severe acute respiratory syndrome.docx

Upload: muhamad-muhidin-cibungcu

Post on 07-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)A. DefinisiSARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu suspect dan probable sesuai kriteria WHO.Definisi penderita suspect (diduga) mempunyai riwayat sebagai berikut : Demam tinggi (> 380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami kesulitan bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10 hari sebelum timbulnya gejala klinis yaitu :a. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau penderita probable SARS (seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani sekret atau cairan tubuh penderita)b. Dan atau adanya riwayat pernah melakukan perjalanan kedaerah yang sedang terjangkit SARSc. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.Definisi penderita probable (mungkin) adalah penderita suspect seperti yang disebutkan diatas disertai dengan :a. Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang konsisten dengan gejala klinis pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang ada. b. Atau ditemukannya coronavirus SARS dengan satu atau lebih metoda pemeriksaan laboratorium. c. Atau pada otopsi ditemukan gambaran patologis RDS tanpa sebab yang jelas.B. Angka KejadianSARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu. Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah administrative. Pertama kali dilaporkan dari provinsi Guangdong, Republik Rakyat Cina. Seorang dokter Cina yang terjangkit penyakit SARS berkunjung ke Hongkong dan menginap di lantai 9 Hotel Metropole, Hongkong pada bulan Februari. Mereka kemudian menularkan ke Vietnam, Kanada, Singapura dan kepada orang-orang di Hongkong. Cina akibat penyakit yang oleh WHO diidentifikasi sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Korbannya adalah adik ipar seorang dokter berusia 64 tahun yang meninggal sebelum akibat SARS. Dokter itu telah menulari sedikitnya tujuh orang yang berada di lantai sembilan hotel Metropole, di distrik Kowloon antara 15 sampai 27 Februari. Seluruh bagian lantai gedung itu kini ditutup.Berapa kasus yang telah tercatat sampai 3 April 2003 lalu, ada 2223 kasus, 78 meninggal dan tersebar di 18 negara yaitu Canada 58, China 1190, Hongkong ada 708 kasus, Taiwan 13 kasus, France 1 kasus, Germany 5 kasus, Italy 3 kasus, Republik Ireland 2 kasus, Romania 3 kasus, Singapore 95 kasus, Switzerland 2 kasus, Thailand 7 kasus, United Kingdom 3 kasus, United States 72 kasus, Vietnam 58 kasus, Australia 1 kasus, Belgium 1 kasus, Canada dan Italy 3 ada kasus.C. PenyebabEtiologiSARS masih dipelajari. Pada7 April2003, WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata Corona yang berasal dari bahasa Latin yang artinya crown atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.Gambar 1 : Coronavirus penyebab SARS

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :1. Pneumonia2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)4. Beberapa transfusi darah5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi6. Emboli paru7. Cedera pada dada8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin9. Trauma hebat10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).D. Faktor Predisposisi Faktor diri (host): umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis, BBLR dan premature. Faktor lingkungan: Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi, sosial ekonomi, Kepadatan tempat tinggal, cuaca dan polusi udara. Defisiensi vitamin Tingkat sosio ekonomi rendah Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah Menderita penyakit kronis Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang salah.E. Faktor PencetusCoronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiksasi. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh pasien SARS.F. PatofisiologiPenyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

G. PathwayCoronavirusDropletSaluran Pernafasan

Peningkatan angka leukositInkubasi 2-10 hari

DemamRadang paru

Nafsu makanmenurunHipertermiBersihan jalan nafastidak efektifPeningkatan sekret

Intake makanan/minuman menurunDehidrasiAsupan O2tidak adekuatSesak nafas

Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuhVolume cairan kurang dari kebutuhan tubuhMetabolism anaerobPeningkatanasam laktatPerubahan Respiratory Rate(RR)

