06530005.ps

Upload: abdul-aziz

Post on 11-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Jarak pagar (Jatropha curcas L.) sudah lama dikenal oleh masyarakat kita sebagaitanamanobatdanpenghasilminyaklampuatausebagaienergialternatif yaitusebagaiBio-diesel.Salahsatukendalapadatanamanjarakpagaradalah seranganhamadanpenyakit.Hamayangmenyerangtanamanjarakpagarmuda antaralainulattanah,lundi,belalang,danulatgrayak.Tanamanjarakpagar dewasa diserang oleh hama pada batang, biji, bunga dan buah. Hama yang banyak dijumpai pada daun jarak pagar adalah ulat daun, ulat api, wereng biji, tungau dan thrips. Indikasinya daun tanaman jarak pagar terserang hama thrips dan tungau ini biasanyaterdapatbercak-bercakdankeriputpadatunasdaunsertamenyebabkan daun seperti terbakar (Hambali, 2006).TanamanasalAmerikaTengahinitelahbanyakdikembangkandi Indonesia.HalinidapatterlihatpadadataPusatPenelitiandanPengembangan TanahdanAgroklimat(2001)danSumberDayaIklim(BalaiPenelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2003)yaitu penyebaran lahanyang sesuai untuk jarak pagardiIndonesiameliputiberbagaiprovinsidiantaranyaNanggroeAceh Darussalam(180.139ha),SumteraUtara(215.393ha),Riau(4.269ha),Jawa Barat(231.011ha),JawaTengah(439.630ha),JawaTimur(960.595ha),Nusa TenggaraBarat(37.877ha),NusaTenggaraTimur(595.421ha).Jarakpagar merupakantanamanserbaguna,tahankering,dantumbuhdengancepat,dapat digunakan untuk kayu bakar, mereklamasi lahan-lahan tererosi atau sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun karena tidak disukai oleh ternak (Mulyani, 2006).Serangan hama dan penyakit pada tanaman budidaya merupakan salah satu faktorpentingyangdapatmengurangihasilpertanian.Olehkarenaitu,untuk mengatasiseranganhamadanpenyakitpadatanamanjarakpagardapat memanfaatkan pestisida sintetik ataupun pestisida nabati. Petani selama ini sangat tergantungkepadapestisidakimiauntukmengendalikanhamadanpenyakit tersebut, karena dinilai lebih efisien dan praktis, akan tetapi penggunaan pestisida yangberlebihan,tidaksajaakanmeningkatkanbiayaproduksi,tetapijuga berdampak buruk bagi kesehatan petani, konsumen maupun keseimbangan hayati sekitarnya.Halinidapatdiminimalisirdenganmemanfaatkansumberdayaalam yang sangat melimpah di tanah air sebagai bahan insektisida nabati. Indonesiayangberiklim tropismemilikianekaragamtumbuhansehingga banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Laporan dari berbagaipropinsidiIndonesiamenyebutkanlebih40jenistumbuhanberpotensi sebagaipestisidanabati(DirektoratBPTPdanDitjenbun,1994).Hamiddan Nuryani(1992)mencatatdiIndonesiaterdapat50familitumbuhanpotensial penghasilracun,diantaranyaMeliaceae,Annonaceae,Asteraceae,Piperaceae, danRutaceae,halinitidakmenutupkemungkinanuntukditemukannyafamili tumbuhan baru.Insektisidanabatimemilikikelebihantertentuyangtidakdimilikioleh insektisidasintetik,yaitutidakstabilsehinggamemungkinkandapatdidegradasi secara alami ( Arnason, 1993; Isman, 1995). Insektisida pestisida sintetik sebagian besarmerupakanracunsarafyangbersifatakutterutamagolonganorganofosfat (OF) dan karbamat (Dewi, 2007).KeanekaragamansumberdayaalamyangdimilikiIndonesiamerupakan salah satu tanda kekuasaan Allah serta nikmat yang diberikan kepada hambaNya, dansebagaihambaNyasepatutnyabersyukurdanmemanfaatkandengansebaik-baiknya, dalam firmanNya Allah telah menjelaskan dalam surat al-anam ayat 99:

%! !.9 ! !>>! , ,!, . `: !>>! .> _ !',> !,2. 9 !-=L % > ,!s .9 !9!,.:` s ,:.``L `39 _{ 7= 39 ! , !.9 !!>>! , l> ,!, .:

YangtelahmenjadikanbagimubumisebagaihamparandanyangTelah menjadikanbagimudibumiitujalan-jalan,danmenurunkandarilangitair hujan.Makakamitumbuhkandenganairhujanituberjenis-jenisdaritumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. MenuruttafsiralMishbahsuratatThahaayat53menjelaskanbahwa Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam dengan perantara airhujan.Dariairhujantersebutmenguraianekatumbuhandenganbeberapa tingkatandanjenistumbuhanyaitumulaidaritingkatrendahsampaiketingkat tinggi,jenistumbuhanberkepingdua(dikotil)dantumbuhanberkepingsatu (monokotil) (Shihab, 2002). Pasya(2004)menyatakanbahwaairadalahsyaratutamaterwujudnya proses tumbuhan. Tumbuh dan berkembangnya tumbuhan di muka bumi menjadi salahsatubuktiadanyakehidupan.Halinididukungolehparaahliyang menyimpulkanbahwaairmerupakansesuatuyangmutlakdiperlukanbagi kehidupan dan kelangsungan hidup, dan bahkan sebagian ahli mengatakan bahwa kehidupan itu adalah air, dan tidak ada satu interaksi kimia pun yang terjadi dalam tubuh tanpa melibatkan peran air.Airyangtersusunatassatuatomoksigendan2atomhidrogen(H2O) merupakansalahsatumukjizatdariAllahSWTdalampenciptaanair.Airdari atomhidrogendapatmenyaladengancepat,sedangkanoksigendari(O2) merupakansyaratuntukprosesmenyala.Akantetapiairyangterdiridari gabungan2atomhidrogendansatuatomoksigenjustrudigunakanuntuk memadamkan api (Pasya, 2004). Airyangadadimukabumiberanekaragammacamnyaantaralainair hujan,airsungai,airalut,airembun,danairsumur.Semuajenisairtersebut dijadikansumberkehidupanbagimanusia.airmampumelarutkanbanyakbahan daripada udara, tanah, dan batu. Air hujan turun di atas permukaan bumi berguna untukmenumbuhkantumbuhanyangberanekaragamjenisnya.Sebagaimana firman Allah adalam QS. Al-Anan ayat 99 yang berbunyi: %! !.9 ! !>>! , ,!, . `: !>>! .> _ !',> !,2. 9 !-=L % > ,!s .9 !9 !,.:` s ,:.``L !.> .| > .9 Dandialahyangmenjadikankebun-kebunyangberjunjungdanyang tidakberjunjung,pohonkorma,tanam-tanamanyangbermacam-macam buahnya,zaitundandelimayangserupa(bentukdanwarnanya)dantidaksama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dantunaikanlahhaknyadiharimemetikhasilnya(dengandisedekahkankepada fakirmiskin);danjanganlahkamuberlebih-lebihan.SesungguhnyaAllahtidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. MenurutShihab(2002)dalamtafsirAl-Mishbahbahwasetiapmacam tumbuhandiciptakanAllahuntukkemaslahatanumatmanusia,diantaranya sebagai salah satu sumber pangan bagi manusiadan dapat dipetik hasilnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2.2 Sirsak (Annona muricata Linn.) dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Sirsakataudurianbelanda(AnnonamuricataLinn.)adalahtumbuhan bergunayangberasaldariKaribia,AmerikaTengahdanAmerikaSelatan.Nama sirsakitusendiriberasaldaribahasaBelandaZuurzak,kuranglebihberarti kantung yang asam. Buah sirsak bukan buah sejati, ukurannya cukup besar antara 20-30cmdenganberatmencapai2,5kg.Bijinyamengandungracun,dandapat digunakansebagaiinsektisidaalami,samahalnyadenganbijisrikaya.Sirsak(A. muricata)tumbuhanataupotionyangberbatangutamaberukurankecildan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas halusberwarnahijautuasedangpadabagianbawahnyamempunyaiwarnalebih muda.Tumbuhaninidapattumbuhdisembarangtempat.Buahyangbesardan banyakdapatdiperolehdengancaraditanamdidaerahyangtanahnyacukup mengandungair.SirsakdiIndonesiatumbuhdenganbaikpadadaerahyang mempuyaiketinggiankurangdarilimameterdiataspermukaanlaut. Pengembangbiakansirsakyangpalingbaikadalahmelaluiokulasidanakan menghasilkan buah pada usia 4 tahun setelah ditanam (Oberlies, 2003). Adapun taksonomi dari Sirsak (A. muricata) adalah:Kingdom: Plantae Division: Spermatophyta Sub Divisio: Angiospermae Kelas: Dicotyledonae Ordo : Polycarpiceae Famili: Annonaceae Genus: Annona Spesies: Annona muricata Linn. Gambar 2.1 Tanaman Sirsak (Haryoto, 1998) 2.2.1Kandungan Senyawa Aktif dalam Tanaman Famili Annonaceae TatagMulyadi,(1989)melaporkanbahwabijiAnnonareticufalaL. mengandung senyawa yang bersifat insektisida seperti alkaloid, gtikosida. steroid, polifenol,senyawasianogen,sertahasilpengujianekstraksirsakinidiperoleh LD50 sebesar 206, 83 mg dan 171,51 mg terhadap serangga jenis Sitophilax oryzq L. Annonaceaemerupakansalahsatukelompoktumbuhanyangkayaakan senyawajenispeptidasiklikatausiklopeptida.Fraksikloroformektrakalkohol bijiditemukansenyawaoktasiklopeptida,yaituanoskuamosinA(C-Ming,1997; Achmad,2009),dansiklopeptidalainadalahskuamtinA(Jiang,2003;Achmad, 2009).Bijisirsak(A.muricataLinn)mempunyaikandunganbioaktifyangdapat digunakansebagaipestisidanabati.Kandunganbioaktifyangterdapatdidalam bijisirsakadalahsenyawaalkaloidyangterdiridariasetogenindanannonaine (Yasril,2010).Bijisirsakinimudahditemukandandapatbersifatsebagai larvasidaalamikarenaadanyakandunganaktifsenyawaacetogeninyang bertindaksebagaiantifeedantyangakanmenyebabkankematianpadalarva (Widanti E, 2010). Bijisirsakmengandungsenyawapoliketidadansuatusenyawaturunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, anonin 1, IV,VI,VIII,IX,XVI,skuarnostatinA,bulatasin,bulatasion,skuamon,neo desatilurarisin, neo retikulasin A, skuamosten A, asimisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neo anonin (Rustanti, 2007). Diskusipanelsosialisasipestisidanabatiperhimpunanentomologi IndonesiacabangMalangmenyatakanbahwa;bagiantanamansirsakyangtelah diujidandimanfaatkansebagaipestisidanabatiadalahbijidandaunnya.Ekstrak daunsirsakmengandungsenyawaasetogenin,antaralainasimisin,bulatocindan squamosin.Kandungansenyawainipadakonsentrasitertentumengakibatkan antifidan(penolakmakan).Konsentrasiyangpasatautepatpadaseranggadapat mengakibatkan keracunan (bersifat racun serangga), terutama sebagai racun perut (stomac poison) dan mengakibatkan kematian serangga (Taufigurrohman, 2004). Biji, kayu dan daun tumbuhan srikaya (A. squamosa) mengandung senyawa kimia alkaloid dan non-alkaloid. Daun dan kayu tumbuhan ini merupakan sumber yang kaya akan alkaloid aporfin, diantaranya senyawa anonain, roemerin, anolbin, xilopin,glaucin,norkoridin,norisokoridin,koridin,danisokoridin(Leboeuf, 1982; Achmad, 2009).Ekstrakpetroleumeterbijisrikaya(A.squamosa)ditemukansenyawa asetogeninjenisbis-THFyangbersebelahandisebutskuamocin,skuamocin-B, skuamocin-C,skuamocin-D,skuamocin-E,skuamocin-F,skuamocin-G, skuamocin-H,skuamocin-I,skuamocin-J,skuamocin-K,skuamocin-L, skuamocin-L, skuamocin-M, skuamocin-N (Rahman, 2005; Sahai, 1994; Achmad, 2009),danbis-THFyangtidakbersebelahansepertiskuamoastatin-A, skuamoastatin-B, skuamoastatin-C, skuamoastatin-D, skuamoastatin-E (Fujimoto, 1994;Achmad,2009).Asetogeninbis-THFlainnya,yaituskuamocin-O1dan skuamocin-O2dalamektstrakmetanolbijisrikaya(A.squamosa)(Araya,2002; Achmad, 2009). JenisAnnonamisalnya,Annonaglabra,Annonamuricataditemukan golongansenyawapolifenol(kuersetin,asamkafeat,leukoantosianidin,asam kumarat).Asetogeninadalahpoliketidadenganstruktur30-32rantaikarbontidak bercabangyangterikatpadagugus5-methyl-2-furanone.Rantaifuranonedalam gugushydrofuranonepadaC23memilikiaktivitassitotoksik.Annonaceous acetogeninbekerjadenganmenghambatproduksiATPdenganmengganggu kompleksmitokondria(Motoyuki,2000;Miyoshi,1998;Shimada,1998;Zeng, 1996). Senyawaasetogenindarisukuannonaceaedilaporkanmempunyai toksisitasyangcukupefektifterhadapseranggadaribeberapaordoseperti Lepidoptera,Coleoptera,HomopteradanDiptera(Lietal.1991).Senyawa annonian,squamosindanrotenonbersifatsitotoksikdanneurotoksiksehingga menimbulkankematianselpadaserangga.Apabilasenyawainikontakatau masukkedalamtubuhmakaakanmenghalangiikatanenzimNADHdengan sitokromc-reduktasedansitokromkomplekssubunitIyangberadadidalam mitokondriaserangga.Akibatnyaselkehilanganenergidanpernafasanselakan terhenti (Lounderhausen et al., 1991). 