Plasenta previa totalis tanpa menghiraukan faktor lain

2. Plasenta previa parsialis pada primigravida.

3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang

4. Fetal distres

5. Plasenta previa lateralis jika :

• Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

6. Profuse bleeding yaitu perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

Obat – obatan

Tidak ada obat yang bermanfaat khusus pada pasien dengan plasenta previa. Tokolisis dan

kortikosteroid mungkin dipertimbangkan dalam keadaan tertentu untuk antenatal. Dorong

pasien dengan plasenta previa untuk mempertahankan asupan besi dan folat untuk menambah

darah.

Tokolitik (Magnesium Sulfat)

Mencegah persalinan prematur atau kontraksi. Pada orang dewasa, 60 – 180 mEq kalium,

10 – 30 mEq magnesium, dan 10 – 40 mEq fosfat per hari mungkin diperlukan untuk

respon metabolisme yang optimal. Pemberian IV atau IM untuk profilaksis kejang pada

preeklamsia.

Kortikosteroid (Betametason)

Steroid dapat diberikan setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan, jika perdarahan

vagina ringan dan intermiten, pasien tidak dalam persalinan, dan usia kehamilan kurang

dari 37 minggu. Obat ini membantu mematangkan paru janin.1,2,8

8

Page 9: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Follow up

Jika perdarahan terjadi, pemantauan kadar hemoglobin dan hematokrit untuk mengetahui

adanya anemia dan harus dilakukan transfusi darag bila Hb < 8.

Istirahat di rumah sakit dapat direkomendasikan untuk beberapa pasien dengan perdarahan

yang disebabkan oleh plasenta previa.2

Komplikasi

Perdarahan

Persalinan premature

Malformasi bawaan

Presentasi janin abnormal

Plasenta abruption

Kematian ibu (jarang)

Perdarahan ulang

Kematian Janin Dalam Rahim

Pencegahan

Pasien dengan plasenta previa harus mengurangi kegiatan untuk menghindari kembalinya

perdarahan.

Pemeriksaan panggul harus dihindari.

Prognosis

Angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi yakni mortalitas ibu mencapai 8-10% dan

janin mencapai 50-80% dengan penanganan relatif yang bersifat konservatif. Dengan

penanganan relatif yang bersifat operatif dini maka angka kematian dan kesakitan ibu dan

perinatal jauh menurun. Kematian maternal terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli

udara dan trauma karena tindakan. Sedangkan kematian perinatal terutama disebabkan

prematuritas, asfiksia, prolapsus funikuli dan persalinan buatan.

9

Page 10: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

LAPORAN KASUS

I. ANAMNESA PRIBADI

Nama : Ny. N

Umur : 30 tahun

No MR : 86.15.48

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Batak / Indonesia

Alamat : Jl. Raga I No. 11 Kel. Tegalsari Mandala III Kec. Medan Denai

Masuk RSUPM : 17 November 2012

Jam : 00.00 WIB

Keluhan utama : Keluar darah dari kemaluan

Telaah : Hal ini dialami os pada tanggal 16 November 2012 pukul 22.00 WIB

dengan volume 4 kali ganti doek dengan warna darah merah segar. Riwayat keluar darah

sebelumnya (-), keluar lendir darah (+) pukul 16.00 WIB. Mules-mules mau melahirkan (+)

sejak tanggal 16 November 2012 pukul 16.00 WIB. Keluar air-air dari kemaluan (-), Buang air

kecil (+) normal, Buang air besar (+) normal.

RPT : -

RPO : -

Riwayat Haid

HPHT : ?-02-2012

TTP : ?-11-2012

Siklus Haid : Lama siklus 28 hari, teratur dengan lama siklus 3-4 hari, Frekuensi ganti doek 2-

3 kali perhari, Dysmenorhea (-)

10

Page 11: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

ANC : Periksa Kehamilan : Bidan 3x

Trimester I : 1 x (Bidan)

Trimester II : 1 x (Bidan)

Trimester III : 1 x (Bidan)

Riwayat Persalinan : G4P3A0

1. ♀, aterm, 3000 gram, PSP, Bidan, Klinik, 8 Tahun, Sehat

2. ♀, aterm, 1800 gram, SC a/i Plasenta previa, Dokter, RS, 9 Tahun, Sehat

3. ♀, aterm, 3300 gram, SC a/I Previous SC, Dokter, RS, 5 Tahun, Sehat

4. Hamil ini.

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. PEMERIKSAAN UMUM

Sensorium : Compos Mentis Anemia : (-)

Tekanan Darah : 120/70 mmHg Ikterus : (-)

Nadi : 96 x/i Sianosis : (-)

Pernafasan : 22 x/i Dispnoe : (-)