Pola nafas tidak efektif

Nyeri

H. Tanda dan GejalaSuhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang. I. Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakanstetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (sepertironkiatauwheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS : Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi udara) Gas darah arteri Hitung jenis darah dan kimia darah Bronkoskopi.4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.5) Pemeriksaan Bakteriologis :sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.J. Penatalaksanaan Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.- Terapi oksigen- Humidifikasi dengan nebulizer- Fisioterapi dada- Pengaturan cairan- Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat- Obat inotropik- Ventilasi mekanis- Drainase empiema- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup Terapi antibiotikAgen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia.Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya quinolonesdan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit.Sebagian kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja.Antibiotik : - Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab- Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.AureusK. KomplikasiKomplikasi meliputi :1. Abses paru2. Efusi pleural3. Empisema4. Gagal nafas5. Perikarditis6. Meningitis7. Atelektasis8. Hipotensi9. Delirium10. Asidosis metabolic11. Dehidrasi12. Penyakit multi lobular 13. Septikemi14. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis. L. PrognosisAngka kematian melebihi 40%. Apabila penyakit tidak ditangani dengan baik maka kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin bertambah berat rusaknya. Keadaan pasien yang semula mengalami radang paru dapat berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru sudah tidak dapat berfungsi sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang karbondioksida. Tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian,tachypneadanlethargy kelihatan jelas.Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik beberapa bulan setelah ventilator dilepas.Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang.M. PengkajianHal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.N. Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR 38C) disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan penderita. Selain itu penedrita mengeluh sakit kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh. Beberapa orang penderita juga mengalami gangguan pernapasan ringan dan diare.Jika daya tahan tubuh penderita tinggi, penyakit akan sembuh dalam 3-7 hari. Sebaliknya jika daya tahan tubuh rendah SARS akan berkembang progresif yag terjadi pada minggu ke 2 ditandai batuk-batuk kering dan berat, disertai gangguan pernapassan, napas penderita pendek-pendek sehinga dibutuhkan alat bantu pernapasan. Sebagaian besar penderita akan mengalami pneumonia yang dapat mengakibatkan kematian. Pada orang lanjut usia penyakit SARS dapat menjadi berat akibat adanya penyalkit lain yang diderita. Pada perempuan hamil muda dengan mendirta SARS dapat mengalami abortus. Sedangka SARS ibu hamil tua, ibu hamil berisiko meninggal dunia. Untuk keperluan surveilans SARS, WHO menentukan gambaran klinis untuk menetapkan diagnosis SARS.Seseorang ditetapkan sebagai penderita SARS jika menunjukkan:1. Sedang menderita demam, atau pernah menderita demam >38 C2. Satu atau lebih gejala saluran pernapasan bawah (batuk, sukar bernapas dan napas pendek).3. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanay inflitrat paru dengan pneumonia atau pemeriksaan outopsi menunjukkan gambaran patologi pneumonia yang penyebab lainnya tidak diketahui.4. Tidak ada penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala klinisnya.

2.6 Pemeriksaan Penunjang1. Kultur virus2. PCR dengan spesimen dahak, feses dan darah perifer.3. Uji deteksi antibody dengan IFA (Indirect Immunofluorescent Assay) dan EIA (Enzyme Immunoassay).