2.3EkstraksiSenyawa-SenyawayangMempunyaiBioaktivitassebagai Insektisida Pada Biji Sirsak Ekstraksiadalahprosespemisahansuatuzatberdasarkanperbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Prinsip ekstraksi adalahmelarutkansenyawapolardalampelarutpolardansenyawanonpolar dalam senyawa non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulaidenganpelarutnonpolar(n-heksan)lalupelarutyangkepolarannya menengah(diklormetanatauetilasetat)kemudianpelarutyangbersifatpolar (metanol atau etanol) (Harborne, 1987).Metodeekstraksibahanalamumumnyadenganmaserasi,yaitumetode ekstraksiyangsederhanadanmudah,dilakukandengancaramerendamsampel dalam pelarut organik. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan larut. Karena adanyaperbedaankonsentrasiantaralarutanzataktifdidalamsel,makalarutan yang terpekat didesak keluar (Cheong, et.al, 2005). Prinsipmetodeekstraksiiniadalahdidasarkanpadadistribusizatterlarut denganperbandingantertentuantaraduapelarutyangtidaksalingbercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapatditransferpadajumlahyangberbedadalamkeduafasepelarut(Khopkar, 1990).Melot, et al., (2009) mengekstraksi biji A. muricaL dengan diklorometan (CH2Cl2)denganekstraksisoklet.Alali,etal.,(1999)mengekstraksiasetogenin dengan menggunakan etanol. Souza, et al (2007) mengekstraksi serbuk daging biji A.squamosadenganpelarutcampuranmetanol:air(90:30,3L)secaraekstraksi manual (maserasi) dengan waktu kontak 7 hari. Kemudian menghilangkan pelarut metanol dengan vacum rotary evaporator, setelah itu ekstrak air diekstraksi sekali lagi dengan etil asetat (4 x 30 ml) dan kemudian dievaporasi hingga menghasilkan ekstrak etil asetat (lapisan organik) dan ekstrak air (lapisan air). Yuningsih (2006) membuat ekstrak biji sirsak dengan cara 10 gram daging bijisirsakditambahkandengan100mlmetanolatauheksanteknis(1:10),lalu dikocokselama2jamdenganalatpengocok,kemudiandisaringdengankertas saringkasar,danampasdiekstrakkembalidenganmenambahkan50mlmetanol atau heksan teknis dan dikocok kembali seperti di atas.Larutan disaring lagi dan dikumpulkan dengan hasil saringan yang pertama. Larutan kemudian diuapkan di ataswaterbathsampaisemuapelarutmenguap.WardhanadanHusein(2005) melaporkan cara pembuatan ekstrak daging biji srikaya dengan air yang dicampur dengan pengemulsi 0,2% Tween 80. 2.4 Identifikasi Ekstrak Biji Sirsak 2.4.1Uji fitokimia Ekstrak Biji Sirsak Fitokimiaataukadangdisebutfitonutrien,dalamartiluasadalahsegala jeniszatkimiaataunutrienyangditurunkandarisumbertumbuhan,termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yanglebihsempit.Fitokimiabiasanyadigunakanuntukmerujukpadasenyawa yangditemukanpadatumbuhanyangtidakdibutuhkanuntukfungsinormal tubuh,tapimemilikiefekyangmenguntungkanbagikesehatanataumemiliki peranaktifbagipencegahanpenyakit(Nurhari,2010).Ujifitokimia(skrining) ekstrak biji sirsak meliputi: 2.4.1.1 Alkaloid Alkaloidadalahsebuahgolongansenyawabasabernitrogenyang kebanyakanheterosiklikdanterdapatditetumbuhan(tetapiinitidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotida,asamnukleat,gulaaminodanantibiotikbiasanyatidakdigolongkan sebagaialkaloid.Dandenganprinsipyangsama,senyawanetralyangsecara biogenetikberhubungandenganalkaloidtermasukdigolonganini.Alkaloid dihasilkanolehbanyakorganisme,mulaidaribakteria,fungi(jamur),tumbuhan, danhewan.Hinggasekarangdikenalsekitar10.000senyawayangtergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam. 2.4.1.2Flavonoid Flavonoidmerupakansenyawayanglarutair,dapatdiekstraksidengan etanol70%dantetapadadalamlapisanair,setelahekstrakinidikocokdengan eterminyakbumi.Flavonoidberupasenyawafenol,olehkarenaituwarnanya berubahbiladitambahbasaatauammonia.Flavonoidmengandungsistem aromaticyangterkonjugasisehinggaakanmenunjukkanpitaserapanyangkuat pada sinar UV dan sinar tampak (Harborne, 1987). Pada analisis dengan KLT dan penampakkandenganpereaksiAlCl3,flavonoidakantampakberupabercak berwarnakuningdantergantungstrukturnya,flavonoidakanberfluoresensi kuning, biru, atau hijau di bawah UV 365nm. 2.4.1.3 Steroid/Terpenoid Triterpenoidadalahsenyawayangkerangkakarbonnyaberasaldarienam satuanisoprenedansecarabiosintesisditurunkandarihidrokarbonC30asiklik yaitu skualen. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau asam karboksilat. Ujiyangbanyak digunakanadalah reaksi Lieberman-Buchard(anhidridaasetat-H2SO4pekat)yangdengankebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau-biru (Harborne, 1987). Sterolatausteroidadalahtriterpenoidyangkerangkadasarnyacincin siklopentanaperhidrofenantren.Senyawasterolpadatumbuhandisebutdengan fitosterol,yangumumterdapatpadatumbuhantinggiadalahsitosterol, stigmasterol dan kampesterol (Harborne, 1987). 2.4.1.4 Saponin Saponinatauglikosidasapogeninadalahsalahsatutipeglikosidayang tersebar luas dalam tanaman. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula. Saponin merupakan senyawayangmenimbulkanbusajikadikocokdalamairdanpadakonsentrasi yangrendahseringmenyebabkanhemolisisseldarahmerah,seringdigunakan sebagai detergen (Clauss dkk, 1970). Saponindapatdigunakanuntukmeningkatkandiuretikasertamerangsang kerja ginjal. Saponin dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir, bersifat toksik padabinatangberdarahdinginsepertiikan(Clausdkk.,1970).Padaanalisis denganmetodeKLT,saponintidakterdeteksitanpapereaksisemprotdibawah sinar UV 254 nm atau 365 nm. Saponin dapat terdeteksi dengan pereaksi semprot vanillin asam sulfat dan tampak berupa bercak berwarna biru atau biru ungu atau terkadang berupa bercak kuning (Wagner dkk., 1984) 2.4.1.5 Tanin Tanin merupakan senyawa polifenol yang berarti termasuk dalam senyawa fenolik. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang taklarutdalamair.Terdapat2jenisutamataninyaitutaninterkondensasi, tersebarpadapaku-pakuan,angiospermaedangymnospermae,dantanin terhidrolisis,terdapatpadatumbuhanberkepingdua.Tanindapatdideteksi dengansinarUVpendekberupabercaklembayungyangbereaksipositifdengan setiappereaksifenolbaku.Elagitanin(taninterhidrolisis)bereaksikhasdengan asam nitrit (NaNO2 ditambah dengan asam asetat) membentuk warna merah cerah yang kian lama berubah menjadi biru indigo (Harborne, 1987). 2.5PemisahanSenyawa-SenyawayangMempunyaiBioaktivitassebagai Insektisida dari Ekstrak Biji Sirsak dengan Kromatografi Lapis Tipis Kromatografimerupakansalahsatumetodepemisahanyangdidasarkan pada distribusi differensial komponen-komponen yang dipisahkan diantara 2 fase, yaitu fase diam dengan permukaan yang luasdan fase gerak yang berupa zatcair yang mengalir sepanjang fase diam. Komponen-komponen hasil pemisahan keluar darikolompadawaktuyangberbeda.Komponenyangtertahanlebihkuatdalam kolomakankeluardarikolomdenganwaktuyanglebihlamadibandingkan komponen yang tidak tertahan dengan kuat atau bahkan tidak ditahan kolom sama sekali (Sastrohamidjojo, 2007a). Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang memisahkanterdiriatasbahanberbutir-butir(fasediam),ditempatkanpada penyanggaberupapelatgelas,logam,ataulapisanyangcocok.Campuranyang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), kemudian platdimasukkandidalambejanatertutuprapatyangberisilarutanpengembang yangcocok(fasegerak).Pemisahanterjadiselamaperambatankapiler (pengembangan)danselanjutnyasenyawayangtidakberwarnaharus ditampakkan (Sudarmadji, 1996). Souza,etal.,(2008)memisahkansenyawaasetogenindaribijisrikaya denganeluenkloroform:etilasetat:metanol,denganpendeteksiuapI2,dan denganeluenkloroform:etilasetat(3:7).Pettit,etal.,(1989)memisahkan asetogenin dari tanaman genus Rollinia dengan eluen diklorometan : metanol( 97 : 3) diperoleh 7 fraksi, diklorometan : metanol ( 99 : 1), heptan : etil asetat : etanol :air(10:3:4:2),heksan:etileter:metanol(6:2:1),heksan:etileter: metanol ( 7 : 2 : 1 ). Melot, etal., (2009)memisahkanasetogenin daribiji sirsakdenganeluen etil asetat : isopropil alkohol ( 9 : 1), diklorometan : metanol ( 2 : 1), heksena : etil asetat:isopropilalkohol(13:0,3:0,3).Fontana,etal.,(1998)memisahkan asetogenin dengan eluen kloroform : metanol ( 2 : 1 ), asetonitril : air ( 85 : 15 ). Kromatografilapistipisdapatdigunakanuntuktujuankualitatifdan preparatif,KLTkualitatifdigunakanuntukmenganalisissenyawa-senyawa organikdalamjumlahkecil(misalmenentukanjumlahkumpulandalam campuran),menentukanpelarutyangtepatuntukpemisahandenganKLTpreparatifataukromatografikolom,danjugauntukmengidentifikasikomponen penyusuncampuranmelaluiperbandingandengansenyawayangdiketahui strukturnya.SedangkanKLTpreparatifnyadigunakanuntukmemisahkan campuransenyawadarisampeldalamjumlahyangbesarberdasarkanfraksinya, yang selanjutnya fraksi-fraksi tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk analisis berikutnya (Townshend, 1995). 2.6IdentifikasiSenyawa-SenyawayangMempunyaiBioaktivitassebagai Insektisida pada Biji Sirsak2.6.1IdentifikasidenganSpektrofotometerFTIR(FourierTrasformInfra Red) Spektrum inframerah terletak pada daerah panjang gelombang 0,78 sampai 1000mataubilangangelombang12800-10cm-1.Dilihatdarisegiaplikasidan instrumentasispectruminframerahdibagikedalamtigajenisradiasiyaituinfra merah dekat, inframerah pertengahan, dan inframerah jauh. Spektruminframerahakanmenghasilkanplotantaratransmitandengan bilangangelombang/frekuensi.Spektrumpolisterinabiasanyadigunakanuntuk kalibrasikarenamenunjukkanbanyakpuncaktajamyangmempunyaifrekuensi tepatdantelahdiketahui.Aplikasispectruminframerahsangatluasbaikuntuk analisiskualitatifataukuantitatif.Penggunaanyangpalingbanyakadalahdaerah pertengahan 4000 600 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15 m. Kegunaanpalingpentingdarispektroskopiinframerahadalahuntukidentifikasi senyawaorganik,karenaspektrumnyasangatkompleksdanterdiridaribanyak puncak-puncak.Spektruminframerahmempunyaisifatkarakteristikyangkhas, artinyasenyawayangberbedaakanmempunyaispectrumyangberbeda,dan kemungkinan dua senyawa mempunyai spectrum yang sama sangat kecil (Hayati, 2007). Senyawaorganikjugamenyerapenergielektromagnetikpadadaerah inframerah.Radiasiinframerahtidakmempunyaienergiyangcukupuntuk mengeksitasielectron,tapidapatmenyebabkansenyawaorganikmengalami rotasidanvibrasi.Penyerapanradiasiinframerahmerupakanproseskuantisasi. Hanyafrekuensi(energi)tertentudanradiasiintframerahakandiserapoleh molekul.Dalamprosespenyerapan,makaenergiyangdiserapakanmenaikkan amplitude gerakan vibrasi ikatan dalam molekul (Hayati, 2007).Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah samadenganSpektrofotometerIRdispersi,yangmembedakannyaadalah pengembanganpadasistemoptiknyasebelumberkassinarinframerahmelewati contoh(Giwangkara,2007).SpektrofotometerIRdispersimenggunakanprisma (grating)sebagaipengisolasiradiasi,sedangkanspektrofotometerFTIR menggunakan interferometer yang dikontrol secara otomatis dengan komputer. SpektrofotometerFTIR(FourierTrasformInfraRed)dapatdigunakan untukanalisiskualitatifdankuantitatif(Hayati,2007).Secaraumumlebihbaik digunakan bagan korelasi (correlation chart) untuk mengidentifikasi gugus fungsi hasil analisis IR (Khopkar, 1990).Hasilpenelitiantentangidentifikasigolonganasetogeninmenggunakan spektrofotomoter inframerah memberikan nilai frekuensi yang bermacam-macam, diantaranya,Melot,etal.,(2009)mengidentifikasigolonganasetogenindari tanamansirsak(AnnonamuricataL)diperolehnilaifrekuensidari3isolat (Epomuricenins-A dan B,Epomusenins-A dan B,dan Epomurinins-A danB) tabel2.3korelasisederhanabeberapagugusfungsionalasetogenindengan spektrofometerinframerahdibawahini,sertagambarstrukturnyaterterapada tabel 2.1 gambar struktur senyawa asetogenin dan tabel frekuensinya: Tabel 2.1 Gambar Struktur Senyawa Asetogenin Struktur Epomuricenins-A Struktur Epomuricenins-B Struktur Epomusenins-A Struktur Epomusenins-A Struktur Epomurinins-A Struktur Epomurinins-B OOOOOOOOOOOOOOOOOTabel2.2Korelasisederhanabeberapagugusfungsionalasetogenindari sirsak (Annona muricata L.) dengan spektrofometer inframerah No Frekuensicm-1 Hasil Penelitian Frekuensi cm-1 Referensi Gugus Fungsional IntensitasJenis Asetogenin 1 2.900 2.830 1.750 1.460 1.310 1.200 1.010 - 1.110 2.800-2.900 2.800-2.900 1735 1750 1.370-1465 1.450-1.375 1.000-1.300 1.000-1.300 Aldehid (CH) Alkil (CH) Ester -CH3 -CH3(Bending) C-O (ester) C-O (ester) Tajam Sedang-tajam Tajam Sedang Sedang Tajam Tajam Epomuricenins-A dan Epomuricenins-B 2 2.903 2.835 1.742 1.463 1.311 1.013 - 1.213 2.840-2.975 3.000-2.850 1.735-1750 1.370-1.465 1.450-1.375 1.000-1.300 C-H (straching) C-H alakan Ester -CH3(Bending) -CH3(Bending) C-O Sedang-tajam Tajam Tajam Sedang Sedang Tajam Epomusenins-A danEpomusenins-B 3 2.902 2.835 1.748 1.460 1.311 1.012 - 1.212 2.840-2.975 2.400- 3.400 1.735-1750 1.370-1.465 1.450-1.375 1.000-1.300 C-H OH Ester -CH3 -CH3Bending) C-O Sedang-tajam Sedang Tajam Sedang Sedang Tajam Epomurinins-Adan Epomurinins-B Souza,etal.,(2007)mengidentifikasigolonganasetogenin1 menggunakanspektrofometerinframerahdaritanamansrikaya(Annona squamosa L.) tertera pada tabel 2.5 korelasi sederhana beberapa gugus fungsional asetogenindarisirsak(AnnonamuricataL.)denganspektrofometerinframerah serta gambar strukturnya adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Struktur asetogenin 1 OOO OOH OH OH2.6.2Identifikasi dengan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS)2.6.2.1 Kromatografi Gas (GC) Pemisahandengankromatografigasfasageraknyamenggunakangasdan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi dengan partisi sampelantarafasagerakdanfasadiamberupatitikdidihtinggi(tidakmudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya (Khopkar, 1990).Mekanismekerjakromatografigasadalahgasdalamsilinderbaja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. Cuplikan berupa campuranyangakandipisahkan,biasanyadalambentuklarutan,disuntikkanke dalam aliran gas tersebut. kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses pemisahan. Kompenen yang terpisahkan satupersatumeninggalkankolom.Detektordiletakkandiujungkolomuntuk mendeteksijenismaupunjumlahtiapkomponencampuran.Hasilpendeteksian direkam dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak, yang tiap satu peak mewakili satu jenis senyawa (Hendayana, 2006). Tujuanutamakromatografiadalahmemisahkankomponen-komponen yangterdapatdalamsuatucampuran.Kromatografigastelahbanyak dimanfaatkansebagaisuatuteknikanalisismateriterutamauntuksenyawa-senyawa yang mudah menguap. Kromatografi gas dapat digunakan dengan tujuan kualitatif,yaitumengidentifikasikomponen-komponendalamsuatucampuran, misalnyaahlilingkungandapatmenggunakanteknikkromatografigasuntuk analisispestisida,pertaminatelahmenggunakanteknikkromatografigasuntuk menganalisiskomponen-komponenyangterdapatdalamminyakbumisecara kualitatif (Hendayana, 2006). Beberapacarayangdapatdilakukanuntukmengidentifikasitiappeak kromatografi gas adalah: a.Carayangpalingsederhanauntukmengidentifikasipeakkromatografigasa adalah membandingkan waktu retensi analit dengan waktu retnsi standar. b.Melakukan ko kromatografi. Standar ditambahkan kepada cuplikan kemudian dilakukankromatografigas.Bilaluassalahsatupeakbertambahyangdapat terlihatdaritinggipeakanalityangmengalamipertambahanluasnyaidentik dengan standar. c.Metodespektrometridapatdigunakanuntukmengidentifikasipeak kromatografigas.Spektrometermassaatauspektrometerinframerahdapat langsungdisambungkankekolomkromatografigas.Setiappeakdapat direkam spektranya secara menyeluruh. d.Setiap komponen yang telah terpisahkan dan keluar dari kolom dikondensasi untuk kemudian dilakukan analisis spektrometri NMR dengan syarat detektor nondestruktif dengan harus digunakan seperti TCD. a.Analisis kuantitatif dengan kromatografi gas dapat didasarkan pada salah satu pendekatan,tinggipeakatauareapeakanalitdanstandar.Selanjutnya terdapat 3 jenis metode analisis kuantitatif kromatografi gas yaitu: b.Pendekatan tinggi peak (peak hight) Tinggipeakkromatogramdiperolehdenganmembuatbaselinespadasuatu peakdanmengukurtinggigaristegaklurusyangmenghubungkanbaseline dengan peak. c.Pendekatan area peak Areapeakdapatmemperhitungkanlebarpeaksehinggalebarpeakyang berbedaantarastandardananalittidakmasalah.Olehkarenaitu,melalui pendekataninilebihmemuaskandaripadatinggipeak,darisudutparmeter analisiskarenalebihmudahdiukurdanlebihtelitiditentukanuntukpeak yang runcing. d.Metode Kalibrasi Analisiskuantitatifdenganmetodeiniharusmempersiapkansederetlarutan standaryangkomposisinyasamadengananalit.Kemudiantiaplarutan standardiukurdengankromatografigassehinggadiperolehkromatogram untuktiaplarutanstandar.Selanjutnyadiplotareapeakatautinggipeak sebagaifungsikonsentrasilarutanstandar.Plotdataharusdiperolehgaris lurus yang memotong titik nol. 2.6.2.2 Spektrometer Massa (MS) Dalamspektrometermassa,molekul-molekulorganikditembakdengan berkaselektrondandiubahmenjadiion-ionbermuatanpositifyangbertenaga tinggi(ion-ionmolekuleratauion-ioninduk),yangdapatpecahmenjadiion-ion yanglebihkecil(ion-ionpecahan/ion-ionanak).Lepasnyaeletrondarimolekul menghasilkanradikalkationdanprosesinidapat dinyatakansebagaiM M+. IonmolekulerM+biasanyateruraimenjadisepasangpecahan/fragmen,yang dapatberuparadikaldanion,ataumolekulyanngkecildanradikalkation. Partikel-partikelnetralyangdihasilkandalampemecahan/fragmentasi,yaitu molekultakbermuatan(m2)atauradikal(m.2)tidakdapatdideteksidalam spektrometer massa (Sastrohamidjojo, 2007b). M+ m+1 + m.2 atau m+1 + m2 a.Proses Ionisasi dan Fragmentasi dalam Spektra Massa Reaksipertamasuatumolekuladalahionisasiawal-abstraksi (pengambilan)sebuahelektron.Hilangnyasebuahelektronmenghasilkanion molekul.Daripeakuntukradikalioniniyangbiasanyaadalahpeakyangpaling kananspektrum,bobotmolekulyangmengandungisotop-isotoptunggaldan bukanlahsuatubobotmolekuluntuksebuhmolekulyangmengandungisotop tunggal dan bukanlah suatu bobot molekul (rata-rata) (Fessenden, 1986). Ion-ionyangterlepasdarimolekuldidugaadalahbahwaelektrondalam orbitalberenergitertinggi(elektronyangpalinglonngar)adalahelektronyang pertamakalilepas.Jikasebuahmolekulmempunyaielektron-elektronn (menyendiri), maka salah satunya akan dilepaskan. Jika tidak terdapat elektron n, makaakandilepaskansebuahelektronpi.Jikatidakterdapatelektronnataupun pi,makaionmolekulakanterbentukdenganlepasnyasebuaheletronsigma (Fessenden, 1986). b.Penataan ulang MclaffertyBilaterdapatsebuahataomhidrogenterhadapsuatuguguskarbonil dalamionmolekulmakadapatterjadisuatupenataanulangMclafferty.Dalam penataanulangini,akanterlepassuatualkenadaridalamionmolekulitu (Fessenden, 1986): CHHCHHCHHCO2HCH2CHCH2CHOm/e = 72CH2CH2+OCHH2CHm/e = 44Penataan ulang 2.7Uji Toksisitas Connel dan Miler (1995) menyatakan bahwa toksisitas (Toxicity) atau daya racunpestisidaadalahsifatbahanpestisidayangmenggambarkanpotensi pestisidatersebutdalammenimbulkankematianlangsungpadahewantingkat tinggi(termasukmanusia).Ujitoksisitassuatubahandipergunakanuntuk mengetahui efek dari bahan beracun pada suatu hewan percobaan.H Faktor-faktorkritisyangmenyebabkanlamanyakontak.Perkiraanatau indekstoksisitaslethalpestisidaterhadapmakhlukberasaldaripengamatan lapangandandatabioassay.Studi-studilapanganbiasanyameningkatkanlaju dosisterhadapperbedaandalamjumlahspsesiesdanindividuantardaerahyang diberi perlakuan dan daerah kontrol (Connel dan Miler, 1995).Djojosumanto(2000)jugamenyatakanbahwaukurantinggirendah toksisitas ditentukan oleh jumlah insektisida untuk mematikan 50% populasi yang diujidalamwaktutertentu.Dosisyangtepatuntukseranggadalambeberapahal tidakdapatditemukan,olehkarenaituditentukanLC50(LethalConcentration) yaitukonsentrasiinsektisidadalammediayangdapatmembunuh,sehinggaLC50 biasanyadiambilsebagaistandartuntukmembandingkantoksisitasdariberbagai bahan. Penelitian pengujian tingkat toksik suatu bahan biasanya dinyatakan dalam LethalDose-50(LD50)untukbahanyangbersifatpadat,sedangkanujitoksisitas denganmenggunakanbahantoksikcairyangmengukurbesarnyadosisatau konsentrasisehinggadapatmembunuh50%hewanujidisebutdenganLethal Concentration-50 (LC50) (Anonimous, 2008). Pelaksanaanujitoksisitassuatubahanujidapatdilakukanmenggunakan salah satu dari empat cara berikut (Tandjung, 1995): a.Teknikstatik:larutanataumediaujiditempatkanpadasatubejanaujidan digunakan selama waktu uji tanpa diganti. b.Teknikresirkulasi:larutanataumediaujitidakdigantiselamawaktuuji namundiresirkulasidarisatubejanaujikebejanalainkembalikebejanauji dengan maksud memberikan aerasi, filtrasi dan atau sterilisasi. c.Teknik diperbaharui: setiap 24 jam hewan uji dipindahkan ke larutan uji yang baru dan sama konsentrasinya dengan larutan sebelumnya (tetap). d.Teknikmengalir:larutanujidialirkanmasukmaupunkeluarkedandari bejana uji selama masa uji. Berdasarkanpenelitiansebelumnyatentangpemanfaatanekstrakdaun paitan,dauntembakau,dandaunsirsakuntukpengendalianhamatungaupada jarak pagar diperoleh nilai LC50 sebagai berikut (Tukimin dan Asbani, 2006): a.Perlakuan maserasi daun paitan selama 24 jam dengan konsentrasi 1 bagian ekstrakdaunpaitanditambah1bagianair(1:1),efektifuntukmenekan tungauEriophyidaehingga64,8%airpada48jamsetelahpenyemprotan, dengan LC50 = 1,0 ml/L air. b.Perlakuanmaserasidaunpaitanselama48jamdenganmenggunakan konsentrasi1bagianekstrakdaunpaitanditambah1bagianair,efektif untukmenekantungauEriophyidaehingga75,9%pada48jamsetelah penyemprotan, dengan LC50 = 2,68 ml/L air. c.Maserasidauntembakauditambahdaunsirsakpadakonsentrasi5ml10 ml/LairefektifuntukmengendalikantungauEriophyidaehingga75,0%- 89,8%, pada 48 jam setelah penyemprotan, dengan LC50 = 11,0 ml/L air. 2.8Insektisida Nabati Insektisidanabatimerupakaninsektisidayangberasaldaribahanhidup seperti tumbuhan dan mikroba. Insektisida alami yang berasal dari tanaman sering disebutinsektisidabotanis(Jumar,2005).Pestisidamerupakansubstansikimia yangumumdigunakansebagaipengontrolorganismeyangtidakdiinginkan. Beberapa jenis pestisida sangat efektif dalam mengendalikanhama dan penyakit dilahan-lahanpertanian.Pestisidakimiamemberipengaruhbesarterhadap organismeataulingkunganlainyangbukansasaran(Anonymous,2008). Terjadinyaresidupestisidamasukkelingkunganbaikdisengajamaupuntidak, residu dapat digolongkan sebagai bahan pencemar (polutan). Pemanfaataninsektisidanabatidewasainipadadasarnyadibedakan menjadi 2 golongan, yaitu: 1) pemanfaatan berorientasi pada penerapan usaha tani berimput rendah (low externalinut sustainable agricultur/LISA), 2) golongan yang berorientasiindustri.Dewasainitelahberkembangpenggunaanbahantumbuhan untukpengendalianhama.Pestisidanabatimemilikipotensibesaruntuk digunakandalampengendalianhamapenggangutumbuhan(OPT)(Sitepudkk., 1997).Pestisidanabatiyangkandunganbahanaktifnyaterdapatdalamjaringan tanaman,antaralainakar,batang,bunga,buahyangberfungsisebagairacun (Zeledon,1993;Heyne,1987;SiddiqidanAlam,1998).Kebangkitankembali minatdalampenelitianinsektisidakandungansekundertumbuhanyangdapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama dan penyakit misalnya famili Meliaceae, Annonaceae,Nikotin,Rutaceae,Labiarae,PiperaceaedanConellaceaeyang sekarang digunakan sebagai sumber insektisida nabati (Tukimin, 2006). Insektisidabotanisecaraumumadalahsenyawaataubahanbersifat bioaktifyangberasaldaritumbuhanyangberpotensiuntukmengendalikanOPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Berbagai insektisida botani yang berasal dari bahantanamantelahbanyakdiujidandimanfaatkanuntukmengendalikan beberapaOPTpadatanamanpertanianmaupunperkebunan.Penggunaanbahan tersebut bukan merupakan hal baru bagi petani, sejak zaman dahulu telah banyak dikenal dan dimanfaatkan, salah satu diantaranya adalah dari tanaman derisyang sering dikenal dengan tuba (Martono, 2004). 