Temperatur : 36.0 0C Edema : (-)

B. STATUS OBSTETRIKUS

Inspeksi

Abdomen : Membesar Asimetris

Palpasi

TFU : 3 jari di bawah proc. Xypoideus (32 cm)

Teregang : Kanan

Terbawah : Kepala (5/5)

Gerak : (+)

HIS : (+) 2 x 20”/10’

EBW : 2800 – 3000 gram

Formula Jhonson : 2945 gram

11

Page 12: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Auskultasi

Denyut jantung janin : 144 x/i

C. INSPEKULO

Tampak darah menggenangi fornix posterior, setelah dibersihkan tampak darah mengalir

dari OUE, portio Licin, Lividae (+), erosi (-), F/A (-).

D. PEMERIKSAAN DALAM

Tidak dilakukan pemeriksaan

E. USG TAS:

- Janin tunggal, Presentasi Kepala, Anak Hidup

- FM (+), FHR (+)

- Plasenta corpus anterior menutupi seluruh oui

- BPD : 90,5 mm

- FL : 72 mm

- AC : 374 mm

- Air ketuban cukup

Kesan: plasenta previa totalis + IUP (38-39 minggu) + PK + AH

F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 17/11/2012

Darah rutin:

Hb : 9,9 gr/dl

Leukosit : 7.600 / mm3

Ht : 31 %

Trombosit : 221.000/mm3

KGD ad random : 121 mg/dl

Ureum : 10 mg/dl

Creatinin : 0,64 mg/dl

12

Page 13: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

I. KESIMPULAN

1. Umur kehamilan (minggu) : 38 - 39 minggu

2. Letak anak : Letak Kepala

3. Panggul : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

4. Perdarahan antepartum : (+)

5. Inpartu : Sudah Inpartu

6. Keadaan janin : Hidup

7. Tanda-tanda ruptur uteri : Bandl’s Sign (-)

8. Pecah ketuban : belum pecah (utuh)

9. Pre-eklampsia : Tidak ada

10. His : Ada, 2 x 20”/10’

11. Komplikasi : Tidak Ada

III. DIAGNOSA SEMENTARA

Previous SC 2x + Plasenta previa totalis + MG + KDR (38-39 minggu) + PK + AH + Inpartu

IV. RENCANA

Sectio Cesarea CITO + Sterilisasi Pomeroy

Lapor supervisor dr. Jenius L. Tobing, Sp.OG ACC

V. TERAPI

- IVFD RL 40 gtt/i

VI. PROGNOSIS

Ibu : Baik

Anak : Baik

13

Page 14: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

LAPORAN PERSALINAN SECTIO CESAREA + KONTAP

Pada tanggal 17 – 11- 2012 pukul 03.42 WIB dengan SC a/i Previous SC 2x + Plasenta previa

totalis, Lahir bayi laki – laki dengan BB: 3000 gr; PB: 47 cm;

Apgar score 7/8; anus (+)

- Ibu di baringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik, dilakukan

tindakan aseptic dan antiseptik dengan povidone iodine dan alkohol 70% kemudian tutup

dengan doek steril kecuali lapangan operasi.

- Di bawah tindakan anestesi di lakukan insisi pfannenstiel mengikuti bekas operasi

sebelumnya mulai kutis, subkutis hingga tampak faseter.

- Dengan menyisipkan pinset, fascia digunting ke kiri dan ke kanan, otot dikuakkan secara

tumpul, tampak ada perlengketan lalu dilakukan pembebasan.

- Peritoneum diklem dengan pinset lalu di gunting ke kiri dan ke kanan.

- Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, lalu diinsisi secara konkaf secara

tumpul, sampai menembus subendometrium, endometrium dan plasenta ditembus secara

tumpul. Dengan meliksir kepala lahir bayi laiki-laki , BB : 3000 gr, PB : 47 cm, AS :

7/8 dan anus (+).

- Tali pusat diklem di dua tempat lalu digunting diantaranya, plasenta dilahirkan secara

PTT.

- Kedua ujung uterus diklem di dua tempat lalu dilakukan penjahitan hemostatic suture

figure of eight. Lalu dijahit secara continous interlocking dan dilakukan overheacting.

- Evaluasi perdarahan cavum uterus dari stoll cell dan sisa plasenta.