2.7 Diagnosis dan dugaan terjadinya SARS Penderita demam tinggi diatas 38 C, diikuti gejala infeksi saluran napas bawah (batuk kering berat diikuti gangguan pernapasa dan napas pendek) dengan pemeriksaan radiografi menujukkan gambaran pneumonia harus segera mendapatkan pemeriksaaan laboratorium untuk menemukan virus SARS denagn mengirimkan darah dan bahan-bahan menular berasal dari penderita. Pemeriksaan laboratorium ini memerlukan waktu yang lama karena saat ini hanya dapat dilakukan dilaboratorium Center for Disease Control di Amerika dan Canada.Suspek SARS yaitu:1. Demam tinggi > 380C 2. Satu atau lebih keluhan pernapasan yaitu batuk, sesak, kesulitan bernapas disertai dengan satu atau lebih keluhan:- Kontak dekat dengan orang yang didiagnosis suspek atau probable SARS dalam 10 hari terakhir.- Riwayat perjalanan ke tempat yang terkena wabah SARS dalam 10 hari terakhir.- Bertempat tinggal ditempat yang terjangkau wabah SARS.Probable yaitu:1. Kasus suspek ditambah dengan gambaran foto toraks yang menunjukkan tanda-tanda penumonia atau respiratory distress syndrome, atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernapasan yang tidak jelas penyebabnya dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa respiratory distress syndrome yang juga tidak jelas penyebabnya.2.8 PenatalaksanaanIndikasi Rawat Inap- Suspek SARS dengan gejala klinis berat yaitu:a. Sesak napas dengan frekuensi napas 30x/menitb. Nadi > 100x/menit.c. Ada gangguan kesadaran.d. Kondisi umum lemah.e. Indikasi rawat inap lain ditentukan oleh dokter yang memeriksa penderita.I Suspek SARS1. Observasi 2X24 jam, perhatikan : keadaan umum, kesadaran, TTV2. Terapi suportif3. Antibiotik : Amoksilin + anti betalaktamase oral ditambah makrolid generasi baru oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin)II Probable SARSA. Ringan / sedang1. Terapi suportif2. Antibiotik- Golongan betalaktam + anti betalaktamase (IV) ditambah makrolid generasi baru secara oral.- Sefalosporin generasi ke 2 atau ke 3 (IV), makrolid generasi baru- Fluorokuinolen respirasi (IV) : moxifloxacin, levofloxacin, gatifloxacinB. Berat1. Terapi suportif2. Antibiotika. TIdak ada factor resiko infeksi pseudomonas:- Sefalosporin generasi ke 3 (IV) non pseudomonas ditambah makrolid generasi baru- Fluorokuinolen respirasib. Ada factor resiko infeksi pseudomonas :- Sefalosporin anti pseudomonas ( seftazidim, sefoperazon, sefipim)/ karbapenen (IV) ditambah flurokuinolon anti pseudomonas (siprofloksasin) / aminoglikosida ditambah makrolid generasi baru.3. Kortikosteroid. Hidrokortison (IV) 4 mg/kg BB tiap 8 jam, tapering atau metilprednisolon (IV) 240 320 mg tiap hari.4. Rebavirin 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8 mg/kg BB IV tiap 8 jam

Keterangan : Kriteria pneumonia berat salah satu diantara ini :1. Frekuensi nafas > 30 kali/menit2. PaO2 / FiO2< 250 mmHg3. Foto thorak paru kelainan bilateral 4. Foto thorak paru melibatkan lebih dari 2 lobus5. Tekanan sistolik 38C, batuk, sesak, kesulitan napas.3.1.4 Riwayat penyakit Dahulu- Kontak dekat dengan orang yang didiagnosis suspek atau probable SARS dalam 10 hari terakhir.- Riwayat perjalanan ke tempat yang terkena wabah SARS dalam 10 hari terakhir.- Bertempat tinggal ditempat yang terjangkau wabah SARS.3.1.5 Pemeriksaan Fisik B1: Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasaan, pernafasaan diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat dan dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.Palpasi : fremitus vokal menurun.Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak.Auskultasi: Ronkhi basah, suara napas bronkial. B2:Sianosis, nadi > 100x/menit, CRT > 3 detik, BGA menunujukkan hipoksemia, S1 dan S2 tunggal. B3: Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran.

B4:Terkadang produksi urine menurunB5:Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.B6: Nyeri otot, kelemahan pada otot.3.1.6 Pemeriksaan Penunjanga. Kultur virusb. PCRc. Uji serologi: ELISAd. Hematologi: leukopenia, limfositopenia, limfositosis relatif, trombositopenia.e. Kimia darah: BGA dapat normal atau abnormal, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan albumin, peningkatan ureum dan kreatinin.f. Pemeriksaan Radiologi: infiltrasi di paru.1.2 Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan O2 dalam udara inspirasi.3. Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, muntah, hiperventilasi).5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh peningkatan kebutuhan metabolik sekunder, anoreksia.6. Intoleran aktifitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.7. Resiko tinggi penularan infeksi b.d proses penyakit.

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan SARS (severe Acute Respiratory Syndrome) yang dikenal juga sebagi pneumonia atorpik adalah infeksi virus saluran napas akut yang disebabkan oleh Corona virus. Penderita SARS pada mingu pertama penyakitnya mula-mula mengalami demam (>38C) disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan penderita. Selain itu penedrita mengeluh sakit kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh. Beberapa orang penderita juga mengalami gangguan pernapasan ringan dan diare.

4.2 SaranDiharapkan perawat dapat bertindak secara profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan SARS, mampu mengkaji masalah pasien secara akurat sehingga dapat dirumuskan suatu diagnosa yang tepat dan dapat dirancang intervensi, melaksanakan implementasi secara tepat sehingga pada evaluasi akan diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yaitu masalah keperawatan pada pasien dapat teratasi.