2.9 Cara Kerja Insektisida Nabati Pada Serangga 2.9.1Sebagai Racun Kontak Penyerapan insektisida yang mempunyai efek racun kontak sebagian besar terjadipadakutikula.Senyawaaktifakanberpenetrasikedalamtubuhserangga melaluibagianyangdilapisiolehkutikulayangtipis,sepertiselaputantarruas, selaput persendian pada pangkal embelan dan kemoreseptor pada tarsus (Prijono, 1994).Annonaindanskuamosindidugamampuberdifusidarilapisankutikula terluarmelaluilapisanyanglebihdalammenujuhemolimpa,mengikutialiran hemolimfa dan disebarkan ke seluruh bagian tubuh serangga. 2.9.2Sebagai Racun Perut Penyerapaninsektisidayangmempunyaiefekracunperutsebagianbesar berlangsungdalammesenteron(saluranpencernaanbagiantengah).Dinding mesenterontersusundarisel-selepiteliumyangterdiridaridualapis,yaitu senyawa lipida dan protein yang tersebar pada bagian-bagian tertentu dari lapisan lipidatersebut.Secarakeseluruhan,selaputselinibersifatlipofilik(Prijono, 1994). 2.9.3Racun Inhalasi (Fumigan) Fumiganmerupakaninsektisidayangmudahmenguapmenjadigasdan masukkedalamtubuhseranggamelaluipernafasanatausistemtrakeayang kemudiandiedarkankeseluruhtubuh.Fumiganbiasanyadigunakanuntuk mengendalikanhamagudang(simpanan)yangberadaditempattertutup. Seranggahamaakanmatijikainsektisidadalamjumlahyangcukupmasukke dalamsistempernafasanseranggadanselanjutnyaditransformasikanketempat racun tersebut bekerja (Djojosumarto, 2008). 2.10 ThripsThrips(H.haemorrhoidalis)berkembangbiaksecarapartenogenesis. HamainibersifatkosmopolitandantersebarluasdiseluruhIndonesia.Thripsdewasa berukuran kurang lebih 1 mm, berwarna kuning pucat, coklat atau hitam.Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna thrips biasanya lebih gelap.Thripsjantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai.Hama ini berkembangbiaksecara partenogenesis atau dapat menghasilkantelurtanpamelaluikawinterlebihdahulu. Teluryangdihasilkan dapat mencapai 80 120 butir. Imago dapat hidup sampai 20 hari. Siklushiduphamathripssekitar3minggu. Siklushidupnyadidaerah tropistersebutbisalebihpendek(7-12hari),sehinggadalamsatutahundapat mencapai510generasi. Thripsdewasaatauimagodapathidupsampai20hari. Telurthripsberbentukoval. Telurdiletakkansecaraterpisah-pisahdipermukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman oleh alat peletak telur. Serangga dewasa berukuran 11,2 mm dan warnanya kuning pucat sampai coklat kehitaman.Populasinyabiasanyalebihtinggipadamusimkemaraudanakan berkurang bila terjadi hujan lebat.Nimfaberwarnaputihataukekuning-kuningan.Nimfainstarpertamadan keduaaktifsedangkannimfainstarselanjutnyatidakaktif.Nimfayangaktif beradadipermukaandaunbagianbawah,sedangkannimfayangtidakaktif kemungkinan berada di permukaan tanah.Thrips ditemukan hanya di daerah tropis dan suka sekali makan daun yang masihmuda.Karateristikdarispesiesiniadalahtigasegmenpertamadari abdomennimfaberwarnamerah.ThripsdiIndonesiabanyakditemukanpada tanamanmangga,salamdanjambumete.DiIndiabanyakmenyerangtanaman kakao (Kalshoven, 1981). Thrips menyerang bunga melati dengan cara menghisap cairan permukaan daunmuda(pucuk),sehinggamunculbercak-bercakkecilberwarnakeperakan, daunmeggulungkedalam,danmenjadikeriting,akibatnyaprosesfotosintesis akanterganggudanselanjutnyapertumbuhantanamanjaditerhambat.Gejala yangditimbulkanadalahdaunmula-mulabernodaputihmengkilatsepertiperak, kemudian menjadi kecoklat-coklatan dengan bintik hitam.Serangan hebat apabila hujan rintik-rintik dan suhu di atas normal dengan kelembaban di atas 70 persen. Hama ini akan musnah dengan sendirinya pada waktu hujan lebat atau suhu yang dingin sekali. Jumlah kromosom serangga jantan hanya setengah dari kromosom betina. Seranggajantanjarangditemuidialamkarenaproporsinyayangrendahyaitu kurangdari3%dariseluruhpopulasi,sehinggatidakmegherankanjikahmaini berkembangbiaksecarapartenogenesis.Dengancarainiseranggamenghasilkan keturunantanpadidahuluiolehadanyaperkawinandenganseranggajantan. Serangga betina mampu bertelur hingga 50 butir selama hidupnya sekitar sebulan. Menurut (Anonymous) 2007 trhips dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Animalia Filum: Arthropoda Classis : Insecta Ordo: Thysanoptera Familia : ThripidaeGenus: Selenothrips Gambar. 2.3 Hama thrips (Heliothrips haemorrhoidalis Bouche) (Anonymous, 2007) 2.11 Rancangan Acak lengkapSuatupercobaanyangmenggunakanternakatauhewandapat menggunakanrancanganacaklengkap(RAL)jikasemuahewanatauternakdan kandangnyasertaperalatanpendukungnyaseragam.Jumlahternakatauhewan yang seragam dan memenuhi kebutuhan penelitian biasanya cukup sulit diperoleh. Pada percobaan yang menggunakan RAL setiap perlukan diberikan pada beberapa satuanpercobaansebagaiulangan,semakinbanyakulangansemakinkecil keragaman akibat keragam alami yang tidak teridentifikasi.Rancanganacaklengkapdigunakanuntukpercobaanyangmempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen, sehingga RAL banyak digunakanuntukpercobaanlaboratorium,rumahkacadanpeternakan(Supadi, 2000). Percobaan dengan menggunakan rancangan acak lengkap harus memenuhi beberapa syarat, seperti yang diungkapkan Suntoyo Yitnosumarto (1990) yaitu:a.Kecualiperlakuannya,semua(mediapercobaandankeadaan-keadaan lingkungan lainnya) harus serba sama atau homogen. b.Penempatanperlakuankedalamsatuan-satuanpercobaandilakukansecara acaklengkap,yangartinyaperlakuansemuasatuanpercobaansebagaisatu kesatuandimanaperlakuan-perlakuan(baikyangsamaataupuntidak) ditempatkan ke dalamnya secara acak. Umumnya,rancanganacaklengkapinidipergunakanuntukpercobaan-percobaandalamlaboratorium,rumahkacadanpercobaan-percobaanterkendali lainnya.Pemakaiandilapanganagakterbatasasalkanhomogenitastempatatau mediapercobaanterpenuhi(Yitnosumarto,1990).KerugianRALadalahmakin banyakperlakuanyangdicoba,sulituntukmenyediakanmediapercobaanyang homogen, sedangkan keuntungan menggunakan RAL, yaitu (Supadi, 2000): a.Analisisstatistikanyamasihmudahkarenakomponenperhitungansesuai dengan SK, hanya tiga macam yaitu perlakuan, galat, dan total. b.Dengan derajat bebas galat maksimum memungkinkan memperoleh galat yang kecil, sehingga peluang mendapat Fhitung dengan nilai tinggi cukup besar. c.Karenatempatpercobaantidakmempengaruhinilaipengamatan,maka memungkinkansetiapperlakuandiberiulanganyangtidaksamabaiknya dibuat sama agar memudahkan perhitungan.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Pelaksanaan Penelitian Penelitiantentangujiefektivitasdanidentifikasisenyawaekstrakbiji sirsak(AnnonamuricataL.)yangbersifatbioaktifinsektisidaterhadaphama thrips,akandilakukanpadabulanMeisampaidenganJulitahun2010,tempat penelitiandilakukandilaboratorimkimiaUINMalikiMalangdanlaboratorium EntomologidanFitopatologiBalaiPenelitianTanamanTembakaudanSerat (Balittas) Jl. Raya karang ploso Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1AlatAlatyangdigunakanadalahspraychamber,timbangananalitik,tabung petridis, kuas kecil, seperangklat alat gelas, pipet ukur 10 ml, blender, erlenmeyer, corong buchner, corong pisah, rotary evaporator vacum, dan gunting, aluminuim foil, oven, plat KLT silika gel 60 F254 (Merck), spektrofotometer Inframerah merk varian tipe FT 1000, dan Kromatografi gas-Spektoskopi Massa, desikator, bejana pengembang, dan tabung reaksi. 3.2.2 Bahan Bahanyangdigunakanadalahpelarutorganik:metanol,aquades,etil asetat,kloroform,reagenvanilin-asamsulfat,reagenwagner,reagenmayer,dan reagen dragendrof, heksena, heksana, isopropil alkohol, diklorometan, dan aseton (pelarut berderajat pro analisis), detergen, logam Mg, HCl pekat, kloroform, asam asetat anhidrat,FeCl3, asam sulfat pekat dan iodine. 3.3Rancangan Penelitian Penelitianinidilaksanakandenganrancangbangunpenelitian eksperimentallaboratorik.Prosesekstraksimaserasimenggunakanpelarut campuranmetanol:air(90:10)selanjutnyadenganpelarutetilasetatdengan metodeekstraksicair-cairsecarabertingkat.Ekstraketilasetatdilakukanuji fitokimia,ujitoksisitasterhadaphamathrips(H.haemorrhoidalis)padadaun jarakpagardenganrancanganacaklengkap(RAL)dengan5kaliulangandan5 konsentrasi yang berbeda dan kontrol, yaitu kontrol negatif (pelarut dan detergen) dankontrolpositif(polisulfida),dipisahkandenganKLTanalitik,kemudian didentifikasigugusfungsidenganspektrofotometerFTIRmerkvariantipeFT 1000dandiidentifikasijenissenyawadengankromatografigas-spektroskopi massa (GC-MS). AnalisisdatamenggunakanmetodestatistikanalisistwowayANOVA untukmengetahuipengaruhpemberiankonsentrasidanwaktu.Selanjutnya dianalisisdengananalisaprobituntukmengetahuilethalconcentration50% (LC50).SpektrahasilidentifikasiFTIRdianalisabilangangelombangnya,untuk mengetahuijenis-jenisgugusfungsisenyawaasetogenindariekstrakbijisirsak. Selanjutnya,diidentifikasidenganGC-MSuntukmengetahuikomponen-kompenen dalam ekstrak kasar biji sirsak. 3.4Tahapan Penelitiaan 1.Preparasi sampel 2.Ekstraksi senyawa aktif dengan metode maserasi 3.Ekstraksi senyawa aktif dengan ekstraksi cair-cair 4.Uji fitokimia ekstrak etil asetat biji sirsak 5.Ujitoksisitasekstraketilasetatbijisirsakterhadaphamathrips(H. Haemorrhoidalis) 6.Pencarian eluen terbaik senyawa aktifdengan kromatografi lapis tipis 7.Identifikasi ekstrak pekat etil asetat dengan dengan FTIR dan GC-MS 8.Analisis data 3.5Cara Kerja 3.5.1Preparasi Sampel Sampelbijisirsakdicucidenganairkemudiandipisahkandarikulit bijinya,dandikeringkandidalamovenpadasuhu40Cselama1jamdan dihaluskan sampai menjadi serbuk (Cunha, et al., 2009). 3.5.2Ekstraksi senyawa aktif dari biji sirsak Serbukbijisirsak200gramdiekstrasimaserasidengantotalpelarut campuran metanol : air (90 : 10) 1800 mL dan diaduk dengan shaker berkekuatan 120rpm.Teknikekstraksidilakukandengancarasetiap2haripelarutdiganti denganpelarutyangsamasampaipelarut1800ml.Selanjutnyadisaringekstrak hinggadiperolehfiltrat,danfiltratdievaporasimenggunakanrotaryevaporator vacumuntukmenghilangkanpelarutmetanolnya,selanjutnyaekstrakair diekstraksilagidenganetilasetatsecarabertahaphingga5kaliulangandengan totalpelarut390mldenganmetodeekstraksicair-cair.Ekstraksicair-cairini dilakukandengancaraekstraksibertingkatuntukmemperolehhasilyang maksimal.Lapisanetilasetat(lapisanorganik)dipisahkandanditampung. Selanjutnyalapisanetilasetat(lapisanorganik)dipekatkanmenggunakanrotary evaporator vacum hingga diperoleh ekstrak pekat (Souza, et al., 2007). 