- Kemudian dilakukan penjahitan lapis demi lapis

- Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vicryl no 2.0

- Luka operasi di tutup dengan sufratulle dan hipafix

- Ku ibu post SC : baik

14

Page 15: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Terapi :

Th/ : -IVFD RL + Oksitosin 10 – 10 – 5 IU 20 gtt/i

- Inj. Viccilin SX 1,5 gr /12 jam

- Inj. Transamin 1 amp /8 jam (24 jam I )

- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

Anjuran:

- Awasi VS dan tanda – tanda perdarahan

- Cek darah rutin 2 jam post SC

NEONATUS

1. Jenis kelahiran Tunggal

2. Lahir tanggal 17 November 2012 Pukul 03.42 Wib

3. Keadaan lahir Hidup

4. Nilai APGAR 7/8

5. Bantuan pernafasan Tidak ada

6. Jenis kelamin Laki-laki

7. Berat badan (g) 3000 gram

8. Panjang badan (cm) 47 cm

9. Kelainan bawaan Tidak ada

Trauma Tidak ada

Konsul Konsul ke Bagian Anak untuk perawatan

bayi baru lahir.

15

Page 16: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

PEMANTAUAN POST SC (KALA IV)

Jam (WIB) 04.00 04.30 05.00 05.30 06.00

TD (mmHg) 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80

Nadi (x/menit) 68 72 68 72 76

RR (x/menit) 24 20 20 20 20

Kontraksi

Uterus

Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat

TFU (cm) setentang

pusat

setentang

pusat

setentang

pusat

1 jari bawah

pusat

1 jari bawah

pusat

Perdarahan 0 0 0 0 0

HASIL LABORATORIUM 2 JAM POST SC

Tanggal 4 Oktober 2012

• Hb : 9,8 gr/dl

• Ht : 30,6 %

• Leukosit : 15.200/mm3

• Trombosit : 245.000/mm3

16

Page 17: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

FOLLOW UP

Tanggal 17 November 2012

08.00 WIB

18 November 2012

08.00 WIB

19 November 2012

08.00 WIB

Keluhan

Utama

Nyeri luka operasi - -

Status

Presens

Sens: CM Anemis : (-)

TD : 120/70 Ikterik : (-)

HR : 80x/i Sianosis: (-)

RR : 20x/i Dispnoe: (-)

T : 36,6⁰C Edema : (-)

Sens: CM Anemis : (-)

TD : 100/70 Ikterik : (-)

HR : 77x/i Sianosis: (-)

RR : 20x/i Dispnoe: (-)

T : 36,6⁰C Edema : (-)

Sens: CM Anemis : (-)

TD : 110/70 Ikterik : (-)

HR : 60x/i Sianosis: (-)

RR : 16x/i Dispnoe: (-)

T : 36,5⁰C Edema : (-)

Status

Obstetrikus

Abdomen: Soepel,

Peristaltik (+) normal

TFU : 1 jari di bawah

pusat, kontraksi (+)

LO : Tertutup Verban

P/V : (-)

Lochia : (+) rubra

BAK : kateter

terpasang, vol = 40 cc/jam

BAB : (-)

Flatus : (-)

ASI : (-)

Abdomen: Soepel,

Peristaltik (+) normal

TFU : 2 jari di

bawah pusat, kontraksi

(+)

LO : tertutup Verban

P/V : (-)

Lochia : (+) rubra

BAK : (+) cukup

BAB : (+) N

Flatus : (+) N

ASI : (-)

Abdomen: Soepel,

Peristaltik (+) normal

TFU : 2 jari di

bawah pusat, kontraksi

(+)

LO: tertutup verban

P/V : (-)

Lochia : (+) rubra

BAK : (+) cukup

BAB : (+) N

Flatus : (+) N

ASI : (-)

Diagnosis Post SC a/i Previous SC 2x

+ plasenta previa totalis +

NH0

Post SC a/i Previous SC

2x + plasenta previa totalis

+ NH1

Post SC a/i Previous SC 2x

+ plasenta previa totalis +

NH2

Terapi Total Bed Rest

IVFD RL + oksitosin 10-

10-5 IU 20gtt/i

Inj. Viccilin SX 1,5 gr/

12 jam

Aff Infus dan Kateter

Ganti obat oral

Amoxicillin tab 3 x

500mg

Asam mefenamat tab 3

Amoxicillin tab 3 x

500mg

Asam mefenamat tab 3

x 500mg

B complex tab 2x1

17

Page 18: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Inj. Transamin 1 amp/ 8

jam (24 jam I)

Inj. Ketorocal 30 mg/ 8

jam

x 500mg

B complex tab 2x1

Rencana Mobilisasi bertahap Ganti verban, pasien

diperbolehkan pulang

berobat jalan dan kontrol

ke poli

18

Page 19: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

ANALISA KASUS

Teori Kasus

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya

abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim

(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian

atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada

keadaan normal plasenta terletak di bagian

atas uterus.

Pada pasien ini, plasenta corpus anterior

menutupi seluruh ostium uterus interna

Sifat perdarahan pada plesenta previa adalah

tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri

(painless), dan berulang (recurrent).

