anatomi muskuloskeletal-dwi juwita meiyola 220110110033

Upload: angel-rebecca-siagian

Post on 19-Jul-2015

446 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Anatomi Sistem Muskuloskeletal Diajukan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Basic Science In Nursing III

Dibawah bimbingan :

Maria Komariah, S.Kp., M.Kes

.

Disusun oleh: Dwi Juwita Meiyola 220110110033

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Jalan Raya Bandung Sumedang km. 21, Jatinangor, Sumedang 40132, Jawa Barat

Kata PengantarPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini berjudul Anatomi Sistem Muskuloskeletal disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses pembelajaran pada mata kuliah Basic Science in Nursing III. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Maria Komariah, S.Kp. M.Kes selaku dosen mata kuliah Basic Science in Nursing III, orang tua penulis yang selalu memberikan doa restu dan dukungan dalam proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan.

Jatinangor, Maret 2012

Penulis

2

Daftar Isi 1. Bab I1.1. Pendahuluan..4

2. Bab II2.1. SISTEM MUSKULOSKELETAL..5 2.2. TULANG.5 2.3. JENIS TULANG5 2.4. TENGKORAK9 2.5. TULANG BELAKANG..13 2.6. STRUKTUR TULANG..15 2.7. SENDI..17 2.8. OTOT19 2.9. STRUKTUR LAIN DALAM SISTEM MUSKULOSKELETAL21

3. Bab III3.1. Simpulan...22 3.2. Saran22

4. Daftar Pustaka.23

3

BAB I1.1. Pendahuluan

Makalah ini dibuat untuk melatih keterampilan dalam menyusun sebuah karya tulis. Secara tidak langsung, penulis pun dilatih untuk memilih dan memutuskan sumber yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Banyak pengetahuan baru yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian makalah ini. Memenuhi tugas dalam mata kuliah Basic Science in Nursing III adalah salah satu tujuan dari pembuatan makalah ini. Namun yang terpenting, penulis mendapatkan satu pengalaman baru serta pengetahuan yang bertambah tentang anatomi sistem muskuloskeletal. Penulis menjadi tahu banyak seluk beluk anatomi sistem musculoskeletal pada tubuh manusia.

4

BAB II 2.1. SISTEM MUSKULOSKELETAL Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur pendukung lainnya (tendon, ligamen, fasia, dan bursae). Pertumbuhan dan perkembangan struktur ini terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja. 2.2. TULANG Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang member perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak. Pembagian skeletal, yaitu: 1. Axial skeleton terdiri dari kerangka tulang kelp dan leher, tengkorak, kolumna vertebrae, tulang iga, tulang hyoid sternum. 2. Apendikular skeleton terdiri dari: a. Kerangka tulang lengan dan kaki b. Ekstremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radial) dan tangn (karpal, metacarpal, falang) c. Ekstremitas bawah (tulang pelvic, femur, patella, tibia, fibula) dan kaki (tarsal, metatarsal, falang). 2.3. JENIS TULANG Ada empat jenis tulang, yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan. 1. Tulang Panjang

5

Tulang panjang (mis., femur, humerus) bentuknya silindris dan berukurn panjang seperti batang (diafisis) tersusun atas tulang kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epifisis) tersusun atas tulang kanselus. Tulang difisis memiliki lapisan luar berupa tulang kompakta yang mengelilingi sebuah rongga tengah yang disebut kanal medula yang mengandung sumsum kuning (terdiri dari ;emak dan pembuluh darah). Tulang epifisis terdiri dari tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah dan dibungkus oleh selapis tipis tulang kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi fibrosa kuat yang disebut periosteum. Lapisan ini kaya dengan pembuluh darah yang menembus tulang. Ada tiga pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang, terdiri dari: a. Sejumlah arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menyuplai kanal dan system Harvers. b. Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta untuk menyuplai tulang spongiosa dan sumsum merah. c. Satu atau dua arteri besar menyuplai kanal medulla. Arteri ini dikenal sebagai arteri nutrient yang kemudian masuk melalui lubang besar pada tulang yang disebut foramen nutrient. Periosteum member nutrisi tulang di bawahnya melalui pembuluh-pembuluh darah. Jika periosteum robek, tulang di bawahnya akan mati. Periosteum berperan untuk pertambahan ketenalan tulang melalui kerja osteoblas. Periosteum berfungsi protektif dan merupakan tempat perlekatan tendon. Periosteum tidak ditemukan pada permukaan sendi. Di sini, periosteum digantikan oleh tulang rawan hialin (tulang rawan sendi).