3.5.3Uji Fitokomia Ekstrak Biji Sirsak 3.5.3.1 Uji Alkaloid Ekstraketilasetatditambahkankloroformdanamoniaklaludisaring. Filtrat ditambahkan asam sulfat untuk menetralkan lalu dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam yang tak berwarna diuji dengan reagen wagner, mayer, dandragendroff.Jikahasilpengujiandenganreagenwagner,mayerdan dragendroffmenghasilkanwarnaberturut-turutcoklat,putih,danjingga,maka ekstrak tersebut mengandung alkaloid (Hayati, 2008). 3.5.3.2 Uji Flavonoid Ekstrak etil asetat dilarutkan dalam 12 ml metanol panas 50%. Setelah itu ditambahkanlogamMgdan45tetesHClpekat.Larutanberwarnamerahatau jingga yang terbentuk menunjukkan adanya flavonoid (Hayati, 2008). 3.5.3.3Uji Steroid/Terpenoid Ekstraketilasetatditambahkan0,5mlkloformlaluditambahkandengan 0,5mlasamasetatanhidrat.Selanjutnyacampurannyainiditetesidengan1,2ml asamsulfatpekatmelaluidindingtabungtersebut.Jikahasilyangdiperoleh berupacincinkecoklatanatauvioletpadaperbatasanduapelarutmenunjukkan adanya triterpen (Hayati, 2008). 3.5.3.4 Uji Saponin Ekstraketilasetatdimasukkandalamtabungreaksiditambahair(1:1) sambildikocokselama5menit.Adanyabusayangdapatbertahanselama30 menitmenunjukkanadanyasaponin(padasaatbusaditambahkanHCl1%,busa yang terbentuk dapat bertahan/tidak hilang) (Hayati, 2008). 3.5.3.5 Uji Tanin Ekstrak etil asetat dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan FeCl3 1%. Jika larutan menghasilkan warna hijau kebiruan, maka bahantersebut mengandung tanin (Hayati, 2008). 3.5.4UjiToksisitasterhadapHamaThrips(H.haemorrhoidalis)pada Tanaman Jarak Pagar Ekstrak etil asetat diuji toksisitasnya terhadap hama thrips pada daun jarak pagardenganmenggunakanmetodeRancanganAcakLengkap(RAL),5kali ulangan dan 5 perlakuan konsentrasi insektisida nabati yang berbeda dan kontrol. Sebelumdilakukanperlakuandipersiapkanpetridissejumlah5perlakuan konsentrasiinsektisidanabatidan2kontrol(negatifdanpositif)dengan5kali ulangan.Kontrolyangdigunakanadalahkontrolnegatif(pelarutdandetergen), danpolisulfida(insektisidaalami)sebagaikontrolpositifnya.Selanjutnyadi dalampetridistersebutdiberisatuhelaidaunjarakyangtelahterseranghama daunthrips,kemudiandihitungjumlahhamathripsyangadasampaiberjumlah 25ekor/daun/sampelperlakuan.Kemudianditutuprapatdengancaradilapisi dengantisubersihdimasukkankedalampetridis,kemudiandilakukan penyemprotankepetridis-petridisyangberisihamathrips.Volumeinsektisida yangdigunakanuntukpenyemprotanadalah5mL.Penyemprotandilakukandi dalam spray chamber. Perlakuan yang diuji menggunakan variasi konsentrasi yaitu 5 mg/L air, 10 mg/L air, 20 mg/L air,40 mg/L air, 80 mg/L (insektisida nabati/ air) dan kontrol 1menggunakan1gdetergen/Lairsebagaikontrolnegatif,kontrol2 menggunakan2ml/Lpolisulfidasebagaikontrolpositif.Pelaksanaan penyemprotan dilakukan pada daun jarak pagaryang terserang hama daun thrips. Dauntersebutdisemprotdenganmenggunakanalatspraychamberuntuk memperolehsebaraninsektisidayangmerata.Perlakuaninsektisidanabati ditambahkandengan1gramdeterjensebagaisurfaktanuntukmenurunkan teganganpermukaansehinggaekstrakdapatmenempelpadalapisanlilindaun jarakpagar,danagartidakterbentukgumpalan-gumpalanekstrak.Parameter pengamatanadalahmortalitasthrips,waktupengamatandilakukanpada24jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jamsetelah penyemprotan. 3.5.5PemisahanSenyawaAktifsebagaiInsektisidadalamEkstrakEtil AsetatBiji Sirsak3.5.5.1 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) PemisahanasetogenindenganKLTanalitikdigunakanplatsilicagel denganukuran60messdanmampuberfluorosensidibawahlampuUVpadapanjanggelombang254nm(silikaG60F254)(Merck)yangtelahdiaktifkan selama 1 jam dengan oven pada suhu 100oC, masing-masing plat dengan ukuran 1 cmx10cm.Ekstraketilasetatditotolkanpadajarak1cmdaritepibawahplat denganpipakapilerkemudiandikeringkandandielusidenganfasegerak kloroform: etil asetat (3 : 7) dengan pendeteksi uap iodin (Souza, et al., 2007), etil asetat : isopropil alkohol (9 :1), dan diklorometan : metanol (2 : 1), serta heksena : etilasetat:isopropilalkohol(13:0,3:0,3)ketiganyadideteksidenganreagen kedde(Melot,etal.,2009),dankloroform:metanol(2:1)denganpendeteksi reagen kedde (Fontana, et al., 1998).Setelahgerakanlarutanpengembangsampaipadagarisbatas,elusi dihentikan. Noda yang terbentuk terlebih dahulu diperiksa dengan lampu UV pada panjanggelombang254nmdan366nm.Selanjutnyadideteksidenganreagen vanilin-asamsulfat.Pendeteksidenganreagenvanilin-asamsulfatapabilapositif gugus lakton akan menghasilkan spot yang berwarna ungu.3.5.6IdentifikasiSenyawaAktifsebagaiInsektisidadalamEkstrakEtil Asetat Biji Sirsak 3.5.6.1 IdentifikasiGugusFungsiSenyawaaktifinsektisidanabatidengan Menggunakan Spektrofotometer FTIR Ekstraketilasetatdiidentifikasidenganmenggunakanspektrofotometer FTIRmerkvariantipeFT1000.Sedikitekstraketilasetatdicampurdengan serbuk KBr dan digerus dalam mortar, kemudian dipress untuk memperoleh pellet KBrdanselanjutnyadiidentifikasidenganspektrofotometerFTIRmerkvarian tipe FT 1000 dengan panjang gelombang 4000-400 cm-1. 3.5.6.2 IdentfikasiGolonganSenyawaaktifinsektisidanabatidariEkstrak Etil Asetat Biji Sirsak dengan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS) Identifikasigolongansenyawaaktifinsektisidanabatidariekstraketil asetatbijisirsakdengankromatografigas-Spektrometermassainidilakukandi LaboratoriumForensikPOLDAJawaTimur.Langkah-langkah pengidentifikasiannyaadalah:sedikitekstrakkasarbijisirsakdilarutkandalam metanol,kemudiandiambilsebanyak1Ldandiinjeksikankedalam kromatografigas-Spektrometermassa.Setelahprosesinjeksiantersebutpada akhirnyahasilkromatografigas-spektrometermassaakankeluarberupa kromatogram-kromatogramdanspektramassa.Kromatogramdanspektramassa yangdihasilkandigunakanuntukanalisissecarakualitatifberupastruktur senyawanyadankuantitatifberupakadaratauprosentasesenyawayangterdapat dalam sampel. Kondisialatkromatografigas-spektrometrimassayangdigunakanadalah sebagi berikut: Suhu injektor: 300 0C Gas pembawa: Helium (He) Kec. Aliran gas: 10 ml/menit Tekanan gas pembawa: 5 barr Suhu detektor: 280 0C Jenis kolom: HP. 5 MS (polar) Suhu kolom: 70oC295oC (dengan kenaikan 10oC/menit) Sistem ionisasi: elektron impact (EI) Energi ionisasi: 70 eV 3.5.7Analisis Data Analisisdatapadapenelitianinimenggunakanstatistikanalisistwoway ANOVAuntukmengetahuipengaruhpemberiankonsentrasidanwaktu. Selanjutnyadianalisisdengananalisaprobituntukmengetahuilethal concentration50%(LC50).SpektrahasilidentifikasidenganspektroskopiFTIR dianalisabilangangelombangnya,untukmengetahuijenis-jenisgugusfungsi senyawaaktif dari ekstrak etil asetat biji sirsak. Kromatogram dan spektra massa hasilidentifikasidengankromatografigas-spektroskopimassadianalisauntuk mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam sampel. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PemanfaatanSirsak(AnnonamuricataL.)sebagaiInsektisidaNabati dalam Perspektif Islam TumbuhanmerupakansalahsatudariberjutanikmatAllahkepada manusia.Banyaksurat-suratdalamal-Quranyangmenjelaskantentang tumbuhan yang pada intinya tumbuhan memiliki manfaat yang bermacam-macam dan tidak ada hal yang sia-sia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Imron ayat 190-191 berikut: %! !: > :- s :'- 9 _9 !=. `.9 !9 !,:.` s ,:.`=2 . | . . )> !. > .| > .9 Dandialahyangmenjadikankebun-kebunyangberjunjungdanyangtidak berjunjung,pohonkorma,tanam-tanamanyangbermacam-macambuahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlahdaribuahnya(yangbermacam-macamitu)biladiaberbuah,dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin);danjanganlahkamuberlebih-lebihan.SesungguhnyaAllahtidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Sirsak adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan ataupu minuman yang enak misalnya, buah sirsak diolah menjadi bahan sirup, dodol, selai, sari buah, kembang gula, wajik, dan sebagainya. Selain sebagai bahanmakanan,buahsirsakjugabergunauntukpengobatantradisionaluntuk berbagai penyakit wasir (ambeien). Daun sirsak dapat digunakan untuk mengobati sakitpinggang.Sedangkandaunnyayangmasihmudadapatdigunakansebagai obat bisul (Haryoto, 1998). Manfaatlainyangdapatdiambildarisirsakiniadalahsebagaibahan insektisidanabati.HalinitelahdibuktikandarihasilpenelitianUjiEfektivitas dan Identifikasi Golongan Senyawa yang Bersifat Bioaktif Insektisida Nabati dari EkstrakBijiSirsak(AnnonamuricataLinn.)terhadapHamaThripspada TanamanJarakPagar(JatrophacurcasL.)menunjukkanbahwaekstrakini mempunyai sifat racun yang mengakibatkan penurunan populasi hama thrips pada tanaman jarak pagar yang diujikan. Bijisirsakyangdimanfaatkansebagaiinsektisidanabatiinimemberikan solusipelestarianlingkungan,karenainsektisidanabatimudahterdegradasi sehinggabersifatramahlingkungandibandingkandenganinsektisidakimia. Selainramahlingkungan,insektisidanabatijugamudahdikembangkanoleh masyarakat umum dan bersifatekonomis. OlehKarena itu, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Imron ayat 190-191 berikut: | ,=> ,.9 _{ #=.> 9 !]9 ,.9 _{ !, !)=> L, 7>, !) ,s !9 Sesungguhnyadalampenciptaanlangitdanbumi,dansilihbergantinya malamdansiangterdapattanda-tandabagiorang-orangyangberakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaringdanmerekamemikirkantentangpenciptaanlangitdanbumi(seraya berkata):"YaTuhankami,tiadalahEngkaumenciptakanInidengansia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. TerlihatjelasmaknaayatdiatasbahwasegalaciptaanAllahtidakada yangsia-sia.Halituhanyadapatdimengertiolehorang-orangyangdikehendaki Allah,yaituorangyangselalumencermatifenomenadengancaramemikirkan kejadianalamdanberusahamempelajarisemata-matauntukkepentinganumat danmampumengambilhikmahataupelajarandarifirman-firmanAllah merupakanciri-ciridariulul-Al-Bab.Makataksepantasnyakitainsanmanusia yangberimandanberakalmengingkarisegalanikmatAllahdenganberdiamdiri dalammembuktikanKemahakuasaanAllah,karenaitumerupakansalahsatu upaya kita sebagai muslim dalam meningkatkan iman kepada Allah SWT. 4.2 Preparasi Sampel Biji Sirsak Bagian tanaman sirsak yang digunakan dalam penelitian ini adalah bijinya, karenabijisirsaksudahtidakdibutuhkantanamandalamprosesfotosintesis tanaman dan cenderungdibuang. Sampel biji sirsak sebanyak 500g dicuci untuk menghilangkanpengotorsepertidagingbuahyangmenempelpadabiji.Bijinya yangsudahbersihdipotongkecil-kecilkemudiandikeringkan.Pengeringan dilakukanuntukmengurangikadarairbijisirsaksehinggadiharapkanproses ekstraksiberlangsunglebihcepat.Prosespengeringanagarbijilebihawetatau tahanlamaterhadapmikroba.Pengeringanbijimenggunakanovenpadasuhu 40Cselama1jamuntukmenghilangkansedikitairyangterkandungdalam sampel.Bijiyangtelahdiovendiblenderuntukmemperluaspermukaansehingga mempermudahpadaprosesekstraksidanmenghasilkanekstrakyangbanyak. Sampelyangdiperolehadalahserbukyangberwarnacoklatsebanyak200g. Rendemen yang diperoleh adalah 40% (b/b). 