Perdarahan pertama biasanya tidak banyak,

sehingga tidak berakibat fatal, tetapi

perdarahan berikutnya hampir selalu lebih

banyak daripada sebelumnya terutama bila

telah dilakukan pemeriksaan dalam. Darah

yang keluar biasanya berwarna merah segar.

Pada pasien ini, keluhan utama adalah keluar

darah dari kemaluan yang dialami os pada

tanggal 16 November 2012 pukul 22.00 WIB.

Dengan volume ± 4 kali ganti doek dengan

warna darah merah segar. Riwayat keluar darah

dari kemaluan sebelumnya (-). Sebelumnya

pasien telah merasakan mules-mules mau

melahirkan dan keluar lendir darah dari

kemaluan sejak tanggal 16 november 2012

pukul 16.00 WIB.

Faktor resiko terjadinya plasenta previa

adalah:

Perdarahan

Usia lanjut (>35 tahun)

Multiparitas

Riwayat Seksio sesarean

Merokok

Pengobatan infertilitas

Erittroblastosis

Aborsi berulang

Status sosioekonomi rendah

Pasien ini memiliki beberapa faktor resiko,

yaitu:

Perdarahan

Multiparitas

Riwayat 2x seksio sesarean

Status sosioekonomi rendah

Plasenta previa sebelumnya

19

Page 20: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

Plasenta previa sebelumnya (4 – 8%)

Plasenta previa totalis plasenta yang

menutupi seluruh ostium uteri internum

Plasenta previa parsialis plasenta yang

menutupi sebagian ostium uteri internum

Plasenta previa marginalis plasenta

yang tepinya berada pada pinggir ostium

uteri internum

Plasenta letak rendah plasenta yang

berimplantasi pada segmen bawah rahim

demikian rupa sehingga tepi bawahnya

berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari

ostium uteri internum

Pemeriksaan dalam pada pasien ini tidak

dilakukan. Pemeriksaan USG TAS didapati

plasenta corpus anterior menutupi seluruh

ostium uterus interna

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis

(sifat perdarahan), pemeriksaan inspekulo,

dan USG.

Pada anamnesis, pasien ini dijumpai terjadi

perdarahan yang dialami pada usia kehamilan

38-39 minggu.

Pada pemeriksaan inspekulo dijumpai darah

menggenang di fornix posterior dan setelah

dibersihkan kesan mengalir dari oue.

Pada USG dijumpai Kesan: plasenta previa

totalis + IUP (38-39 minggu) + PK + AH

Penatalaksaan Plasenta Previa adalah

Bila perdarahan minimal dan keadaan janin

baik (berat badan sampai 2500 gr), persalinan

belum dimulai, dan kehamilan belum cukup

37 minggu, dapat dipertimbangkan untuk

menunggu kematangan janin dan dilakukan

penanganan pasif.

Seksio sesarea

Tujuan seksio sesarea adalah untuk

secepatnya mengangkat sumber perdarahan

Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan

sebagai berikut:

- IVFD RL 40 gtt/I

Sectio sesarea + kontap dilakukan karena

Letak: plasenta previa totalis

Previous SC 2x

20

Page 21: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

sehingga memberikan kesempatan kepada

uterus untuk berkontraksi menghentikan

perdarahannya, menghindari perlukaan

serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh

apabila dilangsungkan persalinan

pervaginam.

Indikasi Seksio Sesarea :

Plasenta previa totalis tanpa menghiraukan

faktor lain

Plasenta previa parsialis pada

primigravida.

Plasenta previa janin letak lintang atau

letak sungsang

Fetal distres

Plasenta previa lateralis jika :

• Pembukaan masih kecil dan perdarahan

banyak.

• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

• Plasenta terletak di sebelah belakang

(posterior).

Profuse bleeding yaitu perdarahan sangat

banyak dan mengalir dengan cepat.

Obat – obatan

Tidak ada obat yang bermanfaat khusus pada

pasien dengan plasenta previa. Tokolisis dan

kortikosteroid mungkin dipertimbangkan

dalam keadaan tertentu untuk antenatal.

Pada pasien ini tidak diberikan obat – obatan

karena pasien telah inpartu dan kehamilan

dalam rahim aterm maka dilakukan seksio

sesarea cito.

PERMASALAHAN

21

Page 22: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

1. Mengapa timbulnya perdarahan antepartum pada kasus ini terjadi pada akhir

trimester III?

2. Apakah penatalaksanaan plasenta previa pada kasus ini sudah tepat?

3. Sebagai dokter umum apabila menemukan kasus seperti ini di tingkat puskesmas

apa yang harus dilakukan ?

LAMPIRAN

22

Page 23: 3. Isi Makalah Plasenta Previa.docx

23