6

2. Tulang Pendek

Tulang pendek (mis., falang, karpal) bentuknya hampir sama dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada bagian proksimal, serta berukuran pendek dan kecil.

3. Tulang Pipih

Tulang pipih (mis., sternum, kepala, scapula, panggul) bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi organ vital dan lunak di bawahnya. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan tulang kompakta dan di bagian tengahnya terdapat lapisan

7

spongiosa. Tulang ini juga dilapisi oleh periosteum yang dilewati oleh dua kelompok pembuluh darah menembus tulang untuk menyuplai tulang kompkta dan tulang spongiosa. 4. Tulang Tidak Beraturan

Tulang tidak beraturan (mis., vertebra, telinga tengah) mempunyai bentuk yang unik sesuai fungsinya. Tulang tidak beraturan terdiri dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tipis tulang kompakta. Tulang ini diselubungi periosteum kecuali pada permukaan sendinya seperti tulang pipih. Periosteum ini member dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang kompakta dan spongiosa. 5. Tulang Sesamoid Tulang sesamoid (mis., patela) merupakan tulang kecil yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian, berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.

8

2.4.

TENGKORAK

Tengkorak dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing utlang (kecuali mendibula) disatuka pada sutura. Sutura dibentuk oleh selapis tipis jaringan fibrosa yang mengunci pinggiran tulang yang bergerigi.Pada atap tengkorak, permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat dengan lapisan spongiosa yang disebut diploe terletak di antaranya. Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tulang tengkorak antar-individu. Tengkorak paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh otot.

9

Tengkorak dilihat dari atas menunjukkan: -Os frontale di depan, -Os parietale kiri dan kanan, os occipital di belakang.

Tengkorak dilihat dari belakang menunjukkan: -Os perietale kiri dan kanan,

10

-Os occipital di belakang, -Processus mastoideus os temporal.

Tengkorak dilihat dari samping menunjukkan: -Kubah-dibentuk oleh Os frontale, temporal, dan occipital, -Wajah dibentuk oleh Os frontale, nasale, zygomaticum, maxilla, dan mandibula.

11

Tengkorak dilihat dari bawah (dengan menyingkirkan mandibula) menunjukkan: a. Gigi rahang atas, cekungan palatum durum yang dibentuk oleh processus palatinus maxilla di bagian depan dan sebagai os palatinus di bagian belakang, b. Arcus zygomaticus, dibentuk terutama oleh os zygomaticus dengan penonjolan maxilla di bagian depan dan os temporal di bagian yang lain di belakang. c. Frosa infratemporalis, ruang diantara arcus zygomaticus dan kubah tengkorak, d. Bagian dari os sphenoidale, e. Bagian os temporale, f. Os occipital g. Foramen magnum h. Condylus occipitalis

12

2.5.

TULANG BELAKANG Tulang belakang (columna vertebralis) adalah pilar yang kuat, melengkung, dan dapat

bergerak yang menopang tengkkorak, dinding dada dan ekstremitas atas, menyalurkan berat badab ke ekstremitas bawah, dan melindungi medulla spinalis. Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra yang dihubungkan oleh discus invertebralis dan beberapa ligamentum. Setiap vertebra terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah dan dilapisi oleh selapis tipis tulang padat. Tulang kolumna veralis terdiri dari 7 vertebra cervicales, 12 vertebra thoracicae, 5 vertebra lumbales, sacrum, dan vertebra coccygeae. Gambar columna vertebralis dilihat dari samping

13

Gambar columna vertebralis dilihat dari samping

14

2.6.

STRUKTUR TULANG

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (kortikal) dan kanselus (trabekular atau spongiosa). Tulang kompakta secara makroskopis terlihat padat. Akan tetapi jika diperiksa dengan mikroskop terdiri dari system Havers. Sistem Havers terdiri dari kanal Havers. Sebuah kanal Havers mengandung pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe, lamela ( lempengan tulang yang mengelilingi kanal sentral), kaluna (ruang diantara lamela yang mengandung sel-sel tulang atau osteosit dan saluran limfe), dan kanalikuli (saluran kecil yang menghubungkan lakuna dan kanal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang membawa nutrient dan oksigen ke osteosit. Tulang kanselus juga keras seperti tulang kompakta, tetapi secara makroskopis terlihat berlubang-lubang (spons). Jika dilihat dengan mikroskop kanal Havers, tulang kanselus terlihat lebih besar dan mengandung lebih sedikit lamella. Sel0sel penyusun tulang terdiri dari:

15

1. Osteoblas 2. Osteosit 3. Osteoklas

Gambar Jaringan tulang. A, penampilan makroskopik tulang panjang. B, system haversian tulang kompak.

16

2.7.