4.2.1EkstraksiSenyawaAktifsebagaiInsektisidadalamEkstrakEtil Asetat Biji Sirsak Ekstraksiadalahprosespemisahansuatuzatberdasarkanperbedaan kelarutannyaterhadapduacairantidaksalinglarut.Prinsipekstraksiadalah melarutkansenyawapolardalampelarutpolardansenyawanonpolardalam senyawanonpolar(Harborne,1987).Prosesekstraksiyangdigunakanadalah ekstraksi maserasi karena pengerjaannya cukup sederhana. Proses maserasi sangat menguntungkandalamisolasisenyawabahanalamkarenaselainmurahdan mudahdilakukan,denganperendamansampeltumbuhanakanterjadipemecahan dindingdanmembranselakibatperbedaantekananantaradidalamdandiluar sel,sehinggametabolitsekunderyangadadalamsitoplasmaakanterlarutdalam pelarut.Pelarutyangmengalirkedalamseldapatmenyebabkanprotoplasma membengkakdanbahankandunganselakanlarutsesuaidengankelarutannya (Lang,2009).Akantetapitidakmenutupkemungkinanmetabolitprimerjuga dapatterekstrakdenganprosesini.Halinidapatterjadijikasampeldengan pelarut mempunyai tingkat kepolaran yang sama. Sebanyak200gramsampelhasilpenimbangandibagikedalam3tempat (erlenmeyer,yaitu2x50gram,dan100gram)untukmempermudahproses ekstraksi.Tiapsampeldiekstraksimaserasidenganpelarutsampaisampel terendam,dansampeltersebutdirendamselama2hari,sertadilakukan pengadukandenganshakerdengankecepatan200rpmselama2jamuntuk mempercepatkelarutansenyawakedalampelarutnya.Tahapselanjutnyadiganti pelarutyangsamasetiap48jamhinggavolumetotalpelarutcampuran1800ml. Filtrat hasil setiap ekstraksi ditampung dan dicampur menjadi satu. Filtrat terakhir diperolehfiltratyangberwarnapudardanampasberwarnaputihkekuningan. Adanya perubahan warna dari ampas (sampel) dan filtrat yang semakin memudar menandakan bahwa senyawa aktif dalam sampel telah terekstrak secara optimal. Filtrathasilmaserasibertingkatinidiperolehsebanyak993mLyang berwarnaputihkekuningan.Adanyapenguranganvolumefiltratinidisebabkan karenametanolmudahmenguapdankemungkinanikutdalamresidubiji. Selanjutnyadiuapkanpelarutnya(metanol)hinggadiperoleh1/3bagianekstrak dengan rotary evaporator vacuum untuk mendapatkan ekstrak air berwarna coklat keemasanyangdigunakanuntuktahapanekstraksiselanjutnya.Suhupenguapan pelarut(metanol)diaturberdasarkansuhutitikdidihnya.Adanyatekananyang diberikan oleh pompa vakum pada rangkaian rotary evaporator vacuum sehingga pelarut dapat menguap lebih dahulu di bawah titik didihnya. Uap yang dihasilkan akantertarikkedalamkondensor,sehinggadihasilkanpelarutnyakembali. Penguapanpelarut(metanol)dihentikanketikavolumemetanolyangtertampung dalam kondensor mencapai sekitar 1/3 bagian dari volume awalnya yaitu 330 mL metanol. Ekstrak air selanjutnya, diekstraksi sekali lagi dengan etil asetat dengan totalpelarut390mldenganekstraksicair-cairsecarabertingkat.Ekstraksi bertingkattujuannyauntukmengekstraksenyawaaktifsecaraoptimal,karena sesuaidenganprinsipdariekstraksigandabahwasemakinbanyaknkali ekstraksiakanmeningkatkan%Edengantotalpelarutorganikdenganvolume awal. Ekstrakairpertamadiekstraksicair-cairdenganetilasetat165mldalam corongpemisah.Adadualapisanyangterdapatdalamcorongpemisahpadasaat diekstraksi dengan etil asetat, yaitu lapisan organik pada bagian atas karena berat jenisetilasetatdibawahberatjenisairyaitu0.897g/cm(Anonymous,2010) sedangkanberatjenisair1.00g/cm.Terbentuknyadualapisaninijuga disebabkanadanyaperbedaankonstantadielektrikumdariairdanetilasetat. Konstantadielektrikumdariair80,37(D)2danetilasetat6,02(D)2.Konstanta dielektrikumsemakinbesarmakasifatkepolaransuatuzatjugasemakintinggi sebaliknyajikakonstantadielektrikumnyakecilmakakepolarandarisuatuzat juga semakin rendah. Perbedaan konstanta dielektrikumyangcukup jauhdari air danetilasetatiniyangdapatmengakibatkankeduazattersebuttidaksaling campur. Lapisan organik dipisahkan dan ditampung dalam beaker gelas. Kemudian ekstrak air diekstraksi lagi dengan 100 ml, 65 ml dan 2x30 ml etil asetat. Sehingga totalvolumefaseorganikyangdiperolehyaitu470mL,kemudiandihilangkan pelarutetilasetatnyadenganrotaryevaporatorvacuumsehinggadiperoleh ekstrak pekat etil asetat. Ekstrak pekat etil asetat yang dihasilkan berwarna hitam dengan volume 61 ml, kemudian ekstrak ini akan digunakan untuk uji selanjutnya. 4.3Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Biji Sirsak Komponensenyawakimiayangterdapatdalamekstraketilasetatbiji sirsakdianalisisgolongansenyawanyadengantesujiwarnadenganbeberapa pereaksiuntukgolongansenyawaalkaloid,tanin,saponin,flavonoid,dan terpenoid.HasilskriningfitokimiaekstraketilasetatdisajikanpadaTabel4.1 berikut: Tabel 4.1. Hasil skrining fitokimia ekstrak etil asetat biji sirsak Kandungan Kimia Metode PengujianHasilKeterangan AlkaloidPendahuluan Reagen wagner Reagen mayer Reagen dragendorff Tidakterdapat endapancoklatatau kuning Larutanberwarna putihTerdapatendapan orange - - - FlavonoidDitambahkanlogam Mg dan HCl pekat Larutanberwarna putih kecoklatan - TerpenoidDitambahkandengan reagenLieberman-Buchard Larutanberwarna coklat teh - SaponinDitambahkanHCl1 M Larutanberwarna hitamdantidak terdapat busa - TaninDitambahkan FeCl3Larutanberwarna coklat kehitaman - Keterangan: (+) = ada,( - ) = tidak ada 4.3.1Uji Alkaloid TerbentuknyaendapanpadaujiMayer,WagnerdanDragendorffberarti dalamekstraketilasetatbijisirsakterdapatalkaloid.Tujuanpenambahanasam sulfatadalahuntukmengekstraksenyawaalkaloid,karenaalkaloidbersifatbasa. SepertiyangdikatakanHarborne(1996)yaitutujuanpenambahanasamklorida adalahkarenaalkaloidbersifatbasasehinggabiasanyadiekstrakdenganpelarut yang mengandung asam (Harborne, 1996).Hasil negatif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna putih tanpa adanya endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah komplekskalium-alkaloid.PadapembuatanpereaksiMayer,larutan merkurium(II) klorida ditambah kalium iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium(II) iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akanterbentukkaliumtetraiodomerkurat(II)(Svehla,1990).Alkaloid mengandungatomnitrogenyangmempunyaipasanganelektronbebassehingga dapatdigunakanuntukmembentukikatankovalenkoordinatdenganionlogam (McMurry,2004dalamMarliana,2005).Padaujialkaloiddenganpereaksi Mayer,diperkirakannitrogenpadaalkaloidakanbereaksidenganionlogamK+ darikaliumtetraiodomerkurat(II)membentukkomplekskalium-alkaloidyang mengendap.PerkiraanreaksiyangterjadipadaujiMayerditunjukkanpada gambar 1. HgCl2+ 2KIHgI2+ 2KClHgI2+2KI K2 [HgI2](Kalium tetraiodomerkurat (II)) NNK++K2 [HgI4]+ K [HgI4]-Kalium-Alkaloid(Endapan) Gambar 4.1 Perkiraan reaksi uji Mayer Ujialkaloidpadaujiwagnermemberikanhasilnegatif,haliniditandai denganterbentuknyawarnaorangepekattanpaterdapatendapancoklatatau kuning.Apabilapadaujiwagnerinimemberikanhasilpositifalkaloidditandai denganterbentuknyaendapancoklatsampaikuning.Diperkirakanendapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Wagner, iodin bereaksi dengan ion I- dari kalium iodida menghasilkan ion I3- yang berwarna coklat. Pada ujiWagner,ionlogamK+akanmembentukikatankovalenkoordinatdengan nitrogenpadaalkaloidmembentukkomplekskalium-alkaloidyangmengendap. Reaksi yang terjadi pada uji Wagner ditunjukkan pada gambar 2. I2+I-I3-(coklat)N N+ KI +I2K+Kalium-Alkaloid(Endapan)+ I3- Gambar 4.2 Perkiraan reaksi uji Wagner Akan tetapi reaksi di atas tidak dapat berlangsung pada uji alkaloid dengan reagen wagner karena hasil ujinya adalah negatif. UjialkaloiddenganujiDragendorffmemberikanhasilpositifyaitu ditandaidenganterbentuknyaendapancoklatpositif.Endapantersebutadalah kalium-alkaloid.PadapembuatanpereaksiDragendorff,bismutnitratdilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut mudah terhidrolisismembentukionbismutil(BiO+),yangreaksinyaditunjukkanpada gambar 3. Bi3++H2O BiO++2H+ Gambar 4.3 Reaksi hidrolisis bismut Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, maka larutan itu ditambah asam sehinggakesetimbanganakanbergeserkearahkiri.SelanjutnyaionBi3+ dari bismutnitratbereaksidengankaliumiodidamembentukendapanhitam Bismut(III)iodidayangkemudianmelarutdalamkaliumiodidaberlebih membentuk kalium tetraiodobismutat (Svehla, 1990 dalam Marliana, 2005). Pada ujialkaloiddenganpereaksiDragendorff,nitrogendigunakanuntukmembentuk ikatankovalenkoordinatdenganK+yangmerupakanionlogam,akantetapi reaksiinitidakterjadikarenaujialkloidpadaujiDragendorffmemberikanhasil negatif.ReaksipadaujiDragendorffditunjukkanpadagambar4.4(Miroslav, 1971 dalam Marliana, 2005). K [BiI4]BiI3+3KNO3Bi(NO3)3+ 3KIBiI3 +KIKalium tetraiodobismutatCoklat N+K [BiI4]IHNK+Kalium-Alkaloid(Endapan)[BiI4]-Oranye+ Gambar 4.4 Reaksi uji Dragendorff 4.3.2Uji Tanin Hasilnegitifjugadiberikanpadaujitanindenganmenggunakanlarutan FeCl3,haliniditandaidenganterbentuknyalarutanberwarnacoklatkehitaman. Apabilaujitaninmemberikanhasilpositifmakaakanmenghasilkanwarnahijau kebiruandenganbesi(III)klorida(Robinson,1995)(reaksipadagambar5) karena tanin sama seperti senyawa fenol lainnya. FeCl3+ 3TaninO OHOHOHOHOHOO OHOOOHOOOHOHOOOHOFe Hijau kebiruan Gambar 4.5 Reaksi dugaan antara tanin dengan FeCl3 4.3.3Uji Saponin Reaksi pembentukan busa pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yangmempunyaikemampuanmembentukbuihdalamairyangterhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya (Rusdi, 1990) (Gambar 6). OOHOHOHCH2OHCOO CO2HOOHOHOHCH2OH+I-Arabinopiriosil-3-asetil oleanolatAglikonGlukosa H2O Gambar 4.6 Reaksi hidrolisis saponin dalam air 4.3.4Uji Flavonoid UjiflavonoiddenganMgdanHCltidakmemberikanhasilpositif,karena tidakterjadireduksidenganMgdanHClpekat,sehinggatidakmenghasilkan senyawakompleksyangberwarnamerahataujinggapadaflavono,flavanon, flavanonoldanxanton(Robinson,1995).Apabilaekstrakyangmengandung golongansenyawaflavonoidakanmenghasilkanlarutanberwarnajingga,dan terjadi reaksi seperti di bawah ini: HORH2C OHOHO HOOOOHOHOOH HORH2C OHOHO HOO OOHOHO OHHClOOHHOOHOHOOCH2ROHHOHO OHOOOHOHOMgO+ H2O+ serbuk Mg(Merah/ jingga)OH Gambar 4.7 Reaksi dugaan antara flavonoid dengan serbuk Mg dan HCl pekat (Halimah, 2010). 4.3.5Uji Terpenoid Triterpenoidadalahsenyawayangkerangkakarbonnyaberasaldarienam satuanisoprenedansecarabiosintesisditurunkandarihidrokarbonC30asiklik yaitu skualen. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau asam karboksilat. Ujiyangbanyak digunakanadalah reaksi Lieberman-Buchard(anhidridaasetat-H2SO4pekat)kebanyakantriterpendan sterol memberikan warna hijau-biru (Harborne, 1987). Sterolatausteroidadalahtriterpenoidyangkerangkadasarnyacincin siklopentanaperhidrofenantren.Senyawasterolpadatumbuhandisebutdengan fitosterol,yangumumterdapatpadatumbuhantinggiadalahsitosterol, stigmasterol dan kampesterol (Harborne, 1987). HasilpadaujiterpenoiddenganreagenLieberman-Bucharini menghasilkan warna larutan coklat teh yang menandakan dalam ekstrak biji sirsak initidakmengandungsenyawaterpenoid.Ujiterpenoiddenganreagen Lieberman-Bucharmemberikanwarnalarutanhijaukebiruanapabilahasilnya positif. 4.4Uji Toksisitas Ekstrak Kasar Biji Sirsak terhadap Hama Thrips Tahapanini,ekstraketilasetatbijisirsak(AnnonamuricataL.)inidiuji toksisitasnya dengan menggunakan variasi konsentrasi yaitu 5 mg/L air, 10 mg/L air,20mg/Lair,40mg/Lair,80mg/L(insektisidanabati/air)dankontrol1 menggunakan1gdetergen/Lairsebagaikontrolnegatif,menggunakan2ml/L polisulfida sebagai pembanding. Ekstrak etil asetat tersebut kemudian disemprotkan pada daun jarak pagar yang terserang hama thrips dengan menggunakan spray chamber agar insektisida dapat tersebar secara merata pada permukaan daun. Mekanismekerjasenyawayangaktifsebagaiinsektisidanabatidalam ekstrakkasarbijisirsakadalahdenganmenghambatseleramakanataumenolak makanseranggaatauhama.Berkurangnyaseleramakandariseranggatersebut tidakberkemampuanuntukmerusaktanamanbaikdengancaramemakan, mengeratataubahkanbergerakmerusaktanamansehinggamengakibatkematian seranggaapabiladalamwaktuyangcukuplamaterusmengalamikontakdengan seranggatersebut.Selainitu,senyawa-senyawayangbersifataktifsebagai insektisidajugamampumenghambattransferelektronpadasitusIdengancara menghalangiikatanenzimNADHdenganubiquinondalamrantaitransfer elektronpadaprosesrespirasiselyangakibatnyaprosespembentukanenergi metabolik menjadi terhambat (Loundershausen et al., 1991; Coloma et al., 2002). Penyerapaninsektisidayangmempunyaiefekracunperutsebagianbesar berlangsungdalammesentron(saluranpencernaanbagiantengah).Dinding mesentrontersusundariselepiteliumyangterdiriatasdualapis,yaitusenyawa lipidadanproteinyangtersebarpadabagian-bagiantertentudarilapisanlipida tersebut.Secarakeseluruhan,selaputselinibersifatlipofilik(Prijono,1988; Wardhana et al., 2005). Penyerapan insektisida yang mempunyai efek racun kontak sebagian besar terjadipadakutikula.Senyawaaktifakanberpenetrasikedalamtubuhserangga melaluibagianyangdilapisiolehkutikulayangtipis,sepertiselaputantarruas, selaput persendian pada pangkal embelan dan kemoreseptor pada tarsus (Prijono, 1988; Wardhana dan Husain, 2005). AnalisastatistikamenggunakantwowayANOVA,terdapatperbedaan yang cukup baik pada setiap perlakuan konsentrasi diberikan. Hal ini menyatakan bahwaefekkonsentrasiekstrakkasarbijisirsakterhadapmortalitas(%)hama thrips cukup toksik. Pernyataan ini dibuktikan pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.2 Pengaruh perlakuan konsentrasi ekstrak etil asetat biji sirsak terhadap nilai mortalitas (%) hama thrips Perlakuan Konsentrasi24 jam48 jam72 jam96 jam120 jam 0 mg Ekstrak/L air1 a2,8 a2,8 a3,4 a3,8 a 5 mg Ekstrak/L air10,2 b19,2 b20,2 bc21 b21,8 b 10 mg Ekstrak/L air14 bc22,8 bc24,2 cd25 bc26 bc 20 mg Ekstrak/L air15 bc26,2 bc26,6 cd28,2 cd29 bc 40 mg Ekstrak/L air17,4 cd38 cd39,2 cd39,4 cd41c 80 mg Ekstrak/L air21,8 d43,8 d44,4 d45,6 d46,8 cd Angkadalamkolomyangdiikutihurufkecilyangsamatidakberbedanyatapadataraf 5%. Konsentrasi0mgekstrak/Lairberbedanyatadengankonsentrasi5mg ekstrak/Lairsampaidengankonsentrasi80mgekstrak/Lairpadawaktu pengamatan24jam.Perbedaaninidapatdilihatdariangkayangdiikutihuruf kecilberbeda,artinyatidakadadatayangsalingtumpangtindihdaridatahasil analisis two way ANOVA. Akan tetapi, pada konsentrasi 5 mg ekstrak/L air tidak terdapatperbedaanyangnyatadengan10mgekstrak/Lairdan20mgekstrak/L air.Halinidikarenakanhurufkecilmengikutiangkanyaadayangsama,artinya datadarihasilanalisistwowayANOVAterdapatdatayangsalingtumpang tindih. Begitu pula pada data-data yang lainnya terdapat angka yang diikuti huruf kecil yang sama maka data tersebut tidak berbeda nyata, sebaliknya apabila angka yangdiikutihurufkecilyangberbedamakadatatersebutberbedanyata. Konsentrasi40mgekstrak/Lairpada72jammampumembunuh39,2%,tidak bedanyatadengankonsentrasi80mgekstrak/Lairyangmempunyaimortalitas 44,4 %. Artinyacukup dengan konsentrasi 40 mg ekstrak/L air saja sudah cukup efektif(baik)dalammengendalikanhamauji,tidakperlumenggunakan80mg ekstrak/L air. SalahsatuparameteruntukujitoksisitasadalahLC50,yaitukonsentrasi insektisidayangdiperlukanuntukmembunuh50%seranggauji.Semakintinggi LC50yangdimilikiolehsuatuinsektisidamaka,rendahtoksisitasinsektisida tersebut.sebaliknya,semakinrendahLC50 yangdimilikiolehsuatuinsektisida, maka semakin tinggi toksisitas insektisida tersebut (Akyunin, 2008). Perlakuaninsektisidanabatitersebutmempunyaiefekracun(toksik). Semakintinggikonsentrasiinsektisidayangdisemprotkan,semakintinggi mortalitasserangga.Carainsektisidadapatmasukkedalamtubuhseranggabila serangga mengadakan kontak langsung dengan insektisida, atau serangga berjalan di atas permukaan tanaman yang telah mengandung insektisida. Insektisida masuk kedalamtubuhseranggamelaluidindingtubuhdanakandapatmengakibatkan kematianpadaserangga.Namun,bilapermukaantanamanyangsudah mengandunginsektisidadimakanserangga,racuntersebutjugadapatmasukke dalamtubuhseranggamelaluisaluranpencernaan.Meskipunsuatujenis insektisidadapatmemasukisuatujenisinsektisidadapatmemasukitubuh seranggamelaluibeberapajalan.Namun,untukinsektisidakontakjalanmasuk utamanyatetapmelaluidindingtubuh(Akyunin,2008).NilaiLC50 dari masing-masing waktu pengamatan tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Nilai LC50 pada setiap waktu pengamatan Waktu pengamatan LC50

Ekstrak etil asetat biji sirsak Ekstrak air campuran daun tembakau, daun paitan dan daun sirsak 24 jam setelah penyemprotan 83,192528,965 48 jam setelah penyemprotan 22,949762,9079 72 jam setelah penyemprotan 21,1132100,577 96 jam setelah penyemprotan 19,0617125,225 120 jam setelah penyemprotan 16,9272- NilaiLC50ekstraketilasetatbijisirsakpadatiapkonsentrasidanwaktu pengamatanmasihbelummencapaikondisiyangstabil,terlihatdengansemakin menurunnyaLC50padasetiapwaktupengamatannya.Konsentrasiinsektisida nabatiyangefektifdalammembunuh50%hewanujiadalah16,9272ppmpada waktu pengamatan 120 jam setelah penyemprotan.Nilai LC50 ekstrak etil asetat biji sirsak pada tiap waktu pengamatan selain 24 jam dapat digunakansebagairekomendasi konsentrasi insektisida nabatiyang cukup efektif untuk membunuh 50% hewan uji, karena nilainya tidak terlalu jauh selisihnya.AkantetapinilaiLC50 pada24jamsetelahpenyemprotan perbedaannya sangat besar. Hal ini disebabkan karena insektisida nabati ini masihbelum dapat bekerja dengan baik dalam mengendalikan populasi hama thrips pada tanaman jarak pagar.AdanyanilaiLC50 yangsemakinkecilpadatiapwaktupengamatanini dapatdisebabkansiklushidupdarihamaujitidaksama,adayangpendekdan panjang. Hama yang bersiklus panjang akan lebih resisten pada ekstrak etil asetat biji sirsak, sehingga hama ini mampu bertahan hidup lebih lama dan mampu terus berkembang biak lebih lanjut. JikadibandingkandengannilaiLC50dariekstrakaircampurandaun tembakau,daunpaitandandaunsirsakpadapenelitianterdahulucukupberbeda. NilaiLC50daricampuranketigadauniniadalah28,9650ml/Lairpada pengamatan 24 jam setelah penyemprotan sedangkan nilai LC50 dari ekstrak kasar bijisirsakinipadapengamatan24jamsetelahpenyemprotansangatbesaryaitu, 83,1925 mg/ L. Hal ini dapat disebabkan karena banyak jenis zat aktif yang saling sinergissehinggaekstrakaircampurandauntembakau,daunpaitandandaun sirsakini.Walaudemikian,efektivitasdariekstrakinibersifatfluktuatif,yaitu denganbertambahnyakonsentrasiekstrakyangdiberikandansemakinlama waktu interaksi ekstrak dengan hama tidak memberikan pengaruh yang besar pula padahamauji.HalinidapatdilihatdarisemakinbertambahnyanilaiLC50pada tiap waktu pengamatannya. Akantetapi,ekstraketilasetatbijisirsakmempunyaikeunggulan dibandingkanekstrakairdariketigadauniniyaitu,tingkatketokisikannyalebih tinggidibandingkandenganekstrakairdariketigadauntersebut.Pernyataanini terlihat jelas pada Tabel 4.3 di atas. Namun, kelemahan dari ekstrak etil asetat biji sirsakiniadalahmetodedansampelnyacukupsulitditemukanwalaupunbiji sirsaktermasuklimbahdaribuahsirsakdibandinngkandengankeberadaandari daun sirsak yang cukup banyak ditemukan. Tabel4.4Nilaimortalitasrata-rata(%)danmortalitasterkoreksi(%)tiapwaktu pengamatan Perlakuan konsentrasi Mortalitas rata-rata (%) tiap waktu pengamatan Mortalitas terkoreksi (%) tiap waktu pengamatan 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam 0 mg ekstrak/L air 25,65,66,87,6----- 2 ml polisulfida/L air 25,237,648,875,292,4----- 5 mg ekstrak/L air 20,438,440,44243,618, 7734,7436,8637,7738,96 10 mg ekstrak/L air 2845,648,4505226,5342,3745,3446,3548,05 20 mg ekstrak/L air 3052,453,256,45828,5749,57 50, 42 53,2154,54 40 mg ekstrak/L air 34,87678,478,88233, 4774,5877,1277,2580,51 80 mg ekstrak/L air 43,687,688,891,293,642,4586,8688,1490,5693,07 Selain mengetahui nilai mortalitas hama thrips yang telah diketahui di atas, kitajugadapatmengetahuinilaimortalitasterkoreksidarisetiapperlakuan insektisidanabati.Fungsimengetahuinilaimortalitasterkoreksiiniadalahuntuk mengetahuipengaruhinsektisidanabatiyangdigunakantanpaadanyapengaruh darisurfaktan(detergen)yangdigunakansebagaizatpenuruntegangan permukaan sehingga ekstrak dapat menempel pada lapisan lilin daun jarak pagar. Apabilamortalitaspadaperlakuankontrollebihbesar0%danlebihkecil20% maka mortalitas serangga uji pada perlakuan dikoreksi dengan formula (Trisyono dan Whalon, 1999): = 100 100% Keterangan: Pt: Persen kematian terkoreksi Po: Persen kematian teramati Pc: Persen kematian kontrol Berdasarkannilaimortalitasterkoreksitersebutdapatdiketahuibahwa pengaruhsurfaktanyang digunakan tidak terlalu besar terhadap mortalitas hama thripsyangdihasilkan.Pernyataaniniterlihatpadatabel4.4diatas,yaitu mortalitasrata-rata(%)denganmortalitasrata-rata(%)terkoreksitidakterdapat selisihatauperbedaanyangsangatmenonjol,misalnyapadaperlakuan konsentrasi 5 mg ekstrak/L air selisih yang dihasilkan hanya berkisar 1- 4 % pada setiap waktu pengamatannya. Jumlahmortalitashamathripsyangdihasilkanolehkontrolpositif (polisulfida)yangberfungsisebagaipembandingnyayaitu37,6%pada pengamatan 48 jam setelah penyemprotan. Jumlah mortalitas ini sangat tidak jauh berbeda dengan jumlah mortalitas yang diberikan oleh 5 mg/ L insektisida nabati, misalnya.Halinijugamembuktikanbahwakandungansenyawabioaktif insektisidanabatidalamekstrakkasarbijisirsakmengakibatkanmeningkatnya jumlahmortalitashamathripstiapwaktupengamatannya.Akantetapi,pada pengamatan96jamdan120jamsetelahpenyemprotanterdapatperbedaan mortalitasrata-rata(%)yangcukupbesarantaraekstraketilasetatbijisirsak denganpolisulfida(kontrol+).Walaupundemikian,ekstraketilasetatbijisirsak ini dapat dikatakan sebagai insektisida nabati terhadap hama thrips pada tanaman jarakpagar,karenamampumengendalikanpopulasihamathripsdengan konsentrasiyang cukup kecil,yakni 5 mg ekstrak/ L air dengan waktu kontak 72 jam pengamatan setelah penyemprotan. 