SENDI Pergerakan tidak mungkin terjadi jika

kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya

persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah

member pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan

berdasarkan jumlah dan tipe pergerakkannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari: 1. Sendi Sinartrosis (sendi tidak bergerak sama sekali). Contohnya : sutura tulang tengkorak. 2. Sendi amfiartrosis (sendi bergerak terbatas). Contohnya: pelvik, semfisis, dan tibia. 3. Sendi Diartrosis/Sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya: siku, lutut, dan pergelangan tangan. Sendi sinovial dapat membuat berbagai macam gerakan, yaitu: 1. Abduksi, yaitu menggerakkan tungkai menjauhi bagian tubuh. 2. Adduksi, yaitu menggerakkan tungkai mendekati tubuh. 3. Ekstensi, yaitu meluruskan tungkai pada persendian. 4. Fleksi, yaitu membengkokkan tungkai pada sendi. 5. Dorso-fleksi, yaitu membengkokkan pergelangan agar kaki ke atas. 6. Plantar-fleksi, yaitu meluruskan pergelangan kea rah bawah. 7. Pronasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada di bawah. 8. Supinasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada di atas. 9. Eversi, yaitu memutar keluar. 10. Inversi, yaitu memutar ke dalam. 11. Sirkumduksi, yaitu bergerak dalam lingkaran

17

12. Internal rotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat. 13. Eksternal rotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat. Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas: 1. Fibrosa. Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya sutura pada tulang tengkorak perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal. 2. Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak. Sendi ini terbagi menjadi dua, yaitu: a. Sinkondrosis, yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi kostokondral. b. Simfisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan

fibrokartilago dan selaput tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya simfisis pubis dan sendi tulang punggung. 3. Sendi Sinovial, yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini adalah sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari kata sinovium yang merupakan membrane yang menyekresi cairan synovial untuk lumbrikasi dan absorpsi syok. Sendi synovial mempunyai struktur anatomi, yaitu: a. Ball and socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan ke segala arah. b. Hinge joints (siku) membuat pergerakan fleksi dan ekstensi. c. Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan dikenal sebagai biaxial joints. d. Pivot joint hanya berotasi di daerah radio-ulnar.

18

2.8.

OTOT Otot skeletal secara volunteer dikendalikan oleh system saraf pusat dan perifer.

Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot dikenal sebagai motor end-plate. Otot dibagi dalam tiga kelompok dengan fungsi utama untuk kontraksi dan menghasilkan pergerakan sebagian atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari: 1. Otot rangka (lurik) diliputi oleh kapsul jaringan ikat. Lapisan jaringan ikat (serat-serat kolagen) yang membungkus otot disebut fasia otot atau episium. Otot ini terdiri dari berkas-berkas sel otot kecil (fansikulus) yang dibungkus lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium. Sel otot ini dilapisi jaringan ikat yang disebut endomisium. Otot rangka meruoakan otot yang mempunyai variasi ukuran dan bentuk dari panjang, tipis, sampai lebar dan datar. 2. Otot visceral (polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh darah. Otot ini dipersarafi oleh system saraf otonom dan kontraksinya tidak di bawah control keinginan. 3. Otot jantung ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar control atau diluar keinginan (prngrndalian). Otot berkontraksi jika ada rangsangan dari adenosine trifosfat (ATP) dan kalsium.

19

Gambar susunan otot pada tubuh manusia

20

2.9.

STRUKTUR LAIN DALAM SISTEM MUSKULOSKELETAL

Ligamen Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang. Tendon Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane sinovial yang member lubrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon. Fasia Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung di bawah kulit sebagai fasia superfisial (sebagai pembungkus tebal) jaringan penyambung fibrosa yang membungkus otot, saraf, dan pembuluh darah. Bursae Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan di atas bagian yang bergerak (mis., antara kulit dan tulang, antara tendon dan tulang/otot). Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak (mis., bursae olekranon yang terletak di antara prosesus dan kulit.

21

BAB III 3.1. Simpulan Anatomi sistem muskuloskeletal pada tubuh manusia terdiri dari tulang, otot, sendi, dan struktur lainnya (ligament, tendon, fasia, dan bursae). Masing-masing penyusun system musculoskeletal ini mempunyai jenis tersendiri sesuai dengan fungsinya. 3.2. Saran Demikian makalah ini telah dibuat. Penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini berguna untuk proses pembelajaran selanjutnya.

22

Daftar Pustaka Gibson, John. 2003. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat Ed.2. EGC:Jakarta. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta. Suratun.,dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC: Jakarta staff.ui.ac.id/internal/ANATOMIMUSKULOSKELETAL.ppt

23