4.5Pemisahansenyawaaktifdalamekstraketilasetatbijisirsakdengan kromatografi lapis tipis (KLT) Kromatografilapistipis(KLT)merupakanmetodepemisahansenyawa kimiadenganmenggunakanfasediamdanfasegerak.Pemisahansenyawadari ekstrak kasar dilakukan menggunakan plat silika gel 60 F254 dengan menggunakan berbagai jenis eluen untuk memisahkan senyawa asetogenin yang diduga terdapat dalamekstrakkasarbijisirsak.Eluen-eluenyangdigunakanmerupakanjenis eluen yang digunakan pada penelitian terdahulu. Eluen-eluen ini digunakan untuk memisahkansenyawaasetogeninyangbanyakterpadatpadatunamanfamili Annonaceae. Eluenterbaikmerupakanjeniseluenyangdapatmemisahkankomponen senyawayangbanyak,bagustidakberekordanpemisahanspot-spotnyajelas, sehinggahasildemikiandapatdikatakansebagaipemisahansenyawayangbaik. SpotnodayangdihasilkanselanjutnyadiamatidibawahlampuUV,kemudian dideteksidenganpereaksisesuaigolongansenyawanya.Vanilin-asamsulfat adalahpereaksiyangdigunakanuntukmenambahkepekaandeteksidan menghasilkan perubahan warna yang ada kaitannya dengan struktur senyawa yang bersangkutan (Markham, 1988). Vanilin-asam sulfat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gugus lakton dengan memberikan warna ungu apabila positif. Gugus laktonmerupakansalahsatugugusfungsiyangselaluterdapatpadastruktur senyawaaseogenin.Banyaknyaspotnodayangterbentukmenunjukkan banyaknya komponen senyawa dalam ekstrak yang dapat terpisahkan. HasilpemisahandenganmetodeKLTdenganeluenkloroform:etilasetat (3:7),etilasetat:isopropilalkohol(9:1),diklorometan:metanol(2:1), kloroform:metanol(2:1),metanol:air(80:20),heksana:diklorometan: metanol : air (10: 5: 7: 3),etanol : diklorometan : metanol (2 : 3 : 1) danheksana :etilasetat:isopropilalkohol(13:0,3:0,3)tidakmemberikanhasilyangbaik. Hasilyangtidakbaikinikarenatidakterbentuknyaspot(noda)setelahdielusi denganeluen-eluentersebutbaikpadasaatdiamatidibawahlampuUVataupun padasaatdideteksidenganreagenvanilin-asamsulfatmemberikanhasilyang negatif. Berikut adalah tabel hasil pemisahan ekstrak etil asetat dengan KLT pada berbagai eluen: Tabel4.5HasilpemisahanekstraketilasetatdenganKLTpadaeluen-eluen senyawa asetogenin Jenis EluenRf Kloroform : etil asetat (3:7)- Etil asetat:isopropil alkohol (9:1)- Diklorometan:metanol (2:1)- Kloroform:metanol (2:1)- Metanol:air (2:1)- Heksana:diklorometan:metanol:air (10:5:7:3) - Etanol:diklorometan:metanol (2:3:1)- Heksana:etilasetat:isopropilalkohol (13:0,3:0,3) - Keterangan: (-) : tidak terdapat spot/noda HasilpemisahanyangnegatifdenganmetodeKLTinidapatdisebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya teknis KLT yang kurang tepat, dan eluen kurang sesuaimeskipuneluenyangdigunakanmerupakaneluenuntukpemisahan senyawaasetogenin.KLTmerupakansuatumetodepemisahanberdasarkan perbedaandistribusiduafasa.Fasadiamyangdigunakanadalahplatsilikagel yang bersifat polar, sedangkan eluen yang digunakan bersifat polar sampai sangat polarkarenamengandungair.Kepolaranfasadiamdanfasagerakhampirsama, tetapimasihlebihpolarfasageraksehinggaekstrakkasarbijisirsakyang dipisahkan terangkat mengikuti aliran eluen, karena ekstrak tersebut bersifat polar. Untuk mengetahui golongan senyawa ataupun jenis senyawa yang terdapat dalam ekstraketilasetatinidilakukaninedntifikasidenganspektrofotometerFTIRdan kromatografi gas-spektroskopi massa. 4.6IdentifikasiJenisGugusSenyawayangAktifsebagaiInsektisidadalam Ekstrak Etil Asetat Biji Sirsak 4.6.1Identifikasi dengan Spektrofotometer FTIRSpektrofotometer FTIR merupakan suatu metode identifikasi gugus fungsi dari suatu senyawa berdasarkan perbedaan momen dipol. Molekul yang memiliki perbedaan momen dipol yang dapat bervibrasi dan dapat terbaca oleh sinar FTIR. Sebelummenganalisisekstrakkasarbijisirsak,dibuatpeletKBrsebagaimedia identifikasi.Bilangangelombangyangseringdigunakandalamanalisissenyawa bahan alam yaitu di daerah IR tengah (4000-400 cm-1). Hasil identifikasi senyawa tanin dengan spektrofotometer FTIR dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.6 Interpretasi spektra FTIR dari ekstrak etil asetat biji sirsak Keterangan: vs = very strong; s = strong; m = medium; w = weak Hasilspektruminframerahdariekstrakkasarbijisirsakterdapatbanyak puncak,karenaekstrakyangdiidentifikasikanmasihberupaekstrakkasarbukan ekstrakhasilpemurniannya.Hasilinterpretasipuncakhasilidentifikasidengan referensidariJohnWileydanSons(1994)menunjukkanbahwadalamekstrak kasarbijisirsakmengandunggugusfungsisepertiOHbebas,selainitu Sastrohamidjojo(2001)mengatakanbahwaapabilaterdapatpuncakserapan sangat lebar terbentuk pada bilangangelombang3379,1 cm-1, sebagai akibat dari vibrasi ikatan hidrogen intramolekul (Sastrohamidjojo, 2001). Adanyagugus OH inidimungkinkandaripelarutyangdigunakanuntukmengekstraknyayaitu Puncak Bilangan gelombang(cm-1) Jenis vibrasiIntensitas Ekstrak etil asetat biji sirsak Pustaka 13379,13670-3580OHvs 22929,62940-2915-CH2- (acyclic)m-w 32928,82840-2975CH (straching)m-w 42361,4-Udara- 52360,8-Udara- 61732,11745-1730 C=O (,-unsaturated -lactones)w 71624,51625-1590C=C (aromatic)v 81526,9--- 91457,81370-1465-CH3 (bending)m 101418,81480-1440-CH2 (bending)m 111339,61375-1275Tetrahydrofurans (CH2 def)v 121246,41260-1180Epoxidesm-s 131105,31125-1085 Saturated secondary alcohol s 141055,91085-1030saturated primary alcohols 15997,1--- 16925,8950-860Ring vib, trans epoxidesv 17867,4860-760Tetrahydrofurans (CH2 def)s 18601,3--- alkoholsehinggamempengaruhiserapanOHyangsangatmelebarpadabilangan gelombang 3500-3000 cm-1 dan terbaca pada spektrofotometer FTIR. Hal ini juga didukungdenganmunculnyapuncakpadabilangangelombang1105,3cm-1dan 1055,9cm-1yangmerupakanpuncakdarialkoholsekunderdanalkoholprimer. Alkoholsekunderdimungkinkanmerupakankontaminanyangbisaberasaldari alat atau lingkungan sekitar, sedangkan alkohol primer dimungkinkan berasal dari pelarutmetanolyangmasihtertinggaldalamekstrakpadasaatmengekstrakbiji sirsak tersebut. Spektrumlemahpadabilangangelombang1732,1cm1dapat dimungkinkan bilangan gelombang dari C=O dari gugus lakton tak jenuh. Lakton takjenuhinijugamerupakangugusyangselaluterdapatpadastruktursenyawa asetogenin. Spektrum yang lemah pada bilangan gelombang 1246,4 cm1 menunjukkan bahwaadaC-Odarigugusepoksida.Bilangangelombang925,8cm1 juga merupakangugusdaricincinepoksida.Untukmengetahuilebihjelasjenis senyawa-senyawayangterdapatdalamekstrakkasarbijisirsakini,dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan gas chromatograph- mass spektra (GC-MS). 4.6.2Identifikasi dengan Gas Chromatography-Mass Spektra (GC-MS) Hasilidentifikasidengankromatografigasmemberikanbanyakpuncak, yangartinyadalamekstrakkasarbijisirsakterdapatbanyaksenyawa.Senyawa-senyawatersebutdiantaranya:asamtetradekanoat,asam9-heksadekanoat,asam 7-oktadekanoat,asamoleat,danasamheksadekanoatyangtermasukdalamjenis asam organik dan 2-furankarboksaldehid.BeberapasenyawahasilidentifikasiGC-MSdiatasdimungkinkan memiliki potensi sebagai senyawa aktif sebagai insektisida nabati. Hal ini terbukti dengannilaiLC50yangdihasilkandariujitoksisitasekstrakkasarbijisirsak terhadaphamathripspadatanamanjarakpagarcukupkecilyaitu;16,9272mg ekstrak/L air pada waktu pengamatan 120 jam (5 hari). Akan tetapi, jenis senyawa yangtelahdiketahuisecarajelasmempunyaipotensisebagaiinsektisidanabati adalahasamlinoleat.HalinididukungolehhasilpeneltiandariSantonidan Arneti(2006),yaituekstrakmethanoltumbuhanT.diversifoliapadatanaman dataranrendahterhadaplarvaP.xylostellasebesar38.00(w/v).TanamanT. diversifoliamengandungAsamlinoleat,phytoldanasamheksadekanoatdengan kadaryangtinggi.Senyawainiyangdidugamenyebabkankematianpada serangga. Asampalmitatjugamerupakansenyawaaktifinsektisidanabatidalam ekstrakbijisirsak,karenaSuirta,dkk(2007)telahmelakukanujitoksisitas terhadaplarvanyamukAedyesaegyptidengannilaiLC50=58,70ppm.Asam palmitatjugamempunyainamalainyaituhexadecanoateacid.Mekanisme fragmentasiasampalmitat,spektraMSsenyawaasampalmitatdangambar kromatogram hasil identifikasi dengan GC-MS tertera di bawah ini: Gambar 4.8 Kromatogram ekstrak etil asetat biji sirsak Gambar 4.9 Spektra MS senyawa asam palmitat atau hexadecanoic acid (methyl ester) O OHasam palmitat (asam heksadecanoat )CH3(CH2)11 CHH2CHCH2COCH3O.+CH3CH2CH2(CH2)12 CO.+OCH3CH3(CH2)14 C O+CH3CH2CH2(CH2)12 COCH3O.+CH3-CH2-C+H2CH2C.H(CH2)10 COCH3O+H-C-CCO.+HOCH3H2C-CH3(CH2)11-CH=CH2m/z 270m/z 74-O.+CH3m/z 239m/z 270-C.12H24COOCH3m/z 43m/z 270deret ion CnH2n-1O+2m/z 270 m/z 227, 213, 199, 185, 171, 157, 143, 129, 115, 107, 87CH3CH2CH2Gambar 4.10 Mekanisne fragmentasi hexadecanoic acid (methyl ester) yang diusulkan (Suci D, dkk., 2003) Gambarmekanismefragmentasihexadecanoicacid(methylester)diatas terlihat ion molekul pada m/z 270 yang berasal dari C17H34O2+, sedangkan puncak dasarpadam/z74berasaldariC3H6O2+yangterbentukkarenapemecahan melaluipenataanulangMclafferty.Pemecahanm/z239yangberasaldari C16H31O+yang dihasilkan oleh lepasnyagugus metoksi dari puncak ion molekul. Sedangkanpemecahandenganm/z443diperolehdarilepasnyaradikal C12H24COOCH3. Puncak-puncak pada m/z 87, 101, 115, 129, 143, 157, 171, 185, 199, 213, dan 227 merupakan pola fragmentasi karena adanya pemecahan pad tiap ikatan C-C dan dikenal sebagai pola fragmentasi deret ion CnH2n-1O2+. Pola fragmentasi ini merupakanpolafragmentaikarakteristikuntuksenyawa-senyawagolonganester rantai panjang (Silverstein, et al.,1991). 4.6.3Dugaan Mekanisme Asam Lemak Sebagai Insektisida Senyawa aktif insektisida nabati dalam ekstrak etil asetat biji sirsak seperti asamlemakakanbergetardidalamjaringantubuhseranggayangpadaakhirnya seranggaatauhamaujitersebutkehilanganenergidanakhirnyahamaatau serangga tersebut mati. Mekanismekerjasenyawaaktifinsektisidanabatidariekstraketilasetat bijisirsakiniakanmenyerangjaringansyaraf-syarafdalamtubuhserangga. Adanyaseranganpadajaringansyarafinidapatmengakibatkanseranggatidak dapatmerusaktanamankarenakehilangannafsumakan,ataubahkantidak mampubergerakuntukmerusak(memakan,mengerat)tanamansehinggatubuh seranggaujimenciutdanmengeringsehinggaseranggaujitersebutmatikarena kehilangan energi. Fakta ini didukung oleh pernyataan Coloma et al., (2002) yaitu senyawa-senyawayangbersifataktifsebagaiinsektisidamampumenghambat transferelektronpadasitusIdengancaramenghalangiikatanenzimNADH denganubiquinondalamrantaitransferelektronpadaprosesrespirasiselyang akibatnya proses pembentukan energi metabolik menjadi terhambat. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukanini,makadapatditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1.Pengaruhekstrakkasarbijisirsakterhadapaktivitasataumortalitashama thrips pada tanaman jarak pagar adalah: Pada konsentrasi 40 mg ekstrak/L air pada waktu pengamatan 72 jam setelahpenyemprotansudahcukupefektif(baik)dalam mengendalikan hama uji sebesar 39,2 %.2.Jenissenyawadalamekstraketilasetatbijisirsakiniadalahasamlinoleat, asamoktadekanoat,asampalmitatdan2-furankarboksaldehid.Halini diperkuat dengan data hasil identifikasi yang diperoleh dari spektrofotometer FTIR dan kromatografi gas-Spektrometer Massa (GC-MS). 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan: a.Perluadanyapenelitianlebihlanjuttentangpenambahanwaktupengamatan padasaatujitoksisitasekstrakkasarbijisirsakterhadaphamathripsagar dapatmemberikanrekomendasikonsentrasiinsektisidanabati(ekstraketil asetat biji sirsak) yang lebih tepat (optimal).b.Perluadanyapenelitianlebihlanjuttentangprosespemurniansenyawayang bersifatbioaktifsebagaiinsektisidanabati,yaitudenganvariasipelarut, kromatografi kolom.c.Danjugaperludiadakanidentifikasijenissenyawayanglebihlanjutdengan GC-MS dengan penyetingan BM di atas 600, LC-MS dan NMR. d.Perludiadakanpenelitiantentangpengaruhbijisirsakyangdiekstraksi denganairsebagaiinsektisidanabatiterhadaphamathripsataupunhama yang lain. DAFTAR PUSTAKA Achmad,S.A.2009.IlmuKimiadanKegunaanTumbuh-TumbuhanObat Indonesia. Bandung: ITB. Akyunin.2008.ToksisitasBeberapaGolonganInsektisidaterhadapMortalitas Selenothripstubrocintus(GIARD)padatanamanJarakPagar.Laporan tidak diterbitkan. Malang: Biologi UIN Malang. Alali,F.Q.,X.X.LiuandJ.L.Mc.Laughlin.1999.AnnonaceousAcetogenins: Recent Progress. J. Nat. Prod. 62: 504540. Anonim. 2007a.Sirsak (Annona muricata, L.).http://www.iptek.net.id/pd_tanobat/view.php?id=263.Diakses11 Februari 2009. Anonim. 2008. Insektisida Nabati. httpforum.upi.eduv3index.phptopic=15675.0.Diakses 11 Februari 2009. Anonim. 2007b. Spektrofotometer Uv-Vis.http://www.labins.wordpress.com20070823. Diakses 5 September 2009. Cunha,M.M.,NascimentoF.C.,PimentaS.L.P.,BoaventuraM.A.D.,SalasC.E. danLopesM.T.P.2009.ScreeningofCytotoxicActivityinHexanicand Ethanolic Extracts of Rollinia laurifolia.

ChavezD,RMata,R.IPrietoandB.LHansel.2001.AnnonaceousAcetogenins